Krn, katanya, "pergi tampak punggung, pulang tampak muka", sy mau memberi sedikit penjelasan.
1. Demonstrasi adalah hak warga negara dan dilindungi oleh UU. Setiap aksi demonstrasi wajib melapor kpd polisi dan polisi wajib memberikan pengamanan. Aksi demonstrasi dilaporkan jumlahnya, tempatnya, jamnya, dll. 2. Korupsi adalah benalu bangsa ini. VOC tumbang krn korupsi. Begitu juga dengan beragam rezim, sejak Soekarno, Soeharto sampai Gus Dur. Inti gerakan mhs 1998 adalah hapuskan korupsi, kolusi dan nepotisme. Korupsi juga sudah dimasukkan sebagai kejahatan luar biasa selain kejahatan perang. Korupsi melanggar hak asasi manusia. Banyak kasus2 busung lapar terjadi krn korupsi. Dgn Indeks Persepsi Korupsi yg rendah, Indonesia masuk negara darurat korupsi. Maka, aksi demo menantang para koruptor bukan hanya sah dan tdk dilarang UU, melainkan juga panggilan nurani utk masa dpn Indonesia yg lbh baik. Siapapun yg merasa memikirkan Indonesia yg lbh baik, tetapi tdk mengutuk para koruptor, patut dipertanyakan motifnya. 3. Sejarah mencatat bhw aksi2 demonstrasi bukanlah penyebab dari beragam hal2 buruk, seperti kematian dll, melainkan akibat dari hal2 buruk itu. Demonstrasi selalu menjadi pilihan terakhir, bukan pilihan pertama. Thn 1908, terjadi aksi demo di Sumbar utk menentang pajak belasting. Demo juga dilakukan utk menentang ordonansi sekolah liar, dimana pesantren2 dilarang berdiri oleh negara kolonial. Sejarah Minang moderen dihiasi oleh aksi2 demonstrasi, juga dihiasi oleh penyair2 yg kemudian juga membentuk Indonesia moderen dan Indonesia merdeka. Chairil Anwar dan genknya, Taufik Ismail dan genknya, adalah contoh dari para penyair spt itu. 4. Bhw afiliasi politik para penyair itu sah2 saja. Chairil Anwar dekat dgn kelompok anak2 muda revolusioner yg menjadi binaan Tan Malaka, selain tentu juga dekat dgn kelompok Sutan Syahrir. Taufik Ismail jelas dekat dengan Partai Masyumi dan belakangan dekat dgn Partai Gerindra. Puisi atau syair, demonstrasi dan pandangan politik adalah senyawa yg bisa saling dipisah2kan, tetapi juga tdk bisa dicampuradukkan, tergantung dari pisau analisis yg dipakai. 5. Menurut sy, terlalu naif meminta para demonstran itu memilih pemimpinnya sendiri -- krn skrg terlihat mrk tdk punya pemimpin, hanya bergerak kesana dan kesini -- sbg sikap mengganti pemimpin sekelas SBY (yg tersirat dlm tulisan di bwh). Terlalu dihubung2kan. Pikiran2 di bawah terlalu paranoid. SBY sendiri juga punya kumpulan puisi dlm bentuk CD dan buku. Satu puisinya dibacakan dlm acara dialog kebudayaan dgn para ahli waktu pilpres lalu. JK juga menulis puisi dan dibacakan juga, tentang Ambon. Ulasan media tdk menyebut keduanya dgn sikap sinis, malah menghargai usaha mrk memaknai kebudayaan scr luas. Pendidikan sy di Fakultas Sastra UI dan FISIP UI lbh dari cukup utk melihat puisi scr lbh berjarak. Ada byk semester yg sudah sy lewati. Bhw sy skrg jadi politikus -- lbh dari setahun --, itu tdk mutlak memberi hak org lain bhw setiap hal yg menjadi concern sy adalah politik. Siapapun yg menolak demonstrasi semestinya paham bhw dunia demo itu juga yg melahirkan byk pemimpin dan negarawan hebat di negeri ini. Almarhum Syahrir adalah demonstran. Soedjatmoko juga demonstran. Rizal Ramli, Fahmi Idris, Budiman Sudjatmiko, Fadli Zon, dan ribuan pemimpin lainnya di dunianya dulu adalah demonstran. Taufik Ismail adalah demonstran. Rendra adalah demonstran. Kaum demonstran yg bermodal puisi jelas lbh bermartabat dari yg bermodal pentungan dan batu2. IJP "Tiada Kata Jera dalam Perjuangan..." -----Original Message----- From: Zulkarnain Kahar <kahar_zulkarn...@yahoo.com> Date: Sat, 21 Nov 2009 11:33:05 To: <rantaunet@googlegroups.com> Subject: [...@ntau-net] Re: Bersatulah Kaum Demonstran! and then what..? setelah kami bersatu setelah menyinsing lengan baju setelah otak kami beku setelah badan kami kaku setelah lahir yatim baru setelah lahir janda baru setelah orde berganti baru setelah tangis berubah haru setelah sejarah berlalu setelah sukarno ber neo neo baru setelah suharto ber orde baru setelah habibie tak laku setelah amin tak berani maju Setelah gusdur tak bersepatu Setelah mega ber itu itu setelah akbar bergolkar baru setelah kala tak berkuku what do you expect us to do berbaris menghadang peluru berkorban untuk pemimpin baru bermimpi ada perubahan baru katakan siapa pemimpin baru itu tolong sampaikan pesan ku kita sudah berbaju baru pelajari dan rangkul rajkyatmu ajari mereka dengan ilmu bukan dengan janji janji palsu Siapkan dirimu untuk menang diajang pemilu Kalau berdoa masih laku inilah doaku.. Hidup negeri ku Ya Allah naikanlah harkat dan martabat bangsaku Jauhkanlah para pemimpin dan calon pemimpin kami dari hal hal yang salah Amin Zulkarnain Kahar Si Indonesia dari Minangkabau From: Indra J Piliang <pi_li...@yahoo.com> To: RantauNet <RantauNet@googlegroups.com> Sent: Sat, November 21, 2009 3:27:10 AM Subject: [...@ntau-net] Bersatulah Kaum Demonstran! Bersatulah Kaum Demonstran! Oleh Indra J Piliang Seruling waktu telah ditiup. Malaekat sejarah bangun. Tan Malaka tidak lagi berteriak di dalam kuburnya. Massa actie! Massa actie! Massa actie! --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama =========================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---