Nakan Jepe,

Welcome back to palanta. Tantang istilah "kalau mengaji pai kasurau"
itu paralu dipaluruih. Surau dimukasuik itu disiko adolah milis
surau.net. Iko untuk membedakan milis rantau.net jo surau.net.

Kalau kaji2 umum sajo tantu buliah sajo di rantau.net. Tapi kalau ka
mangaji labiah mandalam dgn berbagai argumentasi dan referensi, maka
para penggiat RN alah pulo mambuek biliak khusus nan diberinamo
surau.net.

Kalau secara umum istilah "kalau mangaji pai kasurau" itu bukan ajaran
agamo awak. Bukankah kehidupanko panuah jo pangajian. Semboyan "dimana
saja, kapan saja" itu sabananyo labiah tapek untuk mangaji. Dengan
mengaji tentu kito ingek taruh kebesaran Allah.

Jadi RN sendiri tantu sebagai aplikasi dari mangaji tu. Antaronyo
membangun silaturahmi itu kaji pokok sebagai makhluk Allah.

Rantau.net dan Surau.net samo tampek mengaji. Cuma nan ciek mangaji
ammah dan ciek lai mangaji khassah.

Mari taruih mangaji dimana saja kapan saja. Dan kuliner juo adalah mangaji pulo.

On 11/30/11, andi jepe <andi.j...@gmail.com> wrote:
> Dunsanak RN
>
> Tulisan ambo ko berulang tahun nan pertamo ko ha :-)
> Baco2 juo la sekedar selingan dari pado katonyo "ado nan basiarak
> karuak arang sajo" hehe
> dan juo sakalian ambo man test..lah lamo ndak mancogok...lai juo jadi
> anggota Palanta RN
>
>
> Ingek se lah pasan Amak ko ado dunsanak nan kajadi pengusaha yo harus
> pandai barituang
> kalau indak pandai (cadiak) barituang..anti lah jadi pengusaha
>
> beko abih se umpan dek aia..malah jo joran2 dielo e kadalam tobek godang ;-)
>
> Itu sajo dulu
>
> Salam kadunsanak sadonyo tarutamo dunsanak  nan suko jo genre kuliner
> di Palanta ko
> Ado istilah di siko nan ambo danga "kok ka mangaji pai ka surau"
>
> so "kok ka bakuliner mek lah kito ka lapau nasi baa nyo" :-)
> siapo tahu dapek gulai kapalo lauk Jinaha nan padehnyo menghentak dan
> twist  (menggelinjang) make our kulek singing and dancing :-)
> Syukur2 baa kecek konco alia ambo dapek lo kito  manginyam gulai Iyu mudo
> tuw
>
> Salam-Jepe
> 46 Thn, L @lagi di Samarinda
>
> ------------------------------
>
> “ Kalau Tidak Bisa Berhitung, Jangan Jadi Pengusaha ..Nak”
> By : Jepe
>
>
> Rasa-rasanya bagi warga Pekanbaru  yang suka berpetualangan kuliner
> yang selalu ingin mencari cita rasa yang tampil beda dan khas tentu
> tidak asing lagi dengan Rumah Makan Dendeng Batokok (Urang Lintau)
> yang terletak di Jalan Jati (Harapan Raya) Tangkerang Utara  ini.
> Keberadaan rumah makan yang satu ini sudah cukup lama paling tidak
> sejak tahun 1993 ketika saya merantau di Kota Bertuah Pekanbaru ini
> telah menjadi pelanggan setianya, 16 tahun lebih saya mengenal  rumah
> makan dengan menu spesialnya dendeng batokok serta aneka menu “selera
> kampung” lainnya yang menggugah selera  ada dua yang tidak berubah
> sampai saat ini
>
>
> Pertama yang tidak berubah tersebut tentu cita rasa berselera dari
> sebungkus nasi ramas dendeng batokok ini mulai dari kemasannya dari
> daun pisang yang membuat aroma nasi tersebut harum dan khas sampai
> aneka menu yang bersatu dalam sebungkus nasi tersebut sebut saja
> dendeng batokok yang garing, renyah dibaluri minyak kelapa dan taburan
> irisan  bawang merah serta irisan serong cabe hijau, acar segar
> mentimun dan nanas, uok (kukus) pucuk ubi dan kacang panjang, samba
> lado bada (teri) dengan kuah kemerahan yang encer, gulai cubadak
> (nangka) dan rebung bergaya gulai cincang lalu diselipkan sepotong
> petai rebus dan terakhir sedikit dipucuk nasi ramas sebelum sebelum
> dibungkus ditaburkan (dideraikan) kerupuk emping (minang : baguak).
> Semuanya bersatu dalam nasi dari beras kualitas bagus dari ranah
> minang dengan porsi yang sangat pas “tidak berlebihan  jauh dari
> kurang”
>
>
> Saya tidak bercerita apa dan bagaimana cita rasa khas berselera
> masakan dendeng batokok urang lintau jika anda mampir ke Kota
> Pekanbaru dari beragam dan pilihan masakan untuk memenuhi selera anda
> dalam berwisata kuliner maka kedai nasi dendeng batokok ini layak anda
> kunjungi (recommended). Nah hal kedua yang tidak pernah berubah yang
> akan saya ceritakan adalah seorang nenek yang tak lain tak bukan
> pemilik rumah makan tersebut. Amak begitu panggilan akrab saya pada
> sosok perempuan tua dalam bulan November ini genap berusia 81 Tahun.
> Sungguh si Amak ini dalam usianya boleh dikatakan telah uzur (diatas
> rata-rata umur harapan hidup manusia Indonesia) masih segar bugar
> serta menampilkan sosok fisik yang prima tentunya sesuai dengan
> kondisi usianya. Matanya masih awas, telinganya masih tajam dalam
> mendengar dan yang paling penting lagi dengan “profesi setia”nya
> sebagai kasir semenjak saya kenal kedai nasi ini pikirannya masih
> bening  tidak ada tanda-tanda kepikunan sedikitpun dalam berhitung
> berapa pengembalian belanja uang seseorang yang membayar makananan di
> kedainya.Amak begitu sigap menerima, berhitung atas belanja
> konsumennya dan matanya dan pikirannya begitu “awas” terhadap uang
> yang diserahkan pelanggannya dan jika ada pengembalian hanya dalam
> hitungan detik saja setelah uang masuk dalam kotak lalu dengan sigap
> Amak ini mengembalikan uang pelanggannya seperti malam tadi saya
> membeli 2 bungkus nasi ramas dendeng batokok
>
>
> “Mak..2 bungkus”  saya mendekati Amak yang duduak diketinggian dalam
> kursi dan meja menyerupai Bar sambil menyodorkan uang kertas Rp
> 100.000,-
>
>
> Set..set..set !!,  si Amak membuka kotak uangnya dengan sigap (dia
> sangat hafal ini uang pecahan Rp 100.000 , perlu dipisahkan di “anak
> kotak” tersendiri) lalu seperti sudah sangat terlatih dan tidak ada
> sedikitpun meminjam istilah ABG “Oon” alias pikun  Amak dengan cekatan
> mengembalikan uang saya sebesar Rp 70.000 (Pecahan Rp 50.000 dan Rp
> 20.000)  dengan gaya yang “aduhay” tegas, tatapan tajam sambil
> tersenyum ramah atas pengembambalian belanja saya sebesar Rp 30.000
> untuk 2 bungkus nasi ramas dendeng batokok. Belum sampai disitu gaya
> si Amak, ketika saya menerima kembalian uang yang disodorkannya si
> Amak secara otomatis (begitu yang saya kenal selama ini) menatap saya
> sambil telapak tangan dihadapkan kemuka saya (gaya seseorang menyetop
> kendaraan dari depan, bisa anda bayangkan ?) sambil berkata “pas ya
> Nak”
>
>
> Saya hanya tersenyum sambil meangguk-angguk kagum  “ya pas Mak…mantapppp
> !!!”
> Si Amak tersenyum puas ketika saya berkata seperti itu, tentunya dia
> merasa bahagia dan ingin menunjukan kepada saya bahwa dalam usianya 81
> tahun pikirannya masih tajam.
>
>
> Malam menjelang Isya tersebut tidak ada lagi pelanggan setianya makan
> ditempat, saya sempat sedikit mengobrol ringan sama Amak ini salah
> satu hal yang menarik dan tidak pernah berubah dari Amak yang menjadi
> Bos rumah makan ini yaitu kebiasaan “jelek”nya , Merokok !!!. Amak
> dengan gaya tulen perokok professional  begitu syahdu dan menarik
> melihat gayanya merokok,  baik cara memegang dan menghisap sebatang
> rokok Mild Menthol kesayangannya,…pus..pus..pus asap rokoknya mengepul
> ketika selesai sebuah tarikan “nikmat” sebatang rokok yang menempel di
> mulutnya. (Memang mantap…si Nenek punya gaya dan selera dalam merokok)
>
>
> Lalu saya bertanya “Mak..sejak kapan merokok dan kenapa merokok sudah
> bagian dari “gaya hidup” Amak”
>
>
> Atas pertanyaan ringan dan tak terduga dari saya ini pada si Amak  dia
> menjawab dan menceritakan dengan santai kepada saya kira-kira begini
> (Amak tentu berbahasa Minang Kampungnya Lintau)
>
>
> “he he begini Nak, Amak merokok sekitar tahun  60 an, kala itu suami
> Amak (almarhum, meninggal dalam usia 65 Tahun) bekerja dan buka usaha
> bengkel di Pekanbaru ini sebagai montir. Jam istirahat Amak sering
> mengantarkan suami Amak secangkir kopi dan kue-kue serta sebungkus
> Rokok Kansas pendek yang berwarna kuning itu bungkusnya, lalu Amak
> “cilok sabatang” he he he (curi sebatang) lalu Amak hisap akhirnya
> ketagihan sampai sekarang.
> “Mmmm..begitu ya Mak” kata saya singkat sambil manggut-manggut
>
>
> Menjelang kaki saya melangkah  meninggal warung Amak, saya masih
> sempat memuji Amak ini dan berkata
>
> “Mantap Mak..dalam usia 81 Tahun ini Amak masih tajam dalam hitung
> berhitung uang belanjaan pelanggannya”
>
> Ahaa..jawaban si Amak bukannya terima kasih pada saya atas pujian
> penuh kagum ini tapi sambil tersenyum menampakan giginya yang masih
> utuh berkata
>
> “Kalau ndak pandai barituang jaan jadi pengusaha Nak” jawabnya singkat
> diluar dugaan saya
>
> “hahhh !!! ya ..ya ..ya..Mak..betul..betul Mak,  KALAU TIDAK BISA
> BERHITUNG JANGAN JADI PENGUSAHA..MANTAP MAK !!! “
>
> Salut buat si Amak
>
> Pekanbaru, 28 November 2010
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet
> http://groups.google.com/group/RantauNet/~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
>   1. E-mail besar dari 200KB;
>   2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi;
>   3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
>

-- 
Sent from my mobile device

Wassalaamu'alaikum
Dutamardin Umar (aka. Ajo Duta),
suku Mandahiliang,
lahir 17 Agustus 1947.
nagari Gasan Gadang, Kab. Pariaman.
rantau Deli, Jakarta, kini Sterling, Virginia-USA
------------------------------------------------------------

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke