[Keuangan] Tambahan - was: Mana yang lebih baik...

2010-02-22 Terurut Topik nazarjb
Tambahan, biar lebih sfesifik dan tidak terkesan sentimen kepada pemerintahan.
Jika negara ini disederhanakan dengan lapangan bola, dan aparatur negara sama 
dengan panitia/pengelola, pengawas dan pelatih. Maka tentunya yang perlu 
diperhatikan diantaranya:
- Lapangannya (bersih, datar, gawangnya bagus, garis-garis pelanggaran jelas 
dsb...)
- Tribun penontonnya, biar rapi dan tidak mengganggu pemain
- Aturan mainnya : gak boleh narik baju, nendang kaki lawan, opsait dsb...
- Wasit : harus netral/jujur, cermat dan memegang serta paham betul aturan main.

Demikian juga dengan perekonomian. Harus terkelola deangan kompleks (dan itu 
memang tidak mudah). Mulai dari suku bunga, ketersediaan energi dan sumberdaya 
air, jalan/transportasi, sarana komunikasi, keamanan dari rasa takut dan 
pencurian, kepastian hukum dalam perselisihan bisnis, pajak, 
ketenaga kerjaan, sistim produksi, eksport-import, izin pendirian usaha yang 
mudah, pengawasan persaingan usaha yang fair, daya beli masyarakat/konsumen, 
dsb... Memang banyak faktor yang terkait dan mempengaruhi perekonomi tersebut, 
tidak cukup hanya dijelaskan dalam satu atau dua lembar kertas.

Dan yang terpenting adalah sistim keuangan dan produksi, rasa aman dan 
kepastian hukum. Karena melakukan bisnis itu juga tidak mudah, apa lagi 
ditengah persaingan yang semakin ketat, karena pelaku bisnis dan barang/jasa 
semakin meningkat jumlahnya melebihi kebutuhan dan daya beli konsumen (over 
supplay). Pada kondisi over supplay, konsumen memang diuntungkan karena 
harga-harga murah. Tetapi para pelaku bisnis kesulitan memperoleh laba, bisa 
jadi bangkrut. Ketika banyak yang bangkrut, maka terjadi over demand dan 
harga-harga naik lagi, dan pada kondisi ini masyarakat golongan konsumen yang 
kerepotan (daya beli melemah). Jika terjadi berlarut-larut, maka konsumsi 
berkurang, itu berarti terjadi

--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, nazarjb suratna...@... wrote:

 Hm...yang lebih baik adalah menata sistim politik dan ketatanegaraan itu dulu 
 yang benar-benar nasional indonesia. Toh kita bisa lihat sendiri ketika 
 politik bisa melabrak norma-norma/uu/kesepakatan-kesepakatan yang sudah 
 dirumuskan sebelumnya. dan kita juga bisa melihat bagaimana bingungnya 
 masyarakat mencari tokoh yang Bisa dipercaya sebagai panutan atau tuntunan. 
 karena sistim negara dan politik di negeri ini justru membolak balik 
 kebenaran, mengatakan tidak baik seseorang yang sebenarnya berkompeten. ya, 
 penilaian tidak objektif itu penyebabnya. dan penyakit itu masuk ke setiap 
 daerah-daerah. Maaf: contoh pak BJ. Habibi, (karena perilaku politisi) sempat 
 dibilang tidak berkompeten, sementara di negeri tetangga dia diakui 
 keahliannya. Ya, standar menilai orang-orang indonesia ini cenderung 
 berdasarkan like dan dislike akibatnya tidak objektif. persis seperti 
 tes-tes diberbagai instansi kenegaraan. mungkin karena Budaya kekeluargaan 
 dan kebersamaan serta mata duitan yang terlalu tinggi sehingga penilaian 
 objektif menjadi tereliminasi.
 
 Salam
 Nazar
 On: Tebo-Jambi
 
 
 
 --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Wong Cilik gajahpelanduk@ 
 wrote:
 
  Seperti Cina... atau
  Seperti Brunei Darussalamm?
  
  Maksudnya, ekonomi cina diperkirakan sudah menjadi ekonomi terbesar ke dua
  (atau 3) di dunia. Tapi secara orang perorang, 150juta jiwa (kira2 10%
  penduduk mungkin?) masih merupakan penduduk miskin dengan pendapatan perhari
  $1 per hari (280 ribu rupiah per bulan?). Pemerintahnya sih bisa arogan,
  tidak mengacuhkan saran internasional untuk meningkatkan HAM dan memilih
  bekerja sama dengan pemerintah diktator negara lain asalkan bisa beli minyak
  murah, batubara murah, dan besi murah? Merasa gagah sebagai pemerintah
  negara besar padahal pendapatan penduduk per kapita masih rendah?
  
  Ataukah seperti Brunei atau Singapore? Negaranya kecil, total ekonomi GDP
  negara barangkali kecil tapi per kapitanya lebih baik tapi kalau hubungan
  luar negeri atau diplomasi sering dianggap gak ada saking kecilnya ekonomi?





Re: [Keuangan] Kemandirian

2010-02-22 Terurut Topik Oka Widana
Knapa penasarang, bung?

Bukankah, berhutang bagian dari strategy pengelolaan keuangan negara? Hutang 
bahkan dianjurkan oleh ilmu keuangan moderen...Anyway, berhutang adalah 
langkah yg sangat lazim, dan kreditur maupun debitur punya posisi yang sama? 
Toh kalo saya ngak boleh berhutang ke sini, saya bisa berhutang kesana?

Atau ada view lain.:)


Oka


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: irmec ir...@usa.com
Date: Mon, 22 Feb 2010 08:15:39 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: [Keuangan] Kemandirian

Baru2 aku lihat memo tua (yg dikirim pada bulan Juni 1958) oleh menteri PU 
jaman orla, Mohammed Noor ke James Baird, director of the U.S. International 
Cooperation Administration (ICA) mission in Indonesia. Memo tersebut isinya 
permohonan pinjaman untuk membeli traktor land development project. 

Yg menarik isinya berbunyi sbb: The [Indonesian] cabinet, in its efforts to 
increase agriculture production is making extensive plans to bring new lands 
into production and need mechanical equipment. I am coming to you as a friend 
and not (rpt not) as a minister to ask if U.S. will sell us 500 tractors on 
credit. We know you and Russia are the only nations in position to supply such 
a number quickly and we want American equipment. In making this request we are 
not (rpt not) asking your opinion as to what you think of the program-details 
such as exact plan application, technical help and financing can be dealt with 
later. Our resources are adequate to service a loan and we are prepared to take 
risks and even material losses in embarking on this program-But embark upon it 
we will, with or without your help.

Kalau baca memo tsb, yg terasa ialah politisnya daripada sekedar bantuan. Aku 
curious jg bagaimana memo jaman sekarang..:-))

Cheers
Enda




[Non-text portions of this message have been removed]





=
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
-
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian :
- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor 
posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [Keuangan] Kemandirian

2010-02-22 Terurut Topik Andy_Tambunan
Setuju dg Bung Oka. Perusahaan dg leveraged malah memiliki firm value lebih 
lebih tinggi ketimbang yg unleveraged sepanjang masih manageable.

Bagi saya, memonya menggelitik sebab bernada menekan US, kalo nggak, gue ke 
Rusia nhhh... Usaha yg bagus, sebab saat itu yg penting kita dapat traktor 
dgn soft loan dgn memanfaatkan bargaining power yg kuat. 
Sekarang ini, apakah Indonesia masih memiliki bargaining position spt di zaman 
Bung Karno? I don't think so.

