Kang Bas,

Pengamatan saya pribadi, mohon maaf kalau beda dengan yang lain, untuk Kukila rasanya hambatan terbesar adalah Bahasa Inggris dan kualitas tulisan. Sementara itu, untuk jurnal dari perguruan tinggi hambatan terbesar terkait dengan methodologi penulisan yang kadang-kadang terasa harus bersifat ilmiah (hampir tidak ada ruang untuk pengamatan "biasa" atau /short communication/).

Memang pada akhirnya semua berpulang kepada kitanya sendiri. Meskipun disediakan banyak fasilitas, tapi kalau kita memang tidak mau menulis ya susah juga. Saya kira ini cuma masalah kebiasaan dan bagaimana memulainya. Salah satu cara yang cukup mudah sebenarnya adalah coba menulis pengalaman pengamatan di milis ini. Insyaallah itu bisa dikumpulkan sedikit demi sedikit, dan satu waktu bisa dijadikan bahan tulisan yang baik.

Untuk hasil telusurnya, 3% orang Indonesia itu bisa jadi sebenarnya cuma 2 - 3 orang yang itu-itu saja khan?

Ayo menulis ....

Yus
On 06/05/2010 14:14, Kang Bas wrote:

Salam

Pada PPBI, Pertemuan Pengamat Burung Indonesia tahun 2007 silam di Semarang, topik ini juga menajdi salah satu bahasan. Yang membahas dan presentasi Pak Pram. Intinya memang hampir mirip dengan apa yang pernah dilakukan Prof. Soma, namun tema yang diusung adalah "Ornithology Knowledge Gap"

Saya sarikan dari file presentasi yang relevan saja:

Studi kasus 1 (Ovid JCU.EDU.AU)
- Penelusuran database online
- Keyword: bird, Indonesia
- Hasil : 80 artikel
- dari 25 judul Jurnal

Studi kasus 2 (Kukila)
- Tema Tulisan :
- 93 %  = spesies / sites notes
- 4% = breedingrecord
- 3% = behaviour

- Penulis :
- 94 % = non Indonesia
- 3 % = Indonesia
- 3 % = Indonesia + non

Kalau gantian boleh berpikiran nakal dan liar, 94% v.s 3% itu mah bukan gap (jurang) lagi namanya, tapi Ngarai. Soalnya selisihnya jauuuuh sekali...

Tapi memang, yang jadi studi kasus baru Kukila, yang dianggap representasi Indonesia di dunia internasional. Namun kalau publikasi ornithologi Indonesia oleh orang Indonesia di media ilmiah lain, saya lihat "cukup lumayan". Tersebar di Jurnal Biota UAJY, Biosfera UNSOED, Berkala Biologi UGM, Jurnal Puslit Hutan, Zoo Indonesia (masih ada?), dll...

Jadi untuk isue kanal publikasi, sebenarnya tidak harus jadi kendala. Hampir semua kampus yang punya jurusan Biologi/MIPA, Kehutanan, punya publikasi ilmiah. Belum ditambah lembaga lain, Kehutanan, LIPI, LSM..

KB

--- On *Thu, 5/6/10, Y. Hadiprakarsa /<rangko...@gmail.com>/* wrote:

    Sebelumnya saya tergelitik juga jadi ingin bertanya kepada
    rekan-rekan, sudah adakah yang pernah melakukan kajian sederhana
    dalam kurun 10 atau 5 tahun teakhir mengenai: jumlah total dan
    rerata per tahun publikasi mengenai burung yang di tulis oleh
    warga Indonesia baik dalam jurnal ilmiah atau semi ilimiah di
    dalam dan international? Kemudian, berapa jumlah kanal publikasi
    tersedia di dalam negeri?




Kirim email ke