Pak Rahyussalim, ambo indak mangarati kok Andi Arief itu katarlaluan. Ambo udah 
32 tahun bakarajo masalah gempa itu. 30 tahun lalu ambo alah baraja di Japang 
khusus mengenai Disaster Prevention. Inyo mangecek sudah 20 tahun dilakukan 
penelitian di Padang padahal sabalum merdeka urang Balando sudah pulang pai ka 
Padang malakukan penelitian. Malah si Arif bilang awak BODOH.Bukan bodoh, di 
Bandung (Badan Geologi) semua data lengkap, dan mulai dari Sumatera bagian 
barat 
hingga Jawa Bagian Selatan prinsipnyo samo sajo sifat kegempaannya sampai ka 
Indonesia Timur. Jadi indak paralu dirisaukan. PhD ambo di Utrecht Balando 
mengenai dinamika Bumi dan bulan lalu ambo orasi Prof. mengenai kegempaan itu 
juo. Tapi awak susah muncul, banyak caritonyo. Banyak urang mancari ambo tapi 
ambo indak nio.

Ambo mohon maaf, malah ambo yang punyo konsep bahwa bencana itu bisa 
diramalkan, 
tapi sampai saat iko manusia belum mampu meramalkannyo. Jadi bukan tidak bisa. 
Konsep ambo ditentang oleh urang-irang, dan bia apak tau ilmu pengetahuan itu 
di 
indonesia banyak juo yang dipolitisir. Etnis, alumni sangat kental. 


OK pak panjang nanti caritonyo, mudah-mudahan suatu waktu awak di rantau net 
bisa diskusi kegempaan itu. Jadi indak usah didanga si Arief itu.

Wassalam,

Herman Moechtar





________________________________
From: Rahyussalim <rahyussalim2...@yahoo.co.id>
To: rantaunet@googlegroups.com
Sent: Sat, August 20, 2011 9:06:56 AM
Subject: Re: [R@ntau-Net] Penjelasan Gempa

Terima kasih pak Herman Moechtar. Lega hati saya mendapat berita dan penjelasan 
ini. Urang gaek dan dunsanak di Padang nan tingga di tapi lawik cukuik sanang 
mandang penjelasan ini. Takdir tetap ditangan Allah. Bukan kami lari dari 
takdir 
itu. Mudah2 baldatun thayyiba tun warabbun gaffur untuk ranah minang. 

Sakali lai mokasi pak atas informasinya.

Rahyussalim
berbagi meringankan derita bangsa
________________________________

From:  Herman Moechtar <hmoech...@yahoo.com> 
Sender:  rantaunet@googlegroups.com 
Date: Sat, 20 Aug 2011 22:15:04 +0800 (SGT)
To: Rantau Net<rantaunet@googlegroups.com>
ReplyTo:  rantaunet@googlegroups.com 
Subject: [R@ntau-Net] Penjelasan Gempa

Di bawah ini sedikit penjelasan mengenai Gempa Jakarta yang juga sebelumnya 
diprediksi oleh Andi Arief ternyata bohong. Ulasan itu ditulis oleh Awang 
Satyana, seorang ahli kebumian yang handal yang kita miliki saat ini. Semoga 
bermanfaat.

Wassalam,

Herman Moechtar

Asri dkk.,
 
Kita memang harus waspada dengan bencana gempa selama kita tinggal  di 
wilayah-wilayah yang rawan gempa di Indonesia. we are living &  sleeping with 
earthquakes ! Tetapi, saya tidak akan pernah sependapat  dengan yang mengatakan 
bahwa suatu kota akan diguncang gempa dengan  magnitude sekian, pada saat 
sekian. 

 
Jakarta, menurut hemat saya pribadi, tak akan pernah diguncang  gempa dengan 
magnitude 8,7 SR yang berasal dari kota Jakarta sendiri,  juga tak akan pernah 
diguncang oleh gempa sebesar itu sebagai imbas dari  gempa yang berpusat di 
tempat lain. Ini berdasarkan hukum geologi dan  data selama ratusan tahun. 
Mengapa?
 
Kalau gempa berasal dari bawah Jakarta dan itu merupakan gempa yang  berpusat 
dari kerak samudera yang menunjam di bawah Jawa Barat, maka  kedalaman Benioff 
zone-nya sudah sekitar 400 km. Gempa dengan kekuatan  9,0 SR pun bila berasal 
dari kedalaman 400 km tak akan mengguncang  secara signifikan kota yang persis 
di atasnya. Saya juga tak yakin bahwa  gempa 9,0 SR atau 8,7 SR akan terjadi di 
kerak samudera yang sudah  masuk ke kedalaman 400 km (perhatikan rheologi 
batuan 
yang sudah berubah  di kedalaman tersebut). Gempa adalah pematahan batuan, dan 
di kedalaman  400 km, suatu pematahan batuan susah terjadi sebab batuan sudah 
menuju  ductile bukan brittle. Mekanika batuan berubah. Andai pun terjadi, maka 
 
sebaran energi gempa bukan akan mengguncang Jakarta, tetapi ia akan  merambat 
ke 
selatan sepanjang bidang Benioff yang miring dan mendangkal  ke selatan, lalu 
guncangan justru akan terjadi di Jawa Barat Selatan.  Mengapa ? Sebab pada 
kedalaman 400 km, bila gempa  berasal dari kerak samudera yang menunjam, 
energinya tidak akan naik  vertikal dan mengguncang kota di atasnya karena di 
atas kerak samudera  itu ada material mantel yang plastis yang susah dijalari 
energi gempa.  Energi gempa akan merambat sepanjang kerak samudera ke selatan 
sebab  kerak samudera tentu relatif lebih rigid daripada mantle.
 
Jakarta juga tak akan diguncang dengan gempa imbas dari gempa lain  dengan 
skala 
guncangan MMI (modified Mercalli intensity) yang hebat (10)  misalnya di Selat 
Sunda terjadi gempa berkekuatan 8,7 SR. Mengapa?  Perhatikan bahwa ntuk sampai 
ke Jakarta, maka energi gempa itu harus  melalui kompleks gunung2 api Kuarter 
di 
sekitar Provinsi Banten. Dan ini  adalah bumper yang baik terhadap Cekungan 
Jakarta untuk menerima imbas  energi gempa. Guncangan di Jakarta sebagai imbas 
saya rasa hanya akan  maksimal sekitar 6 SR dengan MMI maksimal sekitar 5.0.
 
Maka saya sepakat dengan Pak Herman Moechtar bahwa berita yang  dilansir media2 
bahwa Jakarta berpotensi diguncang gempa 8,7 SR tak usah  diresahkan, meskipun 
kita tetap harus waspada dan tahu bagaimana cara  bertindak saat gempa terjadi.
 
Pernyataan yang dikeluarkan seorang tokoh publik yang dilansir  banyak media 
itu 
mengingatkan saya kepada hipotesis bahwa 'Indonesia  adalah Atlantis' dari Prof 
Santos.
 
>>>"Andi Arief mengatakan, Jawa,  Kalimantan, dan Sumatera bersatu pada zaman 
>>>es. 
>>>Namun diduga ada sebuah  peristiwa alam yang akhirnya memisahkan daratan ini 
>>>menjadi dua pulau  yang terpisah.

"Zaman es, Jawa, Kalimantan, Sumatera bersatu.  Tapi pada 1416, ada ledakan 
keras yang memisahkan Jawa dan Sumatra. Itu  yang masih kita selidiki apa 
penyebabnya," tukas mantan aktivis  ini."<<<<
 
Pernyataan di atas kalau dikeluarkan oleh  orang pinggir jalanan yang tak jelas 
juntrungannya tak akan saya layani.  Tetapi bila pernyataan ini dikeluarkan 
oleh 
seorang tokoh yang  jabatannya resmi, sungguh saya sayangkan. Pernyataannya 
sangat mirip  dengan pernyataan Prof. Santos dalam bukunya Atlantis (2005). Tak 
ada  bukti bahwa Krakatau meledak pada 1416. Ini juga salah kutip lagi.  
Menurut 
penelitian Verbeek (ahli geologi zaman Belanda yang pernah lama  menyelidiki 
Krakatau), letusan pertama Krakatau diperkirakan pernah  terjadi pada 416 M 
(van 
Bemellen, 1949), tetapi Verbeek tak pernah  menghubungkannya ke pemisahan Jawa 
dari Sumatra. Menurut penelitian  terbaru menggunakan paleomagnetik, memang 
Jawa 
dan Sumatra pernah  bersatu sebelum Miosen, lalu pada sekitar mid-Miosen mulai 
terpisah  karena Sumatra mengalami rotasi clockwise, sementara Jawa mengalami  
rotasi anticlockwise. Perputaran dua pulau ini dengan pusat rotasi  (pivot 
point)  di sambungan Sumatra-Jawa, dan arahnya berlawanan, mau tak mau membuka  
Selat Sunda. Maka sangat wajar kalau sekarang Selat Sunda menyempit di  
timurlaut, tetapi melebar di barat daya karena pivot point-nya terletak  di 
antara Merak dan Bandarlampung sekarang. 

 
Kalimantan-Sumatra-Jawa memang pernah bersatu  pada zaman es (glasial) karena 
air laut di seluruh dunia tertarik ke  kedua kutub Bumi, sehingga laut-laut 
dangkal menjadi daratan. Mulai pada  sekitar 15.000-13.000 tahun yang lalu 
terjadilah deglasiasi, pencairan  kutub2 es akibat siklus alami perubahan 
iklim, 
sehingga daratan yang  semula laut dangkal tergenang kembali termasuk Laut Jawa 
dan sekitar  Selat Karimata dan Malaka. Tetapi peristiwa penggenangan ini 
jangan  
dibayangkan terjadi dalam satu malam peristiwa bencana alam, melainkan  
bertahap. Tingkat penggenangan yang paling cepat adalah 5,3 cm/tahun  yang 
terjadi pada 14.600-14.300 tahun yang lalu (referensi lebih lanjut tentang ini 
bisa dicek di: 

 
1.  Hanebuth, T.J.J., K. Stattegger, and P.M. Grootes, 2000, Rapid Flooding  of 
the Sunda Shelf: A Late-Glacial Sea-Level Record. Science. v. 288,  no. 5468, 
pp. 1033-1035; 
 2.  Hanebuth, T.J.J., and K. Stattegger, 2004, Depositional sequences on a  
late Pleistocene–Holocene tropical siliciclastic shelf (Sunda Shelf,  southeast 
Asia). Journal of Asian earth Science. v. 23, pp. 113-126)
 
Secara  ringkas, ingin saya katakan memang kita harus selalu waspada dengan  
gempa, dan selalulah bersiap dengan apa yang harus kita lakukan saat  gempa 
melanda; tetapi tak perlu resah berlebihan dengan berita-berita  seperti 
dilansir di bawah.
 
salam,
Awang
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib 
mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. E-mail besar dari 200KB;
2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib 
mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. E-mail besar dari 200KB;
2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke