Teringat, masa2 kecilku diMedan, hidup dilingkunan mayoritas etnis China 
terbesar, berikut India Singh, India, Pakistan, Arab.

Yah mungkin karena minoritas, maka mereka2 ini, kompak, saling percaya, juga 
diantara persilangan antar etnis asing. Walaupun agama mereka jikalau adapun 
(sedikit/relativ) berbeda. Tetapi ethika dagangnya sangat dijaga, umumnya 
penipuan2 antar mereka , hampir absolut tidak ada, dimata saya yang masih 
kanak2 pada masa itu (60 an awal). 
Tetapi sayang, karena system saat itu tidak menunjang para rakyat, antara multi 
etnis dengan pribumi, malah memperuncing, keadaan makin memburuk. 
Yah bagi saya yang masa itu kanak2 sekali.... merasa aneh, karena anak2 mereka 
yang sebaya saya, adalah kawan saya bermain. 
Tetapi etnis kaum saya membenci mereka. 
Dengan otak yang dimata anak kecil seumur saya, tidak bisa mengerti pada saat 
itu.
Sampai sekarang ini saya masih belum terjawab oleh saya, siapakah yang bermula 
bersalah. 
Tetapi siapakah yang bisa di(per)salahkan? 
Siapa yang memerintah?
Siapa yang mayoritas duduk dipemerintahan?
Bangsakah? Sukukah? Kelompok Agamakah? 
Agama apa yang terbesar volumenya?

Ada beberapa bagian dari rakyat yang agak berhasil mendapat pemasukan (baik 
dari gaji+ sampingan2 yang jelas atau yang kurang jelas, atau dari dagang, 
wiraswasta, dokter, pengacara, apapun coraknya) katakanlah 60 Juta Rph/A keatas?

Apakah mereka2 ini, secara langsung  (dan tidak langsung) berusaha membantu 
rakyat yang ratusan juta? 
Seandainya ada.... sebagaimana jauh, apakah bukan seperti menggarami laut?????
Rakyat jelata yang katakanlah mereka2 yang umumnya, (bisa??? tamat???) 
bersekolah SD (???), yang dipelosok2,  yang level gurunya serta 
kwalitas/motivasi kerja mereka  dengan potensi gaji/pemasukan yang labil^2, 
bisa kira2 ditaksir energie kinetik motivasi kemampuan mereka mendidik murid2, 
analog kemampuan daya sedot sang murid menampung dan mencernak input/imbasan2 
dari guru2 tersebut.

Apakah ada dari mereka2 yang berpenghasilan >60 juta Rph/A pernah praktikum 
menjadi guru (seperiode) mendidik diPelosok2 untuk membangkitkan akselerasi 
motivasi semangat belajar murid2 rakyat jelata tersebut? 
Apakah (ada/pernah)anak2 dari yang berpenghasilan >60 Juta Rph/A pernah 
bersekolah SD rakyat jelata tersebut agak seperiode?
Apakah seandainya golongan yang tersebut berpenghasilan >60 Juta Rph/A diatas 
sakit, pernah ke klinik2 rakyat jelata?

Apakah naik haji (umroh) itu wajib? 
Apakah tidak lebih berpahala/berguna pengganti naik haji (umroh) membantu 
rakyat yang jelata? 

Antahlah yuaang..............

Wassalam,
Muljadi

 




-------- Original-Nachricht --------
> Datum: Mon, 5 Apr 2010 06:17:58 +0800 (SGT)
> Von: Jacky Mardono Tjokrodiredjo <jackymard...@yahoo.com>
> An: rantaunet@googlegroups.com
> Betreff: Bls: [...@ntau-net] TEROMPET KEMATIAN

> Profesi menangis.
>  
> Tahun 1964 saya pernah bertugas di Bengkalis.
> Baik di Bengkalis maupun di Bagan Si Api Api,
> ada golongan tertentu,
> kalau ada anggota keluarga yang meninggal,
> menyewa "juru tangis".
>  
> Makin tinggi status sosial yang meninggal, 
> makin banyak juru tangis yang di sewa.
>  
> Para juru tangis menangis secara bergiliran,
> sampai berjam-jam tergantung "order".
> Mereka menangis sampai (maaf) ingusnya keluar.
>  
> Saya tidak tahu, apakah dewasa ini,
> profesi juru tangis masih ada.
>  
> Sama dengan di Kalbar,
> di Bengkalis/Bagan Si Api-Api,
> pada waktu itu juga banyak
> keturunan Cina yang  menjadi pekerja kasar.
>  
> PRT saya juga keturunan CIna.
>  
> Di Bagan, pada waktu itu ada kebiasaan yang unik.
> Selain gosok gigi, juga ada "kerok" lidah.
> Pada tiap sikat gigi ada plat yang tergantung,
> gunanya untuk kerok lidah.
> Apa ada kebiasaan semacam ini di tempat lain?
>  
> Wassalam, Jacky Mardono (L-76)
> Vila Cinere Mas, Ciputat-Tangerang.
>  
>  
> 
> 
> --- Pada Ming, 4/4/10, hanifah daman <iffa...@yahoo.com> menulis:
> 
> 
> Dari: hanifah daman <iffa...@yahoo.com>
> Judul: [...@ntau-net] TEROMPET KEMATIAN
> Kepada: rantaunet@googlegroups.com
> Tanggal: Minggu, 4 April, 2010, 3:44 PM
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> TEROMPET KEMATIAN
>  
> Setiap mendengar bunyi terompet di TV
> Memberitahukan tentang kematian WS
> Ingatanku melayang ke kota Bagan Si Api-Api
> Kota yang penghuninya mayoritas bermata sipit
>  
> Sebelum aku berkunjung ke kota Bagan Si Api-Api
> Dalam otakku tersimpul
> Dimanapun si mata sipit berada
> Umumnya kehidupan mereka di atas rata-rata
>  
> Di kota Bagan Si Api-Api inilah pada tahun 80 an
> Aku menyaksikan kehidupan si mata sipit
> Yang lengkap status sosialnya
> Yang kaya sekali sampai yang termiskin ada di sana
>  
> Pasarnya walau kecil
> Banyak barang impor disana
> Dengan kualitas yang bagus
> Dan harga terjangkau
>  
> Berada di kota Bagan Si Api-Api
> Orang Melayu 
> Menjadi tamu di negeri sendiri
> Bahasa dan budaya, asli Tionghoa punya
>  
> Ikatan kekeluargaan si mata sipit
> Memang luar biasa
> Sekali dia percaya
> Semua keluarga semarga ikut percaya
>  
> Suatu hari aku terkejut
> Ada bunyi terompet dan iring-iringan
> Lewat di depan rumah kakakku
> Di Jalan Sudirman kalau tidak salah namanya
>  
> Kulihat tanggal di kalender
> Bukan hari istimewa
> Kuperhatikan iring-iringan tersebut
> Pemandangannya aneh terasa
>  
> Ada rombongan berbaju goni
> Ada rombongan berbaju hitam
> Dikanan dan dikiri rombongan
> Kain warna-warni dibentang sebagai pagar
>  
> Malamnya kakakku bercerita
> Iring-iringan tersebut adalah
> Bagian dari acara kematian si mata sipit 
> Semakin kaya yang mati, semakin panjang iringannya
>  
> Sekarang kota Bagan Si Api-Api
> Sudah tak seperti dulu lagi
> Aku tak tau
> Apa budaya simata sipit masih dominan disana
>  
> Bengkulu, 4 April 2010
>  
>  
> Hanifah  Damanhuri

-- 
GMX.at - Österreichs FreeMail-Dienst mit über 2 Mio Mitgliedern
E-Mail, SMS & mehr! Kostenlos: http://portal.gmx.net/de/go/atfreemail

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

To unsubscribe, reply using "remove me" as the subject.

Kirim email ke