Pak Suheimi yd rahmati Allah

Ambo kutip "Saya rimdu masjid kampus, betapa akrabnya mahasiswa dengan 
Rektornya. Saya ingin didikan subuh Seperti dulu lagi.
Memang di Pekanbaru saya setiap subuh jumat juga memberikan kuliah subuh, tapi 
pendengarnya kebanyakan orang tua, tiada mahasiswa, dan tiada pak rektor 
Musliar 
lagi"

Pola didikan Subuh kini alah sepi peminat karano kini alah ado Halaqah 
mahasiswa 
di mesjid2 kampus, materinya tersilabus dan terkurikulum dan berjenjang

abp58


________________________________
Dari: "ksuhe...@yahoo.com" <ksuhe...@yahoo.com>
Kepada: Icmi E <anggotai...@yahoogroups.com>; Unand Dosen <do...@unand.ac.id>; 
Sma <sma1...@yahoogroups.com>; Rantau <RantauNet@googlegroups.com>; Forahmi 
<fora...@yahoogroups.com>; herlinamet <herlina_du...@yahoo.com>; darlis 
<darlis_syof...@yahoo.com>
Terkirim: Jum, 11 Maret, 2011 09:09:35
Judul: [R@ntau-Net] Didikan Subuh

Didikan subuh
Oleh : Dr.H.K.Suheimi

Telepon itu berdering sehabis saya shalat tahjud. Rupanya dari pak rektor 
Musliar Kasim "jangan lupa jadwal pak Suheimi subuh ini di Masjid Nurul Ilmi di 
kampus Unand" kata pak rektor mengingatkan.

Sebelum subuh pak Musliar sudah sampai di masjid " kalau tak ada halangan, tiap 
subuh saya ke Masjid ini" ungkap beliau

Subuh itu Masjid penuh sesak oleh Mahasiswa yang berdatangan dari asrama. 
"Mereka diwajibkan tiap subuh kesini" ulas prof Musliar . Pembinaan watak dan 
pendidikan pengorganisasian. "Luar biasa" ucap saya. Teringat ketika kami 
memulai didikan subuh dengan alimunir, mardian khatib, yunizar paraman di 
masjid 
Istiqamah, tahun 1966 dulu.
Saya merasakan benar manfaatnya, hingga sampai kini saya kerap di panggil 
ustadz 
.

Saya awali kuliah subuh di Masjid Nurul Ilmi sebagai berikut dg membuka surat 
Al 
ahzab ayat 72

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan 
gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka 
khawatir 
akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya 
manusia itu amat zalim dan amat bodoh,

Kata-kata Amanah adalah suatu kata yang seakar dengan Aman, iman. Amin
Kata yang sering kita dengar, kata yang sering kita sebut dan kata yang sering 
di hembuskan dan di bisikkan setiap kali kita mendengar wejangan atau nasehat. 
Dan pada hakekatnya semua yang 

nyangkut dengan kita adalah amanah yang di percayakan. Dan setiap sesuatu yang 
di percayakan akan diminta kelak pertanggung jawab 

nya. Waktu yang di berikan untuk apa digunakan. Kesehatan untuk apa di 
manfaatkan. Anak istri adalah amanah. Ilmu yang di berikan 

apakah ada di sebar luaskan dan di gunakan untuk hal yang bermanfaat. Untuk 
semua itu marilah kita sama-sama merenung; Untuk apa
hidup ini, dari mana hidup ini dan apa tujuan hidup ini.

Hidup ini berasal dari Tuhan dan menuju kepada Tuhan (Inna lillah wa inna 
ilayhi 
raji'un) Sesungguhnya kita berasal dari Tuhan dan kita kembali kepada_Nya. 
Tuhan 
adalah asal dan Tujuan hidup. 

Karena itu manusia harus berbuat sesuatu yang bisa di pertanggung jawabkan di 
hadapan_Nya, baik di dunia ini maupun khususnya kelak dalam pengadilan Illahi 
di 
akhirat.
Sesungguhnya Shalatku, ibadahku. hidupku dan matiku Lilahirabil ‘alamin
Adalah sikap berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan itu yang menjadi inti dan 
hakekat agama dan keagamaan yang benar. 

Maka sikap berserah diri kepada Tuhan itulah jalan lurus menuju kepada_Nya, 
menerima jalan lurus itu bagi manusia adalah sikap yang paling fitri, alami dan 
wajar.
Bahwa Tuhanlah satu-satunya sumber otoritas yang serba mutlak. Yaitu bahwa 
Tuhan 
adalah wujud mutlak, yang menjadi sumber semua wujud 

yang lain. Maka semua wujud yang lain adalah nisbi belaka.

Berada di lubuk hati yang terdalam pada hati nurani itu ialah kerinduan kepada 
kebenaran, yang dalam bentuk tertingginya ialahbertemu Tuhan dalam semangat 
berserah diri kepada_Nya.

Ber Islam sebagai jalan mendekati Tuhan itu adalah dengan berbuat baik kepada 
sesama manusia, disertai sikap menunggalkan tujuan hidup lkepada_nya, tanpa 
kepada apapun yang lain jua.

Amanah memang berat Tuhan sendiri mengatakan amanah itu berat. 
Amanah itu telah di pikulkan pada lamgit, langit menolak. Dipikulkan pada Bumi, 
bumi menggeleng. dipikulkan pada bukit, Bukitpun tak mampu memikulnya. Hanya 
manusialah yang sanggup memikul amanah. Memikul amanah itulah yang diamanahkan 
Tuhan pada kita.


"Sesungguhnya Allah telah menawarkan amanah itu kepada langit, bumi dan 
bebukitan, namun semuanya menolak untuk menanggungnya karena khawatir 
meng-khianatinya, lalu dipikulah amanah itu oleh 

manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan bodoh"
( al-Ahzab: 72)
" Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan bodoh " zalim terhadap dirinya 
sendiri 
dan bodoh terhadap diin yang telah dituntunkan Allah untuknya.
Kini, tak ada waktu lagi untuk berfalsafah, kenapa mesti menerima amanah Allah 
itu dsb-dsb.? Yang perlu adalah menyambut amanah ini mewujudkan qiadah Allah di 
Bumi dalam semangat dan kesiapan sami'na wa atho'ana (kami dengar dan kami 
taat).

Kemarilah berbai'at kepadaku untuk tidak menyekutukan Allah dengan apapun, 
tidak 
mencuri, tidak berzinah, tidak membunuh anak-anakmu,
tidak akan berdusta untuk menutup-nutupi apa yang ada di depan atau di 
belakangmu,
dan tidak akan membantah perintahku dalam hal kebaikan.
(Bai'at Aqabah I)

Aku bai'at kamu untuk membelaku sebagaimana kamu
membela istri dan anak-anak kamu.
Barra' bin Ma'rur menjabat tangan Rasulullah SAW 
seraya menjawab, "ya, demi Allah yang telah mengutusmu
sebagai Nabi dengan membawa kebenaran,
kami berjanji akan membelamu sebagaimana kami
membela diri kami sendiri.
(Bai'at Aqabah II)

Sebagai ibroh dari bai'at Aqabah, sebagai rijal dalam dien ini
maka tak ada pilihan apalagi membuang waktu untuk menunggu komando, untuk 
menunggu datangnya pimpinan. Kita sendiri mesti memberi arti pada bai'at itu 
dalam bentuk amal, sehingga dengan penuh bangga dan dada lapang kita dapat 
berkata, "wa ana minal
Muslimin", saya adalah seorang Muslim, saya telah menyerahkan seluruh hidup 
hanya untuk Allah, menyerahkan diri untuk diatur oleh hukum Allah, telah 
menjual 
harta dan jiwa dengan syurga Allah, saya hanya mengharap ridhaNya, dan saya 
akan 
membela dien ini mesti harus membunuh dan terbunuh (At Taubah:111), kemuliaan 
didunia, mati syahid atau syurga Allah, hanya itu. Inilah sikap 

Muslim yang berakhlaq islami.

Semoga amanah yang di amantkan kepada kita adalah amanah yang dapat kita 
pertanggung jawabkan. Untuk itu kita teringat akan 

sabda Rasul :
[1]Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintakan 
kelak pertanggung jawabnya terhadap apa-apa yang di pimpinnya"

Saya rimdu masjid kampus, betapa akrabnya mahasiswa dengan Rektornya. Saya 
ingin 
didikan subuh Seperti dulu lagi.
Memang di Pekanbaru saya setiap subuh jumat juga memberikan kuliah subuh, tapi 
pendengarnya kebanyakan orang tua, tiada mahasiswa, dan tiada pak rektor 
Musliar 
lagi

Pekanbaru 11 maret 2011

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke