[iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.
Selamat pagi Pak Ong dan rekan semua, Memperhatikan tren eksplorasi bbrp tahun terakhir memang ada hal yang menarik: banyak penemuan penting yg dilakukan oleh perusahan bukan major coy: - Lundin di laut utara: penemuan besar yg berjarak hanya bberapa puluh km dari lapangan yg sudah produksi - Tulow: di Guyana - Cobalt di GOM - Genting di Papua dll Dan keberhasilan ini karena eksplorasi mereka sangat fokus ke satu dua tema eksplorasi. Ini tidak terjadi di major Coy yg cenderung masuk ke semua tematik dalam portfolionya... Dalam perjalannya On Monday, April 21, 2014, Ong Han Ling > wrote: > Pak Benyamin, > > > > Pertanyaan Anda adalah kalau semua beli cadangan siapa yang akan > eksplorasi? Mungkin ada sesautu yang “miss” yang perlu saya terangkan. > > > > Kalau kita percaya dengan grafik IHS bahwa melakukan akuisisi lapangan > migas yang sudah ada cadangannya lebih murah daripada eksplorasi sendiri, > semua perusahaan minyak yang kebanyakan sahamnya dijual di stock market > akan melakukan demikian. IOC dikuasai oleh shareholders. Shareholders hanya > melihat bottom line, yaitu profit. Kalau shareholders mengetahui bahwa kita > pilih “barang” salah dengan melakukan eksplorasi, mereka akan langsung > cabut dan uangnya dipindahkan keperusahaan lain yang menguntungkan. > > > > Pertanyaan adalah apakah “barangnya” ada hingga menjadi pilihan demikian? > > > > Tidak, karena peluang melakukan grassroot exploration jauh lebih banyak. > Umpama, Indonesia tiap tahun manawarkan puluhan blok eksplorasi baru; > demikian juga negara migas lainnya. Selain itu, negara “baru” seperti > Vietnam, Laos, Cambodia, Myanmar, Mongolia, Kazakstan, dan negara-negara > Africa menawarkan blok-blok yang grassroot. > > > > Sedangkan farm-out untuk perusahaan yang sudah menemukan cadangan sangat > terbatas jumlahnya. Kalau kita mengambil probably of success (POS) > worldwide dari wildcat drilling adalah 10%, dan yang berhasil dan akan di > farm-out-kan, biasanya jauh dibawah 50%, maka perbandingan antara > perusahaan yang akan beli cadangan dengan grass root exploration adalah 1 > berbanding 20. Selain itu perusahaan yang menemukan cadangan dan akan > farm-out, akan pilih partner yang bermanfaat. Umpama Inpex memilih Shell > untuk berpartner di Masela karena pengalaman dan pengetahuan Shell dengan > Prelude FLNG pertama didunia. > > > > Selain itu, kita berhadapan dengan IOC yang egonya tinggi. Mereka > menganggap bahwa mereka jago dalam eksplorasi melebihi yang lain. Mereka > jakin bahwa cost of finding oil jauh lebih rendah dibandingkan kalau beli > cadangan. Kejakinan mereka didukung oleh nasehat yang diberikan oleh > explorastionists yang dididik khusus untuk mencari minyak. Makanya banyak > perusahaan minyak cendrung melakukan eksplorasi sendiri ketimbang beli > cadangan. > > > > Pekerjaan eksplorasi masa depan cerah karena akan merupakan ciri khas dari > suatu perusahaan minyak. Kecenderungan sekarang IOC akan outsource semua > pekerjaaan teknisnya, kecuali eksplorasi. Penentuan lubang bor yang crusial > dan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan memerlukan > pengetahuan geologi yang makin sophisticated. > > > > Salam, > > > > HL Ong > > > > *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of *Ben > Sapiie > *Sent:* Thursday, 17 April 2014 12:01 PM > *To:* iagi-net@iagi.or.id > *Subject:* Re: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi. > > > > Lha, terus siapa yang harus melakukan eksplorasi kalau gitu? > > Mungkin pemerintah? Atau perusahaan kecil? Atau seseorang yang sangat > idealist sebagai geologist sejati... He..he..he > > Dalam bisnis hal seperti tidak hanya menimpa urusan oil and Gas.. Sofware > dan manifactues dan tools juga mengalami. Hal yang sama. Hukum alam dimana > ikan paus makan ikan kecil.. Beli saja dari pada mikir susah2... (At the > end eveything about economic). > > BS > > Powered by Telkomsel BlackBerry® > -- > > *From: *"Ong Han Ling" > > *Sender: * > > *Date: *Thu, 17 Apr 2014 09:20:59 +0700 > > *To: * > > *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id > > *Subject: *RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi. > > > > Bu Pavita, > > > > Betul sekali GM Anda dulu, acquisisi lapangan minyak jauh lebih murah dari > pada eksplorasi sendiri. > > > > Hal ini terlihat dari grafik IHS yang ditayangkan oleh Sdr. Rocvicky. > Grafik tsb. “F” adalah Cost of Finding dan “D” adalah “Cost of > Development”, keduanya dalam $/boe. Digrafik tsb. terlihat bahwa selama > periode 2008-2012, F&D selalu lebih mahal dari pada kalau beli lapangan > minyak yang sudah berproduksi, yaitu lewa
Re: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.
Ada juga hal lain yang menarik menurut IHS tentang perubahan strategi (focus) major IOC. Global IOCs are distinguishing themselves with specific areas of expertise and greater focus rather than breadth: • BP –deepwater • Chevron –deepwater and LNG • ExxonMobil –unconventional resources and Arctic • Royal Dutch Shell –technology (FLNG, GTL) • Total SA –greater exploration focus; more involved in regions of the world with higher political risks than peers Sepertinya bukan hanya strategi berdasarkan kondisi geologi saja. Salam RDP -- *"Saya akan mengikuti pemimpin yang menebar sikap optimis, bukan yang menguak fakta negatip yang merusak semangat !".* 2014-04-21 8:57 GMT+07:00 noor syarifuddin : > Selamat pagi Pak Ong dan rekan semua, > > Memperhatikan tren eksplorasi bbrp tahun terakhir memang ada hal yang > menarik: banyak penemuan penting yg dilakukan oleh perusahan bukan major > coy: > - Lundin di laut utara: penemuan besar yg berjarak hanya bberapa puluh km > dari lapangan yg sudah produksi > - Tulow: di Guyana > - Cobalt di GOM > - Genting di Papua dll > > Dan keberhasilan ini karena eksplorasi mereka sangat fokus ke satu dua > tema eksplorasi. Ini tidak terjadi di major > Coy yg cenderung masuk ke semua tematik dalam portfolionya... > Dalam perjalannya > > > On Monday, April 21, 2014, Ong Han Ling wrote: > >> Pak Benyamin, >> >> >> >> Pertanyaan Anda adalah kalau semua beli cadangan siapa yang akan >> eksplorasi? Mungkin ada sesautu yang “miss” yang perlu saya terangkan. >> >> >> >> Kalau kita percaya dengan grafik IHS bahwa melakukan akuisisi lapangan >> migas yang sudah ada cadangannya lebih murah daripada eksplorasi sendiri, >> semua perusahaan minyak yang kebanyakan sahamnya dijual di stock market >> akan melakukan demikian. IOC dikuasai oleh shareholders. Shareholders hanya >> melihat bottom line, yaitu profit. Kalau shareholders mengetahui bahwa kita >> pilih “barang” salah dengan melakukan eksplorasi, mereka akan langsung >> cabut dan uangnya dipindahkan keperusahaan lain yang menguntungkan. >> >> >> >> Pertanyaan adalah apakah “barangnya” ada hingga menjadi pilihan >> demikian? >> >> >> >> Tidak, karena peluang melakukan grassroot exploration jauh lebih banyak. >> Umpama, Indonesia tiap tahun manawarkan puluhan blok eksplorasi baru; >> demikian juga negara migas lainnya. Selain itu, negara “baru” seperti >> Vietnam, Laos, Cambodia, Myanmar, Mongolia, Kazakstan, dan negara-negara >> Africa menawarkan blok-blok yang grassroot. >> >> >> >> Sedangkan farm-out untuk perusahaan yang sudah menemukan cadangan sangat >> terbatas jumlahnya. Kalau kita mengambil probably of success (POS) >> worldwide dari wildcat drilling adalah 10%, dan yang berhasil dan akan di >> farm-out-kan, biasanya jauh dibawah 50%, maka perbandingan antara >> perusahaan yang akan beli cadangan dengan grass root exploration adalah 1 >> berbanding 20. Selain itu perusahaan yang menemukan cadangan dan akan >> farm-out, akan pilih partner yang bermanfaat. Umpama Inpex memilih Shell >> untuk berpartner di Masela karena pengalaman dan pengetahuan Shell dengan >> Prelude FLNG pertama didunia. >> >> >> >> Selain itu, kita berhadapan dengan IOC yang egonya tinggi. Mereka >> menganggap bahwa mereka jago dalam eksplorasi melebihi yang lain. Mereka >> jakin bahwa cost of finding oil jauh lebih rendah dibandingkan kalau beli >> cadangan. Kejakinan mereka didukung oleh nasehat yang diberikan oleh >> explorastionists yang dididik khusus untuk mencari minyak. Makanya banyak >> perusahaan minyak cendrung melakukan eksplorasi sendiri ketimbang beli >> cadangan. >> >> >> >> Pekerjaan eksplorasi masa depan cerah karena akan merupakan ciri khas >> dari suatu perusahaan minyak. Kecenderungan sekarang IOC akan outsource >> semua pekerjaaan teknisnya, kecuali eksplorasi. Penentuan lubang bor yang >> crusial dan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan >> memerlukan pengetahuan geologi yang makin sophisticated. >> >> >> >> Salam, >> >> >> >> HL Ong >> >> >> >> *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of *Ben >> Sapiie >> *Sent:* Thursday, 17 April 2014 12:01 PM >> *To:* iagi-net@iagi.or.id >> *Subject:* Re: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi. >> >> >> >> Lha, terus siapa yang harus melakukan eksplorasi kalau gitu? >> >> Mungkin pemerintah? Atau perusahaan kecil? Atau seseorang yang sangat >> idealist sebagai geologist sejati... He..
[iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.
Selamat pagi Pak Ong dan rekan semua, Memperhatikan tren eksplorasi bbrp tahun terakhir memang ada hal yang menarik: banyak penemuan penting yg dilakukan oleh perusahan bukan major coy: - Lundin di laut utara: penemuan besar yg berjarak hanya bberapa puluh km dari lapangan yg sudah produksi - Tulow: di Guyana - Cobalt di GOM - Genting di Papua dll Dan keberhasilan ini karena eksplorasi mereka sangat fokus ke satu dua tema eksplorasi. Ini tidak terjadi di major Coy yg cenderung masuk ke semua tematik dalam portfolionya... Dalam perjalannya On Monday, April 21, 2014, Ong Han Ling > wrote: > Pak Benyamin, > > > > Pertanyaan Anda adalah kalau semua beli cadangan siapa yang akan > eksplorasi? Mungkin ada sesautu yang “miss” yang perlu saya terangkan. > > > > Kalau kita percaya dengan grafik IHS bahwa melakukan akuisisi lapangan > migas yang sudah ada cadangannya lebih murah daripada eksplorasi sendiri, > semua perusahaan minyak yang kebanyakan sahamnya dijual di stock market > akan melakukan demikian. IOC dikuasai oleh shareholders. Shareholders hanya > melihat bottom line, yaitu profit. Kalau shareholders mengetahui bahwa kita > pilih “barang” salah dengan melakukan eksplorasi, mereka akan langsung > cabut dan uangnya dipindahkan keperusahaan lain yang menguntungkan. > > > > Pertanyaan adalah apakah “barangnya” ada hingga menjadi pilihan demikian? > > > > Tidak, karena peluang melakukan grassroot exploration jauh lebih banyak. > Umpama, Indonesia tiap tahun manawarkan puluhan blok eksplorasi baru; > demikian juga negara migas lainnya. Selain itu, negara “baru” seperti > Vietnam, Laos, Cambodia, Myanmar, Mongolia, Kazakstan, dan negara-negara > Africa menawarkan blok-blok yang grassroot. > > > > Sedangkan farm-out untuk perusahaan yang sudah menemukan cadangan sangat > terbatas jumlahnya. Kalau kita mengambil probably of success (POS) > worldwide dari wildcat drilling adalah 10%, dan yang berhasil dan akan di > farm-out-kan, biasanya jauh dibawah 50%, maka perbandingan antara > perusahaan yang akan beli cadangan dengan grass root exploration adalah 1 > berbanding 20. Selain itu perusahaan yang menemukan cadangan dan akan > farm-out, akan pilih partner yang bermanfaat. Umpama Inpex memilih Shell > untuk berpartner di Masela karena pengalaman dan pengetahuan Shell dengan > Prelude FLNG pertama didunia. > > > > Selain itu, kita berhadapan dengan IOC yang egonya tinggi. Mereka > menganggap bahwa mereka jago dalam eksplorasi melebihi yang lain. Mereka > jakin bahwa cost of finding oil jauh lebih rendah dibandingkan kalau beli > cadangan. Kejakinan mereka didukung oleh nasehat yang diberikan oleh > explorastionists yang dididik khusus untuk mencari minyak. Makanya banyak > perusahaan minyak cendrung melakukan eksplorasi sendiri ketimbang beli > cadangan. > > > > Pekerjaan eksplorasi masa depan cerah karena akan merupakan ciri khas dari > suatu perusahaan minyak. Kecenderungan sekarang IOC akan outsource semua > pekerjaaan teknisnya, kecuali eksplorasi. Penentuan lubang bor yang crusial > dan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan memerlukan > pengetahuan geologi yang makin sophisticated. > > > > Salam, > > > > HL Ong > > > > *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of *Ben > Sapiie > *Sent:* Thursday, 17 April 2014 12:01 PM > *To:* iagi-net@iagi.or.id > *Subject:* Re: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi. > > > > Lha, terus siapa yang harus melakukan eksplorasi kalau gitu? > > Mungkin pemerintah? Atau perusahaan kecil? Atau seseorang yang sangat > idealist sebagai geologist sejati... He..he..he > > Dalam bisnis hal seperti tidak hanya menimpa urusan oil and Gas.. Sofware > dan manifactues dan tools juga mengalami. Hal yang sama. Hukum alam dimana > ikan paus makan ikan kecil.. Beli saja dari pada mikir susah2... (At the > end eveything about economic). > > BS > > Powered by Telkomsel BlackBerry® > -- > > *From: *"Ong Han Ling" > > *Sender: * > > *Date: *Thu, 17 Apr 2014 09:20:59 +0700 > > *To: * > > *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id > > *Subject: *RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi. > > > > Bu Pavita, > > > > Betul sekali GM Anda dulu, acquisisi lapangan minyak jauh lebih murah dari > pada eksplorasi sendiri. > > > > Hal ini terlihat dari grafik IHS yang ditayangkan oleh Sdr. Rocvicky. > Grafik tsb. “F” adalah Cost of Finding dan “D” adalah “Cost of > Development”, keduanya dalam $/boe. Digrafik tsb. terlihat bahwa selama > periode 2008-2012, F&D selalu lebih mahal dari pada kalau beli lapangan > minyak yang sudah berproduksi, yaitu lewa
RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.
Pak Benyamin, Pertanyaan Anda adalah kalau semua beli cadangan siapa yang akan eksplorasi? Mungkin ada sesautu yang "miss" yang perlu saya terangkan. Kalau kita percaya dengan grafik IHS bahwa melakukan akuisisi lapangan migas yang sudah ada cadangannya lebih murah daripada eksplorasi sendiri, semua perusahaan minyak yang kebanyakan sahamnya dijual di stock market akan melakukan demikian. IOC dikuasai oleh shareholders. Shareholders hanya melihat bottom line, yaitu profit. Kalau shareholders mengetahui bahwa kita pilih "barang" salah dengan melakukan eksplorasi, mereka akan langsung cabut dan uangnya dipindahkan keperusahaan lain yang menguntungkan. Pertanyaan adalah apakah "barangnya" ada hingga menjadi pilihan demikian? Tidak, karena peluang melakukan grassroot exploration jauh lebih banyak. Umpama, Indonesia tiap tahun manawarkan puluhan blok eksplorasi baru; demikian juga negara migas lainnya. Selain itu, negara "baru" seperti Vietnam, Laos, Cambodia, Myanmar, Mongolia, Kazakstan, dan negara-negara Africa menawarkan blok-blok yang grassroot. Sedangkan farm-out untuk perusahaan yang sudah menemukan cadangan sangat terbatas jumlahnya. Kalau kita mengambil probably of success (POS) worldwide dari wildcat drilling adalah 10%, dan yang berhasil dan akan di farm-out-kan, biasanya jauh dibawah 50%, maka perbandingan antara perusahaan yang akan beli cadangan dengan grass root exploration adalah 1 berbanding 20. Selain itu perusahaan yang menemukan cadangan dan akan farm-out, akan pilih partner yang bermanfaat. Umpama Inpex memilih Shell untuk berpartner di Masela karena pengalaman dan pengetahuan Shell dengan Prelude FLNG pertama didunia. Selain itu, kita berhadapan dengan IOC yang egonya tinggi. Mereka menganggap bahwa mereka jago dalam eksplorasi melebihi yang lain. Mereka jakin bahwa cost of finding oil jauh lebih rendah dibandingkan kalau beli cadangan. Kejakinan mereka didukung oleh nasehat yang diberikan oleh explorastionists yang dididik khusus untuk mencari minyak. Makanya banyak perusahaan minyak cendrung melakukan eksplorasi sendiri ketimbang beli cadangan. Pekerjaan eksplorasi masa depan cerah karena akan merupakan ciri khas dari suatu perusahaan minyak. Kecenderungan sekarang IOC akan outsource semua pekerjaaan teknisnya, kecuali eksplorasi. Penentuan lubang bor yang crusial dan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan memerlukan pengetahuan geologi yang makin sophisticated. Salam, HL Ong From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Ben Sapiie Sent: Thursday, 17 April 2014 12:01 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi. Lha, terus siapa yang harus melakukan eksplorasi kalau gitu? Mungkin pemerintah? Atau perusahaan kecil? Atau seseorang yang sangat idealist sebagai geologist sejati... He..he..he Dalam bisnis hal seperti tidak hanya menimpa urusan oil and Gas.. Sofware dan manifactues dan tools juga mengalami. Hal yang sama. Hukum alam dimana ikan paus makan ikan kecil.. Beli saja dari pada mikir susah2... (At the end eveything about economic). BS Powered by Telkomsel BlackBerryR _ From: "Ong Han Ling" Sender: Date: Thu, 17 Apr 2014 09:20:59 +0700 To: ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi. Bu Pavita, Betul sekali GM Anda dulu, acquisisi lapangan minyak jauh lebih murah dari pada eksplorasi sendiri. Hal ini terlihat dari grafik IHS yang ditayangkan oleh Sdr. Rocvicky. Grafik tsb. "F" adalah Cost of Finding dan "D" adalah "Cost of Development", keduanya dalam $/boe. Digrafik tsb. terlihat bahwa selama periode 2008-2012, F&D selalu lebih mahal dari pada kalau beli lapangan minyak yang sudah berproduksi, yaitu lewat acquisition ataupun Meger & Acquisition (disini disbut Proved Acq.cost). Dari grafik terlihat bahwa tahun 2008, harga F&D adalah $25/boe, sedangkan harga Proved Acq cost cuma $14/boe. Atau kalau diekstrapolasi, "F" atau "Cost of Finding" atau sering disebut "Cost of Exploration" jauh lebih mahal dari pada kalau beli lapangan minyak lewat acquisition. Maka email saya kepada Sdr. Rocvicky: "Seandainya data IHS benar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa geologist itu pinter meyakinkan Perusahaannya bahwa dengan konsep eksplorasinya dia akan mendapat lapangan minyak yang lebih murah dibandingkan kalau memperolehnya dari acquisition. Ternyata ini tidak demikian!". Atau kalau gamblangnya, Geologist itu tanpa sadar adalah pembohong (Ha..Ha..Ha..). Data yang ditayangkan oleh IHS ini adalah data untuk 2008-2013. Sebetulanya ini sudah lama diketahui. Perusahaan Internasional raksasa sekitar tahun 70-an berlomba mendirikan research center raksasa dengan peralatan yang cangih dan top scientist hingga biaya sangat tinggi dan m
Re: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.
Pak Ong Yth. "Lebih murah membeli katimbang eksplorasi". Jangan-2 jurus ini-lah yang sudah dipraktekkan oleh "pendatang baru", perusahaan dari Tiongkok; yang dalam sekali gebrakan membeli 5 blocks (berproduksi) sekaligus: Dua di Papua, satu di Jatim, dan dua di Sumatra dengan harga $252 juta (?). Dia tinggal meneruskan produksi sambil melakukan eksplorasi, dan berhasil. Kemudian perusahaan lain yang berasal dari negara yang sama juga membeli block produksi di Laut Jawa (hampir 5 tahun saya sempat mondar-mandir dari Tanjung Priok atau Kemayoran ke rig IIAPCO dan ARCO). Konon perusahaan ini sebenarnya juga sudah memberi penawaran tertinggi untuk block di Kaltim, tetapi mendapat Veto dari negara adikuasa tempat asal perusahaan pemilik block. Rasanya di sini ada adu "pinter-pinteran" antara investor dan pemilik wilayah (Negara). Salam hangat. sugeng h. From: Ong Han Ling To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, April 14, 2014 9:31 AM Subject: RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi. Pak Rovicky, Grafik IHS interesting. Selama 5 tahun, 2008-2012, berturut-turut ternyata melakukan eksplorasi sendiri lebih mahal daripada kalau beli cadangan dengan cara Acquisition. Dengan berpatok pada grafik IHS tsb. Anda menarik kesimpulan tentang penyebab kemungkinan turunnya eksplorasi di Indonesia. Saya tidak setuju dengan pendapat demikian. Tidak adanya eksplorasi di Indonesia tidak lain adalah karena kelakuan dan buatan kita sendiri. Seandainya data IHS benar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa geologist itu pinter meyakinkan Perusahaannya bahwa dengan konsep eksplorasinya dia akan mendapat lapangan minyak yang lebih murah dibandingkan kalau memperolehnya dari acquisition. Ternyata ini tidak demikian! Sebetulnya kejadian demikian telah diamati sekitar permulaan tahun 80-an. Perusahaan besar IOC, seperti seven sisters, yakin bahwa mereka paling hebat dalam melakukan eksplorasi. Mereka punya research center yang cangih. Mereka yakin bahwa merekalah yang paling hebat, dan bisa mendapatkan cadangan yang murah. Ternyata mereka keliru. Research center eksplorasi yang tahun 70-80-an beryaya, tahun 90-an mulai dibubarkan seperti paleontology, petrography, geochem, dsb. karena dianggap tidak effektif dan membebankan “cost of finding”. Boone Pickens seorang geologist sekitar 80-an, setelah melakukan penelitian tentang acquision perusahaan minyak, berpendapat bahwa cost of finding ($/bbl) yang dikeluarkan perusahaan minyak IOC sangat tinggi. Pada tahun 80-an, pendapat umum adalah bahwa persuahaan dengan profit tinggi dianggap perusahaan bagus. Namun Boone Pickens melihat bahwa kalau membeli perusahaan minyak, yang perlu diperhatikan adalah cadangan dan bukan “profit”. Dia observe bahwa banyak Perusahaan sebelum menjual menurunkan aktivitas eksplorasi supaya “profit” tinggi, mengingat eksplorasi adalah cost melulu. Dia mulai membeli perusahaan yang rugi tapi cadangannya besar. Boone Pickens sekarang adalah seorang billionaire. Salam, HL Ong From:iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Rovicky Dwi Putrohari Sent: Thursday, 10 April 2014 11:49 AM To: IAGI; economicgeology Subject: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi. Gambar terlampir merupakan salah satu presentasinya IHS tentang MnA. Ini salahsatu jawaban mengapa eksplorasi miga (termasuk di Indonesia) tidak begitu laku. Tantangan berat tidak hanya host country, tetapi juga pelaku eksplorasi. Saya belum punya data untuk pertambangan, barangkali ada yang punya ? salam Rovicky DP -- "Saya akan mengikuti pemimpin yang menebar sikap optimis, bukan yang menguak fakta negatip yang merusak semangat !". Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id/ Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of
Re: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.
Pak Ong dan rekan rekan Statistik yang dibuat IHS dilakukan ada era dimana (setahu saya) tidak ada penemuan giant field didunia ini. Jadi statistik itu berlaku pada saat eksplorasi secara world wide memang tidak terlalu sukses. Coba kalau ditarik sepuluh tahun kebelakang apa masih seperti itu gambarannya ? Bahwa Boone iu kaya sih memang , tapi hartanya cuma 950 juta US$ kok , masih kalah dengan raja minyak yang lain .Udah lagi ndak bahagia hahahaha Apa saya salah ? si Abah On Thursday, April 17, 2014 2:28 PM, Rovicky Dwi Putrohari wrote: 2014-04-17 12:01 GMT+07:00 Ben Sapiie : Lha, terus siapa yang harus melakukan eksplorasi kalau gitu? >Mungkin pemerintah? Atau perusahaan kecil? Atau seseorang yang sangat idealist >sebagai geologist sejati... He..he..he > Menarik ulasan Pak Ong tentang fenomena ini. Satu slide dari IHS itupun juga mengagetkan saya. Kok seolah tidak mengikuti pakem selama ini, dimana eksplorasi lebih menguntungkan atau "menghemat biaya" dalam dunia EP. Salah satu penjelasannya barangkali seperti sudah disinggung Pak Ben "Mino" Sapiie diatas. Perusahaan kecil akan lebih "berani" melakukan kegiatan eksplorasi. Terutama perusahaan yang sahamnya belum listed di pasar modal. Perusahaan kecil gagal ngebor, katakanlah biayanya (plus boaya lain) menghabiskan 15 juta dolar, maka dia hanya kehilangan 15 juta dolar saja. Tetapi perusahaan besar ketika belum berhasil menemukan dan biayanya yang sama 15 juta, kemungkinan juga akan mengalami penurunan saham Atau kerugiannya tidak hanya 15jt saja, tetapi ditambah turunnya harga saham. Mugkin reputasinya turun, kepercayaan pemilik saham turun. Apakah begitu ? dan akhirnya perushaan kecil saja yang "berani" eksplorasi, kalau dapet ya dijual ke perusahaan besar utk dikembangkan. Yang ada dalam chart IHS, memang bukan pada undeveloped field tetapi produced (developed) fields. Ada berita yang cukup menarik dalam dunia pertambangan yang akan listed di BEI. Saat ini ada akan ada pergeseran peraturan yg berdampak pada perusahaan yang boleh listing di BEI. Saat ini ada perubahan/kemajuan bahwa perusahaan tambang yg belum ber-operasi/ produksi akan bisa listing di BEI, asal sudah memiliki cadangan, telah menyelesaikan BFS dan siap masuk ke oparasi produksi. Peraturan sebelumnya mempersyaratkan perusahaan harus sudah profit minimal 2 tahun. Aturan baru ini hasil/usulan serta Komite bersama IAGI-PERHAPI dalam membuat draft aturannya. Brafo MGEI/IAGI ! Salam RDP >Dalam bisnis hal seperti tidak hanya menimpa urusan oil and Gas.. Sofware dan >manifactues dan tools juga mengalami. Hal yang sama. Hukum alam dimana ikan >paus makan ikan kecil.. Beli saja dari pada mikir susah2... (At the end >eveything about economic). > >BS >Powered by Telkomsel BlackBerry® > > >From: "Ong Han Ling" >Sender: >Date: Thu, 17 Apr 2014 09:20:59 +0700 >To: >ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id >Subject: RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi. > > >Bu Pavita, > >Betul sekali GM Anda dulu, acquisisi lapangan minyak jauh lebih murah dari pada eksplorasi sendiri. > >Hal ini terlihat dari grafik IHS yang ditayangkan oleh Sdr. Rocvicky. Grafik tsb. “F” adalah Cost of Finding dan “D” adalah “Cost of Development”, keduanya dalam $/boe. Digrafik tsb. terlihat bahwa selama periode 2008-2012, F&D selalu lebih mahal dari pada kalau beli lapangan minyak yang sudah berproduksi, yaitu lewat acquisition ataupun Meger & Acquisition (disini disbut Proved Acq.cost). Dari grafik terlihat bahwa tahun 2008, harga F&D adalah $25/boe, sedangkan harga Proved Acq cost cuma $14/boe. Atau kalau diekstrapolasi, “F” atau “Cost of Finding” atau sering disebut “Cost of Exploration” jauh lebih mahal dari pada kalau beli lapangan minyak lewat acquisition. > >Maka email saya kepada Sdr. Rocvicky: “Seandainya data IHS benar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa geologist itu pinter meyakinkan Perusahaannya bahwa dengan konsep eksplorasinya dia akan mendapat lapangan minyak yang lebih murah dibandingkan kalau memperolehnya dari acquisition. Ternyata ini tidak demikian!”. Atau kalau gamblangnya, Geologist itu tanpa sadar adalah pembohong (Ha..Ha..Ha..). > >Data yang ditayangkan oleh IHS ini adalah data untuk 2008-2013. Sebetulanya ini sudah lama diketahui. Perusahaan Internasional raksasa sekitar tahun 70-an berlomba mendirikan research center raksasa dengan peralatan yang cangih dan top scientist hingga biaya sangat tinggi dan menganggap bahwa semua samples dan data yang mereka olah adalah yang paling benar. Shell di Rijswijk, BP di Sunbury, Exxon di Houston, Chevron di San Ramon, dsb. Mereka tidak percaya sama orang lain. Selain itu Research Centre juga dijadikan “show case” untuk menarik Development Nations untuk memberikan exploration block. > >Namun sekita
Re: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.
2014-04-17 12:01 GMT+07:00 Ben Sapiie : > Lha, terus siapa yang harus melakukan eksplorasi kalau gitu? > Mungkin pemerintah? Atau perusahaan kecil? Atau seseorang yang sangat > idealist sebagai geologist sejati... He..he..he > Menarik ulasan Pak Ong tentang fenomena ini. Satu slide dari IHS itupun juga mengagetkan saya. Kok seolah tidak mengikuti pakem selama ini, dimana eksplorasi lebih menguntungkan atau "menghemat biaya" dalam dunia EP. Salah satu penjelasannya barangkali seperti sudah disinggung Pak Ben "Mino" Sapiie diatas. Perusahaan kecil akan lebih "berani" melakukan kegiatan eksplorasi. Terutama perusahaan yang sahamnya belum listed di pasar modal. Perusahaan kecil gagal ngebor, katakanlah biayanya (plus boaya lain) menghabiskan 15 juta dolar, maka dia hanya kehilangan 15 juta dolar saja. Tetapi perusahaan besar ketika belum berhasil menemukan dan biayanya yang sama 15 juta, kemungkinan juga akan mengalami penurunan saham Atau kerugiannya tidak hanya 15jt saja, tetapi ditambah turunnya harga saham. Mugkin reputasinya turun, kepercayaan pemilik saham turun. Apakah begitu ? dan akhirnya perushaan kecil saja yang "berani" eksplorasi, kalau dapet ya dijual ke perusahaan besar utk dikembangkan. Yang ada dalam chart IHS, memang bukan pada undeveloped field tetapi produced (developed) fields. Ada berita yang cukup menarik dalam dunia pertambangan yang akan listed di BEI. Saat ini ada akan ada pergeseran peraturan yg berdampak pada perusahaan yang boleh listing di BEI. Saat ini ada perubahan/kemajuan bahwa perusahaan tambang yg belum ber-operasi/ produksi akan bisa listing di BEI, asal sudah memiliki cadangan, telah menyelesaikan BFS dan siap masuk ke oparasi produksi. Peraturan sebelumnya mempersyaratkan perusahaan harus sudah profit minimal 2 tahun. Aturan baru ini hasil/usulan serta Komite bersama IAGI-PERHAPI dalam membuat draft aturannya. Brafo MGEI/IAGI ! Salam RDP > > Dalam bisnis hal seperti tidak hanya menimpa urusan oil and Gas.. Sofware > dan manifactues dan tools juga mengalami. Hal yang sama. Hukum alam dimana > ikan paus makan ikan kecil.. Beli saja dari pada mikir susah2... (At the > end eveything about economic). > > BS > Powered by Telkomsel BlackBerry® > -- > *From: * "Ong Han Ling" > *Sender: * > *Date: *Thu, 17 Apr 2014 09:20:59 +0700 > *To: * > *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id > *Subject: *RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi. > > Bu Pavita, > > > > Betul sekali GM Anda dulu, acquisisi lapangan minyak jauh lebih murah dari > pada eksplorasi sendiri. > > > > Hal ini terlihat dari grafik IHS yang ditayangkan oleh Sdr. Rocvicky. > Grafik tsb. “F” adalah Cost of Finding dan “D” adalah “Cost of > Development”, keduanya dalam $/boe. Digrafik tsb. terlihat bahwa selama > periode 2008-2012, F&D selalu lebih mahal dari pada kalau beli lapangan > minyak yang sudah berproduksi, yaitu lewat acquisition ataupun Meger & > Acquisition (disini disbut Proved Acq.cost). Dari grafik terlihat bahwa > tahun 2008, harga F&D adalah $25/boe, sedangkan harga Proved Acq cost cuma > $14/boe. Atau kalau diekstrapolasi, “F” atau “Cost of Finding” atau > sering disebut “Cost of Exploration” jauh lebih mahal dari pada kalau beli > lapangan minyak lewat acquisition. > > > > Maka email saya kepada Sdr. Rocvicky: “Seandainya data IHS benar, maka > dapat ditarik kesimpulan bahwa geologist itu pinter meyakinkan > Perusahaannya bahwa dengan konsep eksplorasinya dia akan mendapat lapangan > minyak yang lebih murah dibandingkan kalau memperolehnya dari acquisition. > Ternyata ini tidak demikian!”. Atau kalau gamblangnya, Geologist itu tanpa > sadar adalah pembohong (Ha..Ha..Ha..). > > > > Data yang ditayangkan oleh IHS ini adalah data untuk 2008-2013. > Sebetulanya ini sudah lama diketahui. Perusahaan Internasional raksasa > sekitar tahun 70-an berlomba mendirikan research center raksasa dengan > peralatan yang cangih dan top scientist hingga biaya sangat tinggi dan > menganggap bahwa semua samples dan data yang mereka olah adalah yang paling > benar. Shell di Rijswijk, BP di Sunbury, Exxon di Houston, Chevron di San > Ramon, dsb. Mereka tidak percaya sama orang lain. Selain itu Research > Centre juga dijadikan “show case” untuk menarik Development Nations untuk > memberikan exploration block. > > > > Namun sekitar 90-an perusahaan raksasa mulai berpikir kembali. > “Probability of Success(POS)” mereka ternyata tidak lebih baik dari > perusahaan minyak yang tidak punya research centre. Samples dan data > independent di-outsource dan diolah oleh service companies yang competitive > hingga finding cost mereka jauh lebih rendah. Menyadari hal ini Perusahaan > raksasa mulai memperkecil dan bahkan m
RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.
Pak Ong, Mungkin mereka memang membubarkan research centernya, tetapi bukan exploration departmentnya. Seperti yang GM saya dulu pernah katakan, perusahaan yang bisa menjadi besar biasanya memulainya dari tahapan eksplorasi, bukan sekedar akusisi perusahaan yang sudah produksi. Dan katanya beliau, perusahaan yang melakukan tahapan eksplorasi-discovery-appraisal-development lebih untung daripada yang sekadar akusisi. Saya pikir sih benar juga, karena explorer2 kan melihat sesuatu yang tidak terlihat oleh yang bukan eksplorer ya. Melihat possibilities. PARVITA SIREGAR | SENIOR GEOLOGIST | AWE (NORTH MADURA) NZ LTD | AWE LIMITED P +62 21 2934 2934 | D EXT 107 | F +62 21 780 3566 | M +62 811 996 616 | E parvita.sire...@awexplore.com<mailto:parvita.sire...@awexplore.com> From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Ong Han Ling Sent: Thursday, April 17, 2014 9:21 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi. Bu Pavita, Betul sekali GM Anda dulu, acquisisi lapangan minyak jauh lebih murah dari pada eksplorasi sendiri. Hal ini terlihat dari grafik IHS yang ditayangkan oleh Sdr. Rocvicky. Grafik tsb. "F" adalah Cost of Finding dan "D" adalah "Cost of Development", keduanya dalam $/boe. Digrafik tsb. terlihat bahwa selama periode 2008-2012, F&D selalu lebih mahal dari pada kalau beli lapangan minyak yang sudah berproduksi, yaitu lewat acquisition ataupun Meger & Acquisition (disini disbut Proved Acq.cost). Dari grafik terlihat bahwa tahun 2008, harga F&D adalah $25/boe, sedangkan harga Proved Acq cost cuma $14/boe. Atau kalau diekstrapolasi, "F" atau "Cost of Finding" atau sering disebut "Cost of Exploration" jauh lebih mahal dari pada kalau beli lapangan minyak lewat acquisition. Maka email saya kepada Sdr. Rocvicky: "Seandainya data IHS benar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa geologist itu pinter meyakinkan Perusahaannya bahwa dengan konsep eksplorasinya dia akan mendapat lapangan minyak yang lebih murah dibandingkan kalau memperolehnya dari acquisition. Ternyata ini tidak demikian!". Atau kalau gamblangnya, Geologist itu tanpa sadar adalah pembohong (Ha..Ha..Ha..). Data yang ditayangkan oleh IHS ini adalah data untuk 2008-2013. Sebetulanya ini sudah lama diketahui. Perusahaan Internasional raksasa sekitar tahun 70-an berlomba mendirikan research center raksasa dengan peralatan yang cangih dan top scientist hingga biaya sangat tinggi dan menganggap bahwa semua samples dan data yang mereka olah adalah yang paling benar. Shell di Rijswijk, BP di Sunbury, Exxon di Houston, Chevron di San Ramon, dsb. Mereka tidak percaya sama orang lain. Selain itu Research Centre juga dijadikan "show case" untuk menarik Development Nations untuk memberikan exploration block. Namun sekitar 90-an perusahaan raksasa mulai berpikir kembali. "Probability of Success(POS)" mereka ternyata tidak lebih baik dari perusahaan minyak yang tidak punya research centre. Samples dan data independent di-outsource dan diolah oleh service companies yang competitive hingga finding cost mereka jauh lebih rendah. Menyadari hal ini Perusahaan raksasa mulai memperkecil dan bahkan membubarkan exploration research center mereka seperti paleontology, sedimentology, geochemistry, special processing, dll. Alasannya simple, terlalu mahal untuk melakukan semua sendiri. Menyadari bahwa kalau melakukan eksplorasi sendiri jatuhnya akan mahal sekali, seorang executive perusahaan minyak sektar tahun 90-an, membeli perusahaan2 minyak yang punya proven reserve tanpa peduli keuntungan perusahaan yang dibeli. Orang tsb. adalah Boone Pickens, seorang geologist yang menjadi billionaire karena visinya. Moga-moga keterangan ini menjawab pertanyaan Anda. Salam, HL Ong From: iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id> [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Parvita Siregar Sent: Monday, 14 April 2014 11:14 AM To: iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id> Subject: RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi. Pak Ong, Mohon penjelasan. Dulu saya pernah diberitahu oleh salah seorang GM di perusahaan tempat saya bekerja sebelumnya, bahwa keuntungan bila sebuah perusahaan memulai dari eksplorasi sampai development lebih besar daripada kalau akusisi. Apakah betul? PARVITA SIREGAR | SENIOR GEOLOGIST | AWE (NORTH MADURA) NZ LTD | AWE LIMITED P +62 21 2934 2934 | D EXT 107 | F +62 21 780 3566 | M +62 811 996 616 | E parvita.sire...@awexplore.com<mailto:parvita.sire...@awexplore.com> From: iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id> [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Ong Han Ling Sent: Monday, April 14, 2014 9:32 AM To: iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id> Subject: RE: [iagi-net] L
Bls: Re: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.
Kalau mau untung besar ada lagi modusmya Pak... Beli lapangan minyak yg tidak ada lagi produksi minyaknya di negeri antah berantah...terus dicatat sbg asset perusahaan induk guna menaikkan harga sahamnya... Kalau masih kurang hasil goreng sahamnya..bisa lanjut dengan menjaminkan asset lapangan bodong tadi ke Bank... BobY Dikirim dari Yahoo! Mail pada Android Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list.
Re: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.
Pak Ong Tapi ternyata Boone Pickens itu tidak bahagia ya , buktinya kawin dan kumpul kebo sebanyak lima kali hahahaha. Kalau saya disuruh milih mending jadi ownernya PT Geoservicies saja lah hahahahaha si Abah On Thursday, April 17, 2014 12:02 PM, Ben Sapiie wrote: Lha, terus siapa yang harus melakukan eksplorasi kalau gitu? Mungkin pemerintah? Atau perusahaan kecil? Atau seseorang yang sangat idealist sebagai geologist sejati... He..he..he Dalam bisnis hal seperti tidak hanya menimpa urusan oil and Gas.. Sofware dan manifactues dan tools juga mengalami. Hal yang sama. Hukum alam dimana ikan paus makan ikan kecil.. Beli saja dari pada mikir susah2... (At the end eveything about economic). BS Powered by Telkomsel BlackBerry® From: "Ong Han Ling" Sender: Date: Thu, 17 Apr 2014 09:20:59 +0700 To: ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi. Bu Pavita, Betul sekali GM Anda dulu, acquisisi lapangan minyak jauh lebih murah dari pada eksplorasi sendiri. Hal ini terlihat dari grafik IHS yang ditayangkan oleh Sdr. Rocvicky. Grafik tsb. “F” adalah Cost of Finding dan “D” adalah “Cost of Development”, keduanya dalam $/boe. Digrafik tsb. terlihat bahwa selama periode 2008-2012, F&D selalu lebih mahal dari pada kalau beli lapangan minyak yang sudah berproduksi, yaitu lewat acquisition ataupun Meger & Acquisition (disini disbut Proved Acq.cost). Dari grafik terlihat bahwa tahun 2008, harga F&D adalah $25/boe, sedangkan harga Proved Acq cost cuma $14/boe. Atau kalau diekstrapolasi, “F” atau “Cost of Finding” atau sering disebut “Cost of Exploration” jauh lebih mahal dari pada kalau beli lapangan minyak lewat acquisition. Maka email saya kepada Sdr. Rocvicky: “Seandainya data IHS benar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa geologist itu pinter meyakinkan Perusahaannya bahwa dengan konsep eksplorasinya dia akan mendapat lapangan minyak yang lebih murah dibandingkan kalau memperolehnya dari acquisition. Ternyata ini tidak demikian!”. Atau kalau gamblangnya, Geologist itu tanpa sadar adalah pembohong (Ha..Ha..Ha..). Data yang ditayangkan oleh IHS ini adalah data untuk 2008-2013. Sebetulanya ini sudah lama diketahui. Perusahaan Internasional raksasa sekitar tahun 70-an berlomba mendirikan research center raksasa dengan peralatan yang cangih dan top scientist hingga biaya sangat tinggi dan menganggap bahwa semua samples dan data yang mereka olah adalah yang paling benar. Shell di Rijswijk, BP di Sunbury, Exxon di Houston, Chevron di San Ramon, dsb. Mereka tidak percaya sama orang lain. Selain itu Research Centre juga dijadikan “show case” untuk menarik Development Nations untuk memberikan exploration block. Namun sekitar 90-an perusahaan raksasa mulai berpikir kembali. “Probability of Success(POS)” mereka ternyata tidak lebih baik dari perusahaan minyak yang tidak punya research centre. Samples dan data independent di-outsource dan diolah oleh service companies yang competitive hingga finding cost mereka jauh lebih rendah. Menyadari hal ini Perusahaan raksasa mulai memperkecil dan bahkan membubarkan exploration research center mereka seperti paleontology, sedimentology, geochemistry, special processing, dll. Alasannya simple, terlalu mahal untuk melakukan semua sendiri. Menyadari bahwa kalau melakukan eksplorasi sendiri jatuhnya akan mahal sekali, seorang executive perusahaan minyak sektar tahun 90-an, membeli perusahaan2 minyak yang punya proven reserve tanpa peduli keuntungan perusahaan yang dibeli. Orang tsb. adalah Boone Pickens, seorang geologist yang menjadi billionaire karena visinya. Moga-moga keterangan ini menjawab pertanyaan Anda. Salam, HL Ong From:iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Parvita Siregar Sent: Monday, 14 April 2014 11:14 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi. Pak Ong, Mohon penjelasan. Dulu saya pernah diberitahu oleh salah seorang GM di perusahaan tempat saya bekerja sebelumnya, bahwa keuntungan bila sebuah perusahaan memulai dari eksplorasi sampai development lebih besar daripada kalau akusisi. Apakah betul? PARVITA SIREGAR| SENIOR GEOLOGIST| AWE (NORTH MADURA) NZ LTD| AWE LIMITED P +62 21 2934 2934 | D EXT 107 | F +62 21 780 3566 | M +62 811 996 616 | eparvita.sire...@awexplore.com From:iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Ong Han Ling Sent: Monday, April 14, 2014 9:32 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi. Pak Rovicky, Grafik IHS interesting. Selama 5 tahun, 2008-2012, berturut-turut ternyata melakukan eksplorasi sendiri lebih mahal daripada kalau beli cadangan dengan cara Acquisition. Dengan berpatok pada grafik IHS tsb. Anda menarik kesimpulan tentang penyebab kemungkinan turunnya eksplorasi di Indonesia. Saya tidak
Re: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.
Lha, terus siapa yang harus melakukan eksplorasi kalau gitu? Mungkin pemerintah? Atau perusahaan kecil? Atau seseorang yang sangat idealist sebagai geologist sejati... He..he..he Dalam bisnis hal seperti tidak hanya menimpa urusan oil and Gas.. Sofware dan manifactues dan tools juga mengalami. Hal yang sama. Hukum alam dimana ikan paus makan ikan kecil.. Beli saja dari pada mikir susah2... (At the end eveything about economic). BS Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "Ong Han Ling" Sender: Date: Thu, 17 Apr 2014 09:20:59 To: Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi. Bu Pavita, Betul sekali GM Anda dulu, acquisisi lapangan minyak jauh lebih murah dari pada eksplorasi sendiri. Hal ini terlihat dari grafik IHS yang ditayangkan oleh Sdr. Rocvicky. Grafik tsb. "F" adalah Cost of Finding dan "D" adalah "Cost of Development", keduanya dalam $/boe. Digrafik tsb. terlihat bahwa selama periode 2008-2012, F&D selalu lebih mahal dari pada kalau beli lapangan minyak yang sudah berproduksi, yaitu lewat acquisition ataupun Meger & Acquisition (disini disbut Proved Acq.cost). Dari grafik terlihat bahwa tahun 2008, harga F&D adalah $25/boe, sedangkan harga Proved Acq cost cuma $14/boe. Atau kalau diekstrapolasi, "F" atau "Cost of Finding" atau sering disebut "Cost of Exploration" jauh lebih mahal dari pada kalau beli lapangan minyak lewat acquisition. Maka email saya kepada Sdr. Rocvicky: "Seandainya data IHS benar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa geologist itu pinter meyakinkan Perusahaannya bahwa dengan konsep eksplorasinya dia akan mendapat lapangan minyak yang lebih murah dibandingkan kalau memperolehnya dari acquisition. Ternyata ini tidak demikian!". Atau kalau gamblangnya, Geologist itu tanpa sadar adalah pembohong (Ha..Ha..Ha..). Data yang ditayangkan oleh IHS ini adalah data untuk 2008-2013. Sebetulanya ini sudah lama diketahui. Perusahaan Internasional raksasa sekitar tahun 70-an berlomba mendirikan research center raksasa dengan peralatan yang cangih dan top scientist hingga biaya sangat tinggi dan menganggap bahwa semua samples dan data yang mereka olah adalah yang paling benar. Shell di Rijswijk, BP di Sunbury, Exxon di Houston, Chevron di San Ramon, dsb. Mereka tidak percaya sama orang lain. Selain itu Research Centre juga dijadikan "show case" untuk menarik Development Nations untuk memberikan exploration block. Namun sekitar 90-an perusahaan raksasa mulai berpikir kembali. "Probability of Success(POS)" mereka ternyata tidak lebih baik dari perusahaan minyak yang tidak punya research centre. Samples dan data independent di-outsource dan diolah oleh service companies yang competitive hingga finding cost mereka jauh lebih rendah. Menyadari hal ini Perusahaan raksasa mulai memperkecil dan bahkan membubarkan exploration research center mereka seperti paleontology, sedimentology, geochemistry, special processing, dll. Alasannya simple, terlalu mahal untuk melakukan semua sendiri. Menyadari bahwa kalau melakukan eksplorasi sendiri jatuhnya akan mahal sekali, seorang executive perusahaan minyak sektar tahun 90-an, membeli perusahaan2 minyak yang punya proven reserve tanpa peduli keuntungan perusahaan yang dibeli. Orang tsb. adalah Boone Pickens, seorang geologist yang menjadi billionaire karena visinya. Moga-moga keterangan ini menjawab pertanyaan Anda. Salam, HL Ong From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Parvita Siregar Sent: Monday, 14 April 2014 11:14 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi. Pak Ong, Mohon penjelasan. Dulu saya pernah diberitahu oleh salah seorang GM di perusahaan tempat saya bekerja sebelumnya, bahwa keuntungan bila sebuah perusahaan memulai dari eksplorasi sampai development lebih besar daripada kalau akusisi. Apakah betul? PARVITA SIREGAR | SENIOR GEOLOGIST | AWE (NORTH MADURA) NZ LTD | AWE LIMITED _ P +62 21 2934 2934 | D EXT 107 | F +62 21 780 3566 | M +62 811 996 616 | E <mailto:parvita.sire...@awexplore.com> parvita.sire...@awexplore.com From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Ong Han Ling Sent: Monday, April 14, 2014 9:32 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi. Pak Rovicky, Grafik IHS interesting. Selama 5 tahun, 2008-2012, berturut-turut ternyata melakukan eksplorasi sendiri lebih mahal daripada kalau beli cadangan dengan cara Acquisition. Dengan berpatok pada grafik IHS tsb. Anda menarik kesimpulan tentang penyebab kemungkinan turunnya eksplorasi di Indonesia. Saya tidak setuju dengan pendapat demikian. Tidak adanya eksplorasi di Indonesia tidak lain adalah karena kelakuan dan buatan kita sendiri. Sea
RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.
Bu Pavita, Betul sekali GM Anda dulu, acquisisi lapangan minyak jauh lebih murah dari pada eksplorasi sendiri. Hal ini terlihat dari grafik IHS yang ditayangkan oleh Sdr. Rocvicky. Grafik tsb. "F" adalah Cost of Finding dan "D" adalah "Cost of Development", keduanya dalam $/boe. Digrafik tsb. terlihat bahwa selama periode 2008-2012, F&D selalu lebih mahal dari pada kalau beli lapangan minyak yang sudah berproduksi, yaitu lewat acquisition ataupun Meger & Acquisition (disini disbut Proved Acq.cost). Dari grafik terlihat bahwa tahun 2008, harga F&D adalah $25/boe, sedangkan harga Proved Acq cost cuma $14/boe. Atau kalau diekstrapolasi, "F" atau "Cost of Finding" atau sering disebut "Cost of Exploration" jauh lebih mahal dari pada kalau beli lapangan minyak lewat acquisition. Maka email saya kepada Sdr. Rocvicky: "Seandainya data IHS benar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa geologist itu pinter meyakinkan Perusahaannya bahwa dengan konsep eksplorasinya dia akan mendapat lapangan minyak yang lebih murah dibandingkan kalau memperolehnya dari acquisition. Ternyata ini tidak demikian!". Atau kalau gamblangnya, Geologist itu tanpa sadar adalah pembohong (Ha..Ha..Ha..). Data yang ditayangkan oleh IHS ini adalah data untuk 2008-2013. Sebetulanya ini sudah lama diketahui. Perusahaan Internasional raksasa sekitar tahun 70-an berlomba mendirikan research center raksasa dengan peralatan yang cangih dan top scientist hingga biaya sangat tinggi dan menganggap bahwa semua samples dan data yang mereka olah adalah yang paling benar. Shell di Rijswijk, BP di Sunbury, Exxon di Houston, Chevron di San Ramon, dsb. Mereka tidak percaya sama orang lain. Selain itu Research Centre juga dijadikan "show case" untuk menarik Development Nations untuk memberikan exploration block. Namun sekitar 90-an perusahaan raksasa mulai berpikir kembali. "Probability of Success(POS)" mereka ternyata tidak lebih baik dari perusahaan minyak yang tidak punya research centre. Samples dan data independent di-outsource dan diolah oleh service companies yang competitive hingga finding cost mereka jauh lebih rendah. Menyadari hal ini Perusahaan raksasa mulai memperkecil dan bahkan membubarkan exploration research center mereka seperti paleontology, sedimentology, geochemistry, special processing, dll. Alasannya simple, terlalu mahal untuk melakukan semua sendiri. Menyadari bahwa kalau melakukan eksplorasi sendiri jatuhnya akan mahal sekali, seorang executive perusahaan minyak sektar tahun 90-an, membeli perusahaan2 minyak yang punya proven reserve tanpa peduli keuntungan perusahaan yang dibeli. Orang tsb. adalah Boone Pickens, seorang geologist yang menjadi billionaire karena visinya. Moga-moga keterangan ini menjawab pertanyaan Anda. Salam, HL Ong From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Parvita Siregar Sent: Monday, 14 April 2014 11:14 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi. Pak Ong, Mohon penjelasan. Dulu saya pernah diberitahu oleh salah seorang GM di perusahaan tempat saya bekerja sebelumnya, bahwa keuntungan bila sebuah perusahaan memulai dari eksplorasi sampai development lebih besar daripada kalau akusisi. Apakah betul? PARVITA SIREGAR | SENIOR GEOLOGIST | AWE (NORTH MADURA) NZ LTD | AWE LIMITED _ P +62 21 2934 2934 | D EXT 107 | F +62 21 780 3566 | M +62 811 996 616 | E <mailto:parvita.sire...@awexplore.com> parvita.sire...@awexplore.com From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Ong Han Ling Sent: Monday, April 14, 2014 9:32 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi. Pak Rovicky, Grafik IHS interesting. Selama 5 tahun, 2008-2012, berturut-turut ternyata melakukan eksplorasi sendiri lebih mahal daripada kalau beli cadangan dengan cara Acquisition. Dengan berpatok pada grafik IHS tsb. Anda menarik kesimpulan tentang penyebab kemungkinan turunnya eksplorasi di Indonesia. Saya tidak setuju dengan pendapat demikian. Tidak adanya eksplorasi di Indonesia tidak lain adalah karena kelakuan dan buatan kita sendiri. Seandainya data IHS benar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa geologist itu pinter meyakinkan Perusahaannya bahwa dengan konsep eksplorasinya dia akan mendapat lapangan minyak yang lebih murah dibandingkan kalau memperolehnya dari acquisition. Ternyata ini tidak demikian! Sebetulnya kejadian demikian telah diamati sekitar permulaan tahun 80-an. Perusahaan besar IOC, seperti seven sisters, yakin bahwa mereka paling hebat dalam melakukan eksplorasi. Mereka punya research center yang cangih. Mereka yakin bahwa merekalah yang paling hebat, dan bisa mendapatkan cadangan yang murah. Ternyata mereka keliru. Research center eksplorasi yang tahun 70-80-an beryaya, tahu
RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.
Pak Ong, Mohon penjelasan. Dulu saya pernah diberitahu oleh salah seorang GM di perusahaan tempat saya bekerja sebelumnya, bahwa keuntungan bila sebuah perusahaan memulai dari eksplorasi sampai development lebih besar daripada kalau akusisi. Apakah betul? PARVITA SIREGAR | SENIOR GEOLOGIST | AWE (NORTH MADURA) NZ LTD | AWE LIMITED P +62 21 2934 2934 | D EXT 107 | F +62 21 780 3566 | M +62 811 996 616 | E parvita.sire...@awexplore.com<mailto:parvita.sire...@awexplore.com> From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Ong Han Ling Sent: Monday, April 14, 2014 9:32 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi. Pak Rovicky, Grafik IHS interesting. Selama 5 tahun, 2008-2012, berturut-turut ternyata melakukan eksplorasi sendiri lebih mahal daripada kalau beli cadangan dengan cara Acquisition. Dengan berpatok pada grafik IHS tsb. Anda menarik kesimpulan tentang penyebab kemungkinan turunnya eksplorasi di Indonesia. Saya tidak setuju dengan pendapat demikian. Tidak adanya eksplorasi di Indonesia tidak lain adalah karena kelakuan dan buatan kita sendiri. Seandainya data IHS benar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa geologist itu pinter meyakinkan Perusahaannya bahwa dengan konsep eksplorasinya dia akan mendapat lapangan minyak yang lebih murah dibandingkan kalau memperolehnya dari acquisition. Ternyata ini tidak demikian! Sebetulnya kejadian demikian telah diamati sekitar permulaan tahun 80-an. Perusahaan besar IOC, seperti seven sisters, yakin bahwa mereka paling hebat dalam melakukan eksplorasi. Mereka punya research center yang cangih. Mereka yakin bahwa merekalah yang paling hebat, dan bisa mendapatkan cadangan yang murah. Ternyata mereka keliru. Research center eksplorasi yang tahun 70-80-an beryaya, tahun 90-an mulai dibubarkan seperti paleontology, petrography, geochem, dsb. karena dianggap tidak effektif dan membebankan "cost of finding". Boone Pickens seorang geologist sekitar 80-an, setelah melakukan penelitian tentang acquision perusahaan minyak, berpendapat bahwa cost of finding ($/bbl) yang dikeluarkan perusahaan minyak IOC sangat tinggi. Pada tahun 80-an, pendapat umum adalah bahwa persuahaan dengan profit tinggi dianggap perusahaan bagus. Namun Boone Pickens melihat bahwa kalau membeli perusahaan minyak, yang perlu diperhatikan adalah cadangan dan bukan "profit". Dia observe bahwa banyak Perusahaan sebelum menjual menurunkan aktivitas eksplorasi supaya "profit" tinggi, mengingat eksplorasi adalah cost melulu. Dia mulai membeli perusahaan yang rugi tapi cadangannya besar. Boone Pickens sekarang adalah seorang billionaire. Salam, HL Ong From: iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id> [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Rovicky Dwi Putrohari Sent: Thursday, 10 April 2014 11:49 AM To: IAGI; economicgeology Subject: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi. Gambar terlampir merupakan salah satu presentasinya IHS tentang MnA. Ini salahsatu jawaban mengapa eksplorasi miga (termasuk di Indonesia) tidak begitu laku. Tantangan berat tidak hanya host country, tetapi juga pelaku eksplorasi. Saya belum punya data untuk pertambangan, barangkali ada yang punya ? salam Rovicky DP -- "Saya akan mengikuti pemimpin yang menebar sikap optimis, bukan yang menguak fakta negatip yang merusak semangat !". Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-subscr...@iagi.or.id> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. = Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 4
Re: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.
Rekans, Sedikit menambahkan juga bahwa proses akuisisi Cadangan yg sdh ditemukan hanya bisa terjadi kalau ada penemuan, artinya ada barang yg mau dibeli... Tanpa ada yg eksplorasi, maka transaksi ini tdk akan terjadi... Faktor lain yg sering menjadi pertimbangan dalam memilih calin pembeli adalah "nilai tambah" yg akan dibawa: teknologi, kapital, potensi pasar dll Itulah kenapa utk lapangan besar farm outnya dilakukan secara terbatas dan atas dasar undangan saja Perusahaan yg tdk punya compettive advantage yg jangan berharap akan diundang.. Salam, On Monday, April 14, 2014, Ong Han Ling wrote: > Pak Rovicky, > > > > Grafik IHS interesting. Selama 5 tahun, 2008-2012, berturut-turut ternyata > melakukan eksplorasi sendiri lebih mahal daripada kalau beli cadangan > dengan cara Acquisition. > > > > Dengan berpatok pada grafik IHS tsb. Anda menarik kesimpulan tentang > penyebab kemungkinan turunnya eksplorasi di Indonesia. Saya tidak setuju > dengan pendapat demikian. Tidak adanya eksplorasi di Indonesia tidak lain > adalah karena kelakuan dan buatan kita sendiri. > > > > Seandainya data IHS benar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa geologist > itu pinter meyakinkan Perusahaannya bahwa dengan konsep eksplorasinya dia > akan mendapat lapangan minyak yang lebih murah dibandingkan kalau > memperolehnya dari acquisition. Ternyata ini tidak demikian! > > > > Sebetulnya kejadian demikian telah diamati sekitar permulaan tahun 80-an. > Perusahaan besar IOC, seperti seven sisters, yakin bahwa mereka paling > hebat dalam melakukan eksplorasi. Mereka punya research center yang cangih. > Mereka yakin bahwa merekalah yang paling hebat, dan bisa mendapatkan > cadangan yang murah. Ternyata mereka keliru. Research center eksplorasi > yang tahun 70-80-an beryaya, tahun 90-an mulai dibubarkan seperti > paleontology, petrography, geochem, dsb. karena dianggap tidak effektif dan > membebankan "cost of finding". > > > > Boone Pickens seorang geologist sekitar 80-an, setelah melakukan > penelitian tentang acquision perusahaan minyak, berpendapat bahwa cost of > finding ($/bbl) yang dikeluarkan perusahaan minyak IOC sangat tinggi. > Pada tahun 80-an, pendapat umum adalah bahwa persuahaan dengan profit > tinggi dianggap perusahaan bagus. Namun Boone Pickens melihat bahwa kalau > membeli perusahaan minyak, yang perlu diperhatikan adalah cadangan dan > bukan "profit". Dia observe bahwa banyak Perusahaan sebelum menjual > menurunkan aktivitas eksplorasi supaya "profit" tinggi, mengingat > eksplorasi adalah cost melulu. Dia mulai membeli perusahaan yang rugi tapi > cadangannya besar. Boone Pickens sekarang adalah seorang billionaire. > > > > Salam, > > > > HL Ong > > > > > > > > > > > > > > *From:* > iagi-net@iagi.or.id[mailto: > iagi-net@iagi.or.id ] > *On Behalf Of *Rovicky Dwi Putrohari > *Sent:* Thursday, 10 April 2014 11:49 AM > *To:* IAGI; economicgeology > *Subject:* [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi. > > > > Gambar terlampir merupakan salah satu presentasinya IHS tentang MnA. > > Ini salahsatu jawaban mengapa eksplorasi miga (termasuk di Indonesia) > tidak begitu laku. > > Tantangan berat tidak hanya host country, tetapi juga pelaku eksplorasi. > > Saya belum punya data untuk pertambangan, barangkali ada yang punya ? > > salam > > Rovicky DP > > -- > > *"Saya akan mengikuti pemimpin yang menebar sikap optimis, bukan yang > menguak fakta negatip yang merusak semangat !".* > > > > Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 > Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition > JAKARTA,15-18 September 2014 > > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact > > Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > > Subscribe: > iagi-net-subscr...@iagi.or.id > Unsubscribe: > iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id > > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information > posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. > In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not > limited > to direct or i
RE: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi.
Pak Rovicky, Grafik IHS interesting. Selama 5 tahun, 2008-2012, berturut-turut ternyata melakukan eksplorasi sendiri lebih mahal daripada kalau beli cadangan dengan cara Acquisition. Dengan berpatok pada grafik IHS tsb. Anda menarik kesimpulan tentang penyebab kemungkinan turunnya eksplorasi di Indonesia. Saya tidak setuju dengan pendapat demikian. Tidak adanya eksplorasi di Indonesia tidak lain adalah karena kelakuan dan buatan kita sendiri. Seandainya data IHS benar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa geologist itu pinter meyakinkan Perusahaannya bahwa dengan konsep eksplorasinya dia akan mendapat lapangan minyak yang lebih murah dibandingkan kalau memperolehnya dari acquisition. Ternyata ini tidak demikian! Sebetulnya kejadian demikian telah diamati sekitar permulaan tahun 80-an. Perusahaan besar IOC, seperti seven sisters, yakin bahwa mereka paling hebat dalam melakukan eksplorasi. Mereka punya research center yang cangih. Mereka yakin bahwa merekalah yang paling hebat, dan bisa mendapatkan cadangan yang murah. Ternyata mereka keliru. Research center eksplorasi yang tahun 70-80-an beryaya, tahun 90-an mulai dibubarkan seperti paleontology, petrography, geochem, dsb. karena dianggap tidak effektif dan membebankan "cost of finding". Boone Pickens seorang geologist sekitar 80-an, setelah melakukan penelitian tentang acquision perusahaan minyak, berpendapat bahwa cost of finding ($/bbl) yang dikeluarkan perusahaan minyak IOC sangat tinggi. Pada tahun 80-an, pendapat umum adalah bahwa persuahaan dengan profit tinggi dianggap perusahaan bagus. Namun Boone Pickens melihat bahwa kalau membeli perusahaan minyak, yang perlu diperhatikan adalah cadangan dan bukan "profit". Dia observe bahwa banyak Perusahaan sebelum menjual menurunkan aktivitas eksplorasi supaya "profit" tinggi, mengingat eksplorasi adalah cost melulu. Dia mulai membeli perusahaan yang rugi tapi cadangannya besar. Boone Pickens sekarang adalah seorang billionaire. Salam, HL Ong From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Rovicky Dwi Putrohari Sent: Thursday, 10 April 2014 11:49 AM To: IAGI; economicgeology Subject: [iagi-net] Lebih murah beli ketimbang eksplorasi. Gambar terlampir merupakan salah satu presentasinya IHS tentang MnA. Ini salahsatu jawaban mengapa eksplorasi miga (termasuk di Indonesia) tidak begitu laku. Tantangan berat tidak hanya host country, tetapi juga pelaku eksplorasi. Saya belum punya data untuk pertambangan, barangkali ada yang punya ? salam Rovicky DP -- "Saya akan mengikuti pemimpin yang menebar sikap optimis, bukan yang menguak fakta negatip yang merusak semangat !". Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. = Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its