Re: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar

2010-09-23 Terurut Topik Hendratno Agus
Kompetisi International Ilmu Kebumian yang ke-4, sekarang masih berlangsung di 
UGM sampai 28 September nanti, memang mengacu kurikulum ilmu kebumian 
international level SMA meliputi : unsur geosfer, astronomi, meteorologi, dan 
oceanografi. Sebagian memang belum diajarkan dalam kurikulum yang sedang jalan 
dari MP.geografi di SMA. Oleh karena itu, Teknik Geologi UGM (termasuk dari 
Geofisika UGM) dan Kemendiknas sebagai host untuk kompetisi ini melibatkan tim 
dari Prodi Astronomi ITB, Meteorologi ITB juga BMKG, dan Puslit Oseanologi 
LIPI. 
Yang dari Indonesia memang sebagian besar adalah kelompok IPA. Dari semua 
peserta tsb, ada 1 peserta yang sdh terlanjur jadi mhs teknik geologi ugm masuk 
tahun 2010. Ybs masuk ke Teknik Geologi UGM sebagai mhs berpretasi unggulan dan 
ber-beasiswa.

Sekedar wacana : apakah mungkin nama Mata Pelajaran Geografi di SMA saat ini 
menjadi nama Mata 

Pelajaran/ MP. Ilmu Kebumian yang merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam, 
jadi buka MP.Geografi. Ini yang mungkin mengusik para pengambilan keputusan di 
Diknas terkait kurikulum pendidikan menengah. Tapi ini juga membutuhkan 
kebijakan yang progresif tanpa ketegangan dan pemberatan pada siswa. Bukan 
dumeh 
kita menjadi pemegang mandat untuk mempelajari atau menekuni bidang geologi/ 
teknik geologi sebagai bagian dari profesi khalifatul fill ardh. Ardh sendiri 
cenderung dan domain dimaknai dan secara hakekat serta spiritnya adalah Bumi 
tempat kita bermukim dan berproses (baca : dinamis). 


Kalau melihat ulasan Pak Zaim, kita gak perlu sedih dan prihatin dengan kondisi 
aktual dari semua lini kehidupan termasuk sektor ilmu dan pendidikan bidang 
ilmu 
kebumian baik dari level SMA, Perguruan Tinggi atau aplikasi ke ranah 
keteknikannya / ekstraksi sumberdaya bumi. Semua itu sangat membutuhkan 
leadership yang progresif dan agak revolusiner yang plurar. Saatnya orang-orang 
pintar, pegang amanah, relatif masih mudah untuk tampil sebagai leader yang 
progresif / yang mandatory di berbagai lini pengambilan keputusan publik yang 
menyangkut hajat hidup orang banyak.
Pemerintah skrg masih bingung untuk ambil keputusan bahwa kurikulum Sarjana/ S1 
akan tetap 144 sks (minimal) atau akan berubah menjadi 130 sks (minimal) 
termasuk kurikulum TeknikGeologi. Panduan dari Badan Standarisasi Nasional 
sudah 
ada, tapi Keputusan politik untuk 144 sks atau 130 sks, GAK JELAS. Sama seperti 
regulasi pengembangan sektor energi panasbumi, lingkungan, pertambangan, migas, 
bagi hasil, yang terkait dengan ilmu kebumian.

salam bumiku lestari, agus hendratno.89






From: Cahyo, Yohannes Bosko ybc.indra...@chevron.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thu, September 23, 2010 11:09:00 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar

Sedikit berbagi pengalaman saat kuliah sekitar tahun 2001-02.

Saat itu kami dari beberapa himpunan mahasiswa mencoba memperkenalkan
prodi kami masing-masing di SMA-SMA negeri di Bandung kepada calon
mahasiswa yang saat itu dinilai masih bingung memilih jurusan dalam
UM/SMPTN. Dalam kesempatan yang sama, guru-guru geografi juga berusaha
mendapatkan informasi tambahan terkait ilmu kebumian yang saat itu kami
jawab semampu kami. 

Seingat saya, ada dua hal yang cukup menggelitik dalam diskusi dengan
guru-guru geografi saat itu:

Pertama, materi pelajaran geografi SMA (seingat saya yang SMP juga)
didominasi oleh ilmu demografi (kependudukan) sementara bobot ilmu
kebumian relatif kecil.

Kedua, mata pelajaran geografi SMA saat itu memang diajarkan dari kelas
1 hingga kelas 3, namun tidak semua siswa mendapatkannya selama di
bangku SMA. Mata pelajaran geografi didapatkan oleh seluruh siswa kelas
1 dan 2, namun di kelas 3, hanya jurusan IPS saja yang menerima mata
pelajaran tersebut, sementara siswa kelas 3 yang mengambil jurusan IPA
tidak mendapatknanya dan lebih berkutat pada basic sciences seperti
matematika, fisika, kimia dan biologi. 
Saya dengar, saat ini penjurusan IPA/IPS/Bahasa untuk SMA dimulai di
kelas 2, sama seperti tahun 80-90an. Jika memang seperti itu, mungkin
mata pelajaran geografi hanya didapat oleh siswa kelas 1 dan kelas 2/3
IPS saja, sementara kelas 2/3 IPA tidak mendapatkannya.

Jika dihubungkan dengan Olimpiade Kebumian seperti diberitakan Kompas
dibawah, mungkin perwakilan dari kita didominasi oleh siswa SMA jurusan
IPA yang notabene tidak mendapatkan pelajaran geografi se-intensif
rekannya di jurusan IPS.

Wacana yang menarik dan terima kasih atas ruang menulisnya :)

Salam,
= YB =


-Original Message-
From: mohammad syaiful [mailto:mohammadsyai...@gmail.com] 
Sent: Thursday, September 23, 2010 8:12 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar

wah, ternyata pengetahuan geologi (ilmu kebumian) masyarakat kita
(khususnya generasi sma kita memang sedemikian parah ya? betul pak
zaim, perlu 'kerja' lebih keras dari IAGI; apalagi dengan kemampuan
negara (pemerintah) yg sedemikian memprihatinkan.

Re: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar

2010-09-23 Terurut Topik kartiko samodro
Salah satu hal pragmatis yang bisa juga diajarkan adalah tentang bencana
alam dan cara penanggulangan praktisnya (yang sesuai dengan potensi bahaya
di daerahnya masing masing  )
kalau HSE kebumian ini bisa dimasukkan jadi bagian dari mata pelajaran sejak
smp/sma tentu akan lebih membuka kesadaran anak didik bahwa
kita tinggal di area yang berbahaya dan  kalau anak smp/ sma tersebut jadi
pejabat nantinya mungkin akan lebih  tergerak tentang penanganan bencana di
darehanya atau pekerjaannya.

2010/9/23 Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com

 Kompetisi International Ilmu Kebumian yang ke-4, sekarang masih berlangsung
 di
 UGM sampai 28 September nanti, memang mengacu kurikulum ilmu kebumian
 international level SMA meliputi : unsur geosfer, astronomi, meteorologi,
 dan
 oceanografi. Sebagian memang belum diajarkan dalam kurikulum yang sedang
 jalan
 dari MP.geografi di SMA. Oleh karena itu, Teknik Geologi UGM (termasuk dari
 Geofisika UGM) dan Kemendiknas sebagai host untuk kompetisi ini melibatkan
 tim
 dari Prodi Astronomi ITB, Meteorologi ITB juga BMKG, dan Puslit Oseanologi
 LIPI.
 Yang dari Indonesia memang sebagian besar adalah kelompok IPA. Dari semua
 peserta tsb, ada 1 peserta yang sdh terlanjur jadi mhs teknik geologi ugm
 masuk
 tahun 2010. Ybs masuk ke Teknik Geologi UGM sebagai mhs berpretasi unggulan
 dan
 ber-beasiswa.

 Sekedar wacana : apakah mungkin nama Mata Pelajaran Geografi di SMA saat
 ini
 menjadi nama Mata

 Pelajaran/ MP. Ilmu Kebumian yang merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan
 Alam,
 jadi buka MP.Geografi. Ini yang mungkin mengusik para pengambilan keputusan
 di
 Diknas terkait kurikulum pendidikan menengah. Tapi ini juga membutuhkan
 kebijakan yang progresif tanpa ketegangan dan pemberatan pada siswa. Bukan
 dumeh
 kita menjadi pemegang mandat untuk mempelajari atau menekuni bidang
 geologi/
 teknik geologi sebagai bagian dari profesi khalifatul fill ardh. Ardh
 sendiri
 cenderung dan domain dimaknai dan secara hakekat serta spiritnya adalah
 Bumi
 tempat kita bermukim dan berproses (baca : dinamis).


 Kalau melihat ulasan Pak Zaim, kita gak perlu sedih dan prihatin dengan
 kondisi
 aktual dari semua lini kehidupan termasuk sektor ilmu dan pendidikan bidang
 ilmu
 kebumian baik dari level SMA, Perguruan Tinggi atau aplikasi ke ranah
 keteknikannya / ekstraksi sumberdaya bumi. Semua itu sangat membutuhkan
 leadership yang progresif dan agak revolusiner yang plurar. Saatnya
 orang-orang
 pintar, pegang amanah, relatif masih mudah untuk tampil sebagai leader yang
 progresif / yang mandatory di berbagai lini pengambilan keputusan publik
 yang
 menyangkut hajat hidup orang banyak.
 Pemerintah skrg masih bingung untuk ambil keputusan bahwa kurikulum
 Sarjana/ S1
 akan tetap 144 sks (minimal) atau akan berubah menjadi 130 sks (minimal)
 termasuk kurikulum TeknikGeologi. Panduan dari Badan Standarisasi Nasional
 sudah
 ada, tapi Keputusan politik untuk 144 sks atau 130 sks, GAK JELAS. Sama
 seperti
 regulasi pengembangan sektor energi panasbumi, lingkungan, pertambangan,
 migas,
 bagi hasil, yang terkait dengan ilmu kebumian.

 salam bumiku lestari, agus hendratno.89





 
 From: Cahyo, Yohannes Bosko ybc.indra...@chevron.com
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Thu, September 23, 2010 11:09:00 AM
 Subject: RE: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar

 Sedikit berbagi pengalaman saat kuliah sekitar tahun 2001-02.

 Saat itu kami dari beberapa himpunan mahasiswa mencoba memperkenalkan
 prodi kami masing-masing di SMA-SMA negeri di Bandung kepada calon
 mahasiswa yang saat itu dinilai masih bingung memilih jurusan dalam
 UM/SMPTN. Dalam kesempatan yang sama, guru-guru geografi juga berusaha
 mendapatkan informasi tambahan terkait ilmu kebumian yang saat itu kami
 jawab semampu kami.

 Seingat saya, ada dua hal yang cukup menggelitik dalam diskusi dengan
 guru-guru geografi saat itu:

 Pertama, materi pelajaran geografi SMA (seingat saya yang SMP juga)
 didominasi oleh ilmu demografi (kependudukan) sementara bobot ilmu
 kebumian relatif kecil.

 Kedua, mata pelajaran geografi SMA saat itu memang diajarkan dari kelas
 1 hingga kelas 3, namun tidak semua siswa mendapatkannya selama di
 bangku SMA. Mata pelajaran geografi didapatkan oleh seluruh siswa kelas
 1 dan 2, namun di kelas 3, hanya jurusan IPS saja yang menerima mata
 pelajaran tersebut, sementara siswa kelas 3 yang mengambil jurusan IPA
 tidak mendapatknanya dan lebih berkutat pada basic sciences seperti
 matematika, fisika, kimia dan biologi.
 Saya dengar, saat ini penjurusan IPA/IPS/Bahasa untuk SMA dimulai di
 kelas 2, sama seperti tahun 80-90an. Jika memang seperti itu, mungkin
 mata pelajaran geografi hanya didapat oleh siswa kelas 1 dan kelas 2/3
 IPS saja, sementara kelas 2/3 IPA tidak mendapatkannya.

 Jika dihubungkan dengan Olimpiade Kebumian seperti diberitakan Kompas
 dibawah, mungkin perwakilan dari kita didominasi oleh siswa SMA jurusan
 IPA yang notabene tidak mendapatkan 

Re: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar

2010-09-23 Terurut Topik mohammad syaiful
jaman saya sekolah sma, tahun 1981-1984, pelajaran yg terkait adalah
IPBA, singkatan dari Ilmu Pengetahuan Bumi dan Alam. entah bagaimana
nasibnya sekarang, sebab dulu juga ada buku berjudul IPBA utk
pelajaran tsb.

salam,
syaiful

2010/9/23 Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com:
 Kompetisi International Ilmu Kebumian yang ke-4, sekarang masih berlangsung di
 UGM sampai 28 September nanti, memang mengacu kurikulum ilmu kebumian
 international level SMA meliputi : unsur geosfer, astronomi, meteorologi, dan
 oceanografi. Sebagian memang belum diajarkan dalam kurikulum yang sedang jalan
 dari MP.geografi di SMA. Oleh karena itu, Teknik Geologi UGM (termasuk dari
 Geofisika UGM) dan Kemendiknas sebagai host untuk kompetisi ini melibatkan tim
 dari Prodi Astronomi ITB, Meteorologi ITB juga BMKG, dan Puslit Oseanologi 
 LIPI.
 Yang dari Indonesia memang sebagian besar adalah kelompok IPA. Dari semua
 peserta tsb, ada 1 peserta yang sdh terlanjur jadi mhs teknik geologi ugm 
 masuk
 tahun 2010. Ybs masuk ke Teknik Geologi UGM sebagai mhs berpretasi unggulan 
 dan
 ber-beasiswa.

 Sekedar wacana : apakah mungkin nama Mata Pelajaran Geografi di SMA saat ini
 menjadi nama Mata

 Pelajaran/ MP. Ilmu Kebumian yang merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam,
 jadi buka MP.Geografi. Ini yang mungkin mengusik para pengambilan keputusan di
 Diknas terkait kurikulum pendidikan menengah. Tapi ini juga membutuhkan
 kebijakan yang progresif tanpa ketegangan dan pemberatan pada siswa. Bukan 
 dumeh
 kita menjadi pemegang mandat untuk mempelajari atau menekuni bidang geologi/
 teknik geologi sebagai bagian dari profesi khalifatul fill ardh. Ardh 
 sendiri
 cenderung dan domain dimaknai dan secara hakekat serta spiritnya adalah Bumi
 tempat kita bermukim dan berproses (baca : dinamis).


 Kalau melihat ulasan Pak Zaim, kita gak perlu sedih dan prihatin dengan 
 kondisi
 aktual dari semua lini kehidupan termasuk sektor ilmu dan pendidikan bidang 
 ilmu
 kebumian baik dari level SMA, Perguruan Tinggi atau aplikasi ke ranah
 keteknikannya / ekstraksi sumberdaya bumi. Semua itu sangat membutuhkan
 leadership yang progresif dan agak revolusiner yang plurar. Saatnya 
 orang-orang
 pintar, pegang amanah, relatif masih mudah untuk tampil sebagai leader yang
 progresif / yang mandatory di berbagai lini pengambilan keputusan publik yang
 menyangkut hajat hidup orang banyak.
 Pemerintah skrg masih bingung untuk ambil keputusan bahwa kurikulum Sarjana/ 
 S1
 akan tetap 144 sks (minimal) atau akan berubah menjadi 130 sks (minimal)
 termasuk kurikulum TeknikGeologi. Panduan dari Badan Standarisasi Nasional 
 sudah
 ada, tapi Keputusan politik untuk 144 sks atau 130 sks, GAK JELAS. Sama 
 seperti
 regulasi pengembangan sektor energi panasbumi, lingkungan, pertambangan, 
 migas,
 bagi hasil, yang terkait dengan ilmu kebumian.

 salam bumiku lestari, agus hendratno.89





 
 From: Cahyo, Yohannes Bosko ybc.indra...@chevron.com
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Thu, September 23, 2010 11:09:00 AM
 Subject: RE: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar

 Sedikit berbagi pengalaman saat kuliah sekitar tahun 2001-02.

 Saat itu kami dari beberapa himpunan mahasiswa mencoba memperkenalkan
 prodi kami masing-masing di SMA-SMA negeri di Bandung kepada calon
 mahasiswa yang saat itu dinilai masih bingung memilih jurusan dalam
 UM/SMPTN. Dalam kesempatan yang sama, guru-guru geografi juga berusaha
 mendapatkan informasi tambahan terkait ilmu kebumian yang saat itu kami
 jawab semampu kami.

 Seingat saya, ada dua hal yang cukup menggelitik dalam diskusi dengan
 guru-guru geografi saat itu:

 Pertama, materi pelajaran geografi SMA (seingat saya yang SMP juga)
 didominasi oleh ilmu demografi (kependudukan) sementara bobot ilmu
 kebumian relatif kecil.

 Kedua, mata pelajaran geografi SMA saat itu memang diajarkan dari kelas
 1 hingga kelas 3, namun tidak semua siswa mendapatkannya selama di
 bangku SMA. Mata pelajaran geografi didapatkan oleh seluruh siswa kelas
 1 dan 2, namun di kelas 3, hanya jurusan IPS saja yang menerima mata
 pelajaran tersebut, sementara siswa kelas 3 yang mengambil jurusan IPA
 tidak mendapatknanya dan lebih berkutat pada basic sciences seperti
 matematika, fisika, kimia dan biologi.
 Saya dengar, saat ini penjurusan IPA/IPS/Bahasa untuk SMA dimulai di
 kelas 2, sama seperti tahun 80-90an. Jika memang seperti itu, mungkin
 mata pelajaran geografi hanya didapat oleh siswa kelas 1 dan kelas 2/3
 IPS saja, sementara kelas 2/3 IPA tidak mendapatkannya.

 Jika dihubungkan dengan Olimpiade Kebumian seperti diberitakan Kompas
 dibawah, mungkin perwakilan dari kita didominasi oleh siswa SMA jurusan
 IPA yang notabene tidak mendapatkan pelajaran geografi se-intensif
 rekannya di jurusan IPS.

 Wacana yang menarik dan terima kasih atas ruang menulisnya :)

 Salam,
 = YB =


 -Original Message-
 From: mohammad syaiful [mailto:mohammadsyai...@gmail.com]
 Sent: Thursday, September 23, 2010 8:12 

Re: [iagi-net-l] Informasi Short Course IAGI 2010

2010-09-23 Terurut Topik mohammad syaiful
sbg info, sudah ada di website www.pit-iagi.com; cari dan klik
'workshops' dan temukan kursus nomor 4. kemudian silakan unduh
lampiran yg ada utk detilnya.

salam,
syaiful

On Thu, Sep 23, 2010 at 10:05 AM, hari utomo hariutom...@gmail.com wrote:
 Dh,  Wendi Adrian
 Acara post convention Short Course PIT IAGI, yang berjudul Geochemistry and
 Petroleum System Analysis for Exploration and Production : The Most
 Essential Concepts and Methods , akan diadakan pada tanggal 26-27 November
 2010, Hotel Sentosa Villas and Resort. Nara sumber Pak Awang H. Satyana.
 Adapun biaya Rp.12.000.000,- perorang. Peserta terbatas. Maksimal 25
 peserta. Informasi lebih detil dan form registrasi akan km emailkan langsung
 ke anda.
 Kami sudah kirimkan info ini ke panitia PIT IAGI Lombok, untuk di publish di
 web site. Kami usahakan secepatnya  dapat dilihat di web site PIT IAGI.

 Terimakasih

 Hari Utomo


 2010/9/23 Wendi Adrian we...@horizon.co.id

 Pak Budi,

 apakah bisa memberikan informasi (waktu, tempat dan biaya pendaftaran)
 mengenai Post-Convention Short Course PIT-IAGI yang berjudul  Geochemistry
 and Petroleum System Analysis for Exploration and Production : The Most
 Essential Concepts and Methods  ?
 Saya sudah kunjungi website PIT-IAGI tapi tidak menemukan informasi ini.
 Terimakasih.

 Salam,

 Wendi A

 --
 From: Budi Ardiyana budi.ardiy...@yahoo.com
 Sent: Wednesday, 22 September, 2010 15:34

 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] Informasi Short Course IAGI 2010


  Selamat Siang,

 Saya ingin menginformasikan dalam PIT IAGI 2010 mendatang, Biro Kursus
 IAGI bekerja sama dengan Divisi MIGAS IAGI menyelenggarakan beberapa short
 course antara lain :

 Untuk Pre-Convention Short Course :

 1.  Introduction to Naturally Fractured Rock Characterization and Fluid
 Flow 
      oleh Ir. Benyamin Sapiie Ph.D.

      Durasi kursus : dua hari ( 21 - 22 November 2010 )
      Materi Kursus :
      - Introduction
      - Basic concept of fractures mechanism
      - Fractures types and classification
      - Fractures mapping and characterization
      - Fractures analysis and modelling
      - Basic concepts of fluid flow in fractures
      - Case study of natural fracture reservoir


 2.  CoalBed Methane Technology, Development and Economics 
      oleh Prof. Dr. Ir. Doddy Abdassah

      Durasi Kursus : tiga hari ( 20 - 22 November 2010 )
      Materi Kursus :
      - Introduction
      - CBM Definition
      - Coal as reservoir rocks
      - Reservoir engineering
      - Drilling engineering
      - Production engineering
      - Enhanced CBM recovery
      - Plan of development
      - Environmental concerns
      - Economics of CBM projects
      - Case study


 3.  The Essentials of The Indonesian Petroleum and Mining Economics 
      oleh Dr. H.L.Ong

      Durasi Kursus : dua hari ( 21 - 22 November 2010 )
      Materi Kursus :
      Hari pertama
      - Essence of the industry
      - Historical perspective and statistics
      - Price volatility and the gold industry
      - Reserve and depleted resources
      - Peak oil and peak mineral
      - GDP and subsidy
      - Alternative energy
      - Association for the Study of Peak Oil ( ASPO )
      Hari Kedua :
      - Data required for economics
      - Cash flow projections
      - Typical decision yardstick
         1. Accounting methods
         2. Discounted cash flow methods
      - Economic parameters
         1. Pay back and discounted pay back
         2. Net Present Value (NPV)
         3. Internal Rate of Return (IRR)
         4. Profitability Index (PI)
      - Risk and uncertainty
         1. Expected Value (EV)
      - Decision Tree


 Untuk Post-Convention Short Course :

 1.  Geochemistry and Petroleum System Analysis for Exploration
      and Production : The Most Essential Concepts and Methods 
      oleh Dr. Awang H. Satyana

      Durasi Kursus : dua hari ( 26 - 27 November 2010 )
      Materi Kursus :
      - Introduction petroleum system
      - Introduction Petroleum Geochemistry
      - Source Rock : Sedimentology  Geochemistry
      - Oil  Gas geochemistry
      - Reservoirs : Siliciclastics, Carbonate, Volcanoclastics, Basement
      - Sealing Rock : roles, characteristics, potential, capacity
      - Traps : structural, stratigraphic, hydrodinamic
      - Migration : primary, secondary, tertiary
      - Preservation of accumulation
      - Reservoir geochemistry for field development
      - Petroleum system risk analysis
      - Regional petroleum system of Indonesian Basins


 untuk informasi lebih detail dan pendaftaran bisa dilihat di :


 http://www.pit-iagi.com/index.php?option=com_contentview=articleid=11Itemid=13


 terima kasih.


 salam,


 Budi






 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 

Re: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar

2010-09-23 Terurut Topik mohammad syaiful
mungkin juga ya; wah saya yg lupa kalo gitu...
tapi via IPBA inilah diajarkan batuan. betul begitu, pak?

suwun n salam,
syaiful

2010/9/23  put...@gmail.com:
 Bung Ipoel,

 Kalau tidak salah IPBA itu singkatan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa 
 (bukan Alam).

 Salam,
 am
 Sent from my BlackBerry® smartphone from Qtel

 -Original Message-
 From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com
 Date: Thu, 23 Sep 2010 15:07:13
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar
 jaman saya sekolah sma, tahun 1981-1984, pelajaran yg terkait adalah
 IPBA, singkatan dari Ilmu Pengetahuan Bumi dan Alam. entah bagaimana
 nasibnya sekarang, sebab dulu juga ada buku berjudul IPBA utk
 pelajaran tsb.

 salam,
 syaiful

 2010/9/23 Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com:
 Kompetisi International Ilmu Kebumian yang ke-4, sekarang masih berlangsung 
 di
 UGM sampai 28 September nanti, memang mengacu kurikulum ilmu kebumian
 international level SMA meliputi : unsur geosfer, astronomi, meteorologi, dan
 oceanografi. Sebagian memang belum diajarkan dalam kurikulum yang sedang 
 jalan
 dari MP.geografi di SMA. Oleh karena itu, Teknik Geologi UGM (termasuk dari
 Geofisika UGM) dan Kemendiknas sebagai host untuk kompetisi ini melibatkan 
 tim
 dari Prodi Astronomi ITB, Meteorologi ITB juga BMKG, dan Puslit Oseanologi 
 LIPI.
 Yang dari Indonesia memang sebagian besar adalah kelompok IPA. Dari semua
 peserta tsb, ada 1 peserta yang sdh terlanjur jadi mhs teknik geologi ugm 
 masuk
 tahun 2010. Ybs masuk ke Teknik Geologi UGM sebagai mhs berpretasi unggulan 
 dan
 ber-beasiswa.

 Sekedar wacana : apakah mungkin nama Mata Pelajaran Geografi di SMA saat ini
 menjadi nama Mata

 Pelajaran/ MP. Ilmu Kebumian yang merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan 
 Alam,
 jadi buka MP.Geografi. Ini yang mungkin mengusik para pengambilan keputusan 
 di
 Diknas terkait kurikulum pendidikan menengah. Tapi ini juga membutuhkan
 kebijakan yang progresif tanpa ketegangan dan pemberatan pada siswa. Bukan 
 dumeh
 kita menjadi pemegang mandat untuk mempelajari atau menekuni bidang geologi/
 teknik geologi sebagai bagian dari profesi khalifatul fill ardh. Ardh 
 sendiri
 cenderung dan domain dimaknai dan secara hakekat serta spiritnya adalah Bumi
 tempat kita bermukim dan berproses (baca : dinamis).


 Kalau melihat ulasan Pak Zaim, kita gak perlu sedih dan prihatin dengan 
 kondisi
 aktual dari semua lini kehidupan termasuk sektor ilmu dan pendidikan bidang 
 ilmu
 kebumian baik dari level SMA, Perguruan Tinggi atau aplikasi ke ranah
 keteknikannya / ekstraksi sumberdaya bumi. Semua itu sangat membutuhkan
 leadership yang progresif dan agak revolusiner yang plurar. Saatnya 
 orang-orang
 pintar, pegang amanah, relatif masih mudah untuk tampil sebagai leader yang
 progresif / yang mandatory di berbagai lini pengambilan keputusan publik yang
 menyangkut hajat hidup orang banyak.
 Pemerintah skrg masih bingung untuk ambil keputusan bahwa kurikulum Sarjana/ 
 S1
 akan tetap 144 sks (minimal) atau akan berubah menjadi 130 sks (minimal)
 termasuk kurikulum TeknikGeologi. Panduan dari Badan Standarisasi Nasional 
 sudah
 ada, tapi Keputusan politik untuk 144 sks atau 130 sks, GAK JELAS. Sama 
 seperti
 regulasi pengembangan sektor energi panasbumi, lingkungan, pertambangan, 
 migas,
 bagi hasil, yang terkait dengan ilmu kebumian.

 salam bumiku lestari, agus hendratno.89






 From: Cahyo, Yohannes Bosko ybc.indra...@chevron.com
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Thu, September 23, 2010 11:09:00 AM
 Subject: RE: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar

 Sedikit berbagi pengalaman saat kuliah sekitar tahun 2001-02.

 Saat itu kami dari beberapa himpunan mahasiswa mencoba memperkenalkan
 prodi kami masing-masing di SMA-SMA negeri di Bandung kepada calon
 mahasiswa yang saat itu dinilai masih bingung memilih jurusan dalam
 UM/SMPTN. Dalam kesempatan yang sama, guru-guru geografi juga berusaha
 mendapatkan informasi tambahan terkait ilmu kebumian yang saat itu kami
 jawab semampu kami.

 Seingat saya, ada dua hal yang cukup menggelitik dalam diskusi dengan
 guru-guru geografi saat itu:

 Pertama, materi pelajaran geografi SMA (seingat saya yang SMP juga)
 didominasi oleh ilmu demografi (kependudukan) sementara bobot ilmu
 kebumian relatif kecil.

 Kedua, mata pelajaran geografi SMA saat itu memang diajarkan dari kelas
 1 hingga kelas 3, namun tidak semua siswa mendapatkannya selama di
 bangku SMA. Mata pelajaran geografi didapatkan oleh seluruh siswa kelas
 1 dan 2, namun di kelas 3, hanya jurusan IPS saja yang menerima mata
 pelajaran tersebut, sementara siswa kelas 3 yang mengambil jurusan IPA
 tidak mendapatknanya dan lebih berkutat pada basic sciences seperti
 matematika, fisika, kimia dan biologi.
 Saya dengar, saat ini penjurusan IPA/IPS/Bahasa untuk SMA dimulai di
 kelas 2, sama seperti tahun 80-90an. Jika memang seperti itu, mungkin
 mata 

[iagi-net-l] Fwd: FW: [oilgasprof] Can We Seal Lapindo Well To Stop Sidiardjo Areas from Sinking

2010-09-23 Terurut Topik mohammad syaiful
ini tampaknya om sinartio salah menuliskan imil milis ini.
kalo iagi...@cbn.net.id adalah imil sekretariat iagi, pak.

salam,
syaiful
-- Forwarded message --
From: iagi iagi...@cbn.net.id
Date: Wed, Sep 22, 2010 at 2:09 PM
Subject: FW: [oilgasprof] Can We Seal Lapindo Well To Stop Sidiardjo Areas
from Sinking
To: lam...@gc.itb.ac.id, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com





 --

*From:* Franciscus B Sinartio [mailto:fbsinar...@yahoo.com]
*Sent:* Wednesday, September 22, 2010 2:05 PM
*To:* oilgasp...@yahoogroups.com
*Cc:* iagi...@cbn.net.id
*Subject:* Re: [oilgasprof] Can We Seal Lapindo Well To Stop Sidiardjo Areas
from Sinking



Dear all,
Please let me rewrite some point that Waluyo made (and I made in other
email).

1.  Sidoardjo mud has much higher density and viscosity than the oil, gas
and brine from the Maconda well.

2. The volume of the mud in Sidoardjo is bigger than the volume of filtrate
that flows out in Maconda.  the pressure is also different.   In Maconda,
the filtrate is flowing from pores of the reservoir.  while in Sidoardjo,
the mud is flowing from the mud diapir itself.  mud diapir does not have
matrix rock.

3. Evidence from the field shows that there is several escape points of the
mud to the surface.  It is not flowing from the well head only.

4. There are two mobile mud in the area.  The Kalibeng, the shallow one and
the Oligocene/Eocene age mud.  At the beginning, the mud that flowed to the
surface is the kalibeng mud (from analysis of the mud), then later it is
observed that even Eocene age mud was flowing out.
It means that somehow the Eocene mud has been flowing to Kalibeng mud zone
(or at least we can say they are connected).
The pressure of the Eocene mud can not be hold by the overlying sediment on
top of Kalibeng mud.  That is why there is several escape points to the
surface.
somebody can argue that the drilling of BP-1 that cause the connection of
the two muds,  maybe it is right, but we need to show evidence.

5.As Waluyo said, the Kalibeng mud has been made it to the surface in
several location in East Java long long time before BP-1 was spudded. the
sacry thing is if the Eocene mud flows to the kalibeng mud in that location.
I hope it is not happening,  and maybe one way to prevent it is to let the
mud flow to the surface where it is flowed right now.  This is not a good
plan for people around Sidoardjo right now,  but we have to think about it
and make what if scenarios.  Probably this is not a good idea but, this is
one of what if we have to consider and calculate, and probably make a model
to see if this is really going to happen.

6. this point I am mixing facts with my interpretation as geoscientist, and
the memory I have from evaluation that I made in late 90s.  At that time,
Huffco/Lapindo Brantas  wants to farm out some of their share, and I have to
make evaluation  of the area for another oil company.  Banjar Panji
structure has been recognized at that time.
and there is split of opinion about the build up structure  whether it is
reef build up or mud volcano.
Seismic Stacking velocity  was used to cehck this.   It was only 2D seismic
data.  The velocity profile shows decrease in interval velocity, as we would
expect if it was a reef with gas.
However, at that time we also notice that the interval velocity stays low
until quite very thick interval.
This phenomena gave us doubt that it was reef with gas.  However, I have to
admit the velocity picking in that part is not very good.
We did not farm in in that block for economic reason, because we did not
count Banjar panji as reef with gas.
I suspect that the drilling has reached this  mud  diapir,  but from the
press release of EMP, they said they have not reached that.


Discussion:

Please do not say government and the professional societies has not made
attempt to stop the flow.
Government has spent a lot of money to try some methods until it is realized
that we can not stop it anymore.
Professional societies have been discussing this formally and informally
using real hard data and

If we really wants to help, please leave out the political issue from this
discussion, and please talk what we can do to help preventing the mud to
destroy environment more and to prevent from the area to collapse.
Somebody earlier mentioned a method to cope with the collapse surface of the
earth.
This kind of discussion might be able to help us.

Another discussion that can help is about how to make the limit of the mud
flow in the surface.
We can start with the contour of the surface.  I am sure making elevation
maps is not difficult with the data that exist.  or even making new
measurement will not take long time.
then make computer simulation to make limit of the lateral flow in the
surface in our attempt to flow it to the sea.
We can not fight and restrict the mud flow,  we just have to flow it to the
sea.

I know a lot of people will object on this, especially the ones 

[iagi-net-l] Fw: Fwd: FW: [oilgasprof] Can We Seal Lapindo Well To Stop Sidiardjo Areas from Sinking

2010-09-23 Terurut Topik Franciscus B Sinartio
sorry salah email address,
ini saya forward lagi discussion tentang lumpur sidoardjo.
kelihatannya lagi seru tuh diskusi di milis oilgasprof

fbs




- Forwarded Message 
From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com
To: IAGI Pusat iagi-net@iagi.or.id
Cc: Fransiscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
Sent: Thu, September 23, 2010 10:10:31 AM
Subject: Fwd: FW: [oilgasprof] Can We Seal Lapindo Well To Stop Sidiardjo Areas 
from Sinking


ini tampaknya om sinartio salah menuliskan imil milis ini.
kalo iagi...@cbn.net.id adalah imil sekretariat iagi, pak.
 
salam,
syaiful

-- Forwarded message --
From: iagi iagi...@cbn.net.id
Date: Wed, Sep 22, 2010 at 2:09 PM
Subject: FW: [oilgasprof] Can We Seal Lapindo Well To Stop Sidiardjo Areas from 
Sinking
To: lam...@gc.itb.ac.id, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com



 
 


 
From:Franciscus B Sinartio [mailto:fbsinar...@yahoo.com] 
Sent: Wednesday, September 22, 2010 2:05 PM
To: oilgasp...@yahoogroups.com
Cc: iagi...@cbn.net.id
Subject: Re: [oilgasprof] Can We Seal Lapindo Well To Stop Sidiardjo Areas from 
Sinking
 
Dear all,
Please let me rewrite some point that Waluyo made (and I made in other email).

1.  Sidoardjo mud has much higher density and viscosity than the oil, gas and 
brine from the Maconda well.

2. The volume of the mud in Sidoardjo is bigger than the volume of filtrate 
that 
flows out in Maconda.  the pressure is also different.   In Maconda, the 
filtrate is flowing from pores of the reservoir.  while in Sidoardjo, the mud 
is 
flowing from the mud diapir itself.  mud diapir does not have matrix rock.

3. Evidence from the field shows that there is several escape points of the mud 
to the surface.  It is not flowing from the well head only.

4. There are two mobile mud in the area.  The Kalibeng, the shallow one and the 
Oligocene/Eocene age mud.  At the beginning, the mud that flowed to the surface 
is the kalibeng mud (from analysis of the mud), then later it is observed that 
even Eocene age mud was flowing out.
It means that somehow the Eocene mud has been flowing to Kalibeng mud zone (or 
at least we can say they are connected). 

The pressure of the Eocene mud can not be hold by the overlying sediment on top 
of Kalibeng mud.  That is why there is several escape points to the surface.
somebody can argue that the drilling of BP-1 that cause the connection of the 
two muds,  maybe it is right, but we need to show evidence.

5.As Waluyo said, the Kalibeng mud has been made it to the surface in several 
location in East Java long long time before BP-1 was spudded. the sacry thing 
is 
if the Eocene mud flows to the kalibeng mud in that location.
I hope it is not happening,  and maybe one way to prevent it is to let the mud 
flow to the surface where it is flowed right now.  This is not a good plan for 
people around Sidoardjo right now,  but we have to think about it and make what 
if scenarios.  Probably this is not a good idea but, this is one of what if we 
have to consider and calculate, and probably make a model to see if this is 
really going to happen.

6. this point I am mixing facts with my interpretation as geoscientist, and the 
memory I have from evaluation that I made in late 90s.  At that time, 
Huffco/Lapindo Brantas  wants to farm out some of their share, and I have to 
make evaluation  of the area for another oil company.  Banjar Panji structure 
has been recognized at that time.
and there is split of opinion about the build up structure  whether it is 
reef 
build up or mud volcano.
Seismic Stacking velocity  was used to cehck this.   It was only 2D seismic 
data.  The velocity profile shows decrease in interval velocity, as we would 
expect if it was a reef with gas.
However, at that time we also notice that the interval velocity stays low until 
quite very thick interval.
This phenomena gave us doubt that it was reef with gas.  However, I have to 
admit the velocity picking in that part is not very good.
We did not farm in in that block for economic reason, because we did not count 
Banjar panji as reef with gas.
I suspect that the drilling has reached this  mud  diapir,  but from the press 
release of EMP, they said they have not reached that.

 
Discussion:

Please do not say government and the professional societies has not made 
attempt 
to stop the flow.
Government has spent a lot of money to try some methods until it is realized 
that we can not stop it anymore.
Professional societies have been discussing this formally and informally using 
real hard data and 


If we really wants to help, please leave out the political issue from this 
discussion, and please talk what we can do to help preventing the mud to 
destroy 
environment more and to prevent from the area to collapse.
Somebody earlier mentioned a method to cope with the collapse surface of the 
earth.
This kind of discussion might be able to help us.

Another discussion that can help is about how to 

Re: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar

2010-09-23 Terurut Topik Maryanto
Salam,
Wah makin menarik diskusinya.

Dari Mas Agus Hend, sebutkan adanya guru-guru yang telah akan memasukkan ilmu 
bumi ke dalam ilmu alam. Masalah ini  ternyata sudah saya tulis beberapa bulan 
lalu. Apa arti IPBA ?  Mas AM Putra, sebutkan Ilmu Pengetahuan Bumi dan 
Antariksa. Ini bukan IPB dan Alam. Difinisi awal tadi akan lebih pas, dalam 
difinisi Bumi dan Langit. Dimana semuanya adalah di Alam. Ilmu alam, ilmu 
se-alam, jadi salamology. 


Dari Pengetahuan Arab Ardh, menjadi Earth (bumi) setelah di bawa ke Eropa 
abad 
renaisanse. Atau Sun dari kata Syam (bhs Arab) (berarti matahari). Juga banyak 
kata-kata lain dari Arab ke Inggris, Prancis, Spanyol, dll. 


Ada pengelompokan lain: geografi, demografi, geologi, geodesi, oseanografi, 
gempa bumi, paleontologi, sejarah, sosiologi, politik, ekonomi, dll. Mana yang 
mau di masukkan ke IPBA itu ? Tapi setidaknya geologi (struktur-stratigrafi 
lapisan buymi), dan paleontologi. 


Ada yang berfikir, sosial adalah bukan eksata. Padahal, sosial artinya 
banyak berhubungan dengan manusia. Bahwa semua di alam itu adalah ada 
ukurannya. 
Jadi sosial jugalah eksata.  

Lulusan Teknik, gelarnya insinyur. Lulusan FMIPA adalah Drs, atau kini Sarjana 
Science (S.Si). Bagaimana kesamaan insinyur dan sarjana science itu ?  Insinyur 
menghubung-hubungkan benda, menyusun sedemikian rupa  untuk menjadi barang 
berguna. Misal mobil, pesawat, gedung, jembatan. Harganya misal 700.000.000.000 
US$. Barang yang di buat sarjana ilmuwan adalah susunan huruf-huruf, dan 
sedemikian rupa akan menjadi suatu kalimat yang berguna. Misalnya begini dari 
studinya: Di lokasi ini akan terdapat minyak 10 BBOE, seharga 700.000.000.000 
US$.

Maunya, Salamology ilmu se-alam, dan di nadanya akan banyak mempengaruhi banyak 
ilmu, termasuk yang telah di tulis tadi. 

Wass,
Maryanto. 





From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thu, September 23, 2010 3:38:38 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar

mungkin juga ya; wah saya yg lupa kalo gitu...
tapi via IPBA inilah diajarkan batuan. betul begitu, pak?

suwun n salam,
syaiful

2010/9/23  put...@gmail.com:
 Bung Ipoel,

 Kalau tidak salah IPBA itu singkatan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa 
 (bukan 
Alam).

 Salam,
 am
 Sent from my BlackBerry® smartphone from Qtel

 -Original Message-
 From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com
 Date: Thu, 23 Sep 2010 15:07:13
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar
 jaman saya sekolah sma, tahun 1981-1984, pelajaran yg terkait adalah
 IPBA, singkatan dari Ilmu Pengetahuan Bumi dan Alam. entah bagaimana
 nasibnya sekarang, sebab dulu juga ada buku berjudul IPBA utk
 pelajaran tsb.

 salam,
 syaiful

 2010/9/23 Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com:
 Kompetisi International Ilmu Kebumian yang ke-4, sekarang masih berlangsung 
di
 UGM sampai 28 September nanti, memang mengacu kurikulum ilmu kebumian
 international level SMA meliputi : unsur geosfer, astronomi, meteorologi, dan
 oceanografi. Sebagian memang belum diajarkan dalam kurikulum yang sedang 
jalan
 dari MP.geografi di SMA. Oleh karena itu, Teknik Geologi UGM (termasuk dari
 Geofisika UGM) dan Kemendiknas sebagai host untuk kompetisi ini melibatkan 
tim
 dari Prodi Astronomi ITB, Meteorologi ITB juga BMKG, dan Puslit Oseanologi 
LIPI.
 Yang dari Indonesia memang sebagian besar adalah kelompok IPA. Dari semua
 peserta tsb, ada 1 peserta yang sdh terlanjur jadi mhs teknik geologi ugm 
masuk
 tahun 2010. Ybs masuk ke Teknik Geologi UGM sebagai mhs berpretasi unggulan 
dan
 ber-beasiswa.

 Sekedar wacana : apakah mungkin nama Mata Pelajaran Geografi di SMA saat ini
 menjadi nama Mata

 Pelajaran/ MP. Ilmu Kebumian yang merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan 
Alam,
 jadi buka MP.Geografi. Ini yang mungkin mengusik para pengambilan keputusan 
di
 Diknas terkait kurikulum pendidikan menengah. Tapi ini juga membutuhkan
 kebijakan yang progresif tanpa ketegangan dan pemberatan pada siswa. Bukan 
dumeh
 kita menjadi pemegang mandat untuk mempelajari atau menekuni bidang geologi/
 teknik geologi sebagai bagian dari profesi khalifatul fill ardh. Ardh 
sendiri
 cenderung dan domain dimaknai dan secara hakekat serta spiritnya adalah Bumi
 tempat kita bermukim dan berproses (baca : dinamis).


 Kalau melihat ulasan Pak Zaim, kita gak perlu sedih dan prihatin dengan 
kondisi
 aktual dari semua lini kehidupan termasuk sektor ilmu dan pendidikan bidang 
ilmu
 kebumian baik dari level SMA, Perguruan Tinggi atau aplikasi ke ranah
 keteknikannya / ekstraksi sumberdaya bumi. Semua itu sangat membutuhkan
 leadership yang progresif dan agak revolusiner yang plurar. Saatnya 
orang-orang
 pintar, pegang amanah, relatif masih mudah untuk tampil sebagai leader yang
 progresif / yang mandatory di berbagai lini pengambilan keputusan publik yang
 menyangkut hajat hidup orang banyak.
 

Re: [iagi-net-l] Sosialisasi ilmu Kebumian

2010-09-23 Terurut Topik ipranto wignyowinoto
Wah telah nih ikut nimbrung. Sebetulnya Badan Geologi (Pusat survei Geologi) 
telah lama juga ikut memberikan pencerahan tentang ilmu kebumian ini sudah 
hampir 7 ato 8 tahun yang lalu dimulai. Semua diadakan untuk guru guru geografi 
smp dan sma tapi ada juga dari SD yang ikut. Pertama diadakan di Bandung 
bekerja sama dengan persatuan guru geografi Jawa barat, kedua dilakukan di 
Karang Sambung 2 ato 3 hari kerja sama dengan LIPI (Pak Munasri) dan Dinas Jawa 
tengah bahkan pake trip segala. tahun berikutnya dilakukan di Malang. Untuk 
Sumatra pernah dilakukan di Bengkulu, Padang, Medan, dan Banda Aceh, Nusa 
tenggara di Mataram, Maumere, Tahun ini sudah dilakukan di Gorontalo dan akan 
di Kupang. Selain ini masih banyak juga penyuluhan yang dilakukan oleh Museum 
Geologi juga ke sekolah. Museum Geologi bisa dimanfaatkan untuk sosialisasi 
karena pengunjung setiap tahun kurang lebih 300.000 an yang dominan anak 
sekolah.
Setiap sosialisasi peserta yang ikut antara 100 - 150 peserta.
 
Awalnya memang untuk memberi pengetahuan kepada guru geografi khususnya 
penanggulangan dan pengenalan Bencana Kebumian khususnya geologi, yang diawali 
dengan pengetahuan umum tentang proses proses terjadinya bumi hangga bencana 
bencana yang ada. Nara sumber yang memberikan bukan hanya dari Badan Geologi 
tetapi juga dari ITB (Pak Chalid), LIPI, Dinas Setempat baik Propinsi maupun 
Kabupaten. mungkin nanti sekali sekali Pak Sekjen IAGI ato Pak Ketua 
diundanglah. Kemarin waktu di Medan Pak Ketua diminta untuk jadi nara sumber 
tapi gak bisa.
 
Sementara mungkin sekian dulu informasinya.
 
Ip

--- Pada Kam, 23/9/10, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com menulis:


Dari: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com
Judul: Re: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Kamis, 23 September, 2010, 3:38 PM


mungkin juga ya; wah saya yg lupa kalo gitu...
tapi via IPBA inilah diajarkan batuan. betul begitu, pak?

suwun n salam,
syaiful

2010/9/23  put...@gmail.com:
 Bung Ipoel,

 Kalau tidak salah IPBA itu singkatan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa 
 (bukan Alam).

 Salam,
 am
 Sent from my BlackBerry® smartphone from Qtel

 -Original Message-
 From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com
 Date: Thu, 23 Sep 2010 15:07:13
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar
 jaman saya sekolah sma, tahun 1981-1984, pelajaran yg terkait adalah
 IPBA, singkatan dari Ilmu Pengetahuan Bumi dan Alam. entah bagaimana
 nasibnya sekarang, sebab dulu juga ada buku berjudul IPBA utk
 pelajaran tsb.

 salam,
 syaiful

 2010/9/23 Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com:
 Kompetisi International Ilmu Kebumian yang ke-4, sekarang masih berlangsung 
 di
 UGM sampai 28 September nanti, memang mengacu kurikulum ilmu kebumian
 international level SMA meliputi : unsur geosfer, astronomi, meteorologi, dan
 oceanografi. Sebagian memang belum diajarkan dalam kurikulum yang sedang 
 jalan
 dari MP.geografi di SMA. Oleh karena itu, Teknik Geologi UGM (termasuk dari
 Geofisika UGM) dan Kemendiknas sebagai host untuk kompetisi ini melibatkan 
 tim
 dari Prodi Astronomi ITB, Meteorologi ITB juga BMKG, dan Puslit Oseanologi 
 LIPI.
 Yang dari Indonesia memang sebagian besar adalah kelompok IPA. Dari semua
 peserta tsb, ada 1 peserta yang sdh terlanjur jadi mhs teknik geologi ugm 
 masuk
 tahun 2010. Ybs masuk ke Teknik Geologi UGM sebagai mhs berpretasi unggulan 
 dan
 ber-beasiswa.

 Sekedar wacana : apakah mungkin nama Mata Pelajaran Geografi di SMA saat ini
 menjadi nama Mata

 Pelajaran/ MP. Ilmu Kebumian yang merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan 
 Alam,
 jadi buka MP.Geografi. Ini yang mungkin mengusik para pengambilan keputusan 
 di
 Diknas terkait kurikulum pendidikan menengah. Tapi ini juga membutuhkan
 kebijakan yang progresif tanpa ketegangan dan pemberatan pada siswa. Bukan 
 dumeh
 kita menjadi pemegang mandat untuk mempelajari atau menekuni bidang geologi/
 teknik geologi sebagai bagian dari profesi khalifatul fill ardh. Ardh 
 sendiri
 cenderung dan domain dimaknai dan secara hakekat serta spiritnya adalah Bumi
 tempat kita bermukim dan berproses (baca : dinamis).


 Kalau melihat ulasan Pak Zaim, kita gak perlu sedih dan prihatin dengan 
 kondisi
 aktual dari semua lini kehidupan termasuk sektor ilmu dan pendidikan bidang 
 ilmu
 kebumian baik dari level SMA, Perguruan Tinggi atau aplikasi ke ranah
 keteknikannya / ekstraksi sumberdaya bumi. Semua itu sangat membutuhkan
 leadership yang progresif dan agak revolusiner yang plurar. Saatnya 
 orang-orang
 pintar, pegang amanah, relatif masih mudah untuk tampil sebagai leader yang
 progresif / yang mandatory di berbagai lini pengambilan keputusan publik yang
 menyangkut hajat hidup orang banyak.
 Pemerintah skrg masih bingung untuk ambil keputusan bahwa kurikulum Sarjana/ 
 S1
 akan tetap 144 sks (minimal) atau akan berubah menjadi 130 sks (minimal)
 termasuk 

Re: [iagi-net-l] Sosialisasi ilmu Kebumian

2010-09-23 Terurut Topik mohammad syaiful
pak ipranto,

saya pribadi maupun sbg sekjen iagi, tentu akan senang sekali
bekerja-sama. jadi ternyata sudah cukup banyak pihak yg melakukan
'sosialisasi geologi' ini, dengan target beragam masyarakat, dari
siswa dan guru sekolah, hingga karyawan pemda, maupun para
pecinta-alam dan kuli-tinta.

tak perlu menunggu acara, nanti kapan2 kita bisa duduk bersama alias
bertemu utk saling berbagi informasi, misalnya materi apa saja yg
dimiliki dan diberikan kepada para peserta kegiatan.

salam dari mbogor,
syaiful

2010/9/24 ipranto wignyowinoto ipra...@yahoo.com:
 Wah telah nih ikut nimbrung. Sebetulnya Badan Geologi (Pusat survei Geologi) 
 telah lama juga ikut memberikan pencerahan tentang ilmu kebumian ini sudah 
 hampir 7 ato 8 tahun yang lalu dimulai. Semua diadakan untuk guru guru 
 geografi smp dan sma tapi ada juga dari SD yang ikut. Pertama diadakan di 
 Bandung bekerja sama dengan persatuan guru geografi Jawa barat, kedua 
 dilakukan di Karang Sambung 2 ato 3 hari kerja sama dengan LIPI (Pak Munasri) 
 dan Dinas Jawa tengah bahkan pake trip segala. tahun berikutnya dilakukan di 
 Malang. Untuk Sumatra pernah dilakukan di Bengkulu, Padang, Medan, dan Banda 
 Aceh, Nusa tenggara di Mataram, Maumere, Tahun ini sudah dilakukan di 
 Gorontalo dan akan di Kupang. Selain ini masih banyak juga penyuluhan yang 
 dilakukan oleh Museum Geologi juga ke sekolah. Museum Geologi bisa 
 dimanfaatkan untuk sosialisasi karena pengunjung setiap tahun kurang lebih 
 300.000 an yang dominan anak sekolah.
 Setiap sosialisasi peserta yang ikut antara 100 - 150 peserta.

 Awalnya memang untuk memberi pengetahuan kepada guru geografi khususnya 
 penanggulangan dan pengenalan Bencana Kebumian khususnya geologi, yang 
 diawali dengan pengetahuan umum tentang proses proses terjadinya bumi hangga 
 bencana bencana yang ada. Nara sumber yang memberikan bukan hanya dari Badan 
 Geologi tetapi juga dari ITB (Pak Chalid), LIPI, Dinas Setempat baik Propinsi 
 maupun Kabupaten. mungkin nanti sekali sekali Pak Sekjen IAGI ato Pak Ketua 
 diundanglah. Kemarin waktu di Medan Pak Ketua diminta untuk jadi nara sumber 
 tapi gak bisa.

 Sementara mungkin sekian dulu informasinya.

 Ip

 --- Pada Kam, 23/9/10, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com menulis:


 Dari: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com
 Judul: Re: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar
 Kepada: iagi-net@iagi.or.id
 Tanggal: Kamis, 23 September, 2010, 3:38 PM


 mungkin juga ya; wah saya yg lupa kalo gitu...
 tapi via IPBA inilah diajarkan batuan. betul begitu, pak?

 suwun n salam,
 syaiful

 2010/9/23  put...@gmail.com:
 Bung Ipoel,

 Kalau tidak salah IPBA itu singkatan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa 
 (bukan Alam).

 Salam,
 am
 Sent from my BlackBerry® smartphone from Qtel

 -Original Message-
 From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com
 Date: Thu, 23 Sep 2010 15:07:13
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar
 jaman saya sekolah sma, tahun 1981-1984, pelajaran yg terkait adalah
 IPBA, singkatan dari Ilmu Pengetahuan Bumi dan Alam. entah bagaimana
 nasibnya sekarang, sebab dulu juga ada buku berjudul IPBA utk
 pelajaran tsb.

 salam,
 syaiful

 2010/9/23 Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com:
 Kompetisi International Ilmu Kebumian yang ke-4, sekarang masih berlangsung 
 di
 UGM sampai 28 September nanti, memang mengacu kurikulum ilmu kebumian
 international level SMA meliputi : unsur geosfer, astronomi, meteorologi, 
 dan
 oceanografi. Sebagian memang belum diajarkan dalam kurikulum yang sedang 
 jalan
 dari MP.geografi di SMA. Oleh karena itu, Teknik Geologi UGM (termasuk dari
 Geofisika UGM) dan Kemendiknas sebagai host untuk kompetisi ini melibatkan 
 tim
 dari Prodi Astronomi ITB, Meteorologi ITB juga BMKG, dan Puslit Oseanologi 
 LIPI.
 Yang dari Indonesia memang sebagian besar adalah kelompok IPA. Dari semua
 peserta tsb, ada 1 peserta yang sdh terlanjur jadi mhs teknik geologi ugm 
 masuk
 tahun 2010. Ybs masuk ke Teknik Geologi UGM sebagai mhs berpretasi unggulan 
 dan
 ber-beasiswa.

 Sekedar wacana : apakah mungkin nama Mata Pelajaran Geografi di SMA saat ini
 menjadi nama Mata

 Pelajaran/ MP. Ilmu Kebumian yang merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan 
 Alam,
 jadi buka MP.Geografi. Ini yang mungkin mengusik para pengambilan keputusan 
 di
 Diknas terkait kurikulum pendidikan menengah. Tapi ini juga membutuhkan
 kebijakan yang progresif tanpa ketegangan dan pemberatan pada siswa. Bukan 
 dumeh
 kita menjadi pemegang mandat untuk mempelajari atau menekuni bidang geologi/
 teknik geologi sebagai bagian dari profesi khalifatul fill ardh. Ardh 
 sendiri
 cenderung dan domain dimaknai dan secara hakekat serta spiritnya adalah Bumi
 tempat kita bermukim dan berproses (baca : dinamis).


 Kalau melihat ulasan Pak Zaim, kita gak perlu sedih dan prihatin dengan 
 kondisi
 aktual dari semua lini kehidupan termasuk sektor ilmu dan pendidikan bidang 
 ilmu

RE: [iagi-net-l] PIT - IAGI: how good is it?

2010-09-23 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Pak Herman,

Berikut data peserta PIT IAGI Ke-35 tahun 2006 di Pekanbaru, Riau :
total peserta terdaftar dan hadir 330 orang (terdiri dari 43 dari
lembaga pemerintahan/legislatif, 100 dari lembaga akademik, dan 187 dari
industri).
Target peserta low/mid/hi: 100-250-400 orang.

Sumber: Laporan Kegiatan PIT IAGI Ke-35 tahun 2006 di Pekanbaru.

Salam
a.n. Panitia

-Original Message-
From: herman.dar...@shell.com [mailto:herman.dar...@shell.com] 
Sent: Wednesday, September 22, 2010 2:10 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] PIT - IAGI: how good is it?

Rekan-rekan,

 

Dalam angket yang baru saja diedarkan dalam rangka 50 tahun IAGI, banyak
masukan yang menyatakan bahwa PIT-IAGI merupakan program yang bagus. 

Kemudian saya tanya ke secretariat IAGI mengenai jumlah peserta PIT.
Sayangnya secretariat tidak punya data-data jumlah peserta PIT-IAGI.
Data dipegang oleh panitia dan rupanya tidak pernah dilaporkan ke
secretariat.

 

Melalui milis ini saya minta data jumlah peserta PIT, paling tidak 5
tahun terakhir, tapi kalau ada data PIT tahun-tahun sebelumnya, tolong
juga diinformasikan. 

 

Terima kasih sebelumnya,

 

 

 

Herman Darman

Regional Exploration - Greater Caspian

Shell International Exploration and Production B.V. 

Correspondance: P.O. Box 162, 2501 AN  The Hague - NL 

Office: Carel van Bylandtlaan 5, 2596 HP  The Hague - NL

 

M: +31-(0)61 097 2827

T: +31-(0)70 377 5340

E: herman.dar...@shell.com mailto:bram.vanderko...@shell.com 

 



PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Sosialisasi ilmu Kebumian

2010-09-23 Terurut Topik ipranto wignyowinoto
Okey Pak Syaiful kapan ke Bandung kalo saya ada di Bandung kita ketemuan. 
Bahkan itu yang ngurusin Pak Edy Slameto kok jadi khan sama juga IAGI dah ikut 
tinggal nanti dibahkan aja logo IAGI nya.
 
Ipranto

--- Pada Jum, 24/9/10, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com menulis:


Dari: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com
Judul: Re: [iagi-net-l] Sosialisasi ilmu Kebumian
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Jumat, 24 September, 2010, 9:18 AM


pak ipranto,

saya pribadi maupun sbg sekjen iagi, tentu akan senang sekali
bekerja-sama. jadi ternyata sudah cukup banyak pihak yg melakukan
'sosialisasi geologi' ini, dengan target beragam masyarakat, dari
siswa dan guru sekolah, hingga karyawan pemda, maupun para
pecinta-alam dan kuli-tinta.

tak perlu menunggu acara, nanti kapan2 kita bisa duduk bersama alias
bertemu utk saling berbagi informasi, misalnya materi apa saja yg
dimiliki dan diberikan kepada para peserta kegiatan.

salam dari mbogor,
syaiful

2010/9/24 ipranto wignyowinoto ipra...@yahoo.com:
 Wah telah nih ikut nimbrung. Sebetulnya Badan Geologi (Pusat survei Geologi) 
 telah lama juga ikut memberikan pencerahan tentang ilmu kebumian ini sudah 
 hampir 7 ato 8 tahun yang lalu dimulai. Semua diadakan untuk guru guru 
 geografi smp dan sma tapi ada juga dari SD yang ikut. Pertama diadakan di 
 Bandung bekerja sama dengan persatuan guru geografi Jawa barat, kedua 
 dilakukan di Karang Sambung 2 ato 3 hari kerja sama dengan LIPI (Pak Munasri) 
 dan Dinas Jawa tengah bahkan pake trip segala. tahun berikutnya dilakukan di 
 Malang. Untuk Sumatra pernah dilakukan di Bengkulu, Padang, Medan, dan Banda 
 Aceh, Nusa tenggara di Mataram, Maumere, Tahun ini sudah dilakukan di 
 Gorontalo dan akan di Kupang. Selain ini masih banyak juga penyuluhan yang 
 dilakukan oleh Museum Geologi juga ke sekolah. Museum Geologi bisa 
 dimanfaatkan untuk sosialisasi karena pengunjung setiap tahun kurang lebih 
 300.000 an yang dominan anak sekolah.
 Setiap sosialisasi peserta yang ikut antara 100 - 150 peserta.

 Awalnya memang untuk memberi pengetahuan kepada guru geografi khususnya 
 penanggulangan dan pengenalan Bencana Kebumian khususnya geologi, yang 
 diawali dengan pengetahuan umum tentang proses proses terjadinya bumi hangga 
 bencana bencana yang ada. Nara sumber yang memberikan bukan hanya dari Badan 
 Geologi tetapi juga dari ITB (Pak Chalid), LIPI, Dinas Setempat baik Propinsi 
 maupun Kabupaten. mungkin nanti sekali sekali Pak Sekjen IAGI ato Pak Ketua 
 diundanglah. Kemarin waktu di Medan Pak Ketua diminta untuk jadi nara sumber 
 tapi gak bisa.

 Sementara mungkin sekian dulu informasinya.

 Ip

 --- Pada Kam, 23/9/10, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com menulis:


 Dari: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com
 Judul: Re: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar
 Kepada: iagi-net@iagi.or.id
 Tanggal: Kamis, 23 September, 2010, 3:38 PM


 mungkin juga ya; wah saya yg lupa kalo gitu...
 tapi via IPBA inilah diajarkan batuan. betul begitu, pak?

 suwun n salam,
 syaiful

 2010/9/23  put...@gmail.com:
 Bung Ipoel,

 Kalau tidak salah IPBA itu singkatan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa 
 (bukan Alam).

 Salam,
 am
 Sent from my BlackBerry® smartphone from Qtel

 -Original Message-
 From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com
 Date: Thu, 23 Sep 2010 15:07:13
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar
 jaman saya sekolah sma, tahun 1981-1984, pelajaran yg terkait adalah
 IPBA, singkatan dari Ilmu Pengetahuan Bumi dan Alam. entah bagaimana
 nasibnya sekarang, sebab dulu juga ada buku berjudul IPBA utk
 pelajaran tsb.

 salam,
 syaiful

 2010/9/23 Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com:
 Kompetisi International Ilmu Kebumian yang ke-4, sekarang masih berlangsung 
 di
 UGM sampai 28 September nanti, memang mengacu kurikulum ilmu kebumian
 international level SMA meliputi : unsur geosfer, astronomi, meteorologi, 
 dan
 oceanografi. Sebagian memang belum diajarkan dalam kurikulum yang sedang 
 jalan
 dari MP.geografi di SMA. Oleh karena itu, Teknik Geologi UGM (termasuk dari
 Geofisika UGM) dan Kemendiknas sebagai host untuk kompetisi ini melibatkan 
 tim
 dari Prodi Astronomi ITB, Meteorologi ITB juga BMKG, dan Puslit Oseanologi 
 LIPI.
 Yang dari Indonesia memang sebagian besar adalah kelompok IPA. Dari semua
 peserta tsb, ada 1 peserta yang sdh terlanjur jadi mhs teknik geologi ugm 
 masuk
 tahun 2010. Ybs masuk ke Teknik Geologi UGM sebagai mhs berpretasi unggulan 
 dan
 ber-beasiswa.

 Sekedar wacana : apakah mungkin nama Mata Pelajaran Geografi di SMA saat ini
 menjadi nama Mata

 Pelajaran/ MP. Ilmu Kebumian yang merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan 
 Alam,
 jadi buka MP.Geografi. Ini yang mungkin mengusik para pengambilan keputusan 
 di
 Diknas terkait kurikulum pendidikan menengah. Tapi ini juga membutuhkan
 kebijakan yang progresif tanpa ketegangan dan pemberatan pada siswa. Bukan 
 dumeh
 

Re: [iagi-net-l] PIT - IAGI: how good is it?

2010-09-23 Terurut Topik hsemim
Denger2 IAGI ke 35 di Pekanbaru paling cepat dan lengkap laporannya Pak Herman? 
Bahkan lebih cepat dari PIT ke 34 setahun sebelumnya. Kami sdh kirim laporannya 
ke Pak Syaiful baik print-out maupun CD. Iya kan Pak Wikan?
Thanks Pak Wikan! 
Pak Wikan motor yang handal!
Salam IAGI,
Habash
Sent via BlackBerry from Maxis

-Original Message-
From: Winderasta, Wikan (wikanw) wik...@chevron.com
Date: Fri, 24 Sep 2010 09:19:38 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] PIT - IAGI: how good is it?
Pak Herman,

Berikut data peserta PIT IAGI Ke-35 tahun 2006 di Pekanbaru, Riau :
total peserta terdaftar dan hadir 330 orang (terdiri dari 43 dari
lembaga pemerintahan/legislatif, 100 dari lembaga akademik, dan 187 dari
industri).
Target peserta low/mid/hi: 100-250-400 orang.

Sumber: Laporan Kegiatan PIT IAGI Ke-35 tahun 2006 di Pekanbaru.

Salam
a.n. Panitia

-Original Message-
From: herman.dar...@shell.com [mailto:herman.dar...@shell.com] 
Sent: Wednesday, September 22, 2010 2:10 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] PIT - IAGI: how good is it?

Rekan-rekan,

 

Dalam angket yang baru saja diedarkan dalam rangka 50 tahun IAGI, banyak
masukan yang menyatakan bahwa PIT-IAGI merupakan program yang bagus. 

Kemudian saya tanya ke secretariat IAGI mengenai jumlah peserta PIT.
Sayangnya secretariat tidak punya data-data jumlah peserta PIT-IAGI.
Data dipegang oleh panitia dan rupanya tidak pernah dilaporkan ke
secretariat.

 

Melalui milis ini saya minta data jumlah peserta PIT, paling tidak 5
tahun terakhir, tapi kalau ada data PIT tahun-tahun sebelumnya, tolong
juga diinformasikan. 

 

Terima kasih sebelumnya,

 

 

 

Herman Darman

Regional Exploration - Greater Caspian

Shell International Exploration and Production B.V. 

Correspondance: P.O. Box 162, 2501 AN  The Hague - NL 

Office: Carel van Bylandtlaan 5, 2596 HP  The Hague - NL

 

M: +31-(0)61 097 2827

T: +31-(0)70 377 5340

E: herman.dar...@shell.com mailto:bram.vanderko...@shell.com 

 



PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] PIT - IAGI: how good is it?

2010-09-23 Terurut Topik prasiddha Hestu Narendra
Joint Convention Bali 2007 (HAGI-IAGI)
Education   : 156 persons
Company : 321 persons
Government  : 158 persons
Student Volunteer   : 32 persons
Student Invitation  : 15 persons
Committee  Proffesional Organization   : 46 persons
TOTAL PARTICIPANTS  : 728 persons


On 9/24/10, Winderasta, Wikan (wikanw) wik...@chevron.com wrote:
 Pak Herman,

 Berikut data peserta PIT IAGI Ke-35 tahun 2006 di Pekanbaru, Riau :
 total peserta terdaftar dan hadir 330 orang (terdiri dari 43 dari
 lembaga pemerintahan/legislatif, 100 dari lembaga akademik, dan 187 dari
 industri).
 Target peserta low/mid/hi: 100-250-400 orang.

 Sumber: Laporan Kegiatan PIT IAGI Ke-35 tahun 2006 di Pekanbaru.

 Salam
 a.n. Panitia

 -Original Message-
 From: herman.dar...@shell.com [mailto:herman.dar...@shell.com]
 Sent: Wednesday, September 22, 2010 2:10 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] PIT - IAGI: how good is it?

 Rekan-rekan,



 Dalam angket yang baru saja diedarkan dalam rangka 50 tahun IAGI, banyak
 masukan yang menyatakan bahwa PIT-IAGI merupakan program yang bagus.

 Kemudian saya tanya ke secretariat IAGI mengenai jumlah peserta PIT.
 Sayangnya secretariat tidak punya data-data jumlah peserta PIT-IAGI.
 Data dipegang oleh panitia dan rupanya tidak pernah dilaporkan ke
 secretariat.



 Melalui milis ini saya minta data jumlah peserta PIT, paling tidak 5
 tahun terakhir, tapi kalau ada data PIT tahun-tahun sebelumnya, tolong
 juga diinformasikan.



 Terima kasih sebelumnya,







 Herman Darman

 Regional Exploration - Greater Caspian

 Shell International Exploration and Production B.V.

 Correspondance: P.O. Box 162, 2501 AN  The Hague - NL

 Office: Carel van Bylandtlaan 5, 2596 HP  The Hague - NL



 M: +31-(0)61 097 2827

 T: +31-(0)70 377 5340

 E: herman.dar...@shell.com mailto:bram.vanderko...@shell.com




 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...
 
 Ayo siapkan diri!
 Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010
 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
 on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
 IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct
 or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss
 of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any
 information posted on IAGI mailing list.
 -




PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information 

Re: [iagi-net-l] PIT - IAGI: how good is it?

2010-09-23 Terurut Topik mohammadsyaiful
Betul om Habas, itu 'kan komentarku dulu, he..he..

Mohammad Syaiful
* handphone: +62-812-9372808
* business: msyai...@etti.co.id

-Original Message-
From: hse...@gmail.com
Date: Fri, 24 Sep 2010 03:45:11 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] PIT - IAGI: how good is it?
Denger2 IAGI ke 35 di Pekanbaru paling cepat dan lengkap laporannya Pak Herman? 
Bahkan lebih cepat dari PIT ke 34 setahun sebelumnya. Kami sdh kirim laporannya 
ke Pak Syaiful baik print-out maupun CD. Iya kan Pak Wikan?
Thanks Pak Wikan! 
Pak Wikan motor yang handal!
Salam IAGI,
Habash
Sent via BlackBerry from Maxis

-Original Message-
From: Winderasta, Wikan (wikanw) wik...@chevron.com
Date: Fri, 24 Sep 2010 09:19:38 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] PIT - IAGI: how good is it?
Pak Herman,

Berikut data peserta PIT IAGI Ke-35 tahun 2006 di Pekanbaru, Riau :
total peserta terdaftar dan hadir 330 orang (terdiri dari 43 dari
lembaga pemerintahan/legislatif, 100 dari lembaga akademik, dan 187 dari
industri).
Target peserta low/mid/hi: 100-250-400 orang.

Sumber: Laporan Kegiatan PIT IAGI Ke-35 tahun 2006 di Pekanbaru.

Salam
a.n. Panitia

-Original Message-
From: herman.dar...@shell.com [mailto:herman.dar...@shell.com] 
Sent: Wednesday, September 22, 2010 2:10 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] PIT - IAGI: how good is it?

Rekan-rekan,

 

Dalam angket yang baru saja diedarkan dalam rangka 50 tahun IAGI, banyak
masukan yang menyatakan bahwa PIT-IAGI merupakan program yang bagus. 

Kemudian saya tanya ke secretariat IAGI mengenai jumlah peserta PIT.
Sayangnya secretariat tidak punya data-data jumlah peserta PIT-IAGI.
Data dipegang oleh panitia dan rupanya tidak pernah dilaporkan ke
secretariat.

 

Melalui milis ini saya minta data jumlah peserta PIT, paling tidak 5
tahun terakhir, tapi kalau ada data PIT tahun-tahun sebelumnya, tolong
juga diinformasikan. 

 

Terima kasih sebelumnya,

 

 

 

Herman Darman

Regional Exploration - Greater Caspian

Shell International Exploration and Production B.V. 

Correspondance: P.O. Box 162, 2501 AN  The Hague - NL 

Office: Carel van Bylandtlaan 5, 2596 HP  The Hague - NL

 

M: +31-(0)61 097 2827

T: +31-(0)70 377 5340

E: herman.dar...@shell.com mailto:bram.vanderko...@shell.com 

 



PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



[iagi-net-l] Mining Vacancy (Fresh Graduate)

2010-09-23 Terurut Topik handayamto nor


URGENTLY REQUIRED





PT Djan
Resources adalah perusahaan nasional
berbasis di Jakarta yang bergerak di bidang pertambangan menguasai dan
mengelola konsesi eksplorasi dan eksploitasi tersebar di seluruh Indonesia. Kami
membutuhkan tenaga-tenaga muda potensial untuk berkembang dan berkarir bersama
kami.



GEOLOGIST

Kualifikasi :

·
Sarjana
Geologi

·
IPK minimal
2.8

·
Pengalaman
1-2 tahun di bidang mining / fresh
graduated 

·
Familiar
dengan kegiatan eksplorasi dan familiar menggunakan alat-alat eksplorasi

·
Menguasai
program : Arc View/Arc GIS, Surfer, Map Info, Logplot, Mapsource

 

 

MINE ENGINEER

Kualifikasi :

·
Sarjana
Pertambangan/Geologi

·
IPK
minimal 2.8

·
Pengalaman
1-2 tahun di bidang mining / fresh
graduated 

·
Familiar
dengan perhitungan alat-alat berat, perencanaan tambang dan desain tambang

·
Menguasai
program : Minescape, Surpac, Autocad

 

 

Kirim aplikasi dan CV sebelum tanggal 30 September 2010
ke :



nor.handaya...@gmail.com





Re: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar

2010-09-23 Terurut Topik Awang Satyana
IPBA - Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa, merupakan penerjemahan atas Earth 
and Space Sciences (ESS). Di luar negeri, ESS sudah diajarkan sejak lama bahkan 
sejak elementary school sebagai subjek tersendiri, bukan bagian dari fisika, 
kimia dan biologi. 

Di Indonesia, sedikit tentang IPBA mulai muncul sebagai bagian mata pelajaran 
IPA sejak sekolah dasar. Yang pada masa 1970-1976 sebagai anak SD (seperti 
saya) tentu ingat kita pernah diajarkan tentang batuan yang muncul dalam buku 
teks bagus dari Departemen P  K, yaitu Manuasia dan Alam Sekitarnya. Tetapi 
sebagai ilmu tersendiri, IPBA mulai diajarkan pada tahun 1978, sebagai pengisi 
waktu ketika Pak Daoed Joesoef, Menteri P  K saat itu, memanjangkan masa 
sekolah dari satu tahun menjadi 1 1/2 tahun sebagai tes diagnostik. Itulah 
satu-satunya tahun semua murid bersekolah 1,5 tahun, itu pula yang sampai 
sekarang mengubah awal dan akhir masa sekolah menjadi ke pertengahan tahun. 
Sebelum tahun 1978, awal sekolah dimulai Januari dan akhir sekolah Desember, 
sekarang tidak seperti itu kan.

Nah, untuk mengisi waktu 6 bulan itu banyaklah pelajaran baru didatangkan, a.l. 
IPBA itu. Saya pada tahun 1978 adalah anak SMP kelas 2, dan kepada saya 
diajarkan IPBA itu. Buku paket IPBA dibuat secara serius, disusun oleh ahli2 
geografi (Pak Djenen Bale), ahli astronomi (Pak Bambang Hidayat), ahli geologi 
(Pak Purbo-Hadiwidjojo), ahli meteorologi (Pak Bayong Tjasjono) dan beberapa 
ahli lain. Isi buku sangat menarik meskipun guru yang mengajarkannya belum 
tentu menguasasinya, maklum pelajaran baru. Adalah pelajaran IPBA kelas 2 SMP 
yang telah menggiring saya memilih geologi sebagai ilmu yang akan ditekuni saat 
kuliah.

Tahun 1979-1981/1982, Pelajaran IPBA terus diajarkan, saat itu saya adalah anak 
sekolah kelas 3 SMP-2 SMA. Sayangnya, kelihatannya Departemen P  K tak lagi 
serius menggarap buku teks IPBA-nya, buku2nya semakin tipis dari tahun 
1978-1982. Sampai sekarang, keempat buku IPBA SMP dan SMA itu masih saya 
simpan, sebagai kenangan bahwa saya menyukai geologi karena buku2 itu. Lalu, 
Departemen P  K setelah tahun 1982 tak lagi mengeluarkan buku-buku teks IPBA. 
Para penerbit swasta kemudian menggantikan penerbitan buku2 IPBA, saya 
memilikinya beberapa, tetapi penerbitan pihak swasta iyu hanya bertahan 
beberapa tahun, seiring dengan lenyapnya pelajaran IPBA dari sekolah2 menengah.

Anak-anak SMP dan SMA sekarang belajar sedikit tentang ilmu kebumian (geologi, 
oseanografi, meteorologi) dari buku geografi yang menjadi satu dengan geografi 
budaya (manusia, sosial, dll.). Anak2 SMP-SMA sekarang belajar sedikit tentang 
astronomi dari pelajaran fisika. Mereka, saya yakin, tak diajarkan bagaimana 
melukis posisi benda langit (deklinasi, tinggi bintang, acsensio recta, dsb) 
sebab waktunya tak cukup dan gurunya belum tentu menguasai. Padahal, ketika 
saya SMP diajarkan hal itu di IPBA, sebagai bagian ilmu lukis bintang (ilmu 
falak).

Seiring lenyapnya IPBA sebagai ilmu khusus yang mempelajari astronomi, geologi, 
oseanografi dan meteorologi dari sekolah2 menengah; maka janganlah mengharapkan 
anak2 SMP-SMA kita akan unggul bersaing dengan teman2 sebaya mereka dari 
mancanegara yang dari sekolah dasar dan menengahnya diajarkan Earth  Space 
Sciences.

Bila kita mau meningkatkan lagi pemahaman ilmu kebumian dan kelangitan untuk 
anak2 sekolah menengah kita, keluarkan subjek geografi fisik dari geografi umum 
dan kombinasikan dengan astronomi lalu jadikan dan hidupkan lagi IPBA. 
Sosialisasi2 yang dilakukan geologist kepada masyarakat dan anak2 sekolah baik 
saja, tetapi menjadikan IPBA sebagai bagian kurikulum sekolah adalah usaha yang 
terbaik sebab sosialisasi hanya insidental sementara kewajiban kurikulum adalah 
permanen.

Sebagai negara yang diapit dua benua, dua lautan, pertemuan para lempeng, dan 
duduk di equator; Indonesia dianugerahi fenomena geologi, oseanografi, 
meteorologi dan astronomi yang menakjubkan.  Maka ketika anak2 sekolah menengah 
kita kalah dalam kompetisi geologi, oseanografi, meteorologi dan astronomi oleh 
anak2 sebayanya yang berasal dari negara2 yang secara fisik biasa2 saja, 
hm...cukup menyedihkan. Bukan salah anak2 kita, yang salah tentu kita para 
senior mereka yang tak mendidiknya, atau salah mendidiknya...

Tidak pernah ada kata terlambat untuk memperbaiki.

salam,
Awang

--- Pada Kam, 23/9/10, Maryanto maryan...@yahoo.com menulis:

 Dari: Maryanto maryan...@yahoo.com
 Judul: Re: [iagi-net-l] Ilmu Kebumian Belum Memenuhi Standar
 Kepada: iagi-net@iagi.or.id
 Tanggal: Kamis, 23 September, 2010, 4:43 PM
 Salam,
 Wah makin menarik diskusinya.
 
 Dari Mas Agus Hend, sebutkan adanya guru-guru yang telah
 akan memasukkan ilmu 
 bumi ke dalam ilmu alam. Masalah ini  ternyata sudah saya
 tulis beberapa bulan 
 lalu. Apa arti IPBA ?  Mas AM Putra, sebutkan Ilmu
 Pengetahuan Bumi dan 
 Antariksa. Ini bukan IPB dan Alam. Difinisi awal tadi
 akan lebih pas, dalam 
 difinisi Bumi dan Langit. Dimana semuanya adalah di Alam.
 

[iagi-net-l] Sosialisasi dan pengajaran ilmu Kebumian

2010-09-23 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Kalau sepintas saya perhatikan ada beberapa topik dalam pembicaraan
ilmu geologi
- Pengajaran ilmu kebumian (sekolah formal)
- Sosialisasi lingkungan kebumian (masyarakat umum)

- Kalau boleh ditambah peran geosaintist (IAGI dan Badan keilmu bumian).

Pengajaran di sekolah formal.
Pengajaran ilmu kebumian di sekolah (SD-SMA) dimasukkan dalam
pelajaran ilmu bumi (geografi). Memang kebanyakan geografi sosial dan
sedikit geografi fisis. Tentusaja mereka tidak secara spesifik
dikenalkan ilmu geologi maupun geofisika. Materinya (dari buku
pegangan) mungkin bisa kita lihat banyak juga tentang batuan, belajar
erosi dll. Untuk materi seperti ini mungkin geologist (IAGI) dapat
membantu serta mengkoreksi kalau ada yang kurang tepat, Juga dapat
memberikan pengkayaan ilmu.
Salah satu yang dapat dilakukan kawan-kawan geosaintist barangkali
membuat buku pengkayaan. Bebrapa kali saya dihubungi penerbit untuk
membantu membuat buku pengkayaan ini, namun saya terlalu malas.
Sehingga ngga pernah kesampaian. Saat ini buku pengkayaan banyak dari
terjemahan buku asing yang kadang tidak sesuai dengan kondisi di
Indonesia. Misal materi kebencanaan banyak bicara soal tornado, tapi
sedikit tentang banjir dan gunung api. Contoh yg pernah saya lihat
buku terjemahan dari sekolahan primary school dari Singapore. Juga
belajar apa itu aurora, apa itu gletser, salju dll yg ngga pernah
teramati di Indonesia. Sehingga pelajarannya terkesan hapalan.
Tentusaja pengkayaan pada guru salah satu yang tepat yg sudah
dilakukan IAGI, Universitas, maupun Badan Geologi.

Menurut saya bukan berarti mereka yang di SD-SMA tidak mendapatkan
materi geologi disekolahnya. Mereka mendapatkan materi ilmu sebagai
bagian ilmu kebumian dasar. Yang diperlukan adalah pengkayaan atau
pendalaman materi sesuai dengan kebutuhannya.

Sosialisasi pada masyarakat
Masyarakat belajar dengan cara berbeda dng sekolahan. Mereka belajar
dari yang dialami. Sesuai dengan keperluan khususnya utk survival
tool, sebagai ilmu untuk hidup. Paling mudah mengajarkan kebencanaan
pada saat terjadi. Memberikan kesadaran lingkungan bila ada kasus
pencemaran. Mengajarkan perubahan iklim saat ada bencana meteorologis.
Termasuk mengajarkan tentang geologi pantai saat ada tanah ambles di
priok :)
Ini perlu gerak cepat dan sifatnya reaktif dan sporadis sesuai dengan
terjadinya bencana.
Cara mengajarkan seperti ini akan lebih nyantel di otak, dibanding
mengajarkan di sekolah untuk menghadapi ujian semester.

Untuk tujuan sosialisasi saya sendiri lebih senang membagi ilmu
kebumian menjadi 3 tujuan
- Ekstraksi (pemanfaatan bumi)
- Environment (lingkungan dan konservasi)
- Kebencanaan (mitigasi)

Untuk pemanfaatan ilmu bumi memenuhi kebutuhan ekstraksi pengajarannya
jelas disekolahan formal.
Lingkungan serta kebencanaan akan efisien dilakukan sosialisasinya
ketika terjadi atau ada kasus termasuk saat ada kasus pencemaran dll.

Salam

RDP


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-