Kurang paham saya apa yg didefinisikan toleransi diam, apakah krn kurangnya bentrokkan antar etnis di Sumbat , dikatakan Toleransi Diam,?,. sayang nya mrk tidak memberikan data rujukan, sehingga dpt saja dikatakan "pendapat"sepintas lalu,.. bukankah pernah terjadi conflict horizontal antar anak nagari di suatu kabupaten? Bukan kah ini suatu dinamika masyarakat yg perlu kita cermati dan amati ? Wass. Muzirman Tanjung ----------------------------------------------------------------- Toleransi Diam di Sumbar Perbedaan Membentuk Stabilitas
Sabtu, 10 April 2010 | 03:01 WIB Padang, Kompas - Toleransi antaretnis dan di antara pemeluk agama yang terjadi di Provinsi Sumatera Barat selama ini dinilai masih berada pada tingkatan toleransi yang diam. Oleh karena itulah, perlu ditingkatkan menjadi toleransi yang bersinergi. Demikian disampaikan Sudarto dari Yayasan Pusaka (Pusat Studi Antar Komunitas), Jumat (9/4) saat ”Pentas Budaya Anak Bangsa Merayakan Kebersamaan untuk Keadilan dan Kemanusiaan” dalam rangka 100 hari Wafatnya KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Acara yang diadakan di Taman Budaya Sumbar itu menampilkan juga pentas budaya dan kesenian dari sejumlah daerah, doa lintas iman, 1.000 lilin bagi Gus Dur, dan deklarasi Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika Sumbar. Sudarto mengatakan, masyarakat Sumbar yang sangat heterogen perlu membangun kerja sama lebih erat lagi karena itu adalah substansi dari keragaman. Menurut dia, perbedaan dan kekhususan etnis secara lokal harus tetap dipertahankan dan pada saat yang bersamaan dipergunakan untuk membangun kekuatan bagi kepentingan bersama. ”Acara ini untuk merayakan keberagaman karena substansi keberagaman adalah membangun kerja sama. Yang terjadi di Sumbar adalah toleransi yang diam, bukan sinergi,” kata Sudarto. Ia menambahkan, Gus Dur adalah sosok yang mengenalkan dan mempraktikkan soal betapa pentingnya sinergi dalam keberagaman itu. Gubernur Sumbar Marlis Rahman pada kesempatan yang sama mengatakan, perbedaan akan membentuk stabilitas dengan sendirinya. ”Seperti dalam disiplin ilmu biologi, ekosistem bisa stabil karena disusun oleh komponen yang berbeda-beda, tidak mono tunggal,” kata Marlis. Ia menambahkan, Gus Dur merupakan bapak bangsa dan tokoh pelopor yang sangat menghargai keberagaman. Marlis menambahkan, saat ini tidak mungkin lagi masyarakat hidup terisolasi dengan masyarakat lain. ”Dengan adanya keberagaman, kita bisa bertahan di segala kondisi dengan hubungan yang baik,” kata Marlis merujuk kondisi di Sumbar. KH Maman Imanulhaq Faqieh, yang pada kesempatan itu meluncurkan buku berjudul Fatwa dan Canda Gus Dur, mengatakan, Gus Dur merupakan sosok yang sepanjang hidupnya memercayai bahwa agama sebagai instrumen untuk menuju perubahan. ”Sepanjang saya mengikuti Gus Dur, setidaknya ada dua hal yang Gus Dur ingin kita tahu. Pertama bahwa agama untuk perubahan dan kedua bahwa negara Indonesia ini harus kita jaga dari ancaman perpecahan,” kata Gus Maman. Ia juga mengatakan, kehadiran agama dan pemeluknya diyakini Gus Dur harus pula bisa memberikan jaminan soal kebebasan kepada orang lain untuk memiliki kepercayaan dan agamanya masing-masing. (INK) -- . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama =========================================================== Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe To unsubscribe, reply using "remove me" as the subject.