Salam, *Sayangnya, kalangan yang justru banyak hadir adalah generasi “saisuak”. Anak-anak muda Minang entah kemana. Kebudayaan, pada titik ini, hanya bagian dari nostalgia kelompok-kelompok lama yang tak ingin melihat nagari demi nagari takluk kepada kebudayaan asing. Tanpa upaya untuk melakukan semacam “Kaoem Moeda Movement”, sebagaimana terjadi pada awal abad ke 20, kebudayaan hanya menjadi sekadar ritual, bukan tradisi yang bisa diperbaharui. *
Dipalanta iko pun [mungkin salamo sabulan bagabuang ko] jarang basobok anak-anak mudo [<30th], nan acok bakotek, nyinyia, walaupun asal/salah sabuik. haa... cmiiw -- http://wempi.nokspi.com 28/MDN -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.