Sanak Kurnia, pak Darul, dan para sanak sekalian,
Sungguh, saya senang sekali membaca posting Anda berdua tentang masalah 
pengangguran di Ranah, bahwa akar masalahnya bukanlah pada kurangnya lapangan 
kerja itu sendiri, tetapi pada karakter manusinya. Seorang penulis Amerika 
tentang kepemimpinan para jenderal meringkas masalah ini dengan frasa padat 
bahwa: character is everything.
Dengan kata lain, bukan tingginya pendidikan, bukan banyaknya koneksi, bukan 
banyaknya peluang yang akan menentukan seseorang itu mempunyai pekerjaan atau 
tidak, tetapi pada baik tidaknya karakter yang bersangkutan. Dalam hubungan ini 
saya baru saja membaca buku-buku Dahlan Iskan, Dirut PT PLN yang baru, dan saya 
sungguh terkesima. Dari anak sebuah keluarga miskin di Jawa Timur, yang baru 
mengenal sepatu pada saat menjadi murid kelas dua SMA, beliau mampu mengatasi 
kemiskinan tersebut, dan tumbuh menjadi seorang CEO dari k.l. 100 buah 
perusahaan, pandai bahasa Arab, Inggeris, dan ... Mandarin ! Beliau tekun, 
rendah hati, jujur, mau belajar, sangat islami [walau jarang sekali mengutip 
ayat Quran atau hadits Nabi], teliti, dan herannya tidak mata duitan [sampai 
sekarangpun beliau memimpin sebuah perusahaan daerah dengan syarat: tak mau 
digaji !]Sudah barang tentu saya bertanya dalam hati, kok di Sumatera Barat 
yang -- dahulu - terkenal dengan jiwa
 wiraswastanya itu demikian banyak pengangguran ? {Termasuk beberapa orang adik 
kandung saya sendiri dan putera-puteranya !]. Kesimpulan saya secara pribadi 
sama dengan kesimpulan Sanak Kurnia, bahwa mereka banyak yang malas,mau enaknya 
saja, tinggal minta bantuan kepada sanak saudaranya di Rantau.Masalahnya lebih 
lanjut: siapakah yang membentuk karakter seseorang ? Banyak bacaan mengatakan 
bahwa tokoh paling penting dalam pembentukan watak seseorang adalah ibu, 
khususnya pada saat kita berusia 0-5 tahun. Dengan kata lain, lingkungan yang 
paling menentukan dalam pembentukan karakter seseorang adalah keluarga, yang 
menurut undang-undang terdiri dari ibu, ayah, dan anak-anaknya. Sewaktu saya 
masih aktif di Komnas HAM, bersama dengan Ibu Prof Dr Ruswiati Suryasaputra, MS 
-- ketua Subkomisi Kelompok Khusus dan Komisioner Hak Perempuan -- dan Bundo 
Nyzmah Rumzy kami pernah berbincang-bincang tentang perlunya ada persiapan muda 
-mudi tentang pembentukan
 keluarga. Sayang karena berbagai kesibukan pembicaraan ini belum sempat kami 
tindak lanjuti. Saya usulkan agar topik pembentukan karakter ini dapat kita 
tindak lanjuti sungguh-sungguh, khususnya oleh karena ada masalah karakter pada 
para sanak kita yang demikian banyak  menganggur. Jika tidak ditangani secara 
mendasar, berapa banyaknya pun bantuan kita berikan, mereka akan tetap 
menganggur juga !. 

Wassalam,
Saafroedin Bahar(Laki-laki, masuk 73 th, Jakarta) 


--- On Thu, 1/7/10, Kurnia Chalik <kurnia.cha...@inpex.co.jp> wrote:

From: Kurnia Chalik <kurnia.cha...@inpex.co.jp>
Subject: RE: [...@ntau-net] 173.080 Angkatan Kerja di Sumbar Menganggur
To: rantaunet@googlegroups.com
Date: Thursday, January 7, 2010, 1:23 PM

Mak Darul sarato adi dunsanak kasadonyo,

Betul sekali Mak Darul,kalau ado kemauan,sabananyo banyak yang bisa
dikerjakan,paling tidak ikuik2 urang se dulu,sambil belajar dan menjalin
relasi.Kawan2 dan dunsanak ambo pun baitu ambo perhatikan,yang indak
mamantang ciek juo,rendah hati dan penuh semangat,ado-ado se nan bisa
dikarajokannyo sehingga bisa juo jadi kayo rayo kini,walaupun awalnyo urang
susah juo.

Dan yang menganggur,ternyata memang memiliki karakter problem kalau ambo
perhatikan. Indak sembahyang,indak peduli ka urang gaeknyo,pemalas,banyak
gengsi dan pantangan, dan banyak indak tabiaso karajo di rumah selamo tingga
dengan urang tuonyo.Baju tingga pakai,makan tingga makan,pitih tingga
mintak,  dsb.Anak2 nan cado iko nan ambo liek calon2 pengangguran tu.Anak2
nan indak tau di untuang kalau bahaso urang gaek ambo saisuak.

Jadi memang karakter yang sangat menentukan,apakah seseorang itu akan
menjadi seorang pengangguran atau tidak sabananyo.

Wasalam,
Kurnia  

-----Original Message-----
From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantau...@googlegroups.com] On
Behalf Of Darul M
Sent: Thursday, January 07, 2010 12:54 PM
To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: RE: [...@ntau-net] 173.080 Angkatan Kerja di Sumbar Menganggur

Sanak Kurnia

Jangan khawatir dengan keberadaan manusia, alam menyambut mereka. Saya
mendukung pendapat sanak Kurnia Khalik, kalau mau banyak yang dapat
dikerjakan. Hanya terbentur yang dimaui itu jauh dari yang bisa dicapai.
Seharusnya setiap horang mengerjakan apa yang bisa dicapai, sambil berusaha
meningkatkan capaian. Meningkatkan capaian itu bisa ditempat, jenis dan yang
sedang dikerjakan, ataupun tempat dan jenis yang lain.

Dikampung saja, sebetulnya tidak ada yang menganggur, asal mau bekerja
dengan benar hasilnya akan memuaskan. Seorang Ir pertanian dengan
menerapakan ilmunya dan bertani dikampung malah bisa berpenghasilan akhir
setiap tahun melebihi orang kantoran yang berdasi. Hasil akhir maksudnya
adalah kemampuan ekonomi yang bersangkutan, atau dengan kata lain tabungan
yang bisa dimiliki dan dinilai secara ekonomi setempat.

Salam
Darul
Jkt

-----Original Message-----
From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantau...@googlegroups.com] On
Behalf Of Kurnia Chalik
Sent: Thursday, January 07, 2010 9:19 AM
To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: RE: [...@ntau-net] 173.080 Angkatan Kerja di Sumbar Menganggur

Ass Wr Wb Sanak Nofend sarato adi dunsanak kasadonyo,

Kalau ambo perhatikan,sebetulnya lahan pekerjaan cukup banyak tersedia di
Sumbar saat ini,cuma mungkin bukan kerja yang bersifat kantoran.Karena yang
bersifat kantoran memang terbatas jumlahnya.

Tapi kalau ambo amati pengangguran dan ujung2nya kemiskinan pada akhirnya
sangat2 ditentunkan karakter seseorang.Orang2 yang di rumah tangganya sudah
terlatih hidup berkeTuhanan,hormat dan santun kepada orang tua
saudara,Mandiri,disiplin dengan waktu,bersih dan rapi,bermental pantang
menyerah,rendah hati dan tidak mati kegengsian & kesombongan, rata2 ambo
perhatikan jarang yang nganggur.

Demikian sedikit sumbang saran ambo Sanak Nofend.
Memang modal hidup yang utama itu adalah karakter seseorang ternyata.


Wassalam,
Kurnia





      
-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke