Danpuspom JANJI berhenti menyidik Ghalib
;-) Puspom segera hentikan penyidikan atas Ghalib JAKARTA (Bisnis): Jaksa Agung nonaktif Andi M. Ghalib kemarin diperiksa intensif oleh penyidik Puspom TNI selama sekitar 2,5 jam menyangkut kasus suap, sementara Dan Puspom berjanji segera menghentikan penyidikan kasus tersebut. Kuasa hukum Andi M. Ghalib Hotma Sitompul mengatakan dalam proses pemeriksaan tersebut Dan Puspom Mayjen TNI Djasrie Marin berjanji akan menghentikan penyidikan kasus tersebut. ... Selengkapnya di Bisnis Indonesia.
Hasil Pemilu menurut Detik.com
Catatan pribadi: Ada keganjilan di tabel daftar penghasilan pemilu. Lihat nomor 21, 22, dan 34 dan bandingkan dengan angka partai- partai yang sedikitnya mendapat 1 kursi. Atau mungkin ada kesalahan di detik com? July 16, 1999 Opposition Party Leads Tally in Indonesia By REUTERS JAKARTA, Indonesia -- The party of the populist opposition leader Megawati Sukarnoputri won the largest share of votes in the parliamentary elections on June 7 -- 33.7 percent -- complete unofficial figures show. The ruling Golkar party of President B. J. Habibie was in second place, with 22.4 percent. The results now must be verified by each of the 48 political parties and the General Election Commission, which is expected on Wednesday. But the National Election Committee, which is responsible for tallying the votes, said the official results were not expected to differ from the preliminary figures. Counting was finally completed Thursday, more than five weeks after polling day. The distribution of seats in Parliament will not be announced until the results have been verified. Though Ms. Megawati's party, Indonesian Democratic Party-Struggle, gained the most votes, it is expected to be well short of an overall majority. The presidency is to be decided in November by Parliament. Unless Ms. Megawati can attract enough coalition partners by then, she could still find herself in the opposition. --- www.detik.com Perolehan Kursi DPR RI Pemilu 1999 No.Nama Partai | Perolehan SuaraKursi 1.PDI Perjuangan|35,689,073 154 2.Partai Golongan Karya |23,741,758 120 3.Partai Persatuan Pembangunan |11,329,905 59 4.Partai Kebangkitan Bangsa|13,336,982 51 5.Partai Amanat Nasional | 7,528,956 35 6.Partai Bulan Bintang | 1,940,633 13 7.Partai Keadilan | 1,422,330 6 8.Partai Keadilan dan Persatuan| 1,065,686 6 9.Partai Demokrasi Kasih Bangsa | 550,851 3 10.Partai Nahdlatul Umat658,069 3 11.Partai Bhinneka Tunggal Ika354,292 3 12.Partai Demokrasi Indonesia655,049 2 13Partai kebangkitan Umat 300,064 1 14.Partai Syarikat Islam Indonesia 375,920 1 15.PNI Front Marhaenis 363.397 1 16.Partai IPKI327,301 1 17.PNI Massa Marhaen 345,720 1 18.Partai Persatuan 550,808 1 19.Partai Daulat Rakyat 429,854 1 20Partai Indonesia baru 192,712 0 21.Partai Kristen Nasional 369,446 0 22.Partai Nasional Indonesia 377,137 0 23.Partai Aliansi Demokrat Indonesia85,838 0 24Partai KAMI 289,489 0 25.Partai Ummat Islam 269,309 0 26.Partai Masyumi Baru 151,589 0 27.Partai Abul Yatama213,979 0 28.Partai Kebangsaan Merdeka104,3850 29.Partai Rakyat Demokratik 78,7300 30.Partai Syarikat Islam Indonesia - 1905 152,787 0 31.Partai Katolik demokrat 216,675 0 32.Partai Pilihan Rakyat 40,517 0 33.Partai Rakyat Indonesia 45,290 0 34.Partai Masyumi456,718 0 35.Partai Solidaritas Pekerja 49,807 0 36.Partai Republik 208,157 0 37.Partai Islam Demokrat 62,901 0 38.Partai Murba 62,006 0 39.Partai Uni Demokrasi Indonesia 140,980 0 40.Partai Buruh Nasional111,629 0 41.Partai MKGR 204,204 0 42.Partai Cinta Damai 168,087 0 43.Partai SPSI 61,095 0 44.Partai Nasional Bangsa Indonesia 149,136 0 45.Partai SUNI 180,167 0 46.Partai Nasional Demokrat 96,984 0 47.Partai Umat Muslimin Indonesia 49,8390 48.Partai P
Re: Detikcom: Perolehan Kursi DPR (Final)
>From: Yusuf-Wibisono [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] >Sent: Wednesday, 14 July, 1999 23:29 PM >To: [EMAIL PROTECTED] >Subject:Detikcom: Perolehan Kursi DPR (Final) > >==disetip== > >Note: Yg lain-lainnya gelar tiker ;-) >(Nggak dapet kursi). Rada 'mengganggu' juga fakta di atas itu: yg >cuma dicoblos kurang dari 1000 orang bisa dapet satu kursi... >Efron: >Salah ketik 'kali, Kang? Yw: Iya kemungkinan demikian. Atau ada penjelasannya. Cari-cari dari sumber lain, belum dapet. ;-)
Re: Detikcom: Perolehan Kursi DPR (Final)
-Original Message- From: Yusuf-Wibisono [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Wednesday, 14 July, 1999 23:29 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:Detikcom: Perolehan Kursi DPR (Final) ==disetip== Note: Yg lain-lainnya gelar tiker ;-) (Nggak dapet kursi). Rada 'mengganggu' juga fakta di atas itu: yg cuma dicoblos kurang dari 1000 orang bisa dapet satu kursi... Efron: Salah ketik 'kali, Kang?
Detikcom: Perolehan Kursi DPR (Final)
Perolehan Kursi DPR RI Pemilu 1999 No. Nama PartaiPerolehan Suara Kursi 11. PDI Perjuangan 35,689,073 154 33. Partai Golongan Karya 23,741,758 120 9. Partai Persatuan Pembangunan11,329,905 59 35. Partai Kebangkitan Bangsa 13,336,982 51 15. Partai Amanat Nasional 7,528,956 35 22. Partai Bulan Bintang 1,940,633 13 24. Partai Keadilan 1,422,330 6 41. Partai Keadilan dan Persatuan1,065,686 6 14. Partai Demokrasi Kasih Bangsa 551 3 25. Partai Nahdlatul Umat 658 3 44. Partai Bhinneka Tunggal Ika354 3 32. Partai Demokrasi Indonesia 655 2 7. Partai kebangkitan Umat300 1 10. Partai Syarikat Islam Indonesia376 1 26. PNI Front Marhaenis363.397 1 27. Partai IPKI327 1 30. PNI Massa Marhaen 346 1 34. Partai Persatuan 551 1 39. Partai Daulat Rakyat 430 1 Note: Yg lain-lainnya gelar tiker ;-) (Nggak dapet kursi). Rada 'mengganggu' juga fakta di atas itu: yg cuma dicoblos kurang dari 1000 orang bisa dapet satu kursi... Keterangan: Sumber: Panitia Pemilihan Indonesia (PPI) Penghitungan kursi dibuat dengan memperhitungkan dua stembus accoord yang diakui Komisi Pemilihan Umum (KPU). Diasumsikan kursi hasil stembus accoord diperuntukan bagi partai yang memiliki sisa suara terbesar. Stembus Accoord I : PUI, PKU, PPP, PSII 1905, Masyumi, PBB, PK dan PNU Stembus Accoord II : PDKB, PBI dan PADI ;-)
Republika: Dongeng Pertamina (2)
Korupsi Pertamina dari Masa ke Masa (2) Banjir Dolar ke Keluarga Cendana Istilah keceh lenga pernah melekat pada Pertamina. Istilah dalam bahasa Jawa yang artinya bergelimang dengan minyak itu populer pada dua dasawarsa silam, karena minyak Pertamina inilah andalan utama pendapatan pemerintah. Dalam perkembangannya, Pertamina ternyata juga menjadi 'wilayah' yang keceh duit. Tempat bergelimang uang. Karena dari Pertamina itu muncul ratusan proyek yang nilainya sampai ratusan triliun rupiah. Dan siapa lagi yang paling menikmati keceh duit-nya Pertamina kalau bukan keluarga Soeharto. Pada 1983 misalnya, muncul Perta Oil Marketing dan Permindo Oil Trading -- dua perusahaan yang memonopoli ekspor-impor minyak. Perta Oil dimiliki Pertamina sebanyak 35 persen, dan selebihnya yang 65 persen milik Tommy dan kroninya. Sedangkan Permindo, Bambang Tri dan kroninya menggenggam 70 persen, baru selebihnya Pertamina. Dua perusahaan yang lebih tepat disebut sebagai 'makelar minyak' itu meraup 30-35 sen dolar AS dari tiap barel minyak yang diperdagangkan. Padahal, sampai tahun anggaran 1997/1998, kedua perusahaan itu menangani rata-rata 500 ribu barel per hari. Berarti, dalam setahun, Tommy dan Bambang dapat menikmati komisi lebih dari 50 juta dolar AS. Majalah Tempo (16 November 1998) menggambarkan keuntungan yang diraih Permindo lebih rinci. Perusahaan yang dimiliki Grup Bakrie dan Bimantara (milik Bambang Tri) itu tiap harinya dapat memasukkan keuntungan 200 ribu dolar AS dari impor BBM saja. Ini belum termasuk jatah ekspor minyak 150 ribu barel per hari, yang mendatangkan keuntungan 150 ribu dolar AS tiap harinya. Jika diambil kurs rata-rata Rp 2.500 per dolar AS, berarti dalam sehari Permindo bisa menyedot Rp 875 juta, seminggu Rp 6,1 miliar, dan sebulan Rp 183 miliar. Sejak 1983 uang sebanyak itu mengalir ke kantong Permindo sampai perusahaan tersebut dipangkas pemerintah 1 Juli 1998 lalu. Ironisnya, ibarat makelar tiket kereta api, keberadaan dua perusahaan itu sebenarnya tidak diperlukan. Sebab, kata mantan Mentamben Subroto, Pertamina sebenarnya dapat mengekspor minyak secara langsung, tanpa broker. Artinya, perusahaan itu didirikan hanya untuk menggerogoti keuntungan Pertamina. Akibat adanya 'makelar minyak' itu kinerja Pertamina menjadi tidak efisien. ''Secara emosional, Permindo dan Perta itu mengganggu efisiensi manajemen Pertamina,'' ujar Mentamben Kuntoro Mangkusubroto, suatu hari. Untunglah, pemerintah pada Juli tahun lalu telah memangkas bisnis milik anak Soeharto itu. *** Seorang pengusaha pribumi punya kisah lain tentang bagaimana upaya Soeharto mengikutkan anak-anaknya untuk 'mengisap' Pertamina. Suatu siang, pada awal Pelita VI, ia menghadap sang Presiden. Didampingi beberapa menteri terkait, ia menjelaskan konsep pengembangan migas nasional. ''Saat saya memberi penjelasan, Pak Harto menyimak dengan mata sekali-sekali tertutup dan manggut-manggut, seperti merasa bosan,'' ujar pengusaha itu. Tetapi, begitu sampai pada penjelasan mengenai potensi sumber minyak yang belum tereksplorasi, katanya, minat Soeharto langsung terbangun. ''Mendengar penjelasan tentang potensi sumber minyak yang besar itu, Pak Harto langsung terbangun, dan tampak antusias menyambut penemuan itu,'' ujar pengusaha asal Bandung itu. Dan, komentar Soeharto dapat diduga, ''Itu potensi yang besar dari kekayaan bumi kita. Lebih baik, untuk mengolahnya, ajaklah pengusaha pribumi yang sudah berpengalaman, seperti Bambang dan Tommy. Mereka sudah berpengalaman di perminyakan,'' kenang sang pengusaha, menirukan ucapan Soeharto kala itu. Sejak awal didirikan tahun 1968, Pertamina memang menjadi sarang lintah-lintah minyak milik keluarga Cendana dan kroninya. Tak kurang dari 159 perusahaan milik anak, cucu, kerabat dekat, dan kroni mantan Presiden Soeharto berlomba 'merampok' harta Pertamina. Perta dan Permindo sekadar dua contoh. Di sektor hilir bisnis migas, masih ada PT Panutan Selaras (milik Sigit) dan PT Giga Intrax (milik Tommy) -- keduanya memiliki konsesi khusus untuk menjual produk premix di Indonesia. Selain itu, sejumlah perusahaan terkait keluarga Cendana juga 'main' di bidang pelumas dan distribusi BBM. Perusahaan milik keluarga Cendana juga tidak sedikit yang menangani bisnis hulu yang dikenal berisiko tinggi. Untuk yang ini biasanya dengan menggandeng (atau digandeng) investor asing. Baik Bambang Tri, Sigit, Tutut, maupun Tommy, memiliki sejumlah wilayah pertambangan migas, baik berbentuk Production Sharing Contract (PSC), Technical Asistance Contract (TAC), maupun lainnya. Pertamina pernah hampir bangkrut pada pertengahan 1970-an ketika mereka terjerat utang luar negeri sebesar 10,5 miliar dolar AS. Tapi ternyata angka tersebut kini belum apa-apa dibanding dana yang dihisap keluarga Cendana dan kroninya di Pertamina. Mantan kepala Dinas Divisi Pemasaran Luar Negeri Pertamina, Muhamad Zein, menaksir nilai dolar AS kasus Ibnu Sutowo dulu hanyalah 10 persen dari jumlah aset bisnis keluarga Cendana di Pertamina. Apal
MEDIA INDONESIA AFTERNOON TEA 6
Bagi rekan-rekan yang sedang berada di Indonesia: Sri Mulyani & Laksamana Sukardi di MEDIA INDONESIA AFTERNOON TEA Kali ini kami menghadirkan dua Pakar Ekonomi Indonesia untuk berbincang-bincang dengan Anda sambil menikmani teh sambil berdiskusi tentang : "BAGAIMANA PLATFORM EKONOMI & PERBANKAN CALON KABINET MENDATANG ?" Acara akan berlangsung pada : Hari : Jumat Tanggal : 23 Juli 1999 Waktu : 15.00 - 18.00 WIB Tempat: SHERATON MEDIA HOTEL Jl. Gunung Sahari Raya No. 3 Jakarta 10720 Biaya partisipasi Rp. 100.000 ,- Jika Pembaca Media Indonesia berminat dapat menghubungi kami di telepon : 62 21 5821303 dengan Novi atau Nita. Informasi lebih lanjut dapat membuka file [afternoontea 2.doc] yang kami kirimkan dalam file attachment berikut. Salam hangat, Panitia MI Afternoon Tea Keluarga Besar Media Indonesia __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com afternoon2[1].doc
Re: Numpang tanya
Terimakasih banyak Mas Dede, Arya
CHINA.COM
Ini ada portal baru, http://www.china.com Perusahaan yg memilikinya baru saja mengeluarkan IPO dengan kode saham CHINA. Kapan nih Indonesia juga bikin hal yg sama trus sahamnya ditawarkan di AS. Ada yg berminat?...:) Oh ya, kebetulan saat ini saya termasuk pemegang saham CHINA. Pemegang saham lainny selain saya antara lain adalah AOL (American Online), SUNW (Sun Microsystem). jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Cuap2 Gus Dur... kwek...kwek...kwek
Lihatlah si buta dari goa hantu... Mencoba menjunjung diri sendiri sebagai orang yg dihormati dimana kenyataan berkata yg lain. Gus Dur diterima di Aceh ?? I don't think so, sadly, that's what he thought. Cuplikan di bawah ini datang dari Detik 8 dan 15 Juli. Peace... _ DETIK - 8 JULI '99 ... Apa Gus Dur tidak takut ditolak seperti dulu? "Saya tidak takut ditolak rakyat Aceh. Mahasiswa sudah kirim surat ke saya. Mereka yang dulu bikin ribut, sudah minta maaf. Anda tahu, saya sudah menjadi nabinya orang Aceh," jawab Gus Dur disambut tawa wartawan yang mengerumuninya. _ DETIK - 15 JULI '99 Sempat 'Didemo' Puteri Aceh Gus Dur Batal Pergi ke Aceh Reporter Irna Gustia W detikcom, Jakarta-Selain mengundurkan Ciganjur II, Gus Dur juga mengundurkan kunjungannya ke Aceh pada 17 Juli. Hal itu terpaksa dilakukannya karena situasi Aceh saat ini dipenuhi suasana emosional. Gus Dus sendiri sempat 'didemo' oleh puteri Aceh di Hotel Acacia, Jakarta. "Saya menunda keberangkata ke Aceh karena keadaan sangat emosional dan tidak ada pihak yang berupaya mencari keasamaan," kata Gus Dur yang menodongnya untuk melakukan jumpa pers seusai membuka seminar "Ekonomi NU" di Hotel Acacia, Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (15/07/1999). Sampai kapan pengunduran itu? "Sampai situasinya kembali tenang. Sebab sekarang semua orang tidak bisa diajak bicara dengan tenang," kata Gus Dur. Sebelum menggelar jumpa pers dadakan itu sendiri, Gus Dur sempat 'didemo' oleh beberapa perempuan Aceh. Mereka berteriak-teriak,"Gus Dur, bagaimana dengan Aceh? Anda harus bicara!" Demo itu dilakukan saat Gus Dur tengah berjalan dari ruang seminar, Rose III, menuju ke ruang Rose I, yang sedang kosong, bersama dengan puluhan wartawan. Sedang Rose II tengah berlangsung diskusi tentang kekerasan negara di Aceh. Gus Dur sendiri mengacuhkan 'demo' itu. Apalagi pengawalan sangat ketat. Ketika jumpa pers di Rose I berlangsung, puteri Aceh itu kembali mengacungkan jari untuk melempar pertanyaan pada Gus Dur. "Saya puteri Aceh, dan saya ingin bertanya soal Aceh..." Belum selesai bertanya, pengawal Gus Dur berucap,"Wartawan dulu!" Gus Dur pun menyambung," Orang Aceh itu tidak punya keistimewaan apa-apa." Keadaan itu membuat situasi jumpa pers berlangsung tegang. Tidak ada tertawaan sebagaimana bila Gus Dur bicara pada pers. Lebih lanjut Gus Dur mengatakan, "Emangnya kewajiban saya ngurusi Aceh. Kan ada Habibie dan lain-lain. Emangnya itu kerjaan saya." Akan tetapi, secara umum, Gus Dur menyesalkan kondisi Aceh yang kian memburuk. Sedang Soal penarikan PPRM, Gus Dur menilai bahwa hal itu mesti dibicarakan dulu bagaimana pemecahannya. "Jangan emosional," tegas Gus Dur. Menurut dia, bila keinginan Aceh Merdeka terus dibiarkan, suaranya akan tinggi dan tentara tetap ngotot. "Kalau Aceh merdeka, biayanya tinggi, sehingga perlu dicari jalan tengah," pendapat Gus Dur. Gus Dur sendiri merasa jemu terhadap masalah Aceh yang tidak kunjung selesai. "Saya paling jemu mendengar masalah Aceh. Emang daerah di Indonesia ini cuma Aceh saja," omel dia. Seusai menggelar jumpa pers, lagi-lagi Gus Dur 'didemo' puteri Aceh. "Gus Dur ti
Re: Numpang tanya
Sehubungan hal-hal tersebut, kebetulan kami juga sedang berlangganan majalah Indonesia maka kami hanya dapat memberi jawaban no. 4 sbb.: Bpk. HERSON SONY P.O. BOX 285 LOMA LINDA, CA 92354 TELP. (909) 478 0 0122 Salam, M. Rukli Chicago, Illinois
mohon maaf-pamitan
Hi semuanya, Saya cuma mau pamitan, permisi saya mau mundur dari forum ini. Selain itu saya mau minta maaf sebesar besarnya apabila saya sempat menyinggung perasaan, menyakiti hati .dsb..dsb.. anda. Terima kasih atas perhatian rekan rekan, baik yang ditanah air maupun yang sedang dirantau. Saya tahu anda semuanya mempunyai nilai lebih, dan saya senang sempat mengenal kalian. Semoga kalau kita ketemu di jalan kita sempat saling sapa. Salam hangat Yuni W.S. Wilcox Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at http://webmail.netscape.com.
Re: Lucu Banget... (Warning: Rada Jorok ;-)
hahahahaada-ada saja orang ini yah ? Tolong ingetin deh, bentar lagi kita masuk abad milenium nih ! Maaf kalau tampak terlalu kasar, tapi ini adalah reaksi genuine...:) Salam, bRidWaN At 07:20 AM 7/14/99 +0700, Yusuf-Wibisono wrote: >Republika: Dalam Budaya Jawa Wanita Jadi Presiden Sulit Diterima > >JAKARTA -- Sekretaris Badan Litbang Agama Departemen Agama, Ahmad Syafi'i >MA, berpendapat masalah kepemimpinan perempuan di Indonesia sangat >berkaitan dengan budaya lokal di tanah air. Dalam budaya Jawa misalnya, >kata dia, peran politik perempuan masih sangat lemah, bahkan sangat sulit >diterima jika seorang perempuan menjadi pemimpin suatu wilayah, apalagi >pemimpin nasional. > >Menurut Syafi'i, dalam wilayah publik di budaya Jawa, tidak pernah seorang >perempuan menjadi pemimpin. ''Secara realistis, sejak berabad lalu tidak >pernah seorang perempuan memimpin suatu wilayah di Jawa.'' > >... > >Yw: Gile bener. Kalo budaya Jawa bilang gitu, emangnya kenapa? >Negaramu itu negara Indonesia atau negara Jawa? >Lagi pula: dalam budaya Jawa selama berabad-abad presiden >itu tidak pernah ada. Toh nyatanya sekarang ada... > >;-) > >
Re: [20 Gubernur Diperiksa dan Diganti]
Terima kasih atas tanggapannya..Memang masalahnya tidaklah semudah yg kita sangka, tetapi bukanlah tidak mungkin untuk dihadapi dengan benar. Masalah KKN adalah masalah 'moral'. Apalagi bila dikaitkan dengan 'sumpah-jabatan' bagi yang bekerja di Pemerintahan nanti. Concern saya adalah : apalah gunanya menuntut ilmu setinggi- tingginya, apabila tidak diikuti oleh moralitas yang tinggi juga. Percuma, pada usia senja nanti, yg tinggal hanyalah omongan atau cibiran orang saja. Persis seperi Petinngi RI yang empuk untuk dijadikan bahan ejekan atau bahan gossipan dikala senggang...:) Apakah kita semua mau menjadi demikian ? Saya rasa tidak ! Salam, bRidWaN At 08:40 AM 7/15/99 +0700, arezdaps wrote: >bung ridwan saya senang mendengar ucapan anda : >quote "Jadi apa gunanya kita2 ini, yang tengah menuntut ilmu >atau mulai berkarier ? Apakah hanya untuk turut larut dalam >permainan KKN juga ? Saya rasa tidak !" unqote >karena tidak sedikit saya dengar kawan yang menuntut ilmu di LN, >malah enggan pulang karena berbagai hal, (memang masalah nya bukan >karena hilangnya nasionalisme)tapi lebih kepada profesionalisme.. >dimana kalau pulang ke>tanah air, ilmu yang sudah didapat dihargai >semestinya, juga rasanya sulit utk berkembang, karena terkekang oleh >mekanisme "rapuh" yang sudah tertata apik sejak lama... >mungkin anda perlu merenungkan lagi, pertanyaan anda ""Apakah hanya >untuk turut larut dalam permainan KKN juga ?.itu masalah yang >cukup besar yang akan anda hadapi jika anda terjun nanti.. >salam >arez >bRidWaN wrote: >> Paling tidak kalau kita mau dan bisa untuk konsisten dengan aksi >> ini, budaya yang sudah mengakar pun akan bisa terkikis secara perlahan. >> Tetapi kalau tidak konsisten, jangankan 2 generasi, 10 generasi >> pasti engga akan selesai juga. >> >> >> >> Salam, >> bRidWaN >> >> At 02:33 PM 7/14/99 +0700, arezdaps wrote: >> >saya pikir kita jangan terlalu cepat merasa lega dulu dengan segala >> >upaya yang telah dilakukan dalam rangka KKN itu.. >> >karena korupsi di indonesia itu kan sudah membudaya, rasanya " >> >badan pada pegel-pegel" kalau tidak korupsi. >> >Ada seorang pengamat yang mengatakan bahwa butuh 2 generasi utk >> >menuntaskan itu semua. >> >saya kira juga demikian, karena sebaik apapun sistem dan mekanisme >> >yang diterapkan jika mental orangnya masih kayak begitu rasa sulit.. >> > >> >salam >> >arez >>bRidWaN wrote: >> > >> >> Wah...kalau pembongkaran korupsi dan aspek KKN lainnya terus >> >> dijalankan secara konsisten dan 'right', bisa2 sebentar lagi >> >> jalanan di-Jakarta engga akan macet lagi deh >> >> >> >> Cuma.apakah aksi ini tidak akan 'anget anget tai ayam' lagi..?? >> >> (Maaf penggunaan perumpamaan yang terkesan vulgar). >> >> >> >> Salam, >> >> bRidWaN >> >> > At 07:20 PM 7/13/99 MST, Yuni Wilcox wrote: >> >> >Wah Indonesia sekarang ini memang benar benar musim buka bukaan. Dari yang >> >> >berbau pornografi sampai bongkar membongkar korupsi...hm >> >> >>Yusuf-Wibisono <[EMAIL PROTECTED]> wrote: >> >> >Republika: 20 Gubernur Diperiksa dan Diganti >> >> > >> >> >Korupsi di Depdagri Rp 2,6 Triliun >> >> > >> >> >JAKARTA -- Setelah ribut-ribut korupsi di KPU, disusul kabar korupsi di >> >> >Pertamina, kemarin datang lagi berita baru tentang korupsi yakni dari >> >> >lingkungan Departemen Dalam Negeri (Depdagri). >> >> > >> >> >''Besarnya penyelewengan di Depdagri mencapai Rp 2,6 triliun,'' kata >> >> >Inspektur Jenderal Depdagri Mayjen TNI Andi Djalal Bachtiar kepada pers di >> >> >Jakarta, kemarin. >> >> > >> >> >Data penyelewengan di Depdagri itu, menurut Andi Djalal Bachtiar, >> dilakukan >> >> >para pejabat dari pusat hingga daerah selama enam bulan sejak Oktober >> 1998. >> >> >''Dari uang yang diselewengkan itu, yang dikembalikan ke negara baru Rp >> 959 >> >> >miliar,'' katanya. >> >> > >> >> >Menurut Bachtiar, penyelewengan terbesar terjadi di Provinsi Daerah >> Tingkat >> >> >I DKI Jakarta yakni Rp 115 miliar. Disusul Provinsi Jawa Timur sebesar Rp >> >> >95 miliar, dan Jawa Barat sebesar Rp 38 miliar. ''Dinas-dinas yang >> >> >mempunyai banyak proyek, seperti Dinas PU, adalah yang paling banyak >> >> >melakukan penyelewengan,'' lanjutnya. >> >> > >> >> >Tetapi, Sekwilda DKI buru-buru mengemukakan keberatannya atas hasil >> >> >penelitian Depdagri itu. Terlebih, atas 'tudingan' bahwa Pemda DKI >> mencatat >> >> >rekor tertinggi korupsi di lingkungan Depdagri. ''Saya akan konfirmasi >> >> >dulu. Saya kan tidak tahu mengapa pemda mendapat kategori seperti itu,'' >> >> >kata Fauzi Bowo ketika dikonfirmasi kemarin. >> >> > >> >> >Sekwilda mempertanyakan data apa saja yang dipakai Depdagri untuk itu. >> >> >Menurut Fauzi, mungkin saja kesimpulan tersebut dilihat dari besarnya >> angka >> >> >kebocoran, karena banyaknya pegawai Pemda DKI yang korup. Tapi, >> menurutnya, >> >> >dugaan itu kurang berdasar. Namun ia tidak menutup mata bahwa ada pegawai >> >> >pemda yang seperti itu. ''Memang ada p
Re: [20 Gubernur Diperiksa dan Diganti]
Makasih ah bung Yusuf:) Itulah sebabnya kita tetap harus optimis didalam menjalankan aksi pemberantasan KKN dengan Konsisten. Apa gunanya kita berpendidikan tinggi, kalau hanya untuk turut larut dalam praktek semacam itu. Jangan ikutin kelakuan Bapak/Oom/Tante/Saudara kita, yang tanpa terasa telah larut (bahkan aktif) dalam praktek KKN itu. Pesta telah berakhir, Bung ! Salam, bRidWaN At 03:58 AM 7/14/99 +0700, Yusuf-Wibisono wrote: <>... |>> Paling tidak kalau kita mau dan bisa untuk konsisten |>> dengan aksi ini, budaya yang sudah mengakar pun akan |>> bisa terkikis secara perlahan. |>> Tetapi kalau tidak konsisten, jangankan 2 generasi, |>> 10 generasi pasti engga akan selesai juga. <>Yw: Setuju, ju, ju, ju, juling. (Eh, gak pake ling ;-). <>Biarpun perlu 2 generasi atau perlu cuma 100 jam sekalipun, <>kalo nggak dimulai dari sekarang, ya seribu tahun nggak <>akan kelar... |>> Jadi apa gunanya kita2 ini, yang tengah menuntut ilmu atau |>> mulai berkarier ? Apakah hanya untuk turut larut dalam |>> permainan KKN juga ? Saya rasa tidak ! |>> |>> Salam, |>> bRidWaN <>Yw: Well said. ;-)
Re: Budaya=ketertinggalan?
Maaf, subjectnya saya ganti dengan budaya=ketertinggalan..? supaya diskusinya lebih terarah. Saya melihat ada yang keliru atas pengambilan kesimpulan Sdr. Ahmad Syafi'i, MA ini. Premis-premis yang diambil sudah benar, namun sewaktu mengambil kesimpulannya tidak tepat. Saya lebih cenderung mengganti kata 'budaya Jawa' yang dipakai beliau ini menjadi 'ketertinggalan di Jawa'. Dengan alasan bahwa: 1. Kalau dulu (berabad-abad yang lalu, katanya) peran politik wanita masih lemah sehingga belum ada pemimpin wanita, saya kira justru karena kesempatan wanita untuk memperoleh kesempatan pendidikan dan informasi masih tertinggal dari kaum lelaki. Nah, dengan semakin samanya mendapatkan kesempatan pendidikan dan informasi seperti beberapa dekade ini, ketertinggalan kaum wanita sudah semakin tipis dan hampir tidak nampak lagi. Dengan sendirinya, perannya di segala bidang sudah tidak dapat dan tidak perlu dibendung lagi. Kalau memang menonjol dan bisa di depan kaum lelaki (dalam hal kepemimpinan), kenapa tidak? 2. Analogi lain, kalau jaman dulu wanita di Jawa tidak pernah ditemukan (tidak dibolehkan) menjadi tentara, lalu sekarang banyak tentara wanita. Apa ini juga karena menyalahi budaya Jawa? Dan banyak contoh-contoh yang lain Saya kira, masih banyak saja orang yang tidak menyadari realita di depan mata hingga saat ini. kalau boleh saya istilahkan, masih banyak yang 'terlelap' oleh mimpi lama. Saya menyadari, bahwa kita tidak akan 'bangun tidur' secara bersamaan, karena memang kita punya latar belakang pengetahuan dan kesadaran yang berbeda. Akhirnya, Sdr. Ahmad Syafi'i, MA ini saya anggap sebagai salah seorang dari mereka yang nantinya 'terlambat bangun tidur'. Salam, Budi At 07:20 AM 7/14/99 +0700, you wrote: >Republika: Dalam Budaya Jawa Wanita Jadi Presiden Sulit Diterima > >JAKARTA -- Sekretaris Badan Litbang Agama Departemen Agama, Ahmad Syafi'i >MA, berpendapat masalah kepemimpinan perempuan di Indonesia sangat >berkaitan dengan budaya lokal di tanah air. Dalam budaya Jawa misalnya, >kata dia, peran politik perempuan masih sangat lemah, bahkan sangat sulit >diterima jika seorang perempuan menjadi pemimpin suatu wilayah, apalagi >pemimpin nasional. > >Menurut Syafi'i, dalam wilayah publik di budaya Jawa, tidak pernah seorang >perempuan menjadi pemimpin. ''Secara realistis, sejak berabad lalu tidak >pernah seorang perempuan memimpin suatu wilayah di Jawa.'' > >... > >Yw: Gile bener. Kalo budaya Jawa bilang gitu, emangnya kenapa? >Negaramu itu negara Indonesia atau negara Jawa? >Lagi pula: dalam budaya Jawa selama berabad-abad presiden >itu tidak pernah ada. Toh nyatanya sekarang ada... > >;-) >