RE: [Keuangan] Nasib Mobil Nasional Malaysia...

2007-11-20 Terurut Topik Oka Widana
100% betul lae Poltak, untuk merek Toyota, kita - Indonesia- menjadi basis
produksi kendaraan niaga (kelas Inova), dan via anak perusahaan Toyota
lainnya (Daihatsu) untuk type Avanza, Xenia dan yang terakhir Grand max.

 

Saya pernah baca suatu data (lupa sumbernya) bahwa dalam 1 tahun nilai
industry Automotive Indonesia (mobil dan motor) adalah Rp. 90 trilyun, belum
jika dihitung dengan industry penunjangnya seperti spareparts after market,
mobil bekas dan bengkel, mungkin angkanya bisa 4 kali lipat. Jika menelaah
angka2 tersebut, secara right brain, rasanya sudah tidak feasible jika kita
bicara mobil nasional. Jangankan untuk sekedar mendapat pasar didalam
negeri, yang 80% dikuasai merek Jepang, apalagi bicara ekspor.

 

Sudah agak lama di millis ini pernah didiskusikan mengenai spesialisasi
dalam rangka mempertajam keunggulan komparatif yang kita miliki. Banyak
sudah pihak yang bicara mengenai visi Indonesia 2030. dan sejenisnya yang
pada intinya ya itu tadi pengembangan keunggulan komparatif  untuk terus
memajukan perekonomian nasional. Sayangnya inisiatif tadi lebih banyak
datang dari swasta tanpa adanya political support yang memadai.

 

Saya beberapa hari lalu dating dalam suatu seminar yang di prakarsai
Infobank. Dr Ichsan, salah satu pembicara berkata, bahwa pertumbuhan ekonomi
kita yang 6,5 % tahun ini (perkiraan), 6% didorong oleh inisiatif swasta...
0,5 % porsi dorongan pemerintah. Artinya memang, rakyat sebagai pelaku
ekonomi diminta untuk mencari sendiri apa yang terbaik bagi dirinya, yang
secara akumulatif akan membawa arah perekonomian nasional. Saya probadi sih,
berfikir, jika 6% adalah drive nya berasal dari rakyat, bukan trus
pemerintah cuma andil 0,5% dong.. Mestinya andilnya bisa 3% jadi bisa
sejajar dengan Vietnam yang pertumbuhan ekonominya 8-9%... malu kali sejajar
dengan Vietnam, tapi mau sejajar dengan India apalagi China, ngak kuat deh.

 

Oka Widana 

 

 

 

From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Poltak
Hotradero
Sent: Wednesday, November 21, 2007 9:45 AM
To: ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
Subject: [Keuangan] Nasib Mobil Nasional Malaysia...

 

Beberapa tahun yang lalu, di milis ini pernah ada diskusi sangat
intens (berlangsung berminggu-minggu) tentang proyek "mobil nasional"
- dan apakah perlu Indonesia ikut membuatnya.

Tanpa disadari saat ini, sekalipun Indonesia tidak membuat "mobil
nasional" - tetapi negara kita saat ini tercatat sebagai eksportir
mobil untuk kawasan ASEAN, dengan volume cukup baik. Mobil-mobil merk
Honda dan Toyota Kijang produksi Indonesia -- berseliweran di berbagai
kota di kawasan ASEAN. Sementara dalam kerangka pasar bersama ASEAN,
harga sedan Toyota buatan Thailand - menjadi relatif terjangkau di
Indonesia (dan ikut jadi biang macet di ibu kota).

Lalu bagaimana dengan negara anggota ASEAN yang tetap ngotot bikin
"mobil nasional" sendiri? Beritanya ada di bawah ini... Bagi pemilik
mobil Proton -- tentu perlu ekstra hati-hati...

Proton May Not Survive on Own After Talks With Volkswagen End
2007-11-20 18:06 (New York)

By Angus Whitley
Nov. 21 (Bloomberg) -- Proton Holdings Bhd., Malaysia's
unprofitable state-owned carmaker, may not survive on its own
after the government ended talks for a partnership with
Volkswagen AG.
Malaysia's government investment unit yesterday said it
ended talks for an alliance with Europe's largest carmaker and
General Motors Corp. of the U.S. in order to give Proton more
time to reverse losses. A strategic alliance can be considered
later ``if necessary,'' the agency said.
``It's a big set back for Proton,'' said Raymond Tang, who
oversees $5.4 billion at CIMB-Principal Asset Management Bhd. in
Kuala Lumpur. ``The company needs new technology from a partner.
They don't have the resources to make it on their own.''
Proton, which has reported five straight quarterly losses,
had been looking for a partner to help produce fresh models and
revive sales. While demand for a new Proton rolled out in August
beat company forecasts, that won't be sufficient to allow the
24-year-old carmaker to go it alone, some analysts said.
``Although management has done a commendable job at turning
around the company, it probably won't be enough,'' said Vincent
Khoo, head of research at Aseambankers Malaysia Bhd. in Kuala
Lumpur. Proton still needs a partner, he said.
The company lost 589.5 million ringgit ($175 million) last
fiscal year. The search for a partner followed the end of an
alliance with Mitsubishi Motors Corp. in 2004, and the loss of
half of Proton's market share to rivals including Toyota Motor
Corp. Proton shares have slumped 25 percent this year.

New Model

Still, the new Persona sedan, introduced in August, notched
up 22,000 bookings by the end of October, Malaysian Second
Finance Nor Mohamed Yakcop told reporters late yesterday. Proton,
which planned to sell 4,000 of the vehicles a month, may report
a profit in 2009, Nor said.
``We must give Proton management the fl

[Keuangan] Nasib Mobil Nasional Malaysia...

2007-11-20 Terurut Topik Poltak Hotradero
Beberapa tahun yang lalu, di milis ini pernah ada diskusi sangat
intens (berlangsung berminggu-minggu) tentang proyek "mobil nasional"
- dan apakah perlu Indonesia ikut membuatnya.

Tanpa disadari saat ini, sekalipun Indonesia tidak membuat "mobil
nasional" - tetapi negara kita saat ini tercatat sebagai eksportir
mobil untuk kawasan ASEAN, dengan volume cukup baik.  Mobil-mobil merk
Honda dan Toyota Kijang produksi Indonesia -- berseliweran di berbagai
kota di kawasan ASEAN.  Sementara dalam kerangka pasar bersama ASEAN,
harga sedan Toyota buatan Thailand - menjadi relatif terjangkau di
Indonesia (dan ikut jadi biang macet di ibu kota).

Lalu bagaimana dengan negara anggota ASEAN yang tetap ngotot bikin
"mobil nasional" sendiri?  Beritanya ada di bawah ini...  Bagi pemilik
mobil Proton -- tentu perlu ekstra hati-hati...


Proton May Not Survive on Own After Talks With Volkswagen End
2007-11-20 18:06 (New York)


By Angus Whitley
 Nov. 21 (Bloomberg) -- Proton Holdings Bhd., Malaysia's
unprofitable state-owned carmaker, may not survive on its own
after the government ended talks for a partnership with
Volkswagen AG.
 Malaysia's government investment unit yesterday said it
ended talks for an alliance with Europe's largest carmaker and
General Motors Corp. of the U.S. in order to give Proton more
time to reverse losses. A strategic alliance can be considered
later ``if necessary,'' the agency said.
 ``It's a big set back for Proton,'' said Raymond Tang, who
oversees $5.4 billion at CIMB-Principal Asset Management Bhd. in
Kuala Lumpur. ``The company needs new technology from a partner.
They don't have the resources to make it on their own.''
 Proton, which has reported five straight quarterly losses,
had been looking for a partner to help produce fresh models and
revive sales. While demand for a new Proton rolled out in August
beat company forecasts, that won't be sufficient to allow the
24-year-old carmaker to go it alone, some analysts said.
 ``Although management has done a commendable job at turning
around the company, it probably won't be enough,'' said Vincent
Khoo, head of research at Aseambankers Malaysia Bhd. in Kuala
Lumpur. Proton still needs a partner, he said.
 The company lost 589.5 million ringgit ($175 million) last
fiscal year. The search for a partner followed the end of an
alliance with Mitsubishi Motors Corp. in 2004, and the loss of
half of Proton's market share to rivals including Toyota Motor
Corp. Proton shares have slumped 25 percent this year.

  New Model

 Still, the new Persona sedan, introduced in August, notched
up 22,000 bookings by the end of October, Malaysian Second
Finance Nor Mohamed Yakcop told reporters late yesterday. Proton,
which planned to sell 4,000 of the vehicles a month, may report
a profit in 2009, Nor said.
 ``We must give Proton management the flexibility to move on
and carry out its turnaround plan,'' Nor said. ``We are not
saying there will be no strategic partnership. It's a very
attractive idea, but we also have to look at the interest of the
country.''
 Protons, driven by taxi drivers across Malaysia, are among
the cheapest cars on offer in the Southeast Asian nation. The
carmaker was set up in 1983 by then-Prime Minister Mahathir
Mohamad as a manufacturing emblem. The Saga saloon is still on
sale more than two decades after the first model was produced.
 Proton's turnaround plan includes offering all its models
in Thailand by the end of November, Nor said yesterday. Proton
aims to sell cars in India and to double exports this year and
next, it said in September. The carmaker in July agreed with
Jinhua Youngman Automobile Manufacturing Co. to sell cars in
China.

 General Motors

 The Persona, which was Proton's first new car in more than
a year, may help the automaker return to profit as early as 2009,
analysts at Hwang-DBS Vickers Research Sdn. said in August.
 The Malaysian government controls Proton though a 43
percent stake held by Khazanah Nasional Bhd., Malaysia's state-
owned investment unit.
 Proton and Volkswagen jointly ended the talks, the
Wolfsburg, Germany-based company said yesterday. Initial
negotiations between the two companies collapsed in January last
year after the parties failed to agree on terms, including
control of the maker of Waja and Wira sedans.
 The German automaker will now expand its sales and service
network in Southeast Asia, in particular within Malaysia, it
said in its statement. A partnership with Proton offered
Volkswagen access to a regional manufacturing site.
 General Motors is still interested in Proton, Rob Leggat, a
spokesman for the Detroit-based carmaker, said in an e-mail
yesterday.

--With reporting by Soraya Permatasari and Manirajan Ramasamy in
Kuala Lumpur and Chad Thomas in Berlin. Editor: T.Jordan (snc)

To contact the reporter on this story:
Angus Whitley in Kuala Lumpur at +60-3-2160-6801 or
[EMA

[Keuangan] Re: Perbankan Syariah

2007-11-20 Terurut Topik icepack_zero
Teorinya sih syariah banking akan menurunkan jumlah credit yg default
karena bank ikut mengawasi penggunaan credit sebagai rekan usaha.
Dalam kenyataanya, kayaknya praktek banking konvensional di 'bungkus'
dan di 'cap' sebagai syariah.

Kekurangannya, yg paling jelas adalah tidak adanya standar antara 1
negara dengan negara lain. Mungkin ada yg lain, tapi yang kepikiran
baru itu.

Kalau utk insentif, saya kurang mengerti. Mungkin rekan2 yg lain bisa
menambahkan ?

ice-pack

--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, "cute_duckling"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Teman2 sekalian,
> 
> Saya sedang belajar tentang kegiatan perbankan syariah. Mohon 
> pencerahan dari teman2 mengenai kegiatan ini.  
> Sebenarnya apa saja ya kelebihan dan kekurangan dari kegiatan 
> perbankan syariah, baik secara teori maupun dalam praktik globalnya, 
> jika dibandingkan dengan perbankan konvensional?  Apakah ada insentif 
> yang diberikan untuk kegiatan perbankan syariah saat ini? Jika ada, 
> apa akibatnya jika insentif tersebut dihapus?
> Apakah kegiatan ini competitive dengan perbankan konvensional?
> 
> Terima kasih atas bantuannya.
> 
> Regards,
> Novi
>




RE: [Keuangan] (XIN) BMW reports 86 pct surge in Indonesia sales

2007-11-20 Terurut Topik Dikky Zulfikar
Kalau menurut saya bisa bang. Tapi namanya juga BAGIAN indikator ekonomi
makro. Cuma bagian, artinya potret yang tidak menyeluruh. Artinya, kalau
dilihat potret keseluruhannya bisa berbeda gambarnya. Nah sekarang ada
bagian-bagian lain yang harus dilihat, seperti pertumbuhan investasi
domestik dan asing, laju gdp dan seterusnya. Termasuk di dalamnya laju
ekonomi di Jakarta, di daerah Indonesia timur, dan seterusnya, karena kalau
dicermati mungkin 90% penjualan BMW ada di DKI Jakarta.

Nah, menurut anda apakah setuju kalau ibukota politik dipindahkan? Agar
kegiatan ekonomi menjadi lebih tersebar. (meneruskan pertanyaan dari posting
sebelumnya :P)

 

Dz

 

Asal-usul Ngeles (Mengelak) & Legenda Ngeles Amrik

Di buku Seni Berbicara oleh Larry King, terdapat hal menarik tentang
"ngeles" atau mengelak. Kita sering mengatakan kata-kata ngeles, "Ah ngeles
aja lho kerjanya." Ternyata kata-kata ngeles asalnya jauh dari Amrik sana.
Seni mengelak/ngeles disebut sebagai Stengelese sesuai dengan legenda Casey
Stengel yang sangat menarik. 

http://dikkyz.blogspot.com/2007/11/asal-usul-ngeles-mengelak-legenda.html

 

Ngantuk, DERR!, Nabrak Deh...

Minggu sore, perempatan Pasar Baru, karena lampu ke arah belok kiri merah
saya berhenti. Di depan, mobil sedan orange full modifikasi. Entah
bagaimana, tuing, hilang kesadaran dan bangun ketika dipukul istri. Suara
brak pun saya tidak dengar, tapi istri mengatakan saya menabrak. Kami pun
menepi. Hilang deh rasa kantuk. ... Mereka meminta KTP, SIM, atau STNK. Saya
katakan no way!.
http://dikkyz.blogspot.com/2007/11/ngantuk-derr-nabrak-deh.html

 

From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Poltak
Hotradero
Sent: Tuesday, November 20, 2007 2:35 PM
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: [Keuangan] (XIN) BMW reports 86 pct surge in Indonesia sales

 

Kadang saya terpikir... apakah yang begini bisa dianggap (secara tidak
langsung) sebagai bagian dari indikator ekonomi makro?

(XIN) BMW reports 86 pct surge in Indonesia sales
2007-11-20 00:05 (New York)

JAKARTA, Nov 20, 2007 (Xinhua via COMTEX) -- German car-maker BMW said its
sales in Indonesia rose by 86 percent in 10 months to October this year from
the
same period last year supported by improving macroeconomy in the country.

Local subsidiary PT BMW Indonesia reported sales of 802 units in the
January-October period of 2007 against 431 units in the corresponding period
last year.

Series-3 sells 431 units to become the most favorite BMW model in the
country,
trailed by Series-5 with 190 units, leading economic daily Bisnis Indonesia
reported Tuesday.

Improving macroeconomic indicators, such as foreign exchange rate, inflation
and
interest rate, have led Indonesian customers to regain confidence that fell
to
its weakest last year, when car sales suffered the sharpest drop, it said.

Copyright 2007 XINHUA NEWS AGENCY.

 

 

No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.5.503 / Virus Database: 269.16.1/1140 - Release Date: 11/19/2007
7:05 PM


No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition. 
Version: 7.5.503 / Virus Database: 269.16.1/1140 - Release Date: 11/19/2007
7:05 PM
 


[Non-text portions of this message have been removed]



[Keuangan] Re: Pada Kemana Teoritisi Ekonomi Pancasila??

2007-11-20 Terurut Topik nazar
Bang Poltak,

1. Yang saya pegang dari pernyataan abang adalah ""Jadi resep adalah 
informasi bersifat tak berwujud fisik ("intangible")"". 
Permasalahannya adalah bukankah ada informasi yang akurat dan 
tidak/kurang akurat? Ada yang up to date dan tidak up to date? 
Sederhananya apakah semua orang suka makan Rawon? kan tentunya tidak 
semua orang suka makan rawon. Suka tidak suka menurut saya pada 
dasarnya berkenaan dengan "Kebiasaan/Habit". Sama halnya orang 
indonesia tidak bisa lepas dari makanan pokok nasi karena dari kecil 
memang sudah terbiasa makan nasi. Lalu ada makanan baru "Pizza, 
kentang goreng, mie ala cina. Tapi makanan baru tersebut bagi orang 
indonesia tidak 100% menggantikan makanan pokok nasi. Demikian juga 
dengan sebuah teori tidak begitu saja akan di ikuti oleh seseorang 
atau kelompok. 

2. Membuat resep baru?
Menurut pendekatan manajemen pemasaran, jika sebuah produk sudah pada 
tahap penurunan/decline maka strategi untuk meningkatkan penjualan 
tidak hanya "Bikin Resep/produk baru secara total", tetapi bisa 
dilakukan strategi modifikasi terlebih dahulu (memperbanyak nilai 
guna), jika memang tidak bisa baru dilakukan pembuatan produk baru.

NB:

# Orang memang tidak makan resep rawon. Tetapi rawon tersebut berasal 
dari resep. Jadi yang menjadi akar permasalahan adalah resep dan 
selera/kebiasaan pemakan resep.

# Kenapa setiap pergantian hari kita semakin bodoh? Apakah karena 
dunia terus berubah atau karena kita tidak mampu mengikuti perubahan 
tersebut?

# Yang muda terlalu agresif dan sedikit pertimbangan, yang tua 
terlalu ego dengan kekuasaan senioritas dan prestasi masa lalunya. 
Sementara dunia terus berubah...



NazaR, S.E [Sarjono Euy... :-) ]





--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, "Poltak Hotradero" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Bung Nazar,
> 
> 1. Sejak kapan orang makan resep?  Saya bisa ngerti orang makan 
rawon
> -- tetapi saya tidak pernah dengar orang makan "resep rawon"...
> 
> "Resep" itu bisa berupa nasihat dari seorang koki kepada bawahannya,
> seorang mertua kepada menantunya, seorang atasan kepada bawahannya,
> ataupun di antara orang yang tingkatnya sederajat.  Jadi resep 
adalah
> informasi bersifat tak berwujud fisik ("intangible") -- ("kalau 
begini
> - sebaiknya anda melakukan begitu", "ditambah ini supaya begitu", 
atau
> dikurangi ini supaya begitu")
> 
> Sejak kapan yang begitu bisa dimakan?
> 
> 2. Kalau ada resep yang tidak sesuai dengan keadaan - harus 
diapakan?
> Contohnya "resep komunisme", ya pilihannya tinggal:
> 
> - Bikin resep baru
> - Tinggalkan resep tersebut dan beralih ke resep lain.
> 
> 3. Teori memang berasal dari percobaan dan berbagai hal empiris
> lainnya yang dilihat pola umumnya.  Karena hampir setiap benda jatuh
> -- maka muncul lah teori gravitasi.  Kalau ternyata ada benda yang
> tidak jatuh (padahal seharusnya jatuh) -- maka berarti teori 
gravitasi
> harus di-revisi.  Ini yang dalam dunia fisika menyebabkan munculnya
> teori Mekanika Quantum dan teori Relativitas -- di mana terjadi
> hal-hal yang tidak sepenuhnya bisa dijelaskan oleh teori gravitasi.
> 
> Karena pada banyak keadaan teori gravitasi masih berlaku (hingga
> derajat tertentu) maka teori tersebut masih digunakan.
> 
> Hal seperti di atas juga berlaku di kajian ilmu sosial: Teori 
disusun
> berdasarkan kajian empiris dengan memperhatikan faktor-faktor yang
> terlibat. Kalau ada yang tidak sesuai -- maka harus dibikin 
revisinya
> -- atau sekalian bikin teori baru (berdasarkan fakta / kajian 
empiris
> baru) yang harus siap diuji lagi dengan kenyataan.
> 
> Kalau sesuatu belum diuji - tapi dilempar ke masyarakat -- maka itu
> namanya bukan teori -- tetapi spekulasi.
> 
> 
> On Nov 17, 2007 12:49 PM, nazar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Bang Poltak,
> >
> >  J 1. Tidak sedikit rresep makanan yang memang sudah kada luarsa. 
Atau
> >  memang mengandung zat yang dapat merusah organ tubuh (ex: efek
> >  samping). Jika sebuah kemasan obat terlalu banyak mengandung zat
> >  narkotika maka orang akan terserang ngantuk. Jika obat digunakan 
over
> >  dosis bisa menyebabkan kematian. Maukah abang jujur bahwa sebuah
> >  teori itu berasal dari percobaan2x? Yang naif adalah jika sebuah
> >  teori yang belum dikaji secara mendalam lalu di 
lemparkan/dikonsumsi
> >  oleh publik.
> >
> >  # Pernyataan saya sebelumnya terutama no 3, 5 dan 6 sudah sangat
> >  jelas jika abang rajin membaca buku. Karena itu materi yang sudah
> >  lama dan selayaknya memang harus di mengerti oleh banyak orang.
> >
> >  NazaR
> >  NB,
> >
> >  Lihat juga: 

http://groups.yahoo.com/group/berita_korupsi/message/4110