Dek karano urang awak kini ndak samo jo urang dulu doh,urang awak pg2 sasudah 
sumbahyang subuah alah pai ka sawah..lsg aktif,beda jo urang awak kini,..makan 
lamak aktifitas kurang...Iyo ndak p.Dr Suhaemi..
-----Original Message-----
From: Dr. Saafroedin BAHAR
Sent:  15/02/2011, 5:11  AM
To: rantaunet@googlegroups.com
Cc: Keluarga Besar Saafroedin Bahar; gebuminang
 pusat
Subject: Re: FW :Bls: [R@ntau-Net] Orang Minang Paling Berisko Dislipidemia 
-->Perlu Dibahas secara Serius.


Terima kasih banyak, Rina. 
 
Supaya wacana tentang masakan Padang yang 'lezat di selera tapi berat di 
metabolisme', bagaimana kalau diadakan sebuah FGD antara para stakeholders, 
antara: penikmat masakan Padang; pemilik restoran; para pasien 'fatty liver' 
seperti saya, anak muda, dan para dokter internis seperti Rina.
 
Sekarang ini saya menderita varices di lambung dan dilarang makan samba lado. 
Ondeh mak, bareknyo.

Wassalam,
Saafroedin Bahar Soetan Madjolelo
(Laki-laki, Tanjung, masuk 74 th, Jakarta) 
Taqdir di tangan Allah, nasib di tangan kita.



--- On Sun, 2/13/11, arina_widya_mu...@yahoo.com <arina_widya_mu...@yahoo.com> 
wrote:


From: arina_widya_mu...@yahoo.com <arina_widya_mu...@yahoo.com>
Subject: Re: FW :Bls: [R@ntau-Net] Orang Minang Paling Berisko Dislipidemia 
-->Perlu Dibahas secara Serius.
To: "rantaunet@googlegroups.com" <rantaunet@googlegroups.com>
Date: Sunday, February 13, 2011, 5:42 AM


Assalamu'alaikum pak saaf jo sanak palanta
Kalau soal dislipidemia memang sangat akrab dl keseharian rina, sebagai 
internis, hampir selalu rina menemukan keadaan ini pada penderita dg obesitas , 
hipertensi dan diabetes, kita kenal dengan sindroma metabolik, pada pasien yang 
sudah mengalami sindrom ini , biasanya kita akan menemukan perlemakan 
hati/fatty liver seperti yang dialami pak saaf,
Tampaknya memang menu masakan kita mampu memanjakan selera kita tapi juga mampu 
mengganggu metabolisme lemak di tubuh, sebenarnya yg berbahaya adalah masakan 
yg dipanaskan berulang / nan barandang, tapi itu pula yang enak.. Seperti 
cubadak nan dirandang, gulai paku,gulai buncis, gulai kacang panjang, kalau 
baru masak kurang seronyo, kalau lah diangek an bisuak paginyo, ondeh sabana 
lamak, 
Nah itu yang berbahaya sebenarnya, yang dipanaskan berulang, terus masakan yang 
digoreng dg minyak yang dipakai berulang, misalnya kemaren kita pakai tuk 
menggoreng tahu, minyaknya ndak hitam kan, lalu hari ni kita pakai pula tuk 
menggoreng ikan, maka pemanasan berulang ini membuat minyak berubah sifat 
menjadi aterogenik.
Penelitian oleh salah satu ahli gizi di FK Unand, ternyata mendapatkan bahwa 
pada pemakaian santan yang dimasak pertama kali, tdk dibikin jadi rendang 
ternyata tidak menyebabkan peningkatan kolesterol jahat dlm tubuh, artinya 
kalau santan sakali galagak masih aman, tapi kalau ka taragak bana jo randang, 
yo harus diyakini dulu kito ndak sindroma metabolik dan usahakan minumannya air 
jeruk nipis nan katonyo bisa mengurangi / meluruhkan lemak jahat dlm makanan , 
tapi kalau sudah mempunyai penyakit tsb, lebih bijaksana memang untuk 
berpantang ...
Demikian dari rina pak saaf, 
Semoga kesehatan pak saaf tetap terjaga dg baik karena rina liat dari uraian 
bapak, cukup disiplin dengan aturan...
Wassalam
Arina, 40, padang
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: "Dr Saafroedin Bahar" <saafroedin.ba...@rantaunet.org>
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Sat, 12 Feb 2011 22:13:54 
To: rantaunet@googlegroups.com.<rantaunet@googlegroups.com.>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: FW :Bls: [R@ntau-Net] Orang Minang Paling Berisko Dislipidemia -->
Perlu Dibahas secara Serius.

Assalamualaikum ww para sanak sapalanta,
Saya menilai informasi ini perlu dibahas secara serius, karena menyangkut 
kesehatan dan gaya hidup kita orang Minang. Sebagai pembuka wacana, izinkan 
saya melaporkan pengalaman pribadi saya  yg dapat jadi salah satu kasus. 
Sejak kecil sampai saya terkena serangan jantung koroner dan gejala 'fatty 
liver' dalam th 1983 - dlm usia 46 th - saya adalah penggemar masakan udang, 
cumi, tambunsu, hati, sumsum, babek, rendang, kalio, dan berbagai bahan makanan 
Minang dgn kandungan kolesterol tinggi lainnya.  Ada dua sebabnya: 1) karena 
memang enak; 2) karena tidak tahu bahayanya thd kesehatan.
Selanjutnya, th 1998 saya diserang hepatitis C yang hampir membawa maut, karena 
sdh mulai masuk tahap awal dari chirrosis pada liver saya, yg rupanya tetap 
berlanjut sampai saat ini. 
Awal th 2011 ini saya didiagnosa mempunyai varices di lambung, yg mengakibatkan 
pendarahan hebat, sebagai lanjutan dari chirrosis hati. Wah, berangkai-rangkai 
rupanya penyakit ini.
Oleh karena itu, saya harus mengubah menu secara drastis sejak tahun 1983 
tersebut. Sejak terkena pendarahan lambung awal 2011 ini saya malah juga 
dilarang makan cabe !
Walaupun demikian, seluruhnya itu sudah terlambat, sehingga selain saya harus 
berkali-kali dikateterisasi, th 1991, 1999, dan 2010, juga harus dipasang dua 
buah stent pd th 2003. Sekarang saya malah disarankan utk operasi by-pass yg 
belum saya setujui. 
Saya harapkan pengalaman pahit saya ini tidak usah dialami oleh generasi muda 
Minang, dengan cara meningkatkan kesadaran ttg makanan, agar selain tetap enak 
juga sehat.
Untuk ini saya mengharapkan para pakar kuliner kita - khususnya bung Jepe dan 
Dr Zulyani Hidayah  - dapat mencerahkan kita semua ttg hal ini.
Saya juga mengharapkan para sanak pemilik restoran Padang dapat menawarkan 
masakan dgn kadar kolestrol rendah. Sampai saya dilarang makan cabe akhir-akhir 
ini, makanan favorit saya adalah asam padeh ikan, yg tanpa santan dan sedikit 
cabe. Nampaknya saya juga harus meninggalkan si asam padeh ikan tersayang ini. 
Syukurnya saya juga menggemari gado-gado, pecel, ketoprak, lalap, ikan goreng, 
dan bubur kacang hijau, sebagai alternatif. Alhamdulillah.
Wassalam,

-------Original Email-------
Subject :Bls: [R@ntau-Net] Orang Minang Paling Berisko Dislipidemia
From  :mailto:niadil...@yahoo.co.id
Date  :Sat Feb 12 16:41:24 Asia/Bangkok 2011


  
Menarik penelitiannya, 
Yang jelas, orang memang memang potensial capek LEPAI 'ditampa malapari'. Umua 
60-an rato2 lah acok kena strok. Apo lai kombinasi makanan 'cocok' lo jo 
minuman: teh talua. Sambia mairuik teh talua, bakombinasikan pulo jo jie sam 
soe sabatang-duo. 
  
Salam, 
Suryadi

--- Pada Sab, 12/2/11, Fitrianto <fitr.tanju...@gmail.com> menulis:

Dari: Fitrianto <fitr.tanju...@gmail.com>
Judul: [R@ntau-Net] Orang Minang Paling Berisko Dislipidemia
Kepada: RantauNet@googlegroups.com
Tanggal: Sabtu, 12 Februari, 2011, 11:53 AM


AslmWrWB

Iya, setuju, orang Minang susah disiplinnya..:))

Wassalam
fitr
lk/36/kumamoto

----

http://health.kompas.com/index.php/read/2011/02/12/10540751/Orang.Minang.Paling.Berisko.Dislipidemia
Orang Minang Paling Berisko Dislipidemia
Sabtu, 12 Februari 2011 | 10:54 WIB


Ilustrasi masakan rendang khas Minang 
TERKAIT:


Awas, Kolesterol Tinggi Bisa Impotensi
Turun, Jumlah Kolesterol dalam Telur
Penyakit Jantung Bisa Tanpa Gejala
Jaga-jaga Kolesterol sejak Muda
Turunkan Kolesterol dengan Jeruk Nipis

KOMPAS.com - Ragam masakan Masyarakat Minangkabau yang banyak berbahan santan 
dan daging membuat asupan lemak jenuh mereka lebih tinggi dibanding suku-suku 
lain di Indonesia. 
Hal itu terungkap lewat penelitian tahun 2007 yang dilakukan Dr.Ratna Djuwita 
dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia . Ia melakukan riset 
mengenai asupan nutrien pada empat suku yakni Minangkabau, Sunda, Jawa dan 
Bugis. 
"Rata-rata asupan lemak orang Indonesia sudah memenuhi pedoman gizi tapi 
kualitasnya masih buruk karena lebih banyak lemak jenuhnya," katanya dalam 
acara seminar bertajuk Pentingnya Lemak Esensial dan Manfaatnya untuk Tubuh di 
Jakarta (12/2/2011). 
Rasio asupan lemak yang sehat, kata Ratna, adalah satu banding satu antara asam 
lemak jenuh (saturated fatty acid/SAFA), asam lemak tak jenuh jamak 
(polyunsaturated fatty acid/PUFA), asam lemak tak jenuh tunggal (mono 
unsaturated fatty acid/MUFA). Dalam kombinasi yang tepat yakni 1:1:1, asupan 
makanan relatif akan lebih menyehatkan. 
"Dari total 30 persen lemak yang harus kita konsumsi tiap hari, sebaiknya SAFA 
tidak lebih dari 10 persen dan 20 persen, lemak tak jenuh yang terdiri dari 
PUFA 6-10 persen,......




Saafroedin Bahar. Taqdir di tangan Allah swt, nasib di tangan kita.




      

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke