penghasil bahan baku iya, cuma masalah kontrak dan fluktuasi harga di dunia makin rumit. LNG kita sebagian besar di export karena terikat kontrak, ketika permintaan makin banyak kita juga mengimpor.
http://dtwh.esdm.go.id/index.php?page=detail_neraca&yf=2006 http://www.kontan.co.id/index.php/nasional/news/1460/Setelah-Tangguh-Pemerintah-Akan-Negosiasi-30-Kontrak-Ekspor-Gas- Anggota Komite Badan Pengatur Usaha Hilir (BPH) Migas Triyono yang membidangi gas menyambut baik rencana pemerintah ini. Sebab, di dalam negeri, Indonesia sedang mengalami krisis gas karena kebutuhan gas lebih besar daripada jumlah pasokannya.Saat ini produksi gas di Indonsia mencapai 8.400 MMFD. Namun gas yang mengalir untuk kebutuhan dalam negeri hanya 3.000 juta cubic feet per hari (MMCFD). "Sisanya 5.000 MMCFD untuk ekspor dengan harga murah," kata Triyono. Pemerintah meneken kontrak gas dari Blok Tangguh, Papua ke Fujian, China dengan harga US$ 3,4 per juta metric british thermal unit (MMBTU). Harga tersebut sangat merugikan sebab harga LNG di pasar internasional saat ini mencapai US$ 20 per MMBTU. Pemerintah mengikat kontrak itu pada tahun 2002, sementara pengapalannya mulai Desember tahun ini. dan sempet ramai juga kan dulu antara SBY-JK dan Mega http://www.kontan.co.id/index.php/nasional/news/1056/Perang-Tangguh-Makin-Panas-Saja --- On Tue, 2/2/10, Oka Widana <o...@ahlikeuangan-indonesia.com> wrote: From: Oka Widana <o...@ahlikeuangan-indonesia.com> Subject: Re: [Keuangan] Ladang Gas Dikuasai Asing Indonesia Tidak Berdaya Atur Pasokan Gas To: "Millis AKI" <ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com> Date: Tuesday, 2 February, 2010, 21:07 Kok larinya kesubsidi ya? :))... subsidi membuat industri manja, inefisien dan boros....itu saya sepakati. Memang casenya kebetulan adalah industri pupuk, salah satu industri penerima subsidi, sampai sekarang. Saya membacanya adalah kesulitan bahan baku. Padahal, kita, penghasil bahan baku itu. Saya kira ada masalah pada rantai supply chain industri gas, sehingga even pabrik pupuk bersedia membeli dg harga pasar, gas nya tdk tersedia. Berbeda katakanlah dg CPO, yg juga banyak dikuasai asing, namun produsen CPO, tak bisa seenak udelnya menjual keluar, karena ada mekanisme tarif barrier disitu. Teman2 yg bekerja diindustri migas bisa membantu? Oka Powered by Telkomsel BlackBerry® - [Non-text portions of this message have been removed]