Ass. ww. 

Dunsanak-dunsanak di Palanta RN yang dimuliakan Allah SWT
.
Ada sedikit koreksian untuk tulisan sdr Muzirman Tjg bahwa i Tulisan nan batua 
Tigo TUNGKU Sajarangan bukan Tigo TUNGGU Sajarangan. karena Kata Tunggu dan 
Tungku punya makna berbeda.

Kalau saya secara pribadi setuju saja dengan konsep lama Bukan saja TIGO Tungku 
Sajarangan yang terdiri atas Ninik Mamak, Alim Ulamo, Cadiak Pandai yang 
berlaku di Minangkabau, Tapi mungkin AMPEK atau LIMO atau LABIAH TUNGKU karano 
melihat perkembangan masyarakat dan tuntutan demokarasi, saya kira juga harus 
memperhatikan aspirasi komponen masyarakat yang lain seperti kaum BUNDO 
KANDUANG yang menjadi Tungganai Rumah Nan Gadang serta KAUM PEMUDA/PEMUDI 
seperti kata-kata orang tua kita bahwa : Rancak Nagari Dek Panghulu, Rami 
Tapian dek Nan Mudo serta "para grass root".

Jadi kalau dimasukan unsur-unsur seperti Bundo Kanduang dan Pemuda tentulah 
TUNGKU tsb tidak TIGA sajarangan lagi tapi menjadi 4 atau 5....., Ibaratnya 
sekarang Orang sekarang sudah memasak dengan KOMPOR LISTRIK yang  terdiri dari 
banyak dudukan bukan hanya 3 seperti TUNGKU dulu dimana urang mamasak jo Kayu 
Bakar. Jadi kita menyesuaikan saja seperti kata pepatah  : "Sakali Aia Gadang, 
Sakali Tapian Barubah" 



Tetapi khusus menyangkut Pembangunan Mesjid Raya/Agung yang dikemukan oleh sdr 
Muzirman Tanjung spt di bawah ini:

1. Apakah Pembanguan
Mesijd Agung/Raya di Padang, yg menyedot ratusan milyar APBD tahun demi
tahun merupakan hasil kesepakatan Tigo Tunggu Sajarangan ?Saya
meragukan ini, walaupun asumsi, bolehkan rakyat melihat hasil voting
pengambilan keputusan nya dlm waktu singkat ?Susah sanak.( jelas tdk
melibatkan rakyat).

Pendapat saya sebaik nya Dana APBD yg milayran tsb di alihkan utk
beasiswa pendidikan, kredit mikro utk petani dan rakyat kecil lainnya,
mengatasi kemiskinan.

BAGI SAYA tidak perlu dipersoalkan dana yang digunakan  berasal dari APBD, 
Karena untuk MEMBANGUN  RUMAH ALLAH SWT masakan kita terlalu berhitung..., 
kalau perlu kumpulkan juga dana dari Urang Rantau seperti halnya membangun 
kembali Istana Basa Pagaruyuang yang dapat musibah karena terbakar. 

Saya secara pribadi merasa senang sekali kalau Mesjid Agung/ Raya tersebut 
dapat terwujud di Kota Padang, karena sampai saat ini Bangsa Minangkabau yang 
berazaskan ABS-SBK ini masih belum memiliki Mesjid Gagah, kebanggaan  di Ibu 
Kotanya yakni Kota Padang, sementara Kota-kota lain di Indonesia tanpa azas 
ABS-SBK telah memiliki Mesjid kebanggaan yang besar beserta Islamic Centernya 
yang  mampu menampung ribuan jemaah. Sebut saja Kota Palu, dengan mesjid 
Agungnya,  Samarinda,  P. Baru, Al Markas di Makassar bahkan Kota Luwuk (sebuah 
) Kota Kecil di Sulawesi Tengah tetapi memiliki sebuah mesjid Indah dan besar 
yang dipenuhi oleh jemaah ketika waktu sholat dan peringatan Hari Besar Islam.

Sekian pandangan dari saya. Mohon maaf kalau ada kata-kata tidak berkenan
Wassalam,

Ramadhanil Pitopang
Asal : Talang Tangah Kab. Tanah Datar, Lahir Di Labuah Basilang Payakumbuh
alamat sekarang : Palu-46 tahun
 


--- Pada Ming, 6/6/10, Muzirman -- <muzir...@gmail.com> menulis:

Dari: Muzirman -- <muzir...@gmail.com>
Judul: [...@ntau-net] Komentar:Pembangunan Ekonomi Nagari& Kesejahteraan  
Petani :Demokratisasi Pembangunan.
Kepada: muzir...@gmail.com, "MuzIrman Irman" <mzir...@gmail.com>, "rantaunet" 
<RantauNet@googlegroups.com>, "MuzIrman" <muzirm...@yahoo.com>
Tanggal: Minggu, 6 Juni, 2010, 11:23 PM

AssWrWB, Terimakasih Pak Epy atas makalahnya yg akan d i kemuka kan pada 
Kongres Kebudayaan Minang , (KKM) Agustus mendatang,Kesempatan ambo utk 
belajar. Izinkan ambo sedikit memberikan kan komentar yg berkenaan dgn 
Demokratisasi @PILKADA, yg ambo maksudkan Demokratisasi Pembangunan. Ambo 
maksudkan mulai dari decision making process(preses pengambilan keputusan) dari 
perencanaan sampai implementasi nya spy bgmn melibatkan konstituen/stake 
holder/petani dan rakyat badarai. Keputusan sesuatu pembangunan atau project 
tidak hanya di putuskan oleh Tigo Tunggu Sajarangan (??) tp seharusnya "Ampek 
Tunggu Sajarangan" (melibat kan rakyat). Misalnya dlm perencanaan bgmn suatu 
idea pembangunan di lempar kan ke rakyat, dll, diadakan debat, diskusi terbuka 
dgn rakyat, pakar independen, universitas (semua stake holder)dll, mana yg baik 
di prioritaskan dan kita setujui di bangun duluan/bersama,.ya ok pertanian, 
pendidikan(sdm) , ya pertanian yg mana  ?dll. Disini akan
 timbul (krn melibatkan rakyat) rasa memiliki, sehingga  dlm perjalanan 
pembanguanan(project) tsb rakyat akan ikut berpartisipasi dan termasuk 
mengawasi pembanguanan tsb.


 Mengawasi disini kita maksudkan setiap rakyat yg melihat ada nya "skewed" atau 
kurang mencapai sasarannya pembangunan tsb, dgn "persyaratan tertentu" rakyat 
scr lansung atau petisi, boleh mengajak Pelaksana /Pemerintah utk berdiskusi, 
berdebat adanya kurang sasaran pembangunan tsb, mari kita evaluasi bersama. 


Mari kita lihat contoh : bbrp point saja,:

1. Apakah Pembanguan Mesijd Agung/Raya di Padang, yg menyedot ratusan milyar 
APBD tahun demi tahun merupakan hasil kesepakatan Tigo Tunggu Sajarangan ?Saya 
meragukan ini, walaupun asumsi, bolehkan rakyat melihat hasil voting 
pengambilan keputusan nya dlm waktu singkat ?Susah sanak.( jelas tdk melibatkan 
rakyat).

Pendapat saya sebaik nya Dana APBD yg milayran tsb di alihkan utk beasiswa 
pendidikan, kredit mikro utk petani dan rakyat kecil lainnya, mengatasi 
kemiskinan.

2. Melihat korban Gempa 2007, yg masih belum mendapat batuan pemerintah, Apakah 
Tigo Tuinggu Sajarangan tdk mengetahui ini? Ok lah adanya "missing link 
administration" atau apapun alasannya, apakah tidak perlu di kemuka kan di 
depan rakyat knp terjadi keterlambatan ini? Krn rakyat hanya sebagai abu dari 
Tunggu Tigo Sajarangan  tsb, sekali datang angin sepoi2 pun, rakyat diam saja, 
powerless., spt abu berlalu terbang bersama angin


Posting yang berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan di tempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~

===========================================================

UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:

- DILARANG:

  1. E-mail besar dari 200KB;

  2. E-mail attachment, tawarkan di sini dan kirim melalui jalur pribadi; 

  3. One Liner.

- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet

- Tulis Nama, Umur dan Lokasi pada setiap posting

- Hapus footer dan seluruh bagian tidak perlu dalam melakukan reply

- Untuk topik/subjek baru buat e-mail baru, tidak me-reply e-mail lama dan 
mengganti subjeknya.

===========================================================

Berhenti, bergabung kembali serta ingin mengubah konfigurasi/setting-an 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.



-- 
.
Posting yang berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan di tempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini dan kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur dan Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer dan seluruh bagian tidak perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat e-mail baru, tidak me-reply e-mail lama dan 
mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin mengubah konfigurasi/setting-an 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

Kirim email ke