Duh bang Ananto,
jangan dibilang ustadz dong bang,
terlalu tinggi, saya sendiri tidak banyak
yg saya ketahui.
salam,
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> ustadz nashir,
> matur nuwun atas explanation nya... :)
>
> salam,
> ananto
>
>
> On 9/25/06, Nas
begitulah style guru2 ngaji tempo dulu, kang...
beliau hanya mengasih isyarat isyarat... kita dipersilahkan untuk mem-follow up lebih detilnya...
misalnya juga:
1. ndak baik maghrib2 menggendong bayi di luar rumah...
2. kalau makan, ga boleh di tengah tengah pintu
3. dan sebagainya
salam
ustadz nashir,
matur nuwun atas explanation nya... :)
salam,
ananto
On 9/25/06, Nashir Ahmad M. <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Salam,Bang Ananto,Kata-kata tersebut disampaikan oleh Syayyidina Ali r.a,ketika seorang Murid bertanya, sbb:
Murid : Wahai Imam, apakah bentuk rendah hati atau tawadhu it
Salamualaikum,
selamat menunaikan ibadah puasa kepada semua penghuni warung KI, nan
seperti pelangi,
koq kata guru ngaji ??,,,??
kalau saya berprinsip "orang yang sombong itu dibalas dengan
nyengir",
pasti lebih afdhol geura, daripada dibales pake bogem, apalagi pake
hujatan,,,
wassalam
KnC
Salam,
Bang Ananto,
Kata-kata tersebut disampaikan oleh Syayyidina Ali r.a,
ketika seorang Murid bertanya, sbb:
Murid : Wahai Imam, apakah bentuk rendah hati atau tawadhu itu?
Syay. Ali : Berlaku sombong pada orang sombong.
Murid : Wahai Imam, apakah yg tak layak diucapkan
walaupun itu b
Astaghfirullohal'adziim,
Om Abu Yahya yang baik, kata-kata ini untuk diri kita sendiri ya Om ?
Bukankah kita disunahkan setiap malam berintrospeksi diri, menghitung
kebaikan dan keburukan kita hari kemarin, dan sekarang ini, untuk
perbaikan di hari esok ?
bagus lho Om , semoga Alloh membimbing kit