Apa yang dibilang dan dirasakan oleh  Om Duta juga dirasakan oleh kami-kami 
rombongan Keluarga Besar RantauNet (KB RN)

Sesuatu yang diluar perkiraan saya (kami) atas layanan dari manajemen "The New 
Sikuai Island Resort" (disingkat Sikuai)

Melihat segala foto-foto, pamphlet dan brosur  tentang Sikuai di Internet dan 
hasil jepretan Nofrins dan rekan photographer di dunia saiber dalam bayangan 
saya ini bukanlah sebuah beach resort “kelas kambing”, Jika kami harus membayar 
mahal sesuatu yang sudah diperhitungkan sebelumnya, kami tentu siap dari segi 
financial dan sedikit merogoh kocek yang agak dalam dengan harapan disamping 
dimanjakan oleh keindahan alam pantai dengan segala isinya (lingkungan) 
tentunya 
dimanjakan juga dengan layanan yang prima dari pengelola Sikuai. Tapi 
kenyataannnya Sikuai Resort yang mempunyai kekuatan dari segi keindahan 
bentangan pantai yang mengelilingi pulau tersebut  menjadi  “lemah” ketika 
pelayanan tidak memuaskan pengunjungnya.

Inilah beberapa catatan layanan (service) dari Sikuai yang rasa-rasanya jauh 
dari memuaskan seperti diibaratkan Om Duta "Resort harganya bintang 5, tapi 
layanannya seperti hotel kelas melati"

1. Registrasi di AW Resto Muara

Kami Keluarga Besar RantauNet (KB RN ) ke Sikuai dalam bentuk rombongan utuh 
(25 
orang) seharusnya layak dapat perhatian khusus dari manajemen Sikuai paling 
tidak ketika rombongan kami datang mereka harus menyambut dan bertanya dengan 
ramah, lalu tas/kopor kami disatukan pada suatu tempat yang memudahkan untuk 
dimuat kedalam kapal yang akan membawa rombongan ke Sikuai. Kami diregistrasi 
satu persatu disebuah ruangan dan lansung membayar sesuai pesanan kamar secara 
manual dan antri tentunya memakan waktu yang lama

Ketika Om Duta melakukan pembayaran sesuai kamar yang dia pesan bertanya pada 
petugas registrasi/kasir

"Bisa bayar di gesek (maksudnya : pakai kartu kredit")

Resepsionis Sikuai di AW Resto sambil tersipu malu menjawab dengan alasan yang 
cukup klasik "jaringan tidak berfungsi Pak buat pembayaran pakai kartu kredit"

Itu artinya anda harus siap-siap dengan pembayaran uang tunai jika ke Sikuai, 
syukur  rombongan RN semuanya telah siap dengan uang tunai bahkan keluarga Uni 
Dewi Mutiara sebanyak 8 orang  (terpaksa) melakukan pembayaran secara tunai

2. Keberangkatan dari dermaga AW Resto ke Sikuai



Tidak ada layanan "yang memanjakan" dari manajemen Sikuai, kami harus 
mengangkut 
kopor dan barang bawaan masing-masing, bahkan suami Ni Dewi, Uda Fahmi sibuk 
membantu menyambut kopor dan barang bawaan kami dari dermaga ke atas kapal.

Perjalanan dari Dermaga AW Resto menuju Sikuai ditempuh selama lebih kurang 1 
jam keluar dari mulut muara Padang lalu menyisir pesisir pantai. Kami diantar 
dengan kapal kayu beratap tenda biru, ada juga diantara kami yang kaget sambil 
 berkata “bukan dengan kapal pesiar yang bagus ini kita dibawa kesana “ 
(kebetulan di kapal kayu yang menyangangkut kami bersandar kapal pesiar yang 
kami harus lewati  untuk menuju kapal kayu yang akan mengangkut rombongan)Saat 
itu cuaca sangat cerah lautan cukup tenang dengan gemircik ombak kecil 
sekali-kali menghempas badan kapal yang melaju dengankecepatan sedang



Perjalanan tersebut pihak pengelola Sikuai tidak menyediakan  baju pelambung,  
sungguh sesuatu yang sangat beresiko fatal jika terjadi hal-hal yang paling 
buruk dalam perjalanan

Seperti kata petuah ninik kita yang terkenal

"Lauik sati rantau batuah" dan "malang sakico mato mujua sapanjang hari"

Jika lautan sati itu membawa malang sakicok mato dalam perjalanan dipastikan 
kami para rombongan tanpa baju pelampung akan menjadi korban keganasan lautan 
ditelan dan digulung ombak apalagi dalam rombongan KB RN juga ikut serta 
anak-anak. Disaat yang bersamaan teman saya lagi berlibur kesebuah beach resort 
di Senggigi NTB dan mengirim sebuah foto ke BBM sedang melakukan perjalanan 
dengan kapal  kayu terbuka juga tapi semuanya menggunakan baju pelampung warna 
warni. Bagaimanapun kondisi cuaca bahkan ketika lautan teduh, tidak 
bergelombang 
dan aman tapi baju pelampung adalah sesuatu yang wajib disediakan . Cukup 
panjang pengalaman saya bermain-main di lautan dan melakukan perjalanan singkat 
dengan kapal kayu terbuka (longboat) ketika di Pulau Sipora Mentawai, terbukti 
kalau “lautan itu sati (sakti)” ketika itu saya berangkat dari camp Berimanua 
menuju Tua Pejat dengan longboat saat berangkat begitu teduhnya perairan tapi 
45 
Menit setelah itu menjelang sampai di Tua Pejat tiba-tiba perarian bergejolak 
dengan hembusan angin dan arus laut yang cukup kuat serta ombak “bermain-main” 
menghempas bibir longboat kami, operator longboat saya ketika itu cukup ahli 
dalam mengendalikan longboat dengan mesin tempee  40 PK serta bermain lincah 
diantara puncak ombak dan   mengikuti arah arus laut (mandorek) serta 
menghindar 
secepatnya sebelum ombak memecah yang akan masuk ke dalam longboat kami. 
Semenjak kejadian tersebut jika saya melakukan perjalanan yang panjang dengan 
longboat seputar peraiaran pulau Sipora dalam kondisi apapun cuaca tetap 
memakai 
baju pelampung.
 

Pihak Sikuai sama sekali menjelang keberangkatan jangankan memberikan dan 
menginstruksikan kami agar memakai baju pelampung  bahkan untuk   memberi 
 arahan tentang keselamatan perjalanan sajapun tidak, di kapal kayu hanya 
tersedia 3 atau 4  pelampung “kuno” berbentuk ban stereo foam getas dan 
keras.Bisa anda bayangkan jika terjadi sesuatu yang membahayakan saat dalam 
perjalanan  dengan kapal kayu rombongan yang berjumlah sekitar 30 Orang harus 
mengapung dengan apa sebelum pertologan datang.
 

3. Sambutan di Dermaga Sikuai Resort yang dingin dan hambar



Rombongan KB RN akhirnya setelah menempuh perjalanan laut menyusuri pesisir 
pantai sekitar 1 Jam sampai di Dermaga Sikuai Resort, Kapal kayu di tambat, Uda 
Fahmi yang tidur-tiduran di haluan kapal sigap melempar tali serta salah 
seorang 
petugas Sikuai Resort menyambut tali tersebut serta menambatkan kapal. Sungguh 
sambutan yang hambar dan dingin dari manajemen Sikuai tiadak ada satupun 
petinggi Resort menyambut kami dengan sebuah senyuman ramah lalu mengucapkan 
sapa ramah “say hello” seperti “Selamat Datang Rombingan KB RN di Sikuai 
Island, 
Semoga anda semuanya bisa bersenang-senang  menikmati segala keindahan pantai 
Sikuai  bla..bla..bla dan seterusnya. Seperti biasa kami sibuk saling membantu 
memangkat kopor kedalam gerobak yang disediakan pengelola Sikuai untuk dibawa 
ke 
kamar masing-masing . Kami menuju restoran sekaligus kantor  Sikuai Resort 
untuk 
registrasi ulang serta mengambil kunci kamar sesuai pesanan dan harga yang 
telah 
kami bayarkan di AW Resto. 

 

Welcome drink ?..ahaa sungguh menyedihkan, di pintu masuk restoran hanya 
tergeletak sebuah tabung plastic transparan segi empat berisi air sirup 
dinginserta beberapa gelas kecil ini mengingat saya masa remaja dulu ketika 
SMP, 
anda pasti tahu dong terminal oplet Goan Hoat Pasar Raya Padang ketika itu 
bertaburan penjualan minuman cincau dan aneka minuman sirup warna warni dalam 
tabung plastic segi empat transparan nah perish seperti itu disediakan oleh 
pihak Sikuai pada kami welcome drink nya. 




Perjalanan 1 jam dengan cuaca terik menyusuri pantai tentunya kami sangat 
dahaga, akhirnya saya mengambil gelas kecil dan memutar kran tabung air 
tersebut 
dan menikmati minuman sirup rasa ala kadarnya. Saya suka bercanda dengan anak 
saya jika minuman berwarna warni pakai es dan tidak jelas asal usul serta 
rasanya kurang berkualitas maka saya punya istilah “rasa kencing kuda”. Selesai 
saya minum satu gelas kecil anak saya yang paling kecil, Zidane menatap saya 
sambil bertanya “rasa kencing kuda ya Pa” ha ha ha saya ketawa ngakak sambil 
berkata “iya Dan..mau ?”
 

Alangkah nikmat dan bagusnya pelayanan jika kami sampai di Dermaga disambut 
dengan segelas jus segar aneka buah tropis yang dingin (Punch Fruits Juice) 
dengan hiasan seiris tipis jeruk lemon dibibir gelas, sangat ramah kan ? dan 
katanya The New Sikuai Island Resort berkelas internasional lalu dimana “the 
New” nya ini…Bos ?
 

4. Fasilitas Kamar

Nah ini dia hampir semua kami mengeluh mulai listrik yang mati disiang hari dan 
mulai dihidupkan jam 5 Sore sampai jam 10 pagi keesokannya sampai beberapa 
lampu 
kamar tidak beres yang paling mengesalkan di kamar Uni Dewi dan Klga AC Mati 
tidak berfungsi..sekali lagi AC Mati, pihak pengelola menyarakan pindah kamar 
saja Pak , Freon AC habis belum datang dari Padang. Walah 
walah..weleh..solusinya hanya dua kata saja “pindah Kamar” sementara 
barang-barang bawaan sudah berada dikamar yang ber AC Mati. Apakah mereka tidak 
melakukan pengecekan terakhir atas sebuah kamar yang akan diisi pengunjung, 
apakah mereka (pengelola) tidak membuat sebuah Check List seperti halnya 
resort-resort berkelas internasional ?. 

Afrijon rekan kami yang sebelah kamar dengan saya seperti orang senewen dan 
uring-uringan ketika siang hari listrik mati semua Gadget terkininya lowbat dan 
membuat dia tidak bisa berkomunikasi di dunia maya serta berkomunikasi dengan 
keluarga dan handai tolannya dan beberapa kepentingan pekerjaan yang harus dia 
kirim via email saat itu. Seharusnya pengelola Sikuai jikapun berhemat dalam 
pemakaian energy listrik (BBM) disiang hari tentu sudah memikirkan bagaimana 
mengelola arus listrik dengan baik, hemat dan efesien artinya listrik yang 
hidup 
hanya pada kamar-kamar yang diisi pengunjung sedangkan kamar yang kosong tidak 
dialiri listrik, saya pikir teknologi pengaturan arus listrik mana yang  
dihidupkan mana yang dimatikan tidak terlalu rumit.
 

Lalu bagaimana semua kamar yang saya tempati dengan harga Rp 1.5 Juta permalam 
(setelah diskon) ketika saya masuk tidak ada keharuman yang segar menerpa 
hidung 
sebagaimana layaknya hotel berbintang 3 Up sebelum tamu masuk ruang biasanya 
dalam keadaan segar dengan wewangian bunga atau lemon. Regi anak gadis kecil 
saya lansung ketoilet melepaskan hajatnya yang tak tertahankan  (pipis) setelah 
itu dia protes ke saya “kok toiletnya bau pesing ya Pa..nggak harum wangi 
seperti cairan pengepel lantai gitu”
 

“ahh masa iya” jawab saya sambil ke Toilet, kenyataan bukan hidung anak saya 
yang salah, tapi memang pengelola Sikuai yang salah tidak ada kesegeran aroma 
sepertinya toilet/kamar mandi layaknya hotel-hotel berbintang  3 Up. Keluhan 
lainnya adalah masalah handuk, pengelola hanya menyediakan handuk kecil warna 
putih ini membuat anak gadis kecil saya walau saya papanya tentu cukup malu 
habis mandi dengan handuk kecil tidak bisa menutupi seluruh tubuhnya menjelang 
berpakaian untung kami membawa handuk besar yang ukurannya bisa menutupi bagian 
tubuh gadis kecil saya mulai dari dari dada sampai kemata kakinya serta 
membalut 
padat tubuhnya.Kok tega-teganya ya pengelola Sikuai hanya memberikan pelayanan 
fasilatas kamar mandi dengan handuk kecil saja. Lalu dikamar mandipun tidak ada 
sabun dan sampo cair yang menempel didinding kamar mandi hanya tersedia sabun 
bulatan kecil sepertinya hotel kelas melati  serta sampo sacet berepa buah 
lengkap dengan odol sekali pakai (tabung kecil)
 

5. Sarapan, Makan Siang, Makan Malam
Bersambung….
 
Silahkan Om Duta dan dunsanak rombongan KB RN yang ikut untuk mengomentari dan 
mengkritik layanan Sikuai yang “cukup lemah” sehingga nantinya menjadi masukan 
bagi manajemen Sikuai, tentu harus kuat juga dalam pelayanan/service pada 
tamunya sehingga kedua-duanya bernilai jual yang tinggi bagi wisatawan dalam 
negeri maupun manca Negara. Dunia Parawisata bukan saja menjual keindahan dan 
keelokan objek wisata tapi juga menjual jasa, pelayanan atau service yang 
bermutu dan berkualitas sesuai dengan kelasnya.

Salam-Jepe

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Reply via email to