Assalamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu

Bukit Tinggi 17 - 21 Desember 2009

(1)

Ada lagi kesempatan pulang kampung. 'Keharusan' karena ada ipar mau mantu, 
menikahkan puterinya. Dan karena ada rapat di Ma'had Tahfizhul Quran Syekh 
Ahmad Khatib di kampung. Aku dan istriku berangkat hari Kamis 17 Desember 
dengan pesawat Batavia. Sampai di Minangkabau International Airport jam 12.30 
siang. Sangat on time. Langsung menyewa taxi untuk menuju Bukit Tinggi. Di 
bawah guyuran hujan rinai-rinai.

Sampai di Bukit Tinggi, di mess PLN di Jalan Luruih sekitar jam tiga sore 
lebih. Sengaja tidak mampir di jalan untuk makan siang, karena hari hujan dan 
karena aku cinan, ingin makan di restoran Selamat di Kampung Cino. Tapi hari 
hujan. Dan pilek istriku sedang menjadi-jadi. Aku lalu meminjam payung dan 
berjalan kaki ke Selamat yang hanya sekitar dua ratus langkah dari mess PLN. 
Dan kamipun makan nasi ramas Selamat.

Di malam hari yang lambok karena hujan tidak kunjung berhenti, kami tidak 
kemana-mana. Adik ipar yang datang mengunjungi kami.

Hari Jumat subuh aku terbangun saat azan pertama. Di luar hujan sudah berhenti. 
Begitu azan kedua (azan subuh yang sebenarnya berkumandang) aku keluar 
sendirian. Istri masih flu berat. Aku berjalan kaki melintasi jalan, mendaki 
jenjang dan menuju Masjid Raya. Ini hari Jumat. Dan benar, di subuh hari Jumat 
ini imam membaca surat Sajadah di rakaat pertama. Berbeda dengan kesempatan 
terdahulu yang mungkin sekitar dua tahun yang lalu, ketika aku juga shalat 
subuh di masjid ini, maka pagi ini jamaahnya lebih dari dua puluhan orang. 
Artinya cukup banyak. Harus diingat bahwa lokasi masjid tidaklah di 
persekitaran rumah tinggal.

Hari mulai agak cerah di sebelah pagi. Tadinya kami mengira bahwa ipar yang 
dari Sawahlunto akan datang pagi ini. Soalnya nanti sore kami akan ke 
Limbanang, ke tempat ipar yang akan menikahkan puterinya itu. Jam sebelas 
seperempat, ipar yang di Sawahlunto memberi tahu bahwa mereka (suami istri) 
akan datang sekitar waktu ashar. Kok penting betul ini ditulis? Karena tadinya 
kami menunggu mereka untuk pergi makan nasi Kapau uni Lis. Jadi, kami pergi 
berdua saja. Melintasi jalan, mendaki jenjang. Padahal sudah hampir jam 
setengah dua belas, waktu untuk pergi ke masjid untuk shalat Jumat. Kami 
sempatkan juga pergi mengunjungi uni Lis. Nasi Kapau jo gulai tunjang. Melepas 
taragak. Jam dua belas kurang lima ketika aku memasuki Masjid Raya. Tentu saja 
hanya kebagian saf di belakang.

Sore harinya, kami berempat berangkat menuju Payakumbuh untuk terus ke 
Limbanang. Di perjalanan, menjelang Baso, terlepas ucapan pambayan (suami dari 
ipar) bahwa mereka sudah mencicipi minuman kawa di Tabek Patah. Dua bulan yang 
lalu, kami berempat lewat di Tabek Patah dalam perjalanan ke Sawahlunto dan 
berbincang tentang minum kawa di galuak. Sayang waktu itu lepaunya sudah tutup 
(ketika kami melintasi jalan waktu itu sudah jam sembilan malam). Dan akhirnya, 
sore ini, kami berbelok ke Tabek Patah. Alek di Limbanang itu nanti sesudah 
maghrib dan kami masih punya waktu.

Kami minum kawa di lepau di pinggir jalan. Minum air rebusan daun kopi dari 
galuak (tempurung kelapa). Daun kawa yang disangai mengeringkannya. Dengan rasa 
kalek-kalek tanggung. Memang begini rasanya dulu..... lebih lima puluh tahun 
yang lalu. Bedanya sedikit, dibandingkan jaman entah berantah dulu itu, kali 
ini pemanisnya bukanlah gula enau tetapi gula biasa. Mungkin maksudnya untuk 
lebih praktis saja. Kami hirup kawa hangat ditemani goreng pisang raja.

*** 
 
Muhammad Dafiq Saib Sutan Lembang Alam
Suku : Koto, Nagari asal : Koto Tuo - Balai Gurah, Bukit Tinggi
Lahir : Zulqaidah 1370H, 
Jatibening - Bekasi


      

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke