Re: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar
Kompetisi International Ilmu Kebumian yang ke-4, sekarang masih berlangsung di UGM sampai 28 September nanti, memang mengacu kurikulum ilmu kebumian international level SMA meliputi : unsur geosfer, astronomi, meteorologi, dan oceanografi. Sebagian memang belum diajarkan dalam kurikulum yang sedang jalan dari MP.geografi di SMA. Oleh karena itu, Teknik Geologi UGM (termasuk dari Geofisika UGM) dan Kemendiknas sebagai host untuk kompetisi ini melibatkan tim dari Prodi Astronomi ITB, Meteorologi ITB juga BMKG, dan Puslit Oseanologi LIPI. Yang dari Indonesia memang sebagian besar adalah kelompok IPA. Dari semua peserta tsb, ada 1 peserta yang sdh terlanjur jadi mhs teknik geologi ugm masuk tahun 2010. Ybs masuk ke Teknik Geologi UGM sebagai mhs berpretasi unggulan dan ber-beasiswa. Sekedar wacana : apakah mungkin nama Mata Pelajaran Geografi di SMA saat ini menjadi nama Mata Pelajaran/ MP. Ilmu Kebumian yang merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam, jadi buka MP.Geografi. Ini yang mungkin mengusik para pengambilan keputusan di Diknas terkait kurikulum pendidikan menengah. Tapi ini juga membutuhkan kebijakan yang progresif tanpa ketegangan dan pemberatan pada siswa. Bukan dumeh kita menjadi pemegang mandat untuk mempelajari atau menekuni bidang geologi/ teknik geologi sebagai bagian dari profesi khalifatul fill ardh. Ardh sendiri cenderung dan domain dimaknai dan secara hakekat serta spiritnya adalah Bumi tempat kita bermukim dan berproses (baca : dinamis). Kalau melihat ulasan Pak Zaim, kita gak perlu sedih dan prihatin dengan kondisi aktual dari semua lini kehidupan termasuk sektor ilmu dan pendidikan bidang ilmu kebumian baik dari level SMA, Perguruan Tinggi atau aplikasi ke ranah keteknikannya / ekstraksi sumberdaya bumi. Semua itu sangat membutuhkan leadership yang progresif dan agak revolusiner yang plurar. Saatnya orang-orang pintar, pegang amanah, relatif masih mudah untuk tampil sebagai leader yang progresif / yang mandatory di berbagai lini pengambilan keputusan publik yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Pemerintah skrg masih bingung untuk ambil keputusan bahwa kurikulum Sarjana/ S1 akan tetap 144 sks (minimal) atau akan berubah menjadi 130 sks (minimal) termasuk kurikulum TeknikGeologi. Panduan dari Badan Standarisasi Nasional sudah ada, tapi Keputusan politik untuk 144 sks atau 130 sks, GAK JELAS. Sama seperti regulasi pengembangan sektor energi panasbumi, lingkungan, pertambangan, migas, bagi hasil, yang terkait dengan ilmu kebumian. salam bumiku lestari, agus hendratno.89 From: Cahyo, Yohannes Bosko ybc.indra...@chevron.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thu, September 23, 2010 11:09:00 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar Sedikit berbagi pengalaman saat kuliah sekitar tahun 2001-02. Saat itu kami dari beberapa himpunan mahasiswa mencoba memperkenalkan prodi kami masing-masing di SMA-SMA negeri di Bandung kepada calon mahasiswa yang saat itu dinilai masih bingung memilih jurusan dalam UM/SMPTN. Dalam kesempatan yang sama, guru-guru geografi juga berusaha mendapatkan informasi tambahan terkait ilmu kebumian yang saat itu kami jawab semampu kami. Seingat saya, ada dua hal yang cukup menggelitik dalam diskusi dengan guru-guru geografi saat itu: Pertama, materi pelajaran geografi SMA (seingat saya yang SMP juga) didominasi oleh ilmu demografi (kependudukan) sementara bobot ilmu kebumian relatif kecil. Kedua, mata pelajaran geografi SMA saat itu memang diajarkan dari kelas 1 hingga kelas 3, namun tidak semua siswa mendapatkannya selama di bangku SMA. Mata pelajaran geografi didapatkan oleh seluruh siswa kelas 1 dan 2, namun di kelas 3, hanya jurusan IPS saja yang menerima mata pelajaran tersebut, sementara siswa kelas 3 yang mengambil jurusan IPA tidak mendapatknanya dan lebih berkutat pada basic sciences seperti matematika, fisika, kimia dan biologi. Saya dengar, saat ini penjurusan IPA/IPS/Bahasa untuk SMA dimulai di kelas 2, sama seperti tahun 80-90an. Jika memang seperti itu, mungkin mata pelajaran geografi hanya didapat oleh siswa kelas 1 dan kelas 2/3 IPS saja, sementara kelas 2/3 IPA tidak mendapatkannya. Jika dihubungkan dengan Olimpiade Kebumian seperti diberitakan Kompas dibawah, mungkin perwakilan dari kita didominasi oleh siswa SMA jurusan IPA yang notabene tidak mendapatkan pelajaran geografi se-intensif rekannya di jurusan IPS. Wacana yang menarik dan terima kasih atas ruang menulisnya :) Salam, = YB = -Original Message- From: mohammad syaiful [mailto:mohammadsyai...@gmail.com] Sent: Thursday, September 23, 2010 8:12 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar wah, ternyata pengetahuan geologi (ilmu kebumian) masyarakat kita (khususnya generasi sma kita memang sedemikian parah ya? betul pak zaim, perlu 'kerja' lebih keras dari IAGI; apalagi dengan kemampuan negara (pemerintah) yg sedemikian memprihatinkan.
Re: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar
Salah satu hal pragmatis yang bisa juga diajarkan adalah tentang bencana alam dan cara penanggulangan praktisnya (yang sesuai dengan potensi bahaya di daerahnya masing masing ) kalau HSE kebumian ini bisa dimasukkan jadi bagian dari mata pelajaran sejak smp/sma tentu akan lebih membuka kesadaran anak didik bahwa kita tinggal di area yang berbahaya dan kalau anak smp/ sma tersebut jadi pejabat nantinya mungkin akan lebih tergerak tentang penanganan bencana di darehanya atau pekerjaannya. 2010/9/23 Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com Kompetisi International Ilmu Kebumian yang ke-4, sekarang masih berlangsung di UGM sampai 28 September nanti, memang mengacu kurikulum ilmu kebumian international level SMA meliputi : unsur geosfer, astronomi, meteorologi, dan oceanografi. Sebagian memang belum diajarkan dalam kurikulum yang sedang jalan dari MP.geografi di SMA. Oleh karena itu, Teknik Geologi UGM (termasuk dari Geofisika UGM) dan Kemendiknas sebagai host untuk kompetisi ini melibatkan tim dari Prodi Astronomi ITB, Meteorologi ITB juga BMKG, dan Puslit Oseanologi LIPI. Yang dari Indonesia memang sebagian besar adalah kelompok IPA. Dari semua peserta tsb, ada 1 peserta yang sdh terlanjur jadi mhs teknik geologi ugm masuk tahun 2010. Ybs masuk ke Teknik Geologi UGM sebagai mhs berpretasi unggulan dan ber-beasiswa. Sekedar wacana : apakah mungkin nama Mata Pelajaran Geografi di SMA saat ini menjadi nama Mata Pelajaran/ MP. Ilmu Kebumian yang merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam, jadi buka MP.Geografi. Ini yang mungkin mengusik para pengambilan keputusan di Diknas terkait kurikulum pendidikan menengah. Tapi ini juga membutuhkan kebijakan yang progresif tanpa ketegangan dan pemberatan pada siswa. Bukan dumeh kita menjadi pemegang mandat untuk mempelajari atau menekuni bidang geologi/ teknik geologi sebagai bagian dari profesi khalifatul fill ardh. Ardh sendiri cenderung dan domain dimaknai dan secara hakekat serta spiritnya adalah Bumi tempat kita bermukim dan berproses (baca : dinamis). Kalau melihat ulasan Pak Zaim, kita gak perlu sedih dan prihatin dengan kondisi aktual dari semua lini kehidupan termasuk sektor ilmu dan pendidikan bidang ilmu kebumian baik dari level SMA, Perguruan Tinggi atau aplikasi ke ranah keteknikannya / ekstraksi sumberdaya bumi. Semua itu sangat membutuhkan leadership yang progresif dan agak revolusiner yang plurar. Saatnya orang-orang pintar, pegang amanah, relatif masih mudah untuk tampil sebagai leader yang progresif / yang mandatory di berbagai lini pengambilan keputusan publik yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Pemerintah skrg masih bingung untuk ambil keputusan bahwa kurikulum Sarjana/ S1 akan tetap 144 sks (minimal) atau akan berubah menjadi 130 sks (minimal) termasuk kurikulum TeknikGeologi. Panduan dari Badan Standarisasi Nasional sudah ada, tapi Keputusan politik untuk 144 sks atau 130 sks, GAK JELAS. Sama seperti regulasi pengembangan sektor energi panasbumi, lingkungan, pertambangan, migas, bagi hasil, yang terkait dengan ilmu kebumian. salam bumiku lestari, agus hendratno.89 From: Cahyo, Yohannes Bosko ybc.indra...@chevron.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thu, September 23, 2010 11:09:00 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar Sedikit berbagi pengalaman saat kuliah sekitar tahun 2001-02. Saat itu kami dari beberapa himpunan mahasiswa mencoba memperkenalkan prodi kami masing-masing di SMA-SMA negeri di Bandung kepada calon mahasiswa yang saat itu dinilai masih bingung memilih jurusan dalam UM/SMPTN. Dalam kesempatan yang sama, guru-guru geografi juga berusaha mendapatkan informasi tambahan terkait ilmu kebumian yang saat itu kami jawab semampu kami. Seingat saya, ada dua hal yang cukup menggelitik dalam diskusi dengan guru-guru geografi saat itu: Pertama, materi pelajaran geografi SMA (seingat saya yang SMP juga) didominasi oleh ilmu demografi (kependudukan) sementara bobot ilmu kebumian relatif kecil. Kedua, mata pelajaran geografi SMA saat itu memang diajarkan dari kelas 1 hingga kelas 3, namun tidak semua siswa mendapatkannya selama di bangku SMA. Mata pelajaran geografi didapatkan oleh seluruh siswa kelas 1 dan 2, namun di kelas 3, hanya jurusan IPS saja yang menerima mata pelajaran tersebut, sementara siswa kelas 3 yang mengambil jurusan IPA tidak mendapatknanya dan lebih berkutat pada basic sciences seperti matematika, fisika, kimia dan biologi. Saya dengar, saat ini penjurusan IPA/IPS/Bahasa untuk SMA dimulai di kelas 2, sama seperti tahun 80-90an. Jika memang seperti itu, mungkin mata pelajaran geografi hanya didapat oleh siswa kelas 1 dan kelas 2/3 IPS saja, sementara kelas 2/3 IPA tidak mendapatkannya. Jika dihubungkan dengan Olimpiade Kebumian seperti diberitakan Kompas dibawah, mungkin perwakilan dari kita didominasi oleh siswa SMA jurusan IPA yang notabene tidak mendapatkan
Re: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar
jaman saya sekolah sma, tahun 1981-1984, pelajaran yg terkait adalah IPBA, singkatan dari Ilmu Pengetahuan Bumi dan Alam. entah bagaimana nasibnya sekarang, sebab dulu juga ada buku berjudul IPBA utk pelajaran tsb. salam, syaiful 2010/9/23 Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com: Kompetisi International Ilmu Kebumian yang ke-4, sekarang masih berlangsung di UGM sampai 28 September nanti, memang mengacu kurikulum ilmu kebumian international level SMA meliputi : unsur geosfer, astronomi, meteorologi, dan oceanografi. Sebagian memang belum diajarkan dalam kurikulum yang sedang jalan dari MP.geografi di SMA. Oleh karena itu, Teknik Geologi UGM (termasuk dari Geofisika UGM) dan Kemendiknas sebagai host untuk kompetisi ini melibatkan tim dari Prodi Astronomi ITB, Meteorologi ITB juga BMKG, dan Puslit Oseanologi LIPI. Yang dari Indonesia memang sebagian besar adalah kelompok IPA. Dari semua peserta tsb, ada 1 peserta yang sdh terlanjur jadi mhs teknik geologi ugm masuk tahun 2010. Ybs masuk ke Teknik Geologi UGM sebagai mhs berpretasi unggulan dan ber-beasiswa. Sekedar wacana : apakah mungkin nama Mata Pelajaran Geografi di SMA saat ini menjadi nama Mata Pelajaran/ MP. Ilmu Kebumian yang merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam, jadi buka MP.Geografi. Ini yang mungkin mengusik para pengambilan keputusan di Diknas terkait kurikulum pendidikan menengah. Tapi ini juga membutuhkan kebijakan yang progresif tanpa ketegangan dan pemberatan pada siswa. Bukan dumeh kita menjadi pemegang mandat untuk mempelajari atau menekuni bidang geologi/ teknik geologi sebagai bagian dari profesi khalifatul fill ardh. Ardh sendiri cenderung dan domain dimaknai dan secara hakekat serta spiritnya adalah Bumi tempat kita bermukim dan berproses (baca : dinamis). Kalau melihat ulasan Pak Zaim, kita gak perlu sedih dan prihatin dengan kondisi aktual dari semua lini kehidupan termasuk sektor ilmu dan pendidikan bidang ilmu kebumian baik dari level SMA, Perguruan Tinggi atau aplikasi ke ranah keteknikannya / ekstraksi sumberdaya bumi. Semua itu sangat membutuhkan leadership yang progresif dan agak revolusiner yang plurar. Saatnya orang-orang pintar, pegang amanah, relatif masih mudah untuk tampil sebagai leader yang progresif / yang mandatory di berbagai lini pengambilan keputusan publik yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Pemerintah skrg masih bingung untuk ambil keputusan bahwa kurikulum Sarjana/ S1 akan tetap 144 sks (minimal) atau akan berubah menjadi 130 sks (minimal) termasuk kurikulum TeknikGeologi. Panduan dari Badan Standarisasi Nasional sudah ada, tapi Keputusan politik untuk 144 sks atau 130 sks, GAK JELAS. Sama seperti regulasi pengembangan sektor energi panasbumi, lingkungan, pertambangan, migas, bagi hasil, yang terkait dengan ilmu kebumian. salam bumiku lestari, agus hendratno.89 From: Cahyo, Yohannes Bosko ybc.indra...@chevron.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thu, September 23, 2010 11:09:00 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar Sedikit berbagi pengalaman saat kuliah sekitar tahun 2001-02. Saat itu kami dari beberapa himpunan mahasiswa mencoba memperkenalkan prodi kami masing-masing di SMA-SMA negeri di Bandung kepada calon mahasiswa yang saat itu dinilai masih bingung memilih jurusan dalam UM/SMPTN. Dalam kesempatan yang sama, guru-guru geografi juga berusaha mendapatkan informasi tambahan terkait ilmu kebumian yang saat itu kami jawab semampu kami. Seingat saya, ada dua hal yang cukup menggelitik dalam diskusi dengan guru-guru geografi saat itu: Pertama, materi pelajaran geografi SMA (seingat saya yang SMP juga) didominasi oleh ilmu demografi (kependudukan) sementara bobot ilmu kebumian relatif kecil. Kedua, mata pelajaran geografi SMA saat itu memang diajarkan dari kelas 1 hingga kelas 3, namun tidak semua siswa mendapatkannya selama di bangku SMA. Mata pelajaran geografi didapatkan oleh seluruh siswa kelas 1 dan 2, namun di kelas 3, hanya jurusan IPS saja yang menerima mata pelajaran tersebut, sementara siswa kelas 3 yang mengambil jurusan IPA tidak mendapatknanya dan lebih berkutat pada basic sciences seperti matematika, fisika, kimia dan biologi. Saya dengar, saat ini penjurusan IPA/IPS/Bahasa untuk SMA dimulai di kelas 2, sama seperti tahun 80-90an. Jika memang seperti itu, mungkin mata pelajaran geografi hanya didapat oleh siswa kelas 1 dan kelas 2/3 IPS saja, sementara kelas 2/3 IPA tidak mendapatkannya. Jika dihubungkan dengan Olimpiade Kebumian seperti diberitakan Kompas dibawah, mungkin perwakilan dari kita didominasi oleh siswa SMA jurusan IPA yang notabene tidak mendapatkan pelajaran geografi se-intensif rekannya di jurusan IPS. Wacana yang menarik dan terima kasih atas ruang menulisnya :) Salam, = YB = -Original Message- From: mohammad syaiful [mailto:mohammadsyai...@gmail.com] Sent: Thursday, September 23, 2010 8:12
Re: [iagi-net-l] Informasi Short Course IAGI 2010
sbg info, sudah ada di website www.pit-iagi.com; cari dan klik 'workshops' dan temukan kursus nomor 4. kemudian silakan unduh lampiran yg ada utk detilnya. salam, syaiful On Thu, Sep 23, 2010 at 10:05 AM, hari utomo hariutom...@gmail.com wrote: Dh, Wendi Adrian Acara post convention Short Course PIT IAGI, yang berjudul Geochemistry and Petroleum System Analysis for Exploration and Production : The Most Essential Concepts and Methods , akan diadakan pada tanggal 26-27 November 2010, Hotel Sentosa Villas and Resort. Nara sumber Pak Awang H. Satyana. Adapun biaya Rp.12.000.000,- perorang. Peserta terbatas. Maksimal 25 peserta. Informasi lebih detil dan form registrasi akan km emailkan langsung ke anda. Kami sudah kirimkan info ini ke panitia PIT IAGI Lombok, untuk di publish di web site. Kami usahakan secepatnya dapat dilihat di web site PIT IAGI. Terimakasih Hari Utomo 2010/9/23 Wendi Adrian we...@horizon.co.id Pak Budi, apakah bisa memberikan informasi (waktu, tempat dan biaya pendaftaran) mengenai Post-Convention Short Course PIT-IAGI yang berjudul Geochemistry and Petroleum System Analysis for Exploration and Production : The Most Essential Concepts and Methods ? Saya sudah kunjungi website PIT-IAGI tapi tidak menemukan informasi ini. Terimakasih. Salam, Wendi A -- From: Budi Ardiyana budi.ardiy...@yahoo.com Sent: Wednesday, 22 September, 2010 15:34 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Informasi Short Course IAGI 2010 Selamat Siang, Saya ingin menginformasikan dalam PIT IAGI 2010 mendatang, Biro Kursus IAGI bekerja sama dengan Divisi MIGAS IAGI menyelenggarakan beberapa short course antara lain : Untuk Pre-Convention Short Course : 1. Introduction to Naturally Fractured Rock Characterization and Fluid Flow oleh Ir. Benyamin Sapiie Ph.D. Durasi kursus : dua hari ( 21 - 22 November 2010 ) Materi Kursus : - Introduction - Basic concept of fractures mechanism - Fractures types and classification - Fractures mapping and characterization - Fractures analysis and modelling - Basic concepts of fluid flow in fractures - Case study of natural fracture reservoir 2. CoalBed Methane Technology, Development and Economics oleh Prof. Dr. Ir. Doddy Abdassah Durasi Kursus : tiga hari ( 20 - 22 November 2010 ) Materi Kursus : - Introduction - CBM Definition - Coal as reservoir rocks - Reservoir engineering - Drilling engineering - Production engineering - Enhanced CBM recovery - Plan of development - Environmental concerns - Economics of CBM projects - Case study 3. The Essentials of The Indonesian Petroleum and Mining Economics oleh Dr. H.L.Ong Durasi Kursus : dua hari ( 21 - 22 November 2010 ) Materi Kursus : Hari pertama - Essence of the industry - Historical perspective and statistics - Price volatility and the gold industry - Reserve and depleted resources - Peak oil and peak mineral - GDP and subsidy - Alternative energy - Association for the Study of Peak Oil ( ASPO ) Hari Kedua : - Data required for economics - Cash flow projections - Typical decision yardstick 1. Accounting methods 2. Discounted cash flow methods - Economic parameters 1. Pay back and discounted pay back 2. Net Present Value (NPV) 3. Internal Rate of Return (IRR) 4. Profitability Index (PI) - Risk and uncertainty 1. Expected Value (EV) - Decision Tree Untuk Post-Convention Short Course : 1. Geochemistry and Petroleum System Analysis for Exploration and Production : The Most Essential Concepts and Methods oleh Dr. Awang H. Satyana Durasi Kursus : dua hari ( 26 - 27 November 2010 ) Materi Kursus : - Introduction petroleum system - Introduction Petroleum Geochemistry - Source Rock : Sedimentology Geochemistry - Oil Gas geochemistry - Reservoirs : Siliciclastics, Carbonate, Volcanoclastics, Basement - Sealing Rock : roles, characteristics, potential, capacity - Traps : structural, stratigraphic, hydrodinamic - Migration : primary, secondary, tertiary - Preservation of accumulation - Reservoir geochemistry for field development - Petroleum system risk analysis - Regional petroleum system of Indonesian Basins untuk informasi lebih detail dan pendaftaran bisa dilihat di : http://www.pit-iagi.com/index.php?option=com_contentview=articleid=11Itemid=13 terima kasih. salam, Budi PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2
Re: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar
mungkin juga ya; wah saya yg lupa kalo gitu... tapi via IPBA inilah diajarkan batuan. betul begitu, pak? suwun n salam, syaiful 2010/9/23 put...@gmail.com: Bung Ipoel, Kalau tidak salah IPBA itu singkatan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (bukan Alam). Salam, am Sent from my BlackBerry® smartphone from Qtel -Original Message- From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com Date: Thu, 23 Sep 2010 15:07:13 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar jaman saya sekolah sma, tahun 1981-1984, pelajaran yg terkait adalah IPBA, singkatan dari Ilmu Pengetahuan Bumi dan Alam. entah bagaimana nasibnya sekarang, sebab dulu juga ada buku berjudul IPBA utk pelajaran tsb. salam, syaiful 2010/9/23 Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com: Kompetisi International Ilmu Kebumian yang ke-4, sekarang masih berlangsung di UGM sampai 28 September nanti, memang mengacu kurikulum ilmu kebumian international level SMA meliputi : unsur geosfer, astronomi, meteorologi, dan oceanografi. Sebagian memang belum diajarkan dalam kurikulum yang sedang jalan dari MP.geografi di SMA. Oleh karena itu, Teknik Geologi UGM (termasuk dari Geofisika UGM) dan Kemendiknas sebagai host untuk kompetisi ini melibatkan tim dari Prodi Astronomi ITB, Meteorologi ITB juga BMKG, dan Puslit Oseanologi LIPI. Yang dari Indonesia memang sebagian besar adalah kelompok IPA. Dari semua peserta tsb, ada 1 peserta yang sdh terlanjur jadi mhs teknik geologi ugm masuk tahun 2010. Ybs masuk ke Teknik Geologi UGM sebagai mhs berpretasi unggulan dan ber-beasiswa. Sekedar wacana : apakah mungkin nama Mata Pelajaran Geografi di SMA saat ini menjadi nama Mata Pelajaran/ MP. Ilmu Kebumian yang merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam, jadi buka MP.Geografi. Ini yang mungkin mengusik para pengambilan keputusan di Diknas terkait kurikulum pendidikan menengah. Tapi ini juga membutuhkan kebijakan yang progresif tanpa ketegangan dan pemberatan pada siswa. Bukan dumeh kita menjadi pemegang mandat untuk mempelajari atau menekuni bidang geologi/ teknik geologi sebagai bagian dari profesi khalifatul fill ardh. Ardh sendiri cenderung dan domain dimaknai dan secara hakekat serta spiritnya adalah Bumi tempat kita bermukim dan berproses (baca : dinamis). Kalau melihat ulasan Pak Zaim, kita gak perlu sedih dan prihatin dengan kondisi aktual dari semua lini kehidupan termasuk sektor ilmu dan pendidikan bidang ilmu kebumian baik dari level SMA, Perguruan Tinggi atau aplikasi ke ranah keteknikannya / ekstraksi sumberdaya bumi. Semua itu sangat membutuhkan leadership yang progresif dan agak revolusiner yang plurar. Saatnya orang-orang pintar, pegang amanah, relatif masih mudah untuk tampil sebagai leader yang progresif / yang mandatory di berbagai lini pengambilan keputusan publik yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Pemerintah skrg masih bingung untuk ambil keputusan bahwa kurikulum Sarjana/ S1 akan tetap 144 sks (minimal) atau akan berubah menjadi 130 sks (minimal) termasuk kurikulum TeknikGeologi. Panduan dari Badan Standarisasi Nasional sudah ada, tapi Keputusan politik untuk 144 sks atau 130 sks, GAK JELAS. Sama seperti regulasi pengembangan sektor energi panasbumi, lingkungan, pertambangan, migas, bagi hasil, yang terkait dengan ilmu kebumian. salam bumiku lestari, agus hendratno.89 From: Cahyo, Yohannes Bosko ybc.indra...@chevron.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thu, September 23, 2010 11:09:00 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar Sedikit berbagi pengalaman saat kuliah sekitar tahun 2001-02. Saat itu kami dari beberapa himpunan mahasiswa mencoba memperkenalkan prodi kami masing-masing di SMA-SMA negeri di Bandung kepada calon mahasiswa yang saat itu dinilai masih bingung memilih jurusan dalam UM/SMPTN. Dalam kesempatan yang sama, guru-guru geografi juga berusaha mendapatkan informasi tambahan terkait ilmu kebumian yang saat itu kami jawab semampu kami. Seingat saya, ada dua hal yang cukup menggelitik dalam diskusi dengan guru-guru geografi saat itu: Pertama, materi pelajaran geografi SMA (seingat saya yang SMP juga) didominasi oleh ilmu demografi (kependudukan) sementara bobot ilmu kebumian relatif kecil. Kedua, mata pelajaran geografi SMA saat itu memang diajarkan dari kelas 1 hingga kelas 3, namun tidak semua siswa mendapatkannya selama di bangku SMA. Mata pelajaran geografi didapatkan oleh seluruh siswa kelas 1 dan 2, namun di kelas 3, hanya jurusan IPS saja yang menerima mata pelajaran tersebut, sementara siswa kelas 3 yang mengambil jurusan IPA tidak mendapatknanya dan lebih berkutat pada basic sciences seperti matematika, fisika, kimia dan biologi. Saya dengar, saat ini penjurusan IPA/IPS/Bahasa untuk SMA dimulai di kelas 2, sama seperti tahun 80-90an. Jika memang seperti itu, mungkin mata
[iagi-net-l] Fwd: FW: [oilgasprof] Can We Seal Lapindo Well To Stop Sidiardjo Areas from Sinking
ini tampaknya om sinartio salah menuliskan imil milis ini. kalo iagi...@cbn.net.id adalah imil sekretariat iagi, pak. salam, syaiful -- Forwarded message -- From: iagi iagi...@cbn.net.id Date: Wed, Sep 22, 2010 at 2:09 PM Subject: FW: [oilgasprof] Can We Seal Lapindo Well To Stop Sidiardjo Areas from Sinking To: lam...@gc.itb.ac.id, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com -- *From:* Franciscus B Sinartio [mailto:fbsinar...@yahoo.com] *Sent:* Wednesday, September 22, 2010 2:05 PM *To:* oilgasp...@yahoogroups.com *Cc:* iagi...@cbn.net.id *Subject:* Re: [oilgasprof] Can We Seal Lapindo Well To Stop Sidiardjo Areas from Sinking Dear all, Please let me rewrite some point that Waluyo made (and I made in other email). 1. Sidoardjo mud has much higher density and viscosity than the oil, gas and brine from the Maconda well. 2. The volume of the mud in Sidoardjo is bigger than the volume of filtrate that flows out in Maconda. the pressure is also different. In Maconda, the filtrate is flowing from pores of the reservoir. while in Sidoardjo, the mud is flowing from the mud diapir itself. mud diapir does not have matrix rock. 3. Evidence from the field shows that there is several escape points of the mud to the surface. It is not flowing from the well head only. 4. There are two mobile mud in the area. The Kalibeng, the shallow one and the Oligocene/Eocene age mud. At the beginning, the mud that flowed to the surface is the kalibeng mud (from analysis of the mud), then later it is observed that even Eocene age mud was flowing out. It means that somehow the Eocene mud has been flowing to Kalibeng mud zone (or at least we can say they are connected). The pressure of the Eocene mud can not be hold by the overlying sediment on top of Kalibeng mud. That is why there is several escape points to the surface. somebody can argue that the drilling of BP-1 that cause the connection of the two muds, maybe it is right, but we need to show evidence. 5.As Waluyo said, the Kalibeng mud has been made it to the surface in several location in East Java long long time before BP-1 was spudded. the sacry thing is if the Eocene mud flows to the kalibeng mud in that location. I hope it is not happening, and maybe one way to prevent it is to let the mud flow to the surface where it is flowed right now. This is not a good plan for people around Sidoardjo right now, but we have to think about it and make what if scenarios. Probably this is not a good idea but, this is one of what if we have to consider and calculate, and probably make a model to see if this is really going to happen. 6. this point I am mixing facts with my interpretation as geoscientist, and the memory I have from evaluation that I made in late 90s. At that time, Huffco/Lapindo Brantas wants to farm out some of their share, and I have to make evaluation of the area for another oil company. Banjar Panji structure has been recognized at that time. and there is split of opinion about the build up structure whether it is reef build up or mud volcano. Seismic Stacking velocity was used to cehck this. It was only 2D seismic data. The velocity profile shows decrease in interval velocity, as we would expect if it was a reef with gas. However, at that time we also notice that the interval velocity stays low until quite very thick interval. This phenomena gave us doubt that it was reef with gas. However, I have to admit the velocity picking in that part is not very good. We did not farm in in that block for economic reason, because we did not count Banjar panji as reef with gas. I suspect that the drilling has reached this mud diapir, but from the press release of EMP, they said they have not reached that. Discussion: Please do not say government and the professional societies has not made attempt to stop the flow. Government has spent a lot of money to try some methods until it is realized that we can not stop it anymore. Professional societies have been discussing this formally and informally using real hard data and If we really wants to help, please leave out the political issue from this discussion, and please talk what we can do to help preventing the mud to destroy environment more and to prevent from the area to collapse. Somebody earlier mentioned a method to cope with the collapse surface of the earth. This kind of discussion might be able to help us. Another discussion that can help is about how to make the limit of the mud flow in the surface. We can start with the contour of the surface. I am sure making elevation maps is not difficult with the data that exist. or even making new measurement will not take long time. then make computer simulation to make limit of the lateral flow in the surface in our attempt to flow it to the sea. We can not fight and restrict the mud flow, we just have to flow it to the sea. I know a lot of people will object on this, especially the ones
[iagi-net-l] Fw: Fwd: FW: [oilgasprof] Can We Seal Lapindo Well To Stop Sidiardjo Areas from Sinking
sorry salah email address, ini saya forward lagi discussion tentang lumpur sidoardjo. kelihatannya lagi seru tuh diskusi di milis oilgasprof fbs - Forwarded Message From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com To: IAGI Pusat iagi-net@iagi.or.id Cc: Fransiscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com Sent: Thu, September 23, 2010 10:10:31 AM Subject: Fwd: FW: [oilgasprof] Can We Seal Lapindo Well To Stop Sidiardjo Areas from Sinking ini tampaknya om sinartio salah menuliskan imil milis ini. kalo iagi...@cbn.net.id adalah imil sekretariat iagi, pak. salam, syaiful -- Forwarded message -- From: iagi iagi...@cbn.net.id Date: Wed, Sep 22, 2010 at 2:09 PM Subject: FW: [oilgasprof] Can We Seal Lapindo Well To Stop Sidiardjo Areas from Sinking To: lam...@gc.itb.ac.id, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com From:Franciscus B Sinartio [mailto:fbsinar...@yahoo.com] Sent: Wednesday, September 22, 2010 2:05 PM To: oilgasp...@yahoogroups.com Cc: iagi...@cbn.net.id Subject: Re: [oilgasprof] Can We Seal Lapindo Well To Stop Sidiardjo Areas from Sinking Dear all, Please let me rewrite some point that Waluyo made (and I made in other email). 1. Sidoardjo mud has much higher density and viscosity than the oil, gas and brine from the Maconda well. 2. The volume of the mud in Sidoardjo is bigger than the volume of filtrate that flows out in Maconda. the pressure is also different. In Maconda, the filtrate is flowing from pores of the reservoir. while in Sidoardjo, the mud is flowing from the mud diapir itself. mud diapir does not have matrix rock. 3. Evidence from the field shows that there is several escape points of the mud to the surface. It is not flowing from the well head only. 4. There are two mobile mud in the area. The Kalibeng, the shallow one and the Oligocene/Eocene age mud. At the beginning, the mud that flowed to the surface is the kalibeng mud (from analysis of the mud), then later it is observed that even Eocene age mud was flowing out. It means that somehow the Eocene mud has been flowing to Kalibeng mud zone (or at least we can say they are connected). The pressure of the Eocene mud can not be hold by the overlying sediment on top of Kalibeng mud. That is why there is several escape points to the surface. somebody can argue that the drilling of BP-1 that cause the connection of the two muds, maybe it is right, but we need to show evidence. 5.As Waluyo said, the Kalibeng mud has been made it to the surface in several location in East Java long long time before BP-1 was spudded. the sacry thing is if the Eocene mud flows to the kalibeng mud in that location. I hope it is not happening, and maybe one way to prevent it is to let the mud flow to the surface where it is flowed right now. This is not a good plan for people around Sidoardjo right now, but we have to think about it and make what if scenarios. Probably this is not a good idea but, this is one of what if we have to consider and calculate, and probably make a model to see if this is really going to happen. 6. this point I am mixing facts with my interpretation as geoscientist, and the memory I have from evaluation that I made in late 90s. At that time, Huffco/Lapindo Brantas wants to farm out some of their share, and I have to make evaluation of the area for another oil company. Banjar Panji structure has been recognized at that time. and there is split of opinion about the build up structure whether it is reef build up or mud volcano. Seismic Stacking velocity was used to cehck this. It was only 2D seismic data. The velocity profile shows decrease in interval velocity, as we would expect if it was a reef with gas. However, at that time we also notice that the interval velocity stays low until quite very thick interval. This phenomena gave us doubt that it was reef with gas. However, I have to admit the velocity picking in that part is not very good. We did not farm in in that block for economic reason, because we did not count Banjar panji as reef with gas. I suspect that the drilling has reached this mud diapir, but from the press release of EMP, they said they have not reached that. Discussion: Please do not say government and the professional societies has not made attempt to stop the flow. Government has spent a lot of money to try some methods until it is realized that we can not stop it anymore. Professional societies have been discussing this formally and informally using real hard data and If we really wants to help, please leave out the political issue from this discussion, and please talk what we can do to help preventing the mud to destroy environment more and to prevent from the area to collapse. Somebody earlier mentioned a method to cope with the collapse surface of the earth. This kind of discussion might be able to help us. Another discussion that can help is about how to
Re: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar
Salam, Wah makin menarik diskusinya. Dari Mas Agus Hend, sebutkan adanya guru-guru yang telah akan memasukkan ilmu bumi ke dalam ilmu alam. Masalah ini ternyata sudah saya tulis beberapa bulan lalu. Apa arti IPBA ? Mas AM Putra, sebutkan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Ini bukan IPB dan Alam. Difinisi awal tadi akan lebih pas, dalam difinisi Bumi dan Langit. Dimana semuanya adalah di Alam. Ilmu alam, ilmu se-alam, jadi salamology. Dari Pengetahuan Arab Ardh, menjadi Earth (bumi) setelah di bawa ke Eropa abad renaisanse. Atau Sun dari kata Syam (bhs Arab) (berarti matahari). Juga banyak kata-kata lain dari Arab ke Inggris, Prancis, Spanyol, dll. Ada pengelompokan lain: geografi, demografi, geologi, geodesi, oseanografi, gempa bumi, paleontologi, sejarah, sosiologi, politik, ekonomi, dll. Mana yang mau di masukkan ke IPBA itu ? Tapi setidaknya geologi (struktur-stratigrafi lapisan buymi), dan paleontologi. Ada yang berfikir, sosial adalah bukan eksata. Padahal, sosial artinya banyak berhubungan dengan manusia. Bahwa semua di alam itu adalah ada ukurannya. Jadi sosial jugalah eksata. Lulusan Teknik, gelarnya insinyur. Lulusan FMIPA adalah Drs, atau kini Sarjana Science (S.Si). Bagaimana kesamaan insinyur dan sarjana science itu ? Insinyur menghubung-hubungkan benda, menyusun sedemikian rupa untuk menjadi barang berguna. Misal mobil, pesawat, gedung, jembatan. Harganya misal 700.000.000.000 US$. Barang yang di buat sarjana ilmuwan adalah susunan huruf-huruf, dan sedemikian rupa akan menjadi suatu kalimat yang berguna. Misalnya begini dari studinya: Di lokasi ini akan terdapat minyak 10 BBOE, seharga 700.000.000.000 US$. Maunya, Salamology ilmu se-alam, dan di nadanya akan banyak mempengaruhi banyak ilmu, termasuk yang telah di tulis tadi. Wass, Maryanto. From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thu, September 23, 2010 3:38:38 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar mungkin juga ya; wah saya yg lupa kalo gitu... tapi via IPBA inilah diajarkan batuan. betul begitu, pak? suwun n salam, syaiful 2010/9/23 put...@gmail.com: Bung Ipoel, Kalau tidak salah IPBA itu singkatan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (bukan Alam). Salam, am Sent from my BlackBerry® smartphone from Qtel -Original Message- From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com Date: Thu, 23 Sep 2010 15:07:13 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar jaman saya sekolah sma, tahun 1981-1984, pelajaran yg terkait adalah IPBA, singkatan dari Ilmu Pengetahuan Bumi dan Alam. entah bagaimana nasibnya sekarang, sebab dulu juga ada buku berjudul IPBA utk pelajaran tsb. salam, syaiful 2010/9/23 Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com: Kompetisi International Ilmu Kebumian yang ke-4, sekarang masih berlangsung di UGM sampai 28 September nanti, memang mengacu kurikulum ilmu kebumian international level SMA meliputi : unsur geosfer, astronomi, meteorologi, dan oceanografi. Sebagian memang belum diajarkan dalam kurikulum yang sedang jalan dari MP.geografi di SMA. Oleh karena itu, Teknik Geologi UGM (termasuk dari Geofisika UGM) dan Kemendiknas sebagai host untuk kompetisi ini melibatkan tim dari Prodi Astronomi ITB, Meteorologi ITB juga BMKG, dan Puslit Oseanologi LIPI. Yang dari Indonesia memang sebagian besar adalah kelompok IPA. Dari semua peserta tsb, ada 1 peserta yang sdh terlanjur jadi mhs teknik geologi ugm masuk tahun 2010. Ybs masuk ke Teknik Geologi UGM sebagai mhs berpretasi unggulan dan ber-beasiswa. Sekedar wacana : apakah mungkin nama Mata Pelajaran Geografi di SMA saat ini menjadi nama Mata Pelajaran/ MP. Ilmu Kebumian yang merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam, jadi buka MP.Geografi. Ini yang mungkin mengusik para pengambilan keputusan di Diknas terkait kurikulum pendidikan menengah. Tapi ini juga membutuhkan kebijakan yang progresif tanpa ketegangan dan pemberatan pada siswa. Bukan dumeh kita menjadi pemegang mandat untuk mempelajari atau menekuni bidang geologi/ teknik geologi sebagai bagian dari profesi khalifatul fill ardh. Ardh sendiri cenderung dan domain dimaknai dan secara hakekat serta spiritnya adalah Bumi tempat kita bermukim dan berproses (baca : dinamis). Kalau melihat ulasan Pak Zaim, kita gak perlu sedih dan prihatin dengan kondisi aktual dari semua lini kehidupan termasuk sektor ilmu dan pendidikan bidang ilmu kebumian baik dari level SMA, Perguruan Tinggi atau aplikasi ke ranah keteknikannya / ekstraksi sumberdaya bumi. Semua itu sangat membutuhkan leadership yang progresif dan agak revolusiner yang plurar. Saatnya orang-orang pintar, pegang amanah, relatif masih mudah untuk tampil sebagai leader yang progresif / yang mandatory di berbagai lini pengambilan keputusan publik yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
Re: [iagi-net-l] Sosialisasi ilmu Kebumian
Wah telah nih ikut nimbrung. Sebetulnya Badan Geologi (Pusat survei Geologi) telah lama juga ikut memberikan pencerahan tentang ilmu kebumian ini sudah hampir 7 ato 8 tahun yang lalu dimulai. Semua diadakan untuk guru guru geografi smp dan sma tapi ada juga dari SD yang ikut. Pertama diadakan di Bandung bekerja sama dengan persatuan guru geografi Jawa barat, kedua dilakukan di Karang Sambung 2 ato 3 hari kerja sama dengan LIPI (Pak Munasri) dan Dinas Jawa tengah bahkan pake trip segala. tahun berikutnya dilakukan di Malang. Untuk Sumatra pernah dilakukan di Bengkulu, Padang, Medan, dan Banda Aceh, Nusa tenggara di Mataram, Maumere, Tahun ini sudah dilakukan di Gorontalo dan akan di Kupang. Selain ini masih banyak juga penyuluhan yang dilakukan oleh Museum Geologi juga ke sekolah. Museum Geologi bisa dimanfaatkan untuk sosialisasi karena pengunjung setiap tahun kurang lebih 300.000 an yang dominan anak sekolah. Setiap sosialisasi peserta yang ikut antara 100 - 150 peserta. Awalnya memang untuk memberi pengetahuan kepada guru geografi khususnya penanggulangan dan pengenalan Bencana Kebumian khususnya geologi, yang diawali dengan pengetahuan umum tentang proses proses terjadinya bumi hangga bencana bencana yang ada. Nara sumber yang memberikan bukan hanya dari Badan Geologi tetapi juga dari ITB (Pak Chalid), LIPI, Dinas Setempat baik Propinsi maupun Kabupaten. mungkin nanti sekali sekali Pak Sekjen IAGI ato Pak Ketua diundanglah. Kemarin waktu di Medan Pak Ketua diminta untuk jadi nara sumber tapi gak bisa. Sementara mungkin sekian dulu informasinya. Ip --- Pada Kam, 23/9/10, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com menulis: Dari: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com Judul: Re: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Kamis, 23 September, 2010, 3:38 PM mungkin juga ya; wah saya yg lupa kalo gitu... tapi via IPBA inilah diajarkan batuan. betul begitu, pak? suwun n salam, syaiful 2010/9/23 put...@gmail.com: Bung Ipoel, Kalau tidak salah IPBA itu singkatan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (bukan Alam). Salam, am Sent from my BlackBerry® smartphone from Qtel -Original Message- From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com Date: Thu, 23 Sep 2010 15:07:13 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar jaman saya sekolah sma, tahun 1981-1984, pelajaran yg terkait adalah IPBA, singkatan dari Ilmu Pengetahuan Bumi dan Alam. entah bagaimana nasibnya sekarang, sebab dulu juga ada buku berjudul IPBA utk pelajaran tsb. salam, syaiful 2010/9/23 Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com: Kompetisi International Ilmu Kebumian yang ke-4, sekarang masih berlangsung di UGM sampai 28 September nanti, memang mengacu kurikulum ilmu kebumian international level SMA meliputi : unsur geosfer, astronomi, meteorologi, dan oceanografi. Sebagian memang belum diajarkan dalam kurikulum yang sedang jalan dari MP.geografi di SMA. Oleh karena itu, Teknik Geologi UGM (termasuk dari Geofisika UGM) dan Kemendiknas sebagai host untuk kompetisi ini melibatkan tim dari Prodi Astronomi ITB, Meteorologi ITB juga BMKG, dan Puslit Oseanologi LIPI. Yang dari Indonesia memang sebagian besar adalah kelompok IPA. Dari semua peserta tsb, ada 1 peserta yang sdh terlanjur jadi mhs teknik geologi ugm masuk tahun 2010. Ybs masuk ke Teknik Geologi UGM sebagai mhs berpretasi unggulan dan ber-beasiswa. Sekedar wacana : apakah mungkin nama Mata Pelajaran Geografi di SMA saat ini menjadi nama Mata Pelajaran/ MP. Ilmu Kebumian yang merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam, jadi buka MP.Geografi. Ini yang mungkin mengusik para pengambilan keputusan di Diknas terkait kurikulum pendidikan menengah. Tapi ini juga membutuhkan kebijakan yang progresif tanpa ketegangan dan pemberatan pada siswa. Bukan dumeh kita menjadi pemegang mandat untuk mempelajari atau menekuni bidang geologi/ teknik geologi sebagai bagian dari profesi khalifatul fill ardh. Ardh sendiri cenderung dan domain dimaknai dan secara hakekat serta spiritnya adalah Bumi tempat kita bermukim dan berproses (baca : dinamis). Kalau melihat ulasan Pak Zaim, kita gak perlu sedih dan prihatin dengan kondisi aktual dari semua lini kehidupan termasuk sektor ilmu dan pendidikan bidang ilmu kebumian baik dari level SMA, Perguruan Tinggi atau aplikasi ke ranah keteknikannya / ekstraksi sumberdaya bumi. Semua itu sangat membutuhkan leadership yang progresif dan agak revolusiner yang plurar. Saatnya orang-orang pintar, pegang amanah, relatif masih mudah untuk tampil sebagai leader yang progresif / yang mandatory di berbagai lini pengambilan keputusan publik yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Pemerintah skrg masih bingung untuk ambil keputusan bahwa kurikulum Sarjana/ S1 akan tetap 144 sks (minimal) atau akan berubah menjadi 130 sks (minimal) termasuk
Re: [iagi-net-l] Sosialisasi ilmu Kebumian
pak ipranto, saya pribadi maupun sbg sekjen iagi, tentu akan senang sekali bekerja-sama. jadi ternyata sudah cukup banyak pihak yg melakukan 'sosialisasi geologi' ini, dengan target beragam masyarakat, dari siswa dan guru sekolah, hingga karyawan pemda, maupun para pecinta-alam dan kuli-tinta. tak perlu menunggu acara, nanti kapan2 kita bisa duduk bersama alias bertemu utk saling berbagi informasi, misalnya materi apa saja yg dimiliki dan diberikan kepada para peserta kegiatan. salam dari mbogor, syaiful 2010/9/24 ipranto wignyowinoto ipra...@yahoo.com: Wah telah nih ikut nimbrung. Sebetulnya Badan Geologi (Pusat survei Geologi) telah lama juga ikut memberikan pencerahan tentang ilmu kebumian ini sudah hampir 7 ato 8 tahun yang lalu dimulai. Semua diadakan untuk guru guru geografi smp dan sma tapi ada juga dari SD yang ikut. Pertama diadakan di Bandung bekerja sama dengan persatuan guru geografi Jawa barat, kedua dilakukan di Karang Sambung 2 ato 3 hari kerja sama dengan LIPI (Pak Munasri) dan Dinas Jawa tengah bahkan pake trip segala. tahun berikutnya dilakukan di Malang. Untuk Sumatra pernah dilakukan di Bengkulu, Padang, Medan, dan Banda Aceh, Nusa tenggara di Mataram, Maumere, Tahun ini sudah dilakukan di Gorontalo dan akan di Kupang. Selain ini masih banyak juga penyuluhan yang dilakukan oleh Museum Geologi juga ke sekolah. Museum Geologi bisa dimanfaatkan untuk sosialisasi karena pengunjung setiap tahun kurang lebih 300.000 an yang dominan anak sekolah. Setiap sosialisasi peserta yang ikut antara 100 - 150 peserta. Awalnya memang untuk memberi pengetahuan kepada guru geografi khususnya penanggulangan dan pengenalan Bencana Kebumian khususnya geologi, yang diawali dengan pengetahuan umum tentang proses proses terjadinya bumi hangga bencana bencana yang ada. Nara sumber yang memberikan bukan hanya dari Badan Geologi tetapi juga dari ITB (Pak Chalid), LIPI, Dinas Setempat baik Propinsi maupun Kabupaten. mungkin nanti sekali sekali Pak Sekjen IAGI ato Pak Ketua diundanglah. Kemarin waktu di Medan Pak Ketua diminta untuk jadi nara sumber tapi gak bisa. Sementara mungkin sekian dulu informasinya. Ip --- Pada Kam, 23/9/10, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com menulis: Dari: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com Judul: Re: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Kamis, 23 September, 2010, 3:38 PM mungkin juga ya; wah saya yg lupa kalo gitu... tapi via IPBA inilah diajarkan batuan. betul begitu, pak? suwun n salam, syaiful 2010/9/23 put...@gmail.com: Bung Ipoel, Kalau tidak salah IPBA itu singkatan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (bukan Alam). Salam, am Sent from my BlackBerry® smartphone from Qtel -Original Message- From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com Date: Thu, 23 Sep 2010 15:07:13 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar jaman saya sekolah sma, tahun 1981-1984, pelajaran yg terkait adalah IPBA, singkatan dari Ilmu Pengetahuan Bumi dan Alam. entah bagaimana nasibnya sekarang, sebab dulu juga ada buku berjudul IPBA utk pelajaran tsb. salam, syaiful 2010/9/23 Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com: Kompetisi International Ilmu Kebumian yang ke-4, sekarang masih berlangsung di UGM sampai 28 September nanti, memang mengacu kurikulum ilmu kebumian international level SMA meliputi : unsur geosfer, astronomi, meteorologi, dan oceanografi. Sebagian memang belum diajarkan dalam kurikulum yang sedang jalan dari MP.geografi di SMA. Oleh karena itu, Teknik Geologi UGM (termasuk dari Geofisika UGM) dan Kemendiknas sebagai host untuk kompetisi ini melibatkan tim dari Prodi Astronomi ITB, Meteorologi ITB juga BMKG, dan Puslit Oseanologi LIPI. Yang dari Indonesia memang sebagian besar adalah kelompok IPA. Dari semua peserta tsb, ada 1 peserta yang sdh terlanjur jadi mhs teknik geologi ugm masuk tahun 2010. Ybs masuk ke Teknik Geologi UGM sebagai mhs berpretasi unggulan dan ber-beasiswa. Sekedar wacana : apakah mungkin nama Mata Pelajaran Geografi di SMA saat ini menjadi nama Mata Pelajaran/ MP. Ilmu Kebumian yang merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam, jadi buka MP.Geografi. Ini yang mungkin mengusik para pengambilan keputusan di Diknas terkait kurikulum pendidikan menengah. Tapi ini juga membutuhkan kebijakan yang progresif tanpa ketegangan dan pemberatan pada siswa. Bukan dumeh kita menjadi pemegang mandat untuk mempelajari atau menekuni bidang geologi/ teknik geologi sebagai bagian dari profesi khalifatul fill ardh. Ardh sendiri cenderung dan domain dimaknai dan secara hakekat serta spiritnya adalah Bumi tempat kita bermukim dan berproses (baca : dinamis). Kalau melihat ulasan Pak Zaim, kita gak perlu sedih dan prihatin dengan kondisi aktual dari semua lini kehidupan termasuk sektor ilmu dan pendidikan bidang ilmu
RE: [iagi-net-l] PIT - IAGI: how good is it?
Pak Herman, Berikut data peserta PIT IAGI Ke-35 tahun 2006 di Pekanbaru, Riau : total peserta terdaftar dan hadir 330 orang (terdiri dari 43 dari lembaga pemerintahan/legislatif, 100 dari lembaga akademik, dan 187 dari industri). Target peserta low/mid/hi: 100-250-400 orang. Sumber: Laporan Kegiatan PIT IAGI Ke-35 tahun 2006 di Pekanbaru. Salam a.n. Panitia -Original Message- From: herman.dar...@shell.com [mailto:herman.dar...@shell.com] Sent: Wednesday, September 22, 2010 2:10 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] PIT - IAGI: how good is it? Rekan-rekan, Dalam angket yang baru saja diedarkan dalam rangka 50 tahun IAGI, banyak masukan yang menyatakan bahwa PIT-IAGI merupakan program yang bagus. Kemudian saya tanya ke secretariat IAGI mengenai jumlah peserta PIT. Sayangnya secretariat tidak punya data-data jumlah peserta PIT-IAGI. Data dipegang oleh panitia dan rupanya tidak pernah dilaporkan ke secretariat. Melalui milis ini saya minta data jumlah peserta PIT, paling tidak 5 tahun terakhir, tapi kalau ada data PIT tahun-tahun sebelumnya, tolong juga diinformasikan. Terima kasih sebelumnya, Herman Darman Regional Exploration - Greater Caspian Shell International Exploration and Production B.V. Correspondance: P.O. Box 162, 2501 AN The Hague - NL Office: Carel van Bylandtlaan 5, 2596 HP The Hague - NL M: +31-(0)61 097 2827 T: +31-(0)70 377 5340 E: herman.dar...@shell.com mailto:bram.vanderko...@shell.com PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan diri! Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Sosialisasi ilmu Kebumian
Okey Pak Syaiful kapan ke Bandung kalo saya ada di Bandung kita ketemuan. Bahkan itu yang ngurusin Pak Edy Slameto kok jadi khan sama juga IAGI dah ikut tinggal nanti dibahkan aja logo IAGI nya. Ipranto --- Pada Jum, 24/9/10, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com menulis: Dari: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com Judul: Re: [iagi-net-l] Sosialisasi ilmu Kebumian Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Jumat, 24 September, 2010, 9:18 AM pak ipranto, saya pribadi maupun sbg sekjen iagi, tentu akan senang sekali bekerja-sama. jadi ternyata sudah cukup banyak pihak yg melakukan 'sosialisasi geologi' ini, dengan target beragam masyarakat, dari siswa dan guru sekolah, hingga karyawan pemda, maupun para pecinta-alam dan kuli-tinta. tak perlu menunggu acara, nanti kapan2 kita bisa duduk bersama alias bertemu utk saling berbagi informasi, misalnya materi apa saja yg dimiliki dan diberikan kepada para peserta kegiatan. salam dari mbogor, syaiful 2010/9/24 ipranto wignyowinoto ipra...@yahoo.com: Wah telah nih ikut nimbrung. Sebetulnya Badan Geologi (Pusat survei Geologi) telah lama juga ikut memberikan pencerahan tentang ilmu kebumian ini sudah hampir 7 ato 8 tahun yang lalu dimulai. Semua diadakan untuk guru guru geografi smp dan sma tapi ada juga dari SD yang ikut. Pertama diadakan di Bandung bekerja sama dengan persatuan guru geografi Jawa barat, kedua dilakukan di Karang Sambung 2 ato 3 hari kerja sama dengan LIPI (Pak Munasri) dan Dinas Jawa tengah bahkan pake trip segala. tahun berikutnya dilakukan di Malang. Untuk Sumatra pernah dilakukan di Bengkulu, Padang, Medan, dan Banda Aceh, Nusa tenggara di Mataram, Maumere, Tahun ini sudah dilakukan di Gorontalo dan akan di Kupang. Selain ini masih banyak juga penyuluhan yang dilakukan oleh Museum Geologi juga ke sekolah. Museum Geologi bisa dimanfaatkan untuk sosialisasi karena pengunjung setiap tahun kurang lebih 300.000 an yang dominan anak sekolah. Setiap sosialisasi peserta yang ikut antara 100 - 150 peserta. Awalnya memang untuk memberi pengetahuan kepada guru geografi khususnya penanggulangan dan pengenalan Bencana Kebumian khususnya geologi, yang diawali dengan pengetahuan umum tentang proses proses terjadinya bumi hangga bencana bencana yang ada. Nara sumber yang memberikan bukan hanya dari Badan Geologi tetapi juga dari ITB (Pak Chalid), LIPI, Dinas Setempat baik Propinsi maupun Kabupaten. mungkin nanti sekali sekali Pak Sekjen IAGI ato Pak Ketua diundanglah. Kemarin waktu di Medan Pak Ketua diminta untuk jadi nara sumber tapi gak bisa. Sementara mungkin sekian dulu informasinya. Ip --- Pada Kam, 23/9/10, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com menulis: Dari: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com Judul: Re: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Kamis, 23 September, 2010, 3:38 PM mungkin juga ya; wah saya yg lupa kalo gitu... tapi via IPBA inilah diajarkan batuan. betul begitu, pak? suwun n salam, syaiful 2010/9/23 put...@gmail.com: Bung Ipoel, Kalau tidak salah IPBA itu singkatan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (bukan Alam). Salam, am Sent from my BlackBerry® smartphone from Qtel -Original Message- From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com Date: Thu, 23 Sep 2010 15:07:13 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar jaman saya sekolah sma, tahun 1981-1984, pelajaran yg terkait adalah IPBA, singkatan dari Ilmu Pengetahuan Bumi dan Alam. entah bagaimana nasibnya sekarang, sebab dulu juga ada buku berjudul IPBA utk pelajaran tsb. salam, syaiful 2010/9/23 Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com: Kompetisi International Ilmu Kebumian yang ke-4, sekarang masih berlangsung di UGM sampai 28 September nanti, memang mengacu kurikulum ilmu kebumian international level SMA meliputi : unsur geosfer, astronomi, meteorologi, dan oceanografi. Sebagian memang belum diajarkan dalam kurikulum yang sedang jalan dari MP.geografi di SMA. Oleh karena itu, Teknik Geologi UGM (termasuk dari Geofisika UGM) dan Kemendiknas sebagai host untuk kompetisi ini melibatkan tim dari Prodi Astronomi ITB, Meteorologi ITB juga BMKG, dan Puslit Oseanologi LIPI. Yang dari Indonesia memang sebagian besar adalah kelompok IPA. Dari semua peserta tsb, ada 1 peserta yang sdh terlanjur jadi mhs teknik geologi ugm masuk tahun 2010. Ybs masuk ke Teknik Geologi UGM sebagai mhs berpretasi unggulan dan ber-beasiswa. Sekedar wacana : apakah mungkin nama Mata Pelajaran Geografi di SMA saat ini menjadi nama Mata Pelajaran/ MP. Ilmu Kebumian yang merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam, jadi buka MP.Geografi. Ini yang mungkin mengusik para pengambilan keputusan di Diknas terkait kurikulum pendidikan menengah. Tapi ini juga membutuhkan kebijakan yang progresif tanpa ketegangan dan pemberatan pada siswa. Bukan dumeh
Re: [iagi-net-l] PIT - IAGI: how good is it?
Denger2 IAGI ke 35 di Pekanbaru paling cepat dan lengkap laporannya Pak Herman? Bahkan lebih cepat dari PIT ke 34 setahun sebelumnya. Kami sdh kirim laporannya ke Pak Syaiful baik print-out maupun CD. Iya kan Pak Wikan? Thanks Pak Wikan! Pak Wikan motor yang handal! Salam IAGI, Habash Sent via BlackBerry from Maxis -Original Message- From: Winderasta, Wikan (wikanw) wik...@chevron.com Date: Fri, 24 Sep 2010 09:19:38 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] PIT - IAGI: how good is it? Pak Herman, Berikut data peserta PIT IAGI Ke-35 tahun 2006 di Pekanbaru, Riau : total peserta terdaftar dan hadir 330 orang (terdiri dari 43 dari lembaga pemerintahan/legislatif, 100 dari lembaga akademik, dan 187 dari industri). Target peserta low/mid/hi: 100-250-400 orang. Sumber: Laporan Kegiatan PIT IAGI Ke-35 tahun 2006 di Pekanbaru. Salam a.n. Panitia -Original Message- From: herman.dar...@shell.com [mailto:herman.dar...@shell.com] Sent: Wednesday, September 22, 2010 2:10 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] PIT - IAGI: how good is it? Rekan-rekan, Dalam angket yang baru saja diedarkan dalam rangka 50 tahun IAGI, banyak masukan yang menyatakan bahwa PIT-IAGI merupakan program yang bagus. Kemudian saya tanya ke secretariat IAGI mengenai jumlah peserta PIT. Sayangnya secretariat tidak punya data-data jumlah peserta PIT-IAGI. Data dipegang oleh panitia dan rupanya tidak pernah dilaporkan ke secretariat. Melalui milis ini saya minta data jumlah peserta PIT, paling tidak 5 tahun terakhir, tapi kalau ada data PIT tahun-tahun sebelumnya, tolong juga diinformasikan. Terima kasih sebelumnya, Herman Darman Regional Exploration - Greater Caspian Shell International Exploration and Production B.V. Correspondance: P.O. Box 162, 2501 AN The Hague - NL Office: Carel van Bylandtlaan 5, 2596 HP The Hague - NL M: +31-(0)61 097 2827 T: +31-(0)70 377 5340 E: herman.dar...@shell.com mailto:bram.vanderko...@shell.com PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan diri! Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] PIT - IAGI: how good is it?
Joint Convention Bali 2007 (HAGI-IAGI) Education : 156 persons Company : 321 persons Government : 158 persons Student Volunteer : 32 persons Student Invitation : 15 persons Committee Proffesional Organization : 46 persons TOTAL PARTICIPANTS : 728 persons On 9/24/10, Winderasta, Wikan (wikanw) wik...@chevron.com wrote: Pak Herman, Berikut data peserta PIT IAGI Ke-35 tahun 2006 di Pekanbaru, Riau : total peserta terdaftar dan hadir 330 orang (terdiri dari 43 dari lembaga pemerintahan/legislatif, 100 dari lembaga akademik, dan 187 dari industri). Target peserta low/mid/hi: 100-250-400 orang. Sumber: Laporan Kegiatan PIT IAGI Ke-35 tahun 2006 di Pekanbaru. Salam a.n. Panitia -Original Message- From: herman.dar...@shell.com [mailto:herman.dar...@shell.com] Sent: Wednesday, September 22, 2010 2:10 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] PIT - IAGI: how good is it? Rekan-rekan, Dalam angket yang baru saja diedarkan dalam rangka 50 tahun IAGI, banyak masukan yang menyatakan bahwa PIT-IAGI merupakan program yang bagus. Kemudian saya tanya ke secretariat IAGI mengenai jumlah peserta PIT. Sayangnya secretariat tidak punya data-data jumlah peserta PIT-IAGI. Data dipegang oleh panitia dan rupanya tidak pernah dilaporkan ke secretariat. Melalui milis ini saya minta data jumlah peserta PIT, paling tidak 5 tahun terakhir, tapi kalau ada data PIT tahun-tahun sebelumnya, tolong juga diinformasikan. Terima kasih sebelumnya, Herman Darman Regional Exploration - Greater Caspian Shell International Exploration and Production B.V. Correspondance: P.O. Box 162, 2501 AN The Hague - NL Office: Carel van Bylandtlaan 5, 2596 HP The Hague - NL M: +31-(0)61 097 2827 T: +31-(0)70 377 5340 E: herman.dar...@shell.com mailto:bram.vanderko...@shell.com PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan diri! Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan diri! Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information
Re: [iagi-net-l] PIT - IAGI: how good is it?
Betul om Habas, itu 'kan komentarku dulu, he..he.. Mohammad Syaiful * handphone: +62-812-9372808 * business: msyai...@etti.co.id -Original Message- From: hse...@gmail.com Date: Fri, 24 Sep 2010 03:45:11 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] PIT - IAGI: how good is it? Denger2 IAGI ke 35 di Pekanbaru paling cepat dan lengkap laporannya Pak Herman? Bahkan lebih cepat dari PIT ke 34 setahun sebelumnya. Kami sdh kirim laporannya ke Pak Syaiful baik print-out maupun CD. Iya kan Pak Wikan? Thanks Pak Wikan! Pak Wikan motor yang handal! Salam IAGI, Habash Sent via BlackBerry from Maxis -Original Message- From: Winderasta, Wikan (wikanw) wik...@chevron.com Date: Fri, 24 Sep 2010 09:19:38 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] PIT - IAGI: how good is it? Pak Herman, Berikut data peserta PIT IAGI Ke-35 tahun 2006 di Pekanbaru, Riau : total peserta terdaftar dan hadir 330 orang (terdiri dari 43 dari lembaga pemerintahan/legislatif, 100 dari lembaga akademik, dan 187 dari industri). Target peserta low/mid/hi: 100-250-400 orang. Sumber: Laporan Kegiatan PIT IAGI Ke-35 tahun 2006 di Pekanbaru. Salam a.n. Panitia -Original Message- From: herman.dar...@shell.com [mailto:herman.dar...@shell.com] Sent: Wednesday, September 22, 2010 2:10 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] PIT - IAGI: how good is it? Rekan-rekan, Dalam angket yang baru saja diedarkan dalam rangka 50 tahun IAGI, banyak masukan yang menyatakan bahwa PIT-IAGI merupakan program yang bagus. Kemudian saya tanya ke secretariat IAGI mengenai jumlah peserta PIT. Sayangnya secretariat tidak punya data-data jumlah peserta PIT-IAGI. Data dipegang oleh panitia dan rupanya tidak pernah dilaporkan ke secretariat. Melalui milis ini saya minta data jumlah peserta PIT, paling tidak 5 tahun terakhir, tapi kalau ada data PIT tahun-tahun sebelumnya, tolong juga diinformasikan. Terima kasih sebelumnya, Herman Darman Regional Exploration - Greater Caspian Shell International Exploration and Production B.V. Correspondance: P.O. Box 162, 2501 AN The Hague - NL Office: Carel van Bylandtlaan 5, 2596 HP The Hague - NL M: +31-(0)61 097 2827 T: +31-(0)70 377 5340 E: herman.dar...@shell.com mailto:bram.vanderko...@shell.com PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan diri! Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
[iagi-net-l] Mining Vacancy (Fresh Graduate)
URGENTLY REQUIRED PT Djan Resources adalah perusahaan nasional berbasis di Jakarta yang bergerak di bidang pertambangan menguasai dan mengelola konsesi eksplorasi dan eksploitasi tersebar di seluruh Indonesia. Kami membutuhkan tenaga-tenaga muda potensial untuk berkembang dan berkarir bersama kami. GEOLOGIST Kualifikasi : · Sarjana Geologi · IPK minimal 2.8 · Pengalaman 1-2 tahun di bidang mining / fresh graduated · Familiar dengan kegiatan eksplorasi dan familiar menggunakan alat-alat eksplorasi · Menguasai program : Arc View/Arc GIS, Surfer, Map Info, Logplot, Mapsource MINE ENGINEER Kualifikasi : · Sarjana Pertambangan/Geologi · IPK minimal 2.8 · Pengalaman 1-2 tahun di bidang mining / fresh graduated · Familiar dengan perhitungan alat-alat berat, perencanaan tambang dan desain tambang · Menguasai program : Minescape, Surpac, Autocad Kirim aplikasi dan CV sebelum tanggal 30 September 2010 ke : nor.handaya...@gmail.com
Re: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar
IPBA - Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa, merupakan penerjemahan atas Earth and Space Sciences (ESS). Di luar negeri, ESS sudah diajarkan sejak lama bahkan sejak elementary school sebagai subjek tersendiri, bukan bagian dari fisika, kimia dan biologi. Di Indonesia, sedikit tentang IPBA mulai muncul sebagai bagian mata pelajaran IPA sejak sekolah dasar. Yang pada masa 1970-1976 sebagai anak SD (seperti saya) tentu ingat kita pernah diajarkan tentang batuan yang muncul dalam buku teks bagus dari Departemen P K, yaitu Manuasia dan Alam Sekitarnya. Tetapi sebagai ilmu tersendiri, IPBA mulai diajarkan pada tahun 1978, sebagai pengisi waktu ketika Pak Daoed Joesoef, Menteri P K saat itu, memanjangkan masa sekolah dari satu tahun menjadi 1 1/2 tahun sebagai tes diagnostik. Itulah satu-satunya tahun semua murid bersekolah 1,5 tahun, itu pula yang sampai sekarang mengubah awal dan akhir masa sekolah menjadi ke pertengahan tahun. Sebelum tahun 1978, awal sekolah dimulai Januari dan akhir sekolah Desember, sekarang tidak seperti itu kan. Nah, untuk mengisi waktu 6 bulan itu banyaklah pelajaran baru didatangkan, a.l. IPBA itu. Saya pada tahun 1978 adalah anak SMP kelas 2, dan kepada saya diajarkan IPBA itu. Buku paket IPBA dibuat secara serius, disusun oleh ahli2 geografi (Pak Djenen Bale), ahli astronomi (Pak Bambang Hidayat), ahli geologi (Pak Purbo-Hadiwidjojo), ahli meteorologi (Pak Bayong Tjasjono) dan beberapa ahli lain. Isi buku sangat menarik meskipun guru yang mengajarkannya belum tentu menguasasinya, maklum pelajaran baru. Adalah pelajaran IPBA kelas 2 SMP yang telah menggiring saya memilih geologi sebagai ilmu yang akan ditekuni saat kuliah. Tahun 1979-1981/1982, Pelajaran IPBA terus diajarkan, saat itu saya adalah anak sekolah kelas 3 SMP-2 SMA. Sayangnya, kelihatannya Departemen P K tak lagi serius menggarap buku teks IPBA-nya, buku2nya semakin tipis dari tahun 1978-1982. Sampai sekarang, keempat buku IPBA SMP dan SMA itu masih saya simpan, sebagai kenangan bahwa saya menyukai geologi karena buku2 itu. Lalu, Departemen P K setelah tahun 1982 tak lagi mengeluarkan buku-buku teks IPBA. Para penerbit swasta kemudian menggantikan penerbitan buku2 IPBA, saya memilikinya beberapa, tetapi penerbitan pihak swasta iyu hanya bertahan beberapa tahun, seiring dengan lenyapnya pelajaran IPBA dari sekolah2 menengah. Anak-anak SMP dan SMA sekarang belajar sedikit tentang ilmu kebumian (geologi, oseanografi, meteorologi) dari buku geografi yang menjadi satu dengan geografi budaya (manusia, sosial, dll.). Anak2 SMP-SMA sekarang belajar sedikit tentang astronomi dari pelajaran fisika. Mereka, saya yakin, tak diajarkan bagaimana melukis posisi benda langit (deklinasi, tinggi bintang, acsensio recta, dsb) sebab waktunya tak cukup dan gurunya belum tentu menguasai. Padahal, ketika saya SMP diajarkan hal itu di IPBA, sebagai bagian ilmu lukis bintang (ilmu falak). Seiring lenyapnya IPBA sebagai ilmu khusus yang mempelajari astronomi, geologi, oseanografi dan meteorologi dari sekolah2 menengah; maka janganlah mengharapkan anak2 SMP-SMA kita akan unggul bersaing dengan teman2 sebaya mereka dari mancanegara yang dari sekolah dasar dan menengahnya diajarkan Earth Space Sciences. Bila kita mau meningkatkan lagi pemahaman ilmu kebumian dan kelangitan untuk anak2 sekolah menengah kita, keluarkan subjek geografi fisik dari geografi umum dan kombinasikan dengan astronomi lalu jadikan dan hidupkan lagi IPBA. Sosialisasi2 yang dilakukan geologist kepada masyarakat dan anak2 sekolah baik saja, tetapi menjadikan IPBA sebagai bagian kurikulum sekolah adalah usaha yang terbaik sebab sosialisasi hanya insidental sementara kewajiban kurikulum adalah permanen. Sebagai negara yang diapit dua benua, dua lautan, pertemuan para lempeng, dan duduk di equator; Indonesia dianugerahi fenomena geologi, oseanografi, meteorologi dan astronomi yang menakjubkan. Maka ketika anak2 sekolah menengah kita kalah dalam kompetisi geologi, oseanografi, meteorologi dan astronomi oleh anak2 sebayanya yang berasal dari negara2 yang secara fisik biasa2 saja, hm...cukup menyedihkan. Bukan salah anak2 kita, yang salah tentu kita para senior mereka yang tak mendidiknya, atau salah mendidiknya... Tidak pernah ada kata terlambat untuk memperbaiki. salam, Awang --- Pada Kam, 23/9/10, Maryanto maryan...@yahoo.com menulis: Dari: Maryanto maryan...@yahoo.com Judul: Re: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Kamis, 23 September, 2010, 4:43 PM Salam, Wah makin menarik diskusinya. Dari Mas Agus Hend, sebutkan adanya guru-guru yang telah akan memasukkan ilmu bumi ke dalam ilmu alam. Masalah ini ternyata sudah saya tulis beberapa bulan lalu. Apa arti IPBA ? Mas AM Putra, sebutkan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Ini bukan IPB dan Alam. Difinisi awal tadi akan lebih pas, dalam difinisi Bumi dan Langit. Dimana semuanya adalah di Alam.
[iagi-net-l] Sosialisasi dan pengajaran ilmu Kebumian
Kalau sepintas saya perhatikan ada beberapa topik dalam pembicaraan ilmu geologi - Pengajaran ilmu kebumian (sekolah formal) - Sosialisasi lingkungan kebumian (masyarakat umum) - Kalau boleh ditambah peran geosaintist (IAGI dan Badan keilmu bumian). Pengajaran di sekolah formal. Pengajaran ilmu kebumian di sekolah (SD-SMA) dimasukkan dalam pelajaran ilmu bumi (geografi). Memang kebanyakan geografi sosial dan sedikit geografi fisis. Tentusaja mereka tidak secara spesifik dikenalkan ilmu geologi maupun geofisika. Materinya (dari buku pegangan) mungkin bisa kita lihat banyak juga tentang batuan, belajar erosi dll. Untuk materi seperti ini mungkin geologist (IAGI) dapat membantu serta mengkoreksi kalau ada yang kurang tepat, Juga dapat memberikan pengkayaan ilmu. Salah satu yang dapat dilakukan kawan-kawan geosaintist barangkali membuat buku pengkayaan. Bebrapa kali saya dihubungi penerbit untuk membantu membuat buku pengkayaan ini, namun saya terlalu malas. Sehingga ngga pernah kesampaian. Saat ini buku pengkayaan banyak dari terjemahan buku asing yang kadang tidak sesuai dengan kondisi di Indonesia. Misal materi kebencanaan banyak bicara soal tornado, tapi sedikit tentang banjir dan gunung api. Contoh yg pernah saya lihat buku terjemahan dari sekolahan primary school dari Singapore. Juga belajar apa itu aurora, apa itu gletser, salju dll yg ngga pernah teramati di Indonesia. Sehingga pelajarannya terkesan hapalan. Tentusaja pengkayaan pada guru salah satu yang tepat yg sudah dilakukan IAGI, Universitas, maupun Badan Geologi. Menurut saya bukan berarti mereka yang di SD-SMA tidak mendapatkan materi geologi disekolahnya. Mereka mendapatkan materi ilmu sebagai bagian ilmu kebumian dasar. Yang diperlukan adalah pengkayaan atau pendalaman materi sesuai dengan kebutuhannya. Sosialisasi pada masyarakat Masyarakat belajar dengan cara berbeda dng sekolahan. Mereka belajar dari yang dialami. Sesuai dengan keperluan khususnya utk survival tool, sebagai ilmu untuk hidup. Paling mudah mengajarkan kebencanaan pada saat terjadi. Memberikan kesadaran lingkungan bila ada kasus pencemaran. Mengajarkan perubahan iklim saat ada bencana meteorologis. Termasuk mengajarkan tentang geologi pantai saat ada tanah ambles di priok :) Ini perlu gerak cepat dan sifatnya reaktif dan sporadis sesuai dengan terjadinya bencana. Cara mengajarkan seperti ini akan lebih nyantel di otak, dibanding mengajarkan di sekolah untuk menghadapi ujian semester. Untuk tujuan sosialisasi saya sendiri lebih senang membagi ilmu kebumian menjadi 3 tujuan - Ekstraksi (pemanfaatan bumi) - Environment (lingkungan dan konservasi) - Kebencanaan (mitigasi) Untuk pemanfaatan ilmu bumi memenuhi kebutuhan ekstraksi pengajarannya jelas disekolahan formal. Lingkungan serta kebencanaan akan efisien dilakukan sosialisasinya ketika terjadi atau ada kasus termasuk saat ada kasus pencemaran dll. Salam RDP PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan diri! Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -