Yo bantuak tu lah nagari awak --bahkan mgkn labiah parah dari itu.
Ambo raso sangaik suluik untuak elok (dalam ukatu dakek), karano ndak
ado tando2 ka elok doh. wak caliak se lah ka diri awak masiang2.
pertanyaannyo sabarapo bisa/besar wak ingin berubah?

ado memang keinginan untuak berubah, terutamo kutiko mancaliak kondisi
nan mambuek hati wak miris. katokan lah soal kasus gayus nan manyeret2
aparat polisi, jaksa, pengacara, bahkan hakim. tapi keinginan untuak
barubah tu akan langsuang ilang kutiko awak berkepentingan jo urusan
itu. Misal, awak ingin mambuek SIM secaro jujur, tapi ndak lulus-lulus
tes tertulis, samantaro urang nan samo tes lgs lulus krn mambaia
labiah baha. kasudahannyo tantu akan ikuik pulo caro bantuak itu.
baitu juo nan lain, semisal ikuik test PNS, bintara/capa polri atau
tentara, yang konon masih harus mangalua-an pitih nan indak saketek.

di tingkek nan labiah gadang, misalnya untuak urusan bisnis, antah itu
lelang tender, ekspor impor ataupun perizinan lain, peredaran pitih
siluman masih berlangsung. kalau hal iko disabuik-an, pertanyaan nan
muncul, maa bukti nyo? co buktikan, jan asal ngomong! Begitu kan?
Itulah ironi di nagari awak ko.

st palimo
jakarta 42th kurang

On Jan 20, 12:36 am, "Dr. Saafroedin BAHAR"
<saafroedin.ba...@rantaunet.org> wrote:
> Assalamualaikum ww para sanak sapalanta,
>  
> Ambo taruihkan sindiran haluih tantang keadaan nagari kito kini, nan ambo 
> kutip dari milis sabalah. Sekedar untuak jadi bahan renungan.
>
> Wassalam,
> Saafroedin Bahar Soetan Madjolelo
> (Laki-laki, Tanjung, masuk 74 th, Jakarta) 
> Taqdir di tangan Allah, nasib di tangan kita.
>
> ”NEGERI YANG ANEH”.
>
> Aku tinggal di negeri yang aneh. Demikian anehnya sehingga akupun merasa aneh 
> setiap kali melihat keanehannya. Dan kalau aku mengatakan keanehan itu, orang 
> lain malah melihat kepadaku dengan  aneh. Itulah keanehan negeri dimana aku 
> tinggal. 
> Betapa tidak. Negeri itu terkenal sebagai negeri yang subur dan kaya dengan 
> sumber daya alam. Sehingga diberi julukan gemah ripah loh jinawi. Tetapi 
> anehnya  rakyatnya banyak yang miskin. Bahkan ada yang hidup melarat. 
> Sehingga banyak yang pergi ke negeri lain, bekerja demi mencari nafkah 
> menghidupi diri dan keluarganya.  Lebih aneh lagi, dikala mereka yang bekerja 
> di negeri orang dinistakan, dianiaya dan
> dizholimi, pemimpin negeri ini seperti tidak berdaya membela dan 
> melindunginya. Padahal  mereka diberi julukan sebagai pahlawan devisa. Aneh. 
> Pemimpin negeri itu mau devisanya tetapi tidak mau membela dan melindungi si 
> pahlawan devisa.
>  
> Betapa tidak. Negeri itu sedari dulu terkenal sebagai negeri dengan 
> masyarakat yang ramah, penuh sopan santun dan seni budaya yang tinggi. 
> Anehnya, sekarang bentrokan antar warga terjadi hampir setiap hari.
> Pemilihan kepala daerah hampir semua bermasalah. Semua calon ingin menang, 
> sehingga kalau kalah hampir selalu membantah dan tidak mau menerima 
> kekalahan. Lebih aneh lagi, berbagai kecurangan dilaporkan sementara 
> kecurangan itu dilakukan hampir semua calon. Aneh. Mereka mau menang, tetapi 
> tidak mau menerima kenyataan kalau  pemenang hanya satu.
>  
> Betapa tidak. Negeri itu belum mampu menggaji para aparatur pemerintahan 
> dengan jumlah yang mencukupi. Anehnya, banyak diantara mereka, para abdi 
> negara itu, yang  kaya dan hidup mewah. Sampai ada yang punya villa dan 
> apartmen serta mobil mewah. Lebih aneh lagi, orang orang memandang mereka 
> sebagai orang yang sukses sehingga dihormati dimana mana. Aneh. Mereka yang 
> gajinya kecil bisa kaya raya,
> sementara masyarakat yang bekerja keras membanting tulang tetap hidup susah.
>  
> Betapa tidak. Di negeri itu ada koruptor yang ditangkap dan dimasukkan rumah 
> tahanan. Anehnya, dia bisa keluyuran, pulang ke apartmen mewahnya, dan bahkan 
> plesiran sampai ke Bali. Lebih aneh lagi, aparat penegak hukum, yang 
> seharusnya menjaga dan mengawasinya,  seperti kebingungan.  Sementara pencuri 
> sebutir buah semangka, dapat segera disidangkan kasusnya dan divonis masuk 
> penjara.   Aneh. Sudah jelas ada yang tidak beres dalam penegakan hukum dan 
> keadilan, kepala negeri itu malah bilang tidak mau intervensi.
>  
> Betapa tidak.   Di negeri itu, para pegawai yang mengurusi keuangan negara 
> diberi gaji besar melebihi yang lainnya. Katanya agar mereka tidak korupsi. 
> Anehnya, korupsi besar-besaran justru dikalangan mereka. Dan sampai sekarang 
> belum bisa diungkap semua.  Lebih aneh lagi, aparat penegak hukum yang punya 
> lencana di dada dan tanda pangkat di bahu, seperti tak berdaya atas mereka. 
> Aneh. Menteri yang
> seharusnya bertanggung jawab, alih-alih disuruh membenahi,  malah dibiarkan 
> pergi bekerja ke luar negeri.
>  
> Betapa tidak.  Di negeri itu seringkali bencana menimpa. Gempa bumi, tsunami, 
> semburan lumpur, banjir bandang, letusan gunung api datang silih berganti. 
> Anehnya, para wakil rakyat malahan studi banding keluar negeri.  Gubernur 
> yang seharusnya bersama rakyat dalam keadaan susah, malah berangkat keluar 
> negeri. Lebih aneh lagi, para pejabat yang datang menjenguk korban, 
> sepertinya setengah hati. Yang mati-matian berjuang membantu mereka yang 
> tertimpa bencana adalah masyarakat dengan julukan sukarelawan.
>  
> Betapa tidak. Di negeri itu konon menurut undang-undang, fakir miskin dan 
> orang terlantar dipelihara oleh negara. Tetapi di kota-kota, banyak fakir 
> miskin dan orang terlantar berkeliaran. Lebih aneh lagi, mereka dikejar, 
> dirazia dan ditangkapi. Bahkan konon ada larangan memberi sedekah kepada 
> peminta-minta. Aneh. Ditengah kemewahan para aparatur negara, fakir miskin 
> dan orang terlantar dibiarkan terlunta-lunta.
> Aneh. Sungguh aneh. Dan lebih aneh lagi  di negeri itu bermukim kaum muslimin 
> yang konon terbesar jumlahnya di dunia. Tetapi negeri itu terkenal sebagai 
> negeri terkorup nomor satu di Asia. Aneh. Di negeri dengan mayoritas Islam, 
> hampir tidak terlihat  nilai-nilai islami. Di jalan raya saling serobot tanpa 
> menghormati sesama. Bahkan dalam antri mendapatkan zakat dan daging qurban 
> saling rebut, dan injak-injakan.
> Aneh. Dimana itu sabar, santun, dan tawakkal yang selalu dianjurkan.
>  
> Bagiku sungguh aneh melihat keanehan itu. Sesungguhnya masih banyak lagi 
> keanehan yang lainnya. Tapi kalau aku ceritakan, malah aku akan kelihatan 
> semakin aneh.  Karena aku sendiri lahir, besar dan hidup di negeri yang aneh 
> itu.  Janganlah anggap aneh kalau  aku mohon jangan bilang aku orang aneh, 
> karena telah menceritakan semua keanehan itu. Karena puncak dari segala 
> keanehan adalah, kalau yang aneh itu sudah tak terlihat lagi sebagai aneh. 
> Maka akan semakin sempurnalah keanehan negeri itu.  Karena  itu janganlah 
> aneh aneh. (SYB)
>  
> dikutip dari:http://buyanur.com/2010/11/17/inspirasi-islam-negeri-yang-aneh/

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke