Mak Darul, kalau engine kapal membutuhkan l/k 30 ltr solar/jam. Estimasi 
running maximum horsepower rata2 5 jam/ hari termasu genset 24 jam, engine 
kapal running 2, auxicallry 2, maka kebutuhan solar perkapal per hari adalah:
(2 x 5 x30) + (1x30x24) + (2x24x10) =300+720+480=kira2 1500 ltr = 1.5 ton
Kalau 1kapal berthing/olah gerak di Bungus sekiar 7 hari/bulan,1 bulan =10.5 
tons
Nah kalau estimasi konsumsi 100 tons/bulan, berarti sekitar 9 kapal 
berthing/bulan
Memang kecil.
Perhitungan ini hanya estimasi.
Tolong mak Darul dan uda Rul Djamal konfirmasi
Wass
Dasriel


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: "Darul M" <dar...@gmail.com>
Date: Fri, 5 Mar 2010 13:19:22 
To: 'Dr.Saafroedin BAHAR'<saaf10...@yahoo.com>; 'rantaunet rantaunet 
rantaunet'<RantauNet@googlegroups.com>
Cc: 'Ir. Raja Ermansyah YAMIN'<hanni.ja...@gmail.com>; 'Dr Mochtar 
NAIM'<mochtarn...@yahoo.com>; 'Farhan Muin DATUK 
BAGINDO'<farhanm...@ymail.com>; 'azmi datuk 
bagindo'<azmi_libra_kenc...@yahoo.co.id>; 'Dr. Gusti ASNAN'<gas...@yahoo.com>; 
'H.Julius Datuk Malako nan Putiah'<inyiak.l...@yahoo.co.id>
Subject: [...@ntau-net] RE: LAUT SEBAGAI PUSAKO TINGGI MINANGKABAU

Kompas, Jumat, 5 Maret 2010 | 04:04 WIB

Ibrahim, petugas di PPS Bungus, mengemukakan, kapal berkapasitas di atas 30 GT 
yang sandar di pelabuhan itu hanya 60 unit. Semua kapal itu dimiliki oleh 
pengusaha dari luar Padang. Minimnya jumlah kapal di pelabuhan itu membuat 
serapan bahan bakar minyak bersubsidi menjadi tidak optimal, yakni kurang dari 
100 ton per bulan.

Darul’s:

 

Iko, nan di arsir kuniangko nan agak sedih awak pak Saaf, kama samiang rang 
awak. Malah ambo curiga indak bendera merah putiah lo, mungkin juo kapano 
babendera merah putiah, tapi bisa sajo nan modalno dari nagari subarang 
(Jepang, Korea, Taiwan, Thailand). Thailand sasamo Negara berkembang tapi jauah 
labiah maju dari awak perikananno.

 

Kalau awak indak gili taruih, akibaikno kekayaan di lauik nan labiah laweh dari 
daratan tu, dinikmati dek urang lua samiang taruih.

 

 

Baitu juo, nan punyo bisnis di Pulau Cubadak dan nan mengelola biz surfing di 
Mentawai, indak pulo rang awak doh. Baa mangko diawak indak Nampak bahaso itu 
adolah sumber bisnis yo. Apo lai akhir2ko orientasi rang awak alah baraliah 
dari entrepreneur (panggaleh, boss) manjadi pekerja (kuli).

 

Maaf ambo disela-sela waktu lowowng ditangah sawah sbg kulilo mah.

 

Salam

Darul

 

 

From: Dr.Saafroedin BAHAR [mailto:saaf10...@yahoo.com] 
Sent: Friday, March 05, 2010 9:22 AM
To: rantaunet rantaunet rantaunet
Cc: Ir. Raja Ermansyah YAMIN; Dr Mochtar NAIM; Farhan Muin DATUK BAGINDO; azmi 
datuk bagindo; Dr. Gusti ASNAN; H.Julius Datuk Malako nan Putiah; Darul MAKMUR
Subject: LAUT SEBAGAI PUSAKO TINGGI MINANGKABAU

 


Assalamualaikum w.w. para sanak sa palanta,

Selama ini orientasi kita orang Minangkabau terkesan sangat terikat dengan 
darat belaka, sehingga mengabaikan potensi laut, yang bisa dipandang sebagai 
'pusako tinggi' Minangkabau. Padahal, seperti ditulis oleh Prof Dr Gusti Asnan, 
pesisir Barat  Minangkabau juga pernah jaya di laut, dalam perdagangan 
internasional sekitar abad ke 18 dan 19.Rasanya kita bisa mengembalikan 
kejayaan Minangkabau di laut.

Secara berkebetulan saya mengenal beberapa urang awak, yang justru 'besar di 
laut', antara lain Capt Darul Makmur, dan -- tentu saja -- Inyiak Lako. Pak 
etek saya Thamrin (almarhum) adalah kapten kapal. Ipar saya Ismet Hermet dan 
kemenakan saya Timoer Indra Prasta juga pernah berkiprah di laut. Seorang 
keluarga dari isteri saya sekarang juga jadi kapten kapal. 

Dahulu di Teluk Bayur pernah ada galangan kapal. Sekarang kita tahu bahwa 
Bungus juga dirancang sebagai pelabuhan ikan.  Rupanya Lautan Hindia di depan 
pantai Sumatera Barat sangat kaya dengan ikan tuna, yang sekarang sudah 
diekspor dengan pesawat Cardig Air. Bp Ir Ermansyah Yamin Dt Tanmapiluti -- 
yang memperoleh pendidikan di Jepang -- bahkan sudah melakukan uji coba ekspor 
cumi-cumi dan octopus. Bukan main.

Adalah alamiah, bahwa dalam berbincang-bincang di SC KKM 2010 berkembang 
gagasan kuat untuk mendayagunakan potensi laut ini sebagai wujud rasa syukur 
kepada Allah swt, dengan menjadikannya sebagai lahan baru untuk lapangan kerja 
kaum muda. 

Dalam hubungan ini ada hasrat untuk mendirikan sebuah akademi maritim, 
bekerjasama dengan perguruan tinggi yang sudah ada.Ternyata, permintaan untuk 
anak buah kapal (ABK) sangat tinggi, sehingga rasanya tak akan cukup terpenuhi.

Bagaimana pendapat sanak sekalian ?

 

 

Wassalam,
Saafroedin Bahar

(Laki-laki, masuk 73 th, Jakarta) 

 

 
<http://us.mc575.mail.yahoo.com/mc/showMessage?fid=Inbox&mid=1_26691132_AFFkxEIAAAvzSoF%2FLw4GFX2qLAk&sort=date&order=down&enc=auto&startMid=50&pSize=25&filterBy=&clean=&acrumb=7D5fWXteb99&.rand=236325964&cmd=msg.scan&pid=2&fn=08082009134.jpg>
 Image removed by sender.

 

Pesawat Cardig Air Ekspor Ikan Tuna

 

Kompas, Jumat, 5 Maret 2010 | 04:04 WIB

Padang, Kompas - Potensi ekspor tuna segar melalui sarana kargo di Padang, 
Sumatera Barat, tergolong besar. Sejak April 2009, pesawat kargo Cardig Air 
telah mengekspor tuna segar ke Jepang hingga 408.000 kilogram.

CEO PT Cardig Air Boyke Soebroto di Padang, Rabu (3/3), mengemukakan, potensi 
ekspor tuna dari Padang terhitung potensial karena waktu tempuh dari pabrik 
pengolahan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bungus ke Bandar Udara 
Minangkabau hanya satu jam.

”Sarana infrastruktur transportasi di Padang tergolong memadai. Ini mendorong 
ekspor langsung tuna segar ke negara tujuan,” ujarnya.

Sarana infrastruktur transportasi di Padang paling baik dibandingkan dengan 
wilayah lain di Indonesia. Pesawat kargo membutuhkan jaminan barang sampai 
tepat waktu di negara tujuan.

Oleh karena itu, diperlukan efisiensi waktu untuk proses pengolahan, 
distribusi, ataupun volume pasokan barang secara kontinu. Dengan ketepatan 
waktu, kualitas ikan terjamin.

Pengiriman produk perikanan membutuhkan ruang bagasi khusus di pesawat yang 
hanya bisa disediakan oleh pesawat kargo. Hal itu disebabkan pesawat penumpang 
hanya mampu mengangkut barang maksimum 3-4 ton.

Ia menambahkan, kebutuhan tuna segar di pasar internasional tergolong tinggi. 
Setiap minggu, pihaknya mengirim ikan tuna segar ke Jepang dengan pesawat 
Boeing 737 rata-rata sebanyak 11 ton. Ikan yang dikirim berupa ikan utuh, 
dengan isi perut yang sudah dikeluarkan.

Kapasitas kargo tersebut mampu mengangkut ikan sebanyak 17 ton dalam setiap 
penerbangan. Sementara kemampuan ekspor ikan tuna melalui kargo baru sebanyak 
11 ton.

Minim kapal

Meskipun Padang berpotensi untuk ekspor tuna segar, volume pasokan ikan tuna di 
PPS Bungus hingga kini belum berkembang.

Padahal, PPS Bungus melayani kapal-kapal besar berukuran di atas 30 gross ton 
(GT) dengan daya jelajah hingga ke zona ekonomi eksklusif Indonesia.

Ibrahim, petugas di PPS Bungus, mengemukakan, kapal berkapasitas di atas 30 GT 
yang sandar di pelabuhan itu hanya 60 unit. Semua kapal itu dimiliki oleh 
pengusaha dari luar Padang. Minimnya jumlah kapal di pelabuhan itu membuat 
serapan bahan bakar minyak bersubsidi menjadi tidak optimal, yakni kurang dari 
100 ton per bulan.

Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad mengemukakan, 
pihaknya meresmikan stasiun pengisian bahan bakar nelayan (SPBN) hari Kamis 
kemarin.

Pendirian SPBN, ujar Fadel Muhammad, dimaksudkan untuk merangsang kapal-kapal 
besar agar bisa sandar di pelabuhan dan mendaratkan ikan untuk diolah di pabrik 
yang berlokasi di pelabuhan itu. (LKT)

 

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

<<~WRD000.jpg>>

Kirim email ke