--- In rantau...@yahoogroups.com, Ahmad Ridha <ahmad.ri...@...> wrote:
>
> Berarti menurut Pak Darwin pelabelan ada yang pantas dan ada yang
> tidak pantas.  Seingat saya ungkapan Pak Darwin sebelumnya tentang
> pelabelan tidak memberikan batasan seperti itu jadi sekarang
> diperjelas.
> 

1.
Diskusi di milis adalah diskusi terbatas dan biasanya menanggapi isu-isu 
tertentu, jadi tentang kenapa dulu saya begitu dan sekarang saya begini, tidak 
dapat dan tentu saja tidak perlu saya tanggapi, karena diskusi akan berkembang 
menjadi "diskusi titik koma", yang akan membuang-buang waktu saja.


> Namun kok rasanya ukuran "stigmatisasi" dan "pembunuhan karakter"
> bersifat subjektif ya.  Dapat saja dikatakan bahwa penggunaan label
> "zilot" dan "manusia kerdil" merupakan stigmatisasi dan pembunuhan
> karakter.
> 

2.
Ya betul, bersifat subjektif, tergantung dari sudut mana kita memandangnya.

Mayoritas masyarakat internasional internasional menyebut Israel sebagai 
"penjahat perang" karena kejahatan kemanusiaan yang mereka lakukan di Gaza 
dalam perang 22 hari yang lalu, antara lain karena melakukan pemboman masif dan 
penggunaaan bom posfor yang banyak menimbulkan korban jiwa dan penderitaan di 
kalangan masyarakat sipil termasuk bayi dan anak-anak. Vatikan bahkan 
mengeluarkan pernyataan bahwa apa yang lakukan militer Israel di Gaza, tidak 
ubahnya dengan perlakuan Nazi Jerman kepada orang-orang Yahudi di kamp-kamp 
kosentrasi semasa Perang Dunia kedua. Israel dan para pendukungnya tentu saja 
menolak, dan menganggap sebutan  "penjahat perang" sebagai  "stigmatisasi dan 
pembunuhan karakter". Bahkan yang membela kelakuan militer Israel tersebut 
tidak kurang pula dengan menyebut nama Tuhan dan atas nama kitab suci---tidak 
saja dari kalangan fundementalis Yahudi, tetapi juga dari sejumlah sekte 
Kristen.

Zilot, kata sajak Soyinka---seperti dikutip GM---menggambarkan perang atas nama 
Tuhan di negaranya---adalah tangan yang terulur, tapi bukan untuk membuai 
ranjang bayi yang damai. Tangan itu "cakar kebencian", mencengkeram dari ujung 
ke ujung, "Membubuhkan luka, dan membunuh.

Tetapi seperti dalam kasus kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Israel di Gaza, 
perlakuan kejahatan kemanusiaan para "tangan yang terulur" pembawa kematian di 
Nigeria itu juga mempunyai para pembela juga, dan alasannya juga tidak 
jauh-jauh yaitu dengan membawa-bawa Tuhan dan kitab suci pula. Mereka itu tidak 
boleh disebut "zilot", karena itu merupakan  "stigmatisasi" dan "pembunuhan 
karakter".

Pertanyaannya di sini, harus berkata apa mestinya Soyinka? Haruskah ia menyebut 
para tangan yang menjulur dengan cakar kebencian itu , sebagai "malaikat dari 
Surga"?

3.
Seperti dituturkan Martin Lings dalam biorafi Nabi yang ditulisnya, ketika  
Nabi sedang dalam perjalanan memimpin sekitar 10.000 kaum muslimin untuk 
membebaskan Mekah, Nabi yang mulia itu melihat seekor induk anjing sedang 
menyusui anaknya yang baru lahir. Khawatir gelombang pasukan akan 
mengganggunya, beliau menyuruh Ju'ail orang Damrah agar menjaganya sampai 
seluruh kontingen lewat.

Dari peristiwa kecil di panggung sejarah yang besar tersebut, untuk kesekian 
kalinya Nabi menegaskan bahwa beliau diutus sebagai rakhmat bagi sekalian alam; 
bahkan nyawa dan kehidupan anak-anak anjing pun harus dijaga dan diselamatkan. 
Apatah lagi nyawa dan kehidupan anak-anak.

Lalu dari mana datangnya paham  para "cakar kebencian" yang dengan begitu mudah 
menafikan kehidupan manusia tersebut? 

Tentu saja tafsir, tafsir oleh "manusia kerdil" yang merasa mendapat hak 
prerogatif dari Allah SWT untuk menafsirkan teks-teks suci.

Dan di panggung besar sejarah itu pula Nabi yang mulia itu menunjukkan misi 
utama beliau sebagai rakhmat bagi sekalian alam, dengan  memaafkan para pemuka 
dan orang-orang Kafir Qureysh yang selama ini menzalimi beliau dan 
pengikut-pngikutnya dan berusaha membunuh beliau dengan berbagai cara . Bahkan 
beliau memaafkan Hidun isteri Abu Sofyan yang dalam perang Uhud menyewa Wahsyi 
seorang budak bangsa Habsyi yang sangat mahir menggunakan tombak untuk membunuh 
paman beliau Hamzah dan kemudian mengunyah jantungnya. Tidak hanya para pemuka  
Kafir Qureysh saja dimaafkan Nabi. seperti yang dituturkan Martin Lings, Nabi 
juga  memaafkan Wahsyi ketika mendatangi Nabi untuk menyatakan keislamannya dan 
menyatakan apa yang sudah dilakukannya terhadap paman Nabi

4.
Bagi saya tafsir oleh "manusia kerdil" harus dilawan, dengan merayakan tafsir 
Islam rahmatan lil alamin yang damai yang---meminjam pernyataan KH Masykuri 
Abdillah di Muktamar Ke-32 NU di Makassar bulan Maret yang lalu---Islam yang 
mengedepankan tawasuth (moderat), tawazun (seimbang), dan tasamuh (toleran).

Tafsir Islam, yang menurut saya yang daif ini juga dikembangkan oleh para tetua 
kita di Minangkabau sejak dulu, Islam yang dibumikan secara kultural, bukan 
dengan dengan campur tangan kekuasaan, apalagi paksaan, Islam seperti yang 
tersurat dan tersirat dalam falsafah "Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi 
Kitabullah", "Syarak Mangato Adaik Mamakai."

(beberapa tahun yang lalu saya pernah membaca daftar gereja yang dirusak di 
Indonesia per-wilayah. Di daftar tersebut tidak satupun saya temukan perusakan 
gereja yang terjadi di Sumatera Barat)  

Dengan ini pula saya sudahan pendapat saya yang berhubungan dengan masalah 
labelisasi dan stigmatisasi ini. mudah-mudahan sanak Ridha sepakat. Kalau tidak 
juga tidak apa-apa, kita bersepakat saja untuk tidak bersepakat.

Dan kalau ada kata yang berkelebihan saya mohon dimaafkan. 

Wassalam, HDB-SBK (67-)
Asal Padangpanjang, tinggal di Depok, Jawa Barat 


> -- 
> Abu 'Abdirrahman, Ahmad Ridha bin Zainal Arifin bin Muhammad Hamim
> (l. 1400 H/1980 M)
> 


-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke