Kenaikan Tarif Hotel di Yogya 30 Persen, Bukittinggi Sampai 100 Persen 
JAKARTA, ITM- Kenaikan tarif hotel di sejumlah destinasi wisata di Indonesia 
berbeda-beda. Di Yogyakarta maksimum yang dikenakan hanya 30 persen, sementara 
di Bukittinggi, Sumatera Barat bisa sampai 100 persen. 

Ketua Asita DI Yogyakarta Edwin Ismedi Himna, pekan ini, mengakui kenaikan 
tarif hotel ataupun paket perjalanan sebesar 30 persen pada saat high season 
seperti liburan Lebaran adalah hal yang wajar. Apalagi ada upaya dari pihak 
penyedia layanan untuk meningkatkan pelayanan.

Biasanya, kata dia, kenaikan semacam itu terjadi pada masa liburan Lebaran, 
atau pada 28 Agustus hingga 7 September. Kemudian pada bulan Desember atau 
tutup tahun. "Kenaikan tarif ini dibarengi dengan standar pelayanan prima. Kami 
tidak ingin mereka kapok menggunakan jasa kami kembali," katanya yang 
memprediksi usai liburan Lebaran ini, Yogyakarta akan kembali ramai dengan 
banyaknya event Meeting, Incentive, Conference, Exhibition (MICE).

Berbeda di Yogyakarta, kenaikan tarif hotel hingga 100 persen di Bukittinggi, 
Sumbar menjadi keluhan berbagai pihak. Seperti disampaikan Sekretaris Umum 
Ikatan Pemuda Pariwisata Bukittinggi (IPPB) Rudi Arnel, kenaikan tarif kamar 
hotel, berdasarkan pantauannya, kamar standar hotel melati dari Rp175 ribu naik 
menjadi Rp350 ribu. Untuk family room yang biasanya hanya Rp350 ribu menjadi 
Rp750 ribu.

"Meski naik, tapi pelayanannya kadang tidak sesuai dengan tarif yang 
ditetapkan," katanya.

Dia khawatir, jika kondisi seperti itu terus terjadi, dan tidak mendapat 
perhatian dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, serta PHRI, kelak wisatawan 
akan meninggalkan Bukittinggi. 

Sementara Ketua PHRI Bukittinggi Syahroni Fahlian membantah adanya kenaikan 
tarif hotel itu. Yang ada adalah dihapusnya diskon pada saat Lebaran ini, 
sehingga harganya terkesan mahal dari tarif biasanya. 

“Biasanya hotel memberikan diskon hingga 40 persen. Saat Lebaran diskon itu 
tidak berlaku lagi di semua hotel," katanya. Meski begitu, dia tidak menutup 
mata jika ada saja hotel yang bertindak nakal. (itm-22/itm-15) 


Komentar MAPPAS:

Hal yang sama kami lakukan pengecekan untuk masa akhir tahun, bulan November 
sampai Desember ini begitu banyak perusahaan yang melakukan 'MICE' di luar kota 
termasuk Bukittinggi, Akhir November ini saja HOtel di Bukittinggi Full 
Booking, yang di 'book' oleh Kementerian maupun Perusahaan. Terutama Hotel 
disekitar Pusat Kota sudah penuh di booking sejak awal November lalu.

Namun dikhawatirkan pelayanan, tidak sesaui dengan tarif yang telah ditetapkan. 
Untuk Pelayanan Hotel tentu Bukittinggi mesti banyak belajar dari Kota Wisata 
laiinya seperti Bali, Bandung dan Jogja yang sudah lebih dulu 'TOP' dengan 
urusan pelayanan. 

Dalam seminggu kedepan  kebetulan kami dan rombongan berkesempatan untuk 
melakukan MICE di Bukittinggi menginap di Hotel Pertama berbintang 4 di 
Bukittinggi, di salah satu Bukit di kawasan Manggis Koto Salayan. Kesempatan 
untuk melihat kembali pelayanan anak nagari.

Salam
DY Dt RPNTinggi
Sekjen MAPPAS 

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke