Terima kasih pak Herman Moechtar. Lega hati saya mendapat berita dan penjelasan ini. Urang gaek dan dunsanak di Padang nan tingga di tapi lawik cukuik sanang mandang penjelasan ini. Takdir tetap ditangan Allah. Bukan kami lari dari takdir itu. Mudah2 baldatun thayyiba tun warabbun gaffur untuk ranah minang. Sakali lai mokasi pak atas informasinya.
Rahyussalim berbagi meringankan derita bangsa -----Original Message----- From: Herman Moechtar <hmoech...@yahoo.com> Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Sat, 20 Aug 2011 22:15:04 To: Rantau Net<rantaunet@googlegroups.com> Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Subject: [R@ntau-Net] Penjelasan Gempa Di bawah ini sedikit penjelasan mengenai Gempa Jakarta yang juga sebelumnya diprediksi oleh Andi Arief ternyata bohong. Ulasan itu ditulis oleh Awang Satyana, seorang ahli kebumian yang handal yang kita miliki saat ini. Semoga bermanfaat. Wassalam, Herman Moechtar Asri dkk., Kita memang harus waspada dengan bencana gempa selama kita tinggal di wilayah-wilayah yang rawan gempa di Indonesia. we are living & sleeping with earthquakes ! Tetapi, saya tidak akan pernah sependapat dengan yang mengatakan bahwa suatu kota akan diguncang gempa dengan magnitude sekian, pada saat sekian. Jakarta, menurut hemat saya pribadi, tak akan pernah diguncang gempa dengan magnitude 8,7 SR yang berasal dari kota Jakarta sendiri, juga tak akan pernah diguncang oleh gempa sebesar itu sebagai imbas dari gempa yang berpusat di tempat lain. Ini berdasarkan hukum geologi dan data selama ratusan tahun. Mengapa? Kalau gempa berasal dari bawah Jakarta dan itu merupakan gempa yang berpusat dari kerak samudera yang menunjam di bawah Jawa Barat, maka kedalaman Benioff zone-nya sudah sekitar 400 km. Gempa dengan kekuatan 9,0 SR pun bila berasal dari kedalaman 400 km tak akan mengguncang secara signifikan kota yang persis di atasnya. Saya juga tak yakin bahwa gempa 9,0 SR atau 8,7 SR akan terjadi di kerak samudera yang sudah masuk ke kedalaman 400 km (perhatikan rheologi batuan yang sudah berubah di kedalaman tersebut). Gempa adalah pematahan batuan, dan di kedalaman 400 km, suatu pematahan batuan susah terjadi sebab batuan sudah menuju ductile bukan brittle. Mekanika batuan berubah. Andai pun terjadi, maka sebaran energi gempa bukan akan mengguncang Jakarta, tetapi ia akan merambat ke selatan sepanjang bidang Benioff yang miring dan mendangkal ke selatan, lalu guncangan justru akan terjadi di Jawa Barat Selatan. Mengapa ? Sebab pada kedalaman 400 km, bila gempa berasal dari kerak samudera yang menunjam, energinya tidak akan naik vertikal dan mengguncang kota di atasnya karena di atas kerak samudera itu ada material mantel yang plastis yang susah dijalari energi gempa. Energi gempa akan merambat sepanjang kerak samudera ke selatan sebab kerak samudera tentu relatif lebih rigid daripada mantle. Jakarta juga tak akan diguncang dengan gempa imbas dari gempa lain dengan skala guncangan MMI (modified Mercalli intensity) yang hebat (10) misalnya di Selat Sunda terjadi gempa berkekuatan 8,7 SR. Mengapa? Perhatikan bahwa ntuk sampai ke Jakarta, maka energi gempa itu harus melalui kompleks gunung2 api Kuarter di sekitar Provinsi Banten. Dan ini adalah bumper yang baik terhadap Cekungan Jakarta untuk menerima imbas energi gempa. Guncangan di Jakarta sebagai imbas saya rasa hanya akan maksimal sekitar 6 SR dengan MMI maksimal sekitar 5.0. Maka saya sepakat dengan Pak Herman Moechtar bahwa berita yang dilansir media2 bahwa Jakarta berpotensi diguncang gempa 8,7 SR tak usah diresahkan, meskipun kita tetap harus waspada dan tahu bagaimana cara bertindak saat gempa terjadi. Pernyataan yang dikeluarkan seorang tokoh publik yang dilansir banyak media itu mengingatkan saya kepada hipotesis bahwa 'Indonesia adalah Atlantis' dari Prof Santos. >>>"Andi Arief mengatakan, Jawa, Kalimantan, dan Sumatera bersatu pada zaman >>>es. >>>Namun diduga ada sebuah peristiwa alam yang akhirnya memisahkan daratan ini >>>menjadi dua pulau yang terpisah. "Zaman es, Jawa, Kalimantan, Sumatera bersatu. Tapi pada 1416, ada ledakan keras yang memisahkan Jawa dan Sumatra. Itu yang masih kita selidiki apa penyebabnya," tukas mantan aktivis ini."<<<< Pernyataan di atas kalau dikeluarkan oleh orang pinggir jalanan yang tak jelas juntrungannya tak akan saya layani. Tetapi bila pernyataan ini dikeluarkan oleh seorang tokoh yang jabatannya resmi, sungguh saya sayangkan. Pernyataannya sangat mirip dengan pernyataan Prof. Santos dalam bukunya Atlantis (2005). Tak ada bukti bahwa Krakatau meledak pada 1416. Ini juga salah kutip lagi. Menurut penelitian Verbeek (ahli geologi zaman Belanda yang pernah lama menyelidiki Krakatau), letusan pertama Krakatau diperkirakan pernah terjadi pada 416 M (van Bemellen, 1949), tetapi Verbeek tak pernah menghubungkannya ke pemisahan Jawa dari Sumatra. Menurut penelitian terbaru menggunakan paleomagnetik, memang Jawa dan Sumatra pernah bersatu sebelum Miosen, lalu pada sekitar mid-Miosen mulai terpisah karena Sumatra mengalami rotasi clockwise, sementara Jawa mengalami rotasi anticlockwise. Perputaran dua pulau ini dengan pusat rotasi (pivot point) di sambungan Sumatra-Jawa, dan arahnya berlawanan, mau tak mau membuka Selat Sunda. Maka sangat wajar kalau sekarang Selat Sunda menyempit di timurlaut, tetapi melebar di barat daya karena pivot point-nya terletak di antara Merak dan Bandarlampung sekarang. Kalimantan-Sumatra-Jawa memang pernah bersatu pada zaman es (glasial) karena air laut di seluruh dunia tertarik ke kedua kutub Bumi, sehingga laut-laut dangkal menjadi daratan. Mulai pada sekitar 15.000-13.000 tahun yang lalu terjadilah deglasiasi, pencairan kutub2 es akibat siklus alami perubahan iklim, sehingga daratan yang semula laut dangkal tergenang kembali termasuk Laut Jawa dan sekitar Selat Karimata dan Malaka. Tetapi peristiwa penggenangan ini jangan dibayangkan terjadi dalam satu malam peristiwa bencana alam, melainkan bertahap. Tingkat penggenangan yang paling cepat adalah 5,3 cm/tahun yang terjadi pada 14.600-14.300 tahun yang lalu (referensi lebih lanjut tentang ini bisa dicek di: 1. Hanebuth, T.J.J., K. Stattegger, and P.M. Grootes, 2000, Rapid Flooding of the Sunda Shelf: A Late-Glacial Sea-Level Record. Science. v. 288, no. 5468, pp. 1033-1035; 2. Hanebuth, T.J.J., and K. Stattegger, 2004, Depositional sequences on a late Pleistocene–Holocene tropical siliciclastic shelf (Sunda Shelf, southeast Asia). Journal of Asian earth Science. v. 23, pp. 113-126) Secara ringkas, ingin saya katakan memang kita harus selalu waspada dengan gempa, dan selalulah bersiap dengan apa yang harus kita lakukan saat gempa melanda; tetapi tak perlu resah berlebihan dengan berita-berita seperti dilansir di bawah. salam, Awang -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/