Dimuloi di daerah Rantau, baa di Luhak Nan Tigo ?
---------------------------
Simpang Ampek Ibukota Pasbar

Nama Daerah Dikembalikan ke Asli

Padang Ekspres • Rabu, 21/09/2011 14:26 WIB • Eri mardinal

Pasbar, Padek—Penulisan nama Ibukota Pasaman Barat dari Simpang Empat  menjadi 
nama baru, Simpang Ampek diresmikan kemarin. Nama itu diikuti penulisan 
Kecamatan Gunuang Tuleh (sebelumnya Gunung Tuleh).


Hal itu disampaikan Bupati Pasbar, Baharuddin R didampingi Wabup Syahrul Dt 
Marajo, dalam peresmian nama ibukota Pasbar, dan nama kecamatan, nagari, 
jorong, dan nama jalan di halaman kantor bupati Simpang Ampek dalam rangkaian 
acara peringatan Hari Perhubungan Nasional, sekaligus hari Palang Merah 
Indonesia dan Hari Olahraga Nasional, Senin (19/9).


Hadir, Ketua LKAAM Sumbar, Muhammad Sayuti Dt Panghulu, pemangku adat Simpang 
Ampek Hendri Daulat Parik Batu, dan sejumlah tokoh masyarakat di Pasbar. 
Pengembalian nama-nama daerah ke bahasa aslinya itu, kata Bupati sebagai  
realisasi Perda Nagari yang telah disahkan DPRD.


Selanjutnya, nama Kecamatan Parit, diganti dengan Parik Koto Balingka. Ujung 
Gading diresmikan namanya Ujuang Gadiang. Kecamatan Silaping diresmikan 
sebutannya dengan Silapiang. Sebutan bundo kandung, dikembalikan  namanya bundo 
kanduang.


Sebutan Suka Menanti, disesuaikan lagi dengan Suko Mananti. Selama ini sebutan 
Padang Tujuh, juga dikembalikan menjadi Padang Tujuah dan Air Bangis 
dikembalikan ke nama aslinya Aia Bangih. Nagari Sinurut, dikembalikan ke nama 
aslinya Sinuruik.


Dengan demikian, seluruh nama-nama kecamatan, nagari, jorong, di Pasaman Barat 
dikembalikan kepada nama-nama aslinya. Sehingga budaya Minangkabau itu di 
Pasaman Barat akan tetap selalu eksis dan masyarakat bangga dengan bahasa 
sendiri atau bahasa aslinya.


Di tempat yang sama, Ketua LKAAM Sumbar, M Sayuti Dt Panghulu, memberikan 
apresiasi kepada bupati Pasbar, Baharuddin R yang punya inisiatif  untuk 
mengembalikan nama-nama daerah ke bahasa aslinya Minangkabau. Sebab, tidak 
semua bahasa Minang yang bisa dijadikan bahasa Indonesia, yang mengandung arti 
yang benar.


Di Sumbar baru Pasaman Barat yang pertama punya inisiatif mengembalikan 
nama-nama kecamatan, nagari, kampung, jalan ke bahasa aslinya Minangkabau,” 
kata Sayuti.


Seiring dengan itu, kata Sayuti,  falsafah  Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi 
Kitabullah itu, diharapkan akan berjalan dengan baik di bumi Pasaman Barat.


Sementara itu, peringatan hari perhubungan tahun ini tingkat Kabupaten Pasaman 
Barat dilangsungkan secara meriah. Sejak tanggal 15 September lalu, berbagai 
acara sudah dilaksanakan, hingga puncaknya kemarin.


Dimulai dengan gotong royong bersama di terminal Simpang Ampek, 15 September, 
dilanjutkan operasi simpatik dengan membagikan bunga kepada pengendara. 
Lanjutnya, wirid bersama dan sepeda santai diikuti Muspida, SKPD, komunitas fun 
bike Pasbar dan kepolisian. (*)


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke