Oh, sajakmu menggugah hati secara instan mencucurkan air mata menyentak hati nurani berdoa untuk para syuhada kekasih Bunda ...
Salam, --MakNgah Di Rantau Jauh di Seberang Lautan Pasifik --- In rantau...@yahoogroups.com, Dasriel Noeha <dasrielno...@...> wrote: > > PRRI > > Masa indah terenggut sudah,dipetik waktu jaman antah barantah, > Masa-masa di sekolah,kutinggalkan, kucampakkan,kuraih bedil, lari ke > lembah,ke bukit,ke hutan, sembunyi, ijok, > Makan, pagi ada malam tiada, oh masih ada buah kelapa, buah labu cina, > Campur gaduang dan umbi rimba, gak apa-apa,ternyata lezat juga, > Entah karena apa, entah karena lapar, entah karena rindu masakan bunda. > > Bukit Gombak, September 57 dar..der...dor > Tentara Pusat datang, hayo lari, kita sembunyi, > Pudurkanlah api, bawa periuk nasi, mari kita cigin sembunyi, > Stengun, karaben, peluru, bawa semua, kita kebukit sana, > Arahkan moncong senjata ke jembatan di bawah, > Tembak, bila truk Reo pertama muncul di pengkolan, > Habisi, karena memang mereka datang sebagai musuh kita, > Mari, berjuang, jangan takut mati, karena mati hanya sekali... > > Leter W, Agustus 58.... > Masih tersisa, bekas tembakan mereka,tentara pusat yang menyerbu kubu kita, > Cabik-cabik tubuh ini, tersandar di palanta, terbujur kaku bergelimang darah > dan lumpur kelabu, Arifin, Samir, Zainal, Amir,pemuda gagah harapan bunda, > anak kampung yang rajin kesurau, yang pasih melantunkan suara bang dan > takbir, kesayangan Mak Malin Basa, guru ngaji kita. > Kalian yang dulu belajar di STM, di SMA, di SPG berjuang memanggul senjata > Karena Ranah Bunda menuntut bela, keadilan yang belum terbayarkan,semangat > baja merelakan jiwa > > Wahai bunda maafkan kami,kalau kami terbujur disini, > Jangan Bunda menangis kalau menjumpai pohon ini, > Di sinilah kami terbujur kaku dicabik peluru serdadu itu, > Yang datang hendak memusnahkan kami,tadi pagi sehabis shalat shubuh, > Kami lagi sujud..disergap dan ditembaki.... > > Wahai bunda inilah kami,anak kesayanganmu telah pergi, > Bersama do'amu petang pagi,agar hidup kami direstui Illahi Rabbi, > Sudah suratan kami tidur di sini di hutan rimba di Ranah Bunda > > Hidup kami singkat hanya sepenggalah,matahari redup ditengah hari, > Sedang panas turunlah hujan,membasahi tubuh, nan penuh lubang, > Ditembus peluru Orang Seberang... > > Wahai Bunda maafkan kami,jangan Bunda menangisi kami, > Sampaikan pada ayah, kami ada di sini,anak ayah yang gagah berani, > Mati muda karena jadi PRRI.. > > Balikpapan, 15 February, 2010 > Buat para pejuang, abangku, udaku, mamakku, handai tola semua yang terbujur > kaku di hutan -- . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama =========================================================== Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe