Assalamu'alaikum. w.w.
 
Pak Asmardi yang saya hormati dan dunsanak kasadonyo.
Saya quot yang bapak tulis :
"Itu berarti kita sudah setuju berpaham nasionalis bukan?".
 
Ini mungkin salah kesimpulan sedikit pak, sebelum ini saya menulis begini :
 
"Sebabnya adalah, NKRI selalu dikaitkan dengan isu nasionalis yang memang 
menjadi
agenda  zionis dan freemason. ...."
 
"Isu nasionalis ini sangat disetujui oleh zionis (lihat kembali agenda
zionisme dan freemasonry) akan tetapi ditentang oleh rasulullah saw."
 
Coba dilihat yang saya garis bawahi, kemudian dilanjutkan seperti berikut :
 
"Kalau saja rasulullah menyetujui hal ini, tentu rasulullah saw. tidak
memerlukan 13 tahun untuk mencari pengikut yang hanya 80 orang itu, sebelum 
hijrah.
Cukup dengan mengibarkan bendera "Pan Arabisme" untuk persatuan Arab,
maka dakwah beliau tidak banyak yang menentang malah disetujui banyak
orang dan dakwah ini tidak mengalami kesulitan yang begitu rupa.
(di "quot" dari buku "Petunjuk Jalan" Sayid Qutb). Tetapi rasulullah saw. tidak
melakukan hal yang demikian, karena Allah swt. juga tidak menghendaki beliau
menyampaikan dakwah dengan cara demikian. Bahkan sampai pada suatu ketika
beliau bersabda urusan nasionalisme ini yang berbunyi kira-kira begini :
"Barang siapa yang fanatis golongan (kesukuan, kaum, kebangsaan, nasionalisme)
maka mereka bukan golongan kami". (al-hadits).
Kalau sudah begini rasulullah saw., bagaimana kita menghadap beliau esok
di padang mahsyar ?. Adakah kita tidak akan diusir dari barisan Muhammad
rasulullah saw. nanti bila kita mencoba bergabung pada barisan kaum Muslimin
itu ?.  "

 Demikian yang saya tulis, apakah ada kesimpulan kita harus berpaham nasionalis 
?.
Apakah kita sudah tidak percaya hadits ?. Atau kita abaikan dan tinggalkan saja 
hadits itu ?. 
 
  Berpaham Nasionalis pak, kita meninggikan Indonesia daripada Islam, 
mendahulukan
segala yang Indonesia dan mengemudiankan yang Islam. Sudah pasti sedemikian 
tindakan
itu nanti, contoh sudah diperlihatkan oleh orang-orang yang berpaham nasionalis.
  Mempertahankan NKRI, tidak semestinya berpaham Nasionalis, atau isme-isme yang
lain. Mempertahankan NKRI kan dapat dengan mendasarkannya kepada Islam, tanpa
embel-embel yang lain. Piagam Jakarta contohnya dalam hal ini, dan merujuk 
kepada
tasiran H. Agus Salim. Baru kemudian mengembangkan IPOLEKSOSBUDHANKAM.
Dasar itu yang penting dahulu, jangan dibalik. Kalau dibalik,... yaa .. 
keadaannya
seperti sekarang-sekarang ini yang makin lama makin membuat bangsa ini terpuruk,
lalu kemudian terjual sebagai budak bangsa lain. Alaisa kadzaalik (Apakah
tidak demikian halnya) pak ?.
  Baik, ... demikian saja dulu.
 
Billahil hidayah wat taufiq.
 
Wassalam
 
St. Sinaro

--- On Sat, 4/6/11, Asmardi Arbi <asmardi.a...@rantaunet.org> wrote:

From: Asmardi Arbi <asmardi.a...@rantaunet.org>
Subject: Re: Menghadapi Freemasonry, mari kito diskusikan Re: [R@ntau-Net] 
Komuniti Islam di Indonesia
To: rantaunet@googlegroups.com
Received: Saturday, 4 June, 2011, 9:22 AM



 
Wa'alaikumussalam wr.wb.
Sanak St.Sinaro jo sanak sapalanta.
 
Magak lamo ambo bisa marespon diskusi kitoko.
Alhamdulillah soal NKRI mayoritas orang setuju dan mudah untuk itu (dipahami?)
Itu berarti kita sudah setuju berpaham nasionalis bukan?aaf  
Soal tidak memusuhi bangsa lain dimaksudkan tidak perlu ofensif aktif tetapi 
defensif aktif.
Alah sasuai jo doktrin Hankamrata kita, musuh tidak dicari , bersua pantang 
dielakkan.
Tujuan Nasional  NKRI adalah ikut serta secara aktif menciptakan perdamaian 
dunia.
Berarti perdamaian antara bangsa-bangsa ( nasional) yang abadi.
 
Supaya kita tidak diganggu maka NKRI menyiapkan KETAHANAN NASIONAL  dan 
KEWASPADAAN NASIONAL, disegala aspek kehidupan bangsa (IPOLEKSOSBUDHANKAM)
Kalau memang diyakini bahwa cara yang paling moderat mengembalikan Piagam 
Jakarta  
kedalam UUD-45 maka yang harus/perlu meyakini lebih dahulu adalah komuniti 
Islam. Artinya
komuniti Islam sendiri yang harus meng Islam diri lebih dahulu. Selanjutnya 
akan mudah karena 
mayoritas suara komuniti Islam akan pasti menang dalam  sidang MPR RI yang 
berwenang 
mengembalikan Piagam Jakarta itu. Yakinkan komuniti bangsa yang beragama lain 
bahwa Islam 
benar-benar "rahmatan lil alamin" yang berarti termasuk mereka, seperti Piagam 
Medinah dulu.
 
Persoalan bangsa Yahudi dan freemansori adalah ingin menguasai dunia. Mereka 
saat ini melihat 
Islam dengan segala potensinya sangat potensial untuk juga menguasai dunia. 
Oleh karenanya 
mereka berusaha mengobok-obok semua bangsa non Yahudi  terutama Islam agar 
tetap lemah. 
Maka persoalannya ada dipihak kita, sudah siapkah NKRI sekarang atau kapan ? 
Lihat Iran, India 
China dan Jepang mereka sudah siap dan tidak terganggu.  
 
Sementara begitu dulu diskusi kita, mudah-mudahan berlanjut. 
Wassalam,
 
Asmardi Arbi ( 69+, Tangsel )
 
 

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke