Taufiq Ismail:
"Kita hampir paripurna menjadi bangsa porak-poranda" Ini salah satu penyempurnanya. Dari wawancara dengan anak almarhum jam 12-an tadi di Metro TV, Een Nurani, dalam dua kali pengaduan, pemerintah hanya berjanji akan membantu semaksimal mungkin. Dan sangat menyedihkan, tidak jelas bantuan apa yang diberikan hingga datang berita tadi malam bahwa ibunya telah tiada, karena sudah dipancung hari Sabtu yang lalu. Sementara berita dari pemerintah baru diterima pukul 8 pagi ini. Salam, ZulTan, L, 50, Bogor --------- Migrant Care: TKI Dihukum Mati, Pemerintah Lamban Minggu, 19 Juni 2011 12:15 WIB Metrotvnews.com, Jakarta: Malang nasib tenaga kerja wanita Ruyati binti Satubi. Pengembaraannya ke Arab Saudi untuk memperbaiki ekonomi berakhir tragis. Ia tewas setelah dihukum pancung. Ruyati dihukum pancung setelah dinyatakan bersalah membunuh seorang wanita di Arab Saudi. Seperti dikutip Kantor Berita AFP, Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengumumkan bahwa TKW Indonesia Ruyati dinyatakan bersalah telah membunuh warga Arab Saudi, Khairiya binti Mij-lid. Kemendagri Arab Saudi tidak merinci motif kejahatan dan tidak mengungkapkan hubungan antara dua wanita tersebut. Pemancungan yang dilakukan di wilayah barat Makkah itu menambah jumlah eksekusi hukuman pancung di Arab Saudi menjadi 28 orang untuk tahun ini. Ruyati binti Satubi berusia 54 tahun, warga Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Ia berangkat sebagai TKI pada tahun 2008 melalui pengerah tenaga kerja PT Dasa Graha Utama Bekasi. Di Arab Saudi, Ruyati tinggal di Kota Makkah. Menurut salah seorang anak Ruyati, Een Nuraini, ibunya pernah dinformasikan patah tulang di Arab Saudi pada tahun 2010. Namun tidak jelas penyebab patah tulang sang ibu. Pelaksanaan hukuman mati dengan dipancung itu langsung mendapat reaksi keras dari Pengawas Amnesti Internasional yang berbasis di London. Pekan silam, mereka menyerukan kepada negara Arab Saudi untuk menghentikan penerapan hukuman mati tersebut. Eksekusi hukuman mati terhadap Ruyati itu pun disayangkan Anis Hidayah, Direktur Eksekutif Lembaga Swadaya Masyarakat untuk TKI, Migrant Care. Anis mengaku Migrant Care sudah berusaha memfasilitasi dan mendampingi keluarga korban untuk menemui instansi terkait. Itu dimulai sejak keluarga melaporkan kasus Ruyati pada Maret 2011. Keluarga sempat dipertemukan dengan pihak Departemen Luar Negeri, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta BNP2TKI. Menurut Anis, jawaban serta tanggapan instansi terkait, tetap sangat normatif. Mereka mengaku sudah berusaha melakukan pendampingan hukum terhadap Ruyati. Padahal, dalam waktu tidak lama, saat itu, sudah ada kabar bahwa akan ada penjatuhan vonis terhadap Ruyati. "Kita menilai apa yang disampaikan pemerintah, sangat normatif," aku Anis. Migrant Care pun mendesak peningkatan upaya pemerintah agar tidak lagi hukuman mati, seperti Yanti Iriyanti. Sayang, itu tidak ada respons dari pemerintah. Anis pun membenarkan bahwa sponsor telah mengubah data Ruyati, terutama soal usia lebih muda 9 tahun. Lagipula soal majikan di Arab Saudi tak sesuai yang dijanjikan. Menurut Anis, modus itu sudah lama berjalan. Sayangnya, itu tak pernah menjadi perhatian serius dari pemerintah. Mereka tidak ada yang ditindak. Semestinya pemerintah bisa bertindak cepat untuk menyelamatkan TKW Indonesia di Arab Saudi.(DSY) ~ A clever person turns great problems into little ones and little ones into none at all ~ -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/