Wanita
oleh Aryandi : http://www.hnsbis.com/content/wanita
 
Entah mengapa pada penulisan tentang Cacing kemarin, banyak contoh yang 
disampaikan tentang "kejahatan" yang dilakukan oleh para Ibu terhadap anaknya. 
Hingga pagi tadi pun, saya masih membaca di Kompas terbitan hari ini sepasang 
suami istri yang berprofesi sebagai pemulung meninggalkan anaknya yang masih 
berumur seminggu di salah satu rumah di Ciputat.... Alasan masih tetap sama, 
alasan klise bahwa takut tidak sanggup menghidupi sang anak di kemudian 
hari.... Oleh yang punya rumah, anak tersebut baru diketemukan pada pukul 3.00 
dini hari diserahkan ke kepolisian bersama pengurus RT setempat. Entah rasa 
penyesalan, sang orangtua akhirnya kembali menjemput sang anak tadi yang baru 
sekian jam ditinggalkan... Akibat kelalaiannya ini akhirnya berurusan dengan 
pihak berwajib.... Inilah salah satu contoh apabila tidak punya iman, takut 
akan kemiskinan... Tidak percaya sama Yang Maha Kuasa...  Bukankah setiap anak 
yang lahir akan mebawa rezekinya
 masing-masing???? Kenapa ya masih ada orang yang membatasi KEMAHAPEMURAH-NYA 
Tuhan YME??? Kenapa ada orang yang mengkalkulasi rezeki yang Tuhan tetapkan 
berdasarkan logika dia semata???
 
Entah ini masih ada kaitan dengan Hari Kartini sehingga penulis terinspirasi 
dengan kondisi para Ibu, entahlah.. Yang jelas jika diperhatikan dengan apa 
yang diiklan di televisi saat ini tentang emansipasi wanita, kenyataan ini 
sangat bertolak belakang. Di layar kaca, terpampang wanita yang dengan 
bangganya juara lomba balap mobil, dunia yang didominasi kaum pria. Ada seorang 
wanita insinyur yang memberi arahan pada anak buahnya seorang pria. Ada seorang 
wanita yang pede-nya presentasi di dalam suatu rapat dimana peserta juga kaum 
pria. Wanita yang energik, berdedikasi dan berprestasi...
 
Duh sanggat jauh berbeda apa yang diiklankan dengan yang terjadi di lapangan...
 
Begitu juga dengan berita kawin cerai para selebritis yang dikupas habis di 
dunia infoteinment baik di tabloid, koran berwarna maupun televisi. Di media 
televisi hal ini sudah sangat luar biasa jam tayangnya, mulai dari pagi, siang 
dan sore hari menghiasi hampir diseluruh stasiun televisi swasta. Bukankah ini 
sudah tidak layak ditonton,,, jelas0jelas ini sudah tidak mendidik. Penuh 
intrik, berbau fitnah ataupun jika benar sudah terang-terang membuka aib, 
bahkan menggumbar syahwat segala dr pakaian yang dikenakan baik oleh selebritis 
yang disorot atapun dari presenter yang membawa acara tersebut... Ini sudah 
keluar dari norma agama apapun... Acara ini sudah lebih dari sekedar makan obat 
dari yang diresepkan dokter... Inilah buktik bahwa bangsa ini sebenarnya sedang 
sakit.. Sakit PARAH dan AKUT....
 
Coba bedakan dengan tayangan bermutu seperti Untuk mu Ibu Indonesia yang 
dibawakan oleh Bunda Neno Warisman. Ada laguAyah Engkau lah Bintang yang 
disenandungkan setiap awal acara, jeda iklan serta penonton di studio. 
Narasumbernya pun adalah orang-orang yang menjadi bintang dalam keluarga, yang 
diangkat dari kehidupan nyata, pengalaman pribadi serta ada testimoni dari 
sanak saudara, teman/sahabat dari Narasumber yang ditampilkan... Namun 
kenyataannya acara ini hanya ditayangkan oleh TVRI saja, itupun disaat akan 
sholat jum'at.... Tadi ketika saya tanyakan istri, dia pun sudah lama tak 
melihat acara tersebut.... Entah hilang kemana acara favorit dia dan anak-anak 
kami dirumah... Jelas-jelas acara yang memberi manfaat bagi keluarga seperti 
ini tidak bertahan lama karena ratingnya kalah dengan berita gossip, 
infoteinment yang tidak bermanfaat dan mendidik...
 
Begitu juga di ajang PILKADA dibeberapa daerah yang kita lihat saat ini. Ada 
perempuan yang tak jelas "status"-nya, ada "RATU MAKSIAT" memaksakan diri untuk 
menjadi calon BUPATI/Wakil Bupati... Ehhh yang mendukung malah malah dari 
partai-partai besar, partai-partai yang menjunjung moralitas, partai yang 
berbasis agama juga... Apa sih sebenarnya yang terjadi? Apakah tidak ada tokoh 
lain yang secara moralitass lebih baik untuk dicalonkan? Apakah untuk jadi 
pemimpin itu hanya bermodalkan popularitas? Bukankah segala sesuatunya itu 
harus diserahkan pada Ahlinya... Jika merasa tidak punya kemampuan, mengapa 
harus memaksakan diri? Jika di dalam keluarga saja belum sanggup menjadi 
tauladan, kenapa mau diusung dalam pilkada?
 
Bukankah baik buruknya suatu negara tergantung pada kaum wanitanya? Bukankah 
syurga itu terletak di bawah telapak kaki Ibu? Bukankah dibalik suksesnya 
seorang pria, terdapat wanita yang luar biasa???
 
Sudah seharusnya perubahan dalam hidup ini jika ingin kehidupan kita lebih 
baik. Perubahan ini harus dimulai dari rumah tangga kita masing, dari istri 
ataupun para Ibu yang sholehah... Mulai lah didik anak dengan segalanya sedari 
kecil. Tanamkan aqidah, etika dan moral, sopan santun dalam bertutur ataupun 
bertindak. Mulailah, hai para Ibu untuk menjaga aurat-mu sehingga anak-anak 
bisa melihat dan meniru-mu.
 
Saya bersyukur bahwa dirumah kami bisa menerapkan pada anak-anak untuk tetap 
menjaga aurat mereka, baik terhadap Imam yang masih berumur 4 tahun apalagi 
kakaknya Dhila yang sudah 7 tahun lebih. Dhila jika akan diajak keluar rumah, 
pasti sudah bisa mengambil jilbab dan mencocokannya dengan pakaian yang ia 
kenakan, tanpa diberi arahan oleh bundanya. Alhamdulillah jilbab yang dia 
miliki lebih dari cukup, yang sebagian adalah permintaan kami kepada nenek 
ataupun tantenya. Pemberian untuk dia kami atur supaya tidak hal-hal yang 
bersifat mubazir ataupun terpakai hanya sementara. Maklum Dhila adalah cucu 
pertama dari keluarga istriku.
Jika ada hal-hal yang tak pantas ditonton, bundanya dengan sigap memberi arahan 
ganti channel, nonton VCD bermutu atau matikan saja TV. Pilihan ada pada mereka 
dan mereka pun tahu apa konsekuensi yang diambil, ini salah satu nilai 
demokrasi yang juga ditanamkan sang bundanya.
 
Begitu juga dengan kaum bapak. Penuhilah kewajibanmu, tanggung jawabmu terhadap 
keluarga. Jangan istri dan anak hanya disuapi dengan materi saja. Kasih dan 
sayang- mu jangan hanya kau diberikan disisa waktu-mu, disaat diri-mu lelah 
selepas kerja. Luangkan waktu dengan sepenuh hati-mu bersama istri dan 
anak-anakmu sehingga kelak istri dan anak-anak perempuanmu bisa "agent of 
change" dalam kondisi negeri yang sedang sakit ini.
 
Semoga cita-cita kita menuju negeri yang baik yang penuh dengan ampunan Tuhan 
Yang Maha Esa dapat terwujud di bumi ini melalui wanita-wanita yang kita 
sayangi... Amin.. 
 
ARYANDI 

(sedang menantikan kelahiran anak ketiga, insya ALLAH seorang putri)


      

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke