RE: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam
Terima kasih Mas, ternyata keduanya suka kirim sms ke saya. Apresiasi saya utk mereka berdua. Salam, LTH -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, January 06, 2006 2:37 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam pak luthfi, yg benar adalah pak soffian (soffian hadi). kalo pak shofuan (atau yg senada), beliau adalah salah satu komandan di departemen geologi unpak bogor. salam, syaiful "Achmad Luthfi" To: <[EMAIL PROTECTED] cc: as.com> Subject: RE: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam 01/05/2006 08:08 AM Please respond to iagi-net Baru saja saya terima sms dari Soffyan/shofuan?, dia baru seleseai membrief para menteri. Sukses, kalo RI-1 perlu info, Soffyan stby utk membrief RI-1 siang ini. Salam, LTH -Original Message- From: Andang Bachtiar [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, January 04, 2006 4:55 PM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam Agak telat ngasih pe-er-nya brur,... karena pada hari pertama longsor terjadi Tim dari IAGI Jawa Timur sudah bergerak ke Jember dipimpin oleh Soffian Hadi dari PPIAGI Demisioner dan dikoordinasikan juga oleh Ikhsyat Syukur di Surabaya. Selain ikut membantu masyarakat di urusan emergency, kawan-kawan Jatim juga mencoba mengumpulkan data dalam kaitannya dengan penyebab banjir bandang, lokasi daerah aman, dan ikut memberikan penerangan kepada masyarakat dan pejabat-pejabat terkait sehubungan dua hal tersebut diatas. Soffian ikut mendampingi Gubernur Jatim dan sebagian bahan yg dikumpulkannya dijadikan referensi dalam wawancara dg wartawan saat Menko juga datang kesana. Dari monitoring lewat sms dg kawan2 disana, sementara ini info awalnya adalah: - hutan lindung di atas / daerah hulu sungai masih bagus - sebagian hutan produksi di sepanjang daerah aliran sungai rusak SETELAH bencana (karena dilanda luapan banjir bandang) - curah hujan di 3 stasiun terdekat 115, 138, 179 mm pada catchment 4130HA lewat sungai "dangkal" sehingga mengakibatkan "destruction" - pemukiman dibangun di atas endapan aluvial purba bekas banjir-banjir bandang pada periode-periode sebelumnya - siaran khusus IAGI JATIM LIFE di radio Suara Surabaya SCFM tadi pagi jam 7 tentang masalah Banjir Bandang Jember - besok pagi jam 7:00 Soffian akan membriefing Men LH, Men Hut, dan MenKes di Juanda sebelum mereka pakai chopper ke Jember. Selain itu ada informasi juga telah terjadi longsor di Banjarnegara dengan korban sudah mencapai 6 orang Note: Kalaupun Dr Suparto Wijoyo menyalahkan pemerintah karena bencana lingkungan yang lebih ditekankan pada manajemen lingkungan yang amburadul (terutama dalam kaitannya dengan penggundulan hutan), mustinya ini diperluas ke masalah-masalah kebencanaan secara umum yaitu karena PEMERINTAH KURANG TANGGAP TERHADAP USAHA-USAHA MITIGASI BENCANA (GEOLOGI) termasuk mitigasi gempa, tsunami, longsor, dan letusan gunung api. Sesuai dengan hasil rekomendasi side-meeting IAGI di Surabaya 29 November 2005, ygmenyatakan bahwa Pemerintah belum mampu melindungi rakyat dari bahaya bencana-bencana geologi, maka IAGI perlu terus menerus menjalankan advokasi terhadap usaha-usaha mitigasi yang seharusnya dibiayai oleh negara/pemerintah sebagai pelindung pengayom rakyatnya. Mari kita bantu usaha kawan-kawan di Jawa Timur. Berikan informasi yang anda punya sebanyak mungkin ke [EMAIL PROTECTED] Salam adb - Original Message - From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Wednesday, January 04, 2006 4:17 PM Subject: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam Kerjaan IAGI belum selesei, aku kasih PeeR baru ya. Gimana ? rdp - HARIAN ANALISA Edisi Rabu, 4 Januari 2006 Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam Surabaya, (Analisa) Pakar hukum lingkungan Dr Suparto Wijoyo menilai banjir bandang di Jember yang menewaskan 57 orang , 800-an orang mengungsi, dan 500-an orang terisolir bukanlah bencana alam, melainkan bencana ekologi. "Itu bukan bencana alam, karena kalau bencana alam berarti kesalahan Tuhan, apa mungkin Tuhan di-mejahijau-kan? Menurut saya, banjir bandang di Jember itu bencana ekologi dan karenanya Bupati Jember harus dimintai pertanggungjawaban," katanya kepada Antara di Surabaya, Selasa pagi. Menurut dosen Fakultas Hukum (FH) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu, bupati atau walikota yang wilayahnya rawan bencana banjir, longsor, dan bencana lingkungan lainnya harus dimintai pertanggungjawaban. "Karena itu, saya minta Kapolwil dan Kapolda Jatim m
RE: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam
Koreksi mas Ismail, Geologi memang bukan matematika dan tidak 100% matematis, tapi dia adalah ilmu pasti. Sama dengan fisika, kimia, biologi, astronomi, Geologi adalah ilmu alam yg disiplin pada hukum alam. Hukum alam adalah hukum yg pasti karena dia taat pada hukum Tuhan. Masalahnya adalah kita belum mampu memastikan kesimpulan yg kita buat berdasarkan data, alat/teknologi, dan menthods yg kita miliki. Begitu mas menurutku Btw, Lebaran haji pulang ke kadirejo gak? (jawab via japri aja mas) Salam, ARIEF BUDIMAN Pertamina - Eksplorasi Sumatra Phone : (021) 350 2150 ext.1782 Mobile : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63 Home: (021) 809 2618 -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, January 06, 2006 8:40 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam > gelogiawan untuk memberikan rekomendasi yang benar-benar > akurat, sehingga kalau tidak dilaksanakan bencana itu > benar-benar datang. Dengan kata lain, geologiawan kita > harus benar-benar sakti. = inilah persoalannya, karena geologi bukan ilmu pasti, hanya bisa meramalkan saja Ism > >> Agak telat ngasih pe-er-nya brur,... >> >> karena pada hari pertama longsor terjadi Tim dari IAGI Jawa >> Timur sudah bergerak ke Jember dipimpin oleh Soffian Hadi >> dari PPIAGI Demisioner dan dikoordinasikan juga oleh >> Ikhsyat Syukur di Surabaya. Selain ikut membantu masyarakat >> di urusan emergency, kawan-kawan Jatim juga mencoba > mengumpulkan >> data dalam kaitannya dengan penyebab banjir bandang, lokasi >> daerah aman, > dan >> ikut memberikan penerangan kepada masyarakat dan >> pejabat-pejabat terkait sehubungan dua hal tersebut diatas. >> Soffian ikut mendampingi Gubernur > Jatim >> dan sebagian bahan yg dikumpulkannya dijadikan referensi >> dalam wawancara > dg >> wartawan saat Menko juga datang kesana. Dari monitoring >> lewat sms dg > kawan2 >> disana, sementara ini info awalnya adalah: >> - hutan lindung di atas / daerah hulu sungai masih bagus >> - sebagian hutan produksi di sepanjang daerah aliran sungai >> rusak SETELAH bencana (karena dilanda luapan banjir >> bandang) >> - curah hujan di 3 stasiun terdekat 115, 138, 179 mm pada >> catchment 4130HA lewat sungai "dangkal" sehingga >> mengakibatkan "destruction" >> - pemukiman dibangun di atas endapan aluvial purba bekas >> banjir-banjir bandang pada periode-periode sebelumnya >> - siaran khusus IAGI JATIM LIFE di radio Suara Surabaya >> SCFM tadi pagi jam > 7 >> tentang masalah Banjir Bandang Jember >> - besok pagi jam 7:00 Soffian akan membriefing Men LH, Men >> Hut, dan MenKes di Juanda sebelum mereka pakai chopper ke >> Jember. >> Selain itu ada informasi juga telah terjadi longsor di >> Banjarnegara dengan korban sudah mencapai 6 orang >> >> Note: >> Kalaupun Dr Suparto Wijoyo menyalahkan pemerintah karena >> bencana > lingkungan >> yang lebih ditekankan pada manajemen lingkungan yang >> amburadul (terutama dalam kaitannya dengan penggundulan >> hutan), mustinya ini diperluas ke masalah-masalah >> kebencanaan secara umum yaitu karena PEMERINTAH KURANG >> TANGGAP TERHADAP USAHA-USAHA MITIGASI BENCANA (GEOLOGI) >> termasuk mitigasi gempa, tsunami, longsor, dan letusan >> gunung api. Sesuai dengan hasil rekomendasi side-meeting >> IAGI di Surabaya 29 November 2005, ygmenyatakan bahwa >> Pemerintah belum mampu melindungi rakyat dari bahaya >> bencana-bencana geologi, maka IAGI perlu terus menerus >> menjalankan advokasi terhadap usaha-usaha mitigasi yang >> seharusnya dibiayai oleh negara/pemerintah > sebagai >> pelindung pengayom rakyatnya. >> >> Mari kita bantu usaha kawan-kawan di Jawa Timur. Berikan >> informasi yang > anda >> punya sebanyak mungkin ke [EMAIL PROTECTED] >> >> Salam >> >> adb >> >> - Original Message - >> From: "Rovicky Dwi Putrohari" >> To: >> Sent: Wednesday, January 04, 2006 4:17 PM >> Subject: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana >> Alam >> >> >> Kerjaan IAGI belum selesei, aku kasih PeeR baru ya. >> Gimana ? >> rdp >> --> -- >> - >> HARIAN ANALISA >> Edisi Rabu, 4 Januari 2006 >> >> Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam >> >> Surabaya, (Analisa) Pakar hukum lingkungan Dr Suparto >> Wijoyo menilai > banjir >> bandang di Jember yang menewa
Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam
> gelogiawan untuk memberikan rekomendasi yang benar-benar > akurat, sehingga kalau tidak dilaksanakan bencana itu > benar-benar datang. Dengan kata lain, geologiawan kita > harus benar-benar sakti. = inilah persoalannya, karena geologi bukan ilmu pasti, hanya bisa meramalkan saja Ism > >> Agak telat ngasih pe-er-nya brur,... >> >> karena pada hari pertama longsor terjadi Tim dari IAGI Jawa >> Timur sudah bergerak ke Jember dipimpin oleh Soffian Hadi >> dari PPIAGI Demisioner dan dikoordinasikan juga oleh >> Ikhsyat Syukur di Surabaya. Selain ikut membantu masyarakat >> di urusan emergency, kawan-kawan Jatim juga mencoba > mengumpulkan >> data dalam kaitannya dengan penyebab banjir bandang, lokasi >> daerah aman, > dan >> ikut memberikan penerangan kepada masyarakat dan >> pejabat-pejabat terkait sehubungan dua hal tersebut diatas. >> Soffian ikut mendampingi Gubernur > Jatim >> dan sebagian bahan yg dikumpulkannya dijadikan referensi >> dalam wawancara > dg >> wartawan saat Menko juga datang kesana. Dari monitoring >> lewat sms dg > kawan2 >> disana, sementara ini info awalnya adalah: >> - hutan lindung di atas / daerah hulu sungai masih bagus >> - sebagian hutan produksi di sepanjang daerah aliran sungai >> rusak SETELAH bencana (karena dilanda luapan banjir >> bandang) >> - curah hujan di 3 stasiun terdekat 115, 138, 179 mm pada >> catchment 4130HA lewat sungai "dangkal" sehingga >> mengakibatkan "destruction" >> - pemukiman dibangun di atas endapan aluvial purba bekas >> banjir-banjir bandang pada periode-periode sebelumnya >> - siaran khusus IAGI JATIM LIFE di radio Suara Surabaya >> SCFM tadi pagi jam > 7 >> tentang masalah Banjir Bandang Jember >> - besok pagi jam 7:00 Soffian akan membriefing Men LH, Men >> Hut, dan MenKes di Juanda sebelum mereka pakai chopper ke >> Jember. >> Selain itu ada informasi juga telah terjadi longsor di >> Banjarnegara dengan korban sudah mencapai 6 orang >> >> Note: >> Kalaupun Dr Suparto Wijoyo menyalahkan pemerintah karena >> bencana > lingkungan >> yang lebih ditekankan pada manajemen lingkungan yang >> amburadul (terutama dalam kaitannya dengan penggundulan >> hutan), mustinya ini diperluas ke masalah-masalah >> kebencanaan secara umum yaitu karena PEMERINTAH KURANG >> TANGGAP TERHADAP USAHA-USAHA MITIGASI BENCANA (GEOLOGI) >> termasuk mitigasi gempa, tsunami, longsor, dan letusan >> gunung api. Sesuai dengan hasil rekomendasi side-meeting >> IAGI di Surabaya 29 November 2005, ygmenyatakan bahwa >> Pemerintah belum mampu melindungi rakyat dari bahaya >> bencana-bencana geologi, maka IAGI perlu terus menerus >> menjalankan advokasi terhadap usaha-usaha mitigasi yang >> seharusnya dibiayai oleh negara/pemerintah > sebagai >> pelindung pengayom rakyatnya. >> >> Mari kita bantu usaha kawan-kawan di Jawa Timur. Berikan >> informasi yang > anda >> punya sebanyak mungkin ke [EMAIL PROTECTED] >> >> Salam >> >> adb >> >> - Original Message - >> From: "Rovicky Dwi Putrohari" >> To: >> Sent: Wednesday, January 04, 2006 4:17 PM >> Subject: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana >> Alam >> >> >> Kerjaan IAGI belum selesei, aku kasih PeeR baru ya. >> Gimana ? >> rdp >> --> >> -- >> - >> HARIAN ANALISA >> Edisi Rabu, 4 Januari 2006 >> >> Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam >> >> Surabaya, (Analisa) Pakar hukum lingkungan Dr Suparto >> Wijoyo menilai > banjir >> bandang di Jember yang menewaskan 57 orang , 800-an orang >> mengungsi, dan 500-an >> orang terisolir bukanlah bencana alam, melainkan bencana >> ekologi. >> >> "Itu bukan bencana alam, karena kalau bencana alam berarti >> kesalahan > Tuhan, >> apa >> mungkin Tuhan di-mejahijau-kan? Menurut saya, banjir >> bandang di Jember itu bencana ekologi dan karenanya Bupati >> Jember harus dimintai >> pertanggungjawaban," >> katanya kepada Antara di Surabaya, Selasa pagi. >> >> Menurut dosen Fakultas Hukum (FH) Universitas Airlangga >> (Unair) Surabaya itu, >> bupati atau walikota yang wilayahnya rawan bencana banjir, >> longsor, dan bencana >> lingkungan lainnya harus dimintai pertanggungjawaban. >> >> "Karena itu, saya minta Kapolwil dan Kapolda Jatim menindak >> secara hukum terhadap bupati dan walikota yang tak memiliki >> kebijakan untuk mencegah bencana >> lingkungan. Bagaimana pun, kepala daerah itu harus memiliki >> manajemen penataan >> lingkungan," katanya. >> >> Doktor alumnus Fakultas Pasca Sarjana (FPS) Unair Surabaya >> itu menyatakan banjir >> bandang di Jember bukan problem primer, melainkan problem >> ikutan yang diakibatkan buruknya manajemen lingkungan dari >> kepala daerah setempat. >> >> "Boleh saja, bupati atau walikota yang ada mengelak dengan >> menyebut kebijakan >> lingkungan yang salah merupakan warisan bupati atau >> walikota terdahulu, namun >> dia tetap dapat dikatakan bersalah, karena dia seharusnya >> melakukan > koreksi >
RE: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam
pak luthfi, yg benar adalah pak soffian (soffian hadi). kalo pak shofuan (atau yg senada), beliau adalah salah satu komandan di departemen geologi unpak bogor. salam, syaiful "Achmad Luthfi" To: <[EMAIL PROTECTED] cc: as.com> Subject: RE: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam 01/05/2006 08:08 AM Please respond to iagi-net Baru saja saya terima sms dari Soffyan/shofuan?, dia baru seleseai membrief para menteri. Sukses, kalo RI-1 perlu info, Soffyan stby utk membrief RI-1 siang ini. Salam, LTH -Original Message- From: Andang Bachtiar [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, January 04, 2006 4:55 PM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam Agak telat ngasih pe-er-nya brur,... karena pada hari pertama longsor terjadi Tim dari IAGI Jawa Timur sudah bergerak ke Jember dipimpin oleh Soffian Hadi dari PPIAGI Demisioner dan dikoordinasikan juga oleh Ikhsyat Syukur di Surabaya. Selain ikut membantu masyarakat di urusan emergency, kawan-kawan Jatim juga mencoba mengumpulkan data dalam kaitannya dengan penyebab banjir bandang, lokasi daerah aman, dan ikut memberikan penerangan kepada masyarakat dan pejabat-pejabat terkait sehubungan dua hal tersebut diatas. Soffian ikut mendampingi Gubernur Jatim dan sebagian bahan yg dikumpulkannya dijadikan referensi dalam wawancara dg wartawan saat Menko juga datang kesana. Dari monitoring lewat sms dg kawan2 disana, sementara ini info awalnya adalah: - hutan lindung di atas / daerah hulu sungai masih bagus - sebagian hutan produksi di sepanjang daerah aliran sungai rusak SETELAH bencana (karena dilanda luapan banjir bandang) - curah hujan di 3 stasiun terdekat 115, 138, 179 mm pada catchment 4130HA lewat sungai "dangkal" sehingga mengakibatkan "destruction" - pemukiman dibangun di atas endapan aluvial purba bekas banjir-banjir bandang pada periode-periode sebelumnya - siaran khusus IAGI JATIM LIFE di radio Suara Surabaya SCFM tadi pagi jam 7 tentang masalah Banjir Bandang Jember - besok pagi jam 7:00 Soffian akan membriefing Men LH, Men Hut, dan MenKes di Juanda sebelum mereka pakai chopper ke Jember. Selain itu ada informasi juga telah terjadi longsor di Banjarnegara dengan korban sudah mencapai 6 orang Note: Kalaupun Dr Suparto Wijoyo menyalahkan pemerintah karena bencana lingkungan yang lebih ditekankan pada manajemen lingkungan yang amburadul (terutama dalam kaitannya dengan penggundulan hutan), mustinya ini diperluas ke masalah-masalah kebencanaan secara umum yaitu karena PEMERINTAH KURANG TANGGAP TERHADAP USAHA-USAHA MITIGASI BENCANA (GEOLOGI) termasuk mitigasi gempa, tsunami, longsor, dan letusan gunung api. Sesuai dengan hasil rekomendasi side-meeting IAGI di Surabaya 29 November 2005, ygmenyatakan bahwa Pemerintah belum mampu melindungi rakyat dari bahaya bencana-bencana geologi, maka IAGI perlu terus menerus menjalankan advokasi terhadap usaha-usaha mitigasi yang seharusnya dibiayai oleh negara/pemerintah sebagai pelindung pengayom rakyatnya. Mari kita bantu usaha kawan-kawan di Jawa Timur. Berikan informasi yang anda punya sebanyak mungkin ke [EMAIL PROTECTED] Salam adb - Original Message - From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Wednesday, January 04, 2006 4:17 PM Subject: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam Kerjaan IAGI belum selesei, aku kasih PeeR baru ya. Gimana ? rdp - HARIAN ANALISA Edisi Rabu, 4 Januari 2006 Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam Surabaya, (Analisa) Pakar hukum lingkungan Dr Suparto Wijoyo menilai banjir bandang di Jember yang mene
RE: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam
Ok salut ke tim yg dipimpin Shofuan, selama tim ini bekerja shofuan dan Isyat Sukur selalu info saya ttg progress apa yang telah dikerjakan oleh tim ini, bahkan sehari sebelum mereka membrief para menteri terkait Shofuan kirim sms ke saya ttg inti materi yang akan disampaikan ke para menteri tsb, bahkan di Jawa Timur, Shofuan membantu/memberikan slide untuk Gub Jatim al. berupa citra landsat yang mencover G. Argopuro dan sekitarnya. Salam, LTH -Original Message- From: Andang Bachtiar [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, January 04, 2006 4:55 PM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam Agak telat ngasih pe-er-nya brur,... karena pada hari pertama longsor terjadi Tim dari IAGI Jawa Timur sudah bergerak ke Jember dipimpin oleh Soffian Hadi dari PPIAGI Demisioner dan dikoordinasikan juga oleh Ikhsyat Syukur di Surabaya. Selain ikut membantu masyarakat di urusan emergency, kawan-kawan Jatim juga mencoba mengumpulkan data dalam kaitannya dengan penyebab banjir bandang, lokasi daerah aman, dan ikut memberikan penerangan kepada masyarakat dan pejabat-pejabat terkait sehubungan dua hal tersebut diatas. Soffian ikut mendampingi Gubernur Jatim dan sebagian bahan yg dikumpulkannya dijadikan referensi dalam wawancara dg wartawan saat Menko juga datang kesana. Dari monitoring lewat sms dg kawan2 disana, sementara ini info awalnya adalah: - hutan lindung di atas / daerah hulu sungai masih bagus - sebagian hutan produksi di sepanjang daerah aliran sungai rusak SETELAH bencana (karena dilanda luapan banjir bandang) - curah hujan di 3 stasiun terdekat 115, 138, 179 mm pada catchment 4130HA lewat sungai "dangkal" sehingga mengakibatkan "destruction" - pemukiman dibangun di atas endapan aluvial purba bekas banjir-banjir bandang pada periode-periode sebelumnya - siaran khusus IAGI JATIM LIFE di radio Suara Surabaya SCFM tadi pagi jam 7 tentang masalah Banjir Bandang Jember - besok pagi jam 7:00 Soffian akan membriefing Men LH, Men Hut, dan MenKes di Juanda sebelum mereka pakai chopper ke Jember. Selain itu ada informasi juga telah terjadi longsor di Banjarnegara dengan korban sudah mencapai 6 orang Note: Kalaupun Dr Suparto Wijoyo menyalahkan pemerintah karena bencana lingkungan yang lebih ditekankan pada manajemen lingkungan yang amburadul (terutama dalam kaitannya dengan penggundulan hutan), mustinya ini diperluas ke masalah-masalah kebencanaan secara umum yaitu karena PEMERINTAH KURANG TANGGAP TERHADAP USAHA-USAHA MITIGASI BENCANA (GEOLOGI) termasuk mitigasi gempa, tsunami, longsor, dan letusan gunung api. Sesuai dengan hasil rekomendasi side-meeting IAGI di Surabaya 29 November 2005, ygmenyatakan bahwa Pemerintah belum mampu melindungi rakyat dari bahaya bencana-bencana geologi, maka IAGI perlu terus menerus menjalankan advokasi terhadap usaha-usaha mitigasi yang seharusnya dibiayai oleh negara/pemerintah sebagai pelindung pengayom rakyatnya. Mari kita bantu usaha kawan-kawan di Jawa Timur. Berikan informasi yang anda punya sebanyak mungkin ke [EMAIL PROTECTED] Salam adb - Original Message - From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Wednesday, January 04, 2006 4:17 PM Subject: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam Kerjaan IAGI belum selesei, aku kasih PeeR baru ya. Gimana ? rdp - HARIAN ANALISA Edisi Rabu, 4 Januari 2006 Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam Surabaya, (Analisa) Pakar hukum lingkungan Dr Suparto Wijoyo menilai banjir bandang di Jember yang menewaskan 57 orang , 800-an orang mengungsi, dan 500-an orang terisolir bukanlah bencana alam, melainkan bencana ekologi. "Itu bukan bencana alam, karena kalau bencana alam berarti kesalahan Tuhan, apa mungkin Tuhan di-mejahijau-kan? Menurut saya, banjir bandang di Jember itu bencana ekologi dan karenanya Bupati Jember harus dimintai pertanggungjawaban," katanya kepada Antara di Surabaya, Selasa pagi. Menurut dosen Fakultas Hukum (FH) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu, bupati atau walikota yang wilayahnya rawan bencana banjir, longsor, dan bencana lingkungan lainnya harus dimintai pertanggungjawaban. "Karena itu, saya minta Kapolwil dan Kapolda Jatim menindak secara hukum terhadap bupati dan walikota yang tak memiliki kebijakan untuk mencegah bencana lingkungan. Bagaimana pun, kepala daerah itu harus memiliki manajemen penataan lingkungan," katanya. Doktor alumnus Fakultas Pasca Sarjana (FPS) Unair Surabaya itu menyatakan banjir bandang di Jember bukan problem primer, melainkan problem ikutan yang diakibatkan buruknya manajemen lingkungan dari kepala daerah setempat. "Boleh saja, bupati atau walikota yang ada mengelak dengan menyebut kebijakan lingkungan yang salah merupakan warisan bupati atau walikota terdahulu, namun dia tetap dapat dikatakan bersalah
RE: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam
Baru saja saya terima sms dari Soffyan/shofuan?, dia baru seleseai membrief para menteri. Sukses, kalo RI-1 perlu info, Soffyan stby utk membrief RI-1 siang ini. Salam, LTH -Original Message- From: Andang Bachtiar [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, January 04, 2006 4:55 PM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam Agak telat ngasih pe-er-nya brur,... karena pada hari pertama longsor terjadi Tim dari IAGI Jawa Timur sudah bergerak ke Jember dipimpin oleh Soffian Hadi dari PPIAGI Demisioner dan dikoordinasikan juga oleh Ikhsyat Syukur di Surabaya. Selain ikut membantu masyarakat di urusan emergency, kawan-kawan Jatim juga mencoba mengumpulkan data dalam kaitannya dengan penyebab banjir bandang, lokasi daerah aman, dan ikut memberikan penerangan kepada masyarakat dan pejabat-pejabat terkait sehubungan dua hal tersebut diatas. Soffian ikut mendampingi Gubernur Jatim dan sebagian bahan yg dikumpulkannya dijadikan referensi dalam wawancara dg wartawan saat Menko juga datang kesana. Dari monitoring lewat sms dg kawan2 disana, sementara ini info awalnya adalah: - hutan lindung di atas / daerah hulu sungai masih bagus - sebagian hutan produksi di sepanjang daerah aliran sungai rusak SETELAH bencana (karena dilanda luapan banjir bandang) - curah hujan di 3 stasiun terdekat 115, 138, 179 mm pada catchment 4130HA lewat sungai "dangkal" sehingga mengakibatkan "destruction" - pemukiman dibangun di atas endapan aluvial purba bekas banjir-banjir bandang pada periode-periode sebelumnya - siaran khusus IAGI JATIM LIFE di radio Suara Surabaya SCFM tadi pagi jam 7 tentang masalah Banjir Bandang Jember - besok pagi jam 7:00 Soffian akan membriefing Men LH, Men Hut, dan MenKes di Juanda sebelum mereka pakai chopper ke Jember. Selain itu ada informasi juga telah terjadi longsor di Banjarnegara dengan korban sudah mencapai 6 orang Note: Kalaupun Dr Suparto Wijoyo menyalahkan pemerintah karena bencana lingkungan yang lebih ditekankan pada manajemen lingkungan yang amburadul (terutama dalam kaitannya dengan penggundulan hutan), mustinya ini diperluas ke masalah-masalah kebencanaan secara umum yaitu karena PEMERINTAH KURANG TANGGAP TERHADAP USAHA-USAHA MITIGASI BENCANA (GEOLOGI) termasuk mitigasi gempa, tsunami, longsor, dan letusan gunung api. Sesuai dengan hasil rekomendasi side-meeting IAGI di Surabaya 29 November 2005, ygmenyatakan bahwa Pemerintah belum mampu melindungi rakyat dari bahaya bencana-bencana geologi, maka IAGI perlu terus menerus menjalankan advokasi terhadap usaha-usaha mitigasi yang seharusnya dibiayai oleh negara/pemerintah sebagai pelindung pengayom rakyatnya. Mari kita bantu usaha kawan-kawan di Jawa Timur. Berikan informasi yang anda punya sebanyak mungkin ke [EMAIL PROTECTED] Salam adb - Original Message - From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Wednesday, January 04, 2006 4:17 PM Subject: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam Kerjaan IAGI belum selesei, aku kasih PeeR baru ya. Gimana ? rdp - HARIAN ANALISA Edisi Rabu, 4 Januari 2006 Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam Surabaya, (Analisa) Pakar hukum lingkungan Dr Suparto Wijoyo menilai banjir bandang di Jember yang menewaskan 57 orang , 800-an orang mengungsi, dan 500-an orang terisolir bukanlah bencana alam, melainkan bencana ekologi. "Itu bukan bencana alam, karena kalau bencana alam berarti kesalahan Tuhan, apa mungkin Tuhan di-mejahijau-kan? Menurut saya, banjir bandang di Jember itu bencana ekologi dan karenanya Bupati Jember harus dimintai pertanggungjawaban," katanya kepada Antara di Surabaya, Selasa pagi. Menurut dosen Fakultas Hukum (FH) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu, bupati atau walikota yang wilayahnya rawan bencana banjir, longsor, dan bencana lingkungan lainnya harus dimintai pertanggungjawaban. "Karena itu, saya minta Kapolwil dan Kapolda Jatim menindak secara hukum terhadap bupati dan walikota yang tak memiliki kebijakan untuk mencegah bencana lingkungan. Bagaimana pun, kepala daerah itu harus memiliki manajemen penataan lingkungan," katanya. Doktor alumnus Fakultas Pasca Sarjana (FPS) Unair Surabaya itu menyatakan banjir bandang di Jember bukan problem primer, melainkan problem ikutan yang diakibatkan buruknya manajemen lingkungan dari kepala daerah setempat. "Boleh saja, bupati atau walikota yang ada mengelak dengan menyebut kebijakan lingkungan yang salah merupakan warisan bupati atau walikota terdahulu, namun dia tetap dapat dikatakan bersalah, karena dia seharusnya melakukan koreksi atas kebijakan yang salah," katanya. Manajemen lingkungan yang buruk, katanya, menyebabkan hutan menjadi gundul. "Hutan menjadi gundul akibat dipotong setan gundul. Saya katakan setan gundul, karena orangnya tak tersentuh hukum
Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam
Fungsi advokasi IAGI? Weleh-weleh, bisa masuk ke wilayah hukum dan politik itu. Saya tidak pernah membaca AD/ART-nya IAGI, tapi kalau fungsi advokasi dari organisasi profesional macam IAGI apa tidak terlalu berat. Benturannya akan terlalu besar... --- Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Aku rasa ada tiga point utama : > - GeoResources (paling sering didiskusikan) > - GeoHazard (paling jarang didisikusikan) > - GeoData (sedang didiskusikan) > > Menjalankan tugas IAGI bisa banyak jalan Kang Iman, > - advokasi, > - sosialisasi kewaspadaan, atau > - implementasi turun langsung ke lapangan. > > Tiga pilar ini yg harus > - serasi > - selaras > - seimbang > > RDP > "kok cuman tiga ya, mestinya kan tujuh ... upst !" > > On 1/4/06, Iman Argakoesoemah > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > Kalau semua dilempar kepada IAGI . bisa > bonyok Cing ... > > > > -Original Message- > > > > Kerjaan IAGI belum selesei, aku kasih PeeR baru > ya. > > Gimana ? > > rdp > > > - > > - > To unsubscribe, send email to: > iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: > iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > IAGI-net Archive 1: > http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: > http://groups.yahoo.com/group/iagi > Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina > (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id > Komisi SDM/Pendidikan : Edy > Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) > Komisi Karst : Hanang > Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) > Komisi Sertifikasi : M. > Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) > Komisi OTODA : Ridwan > Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau > [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi > Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) > Komisi Database Geologi : Aria A. > Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) > - > > __ Yahoo! DSL Something to write home about. Just $16.99/mo. or less. dsl.yahoo.com - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
RE: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam
masalahnya susahnya mencari peta bencana dan topographi itu yang jadi masalah... coba kalau ada di web Apa peta bencana / topographi termasuk peta komersial...? atau mungkin saya yang belum ketemu...? Regards Kartiko-Samodro Telp : 3852 "Surya, Sudana (TPC)" To: <[EMAIL PROTECTED]cc: .bp.com> Subject: RE: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam 05/01/2006 08:14 AM Please respond to iagi-net Kemaren sore, acara news & talk di Radio Elshinta sangat menarik. Di Jawa Tengah menurut ahli lingkungan UNDIP - Semarang (Robert ?), "SUDAH ADA" peta potensi bencana. Di daerah bencana longsor di Banjarnegara ternyata memang berada di "ZONA MERAH" yg artinya daerah dg potensi bencana paling besar. Kenapa bisa kecolongan ? Tidak ada koordinasi n sosialisasi ke masyarakat awam ? Siapa berkompeten ? Siapa siapa... Yg pasti 'bukan si kambing hitam'semoga.. Suro. -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, January 05, 2006 7:01 AM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam gini saja... iagi ngumpulin ahli kebumian lalu bikin guide line , informasi geologi apa yang harusnya diberikan ke masyarakat mengenai bencana geologi (longsor ,gunung api,tsunami dsb)taruh di website biar tiap geologist anggota iagi bisa juga ngasih info ke masyarakat sekitarnya kalau bencananya banyak masak Mas Andang terus yang kudu keliling. Regards Kartiko-Samodro Telp : 3852 |-+---> | | "Syaiful Jazan" | | | <[EMAIL PROTECTED]| | | energi.com> | | | | | | 05/01/2006 07:39 AM | | | Please respond to | | | iagi-net| | | | |-+---> >--- -| | | | To: | | cc: | | Subject: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam| >--- -| Rasanya adanya bencana Alam yang menimpa beberapa daerah saat ini tidak terlepas dari "Teguran buat para ahli kebumian (jabarkan deh...disiplin ilmu mana aja!)",agar saatnya untuk saling memberikan kemampuan2 pengetahuan buat negeri ini,jangan saling menuding ya!! Salam SJN -Original Message- From: Andang Bachtiar [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, January 04, 2006 4:55 PM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam Agak telat ngasih pe-er-nya brur,... karena pada hari pertama longsor terjadi Tim dari IAGI Jawa Timur sudah bergerak ke Jember dipimpin oleh Soffian Hadi dari PPIAGI Demisioner dan dikoordinasikan juga oleh Ikhsyat Syukur di Surabaya. Selain ikut membantu masyarakat di urusan emergency, kawan-kawan Jatim juga mencoba mengumpulkan data dalam kaitannya dengan penyebab banjir bandang, lokasi daerah aman,
RE: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam
Ngomong ngomong soal kambing nya mas Surya yang hitam dan ngilang padahal udah di iket di masjid buat kurban besok, jadi terpikir alangkah baiknya kalau semestinya mesjid-mesjid dan tempat ibadah lainnya seperti gereja dan kelenteng di optimalkan daya gunanya sebagai pusat informasi dan sosialisasi hal-hal yg berkaitan dengan bencana alam. Karena menurut hemat ana, bencana alam itu kan kodrat illahi / alami yang kita semua tahu ada tertulis di kitab suci Al Quran (dan mungkin di kitab2 lainnya). Akan sangat efektif bila instansi terkait membuatkan pamflet2 dan diserahkan secara simbolis melalui Pemda & ulama pemuka agama tingkat kabupaten sebagai rangkaian aksi cegah tangkal barangkali istilahnya gitu yahyaitu mengenai daerahnya masing2 ini sebenarnya terletak di zona hijau, kuning, atau merah. Akar rumput masyarakat paling bawah musti diberdayakan melalui pemuka2 agamanya yang diharapkan mendapatkan bimbingan tentang wawasan kebencanaan alam sekitar tempat tinggalnya melalui pesan2 teknis geologis yang agamis. Misalkan berikan contoh peristiwa bencana gempa Liwa, tsunami Aceh, banjir Situbondo, letusan G. Merapi, lalu kaitkan dengan (mohon maaf) kalau Islam kaitkan dengan beberapa ayat tentang bencana ataupun kiamat, dan manusia tidak boleh pasrah tanpa usaha nyata kalau sudah tahu daerahnya rawan bencana.kan disadari bahwa sebagian masyarakat akar rumput itu masih berpedoman pasrah kalau sudah terjadi ya itu takdir. Insya Allah masukan ini bisa direalisasikan oleh teman2 instansi terkait di daerahnya masing2. Wallahu'alam bissawwab, Kuntadi -Original Message- From: Surya, Sudana (TPC) [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, January 05, 2006 7:15 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam Kemaren sore, acara news & talk di Radio Elshinta sangat menarik. Di Jawa Tengah menurut ahli lingkungan UNDIP - Semarang (Robert ?), "SUDAH ADA" peta potensi bencana. Di daerah bencana longsor di Banjarnegara ternyata memang berada di "ZONA MERAH" yg artinya daerah dg potensi bencana paling besar. Kenapa bisa kecolongan ? Tidak ada koordinasi n sosialisasi ke masyarakat awam ? Siapa berkompeten ? Siapa siapa... Yg pasti 'bukan si kambing hitam'semoga.. Suro. -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, January 05, 2006 7:01 AM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam gini saja... iagi ngumpulin ahli kebumian lalu bikin guide line , informasi geologi apa yang harusnya diberikan ke masyarakat mengenai bencana geologi (longsor ,gunung api,tsunami dsb)taruh di website biar tiap geologist anggota iagi bisa juga ngasih info ke masyarakat sekitarnya kalau bencananya banyak masak Mas Andang terus yang kudu keliling. Regards Kartiko-Samodro Telp : 3852 |-+---> | | "Syaiful Jazan" | | | <[EMAIL PROTECTED]| | | energi.com> | | | | | | 05/01/2006 07:39 AM | | | Please respond to | | | iagi-net| | | | |-+---> >--- -| | | | To: | | cc: | | Subject: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam| >--- -| Rasanya adanya bencana Alam yang menimpa beberapa daerah saat ini tidak terlepas dari "Teguran buat para ahli kebumian (jabarkan deh...disiplin ilmu mana aja!)",agar saatnya untuk saling memberikan kemampuan2 pengetahuan buat negeri ini,jangan saling menuding ya!! Salam SJN -Original Message- From: Andang Bachtiar [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, January 04, 2006 4:55 PM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam Agak telat ngasih pe-er-nya brur,... karena pada hari pertama longsor terjadi Tim dari IAGI Jawa Timur sudah bergerak ke Jember dipimpin oleh Soffian Hadi dari PPIAGI Demisioner dan dikoordinasikan juga oleh Ikhsyat Syukur di Surabaya. Selain ikut membantu masyarakat di urusan emergency, kawan-kawan Jatim juga mencoba mengumpulkan data dalam kaitannya dengan penyebab banjir bandang, lokasi daerah aman, dan ikut memberikan penerangan kepada masyarakat dan pejabat-pejabat terkait sehubungan dua hal tersebut diatas. Soffian ikut mendampingi Gubernur Jatim dan sebagian bahan yg dikumpulkannya dijadikan referensi dalam wawancara dg wartawan saat Me
RE: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam
Kemaren sore, acara news & talk di Radio Elshinta sangat menarik. Di Jawa Tengah menurut ahli lingkungan UNDIP - Semarang (Robert ?), "SUDAH ADA" peta potensi bencana. Di daerah bencana longsor di Banjarnegara ternyata memang berada di "ZONA MERAH" yg artinya daerah dg potensi bencana paling besar. Kenapa bisa kecolongan ? Tidak ada koordinasi n sosialisasi ke masyarakat awam ? Siapa berkompeten ? Siapa siapa... Yg pasti 'bukan si kambing hitam'semoga.. Suro. -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, January 05, 2006 7:01 AM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam gini saja... iagi ngumpulin ahli kebumian lalu bikin guide line , informasi geologi apa yang harusnya diberikan ke masyarakat mengenai bencana geologi (longsor ,gunung api,tsunami dsb)taruh di website biar tiap geologist anggota iagi bisa juga ngasih info ke masyarakat sekitarnya kalau bencananya banyak masak Mas Andang terus yang kudu keliling. Regards Kartiko-Samodro Telp : 3852 |-+---> | | "Syaiful Jazan" | | | <[EMAIL PROTECTED]| | | energi.com> | | | | | | 05/01/2006 07:39 AM | | | Please respond to | | | iagi-net| | | | |-+---> >--- -| | | | To: | | cc: | | Subject: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam| >--- -| Rasanya adanya bencana Alam yang menimpa beberapa daerah saat ini tidak terlepas dari "Teguran buat para ahli kebumian (jabarkan deh...disiplin ilmu mana aja!)",agar saatnya untuk saling memberikan kemampuan2 pengetahuan buat negeri ini,jangan saling menuding ya!! Salam SJN -Original Message- From: Andang Bachtiar [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, January 04, 2006 4:55 PM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam Agak telat ngasih pe-er-nya brur,... karena pada hari pertama longsor terjadi Tim dari IAGI Jawa Timur sudah bergerak ke Jember dipimpin oleh Soffian Hadi dari PPIAGI Demisioner dan dikoordinasikan juga oleh Ikhsyat Syukur di Surabaya. Selain ikut membantu masyarakat di urusan emergency, kawan-kawan Jatim juga mencoba mengumpulkan data dalam kaitannya dengan penyebab banjir bandang, lokasi daerah aman, dan ikut memberikan penerangan kepada masyarakat dan pejabat-pejabat terkait sehubungan dua hal tersebut diatas. Soffian ikut mendampingi Gubernur Jatim dan sebagian bahan yg dikumpulkannya dijadikan referensi dalam wawancara dg wartawan saat Menko juga datang kesana. Dari monitoring lewat sms dg kawan2 disana, sementara ini info awalnya adalah: - hutan lindung di atas / daerah hulu sungai masih bagus - sebagian hutan produksi di sepanjang daerah aliran sungai rusak SETELAH bencana (karena dilanda luapan banjir bandang) - curah hujan di 3 stasiun terdekat 115, 138, 179 mm pada catchment 4130HA lewat sungai "dangkal" sehingga mengakibatkan "destruction" - pemukiman dibangun di atas endapan aluvial purba bekas banjir-banjir bandang pada periode-periode sebelumnya - siaran khusus IAGI JATIM LIFE di radio Suara Surabaya SCFM tadi pagi jam 7 tentang masalah Banjir Bandang Jember - besok pagi jam 7:00 Soffian akan membriefing Men LH, Men Hut, dan MenKes di Juanda sebelum mereka pakai chopper ke Jember. Selain itu ada informasi juga telah terjadi longsor di Banjarnegara dengan korban sudah mencapai 6 orang Note: Kalaupun Dr Suparto Wijoyo menyalahkan pemerintah karena bencana lingkungan yang lebih ditekankan pada manajemen lingkungan yang amburadul (terutama dalam kaitannya dengan penggundulan hutan), mustinya ini diperluas ke masalah-masalah kebencanaan secara umum yaitu karena PEMERINTAH KURANG TANGGAP TERHADAP USAHA-USAHA MITIGASI BENCANA (GEOLOGI) termasuk mitigasi gempa, tsunami, longsor, dan letusan gunung api. Sesuai dengan hasil rekomendasi side-meeting IAGI di Surabaya 29 November 2005, ygmenyatakan bahwa Pemerintah belum mampu melindungi rakyat dari bahaya bencana-bencana geologi, maka IAGI perlu terus menerus menjalankan advokasi terhadap usaha-usaha mitigasi yang seharusnya dibiayai oleh negara/pemerintah sebagai pelindung pengayom rakyatnya. Mari kita bantu usaha kawan-kawan di Jawa Timur. Berikan informasi yang anda punya sebanyak mungkin ke [EMAIL PROTECTED] Salam adb - Original Mess
Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam
On 1/5/06, B. Pujasmadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Biasanya masyarakat cuek aja kalau diberitahu potensi bahaya di pemukiman > mereka. Apalagi kalau sudah pernah terbukti, bahwa warning yang diberikan > tidak menjadi kenyataan. > "False alarm/warning potentialy creates another disaster" Inilah yang saya kurang sreg dengan sistem early warning atau alarm. Bahaya dari kesalahan warning atau alarm justru sering berpotensi mendatangkan bencana. Akan lebih baik kalau masyarakat dibekali dengan kewaspadaan ("alert"). Alert lebih banyak ditujukan ke manusianya ketimbang alat atau petugas. Alert will inherent within the person. Alarm is a such way to put an alert to somebody else. Jadi masyarakat tidak diberitahu tetapi dididik utk waspada. RDP "Semua bisa ditunda kecuali pendidikan" - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam
ya kalo andang sendiri, tentunya akan gempor rek... nah, mas kartiko sendiri saja segera 'turun gunung' (kalo belum lho): sosialisasikan geologi kepada sekolah (sd, smp, dll), lingkungan perumahan (rt, rw, kelurahan), sampai dg tempat2 ibadah (masjid, gereja, dll). bukan utk mengajak anak2 kita menjadi seorang geolog, tetapi paling tidak mereka lebih peduli apa pun yg berkaitan dg ilmu kita ini. tentunya juga bukan hanya mas kartiko, juga teman2 lainnya. ayo... salam, syaiful Ferdinandus.KARTIKO-SAMODRO @total.comTo: cc: iagi-net@iagi.or.id 01/05/2006 07:01 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam Please respond to iagi-net gini saja... iagi ngumpulin ahli kebumian lalu bikin guide line , informasi geologi apa yang harusnya diberikan ke masyarakat mengenai bencana geologi (longsor ,gunung api,tsunami dsb)taruh di website biar tiap geologist anggota iagi bisa juga ngasih info ke masyarakat sekitarnya kalau bencananya banyak masak Mas Andang terus yang kudu keliling. Regards Kartiko-Samodro Telp : 3852 - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam
gini saja... iagi ngumpulin ahli kebumian lalu bikin guide line , informasi geologi apa yang harusnya diberikan ke masyarakat mengenai bencana geologi (longsor ,gunung api,tsunami dsb)taruh di website biar tiap geologist anggota iagi bisa juga ngasih info ke masyarakat sekitarnya kalau bencananya banyak masak Mas Andang terus yang kudu keliling. Regards Kartiko-Samodro Telp : 3852 |-+---> | | "Syaiful Jazan" | | | <[EMAIL PROTECTED]| | | energi.com> | | | | | | 05/01/2006 07:39 AM | | | Please respond to | | | iagi-net| | | | |-+---> >| | | | To: | | cc: | | Subject: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam | >| Rasanya adanya bencana Alam yang menimpa beberapa daerah saat ini tidak terlepas dari "Teguran buat para ahli kebumian (jabarkan deh...disiplin ilmu mana aja!)",agar saatnya untuk saling memberikan kemampuan2 pengetahuan buat negeri ini,jangan saling menuding ya!! Salam SJN -Original Message- From: Andang Bachtiar [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, January 04, 2006 4:55 PM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam Agak telat ngasih pe-er-nya brur,... karena pada hari pertama longsor terjadi Tim dari IAGI Jawa Timur sudah bergerak ke Jember dipimpin oleh Soffian Hadi dari PPIAGI Demisioner dan dikoordinasikan juga oleh Ikhsyat Syukur di Surabaya. Selain ikut membantu masyarakat di urusan emergency, kawan-kawan Jatim juga mencoba mengumpulkan data dalam kaitannya dengan penyebab banjir bandang, lokasi daerah aman, dan ikut memberikan penerangan kepada masyarakat dan pejabat-pejabat terkait sehubungan dua hal tersebut diatas. Soffian ikut mendampingi Gubernur Jatim dan sebagian bahan yg dikumpulkannya dijadikan referensi dalam wawancara dg wartawan saat Menko juga datang kesana. Dari monitoring lewat sms dg kawan2 disana, sementara ini info awalnya adalah: - hutan lindung di atas / daerah hulu sungai masih bagus - sebagian hutan produksi di sepanjang daerah aliran sungai rusak SETELAH bencana (karena dilanda luapan banjir bandang) - curah hujan di 3 stasiun terdekat 115, 138, 179 mm pada catchment 4130HA lewat sungai "dangkal" sehingga mengakibatkan "destruction" - pemukiman dibangun di atas endapan aluvial purba bekas banjir-banjir bandang pada periode-periode sebelumnya - siaran khusus IAGI JATIM LIFE di radio Suara Surabaya SCFM tadi pagi jam 7 tentang masalah Banjir Bandang Jember - besok pagi jam 7:00 Soffian akan membriefing Men LH, Men Hut, dan MenKes di Juanda sebelum mereka pakai chopper ke Jember. Selain itu ada informasi juga telah terjadi longsor di Banjarnegara dengan korban sudah mencapai 6 orang Note: Kalaupun Dr Suparto Wijoyo menyalahkan pemerintah karena bencana lingkungan yang lebih ditekankan pada manajemen lingkungan yang amburadul (terutama dalam kaitannya dengan penggundulan hutan), mustinya ini diperluas ke masalah-masalah kebencanaan secara umum yaitu karena PEMERINTAH KURANG TANGGAP TERHADAP USAHA-USAHA MITIGASI BENCANA (GEOLOGI) termasuk mitigasi gempa, tsunami, longsor, dan letusan gunung api. Sesuai dengan hasil rekomendasi side-meeting IAGI di Surabaya 29 November 2005, ygmenyatakan bahwa Pemerintah belum mampu melindungi rakyat dari bahaya bencana-bencana geologi, maka IAGI perlu terus menerus menjalankan advokasi terhadap usaha-usaha mitigasi yang seharusnya dibiayai oleh negara/pemerintah sebagai pelindung pengayom rakyatnya. Mari kita bantu usaha kawan-kawan di Jawa Timur. Berikan informasi yang anda punya sebanyak mungkin ke [EMAIL PROTECTED] Salam adb - Original Message - From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Wednesday, January 04, 2006 4:17 PM Subject: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam Kerjaan IAGI belum selesei, aku kasih PeeR baru ya. Gimana ? rdp - HARIAN ANALISA Edisi Rabu, 4 Januari 2006 Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam Surabaya, (Analisa) Pakar hukum lingku
Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam
Biasanya masyarakat cuek aja kalau diberitahu potensi bahaya di pemukiman mereka. Apalagi kalau sudah pernah terbukti, bahwa warning yang diberikan tidak menjadi kenyataan. Ada kendala yang sangat mendasar, sehingga tata kota atau tata ruang tidak bisa berjalan, antara lain: -pertumbuhan pemukiman di negeri kita memang tidak diatur dengan baik (kalaupun diatur, cenderung tidak konsisten, atau tidak ada upaya pemaksaan (enforcement) kepada community yang menempati), -budaya pemukiman tradisional yang tidak pernah mengindahkan bahaya, atau bahkan cenderung mendekati daerah bahaya, dengan alasan kemudahan mendapatkan fasilitas hidup sehari-hari (misalnya membuat pemukiman dekat sumber air/sungai yang rawan banjir). -budaya masyarakat yang menganggap bencana sebagai takdir, yang tidak perlu ditakuti, tapi harus diterima dengan pasrah. -faktor ekonomi, yang tidak memungkinkan pindah dari tempat tinggal yang dikategorikan sebagai daerah bahaya ke tempat yang lebih aman. -adanya segelintir orang yang mau mengambil keuntungan ekonomi dengan mengabaikan potensi kerusakan alam yang ditimbulkan. Kendala yang sering timbul sehubungan dengan relokasi pemukiman dari tempat yang dianggap rawan bahaya yang dihadapi aparat pemerintah diantaranya adalah kesulitan mengalokasikan dana untuk memindahkan pemukiman dari daerah yang dikategorikan riskan bencana alam tersebut, sampai benar-benar ada kejadian. Mungkin ini tantangan buat gelogiawan untuk memberikan rekomendasi yang benar-benar akurat, sehingga kalau tidak dilaksanakan bencana itu benar-benar datang. Dengan kata lain, geologiawan kita harus benar-benar sakti. Salam Pujas Noor Syarifuddin <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Beh, Mungkin akan lebih baik kalau IAGI juga bisa bersifat antisipatif dan bukan reaktif. Jadi bukan setelah banjir kita memberi penjelasan, tapi lebih ke arah membuat kajian untuk memprediksi bencana itu. Hal ini kemudian direkomendasikan hal itu ke pemda dan publikasikan di koran. Kalau gak digubris dan kemudian ada kejadian kita bisa tuntut pemdanya lewat class action. Karena kalau begini yang salah ya rakyat terus, kenapa kok mereka bikin rumah di jalur banjir bandang... lha rakyat mana tahu itu jalur banjir bandangjangan-jangan asuransi juga jadi gak mau bayar...:-(. salam prihatin, - Original Message - From: "Andang Bachtiar" To: Cc: Sent: Wednesday, January 04, 2006 10:55 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam > Agak telat ngasih pe-er-nya brur,... > > karena pada hari pertama longsor terjadi Tim dari IAGI Jawa Timur sudah > bergerak ke Jember dipimpin oleh Soffian Hadi dari PPIAGI Demisioner dan > dikoordinasikan juga oleh Ikhsyat Syukur di Surabaya. Selain ikut membantu > masyarakat di urusan emergency, kawan-kawan Jatim juga mencoba mengumpulkan > data dalam kaitannya dengan penyebab banjir bandang, lokasi daerah aman, dan > ikut memberikan penerangan kepada masyarakat dan pejabat-pejabat terkait > sehubungan dua hal tersebut diatas. Soffian ikut mendampingi Gubernur Jatim > dan sebagian bahan yg dikumpulkannya dijadikan referensi dalam wawancara dg > wartawan saat Menko juga datang kesana. Dari monitoring lewat sms dg kawan2 > disana, sementara ini info awalnya adalah: > - hutan lindung di atas / daerah hulu sungai masih bagus > - sebagian hutan produksi di sepanjang daerah aliran sungai rusak SETELAH > bencana (karena dilanda luapan banjir bandang) > - curah hujan di 3 stasiun terdekat 115, 138, 179 mm pada catchment 4130HA > lewat sungai "dangkal" sehingga mengakibatkan "destruction" > - pemukiman dibangun di atas endapan aluvial purba bekas banjir-banjir > bandang pada periode-periode sebelumnya > - siaran khusus IAGI JATIM LIFE di radio Suara Surabaya SCFM tadi pagi jam 7 > tentang masalah Banjir Bandang Jember > - besok pagi jam 7:00 Soffian akan membriefing Men LH, Men Hut, dan MenKes > di Juanda sebelum mereka pakai chopper ke Jember. > Selain itu ada informasi juga telah terjadi longsor di Banjarnegara dengan > korban sudah mencapai 6 orang > > Note: > Kalaupun Dr Suparto Wijoyo menyalahkan pemerintah karena bencana lingkungan > yang lebih ditekankan pada manajemen lingkungan yang amburadul (terutama > dalam kaitannya dengan penggundulan hutan), mustinya ini diperluas ke > masalah-masalah kebencanaan secara umum yaitu karena PEMERINTAH KURANG > TANGGAP TERHADAP USAHA-USAHA MITIGASI BENCANA (GEOLOGI) termasuk mitigasi > gempa, tsunami, longsor, dan letusan gunung api. Sesuai dengan hasil > rekomendasi side-meeting IAGI di Surabaya 29 November 2005, ygmenyatakan > bahwa Pemerintah belum mampu melindungi rakyat dari bahaya bencana-bencana > geologi, maka IAGI perlu terus menerus menjalankan advokasi terhadap > usaha-usaha mitigasi yang seharusnya dibiayai oleh negara/pemerintah s
Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam
Beh, Mungkin akan lebih baik kalau IAGI juga bisa bersifat antisipatif dan bukan reaktif. Jadi bukan setelah banjir kita memberi penjelasan, tapi lebih ke arah membuat kajian untuk memprediksi bencana itu. Hal ini kemudian direkomendasikan hal itu ke pemda dan publikasikan di koran. Kalau gak digubris dan kemudian ada kejadian kita bisa tuntut pemdanya lewat class action. Karena kalau begini yang salah ya rakyat terus, kenapa kok mereka bikin rumah di jalur banjir bandang... lha rakyat mana tahu itu jalur banjir bandangjangan-jangan asuransi juga jadi gak mau bayar...:-(. salam prihatin, - Original Message - From: "Andang Bachtiar" <[EMAIL PROTECTED]> To: Cc: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Wednesday, January 04, 2006 10:55 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam > Agak telat ngasih pe-er-nya brur,... > > karena pada hari pertama longsor terjadi Tim dari IAGI Jawa Timur sudah > bergerak ke Jember dipimpin oleh Soffian Hadi dari PPIAGI Demisioner dan > dikoordinasikan juga oleh Ikhsyat Syukur di Surabaya. Selain ikut membantu > masyarakat di urusan emergency, kawan-kawan Jatim juga mencoba mengumpulkan > data dalam kaitannya dengan penyebab banjir bandang, lokasi daerah aman, dan > ikut memberikan penerangan kepada masyarakat dan pejabat-pejabat terkait > sehubungan dua hal tersebut diatas. Soffian ikut mendampingi Gubernur Jatim > dan sebagian bahan yg dikumpulkannya dijadikan referensi dalam wawancara dg > wartawan saat Menko juga datang kesana. Dari monitoring lewat sms dg kawan2 > disana, sementara ini info awalnya adalah: > - hutan lindung di atas / daerah hulu sungai masih bagus > - sebagian hutan produksi di sepanjang daerah aliran sungai rusak SETELAH > bencana (karena dilanda luapan banjir bandang) > - curah hujan di 3 stasiun terdekat 115, 138, 179 mm pada catchment 4130HA > lewat sungai "dangkal" sehingga mengakibatkan "destruction" > - pemukiman dibangun di atas endapan aluvial purba bekas banjir-banjir > bandang pada periode-periode sebelumnya > - siaran khusus IAGI JATIM LIFE di radio Suara Surabaya SCFM tadi pagi jam 7 > tentang masalah Banjir Bandang Jember > - besok pagi jam 7:00 Soffian akan membriefing Men LH, Men Hut, dan MenKes > di Juanda sebelum mereka pakai chopper ke Jember. > Selain itu ada informasi juga telah terjadi longsor di Banjarnegara dengan > korban sudah mencapai 6 orang > > Note: > Kalaupun Dr Suparto Wijoyo menyalahkan pemerintah karena bencana lingkungan > yang lebih ditekankan pada manajemen lingkungan yang amburadul (terutama > dalam kaitannya dengan penggundulan hutan), mustinya ini diperluas ke > masalah-masalah kebencanaan secara umum yaitu karena PEMERINTAH KURANG > TANGGAP TERHADAP USAHA-USAHA MITIGASI BENCANA (GEOLOGI) termasuk mitigasi > gempa, tsunami, longsor, dan letusan gunung api. Sesuai dengan hasil > rekomendasi side-meeting IAGI di Surabaya 29 November 2005, ygmenyatakan > bahwa Pemerintah belum mampu melindungi rakyat dari bahaya bencana-bencana > geologi, maka IAGI perlu terus menerus menjalankan advokasi terhadap > usaha-usaha mitigasi yang seharusnya dibiayai oleh negara/pemerintah sebagai > pelindung pengayom rakyatnya. > > Mari kita bantu usaha kawan-kawan di Jawa Timur. Berikan informasi yang anda > punya sebanyak mungkin ke [EMAIL PROTECTED] > > Salam > > adb > > - Original Message - > From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Wednesday, January 04, 2006 4:17 PM > Subject: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam > > > Kerjaan IAGI belum selesei, aku kasih PeeR baru ya. > Gimana ? > rdp > -- -- > - > HARIAN ANALISA > Edisi Rabu, 4 Januari 2006 > > Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam > > Surabaya, (Analisa) Pakar hukum lingkungan Dr Suparto Wijoyo menilai banjir > bandang di Jember yang menewaskan 57 orang , 800-an orang mengungsi, dan > 500-an > orang terisolir bukanlah bencana alam, melainkan bencana ekologi. > > "Itu bukan bencana alam, karena kalau bencana alam berarti kesalahan Tuhan, > apa > mungkin Tuhan di-mejahijau-kan? Menurut saya, banjir bandang di Jember itu > bencana ekologi dan karenanya Bupati Jember harus dimintai > pertanggungjawaban," > katanya kepada Antara di Surabaya, Selasa pagi. > > Menurut dosen Fakultas Hukum (FH) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya > itu, > bupati atau walikota yang wilayahnya rawan bencana banjir, longsor, dan > bencana > lingkungan lainnya harus dimintai pertanggungjawaban. > > "Karena itu, saya minta Kapolwil dan Kapolda Jatim menindak secara hukum > terhadap bupati dan walikota yang tak memiliki k
Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam
On 1/4/06, Andang Bachtiar <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Agak telat ngasih pe-er-nya brur,... Brarti Kang Andang jangan buru2 lengser, supaya tidak longsor :D Sepertinya "advokasi" masih merupakan langkah penting dalam melanjutkan kiprah IAGI untuk menjalankan fungsi sosialnya. Selain itu sosialisasi kedalem juga donk. Paling tidak informasi kiprah IAGI utk anggotanya. Saya kan posting kiprah2 IAGI ini di IAGI-Web. RDP - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam
Agak telat ngasih pe-er-nya brur,... karena pada hari pertama longsor terjadi Tim dari IAGI Jawa Timur sudah bergerak ke Jember dipimpin oleh Soffian Hadi dari PPIAGI Demisioner dan dikoordinasikan juga oleh Ikhsyat Syukur di Surabaya. Selain ikut membantu masyarakat di urusan emergency, kawan-kawan Jatim juga mencoba mengumpulkan data dalam kaitannya dengan penyebab banjir bandang, lokasi daerah aman, dan ikut memberikan penerangan kepada masyarakat dan pejabat-pejabat terkait sehubungan dua hal tersebut diatas. Soffian ikut mendampingi Gubernur Jatim dan sebagian bahan yg dikumpulkannya dijadikan referensi dalam wawancara dg wartawan saat Menko juga datang kesana. Dari monitoring lewat sms dg kawan2 disana, sementara ini info awalnya adalah: - hutan lindung di atas / daerah hulu sungai masih bagus - sebagian hutan produksi di sepanjang daerah aliran sungai rusak SETELAH bencana (karena dilanda luapan banjir bandang) - curah hujan di 3 stasiun terdekat 115, 138, 179 mm pada catchment 4130HA lewat sungai "dangkal" sehingga mengakibatkan "destruction" - pemukiman dibangun di atas endapan aluvial purba bekas banjir-banjir bandang pada periode-periode sebelumnya - siaran khusus IAGI JATIM LIFE di radio Suara Surabaya SCFM tadi pagi jam 7 tentang masalah Banjir Bandang Jember - besok pagi jam 7:00 Soffian akan membriefing Men LH, Men Hut, dan MenKes di Juanda sebelum mereka pakai chopper ke Jember. Selain itu ada informasi juga telah terjadi longsor di Banjarnegara dengan korban sudah mencapai 6 orang Note: Kalaupun Dr Suparto Wijoyo menyalahkan pemerintah karena bencana lingkungan yang lebih ditekankan pada manajemen lingkungan yang amburadul (terutama dalam kaitannya dengan penggundulan hutan), mustinya ini diperluas ke masalah-masalah kebencanaan secara umum yaitu karena PEMERINTAH KURANG TANGGAP TERHADAP USAHA-USAHA MITIGASI BENCANA (GEOLOGI) termasuk mitigasi gempa, tsunami, longsor, dan letusan gunung api. Sesuai dengan hasil rekomendasi side-meeting IAGI di Surabaya 29 November 2005, ygmenyatakan bahwa Pemerintah belum mampu melindungi rakyat dari bahaya bencana-bencana geologi, maka IAGI perlu terus menerus menjalankan advokasi terhadap usaha-usaha mitigasi yang seharusnya dibiayai oleh negara/pemerintah sebagai pelindung pengayom rakyatnya. Mari kita bantu usaha kawan-kawan di Jawa Timur. Berikan informasi yang anda punya sebanyak mungkin ke [EMAIL PROTECTED] Salam adb - Original Message - From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Wednesday, January 04, 2006 4:17 PM Subject: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam Kerjaan IAGI belum selesei, aku kasih PeeR baru ya. Gimana ? rdp - HARIAN ANALISA Edisi Rabu, 4 Januari 2006 Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam Surabaya, (Analisa) Pakar hukum lingkungan Dr Suparto Wijoyo menilai banjir bandang di Jember yang menewaskan 57 orang , 800-an orang mengungsi, dan 500-an orang terisolir bukanlah bencana alam, melainkan bencana ekologi. "Itu bukan bencana alam, karena kalau bencana alam berarti kesalahan Tuhan, apa mungkin Tuhan di-mejahijau-kan? Menurut saya, banjir bandang di Jember itu bencana ekologi dan karenanya Bupati Jember harus dimintai pertanggungjawaban," katanya kepada Antara di Surabaya, Selasa pagi. Menurut dosen Fakultas Hukum (FH) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu, bupati atau walikota yang wilayahnya rawan bencana banjir, longsor, dan bencana lingkungan lainnya harus dimintai pertanggungjawaban. "Karena itu, saya minta Kapolwil dan Kapolda Jatim menindak secara hukum terhadap bupati dan walikota yang tak memiliki kebijakan untuk mencegah bencana lingkungan. Bagaimana pun, kepala daerah itu harus memiliki manajemen penataan lingkungan," katanya. Doktor alumnus Fakultas Pasca Sarjana (FPS) Unair Surabaya itu menyatakan banjir bandang di Jember bukan problem primer, melainkan problem ikutan yang diakibatkan buruknya manajemen lingkungan dari kepala daerah setempat. "Boleh saja, bupati atau walikota yang ada mengelak dengan menyebut kebijakan lingkungan yang salah merupakan warisan bupati atau walikota terdahulu, namun dia tetap dapat dikatakan bersalah, karena dia seharusnya melakukan koreksi atas kebijakan yang salah," katanya. Manajemen lingkungan yang buruk, katanya, menyebabkan hutan menjadi gundul. "Hutan menjadi gundul akibat dipotong setan gundul. Saya katakan setan gundul, karena orangnya tak tersentuh hukum. Dia tak tersentuh hukum, karena aparat-nya tak beres," katanya. Oleh karena itu, katanya, manajemen lingkungan yang buruk lebih tepat dikatakan sebagai bencana ekologi atau bencana lingkungan yang menuntut adanya pertanggungjawaban dari kepala daerah dan sejumlah kepala dinas. "Kepala dinas yang harus bertanggung jawab antara lain kepala dinas kehutanan (kadishut), kepala dinas tata ruang, kepala dinas pertamanan atau lingkungan, dan kepala dinas lainnya yang terkait dengan
Re: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam
Aku rasa ada tiga point utama : - GeoResources (paling sering didiskusikan) - GeoHazard (paling jarang didisikusikan) - GeoData (sedang didiskusikan) Menjalankan tugas IAGI bisa banyak jalan Kang Iman, - advokasi, - sosialisasi kewaspadaan, atau - implementasi turun langsung ke lapangan. Tiga pilar ini yg harus - serasi - selaras - seimbang RDP "kok cuman tiga ya, mestinya kan tujuh ... upst !" On 1/4/06, Iman Argakoesoemah <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Kalau semua dilempar kepada IAGI . bisa bonyok Cing ... > > -Original Message- > > Kerjaan IAGI belum selesei, aku kasih PeeR baru ya. > Gimana ? > rdp > - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
RE: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam
Mas Vicky, ini ada PeeR lage dari millist sebelah.. salam Sg, * From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Hidayat Tullah Sent: Wednesday, 04 January, 2006 11:40 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: FW: Waspada BESOK BADAI LANDA JAKARTA | Waspada banjir - GAMBIR - Hujan besar disertai angin kencang alias badai mulai besok, Kamis-Minggu (5-9 Januari 2006) berdasarkan prakiraan BMG, melanda Jakarta dan sekitarnya. Melihat gelagat alam ini, warga diimbau mewaspadai datangnya banjir bandang seperti peristiwa 2001. Badai dan banjir bandang juga bakal menghambat agenda warga kota, misalnya saja acara pernikahan, sunatan dan sejenisnya. Dewasa ini banyak warga ibukota merencanakan perhelatan termasuk dalam gedung maupun mendirikan tenda didepan rumah mereka. Curah hujan di Jakarta sekarang sesuai dengan hitungan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) masih berkisar antara 11 milimeter hingga 15 milimeter/hari. Namun curah hujan pada 5 hingga 9 Januari bisa diatas 50milimeter/hari. Hujan besar disertai angin kencang antara 5-9Januari sangat berpeluang melanda Jakarta dan sekitarnya, kata Achmad Zakir, kepala Sub Bidang Informasi Ramalan dan Jasa BMG, Selasa (03/01). Menurut Zakir kondisi alam tersebut disebabkan adanya pertemuan antara angin barat di wilayah Jakarta. Peristiwa ini menimbulkan awan yang memungkinkan terjadinya curah hujan cukup besar. Selain faktor tersebut kini di Teluk Carpentaria, Australia Utara, sedang berlangsung badai. Peristiwa alam yang luar biasa itu juga bakal terjadi di Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT). Akibat dari badai disertai hujan deras tersebut warga Jember Jawa Timur sudah banyak tewas dan kehilangan tempat tinggal. Warga Jakarta dan sekitarnya terutama yang tinggal di daerah rawan banjir diminta waspada, katanya. BMG juga memperingatkan terjadi gelombang laut setinggi 1,5meter disekitar Timor, Flores dan Arafuru. Daerah rawan banjir di Jakarta berdasarkan catatan DPU DKI, kini semakin meluas. Kawasan Sudirman-MH Thamrin serta kawasan Istana Merdeka yang masuk daerah bukan langganan banjir, kini tidak nyaman -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, January 04, 2006 4:17 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam Kerjaan IAGI belum selesei, aku kasih PeeR baru ya. Gimana ? rdp - HARIAN ANALISA Edisi Rabu, 4 Januari 2006 Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam Surabaya, (Analisa) Pakar hukum lingkungan Dr Suparto Wijoyo menilai banjir bandang di Jember yang menewaskan 57 orang , 800-an orang mengungsi, dan 500-an orang terisolir bukanlah bencana alam, melainkan bencana ekologi. "Itu bukan bencana alam, karena kalau bencana alam berarti kesalahan Tuhan, apa mungkin Tuhan di-mejahijau-kan? Menurut saya, banjir bandang di Jember itu bencana ekologi dan karenanya Bupati Jember harus dimintai pertanggungjawaban," katanya kepada Antara di Surabaya, Selasa pagi. Menurut dosen Fakultas Hukum (FH) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu, bupati atau walikota yang wilayahnya rawan bencana banjir, longsor, dan bencana lingkungan lainnya harus dimintai pertanggungjawaban. "Karena itu, saya minta Kapolwil dan Kapolda Jatim menindak secara hukum terhadap bupati dan walikota yang tak memiliki kebijakan untuk mencegah bencana lingkungan. Bagaimana pun, kepala daerah itu harus memiliki manajemen penataan lingkungan," katanya. Doktor alumnus Fakultas Pasca Sarjana (FPS) Unair Surabaya itu menyatakan banjir bandang di Jember bukan problem primer, melainkan problem ikutan yang diakibatkan buruknya manajemen lingkungan dari kepala daerah setempat. "Boleh saja, bupati atau walikota yang ada mengelak dengan menyebut kebijakan lingkungan yang salah merupakan warisan bupati atau walikota terdahulu, namun dia tetap dapat dikatakan bersalah, karena dia seharusnya melakukan koreksi atas kebijakan yang salah," katanya. Manajemen lingkungan yang buruk, katanya, menyebabkan hutan menjadi gundul. "Hutan menjadi gundul akibat dipotong setan gundul. Saya katakan setan gundul, karena orangnya tak tersentuh hukum. Dia tak tersentuh hukum, karena aparat-nya tak beres," katanya. Oleh karena itu, katanya, manajemen lingkungan yang buruk lebih tepat dikatakan sebagai bencana ekologi atau bencana lingkungan yang menuntut adanya pertanggungjawaban dari kepala daerah dan sejumlah kepala dinas. "Kepala dinas yang harus bertanggung jawab antara lain kepala dinas kehutanan (kadishut), kepala dinas tata ruang, kepala dinas pertamanan atau lingkungan, dan kepala dinas lainnya yang terkait dengan masalah ekologi," katanya. Sama halnya dengan bupati/walikota, katanya, para kepala dinas itu dapat saja mengelak bahwa mereka bukan pelaku di lapangan, namun polisi tetap dapat menjerat mereka dengan kesalah
RE: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam
Kalau semua dilempar kepada IAGI . bisa bonyok Cing ... -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, January 04, 2006 4:17 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam Kerjaan IAGI belum selesei, aku kasih PeeR baru ya. Gimana ? rdp - HARIAN ANALISA Edisi Rabu, 4 Januari 2006 Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam Surabaya, (Analisa) Pakar hukum lingkungan Dr Suparto Wijoyo menilai banjir bandang di Jember yang menewaskan 57 orang , 800-an orang mengungsi, dan 500-an orang terisolir bukanlah bencana alam, melainkan bencana ekologi. "Itu bukan bencana alam, karena kalau bencana alam berarti kesalahan Tuhan, apa mungkin Tuhan di-mejahijau-kan? Menurut saya, banjir bandang di Jember itu bencana ekologi dan karenanya Bupati Jember harus dimintai pertanggungjawaban," katanya kepada Antara di Surabaya, Selasa pagi. Menurut dosen Fakultas Hukum (FH) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu, bupati atau walikota yang wilayahnya rawan bencana banjir, longsor, dan bencana lingkungan lainnya harus dimintai pertanggungjawaban. "Karena itu, saya minta Kapolwil dan Kapolda Jatim menindak secara hukum terhadap bupati dan walikota yang tak memiliki kebijakan untuk mencegah bencana lingkungan. Bagaimana pun, kepala daerah itu harus memiliki manajemen penataan lingkungan," katanya. Doktor alumnus Fakultas Pasca Sarjana (FPS) Unair Surabaya itu menyatakan banjir bandang di Jember bukan problem primer, melainkan problem ikutan yang diakibatkan buruknya manajemen lingkungan dari kepala daerah setempat. "Boleh saja, bupati atau walikota yang ada mengelak dengan menyebut kebijakan lingkungan yang salah merupakan warisan bupati atau walikota terdahulu, namun dia tetap dapat dikatakan bersalah, karena dia seharusnya melakukan koreksi atas kebijakan yang salah," katanya. Manajemen lingkungan yang buruk, katanya, menyebabkan hutan menjadi gundul. "Hutan menjadi gundul akibat dipotong setan gundul. Saya katakan setan gundul, karena orangnya tak tersentuh hukum. Dia tak tersentuh hukum, karena aparat-nya tak beres," katanya. Oleh karena itu, katanya, manajemen lingkungan yang buruk lebih tepat dikatakan sebagai bencana ekologi atau bencana lingkungan yang menuntut adanya pertanggungjawaban dari kepala daerah dan sejumlah kepala dinas. "Kepala dinas yang harus bertanggung jawab antara lain kepala dinas kehutanan (kadishut), kepala dinas tata ruang, kepala dinas pertamanan atau lingkungan, dan kepala dinas lainnya yang terkait dengan masalah ekologi," katanya. Sama halnya dengan bupati/walikota, katanya, para kepala dinas itu dapat saja mengelak bahwa mereka bukan pelaku di lapangan, namun polisi tetap dapat menjerat mereka dengan kesalahan mereka sebagai pemangku hutan atau pemangku wilayah. "Jadi, polisi dapat menuntut kadishut secara hukum dengan adanya bencana banjir bandang dan hutan gundul sebagai bukti yuridis, apalagi bupati/walikota dalam konteks otonomi daerah juga menjadi pemegang otoritas kewilayahan," katanya. (Ant) -- --Writer need 10 steps faster than readeR -- - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - This message has been certified virus free by Medcoenergi Antivirus - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : A