Assalamualaikum ww

Mamak 'n dunsanak nan dirahmati Allah

Wah Ibu Dewi Mutiara dari Pariaman juga yaa, sama dong cuma saya mambako ka
Tilatang Kamang Bukiktenggi, lahir di Lubuak Aluang, namun sejak berumur 3
tahun (1955) hingga bujang2 ketek dibesarkan di Riau Kepulauan Tanjung
Pinang, menikah 1977 di Pekanbaru bertempat tinggal di Duri Petropolis sejak
1974 hingga 2010, cewek yang saya nikahi dulu itu urang Lubuak Aluang juga
cuma kelahiran Pekanbaru, jadi saya sama sekali tidak mengalami bagaimana
rasanya lalok dibiliak bini di Rumah Gadang tu, namun pengalaman sebagai
urang sumando dirumah keluarga besar istri,  yang juga sudah punya juga
urang sumando pertamanya, namun tidak ada masalah alias adem2 saja dan tentu
saja kami saling menghargai karena kami selevel sapacokian di Caltex

Ibu DM nan elok manih, kampung kita Pariaman seperti juga daerah takluk atau
rantau dari Luhak nan Tigo lainnya tidak mempunyai "Rumah Gadang" atau Rumah
Bagonjong dalam artian phisik namun dalam artian simbolik tetap adatentunya

Daerah Piaman Laweh ini juga diartikan daerah tempat tujuan merantaunya
moyang2 kita dari Luhak Agam artinya nenek moyang kita umumnya adalah
berasal dari Luhak Agam, ambo sendiri manuruik tuturan tuo2 kami di Koto
Marapak Ampek Angkek Padusunan Pariaman turun dari Luhak Agam setelah
menetap dan membuat nagari atau komunitas perkampungan di Malalak kemudian
sebagian dari padanya turun ke Sikucua dakek Gunuang Tigo Kampuang Dalam
Pariaman lalu menyebar ada yang ke Padang Alai, Koto Marapak, Jawi2, Pasa
Pariaman, Cubadak Aia dll, jadi kita orang Pariaman walaupun Rumah Gadang
secara phisik tidak terbawa oleh para pionir kita dulunya namun
simbolisasinya ada dong

Bicara tentang Laki2 Minang dan perannya sebagai Urang Sumando Jadul (zaman
dulu) dengan segala macam permasalahannya di Rumah Gadang kaum istrinya
tersebut sebagaimana kita diskaskan pada thread ini tentulah konteks lebih
kepada suasana di Luhak nan Tigo walau didaerah kita Pariaman tidak jauh
berbeda tentunya, cumakan yang tidak ada RumGad-nya itu

Walau daerah Piaman Laweh adalah daerah rantau urang Luhak Agam namun di
sebagian daerah bagian Timur Piaman Laweh seperti daerah2 Pakandangan,
Toboh, Sintuak Lubuak Aluang dll banyak terdapat yang berasal dari para
moyang yang turun dari Luhak Tanah Datar terutama dari Batipuah

Pengalaman Ibu DM tentunya dalam konteks kekinian sebagaimana pengalaman
saya juga dimana kita tidak lagi menompang tinggal dirumah gadang keluarga
"kaum" istri dikampung yang disupervisi oleh "Mak Rumah atau mamak
tungganai" tetapi kita dipersilakan melewati malam2 tersebut dibiliak
dirumah ORTU sang istri di Pekanbaru, rumah hasil pencarian dan titik peluh
sang ayah dari istri saya dimana beliau sang mertua dan kepala keluarga yang
berdaulat dan berkuasa penuh internal maupun eksternal, iyaa kan?

Tentu nuansanya jauh beda dong dengan pengalaman sumando jadul itu namun
demikian pilosopinya masih sama walau tidak 100% sama, namanya juga kita kan
hidup dirantau bukan diranah Minangkabau

Ehh.. kepanjangan, maaf ya ibu DM nan elok manih, maaf lagi dong kok lancang
ambo soalnyo ambo alun pasti antah nan ma nan tuo usia awak
wasalam
abp58
================

Pada 18 Oktober 2010 20.10, Dewi Mutiara <iara_a2...@yahoo.com> menulis:

> Assalammu'alaikum Wr.Wb
>
> Pengalaman Pak Arman  mengenai lelaki Minangkabau sungguh tidak mengenakkan
> ; karena  hal diatas tidak pernah kejadian di keluarga besar saya
> ,Laki-laki  dikeluarga saya sangat di hormati  < saya asal dari Pariaman > ,
> Makan  mereka di tata dengan baik , waktu tidur siang atau malam ,tidak ada
> yang berani mengganggu pun tidak ada yang pergi ke surau untuk tidur
> ,dikarenakan istrinya sudah meninggal tetap Ia  tidur dikamarnya .
> Mungkin pernah ada kejadian seperti yang bapak ceritakan , karena saya
> tidak melihat  dikeluarga besar saya , saya prihatin saja .
> Kakak laki2 atau adik laki2 dari ibu saya  ,tidak pernah se-akan2
> menganggap tidak ada iparnya dirumah itu ,selalu mereka menghargai  dan
> selalu ada pembicaraan .
> Masalah  panggilan tergantung , mereka senang dipanggil apa ,ada yang kita
> panggil Maktuan  ada Om , itu  semua kita orangtua yang mengenalkannya
> sedari mereka kecil.
> Jadi  kesimpulannya , tetap bagaimana ajaran keluarga itu dari kecilnya
> ,orangtua bisa mengarahkan tanpa bertentangan dengan Adat Istiadat kita.
>
> Wassalam
>
> Dewi Mutiara.
>
> --- On *Mon, 10/18/10, Arman Bahar <arman_ba...@ymail.com>* wrote:
>
>
> From: Arman Bahar <arman_ba...@ymail.com>
> Subject: Bls: [...@ntau-net] Sebuah Kamar Merangkap Rumah
> To: rantaunet@googlegroups.com
> Date: Monday, October 18, 2010, 5:29 AM
>
> Sato pulo ciek saak yoo?
>
> Bak kecek buya HAMKA go eh "laki2 Minang jadul yang malang"
>
> Kok lah akil balig lalok di surau, surau kok memang tampek kaum laki2
> Minang nan alun babini, nan kamatian bini, duda tua nan indak laku lai,
> mantan dubalang, mantan pangulu dan sado nan berstatus single
>
> Laki2 Minang nan lah babini pun masih bernasib malang, tingga dirumah
> keluarga istri, pulang malam, pagi2 bana lah pai, jan cubo2 nio ba-galuik2
> siang hari dibiliak bini, pantangan alias pamali
>
> Bak kato2 tuo juo "bak abu diateh tunggua" dan bak pantun
>
> sa-dalam2 payo
> sadalam dado itiak
> sa-tenggi2 kuaso rang sumando
> sabateh pintu biliak
>
> Dirumah keluarga istri ini terjadi persaingan dan iri meng-iri sesama rang
> sumando, karena tidak nyaman dengan situasi adat begini, laki2 Minang
> memilih merantau
>
> Dirantau mungkin lebih menjanjikan, kok lai elok razaki tabali rumah
> sendiri dimana kitalah yang menjadi tuan dirumah sendiri, bebas merdeka
>
> Kalau dulu dirumah keluarga istri terpaksa mem-bungkuk2 kepada mak rumah
> sebagai penguasa rumah gadang, kini dirantau dirumah sendiri sang mamak
> rumah lah yang balik mem-bungkuk2 dirumah yang kita bangun sendiri
>
> Kalau datang saudara laki sang istri kerantau, anak2 tidak lagi memanggil
> mamak kepada mereka, tetapi lebih luwes dengan panggilan "om", apalagi anak2
> protes karena tidak familiar dengan panggilan mamak tersebut dan dalam benak
> mereka bukankah mamak itu konotasinya  seorang wanita ibu2, lha kenapa
> seorang laki2 dari kampung mesti dipanggil mamak, gak lucu deh katanya,
> mending dipanggil om seperti teman2 anak tetangga lainnya yang membangga2kan
> om2 mereka
>
> Kalau saudara tua laki2 ibu, sang ibu biasa memanggil ajo maka anak2 lebih
> populer dengan panggilan "om jo", adik2 ibu yang bernama Sofyan dipanggil
> "om yan" yang bernama Harris, enakan dipanggil om ris saja
>
> Mereka memang generasi baru Minang Perantauan walau sudah tidak Minang
> betul lagi, cuma kalau ada karnaval 17 Agustusan mereka bangga memakai
> busana Minang, walau bagi generasi muda Minang ini yang sudah SMU atau
> kuliahan bahkan ada yang sarjana, bingung kalau ditanya sukunya apa, yang
> jelas jawab mereka, suku saya Minang
>
> wasalam
> abp58
>
> ------------------------------
> *Dari:* Darwin Chalidi <dchal...@gmail.com>
> *Kepada:* rantaunet@googlegroups.com
> *Terkirim:* Kam, 14 Oktober, 2010 12:44:05
> *Judul:* Re: [...@ntau-net] Sebuah Kamar Merangkap Rumah
>
> Sato sakaki yo sanak Palanta RN.
>
> Rumah Gadang dibuek hanyolah untuak nan padusi jo anak-anak ketek.
> Sadangkan laki2 kalau alah akhil balik atau disunek indak buliah tingga di
> Rumah lai, tapi inyo pai ka Surau untuk baraja jo mangaji.
> Sahinggo banyak surau milik kaum jaman sisuak tu adolah untuak pemuda
> sampai inyo barumah tangga dan manumpang dirumah gadang bininyo.
>
> Itulah nan kami rasoi wakatu ketek dulu di Balai Kuratadji iolah lalok di
> Surau, pulang untuak makan dan mangganti baju untuak pai ka sakolah.
>
> Salam, Darwin Chalidi, 61th, Asli Balai Kuraitadji, tingga di tapi Jakarta,
> Tangerang Selatan.
>
>
>
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet
> http://groups.google.com/group/RantauNet/~<http://groups.google.com/group/RantauNet/%7E>
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
> 1. E-mail besar dari 200KB;
> 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.
>
>
>  --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet
> http://groups.google.com/group/RantauNet/~<http://groups.google.com/group/RantauNet/%7E>
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
> 1. E-mail besar dari 200KB;
> 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

Kirim email ke