Re: [Keuangan] Ladang Gas Dikuasai Asing Indonesia Tidak Berdaya Atur Pasokan Gas
Apakah ini akan berujung menjadi impor pupuk seperti impor pupuk urea 500.000 ton tahun lalu? Kalau impor pupuk lalu pupuknya disubsidi mantap sepertinya hehehe. Salam, Reza From: dyahanggitasari To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Sent: Wed, February 3, 2010 5:34:10 PM Subject: Re: [Keuangan] Ladang Gas Dikuasai Asing Indonesia Tidak Berdaya Atur Pasokan Gas Pasokan Gas, Dirjen Migas Diminta Lapor SBY VIVAnews By Heri Susanto, Elly Setyo Rini - Kamis, 21 Januar VIVAnews - Menteri Perindustrian MS Hidayat mendesak agar Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita Herawati Legowo segera melaporkan kepada Presiden terkait kepastian jaminan pasokan gas. "Menteri Perindustrian baru saja SMS, minta saya bisa tidak lapor ke Presiden siang ini. Saya bilang belum bisa karena belum selesai," kata Evita dalam Workshop Revitalisasi Industri Pupuk di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Kamis, 21 Januari 2010. Lebih lanjut Evita menjelaskan, hingga saat ini, masih saja terjadi ketidaksepakatan penentuan harga pembelian dan penjualan gas. "Dari pihak pabrik pupuk, minta reasonable saat ke bank. Tapi dari produsen gas juga ada batasan minimum ke pemerintah dan batasan minimum supaya gas bisa keluar dari dalam perut bumi," ujarnya. Sehingga, kata dia, penentuan harga gas melibatkan tiga kepentingan, yakni pemerintah, produsen gas, dan produsen pupuk. "Kalau masalah harga gas ini tidak bisa diselesaikan, harus ada yang berkorban. Satu-satunya yang harus berkorban yakni pemerintah," ujarnya. Namun, pengorbanan dari pemerintah, menurutnya, harus jelas dan disepakati bersama. Untuk memastikan pasokan gas cukup bagi kebutuhan dalam negeri, pemerintah telah mengeluarkan aturan domestic market obligation (DMO). Produsen migas diwajibkan mengalokasikan 25 persen bagian dari kontraktor dari keseluruhan produksi. "Karena bagian kontraktor sebanyak 30 persen, dan sisanya pemerintah maka yang harus diserahkan 17,5 persen dari produksi," kata dia. Menteri Perindustrian MS Hidayat menjelaskan, dalam rangka memenuhi kebutuhan pupuk yang meningkat, industri dituntut untuk menaikkan produktivitas. "Revitalisasi industri pupuk masuk dalam program 100 hari. Dengan adanya revitalisasi, diharapkan kapasitas produksi industri pupuk urea akan meningkat dari 8,05 juta ton menjadi 10,4 juta ton," kata Hidayat dalam sambutan yang dibacakan Wakil Menteri Perindustrian Alex W Retraubun. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Keuangan] Ladang Gas Dikuasai Asing Indonesia Tidak Berdaya Atur Pasokan Gas
Bah..Aturan lagi... setelah ada kasus...gak ada apa diatur dulu sebelum ada kasus... --- On Wed, 3/2/10, dyahanggitasari wrote: > > VIVAnews - Menteri Perindustrian MS Hidayat mendesak agar > Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita Herawati Legowo segera > melaporkan kepada Presiden terkait kepastian jaminan pasokan > gas. > > "Menteri Perindustrian baru saja SMS, minta saya bisa tidak > lapor ke Presiden siang ini. Saya bilang belum bisa karena > belum selesai," kata Evita dalam Workshop Revitalisasi > Industri Pupuk di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Kamis, > 21 Januari 2010. > > Lebih lanjut Evita menjelaskan, hingga saat ini, masih saja > terjadi ketidaksepakatan penentuan harga pembelian dan > penjualan gas. > > "Dari pihak pabrik pupuk, minta reasonable saat ke bank. > Tapi dari produsen gas juga ada batasan minimum ke > pemerintah dan batasan minimum supaya gas bisa keluar dari > dalam perut bumi," ujarnya. > > > Get your preferred Email name! Now you can @ymail.com and @rocketmail.com. http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/
Re: [Keuangan] Ladang Gas Dikuasai Asing Indonesia Tidak Berdaya Atur Pasokan Gas
Pasokan Gas, Dirjen Migas Diminta Lapor SBY VIVAnews By Heri Susanto, Elly Setyo Rini - Kamis, 21 Januar VIVAnews - Menteri Perindustrian MS Hidayat mendesak agar Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita Herawati Legowo segera melaporkan kepada Presiden terkait kepastian jaminan pasokan gas. "Menteri Perindustrian baru saja SMS, minta saya bisa tidak lapor ke Presiden siang ini. Saya bilang belum bisa karena belum selesai," kata Evita dalam Workshop Revitalisasi Industri Pupuk di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Kamis, 21 Januari 2010. Lebih lanjut Evita menjelaskan, hingga saat ini, masih saja terjadi ketidaksepakatan penentuan harga pembelian dan penjualan gas. "Dari pihak pabrik pupuk, minta reasonable saat ke bank. Tapi dari produsen gas juga ada batasan minimum ke pemerintah dan batasan minimum supaya gas bisa keluar dari dalam perut bumi," ujarnya. Sehingga, kata dia, penentuan harga gas melibatkan tiga kepentingan, yakni pemerintah, produsen gas, dan produsen pupuk. "Kalau masalah harga gas ini tidak bisa diselesaikan, harus ada yang berkorban. Satu-satunya yang harus berkorban yakni pemerintah," ujarnya. Namun, pengorbanan dari pemerintah, menurutnya, harus jelas dan disepakati bersama. Untuk memastikan pasokan gas cukup bagi kebutuhan dalam negeri, pemerintah telah mengeluarkan aturan domestic market obligation (DMO). Produsen migas diwajibkan mengalokasikan 25 persen bagian dari kontraktor dari keseluruhan produksi. "Karena bagian kontraktor sebanyak 30 persen, dan sisanya pemerintah maka yang harus diserahkan 17,5 persen dari produksi," kata dia. Menteri Perindustrian MS Hidayat menjelaskan, dalam rangka memenuhi kebutuhan pupuk yang meningkat, industri dituntut untuk menaikkan produktivitas. "Revitalisasi industri pupuk masuk dalam program 100 hari. Dengan adanya revitalisasi, diharapkan kapasitas produksi industri pupuk urea akan meningkat dari 8,05 juta ton menjadi 10,4 juta ton," kata Hidayat dalam sambutan yang dibacakan Wakil Menteri Perindustrian Alex W Retraubun.
Re: [Keuangan] Ladang Gas Dikuasai Asing Indonesia Tidak Berdaya Atur Pasokan Gas
couldn't agree with you more... tapi masalahnya, pupuk organik itu tidak bisa menjadi pengganti pupuk kimia (anorganik), karena pasokan unsur haranya tidak sebanyak yg terkandung dalam pupuk kimia... jadi yg baik adalah pupuk organik digunakan secara komplementer dgn pupuk kimia. pupuk kimia juga sebaiknya bukan pupuk tunggal, tapi pupuk majemuk. hanya saja, harga pupuk majemuk ini jauh lebih mahal, ujung-2nya subsidi juga akan membengkak... (kalau hrg pupuk majemuk juga "dipatok") sekali lagi, sekarang tidak ada lagi yang namanya subsidi harga gas (atau subsidi pasokan gas). pokoknya, yg namanya cari gas, pabrik pupuk diharuskan "kasak-kusuk" ke pemasok gas dgn pola B2B. salam, hdy - Original Message - From: "Ari Condro" To: Sent: Wednesday, February 03, 2010 2:08 PM Subject: Re: [Keuangan] Ladang Gas Dikuasai Asing Indonesia Tidak Berdaya Atur Pasokan Gas kalau yang saya tangkap sih pak. - subsidi harga beras - berujung subsidi harga pupuk - berujung subsidi industri pupuk - berujung subsidi pasokan gas seperti sudah dikatakan bang poltak. dan itu bikin jadi mahal. btw, disebutkan di berbagai media kan penyebab global warming tuh kan peternakan (mostly di amerika selatan sih). dituding jadi penyebab global warming karena menghasilkan co2, metana dan satu gas lagi, lupa, turunan metana juga (dan persentasenya melebihi yang dihasilkan oleh polusi karena bahan bakar kendaraan di seluruh dunia). kenapa gak merubah itu jadi pupuk kandang saja yah ? nanti pupuknya dipakai buat nanam padi. kembali ke alam yah, peternakan berkelanjutan yang dipadu dengan budidaya padi. jangan lagi mengandalkan pupuk pabrikan. ^^ salam, Ari
Re: [Keuangan] Ladang Gas Dikuasai Asing Indonesia Tidak Berdaya Atur Pasokan Gas
kalau yang saya tangkap sih pak. - subsidi harga beras - berujung subsidi harga pupuk - berujung subsidi industri pupuk - berujung subsidi pasokan gas seperti sudah dikatakan bang poltak. dan itu bikin jadi mahal. btw, disebutkan di berbagai media kan penyebab global warming tuh kan peternakan (mostly di amerika selatan sih). dituding jadi penyebab global warming karena menghasilkan co2, metana dan satu gas lagi, lupa, turunan metana juga (dan persentasenya melebihi yang dihasilkan oleh polusi karena bahan bakar kendaraan di seluruh dunia). kenapa gak merubah itu jadi pupuk kandang saja yah ? nanti pupuknya dipakai buat nanam padi. kembali ke alam yah, peternakan berkelanjutan yang dipadu dengan budidaya padi. jangan lagi mengandalkan pupuk pabrikan. ^^ salam, Ari 2010/2/3 Hardoyo Atmaji > > > waduh, > ini jangan sampe salah mengerti... > > yang betul adalah, > yang disubsidi itu adalah petani, tapi via industri pupuk... > > subsidi diberikan karena Pemerintah menetapkan harga jual pupuk di level > petani (lini-4) jaaau dibawah harga pasar internasional, > sementara industri pupuk diharuskan mencari pasokan gas dengan cara B2B > dengan pemasok gas (lagi-2 issue nya adalah keekonomian lapangan gas). > (harga eceran tertinggi Rp. 1.200/kg CNF di seluruh pelosok Indonesia, > sementara harga international saat ini (mungkin) berkisar USD 260/ton FOB > di > plant gate. Harga international berfluktuasi, pernah mencapai USD 800/ton > di > sekitar bulan Okt/Nov. 2008) > > jadi jangan sampai salah pengertian, > bukan industri pupuk yang menikmati subsidi, > tapi petani... > > industri pupuk diharuskan membeli gas pake dollar dgn hrg B2B, > sementara harus jual produk dgn hrg yg dipatok dlm rupiah. > pareto biaya produksi pupuk urea itu sekitar 70%-nya adalah biaya gas bumi. > > industri pupuk kesulitan mencari gas bumi karena dengan pola B2B dan HET di > > atas, > ujung-2nya akan menaikkan besaran subsidi yg menjadi beban Pemerintah... > (dengan hrg gas yg menunjang keekonomian lapangan gas). > > sebetulnya ada beberapa pabrik pupuk dan KPS gas bumi yang menetapkan harga > > gas menggunakan formula yg terkait dgn beberapa variabel. > tapi ini juga menjadi kendala saat harga gas menjadi mahal, subsidi yg hrs > dibayar oleh Pemerintah juga menjadi tinggi... > > semoga dapat memberikan pemahaman yg lbh baik. > > salam, > hdy > > > - Original Message ----- > From: "Oka Widana" > > > > To: "Millis AKI" > > > > Sent: Tuesday, February 02, 2010 9:07 PM > Subject: Re: [Keuangan] Ladang Gas Dikuasai Asing Indonesia Tidak Berdaya > Atur Pasokan Gas > > Kok larinya kesubsidi ya? :))... subsidi membuat industri manja, inefisien > dan borositu saya sepakati. Memang casenya kebetulan adalah industri > pupuk, salah satu industri penerima subsidi, sampai sekarang. > > Saya membacanya adalah kesulitan bahan baku. Padahal, kita, penghasil bahan > > baku itu. Saya kira ada masalah pada rantai supply chain industri gas, > sehingga even pabrik pupuk bersedia membeli dg harga pasar, gas nya tdk > tersedia. Berbeda katakanlah dg CPO, yg juga banyak dikuasai asing, namun > produsen CPO, tak bisa seenak udelnya menjual keluar, karena ada mekanisme > tarif barrier disitu. > > Teman2 yg bekerja diindustri migas bisa membantu? > > Oka > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > > [Non-text portions of this message have been removed] = Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com - Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 - Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com = Perhatian : - Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [Keuangan] Ladang Gas Dikuasai Asing Indonesia Tidak Berdaya Atur Pasokan Gas
At 01:48 PM 2/3/2010, you wrote: Betul, harga gas di pasar dunia sebenarnya sedang menuju turun karena terjadi oversupply. Dua musim dingin yang lalu Eropa Barat bisa "digertak" oleh Russia lewat penurunan pasokan gas. Tetapi tahun ini hal itu tidak terjadi karena teknologi penyimpanan gas dan distribusi via LNG train telah sangat berkembang sehingga pasokan tidak lagi tergantung pada pipa. >ke depannya dunia akan kelebihan pasokan gas, kok. lagian kenapa nggak beli >ke luar negeri saja ? > >harga Henry Hub aja cuma USD 4-5/mmbtu atau Rusia/Sakhalin Project dengan >harga USD 5/mmbtu. gotongnya gimana ? pesen aja LNG Carrier dari >Samsung/Hyundai yang LNG carrier kelas 300ribu ton. terus ke depannya kan >bisa kontrak jangka panjang dengan darwin project yang sudah mulai onstream, >gorgon project tahun 2012 on stream > >sebenarnya pupuk sultan iskandar muda ini gak dapat pasokan atau memang >nggak punya duit buat beli gas sih ? > >salam, >Ari
Re: [Keuangan] Ladang Gas Dikuasai Asing Indonesia Tidak Berdaya Atur Pasokan Gas
waduh, ini jangan sampe salah mengerti... yang betul adalah, yang disubsidi itu adalah petani, tapi via industri pupuk... subsidi diberikan karena Pemerintah menetapkan harga jual pupuk di level petani (lini-4) jaaau dibawah harga pasar internasional, sementara industri pupuk diharuskan mencari pasokan gas dengan cara B2B dengan pemasok gas (lagi-2 issue nya adalah keekonomian lapangan gas). (harga eceran tertinggi Rp. 1.200/kg CNF di seluruh pelosok Indonesia, sementara harga international saat ini (mungkin) berkisar USD 260/ton FOB di plant gate. Harga international berfluktuasi, pernah mencapai USD 800/ton di sekitar bulan Okt/Nov. 2008) jadi jangan sampai salah pengertian, bukan industri pupuk yang menikmati subsidi, tapi petani... industri pupuk diharuskan membeli gas pake dollar dgn hrg B2B, sementara harus jual produk dgn hrg yg dipatok dlm rupiah. pareto biaya produksi pupuk urea itu sekitar 70%-nya adalah biaya gas bumi. industri pupuk kesulitan mencari gas bumi karena dengan pola B2B dan HET di atas, ujung-2nya akan menaikkan besaran subsidi yg menjadi beban Pemerintah... (dengan hrg gas yg menunjang keekonomian lapangan gas). sebetulnya ada beberapa pabrik pupuk dan KPS gas bumi yang menetapkan harga gas menggunakan formula yg terkait dgn beberapa variabel. tapi ini juga menjadi kendala saat harga gas menjadi mahal, subsidi yg hrs dibayar oleh Pemerintah juga menjadi tinggi... semoga dapat memberikan pemahaman yg lbh baik. salam, hdy - Original Message - From: "Oka Widana" To: "Millis AKI" Sent: Tuesday, February 02, 2010 9:07 PM Subject: Re: [Keuangan] Ladang Gas Dikuasai Asing Indonesia Tidak Berdaya Atur Pasokan Gas Kok larinya kesubsidi ya? :))... subsidi membuat industri manja, inefisien dan borositu saya sepakati. Memang casenya kebetulan adalah industri pupuk, salah satu industri penerima subsidi, sampai sekarang. Saya membacanya adalah kesulitan bahan baku. Padahal, kita, penghasil bahan baku itu. Saya kira ada masalah pada rantai supply chain industri gas, sehingga even pabrik pupuk bersedia membeli dg harga pasar, gas nya tdk tersedia. Berbeda katakanlah dg CPO, yg juga banyak dikuasai asing, namun produsen CPO, tak bisa seenak udelnya menjual keluar, karena ada mekanisme tarif barrier disitu. Teman2 yg bekerja diindustri migas bisa membantu? Oka Powered by Telkomsel BlackBerry®
Re: [Keuangan] Ladang Gas Dikuasai Asing Indonesia Tidak Berdaya Atur Pasokan Gas
ke depannya dunia akan kelebihan pasokan gas, kok. lagian kenapa nggak beli ke luar negeri saja ? harga Henry Hub aja cuma USD 4-5/mmbtu atau Rusia/Sakhalin Project dengan harga USD 5/mmbtu. gotongnya gimana ? pesen aja LNG Carrier dari Samsung/Hyundai yang LNG carrier kelas 300ribu ton. terus ke depannya kan bisa kontrak jangka panjang dengan darwin project yang sudah mulai onstream, gorgon project tahun 2012 on stream sebenarnya pupuk sultan iskandar muda ini gak dapat pasokan atau memang nggak punya duit buat beli gas sih ? salam, Ari [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Keuangan] Ladang Gas Dikuasai Asing Indonesia Tidak Berdaya Atur Pasokan Gas
'Kalau memang harga pupuk harus naik karena harga gas naik - tentu masih bisa disesuaikan bila konsumen penggunanya adalah non-beras." - Perlu mengurangi jumlah penduduk tuh KABE... KABE 2010/2/3 Poltak Hotradero > At 09:07 PM 2/2/2010, you wrote: > > > Kalau memang harga pupuk harus naik karena harga gas naik - tentu > masih bisa disesuaikan bila konsumen penggunanya adalah non-beras. > > Lain masalah kalau konsumen terbesarnya adalah petani padi - di mana > padi adalah juga salah satu komoditas yang sensitif secara politik. > > > [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Keuangan] Ladang Gas Dikuasai Asing Indonesia Tidak Berdaya Atur Pasokan Gas
penghasil bahan baku iya, cuma masalah kontrak dan fluktuasi harga di dunia makin rumit. LNG kita sebagian besar di export karena terikat kontrak, ketika permintaan makin banyak kita juga mengimpor. http://dtwh.esdm.go.id/index.php?page=detail_neraca&yf=2006 http://www.kontan.co.id/index.php/nasional/news/1460/Setelah-Tangguh-Pemerintah-Akan-Negosiasi-30-Kontrak-Ekspor-Gas- Anggota Komite Badan Pengatur Usaha Hilir (BPH) Migas Triyono yang membidangi gas menyambut baik rencana pemerintah ini. Sebab, di dalam negeri, Indonesia sedang mengalami krisis gas karena kebutuhan gas lebih besar daripada jumlah pasokannya.Saat ini produksi gas di Indonsia mencapai 8.400 MMFD. Namun gas yang mengalir untuk kebutuhan dalam negeri hanya 3.000 juta cubic feet per hari (MMCFD). "Sisanya 5.000 MMCFD untuk ekspor dengan harga murah," kata Triyono. Pemerintah meneken kontrak gas dari Blok Tangguh, Papua ke Fujian, China dengan harga US$ 3,4 per juta metric british thermal unit (MMBTU). Harga tersebut sangat merugikan sebab harga LNG di pasar internasional saat ini mencapai US$ 20 per MMBTU. Pemerintah mengikat kontrak itu pada tahun 2002, sementara pengapalannya mulai Desember tahun ini. dan sempet ramai juga kan dulu antara SBY-JK dan Mega http://www.kontan.co.id/index.php/nasional/news/1056/Perang-Tangguh-Makin-Panas-Saja --- On Tue, 2/2/10, Oka Widana wrote: From: Oka Widana Subject: Re: [Keuangan] Ladang Gas Dikuasai Asing Indonesia Tidak Berdaya Atur Pasokan Gas To: "Millis AKI" Date: Tuesday, 2 February, 2010, 21:07 Kok larinya kesubsidi ya? :))... subsidi membuat industri manja, inefisien dan borositu saya sepakati. Memang casenya kebetulan adalah industri pupuk, salah satu industri penerima subsidi, sampai sekarang. Saya membacanya adalah kesulitan bahan baku. Padahal, kita, penghasil bahan baku itu. Saya kira ada masalah pada rantai supply chain industri gas, sehingga even pabrik pupuk bersedia membeli dg harga pasar, gas nya tdk tersedia. Berbeda katakanlah dg CPO, yg juga banyak dikuasai asing, namun produsen CPO, tak bisa seenak udelnya menjual keluar, karena ada mekanisme tarif barrier disitu. Teman2 yg bekerja diindustri migas bisa membantu? Oka Powered by Telkomsel BlackBerry® - [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Keuangan] Ladang Gas Dikuasai Asing Indonesia Tidak Berdaya Atur Pasokan Gas
At 09:07 PM 2/2/2010, you wrote: Blie Oka, Untuk memahami apa yang terjadi pada penjual - maka kita harus melihat apa yang terjadi pada pembeli. Konsumen pupuk terbesar di Indonesia adalah petani padi. Itu yang menjadi rantai awal rangkaian panjang subsidi. Bila orang Indonesia bisa mengurangi ketergantungan terhadap beras (dan berarti mengurangi subsidi atas beras) - maka akan jauh lebih banyak pupuk tersedia bagi penanaman tanaman pangan lainnya. Kalau memang harga pupuk harus naik karena harga gas naik - tentu masih bisa disesuaikan bila konsumen penggunanya adalah non-beras. Lain masalah kalau konsumen terbesarnya adalah petani padi - di mana padi adalah juga salah satu komoditas yang sensitif secara politik. >Kok larinya kesubsidi ya? :))... subsidi membuat industri manja, >inefisien dan borositu saya sepakati. Memang casenya kebetulan >adalah industri pupuk, salah satu industri penerima subsidi, sampai sekarang. > >Saya membacanya adalah kesulitan bahan baku. Padahal, kita, >penghasil bahan baku itu. Saya kira ada masalah pada rantai supply >chain industri gas, sehingga even pabrik pupuk bersedia membeli dg >harga pasar, gas nya tdk tersedia. Berbeda katakanlah dg CPO, yg >juga banyak dikuasai asing, namun produsen CPO, tak bisa seenak >udelnya menjual keluar, karena ada mekanisme tarif barrier disitu. > > > >Teman2 yg bekerja diindustri migas bisa membantu?
Re: [Keuangan] Ladang Gas Dikuasai Asing Indonesia Tidak Berdaya Atur Pasokan Gas
jadi ngomongin cpo nih. beberapa waktu yang lalu sempat ngobrol dengan teman yang di sinar mas. dia yang bagian jualan filma di kategori horeka - hotel restoran kafe. dia bilang, bentar lagi subsidi cpo dicabut (kebijakannya expired sampai tahun ini). harga minyak goreng bakalan meroket. ukm yang selama ini andalannya dari minyak goreng curah bakalan teriak, karena harga harga akan naik dengan sendirinya. ada yang mau komen tentang hal ini ? hehehe ^^ salam, Ari 2010/2/2 > > > > Di negara-negara lain dikenal apa yang disebut domestic > market obligation. Pemerintah membiarkan mekanisme pasar > berjalan, tapi perusahaan yang menjual komoditas tertentu > yang penting buat masyarakat di dalam negeri --misalnya > gas, minyak goreng, dll-- diwajibkan menyediakan > pasokan komoditas itu dalam jumlah tertentu di dalam negeri. > > Malaysia mengenakan pajak ekspor buat minyak sawit mentah, > tapi itu saja tidak cukup. Mereka juga menerapkan domestic > market obligation untuk CPO. > > Pajak ekspor terbukti tidak cukup mengatasi keserakahan > pengusaha sawit, apalagi jumlah mereka yang besar-besar terbatas > sehingga mereka bisa membuat kartel terselubung. > > Pengusaha sawit yang serakah membebankan saja pajak ekspor itu > kepada konsumen dengan cara mengatur agar harga minyak > goreng di dalam negeri naik. > > Dengan lobinya yang kuat, mereka selama ini berhasil menolak > mekanisme domestic market obligation. Mereka lebih suka disuruh > melakukan operasi pasar secara sporadis. Dengan operasi pasar > mereka terkesan menjadi sinterklas atau pengusaha yang murah > hati. Zaman sekarang, kan, segala sesuatu perlu pencitraan. :) > > Pasar gas saya kira persolannya sama saja. > > > > Kok larinya kesubsidi ya? :))... subsidi membuat industri manja, > inefisien > > dan borositu saya sepakati. Memang casenya kebetulan adalah industri > > pupuk, salah satu industri penerima subsidi, sampai sekarang. > > > > Saya membacanya adalah kesulitan bahan baku. Padahal, kita, penghasil > > bahan baku itu. Saya kira ada masalah pada rantai supply chain industri > > gas, sehingga even pabrik pupuk bersedia membeli dg harga pasar, gas nya > > tdk tersedia. Berbeda katakanlah dg CPO, yg juga banyak dikuasai asing, > > namun produsen CPO, tak bisa seenak udelnya menjual keluar, karena ada > > mekanisme tarif barrier disitu. > > > > Teman2 yg bekerja diindustri migas bisa membantu? > > > > Oka > > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > > > > -Original Message- > > From: sonrai > > > Date: Tue, 2 Feb 2010 04:40:12 > > To: > > > > > > Subject: Re: [Keuangan] Ladang Gas Dikuasai Asing Indonesia Tidak Berdaya > > Atur Pasokan Gas > > > > Bang subsidi Orang berarti BLT dong. > > > > Juga kalau Subsidi modal kan gak hanya dari Pajak, utang juga subsidi > > modal kan bang? > > > > --- On Tue, 2/2/10, Poltak Hotradero > > > > wrote: > > > >> From: Poltak Hotradero > > >> Subject: Re: [Keuangan] Ladang Gas Dikuasai Asing Indonesia Tidak > >> Berdaya Atur Pasokan Gas > >> To: > >> AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com > >> Date: Tuesday, 2 February, 2010, 5:56 PM > >> At 05:30 PM 2/2/2010, you wrote: > >> > >> Inilah konsekuensi panjang dari subsidi, yaitu > >> menghasilkan rantai subsidi yang makin lama akan > >> semakin panjang dan semakin kompleks. > >> > >> Subsidi beras berarti harus menyediakan subsidi atas padi. > >> Subsidi padi hanya bisa sukses kalau disertai > >> dengan subsidi benih dan subsidi pupuk. > >> Subsidi pupuk hanya bisa sukes kalau disertai dengan > >> subsidi gas alam. > >> Subsidi gas alam hanya bisa sukses kalau ada subsidi > >> modal. > >> Subsidi modal diambilnya dari pajak. > >> > >> Kalau pajak naik - berarti secara implisit harga barang > >> menjadi naik. > >> Maka selisih antara angka inflasi umum dengan > >> harga beras -- akan semakin melebar. > >> Ongkos subsidi akan meningkat - karena sekalipun > >> barang lain naik - harga beras harus ditekan. > >> Dengan kata lain - pos subsidi akan cenderung semakin > >> membesar... > >> > >> Ketika orang Indonesia menjadi sedemikian > >> tergantung pada beras. Maka akan semakin panjang > >> rantai subsidi dan akan semakin mahal subsidi yang harus > >> ada. > >> > >> Solusinya? > >> 1. Jangan gampang memberi subsidi. > >> 2. Kalaupun harus memberi subsidi - maka kenakan > >> pada konsumen BUKAN pada baran
Re: [Keuangan] Ladang Gas Dikuasai Asing Indonesia Tidak Berdaya Atur Pasokan Gas
Di negara-negara lain dikenal apa yang disebut domestic market obligation. Pemerintah membiarkan mekanisme pasar berjalan, tapi perusahaan yang menjual komoditas tertentu yang penting buat masyarakat di dalam negeri --misalnya gas, minyak goreng, dll-- diwajibkan menyediakan pasokan komoditas itu dalam jumlah tertentu di dalam negeri. Malaysia mengenakan pajak ekspor buat minyak sawit mentah, tapi itu saja tidak cukup. Mereka juga menerapkan domestic market obligation untuk CPO. Pajak ekspor terbukti tidak cukup mengatasi keserakahan pengusaha sawit, apalagi jumlah mereka yang besar-besar terbatas sehingga mereka bisa membuat kartel terselubung. Pengusaha sawit yang serakah membebankan saja pajak ekspor itu kepada konsumen dengan cara mengatur agar harga minyak goreng di dalam negeri naik. Dengan lobinya yang kuat, mereka selama ini berhasil menolak mekanisme domestic market obligation. Mereka lebih suka disuruh melakukan operasi pasar secara sporadis. Dengan operasi pasar mereka terkesan menjadi sinterklas atau pengusaha yang murah hati. Zaman sekarang, kan, segala sesuatu perlu pencitraan. :) Pasar gas saya kira persolannya sama saja. > Kok larinya kesubsidi ya? :))... subsidi membuat industri manja, inefisien > dan borositu saya sepakati. Memang casenya kebetulan adalah industri > pupuk, salah satu industri penerima subsidi, sampai sekarang. > > Saya membacanya adalah kesulitan bahan baku. Padahal, kita, penghasil > bahan baku itu. Saya kira ada masalah pada rantai supply chain industri > gas, sehingga even pabrik pupuk bersedia membeli dg harga pasar, gas nya > tdk tersedia. Berbeda katakanlah dg CPO, yg juga banyak dikuasai asing, > namun produsen CPO, tak bisa seenak udelnya menjual keluar, karena ada > mekanisme tarif barrier disitu. > > Teman2 yg bekerja diindustri migas bisa membantu? > > Oka > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > -Original Message- > From: sonrai > Date: Tue, 2 Feb 2010 04:40:12 > To: > Subject: Re: [Keuangan] Ladang Gas Dikuasai Asing Indonesia Tidak Berdaya > Atur Pasokan Gas > > Bang subsidi Orang berarti BLT dong. > > Juga kalau Subsidi modal kan gak hanya dari Pajak, utang juga subsidi > modal kan bang? > > --- On Tue, 2/2/10, Poltak Hotradero wrote: > >> From: Poltak Hotradero >> Subject: Re: [Keuangan] Ladang Gas Dikuasai Asing Indonesia Tidak >> Berdaya Atur Pasokan Gas >> To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com >> Date: Tuesday, 2 February, 2010, 5:56 PM >> At 05:30 PM 2/2/2010, you wrote: >> >> Inilah konsekuensi panjang dari subsidi, yaitu >> menghasilkan rantai subsidi yang makin lama akan >> semakin panjang dan semakin kompleks. >> >> Subsidi beras berarti harus menyediakan subsidi atas padi. >> Subsidi padi hanya bisa sukses kalau disertai >> dengan subsidi benih dan subsidi pupuk. >> Subsidi pupuk hanya bisa sukes kalau disertai dengan >> subsidi gas alam. >> Subsidi gas alam hanya bisa sukses kalau ada subsidi >> modal. >> Subsidi modal diambilnya dari pajak. >> >> Kalau pajak naik - berarti secara implisit harga barang >> menjadi naik. >> Maka selisih antara angka inflasi umum dengan >> harga beras -- akan semakin melebar. >> Ongkos subsidi akan meningkat - karena sekalipun >> barang lain naik - harga beras harus ditekan. >> Dengan kata lain - pos subsidi akan cenderung semakin >> membesar... >> >> Ketika orang Indonesia menjadi sedemikian >> tergantung pada beras. Maka akan semakin panjang >> rantai subsidi dan akan semakin mahal subsidi yang harus >> ada. >> >> Solusinya? >> 1. Jangan gampang memberi subsidi. >> 2. Kalaupun harus memberi subsidi - maka kenakan >> pada konsumen BUKAN pada barangnya, supaya >> subsidi dinikmati hanya oleh orang yang benar-benar tidak >> mampu. >> >> >> >> >Persoalan yang nampaknya cuma berputar2. Keluhan >> >selalu muncul, tapi tak ada atau kurang, usaha untuk >> memperbaikinya. >> > > > > > Get your preferred Email name! > Now you can @ymail.com and @rocketmail.com. > http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/ > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > = > Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com > - > Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join > http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 > - > Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua > http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com > = > Perhatian : > - Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor > posting sebelumnya > - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. > Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas > - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan > ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links > > > >
Re: [Keuangan] Ladang Gas Dikuasai Asing Indonesia Tidak Berdaya Atur Pasokan Gas
Kok larinya kesubsidi ya? :))... subsidi membuat industri manja, inefisien dan borositu saya sepakati. Memang casenya kebetulan adalah industri pupuk, salah satu industri penerima subsidi, sampai sekarang. Saya membacanya adalah kesulitan bahan baku. Padahal, kita, penghasil bahan baku itu. Saya kira ada masalah pada rantai supply chain industri gas, sehingga even pabrik pupuk bersedia membeli dg harga pasar, gas nya tdk tersedia. Berbeda katakanlah dg CPO, yg juga banyak dikuasai asing, namun produsen CPO, tak bisa seenak udelnya menjual keluar, karena ada mekanisme tarif barrier disitu. Teman2 yg bekerja diindustri migas bisa membantu? Oka Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: sonrai Date: Tue, 2 Feb 2010 04:40:12 To: Subject: Re: [Keuangan] Ladang Gas Dikuasai Asing Indonesia Tidak Berdaya Atur Pasokan Gas Bang subsidi Orang berarti BLT dong. Juga kalau Subsidi modal kan gak hanya dari Pajak, utang juga subsidi modal kan bang? --- On Tue, 2/2/10, Poltak Hotradero wrote: > From: Poltak Hotradero > Subject: Re: [Keuangan] Ladang Gas Dikuasai Asing Indonesia Tidak Berdaya > Atur Pasokan Gas > To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com > Date: Tuesday, 2 February, 2010, 5:56 PM > At 05:30 PM 2/2/2010, you wrote: > > Inilah konsekuensi panjang dari subsidi, yaitu > menghasilkan rantai subsidi yang makin lama akan > semakin panjang dan semakin kompleks. > > Subsidi beras berarti harus menyediakan subsidi atas padi. > Subsidi padi hanya bisa sukses kalau disertai > dengan subsidi benih dan subsidi pupuk. > Subsidi pupuk hanya bisa sukes kalau disertai dengan > subsidi gas alam. > Subsidi gas alam hanya bisa sukses kalau ada subsidi > modal. > Subsidi modal diambilnya dari pajak. > > Kalau pajak naik - berarti secara implisit harga barang > menjadi naik. > Maka selisih antara angka inflasi umum dengan > harga beras -- akan semakin melebar. > Ongkos subsidi akan meningkat - karena sekalipun > barang lain naik - harga beras harus ditekan. > Dengan kata lain - pos subsidi akan cenderung semakin > membesar... > > Ketika orang Indonesia menjadi sedemikian > tergantung pada beras. Maka akan semakin panjang > rantai subsidi dan akan semakin mahal subsidi yang harus > ada. > > Solusinya? > 1. Jangan gampang memberi subsidi. > 2. Kalaupun harus memberi subsidi - maka kenakan > pada konsumen BUKAN pada barangnya, supaya > subsidi dinikmati hanya oleh orang yang benar-benar tidak > mampu. > > > > >Persoalan yang nampaknya cuma berputar2. Keluhan > >selalu muncul, tapi tak ada atau kurang, usaha untuk > memperbaikinya. > > Get your preferred Email name! Now you can @ymail.com and @rocketmail.com. http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/ [Non-text portions of this message have been removed] = Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com - Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 - Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com = Perhatian : - Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [Keuangan] Ladang Gas Dikuasai Asing Indonesia Tidak Berdaya Atur Pasokan Gas
Bang subsidi Orang berarti BLT dong. Juga kalau Subsidi modal kan gak hanya dari Pajak, utang juga subsidi modal kan bang? --- On Tue, 2/2/10, Poltak Hotradero wrote: > From: Poltak Hotradero > Subject: Re: [Keuangan] Ladang Gas Dikuasai Asing Indonesia Tidak Berdaya > Atur Pasokan Gas > To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com > Date: Tuesday, 2 February, 2010, 5:56 PM > At 05:30 PM 2/2/2010, you wrote: > > Inilah konsekuensi panjang dari subsidi, yaitu > menghasilkan rantai subsidi yang makin lama akan > semakin panjang dan semakin kompleks. > > Subsidi beras berarti harus menyediakan subsidi atas padi. > Subsidi padi hanya bisa sukses kalau disertai > dengan subsidi benih dan subsidi pupuk. > Subsidi pupuk hanya bisa sukes kalau disertai dengan > subsidi gas alam. > Subsidi gas alam hanya bisa sukses kalau ada subsidi > modal. > Subsidi modal diambilnya dari pajak. > > Kalau pajak naik - berarti secara implisit harga barang > menjadi naik. > Maka selisih antara angka inflasi umum dengan > harga beras -- akan semakin melebar. > Ongkos subsidi akan meningkat - karena sekalipun > barang lain naik - harga beras harus ditekan. > Dengan kata lain - pos subsidi akan cenderung semakin > membesar... > > Ketika orang Indonesia menjadi sedemikian > tergantung pada beras. Maka akan semakin panjang > rantai subsidi dan akan semakin mahal subsidi yang harus > ada. > > Solusinya? > 1. Jangan gampang memberi subsidi. > 2. Kalaupun harus memberi subsidi - maka kenakan > pada konsumen BUKAN pada barangnya, supaya > subsidi dinikmati hanya oleh orang yang benar-benar tidak > mampu. > > > > >Persoalan yang nampaknya cuma berputar2. Keluhan > >selalu muncul, tapi tak ada atau kurang, usaha untuk > memperbaikinya. > > Get your preferred Email name! Now you can @ymail.com and @rocketmail.com. http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/
Re: [Keuangan] Ladang Gas Dikuasai Asing Indonesia Tidak Berdaya Atur Pasokan Gas
At 05:30 PM 2/2/2010, you wrote: Inilah konsekuensi panjang dari subsidi, yaitu menghasilkan rantai subsidi yang makin lama akan semakin panjang dan semakin kompleks. Subsidi beras berarti harus menyediakan subsidi atas padi. Subsidi padi hanya bisa sukses kalau disertai dengan subsidi benih dan subsidi pupuk. Subsidi pupuk hanya bisa sukes kalau disertai dengan subsidi gas alam. Subsidi gas alam hanya bisa sukses kalau ada subsidi modal. Subsidi modal diambilnya dari pajak. Kalau pajak naik - berarti secara implisit harga barang menjadi naik. Maka selisih antara angka inflasi umum dengan harga beras -- akan semakin melebar. Ongkos subsidi akan meningkat - karena sekalipun barang lain naik - harga beras harus ditekan. Dengan kata lain - pos subsidi akan cenderung semakin membesar... Ketika orang Indonesia menjadi sedemikian tergantung pada beras. Maka akan semakin panjang rantai subsidi dan akan semakin mahal subsidi yang harus ada. Solusinya? 1. Jangan gampang memberi subsidi. 2. Kalaupun harus memberi subsidi - maka kenakan pada konsumen BUKAN pada barangnya, supaya subsidi dinikmati hanya oleh orang yang benar-benar tidak mampu. >Persoalan yang nampaknya cuma berputar2. Keluhan >selalu muncul, tapi tak ada atau kurang, usaha untuk memperbaikinya. > >Apa sih yg sebenarnya keliru? kita yang ngak >paham akan aturan main, sistem yang keliru atau lagi-lagi faktor korupsi...? > >=== > >Ladang Gas Dikuasai Asing >Indonesia Tidak Berdaya Atur Pasokan Gas >Laporan wartawan KOMPAS Orin Basuki >Minggu, 31 Januari 2010 | 17:03 WIB >KOMPAS/WISNU AJI DEWABRATA > >Karyawan PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri), Palembang, >Sumatera Selatan, mengemas pupuk urea bersubsidi >ke dalam kantong, Kamis (31/12). PT Pusri >berencana mendirikan pabrik pupuk NPK di >Palembang tahun ini dengan investasi 6 juta dollar AS. > >JAKARTA, KOMPAS.com Indonesia tidak berdaya >mengatur pasokan gas di dalam negeri karena >investasi di ladang gas dikuasai asing. >Akibatnya, gas yang diproduksi di dalam negeri >lebih banyak diambil ke negara-negara tempat >para investor itu berasal atau dijual ke pasar >internasional. Salah satu industri yang menjadi >korban adalah pabrik pupuk yang menjadikan gas sebagai bahan baku utamanya. > >"Kalaupun ada pasokan ke pabrik pupuk, itu bukan >karena diprioritaskan melainkan karena pembeli >asingnya tidak jadi membeli. Ketika dijual ke >PIM (Pupuk Iskandar Muda), misalnya, harga >jualnya sama dengan gas impor," ujar Ketua >Kelompok Kerja Pupuk Nasional Edy Putra Irawadi di Jakarta, Minggu (31/1/2010). > >Menurut Edy, kondisi itu menjadi penyebab >keputusan Presiden sekalipun sulit dipenuhi. >Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono >telah menyetujui pasokan gas pada pabrik-pabrik >pupuk baru di Pusri dan Kaltim, tetapi sulit dipenuhi secara teknis. > >"Tidak ada tata niaga gas ataupun bea keluar >seperti CPO (minyak kelapa sawit mentah) dan >rotan sehingga strategi untuk meningkatkan >manfaat atau mengamankan anugerah Tuhan ini >untuk kita, untuk kepentingan sendiri, apalagi >gas ini memberikan nilai tambah yang berdampak >luas kepada masyarakat luas," ungkapnya. > >Dengan kondisi tersebut, semua pabrik pupuk di >dalam negeri tetap tidak menarik untuk >mendapatkan dukungan kredit perbankan. Bank >melihat pabrik pupuk bermasalah karena tidak >mendapatkan pasokan gas yang jelas. > >"Bagaimana bank mau memberikan kredit kalau tidak ada jaminan gas," tutur Edy.
[Keuangan] Ladang Gas Dikuasai Asing Indonesia Tidak Berdaya Atur Pasokan Gas
Persoalan yang nampaknya cuma berputar2. Keluhan selalu muncul, tapi tak ada atau kurang, usaha untuk memperbaikinya. Apa sih yg sebenarnya keliru? kita yang ngak paham akan aturan main, sistem yang keliru atau lagi-lagi faktor korupsi...? === Ladang Gas Dikuasai Asing Indonesia Tidak Berdaya Atur Pasokan Gas Laporan wartawan KOMPAS Orin Basuki Minggu, 31 Januari 2010 | 17:03 WIB KOMPAS/WISNU AJI DEWABRATA Karyawan PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri), Palembang, Sumatera Selatan, mengemas pupuk urea bersubsidi ke dalam kantong, Kamis (31/12). PT Pusri berencana mendirikan pabrik pupuk NPK di Palembang tahun ini dengan investasi 6 juta dollar AS. JAKARTA, KOMPAS.com Indonesia tidak berdaya mengatur pasokan gas di dalam negeri karena investasi di ladang gas dikuasai asing. Akibatnya, gas yang diproduksi di dalam negeri lebih banyak diambil ke negara-negara tempat para investor itu berasal atau dijual ke pasar internasional. Salah satu industri yang menjadi korban adalah pabrik pupuk yang menjadikan gas sebagai bahan baku utamanya. "Kalaupun ada pasokan ke pabrik pupuk, itu bukan karena diprioritaskan melainkan karena pembeli asingnya tidak jadi membeli. Ketika dijual ke PIM (Pupuk Iskandar Muda), misalnya, harga jualnya sama dengan gas impor," ujar Ketua Kelompok Kerja Pupuk Nasional Edy Putra Irawadi di Jakarta, Minggu (31/1/2010). Menurut Edy, kondisi itu menjadi penyebab keputusan Presiden sekalipun sulit dipenuhi. Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menyetujui pasokan gas pada pabrik-pabrik pupuk baru di Pusri dan Kaltim, tetapi sulit dipenuhi secara teknis. "Tidak ada tata niaga gas ataupun bea keluar seperti CPO (minyak kelapa sawit mentah) dan rotan sehingga strategi untuk meningkatkan manfaat atau mengamankan anugerah Tuhan ini untuk kita, untuk kepentingan sendiri, apalagi gas ini memberikan nilai tambah yang berdampak luas kepada masyarakat luas," ungkapnya. Dengan kondisi tersebut, semua pabrik pupuk di dalam negeri tetap tidak menarik untuk mendapatkan dukungan kredit perbankan. Bank melihat pabrik pupuk bermasalah karena tidak mendapatkan pasokan gas yang jelas. "Bagaimana bank mau memberikan kredit kalau tidak ada jaminan gas," tutur Edy.