Regards,
Andy Porman Tambunan
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: Oka Widana o...@ahlikeuangan-indonesia.com
Date: Mon, 22 Feb 2010 13:13:17 
To: Millis AKIahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [Keuangan] Kemandirian

Knapa penasarang, bung?



Bukankah, berhutang bagian dari strategy pengelolaan keuangan negara? Hutang 
bahkan dianjurkan oleh ilmu keuangan moderen...Anyway, berhutang adalah 
langkah yg sangat lazim, dan kreditur maupun debitur punya posisi yang sama? 
Toh kalo saya ngak boleh berhutang ke sini, saya bisa berhutang kesana?



Atau ada view lain.:)





Oka





Powered by Telkomsel BlackBerry®



-Original Message-

From: irmec ir...@usa.com

Date: Mon, 22 Feb 2010 08:15:39 

To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com

Subject: [Keuangan] Kemandirian



Baru2 aku lihat memo tua (yg dikirim pada bulan Juni 1958) oleh menteri PU 
jaman orla, Mohammed Noor ke James Baird, director of the U.S. International 
Cooperation Administration (ICA) mission in Indonesia. Memo tersebut isinya 
permohonan pinjaman untuk membeli traktor land development project. 



Yg menarik isinya berbunyi sbb: The [Indonesian] cabinet, in its efforts to 
increase agriculture production is making extensive plans to bring new lands 
into production and need mechanical equipment. I am coming to you as a friend 
and not (rpt not) as a minister to ask if U.S. will sell us 500 tractors on 
credit. We know you and Russia are the only nations in position to supply such 
a number quickly and we want American equipment. In making this request we are 
not (rpt not) asking your opinion as to what you think of the program-details 
such as exact plan application, technical help and financing can be dealt with 
later. Our resources are adequate to service a loan and we are prepared to take 
risks and even material losses in embarking on this program-But embark upon it 
we will, with or without your help.



Kalau baca memo tsb, yg terasa ialah politisnya daripada sekedar bantuan. Aku 
curious jg bagaimana memo jaman sekarang..:-))



Cheers

Enda







[Non-text portions of this message have been removed]





=
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
-
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian :
- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor 
posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links







=
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
-
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian :
- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor 
posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [Keuangan] Kemandirian

2010-02-22 Terurut Topik Hok An
Bung Andy,

Bunga luar negeri jauh lebih rendah dari bunga dalam negeri.
Apalagi bunga untuk proyek infrastruktur pemerintah yang bisa sangat 
murah (mendekati 0%)
Tetapi ada komitmen yang ternyata dianggap terlalu berat, yaitu 
kewajiban untuk transparansi.
Selain itu kredit luar negeri bisa di periksa oleh BPKP.
Sebab itu kita ogah pakai sarana ini dan malah CGI dibubarkan.

Bagi saya sistem ini adalah subvensi dari bank2 dalam negeri.
Ada yang bilang sistem ini adalah rekap secara pelan2 sebab bank2 itu 
banyak yang sebetulnya belum sehat benar. Ada ahli yang tidak setuju 
dengan cara ini sebab proses sampai bank2 itu ikut kembali memberi 
kredit investasi lama sekali.

Salam


Hok an




andy_tambu...@yahoo.com schrieb:
 Setuju dg Bung Oka. Perusahaan dg leveraged malah memiliki firm value lebih 
 lebih tinggi ketimbang yg unleveraged sepanjang masih manageable.

 Bagi saya, memonya menggelitik sebab bernada menekan US, kalo nggak, gue ke 
 Rusia nhhh... Usaha yg bagus, sebab saat itu yg penting kita dapat 
 traktor dgn soft loan dgn memanfaatkan bargaining power yg kuat. 
 Sekarang ini, apakah Indonesia masih memiliki bargaining position spt di 
 zaman Bung Karno? I don't think so.

 Regards,
 Andy Porman Tambunan
 Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
 Teruuusss...!

 -Original Message-
 From: Oka Widana o...@ahlikeuangan-indonesia.com
 Date: Mon, 22 Feb 2010 13:13:17 
 To: Millis AKIahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
 Subject: Re: [Keuangan] Kemandirian

 Knapa penasarang, bung?



 Bukankah, berhutang bagian dari strategy pengelolaan keuangan negara? Hutang 
 bahkan dianjurkan oleh ilmu keuangan moderen...Anyway, berhutang adalah 
 langkah yg sangat lazim, dan kreditur maupun debitur punya posisi yang sama? 
 Toh kalo saya ngak boleh berhutang ke sini, saya bisa berhutang kesana?



 Atau ada view lain.:)





 Oka





 Powered by Telkomsel BlackBerry®



 -Original Message-

 From: irmec ir...@usa.com

 Date: Mon, 22 Feb 2010 08:15:39 

 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com

 Subject: [Keuangan] Kemandirian



 Baru2 aku lihat memo tua (yg dikirim pada bulan Juni 1958) oleh menteri PU 
 jaman orla, Mohammed Noor ke James Baird, director of the U.S. International 
 Cooperation Administration (ICA) mission in Indonesia. Memo tersebut isinya 
 permohonan pinjaman untuk membeli traktor land development project. 



 Yg menarik isinya berbunyi sbb: The [Indonesian] cabinet, in its efforts to 
 increase agriculture production is making extensive plans to bring new lands 
 into production and need mechanical equipment. I am coming to you as a friend 
 and not (rpt not) as a minister to ask if U.S. will sell us 500 tractors on 
 credit. We know you and Russia are the only nations in position to supply 
 such a number quickly and we want American equipment. In making this request 
 we are not (rpt not) asking your opinion as to what you think of the 
 program-details such as exact plan application, technical help and financing 
 can be dealt with later. Our resources are adequate to service a loan and we 
 are prepared to take risks and even material losses in embarking on this 
 program-But embark upon it we will, with or without your help.



 Kalau baca memo tsb, yg terasa ialah politisnya daripada sekedar bantuan. 
 Aku curious jg bagaimana memo jaman sekarang..:-))



 Cheers

 Enda




   



Re: [Keuangan] Kemandirian

2010-02-22 Terurut Topik prof.habi...@gmail.com
Saya setuju bahwa hutang sangat diperlukan untuk mendongkrak pembangunan. Namun 
ada dua hal yang perlu disoroti :
1. Umumnya, hutang luar negeri justru menjadi alat tersembunyi dari 
negara-negara kreditur untuk menjajah negara-negara berkembang. Umumnya, negara 
berkembang diberikan hutang terus-menerus sampai hutangnya tak mungkin terbayar 
lagi sehingga negara berkembang itu dapat ditodong (dengan syarat-syarat yang 
amat menekan) untuk menjual sumber daya alamnya dengan harga murah meriah.

2. Penggunaan hutang yang menurut saya tidak efektif dan tidak efisien karena 
korupsi. Selama tingkat korupsi masih tinggi, berapapun hutang diambil tidak 
akan memberikan dampak yang signifikan bagi pembangunan.

Salam

Habibie Nugroho Wicaksono


Re: [Keuangan] Kemandirian

2010-02-22 Terurut Topik irmec
Bung Oka,

Yg bikin aku curious bukan masalah utang..Tapi kalau lihat memo tsb..yg muncul 
ialah permainan psikologis untuk menekan US supaya tidak intervensi. 

We know you and Russia are the only nations in position to supply such a 
number quickly and we want American equipment.
...In making this request we are not (rpt not) asking your opinion

Rasanya bargaining tsb sudah agak sulit dilakukan oleh Indonesia dijaman 
sekarang. 

BTW, sebenarnya memo tsb aku dapat dari tulisan yg dikirim oleh penulisnya 
(kini assisten professor di Colorado), Suzanne Moon, tentang teknologi transfer 
yg terjadi di era pasca kemerdekaan.  Jdlnya provoking, Takeoff or 
Self-Sufficiency? Ideologies of Development in Indonesia, 1957-1961.

Jika baca artikel tsb kelihatan bhw isu mandiri lebih merupakan isu politis 
daripada isu ekonomi. 

Salam,
Enda

--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Oka Widana o...@... wrote:

 Knapa penasarang, bung?
 
 Bukankah, berhutang bagian dari strategy pengelolaan keuangan negara? Hutang 
 bahkan dianjurkan oleh ilmu keuangan moderen...Anyway, berhutang adalah 
 langkah yg sangat lazim, dan kreditur maupun debitur punya posisi yang sama? 
 Toh kalo saya ngak boleh berhutang ke sini, saya bisa berhutang kesana?
 
 Atau ada view lain.:)
 
 
 Oka
 
 
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 
 -Original Message-
 From: irmec ir...@...
 Date: Mon, 22 Feb 2010 08:15:39 
 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
 Subject: [Keuangan] Kemandirian
 
 Baru2 aku lihat memo tua (yg dikirim pada bulan Juni 1958) oleh menteri PU 
 jaman orla, Mohammed Noor ke James Baird, director of the U.S. International 
 Cooperation Administration (ICA) mission in Indonesia. Memo tersebut isinya 
 permohonan pinjaman untuk membeli traktor land development project. 
 
 Yg menarik isinya berbunyi sbb: The [Indonesian] cabinet, in its efforts to 
 increase agriculture production is making extensive plans to bring new lands 
 into production and need mechanical equipment. I am coming to you as a friend 
 and not (rpt not) as a minister to ask if U.S. will sell us 500 tractors on 
 credit. We know you and Russia are the only nations in position to supply 
 such a number quickly and we want American equipment. In making this request 
 we are not (rpt not) asking your opinion as to what you think of the 
 program-details such as exact plan application, technical help and financing 
 can be dealt with later. Our resources are adequate to service a loan and we 
 are prepared to take risks and even material losses in embarking on this 
 program-But embark upon it we will, with or without your help.
 
 Kalau baca memo tsb, yg terasa ialah politisnya daripada sekedar bantuan. 
 Aku curious jg bagaimana memo jaman sekarang..:-))
 
 Cheers
 Enda
 
 
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





Re: [Keuangan] Kemandirian

2010-02-22 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 07:34 AM 2/23/2010, you wrote:


Saya setuju bahwa hutang sangat diperlukan untuk mendongkrak 
pembangunan. Namun ada dua hal yang perlu disoroti :
1. Umumnya, hutang luar negeri justru menjadi alat tersembunyi dari 
negara-negara kreditur untuk menjajah negara-negara berkembang. 
Umumnya, negara berkembang diberikan hutang terus-menerus sampai 
hutangnya tak mungkin terbayar lagi sehingga negara berkembang itu 
dapat ditodong (dengan syarat-syarat yang amat menekan) untuk 
menjual sumber daya alamnya dengan harga murah meriah.


Utang yg dimaksud itu utang komersial atau ODA?
Sebesar apa sih besar bunga utang yang disebut sampai tak terbayar 
itu?  Anda punya datanya?
Sebesar apa sih utang tersebut?  Anda bisa sebutkan nominalnya?
Sumber daya alam mana yang anda sebut dijual dengan harga murah 
meriah itu?  pada periode kapan?




[Keuangan] Apa beda/samanya bailout dan penjaminan LPS

2010-02-22 Terurut Topik verthandy
Rekan2,

Saya bingung, apa bedanya penjaminan LPS dengan bailout? Kalau misalnya century 
tidak dibailout, apakah artinya tabungan di century batal dijamin oleh LPS?

Terima kasih sebelumnya.



Re: [Keuangan] Apa beda/samanya bailout dan penjaminan LPS

2010-02-22 Terurut Topik Wong Cilik
Nah ini yang gak jelas..  Menurut hukum positifnya gimana (soalnya UU nya
masih belum disetujui sama DPR)?

Tapi secara ilmu, kalau tabungan tidak dijamin berarti bailout otomatis
tidak akan terjadi Logikanya karena yang utama itu adalah dana nasabah pihak
ketiga (deposito BUMN, orang retail, dan nasabah lainnya - tidak termasuk
deposito pemilik).

Secara umum pemerintah berusaha untuk lepas dari fungsi komersial, sehingga
umumnya pemerintah tidak akan ngambil bisnis. Jadi kalau pemerintah sampai
akhirnya punya bisnis gara-gara bailout bank, itu sebenarnya adalah efek
sampingan upaya pemerintah untuk menyelamatkan keyakinan rakyat atas sistem
perbankan dengan cara menjamin dana nasabah dari bank yang gagal.

Jadi kalau misalnya LPS harus dilibatkan, maka yang harus diperhatikan
secara detail oleh badan yang me-manage bank gagal ini adalah tentang
kualitas aset yang dimiliki bank gagal.

Kalau asetnya bagus dan peluang bank tersebut balik arah menjadi bank sehat
adalah besar, maka keputusan yang diambil adalah bailout - artinya bank
tersebut dibiarkan terus beroperasi. Pemegang saham lama bisa jadi boleh
dibiarkan memiliki bank (dengan porsi yang kecil sementara porsi besar
diambil pemerintah). Dalam kasus ini LPS umumnya tidak rugi (atau malah
untung di masa depan) karena dana yang dikeluarkan sekarang bisa diperoleh
lagi dimasa depan.

Yang gawat kalau aset yang dimiliki bank ternyata bermasalah, cuma isi
kertas-kertas bodong, proyek pembangunan yang macet dan kemungkinan gagal
besar. Yang seperti ini umumnya akan dilikuidasi atau bank tersebut ditutup.
Yang inilah yang jadi masalah, sebab setelah ditutup maka pasti LPS akan
rugi. Apakah LPS boleh rugi? Menurut ilmu sih boleh sebab memang ini
tujuannya, yakni menjamin nasabah ketiga yang gak tau apa-apa agar
kepercayaan masyarakat dalam sistem perbankan tidak terkompromi. Bagaimana
caranya agar Negara tidak rugi banyak? Tentu dengan mengikutsertakan
bank-bank lainnya dalam melakukan penjaminan yakni dengan bank-bank lain
membayar premi asuransi kepada LPS.

Kalau mau di-ngotot-ngototin dan tegang urat leher segala, bisa di debat
apakah uang LPS ini uang negara atau keuangan negara atau rugi LPS adalah
rugi negara atau kerugian negara, atau kerugian APBN ataukah korupsi
terhadap negara. Menurut saya kalau LPS tidak boleh rugi, maka bank tidak
boleh ditutup/likuidasi dan negara/LPS harus mengubah segala aset bank gagal
tersebut menjadi aset yang berkualitas. Ya kalau bisa sih silahkan saja,
kalau bicara logika sih itu upaya menjaring angin atau seperti ilmu alchemy,
mengubah batu menjadi emas...




2010/2/23 verthandy vertha...@yahoo.com

 Rekan2,

 Saya bingung, apa bedanya penjaminan LPS dengan bailout? Kalau misalnya
 century tidak dibailout, apakah artinya tabungan di century batal dijamin
 oleh LPS?

 Terima kasih sebelumnya.



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] Kemandirian

2010-02-22 Terurut Topik nazarjb
Ikut kasih koment. 
Dulu setahu saya ada dua jenis hutang luarnegeri dari sisi bunga yang dibayar:
1. bunga dibayar setelah uang pinjaman diterima.
2. bunga dibayar sebelum uang pinjaman diterima. contoh, total pinjaman 5000 
USD tapi yang cair baru 2500 USD, namun bunga yang dibayar = rate x 5000 usd. 
Nah sistim hutang seperti ini yang dulu banyak dikritik (termasuk saya, :-) )
- Hutang memang sah-sah dan wajar-wajar saja, selama hutang dibayar dengan 
penghasilan/laba. Bukan hutang lama dibayar dengan hutang baru. 
Itu berarti tergantung pada cara mengalokasikan hutang luar negeri tersebut ke 
sekto-sektor yang memiliki Return On Investment (ROI) yang cepat/jangka waktu 
yg singkat.
- Namun, karena organisasi pemerintah mengandung falsafah non-profit oriented, 
maka hitung-hitungan masalah ROI ini cenderung tidak teraplikasikan. 
Lebih-lebih pengeluaran/alokasi dana yang diakibatkan oleh faktor politik yang 
tidak sehat, maka keputusan alokasi dana tersebut terkadang tidak sistematis 
dan tidak idealis akademis.

Salam
Nazar
On: Tbo-Jambi

--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Poltak Hotradero hotrad...@... 
wrote:

 At 07:34 AM 2/23/2010, you wrote:
 
 
 Saya setuju bahwa hutang sangat diperlukan untuk mendongkrak 
 pembangunan. Namun ada dua hal yang perlu disoroti :
 1. Umumnya, hutang luar negeri justru menjadi alat tersembunyi dari 
 negara-negara kreditur untuk menjajah negara-negara berkembang. 
 Umumnya, negara berkembang diberikan hutang terus-menerus sampai 
 hutangnya tak mungkin terbayar lagi sehingga negara berkembang itu 
 dapat ditodong (dengan syarat-syarat yang amat menekan) untuk 
 menjual sumber daya alamnya dengan harga murah meriah.
 
 
 Utang yg dimaksud itu utang komersial atau ODA?
 Sebesar apa sih besar bunga utang yang disebut sampai tak terbayar 
 itu?  Anda punya datanya?
 Sebesar apa sih utang tersebut?  Anda bisa sebutkan nominalnya?
 Sumber daya alam mana yang anda sebut dijual dengan harga murah 
 meriah itu?  pada periode kapan?





Re: [Keuangan] Black list

2010-02-22 Terurut Topik rifkianto aribowo
All,
 
 
Makasih atas masukannya.
 
Dari masukan temen2, saya info ke rekanan kami untuk mengecek ke absahan dari 
'black list' tersebut dan melaporkan petugas yg memberikan info kalo kreditnya 
bermasalah ke atasannya. Mudah2an masalahnya bisa clear.
 
Rgds.

--- Pada Rab, 17/2/10, harri3...@yahoo.com harri3...@yahoo.com menulis:


Dari: harri3...@yahoo.com harri3...@yahoo.com
Judul: Re: [Keuangan] Black list
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 17 Februari, 2010, 10:37 AM


  



Setau saya siy SID tdk bisa diperoleh secara umum. Karena sifatnya sangat 
confidential. 
Lagian tiap bank saat men inquiry data SID wajib lapor ke BI kok :). 
Masalah oknum bank yg meminta duid itu mungkin cm alasan ajah utk proses 
kelancaran kredit dan tdk ada sangkut pautnya dengan record di SID. Kecuali, 
nasabah tsb memang punya masalah dengan kreditnya di bank sebelumnya. Dan bank 
tidak bs langung mengubah begitu saja kolektibilitas nasabah tsb, krn banyak 
aturan yg hrs di patuhi.
success is not created overnight, but patience and hardwork of financial 
literacy as well, that's the key to financial freedom and live happily

-Original Message-
From: oka oka.wid...@indosat. net.id
Date: Wed, 17 Feb 2010 03:14:26 
To: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com
Subject: Re: [Keuangan] Black list

Saya ngak tahu yang dimaksud credit report itu apa? yang menurut bung Verthady 
dapat diminta cukup dengan menggunakan KTP...

Selain itu saya kira, tidak tepat juga jika kita bersikap terlalu curiga. 
Bukankah dalam berbisnis selalu ada prinsip good faith? lagipula bank adalah 
lembaga kepercayaan. tidak tepat jika ada kecurigaan bahwa dengan adanya 
SID bank akan menyandera calon debiturnya, dengan cara membuat laporan kredit 
palsu.

Perlu diketahui bahwa laporan ke BI dari bank2 di Indonesia, banyak sekali. 
Masing2 laporan, ada yang on line ada yang berkala, saling terkait satu dengan 
yang lain. Akan sangat sulit jika bank berbohong disuatu laporan, tanpa 
berbohong dilaporan lain. Contoh, jika bank mengeluarkan laporan kredit 
macet, dilaporan CAR pasti akan langsung ada pengaruhnya dstjadi tak ada 
pointnya bank membuat laporan kredit macet palsu

Soal apakah nasabah boleh menyanggah laporan yang ada di SIDnah ini yang 
berabe memang. Seperti saya contohkan dibawah, biasanya petugas bank tidak 
menyebutkan secara jelas dimana kita punya kredit macet. Kalo kita memang 
merasa bahwa kita punya masalah dengan tagihan kartu kredit, KPM atau KPR, 
dengan gampang kita tahu bank yang dimaksud. Segara kita bisa melakukan follow 
upAkan tetapi jika kita tak merasa sama sekali, nah ini yang bisa jadi 
masalah. sedangkan bank dimana kita baru mengajukan 

Mungkin teman2 yang bekerja di BI atau bank lain bisa memberi penjelasan 
tambahan



Oka


--- In AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com, verthandy vertha...@. .. 
wrote:

 
 Ini terlalu menarik untuk tidak dikomentari :-D,
 
 Data SID ini apakah sama dengan credit report yang ada di BI? Yang setahu 
 saya boleh diambil di kantor BI dengan membawa kartu identitas? Atau SID ini 
 adalah sistem informasi antar bank yang berbeda yang tidak disimpan di BI?
 
 Kalau saya baca sekilas, kelihatannya sebuah bank bisa mencelakakan 
 nasabahnya agar cuma bisa meminjam di bank tersebut, dengan cara membuat 
 laporan kredit macet yang palsu. Sementara tidak ada mekanisme bagi nasabah 
 untuk menantang keabsahan data yang ada karena nasabah tidak diberitahu bank 
 mana yang mengklaim kredit macet.
 
 Bukankah baik bagi bank kalau nasabah bisa menantang keabsahan laporan kredit 
 macet dari bank lain, sehingga pengajuan kredit nasabah yang seharusnya layak 
 tidak akan ditolak karena bank tertipu data palsu? Apa alasan munculnya 
 aturan aneh yang malah merugikan bank ini?
 
 --- In AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com, Oka Widana oka@ wrote:
 
  Data SID belum bisa dibagi kepihak lain. Pd dasarnya data itu bersifat 
  rahasia, bisa dibuka jika debitur ybs mengajukan aplikasi kredit ke bank. 
  Kemudian bank tsb meng-inquiry data via SID, hanya utk data debitur/nasabah 
  yg mengajukan aplikasi kredit.
  Data yg telah di-retrieve hanya utk kepentingan internal, bank yg memproses 
  pengajuan kredit. Data tsb TIDAK BOLEH dibagikan kepada pihak lain. Bahkan 
  tidak kepada Debitur yg mengajukan kredit.
  
  Contoh, saya mengajukan KPR ke bank X, kemudian ternyata ditolak. Saya 
  pasti tanya alasannya. Nah petugas bank X plg akan bilang, bahwa saya punya 
  kredit macet di bank lain. Petugas tsb seharusnya tak akan memberikan info, 
  bank mana saya punya tagihan kredit macet. Ya, dikira2 sendiri aja.





[Non-text portions of this message have been removed]









  Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! 
http://id.mail.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]