Re: [Keuangan] OOT : Turut berduka Cita atas berpulangnya ayahanda Oka Widana

2010-05-19 Terurut Topik lubeckym
Bung Oka,
ikut belasungkawa atas kepergian ayahanda.
Semoga bung Oka dan keluarga diberikan ketabahan dan penghiburan.

rgds,
lubeck
  - Original Message - 
  From: Ryan Fitriyanto 
  To: ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, May 19, 2010 3:42 PM
  Subject: [Keuangan] OOT : Turut berduka Cita atas berpulangnya ayahanda Oka 
Widana



  RR,

  Baru saja saya menerima email berikut ini:

  

  Telah meninggal dunia dengan tenang, ayahanda kami Bpk H. Sudana hari ini
  jam 16.15 Wita (15.15 Wib), di Denpasar Bali.

  Mohon doa dari rekan, sahabat dan kerabat semua, agar almarhum diterima
  dengan segala amal ibadahnya, oleh Allah Swt.

  Oka Widana
  Powered by Telkomsel BlackBerry®

  ---

  Saya atas nama pribadi dan segenap moderator milis AKI mengucapkan turut
  berduka cita, semoga amal ibadah beliau diterima oleh-Nya dan mas Oka dan
  keluarga diberikan ketabahan.

  Salam

  Ryan
  Momod

  [Non-text portions of this message have been removed]



  

  __ Information from ESET Smart Security, version of virus signature 
database 5126 (20100519) __

  The message was checked by ESET Smart Security.

  http://www.eset.com


[Non-text portions of this message have been removed]



[Millis AKI- stop smoking] Re: Knapa IB di Indonedsia perkembangannya lambat.......

2010-04-09 Terurut Topik lubeckym
klo IB mau berkembang dan berhasil cepat. Mending pake jalur politik aja 
dibandingkan jalur ekonomi [free market/voluntary exchange]. Pendukung  pelaku 
bisnis IB cukup melakukan lobi-lobi kepada politisi untuk meloloskan policy yg 
IB-minded yg harus dilakukan GOVT seperti memberlakukan rule kpd rakyat agar 
menabung/pinjam uang dari IB atau sebaliknya membatasi ruang gerak 
kompetitornya yaitu  bank konvensional . Alasannya gampang, yaitu demi 
kepentingan rakyat banyak. Justifikasinya, Indonesia adalah negara demokrasi 
dimana praktek kebenaran ditentukan oleh suara mayoritas [yg mrp konstituen 
politisi]. Dan Govt yg punya power koersif yaitu ancaman ancaman bedil dan 
penjara dapat melakukan kontrol atas berjalannya policy ini.

masalah fairness dan efisiensi ekonomi itu urusan belakang. karena itu bukan 
concern parlemen. klo policynya kurang berhasil, berarti parlemen harus 
keluarkan policy yg harusnya lebih ketat lagi [instead of membatalkan policy yg 
sebelumnya]..

ini memang lagu lama tp sering dilakukan dan cukup efektif.

:-)

peace,
lubeck
  - Original Message - 
  From: Yadi Setiadi 
  To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, April 09, 2010 4:48 PM
  Subject: [SPAM] Re: Knapa IB di Indonedsia perkembangannya lambat...RE: 
[Millis AKI- stop smoking] Fatwa Bunga Bank Haram 'Suburkan' Bank Syariah




  Intervensi sederhana, IMHO: migrasikan dana2 pemerintah ke islamic bank,, 

  Yang lain, silahkan ditambahi oleh milister ysh... :) 

  Salam 
  YS 



  -Original Message- 
  From: arianro arianro...@gmail.com 
  Date: Fri, 9 Apr 2010 16:34:04 
  To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com 
  Subject: RE: Knapa IB di Indonedsia perkembangannya lambat...RE: [Millis 
AKI- stop smoking] Fatwa Bunga Bank Haram 'Suburkan' Bank Syariah 

  Rasanya support pemerintah utk IB sudah besar, malah bank konvensional 
  setengah diinjak kakinya utk mendukung IB. Kira2 intervensi apa lagi yg 
  diperlukan? Pembayaran pemerintah lewat IB juga banyak yg tidak bisa karena 
  terkait dengan prinsip2 syariah. 

  _ 

  From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com 
  [mailto:ahlikeuangan-indone...@yahoogroups.com] On Behalf Of Oka Widana 



  Knapa Pemerintah hrs turun tangan ya?maksudnya, bagi Pemerintah kan sama 
  aja, mau bank konvensional mau bank syariahyg diharapkan pemerintah kan 
  pajak dan mungkin efektivitasnya dalam menyokong ekonomi. 

  Lagian kalo yg dimaksud disini adalah Pemerintah dalam arti luas, termasuk 
  BI, saya kira kalo dalam hal pembinaan, BI malah punya cetak biru IB 
  segala 

  Apa yg dimaksud dg intervensi disini, Pemerintah mesti 
  mengeluarkanketentuan, bahwa semua pembayaran pemerintah akan via IB atau 
  ada bentuk intervensi lain, yg dimaksudkan? 


  Powered by Telkomsel BlackBerryR 

  -Original Message- 
  From: Yadi Setiadi y.seti...@gmail. mailto:y.setiadi%40gmail.com com 
  Date: Fri, 9 Apr 2010 08:58:17 
  To: AhliKeuangan- mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com 
  indone...@yahoogroups.com 
  Subject: Re: Knapa IB di Indonedsia perkembangannya lambat...RE: [Millis 
  AKI- stop smoking] Fatwa Bunga Bank Haram 'Suburkan' Bank Syariah 

  Ikut nimbrung, ya :) 


  IMHO: 
  Share 5% itu khan relatif terhadap aset perbankan nasional (konventional),, 
  Bagaimana bisa Islamic Bank di Indonesia mau tambah,, wong aset konventional 
  bank saja terus menerus bertambah? 

  Menurutku,, solusinya: perlu intervensi pemerintah, ini terilhami dari kasus 
  Malaysia, 

  Silahkan ditanggapi lebih lanjut,, 

  Salam 
  YS 



  [Non-text portions of this message have been removed] 



  [Non-text portions of this message have been removed]



  

  __ Information from ESET Smart Security, version of virus signature 
database 5011 (20100408) __

  The message was checked by ESET Smart Security.

  http://www.eset.com


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Bls: [Millis AKI- stop smoking] Fatwa Bunga Bank Haram 'Suburkan' Bank Syariah

2010-04-07 Terurut Topik lubeckym
saya sepakat dng pandangan bung Oka.

Bisnis itu kan ada 2 goalsnya: to serve the consumer dan make a profit.
Jadi pelaku bisnis , siapapun dia, yang bisa provide produk dan service yang 
lebih baik [kualitas  pricingnya] kepada customernya dibandingkan 
kompetitornya, pasti diganjar kesuksesan. 
Apalagi jika pelaku bisnis bisa provide produknya kepada mass market.  Maka dia 
apasti kan diganjar kekayaan yang lebih banyak.

Saya belum melihat hal itu terjadi pada bank syariah. 
Yang terjadi justru sebaliknya, bank konvensional membuat unit bank syariah sbg 
salah satu alat utk meng-grab potensi market yg ada.
:-)

peace,
lubeck
 
  - Original Message - 
  From: oka 
  To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, April 07, 2010 2:26 PM
  Subject: Re: Bls: [Millis AKI- stop smoking] Fatwa Bunga Bank Haram 
'Suburkan' Bank Syariah



  Saya mengamati industri perbankan syariah di Indonesia, mungkin sudah 10 
tahun terakhir ini. Bukan merupakan kebetulan, jika saya kenal secara pribadi 
dengan beberapa penggiat dan manajemen perbankan syariah di Indonesia.

  Bottom line, saya skeptis dengan fatwa Muhammadyah ini, sebagaimana saya 
skeptis dengan fatwa MUI sebelumnya, perihal pengharaman bunga bank.

  Nasabah dan bisnis bank secara general terbagi menjadi 2 (dua), yaitu deposan 
(nasabah yang menyimpan uang di bank dalam bentuk tabungan, Deposito, Giro 
maupun produk sejenis lainnya) dan debitur (nasabah yang mendapatkan fasilitas 
kredit komersial, corporate, personal, kartu kredit dll). 

  Saya merasa bahwa dasar pengambilan keputusan fatwa ini, lebih banyak dari 
kacamata deposan. Sehingga memang, implementasi fatwa ini serta merta dapat 
dilakukan untuk nasabah deposan, toh return dari produk simpanan bank 
(konvensional maupun syariah) terlalu kecil. Banyak media investasi lain yang 
sudah ditawarkan lembaga keuangan non bank yang returnnya lebih tinggi. Hanya 
menurut saya, Muhammadyah baru membatasi fatwanya pada bunga bank, bagaimana 
dengan produk2 investasi dari lembaga keuangan non bank ini?

  Ketika MUI beberapa tahun lalu juga mengeluarkan fatwa yang sama, lagi2 sudut 
pandang deposan lebih menjadi pertimbangan dari pada sudut pandang debitur. 
Padahal keduanya sama-sama menggunakan produk bank (nasabah).

  Jika memandang dari sudut debitur, implementasi fatwa ini pastilah jauh lebih 
sukar. Debitur adalah orang yang membutuhkan kredit atau pembiayaan. 
Produk-produk kredit bank syariah, menurut saya, lebih kompleks daripada bank 
konvensional. Terutama, dalam hal persyaratan dokumentasi pada saat penarikan 
kredit. Persyaratan yang lebih njelimet ini, sayangnya, tidak diimbangi dengan 
biaya bank (bunga) yang lebih murah. Bahkan dalam hal jaminan (collateral), 
sami mawon, dengan bank konvensional. 

  Nasabah debitur, lebih rasional dan lebih pragmatis daripada nasabah deposan. 
Itulah, saya kira kunci jawaban, kenapa bank syariah di Indonesia belum bisa 
berkembang sebagaimana diharapkan. Sudah benar jargon dan iklan bank syariah, 
yang memberikan image, walau namanya bank syariah, tapi bank ini untuk semua 
kalangan. Sebagai contoh, dipakainya Susi Suusanti sebagai ikon iklan bank 
syariah. Akan tetapi bahwa produk kredit (pembiayaan) bank syariah masih tidak 
debtor friendly harus diakui.

  Pengalaman sebelumnya ketika MUI mengeluarkan fatwa haram, pengaruh terhadap 
perkembangan bank syariah tidaklah significan. Apakah dengan adanya fatwa 
Muhammadyah ini hasilnya akan berbeda? saya yakin jawabannya TIDAK.

  Oka

  Catatan :
  - Ketika Muhammadyah mengeluarkan fatwa haram merokok, sebagai moderator saya 
langsung merubah tag millis ini menjadi Millis AKI-stop smoking. Sayangnya 
ketika, organisasi ini mengeluarkan fatwa haram bunga perbankan, saya tak bisa 
mengubah tag millis ini menjadi Millis AKI-No to bank's interest, tidak juga 
menjadi Millis AKI-Yes to bank's interest.

  --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, prastowo prastowo 
sesaw...@... wrote:
  
   Pendapat berbeda dikemukakan ekonom Danareksa, Purbaya Yudhi Sadewa dan 
ekonom BNI Tony Prasetyantono. Menurut kedua beliau ini, meski akan ada 
pertumbuhan, tapi tidak akan pesat. Dan eksodus nasabah dari bank konvensional 
ke bank syariah dalam waktu dekat tidak akan banyak. Memang semua masih harus 
ditunggu. Yang menarik adalah argumennya, bahwa bank konvensional lebih 
menarik. Bank syariah tumbuh pesat juga tidak menjadi masalah menurut saya, 
sejauh pertumbuhannya juga tidak sekedar mengandalkan fatwa tetapi kinerja yang 
memang meyakinkan dan menarik bagi calon nasabah. Seperti pertumbuhan sukuk di 
berbagai belahan dunia yang tidak sekedar dilambari doktrin atau hukum tertentu 
melainkan kinerjanya memang bagus. Tapi saya sendiri punya keyakinan, masa 
depan islamic finance akan cerah, karena dalam sistem ini kepercayaan ( trust ) 
mendapat tempat yang baik, pengaturan yang jelas, dan harus diakui asumsi 
akhlak juga memengaruhi.
   
   Amatan saya yang awam, tugas intelektual dan 

Re: [Keuangan] Akbar: Satu Lagi, Donatur SBY-Boediono Diduga Terima Dana Century --Maaf

2010-02-16 Terurut Topik lubeckym
 
berhati-hati di kemudian hari jika hendak memakai kata ganti 'kita' :-)

  salam,

  pras

  
  Dari: lubeckym lubec...@indosat.net.id
  Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
  Terkirim: Sen, 15 Februari, 2010 22:04:13
  Judul: Re: [Keuangan] Akbar: Satu Lagi, Donatur SBY-Boediono Diduga Terima 
Dana Century --Maaf

  Kata kita scr leksikal memang berarti saya dan anda2 semua. klo anda 
mengembangkan kita menjadi soal bagian kolektivitas dan nasion, itu sdh 
menjadi konotasi [makna kias]. 
  Jadi ini bukan masalah kemiskinan kata2x spt yg anda bilang.

  Ini membuat saya berpikir, [cmiiw] apakah anda sedang ber-opini atau 
ber-orasi? 
  Klo anda beropini scr pribadi, menurut hemat saya lbh baik menggunakan kata 
ganti tunggal [instead of we] dlm ber-opini. 
  Itu berarti anda membuka ruang bhw ada org yg mungkin berbeda pandangan 
dengan anda.
  Lain lagi soalnya jika anda ber-orasi yg memang perlu persuasif. itu saja kok 
maksud saya. 

  peace,
  lubeck

  - Original Message - 
  From: prastowo prastowo 
  To: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com 
  Sent: Tuesday, February 16, 2010 10:59 AM
  Subject: Bls: [Keuangan] Akbar: Satu Lagi, Donatur SBY-Boediono Diduga Terima 
Dana Century --Maaf

  Terima kasih. Saya coba koreksi, kira2 kata ganti apa yang cocok?
  Kita tentu saja berpotensi melakukan generalisasi, tapi itulah kemiskinan 
kata-kata. Saya tidak tahu kata ganti apa yang tepat untuk mewakili sejuta, dua 
juta, 100 juta, atau 220 minus satu rakyat Indonesia?
  Saya koreksi, kita di sini bukan perangkuman simplistis 'saya dan Anda-anda 
semua', tapi pemakaian yg terkait konsepsi kita sebagai komunitas dan bangsa. 
Apakah salah ketika SBY mengatakan 'kita harus tetap optimis memberantas 
korupsi...', dan seorang demonstran yang memakai kalimat 'kita harus turunkan 
SBY...'

  Anda akan lebih bingung jika sebuah riset ttg ini ditulis dlm bahasa Inggris? 
apa kata ganti utk kolektivitas jika bukan 'We'? Di sini kita ingat disertasi 
Prof. Fuad Hassan yg masyhur, 'Kami dan Kita; Mode of Togetherness' Kita 
punya keunggulan di sini, dan ternyata maknanya dalam.

  Saya sendiri merasa tak terjangkiti virus itu, bahkan saya menolaknya. Tapi 
saya tetap memakai kata 'kita' karena saya menjadi bagian dari sebuah 
kolektivitas atau nasion bernama Indonesia. Mungkin saja benar Ben Anderson, 
kita (nah, salah lagi kan? ), hidup dalam kerangka 'imagined community'.. ..

  Semoga memperjelas.

  salam kekitaan,

  pras

   _ _ __
  Dari: lubeckym lubec...@indosat. net.id
  Kepada: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com
  Terkirim: Sen, 15 Februari, 2010 19:27:32
  Judul: Re: [Keuangan] Akbar: Satu Lagi, Donatur SBY-Boediono Diduga Terima 
Dana Century --Maaf

  bung pras, uraian yg menarik.
  namun sebaiknya jangan menggunakan kata KITA. 
  Karena pengalaman bung pras tidak mewakili pengalaman anggota milis dan/atau 
at least, pengalaman saya sendiri,
  terutama pandangan ttg politik dan juga ttg virus yg menjangkiti.

  salam,
  lubeck.

  - Original Message - 
  From: prastowo prastowo 
  To: keuangan milis 
  Sent: Tuesday, February 16, 2010 10:02 AM
  Subject: Bls: [Keuangan] Akbar: Satu Lagi, Donatur SBY-Boediono Diduga Terima 
Dana Century --Maaf

  Bli Oka,
  Terima kasih apresiasinya. 

  Kawan-kawan,
  Tadi pagi saat berangkat kerja, apakah teman2 mendengarkan Radio Elshinta? 
ada wawancara dengan Rohmamuruziy ( politisi PPP) dan J. Kristiadi ( pengamat 
politik CSIS ). Jika kita mendengarkannya serta merta bisa membedakan mana yg 
'politikus' dan yang bukan. Romy hanya mau mengatakan bahwa tawar-menawar dlm 
politik itu wajar harus berputar-putar mencari dalih dan membangun argumen agar 
ujung jawabannya yg membenarkan tawar-menawar secara politis ini diterima 
publik. Berbeda dengan Kristiadi yang lugas, karena tidak memiliki beban apa 
pun.

  Mungkin saja kita sebal dan muak dg sikap dan cara tutur politisi, tapi 
itulah politik (kita). Tak mungkin semua ini ada dan terjadi tanpa andil kita. 
kita bukan pengamat bak komentator sepak bola yang ada di luar lapangan. 
Sedikit banyak itulah gambaran 'kita' dan wajah bangsa ini. Membiarkan ini 
terjadi dan bersikap apolitis, hanya akan menjadikan mereka tampak istimewa, 
lalu merasa berhak menjadi orang dg privilese. Satu-satunya cara ya melibati, 
entah dg apa pun. Fesbuk, milis, nulis blog, artikel, turun ke jalan,adalah 
bagian tak terpisahkan dari itu semua, dan sudah terbukti mujarab.

  Saya setuju, kita telah memilihnya, juga harus mau terima konsekuensinya. 
Reformasi adalah mengembalikan TNI ke barak, maka tak usah mengeluh jika rasa 
aman jadi barang mahal.Romantisisme ttg Orde Baru yang aman jelas menggoda, 
tapi harus dilawan. Inilah jalan paradoks.

  Terakhir, sedikit menyisipkan apa yg dalam teori etika disebut 
'supererogatory' atau keadaan 'melampaui yg bisa dinilai secara moral'. 
Terorisme kita terima sebagai kejahatan tapi sekaligus

Re: [Keuangan] Akbar: Satu Lagi, Donatur SBY-Boediono Diduga Terima Dana Century --Maaf

2010-02-16 Terurut Topik lubeckym
benar friend.. tadinya aku pikir internet bisa jadi domain yg bebas dari 
intervensi negara dan keparat2xnya..eh aparat2xnya..tp skrg mereka pun sdh 
mulai masuk lewat UU ITE dan RPM kontent.
Seandainya aku ada uang banyak, mungkin aku tinggal di luar angkasa aja, 
mengorbit bumi bersama alien-alien yg mudah2xn belum terkontaminasi politik.
atau mungkin juga pergi ke laut..aku pikir laut belum jadi target operasi 
mereka..

:-)

  - Original Message - 
  From: Ari Condro 
  To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, February 17, 2010 1:06 PM
  Subject: Re: [Keuangan] Akbar: Satu Lagi, Donatur SBY-Boediono Diduga Terima 
Dana Century --Maaf



  saya suka dengan poin nomer 4. wahahaha ... saya jadi paham pilihan kang
  lubeck belakangan ini. (kayaknya sudah waktunya mengembara bro, biar otak
  ndak sakit karena kudu memaksa diri berapatis ria dewasa ini).

  2010/2/17 lubeckym lubec...@indosat.net.id

  
  
   4. Ttg apolitis, menurut saya,jika memang mampu membuat nilai politik
   terdevaluasi, tentu akan saya support. ini berarti soal2x politik bukanlah
   yg menjadi perhatian penting/utama buat rakyat. Even sekalipun jika rakyat
   lebih suka sibuk dengan kontes-kontes idol/cari jodoh [spt yg anda bilang
   sbg virus yg menjangkiti], buat saya itu masih lebih baik daripada yg
   dilakukan politisi kita. At least peserta kontes narsis ini tidak
   merugikan pihak lain.
  
   salam damai,
  
   lubeck
   .
  
   
  

  -- 
  salam,
  Ari

  [Non-text portions of this message have been removed]



  

  __ Information from ESET Smart Security, version of virus signature 
database 4872 (20100216) __

  The message was checked by ESET Smart Security.

  http://www.eset.com


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] Akbar: Satu Lagi, Donatur SBY-Boediono Diduga Terima Dana Century --Maaf

2010-02-15 Terurut Topik lubeckym
Kata kita scr leksikal memang berarti saya dan anda2 semua. klo anda 
mengembangkan kita menjadi soal bagian kolektivitas dan nasion, itu sdh 
menjadi konotasi [makna kias]. 
Jadi ini bukan masalah kemiskinan kata2x spt yg anda bilang.

Ini membuat saya berpikir, [cmiiw] apakah anda sedang ber-opini atau ber-orasi? 
 
Klo anda beropini scr pribadi, menurut hemat saya lbh baik menggunakan kata 
ganti tunggal [instead of we] dlm ber-opini. 
Itu berarti anda membuka ruang bhw ada org yg mungkin berbeda pandangan dengan 
anda.
Lain lagi soalnya jika anda ber-orasi yg memang perlu persuasif. itu saja kok 
maksud saya. 


peace,
lubeck

  - Original Message - 
  From: prastowo prastowo 
  To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, February 16, 2010 10:59 AM
  Subject: Bls: [Keuangan] Akbar: Satu Lagi, Donatur SBY-Boediono Diduga Terima 
Dana Century --Maaf



  Terima kasih. Saya coba koreksi, kira2 kata ganti apa yang cocok?
  Kita tentu saja berpotensi melakukan generalisasi, tapi itulah kemiskinan 
kata-kata. Saya tidak tahu kata ganti apa yang tepat untuk mewakili sejuta, dua 
juta, 100 juta, atau 220 minus satu rakyat Indonesia?
  Saya koreksi, kita di sini bukan perangkuman simplistis 'saya dan Anda-anda 
semua', tapi pemakaian yg terkait konsepsi kita sebagai komunitas dan bangsa. 
Apakah salah ketika SBY mengatakan 'kita harus tetap optimis memberantas 
korupsi...', dan seorang demonstran yang memakai kalimat 'kita harus turunkan 
SBY...'

  Anda akan lebih bingung jika sebuah riset ttg ini ditulis dlm bahasa Inggris? 
apa kata ganti utk kolektivitas jika bukan 'We'? Di sini kita ingat disertasi 
Prof. Fuad Hassan yg masyhur, 'Kami dan Kita; Mode of Togetherness'Kita 
punya keunggulan di sini, dan ternyata maknanya dalam.

  Saya sendiri merasa tak terjangkiti virus itu, bahkan saya menolaknya. Tapi 
saya tetap memakai kata 'kita' karena saya menjadi bagian dari sebuah 
kolektivitas atau nasion bernama Indonesia. Mungkin saja benar Ben Anderson, 
kita (nah, salah lagi kan? ), hidup dalam kerangka 'imagined community'

  Semoga memperjelas.

  salam kekitaan,

  pras

  
  Dari: lubeckym lubec...@indosat.net.id
  Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
  Terkirim: Sen, 15 Februari, 2010 19:27:32
  Judul: Re: [Keuangan] Akbar: Satu Lagi, Donatur SBY-Boediono Diduga Terima 
Dana Century --Maaf

  bung pras, uraian yg menarik.
  namun sebaiknya jangan menggunakan kata KITA. 
  Karena pengalaman bung pras tidak mewakili pengalaman anggota milis dan/atau 
at least, pengalaman saya sendiri,
  terutama pandangan ttg politik dan juga ttg virus yg menjangkiti.

  salam,
  lubeck.

  - Original Message - 
  From: prastowo prastowo 
  To: keuangan milis 
  Sent: Tuesday, February 16, 2010 10:02 AM
  Subject: Bls: [Keuangan] Akbar: Satu Lagi, Donatur SBY-Boediono Diduga Terima 
Dana Century --Maaf

  Bli Oka,
  Terima kasih apresiasinya. 

  Kawan-kawan,
  Tadi pagi saat berangkat kerja, apakah teman2 mendengarkan Radio Elshinta? 
ada wawancara dengan Rohmamuruziy ( politisi PPP) dan J. Kristiadi ( pengamat 
politik CSIS ). Jika kita mendengarkannya serta merta bisa membedakan mana yg 
'politikus' dan yang bukan. Romy hanya mau mengatakan bahwa tawar-menawar dlm 
politik itu wajar harus berputar-putar mencari dalih dan membangun argumen agar 
ujung jawabannya yg membenarkan tawar-menawar secara politis ini diterima 
publik. Berbeda dengan Kristiadi yang lugas, karena tidak memiliki beban apa 
pun.

  Mungkin saja kita sebal dan muak dg sikap dan cara tutur politisi, tapi 
itulah politik (kita). Tak mungkin semua ini ada dan terjadi tanpa andil kita. 
kita bukan pengamat bak komentator sepak bola yang ada di luar lapangan. 
Sedikit banyak itulah gambaran 'kita' dan wajah bangsa ini. Membiarkan ini 
terjadi dan bersikap apolitis, hanya akan menjadikan mereka tampak istimewa, 
lalu merasa berhak menjadi orang dg privilese. Satu-satunya cara ya melibati, 
entah dg apa pun. Fesbuk, milis, nulis blog, artikel, turun ke jalan,adalah 
bagian tak terpisahkan dari itu semua, dan sudah terbukti mujarab.

  Saya setuju, kita telah memilihnya, juga harus mau terima konsekuensinya. 
Reformasi adalah mengembalikan TNI ke barak, maka tak usah mengeluh jika rasa 
aman jadi barang mahal.Romantisisme ttg Orde Baru yang aman jelas menggoda, 
tapi harus dilawan. Inilah jalan paradoks.

  Terakhir, sedikit menyisipkan apa yg dalam teori etika disebut 
'supererogatory' atau keadaan 'melampaui yg bisa dinilai secara moral'. 
Terorisme kita terima sebagai kejahatan tapi sekaligus dielukan sebagai 
tindakan jihad dan orangnya adalah sekaligus penjahat dan martir. Mereka 
memiliki mekanisme 'transformasi' dan 'transubstansiasi' , apa yang jahat 
menurut ukuran moralitas wajar ( membunuh, membom) menjadi luhur. reproduksi 
ini karena kita menciptakan istilah dan arena yang eksklusif. mereka dijuluki 
'syuhada' atau 'martir', diwawancarai, dibukukan

Re: [Keuangan] Kutukan Sumber daya Alam? Devaluasi, Rakyat Venezuela Borong Barang Elektronik

2010-01-12 Terurut Topik lubeckym
saya kira kita bicara dlm konteks venezuela yg katanya mrp model 
neososialisme dan bukan bicara ttg komunis ya.
  a.. sosialisme sbg ide memang kaya namun jg membingungkan jika bicara means 
dan ends-nya. Para sosialis percaya dengan tujuan mulia sosialisme [spt sosial 
justice, greater equality  security dll] tapi tidak mengerti atau bahkan tidak 
peduli bagaimana mencapainya namun merasa yakin betul bisa mencapainya 
sekalipun HARGANYA MAHAL. Ini yg terjadi dengan mekanisme central planned 
economy yg dialami venezuela under Chavez. Sebenarnya banyak juga sosialis yang 
makin sadar dan tidak setuju dng cara-cara sosialisme diterapkan [spt abolish 
entreprise, abolish private property atas alat2x produksi dan jg create central 
planned Govt utk menggantikan entrepreneur] dan mereka melakukan modifikasi 
disana-sini meskipun begitu intinya sama, Peran GOVT yang kuat dlm ekonomi. 
Dari bukunya Hayek [road to serfdom] yg pernah saya baca, saya tdk pernah lupa 
kritik dia dlm buku tsb, bhw para sosialis percaya  pada 2 hal yg sebenarnya 
berbeda dan kontradiktif yaitu FREEDOM  ORGANIZATION.  
  b.. klo buat saya pribadi, sosialisme dan varian2xnya tidak lebih hanya sbg 
alat/objek politik praktis dari para demagog atau calon tiran.. :-) 
  c.. btw, krn bicara ttg buku, saya jg usul buku ludwig  von mises, the 
anticapitalistic mentality. disitu ada ulasan kenapa para intelektual [dan jg 
para pseudo intelektual ya] menolak kapitalisme. bisa digoogle pdf-nya. siapa 
tahu bermanfaat.
salam,
lubeck
- Original Message - 
  From: prastowo prastowo 
  To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, January 12, 2010 12:18 PM
  Subject: Bls: [Keuangan] Kutukan Sumber daya Alam? Devaluasi, Rakyat 
Venezuela Borong Barang Elektronik



  HeheMungkin juga harus dibedakan sosialisme sebagai ide yg cukup kaya, 
dengan praktik negara komunis yg justru mereduksi ide-ide sosialisme. Eduard 
Bernstein yang merevisi marxisme menjadi sosdem dan cukup diterima di Jerman 
(hingga kini), di negara2 Skandinavia (mis. Swedia) saya kira sebuah contoh 
lain, atau sosialisme model Fabian di Inggris. Yang paling jamak dan salah 
kaprah adalah sosialisme = komunisme. Ternyata yang jarang baca buku tidak 
hanya orang kiri, kanan juga :-) jadi kayak lagu Naik-naik ke Puncak Gunung 
dong...lihat kiri-kanan.

  Sebagai contoh, alih2 debat soal kapitalisme vs sosialisme/komunisme soviet 
misalnya, akan lebih menarik dan bermanfaat membaca karya yg sama jeniusnya dan 
ditulis di tahun 1944, The Great Transformation (Karl Polanyi) dan The Road to 
Serfdom (FA. Hayek).

  salam

  
  Dari: lubeckym lubec...@indosat.net.id
  Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
  Terkirim: Sen, 11 Januari, 2010 21:01:33
  Judul: Re: [Keuangan] Kutukan Sumber daya Alam? Devaluasi, Rakyat Venezuela 
Borong Barang Elektronik


  wah sayang Einstein tdk cukup umur utk melihat apa yg terjadi pada 
negara-negara yg menganut ekonomi sosialisme[central planned economy].
  klo iya, mungkin dia akan berpikir kembali ttg artikelnya tsb krn pendapatnya 
bisa difalsifikasikan dengan kenyataan..: -)

  salam,
  lubeck

  - Original Message - 
  From: prastowo prastowo 
  To: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com 
  Sent: Tuesday, January 12, 2010 10:06 AM
  Subject: Bls: [Keuangan] Kutukan Sumber daya Alam? Devaluasi, Rakyat 
Venezuela Borong Barang Elektronik

  Dan, Albert Einstein, ilmuwan masyhur itu, di usia 69 tahun (artinya kepala 
dan hati tak punya lagi :-)) ), justru menulis artikel berjudul 'Why 
Socialism? di edisi perdana majalah Monthly Review tahun 1949,
  linknya http://www.monthlyr eview.org/ 598einstein. php

  salam

   _ _ __
  Dari: lubeckym lubec...@indosat. net.id
  Kepada: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com
  Terkirim: Sen, 11 Januari, 2010 18:32:07
  Judul: Re: [Keuangan] Kutukan Sumber daya Alam? Devaluasi, Rakyat Venezuela 
Borong Barang Elektronik

  ah mr arcon, bercanda ya..:-)
  ada yg pernah bilang,[aku lupa orangnya entah bertrand russell ato siapa] 
..The man who is not a socialist at twenty has no heart, but if he is
  still a socialist at thirty he has no head...

  kekekekkk..

  peace,
  lubeck

  - Original Message - 
  From: Ari Condro 
  To: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com 
  Sent: Tuesday, January 12, 2010 9:06 AM
  Subject: Re: [Keuangan] Kutukan Sumber daya Alam? Devaluasi, Rakyat Venezuela 
Borong Barang Elektronik

  lha ??? !!!
  lubeck bukannya termasuk ?

  btw, kalau inflasi di Iran, udah pada nggak heran lagi kan ? :)

  2010/1/12 lubeckym lubec...@indosat. net.id:
   Benar bung mr_w4w, ini kabar gembira buat para pendukung dan pemuja 
neososialisme ala amerika latin...
   entah apalagi yg akan mereka katakan ttg berita ini..
   :-)
  
   salam,
   lubeck

  -- 
  salam,
  Ari

  __ Information from ESET Smart Security, version of virus signature 
database 4762 (20100111

Re: [Keuangan] Kutukan Sumber daya Alam? Devaluasi, Rakyat Venezuela Borong Barang Elektronik

2010-01-11 Terurut Topik lubeckym
Benar bung mr_w4w, ini kabar gembira buat para pendukung dan pemuja 
neososialisme ala amerika latin...
entah apalagi yg akan mereka katakan ttg berita ini..
:-)

salam,
lubeck
- Original Message - 
From: mr_...@yahoo.com
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Sent: Monday, January 11, 2010 9:54 PM
Subject: Re: [Keuangan] Kutukan Sumber daya Alam? Devaluasi, Rakyat Venezuela 
Borong Barang Elektronik


 Wakakakak ... sudah bisa diramalkan. 
 
 Padahal byk pendukung die disini ... Terutama aktivis2 kiri yg nafsu gede 
 tapi jarang baca buku wekekekek   
 
 
 Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
 
 -Original Message-
 From: madjmudin m maj_mu...@yahoo.co.uk
 Date: Mon, 11 Jan 2010 13:07:12 
 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
 Subject: [Keuangan] Kutukan Sumber daya Alam? Devaluasi, Rakyat Venezuela 
 Borong Barang Elektronik
 
 well..ternyata tak mudah mengelola keberlimpahan sumber daya alam seperti 
 minyak. Cita2 ingin mensejahterakan rakyat, malah bikin inflasi tinggi. kalo 
 di Indonesia ada kekhawatiran rush perbankan, di negerinya Chavez kaum 
 ibu2nya (mungkin) karena faktor psikologis terdorong me-rush barang2 
 elektronik.
 
 Devaluasi, Rakyat Venezuela Borong Barang Elektronik
Minggu, 10 Januari 2010 | 08:13 WIB


  
  
  AP PHOTO/ARIANA CUBILLOS
  
  
Ilustrasi
  
  
  
 
  
  
  
Sumber : Ant, Reuters
  
  


  CARACAS, KOMPAS.com -
 Sambil berteriak beli, beli, dunia akan mati, rakyat Venezuela dengan
 panik belanja pada Sabtu (9/1/2010), menyusul devaluasi tajam mata uang
 Venezuela, yang diperkirakan akan membuat harga melambung. 
 
 Presiden
 Hugo Chavez mengumumkan sistem ganda bagi kurs tetap bolivar pada Jumat
 malam, sementara kebanyakan negara sedang menonton pertandingan
 baseball. 
 
 Pada Sabtu, kabar menyebar dengan cepat saat rakyat
 membaca surat kabar pagi dan mendengarkan berita radio di berbagai
 kafetaria Caracas. 
 
 Konsumen pun memenuhi toko elektronik. Dengan panik mereka memilih komputer 
 dan televisi impor, sebelum harga naik. 
 
 Saya
 telah antre selama dua jam di luar untuk membeli satu televisi dan dua
 pengeras suara karena mulai Senin semuanya harga naik dua kali lipat,
 kata Miguel Gonzalez, 56, insinyur, yang berdiri kepanasan di luar satu
 toko terkenal. 
 
 Politisi oposisi meraih kesempatan tersebut
 untuk mengecam cara Chavez menangani ekonomi. Walikota Caracas Antonio
 Ledezma mengatakan, standard hidup rakyat Venezuela akan merosot. 
 
 Jika
 anda harus membeli kulkas buat rumah anda besok, harganya akan menjadi
 dua kali lipat, jika anda membelinya sampai Jumat, kata Ledezma. 
 
 Pemerintah mengakui harga akan naik setelah devaluasi, tapi menyatakan 
 kecenderungan naik akan dilakukan secara bertahap. 
 
 Stasiun radio dan televisi yang dikelola negara menghindari penggunaan kata 
 devaluasi, dan memilih kata penyesuaian. 
 
 Satu stasiun radio pro-Chavez menanggapi kritikan tersebut, dengan memutar 
 lagu terkenal Argentina Imbecile. 
 
 Meskipun
 minyak memenuhi sektor lain ekonomi, Venezuela sangat bergantung atas
 impor barang-barang konsumen, sehingga negara tersebut menjadi sasaran
 perubahan besar harga yang tergantung atas nilai tukar. 
 
 Orang
 Venezuela yang berusia lanjut sudah terbisa dengan kerugian besar nilai
 mata uang mereka, sejumlah devaluasi dan rezim mata uang selama tiga
 dasawarsa belakangan dirundung kemelut ekonomi. 
 
 Inflasi yang
 tertinggi di negara Amerika, sebesar 25 persen tahun lalu, mencapai 103
 persen pada 1996, setelah presiden terdahulu mencabut pengendalian
 harga dan saham. 
 
 Kebijakan pengeluaran besar oleh Chavez
 selama berkah minyak, yang dipicu oleh booming besar-besaran konsumen
 dan pertumbuhan sangat cepat yang berhenti ketika harga minyak
 terjerembab satu tahun lalu. 
 
 Kemerosotan tajam penghasilan
 dari minyak juga dapat merusak harga bolivar dan membuat devaluasi tak
 terelakkan pada satu masa. 
 
 
  
 
 [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 
 
 
 =
 Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
 -
 Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
 http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
 -
 Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
 http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
 =
 Perhatian :
 - Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor 
 posting sebelumnya
 - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
 yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
 - Saran, 

Re: [Keuangan] Kutukan Sumber daya Alam? Devaluasi, Rakyat Venezuela Borong Barang Elektronik

2010-01-11 Terurut Topik lubeckym
ah mr arcon, bercanda ya..:-)
ada yg pernah bilang,[aku lupa orangnya entah bertrand russell ato siapa] 
..The man who is not a socialist at twenty has no heart, but if he is
still a socialist at thirty he has no head...

kekekekkk..

peace,
lubeck


  - Original Message - 
  From: Ari Condro 
  To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, January 12, 2010 9:06 AM
  Subject: Re: [Keuangan] Kutukan Sumber daya Alam? Devaluasi, Rakyat Venezuela 
Borong Barang Elektronik



  lha ??? !!!
  lubeck bukannya termasuk ?

  btw, kalau inflasi di Iran, udah pada nggak heran lagi kan ? :)

  2010/1/12 lubeckym lubec...@indosat.net.id:
   Benar bung mr_w4w, ini kabar gembira buat para pendukung dan pemuja 
neososialisme ala amerika latin...
   entah apalagi yg akan mereka katakan ttg berita ini..
   :-)
  
   salam,
   lubeck

  -- 
  salam,
  Ari


  

  __ Information from ESET Smart Security, version of virus signature 
database 4762 (20100111) __

  The message was checked by ESET Smart Security.

  http://www.eset.com


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] Kutukan Sumber daya Alam? Devaluasi, Rakyat Venezuela Borong Barang Elektronik

2010-01-11 Terurut Topik lubeckym
wah sayang Einstein tdk cukup umur utk melihat apa yg terjadi pada 
negara-negara yg menganut ekonomi sosialisme[central planned economy].
klo iya, mungkin dia akan berpikir kembali ttg artikelnya tsb krn pendapatnya 
bisa difalsifikasikan dengan kenyataan..:-)

salam,
lubeck

  - Original Message - 
  From: prastowo prastowo 
  To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, January 12, 2010 10:06 AM
  Subject: Bls: [Keuangan] Kutukan Sumber daya Alam? Devaluasi, Rakyat 
Venezuela Borong Barang Elektronik



  Dan, Albert Einstein, ilmuwan masyhur itu,  di usia 69 tahun (artinya kepala 
dan hati tak punya lagi :-)) ), justru menulis artikel berjudul 'Why 
Socialism? di edisi perdana majalah Monthly Review tahun 1949,
  linknya http://www.monthlyreview.org/598einstein.php

  salam

   

  
  Dari: lubeckym lubec...@indosat.net.id
  Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
  Terkirim: Sen, 11 Januari, 2010 18:32:07
  Judul: Re: [Keuangan] Kutukan Sumber daya Alam? Devaluasi, Rakyat Venezuela 
Borong Barang Elektronik


  ah mr arcon, bercanda ya..:-)
  ada yg pernah bilang,[aku lupa orangnya entah bertrand russell ato siapa] 
..The man who is not a socialist at twenty has no heart, but if he is
  still a socialist at thirty he has no head...

  kekekekkk..

  peace,
  lubeck

  - Original Message - 
  From: Ari Condro 
  To: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com 
  Sent: Tuesday, January 12, 2010 9:06 AM
  Subject: Re: [Keuangan] Kutukan Sumber daya Alam? Devaluasi, Rakyat Venezuela 
Borong Barang Elektronik

  lha ??? !!!
  lubeck bukannya termasuk ?

  btw, kalau inflasi di Iran, udah pada nggak heran lagi kan ? :)

  2010/1/12 lubeckym lubec...@indosat. net.id:
   Benar bung mr_w4w, ini kabar gembira buat para pendukung dan pemuja 
neososialisme ala amerika latin...
   entah apalagi yg akan mereka katakan ttg berita ini..
   :-)
  
   salam,
   lubeck

  -- 
  salam,
  Ari

  __ Information from ESET Smart Security, version of virus signature 
database 4762 (20100111) __

  The message was checked by ESET Smart Security.

  http://www.eset. com

  [Non-text portions of this message have been removed]

  Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! 
http://id.mail.yahoo.com

  [Non-text portions of this message have been removed]



  

  __ Information from ESET Smart Security, version of virus signature 
database 4762 (20100111) __

  The message was checked by ESET Smart Security.

  http://www.eset.com


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: BLS: [Keuangan] apa yg mereka katakan ttg CENTURY pd saat krisis 2008...? Hmmm..lagi

2010-01-04 Terurut Topik lubeckym
Ada benarnya yg disampaikan bung bali da dave. 
Di Indonesia, kebanyakan merger bank lebih disebabkan terpaksa krn keadaan, 
maksudnya kondisi masing2x bank yg akan merge memang sdg tdk bagus [spt case pd 
merger Mandiri, Permata or Danamon] atau jg karna paksaan aturan bank central 
yg menerapkan single owner spt terjadi pada case cimb Niaga-Lippo. Jadi bukan 
murni karena keputusan strategik misalnya bank spesialis segment UKM/retail mau 
di-merge dng bank spesialis corporate banking.

akibatnya perlu kerja ekstra utk me-turn around bisnis bank merger dng modal 
paksaan ini, sperti yg dilakukan Robbie Johan pada Mandiri atau Arwin Rasyid 
pada Danamon.

peace,
lubeck

  - Original Message - 
  From: Bali da Dave 
  To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, January 05, 2010 2:07 AM
  Subject: Re: BLS: [Keuangan] apa yg mereka katakan ttg CENTURY pd saat krisis 
2008...? Hmmm..lagi



  Merger kalau asetnya sama-sama jelek tentu tidak pengaruh. Sebelum merger 
dengan setelah hasilnya bisa lebih jelek setelah merger (NPL semuanya besar).

  Manfaat merger hanya kelihatan kalau masalahnya hanya likuiditas. Inipun 
kalau aset berbagai bank tersebut memiliki maturity yang berbeda-beda, 
sehingga kemungkinan kalah kliringnya jadi lebih kecil.

  Pakem merger lainnya (pengurangan biaya karena penutupan cabang yang ganda, 
sinergi, dan macem-macem bla-bla bla lainnya) mungkin ada tapi menurut saya 
kurang signifikan kalau soal merger bank yang sudah bermasalah.

  --- On Tue, 5/1/10, Habibie Nugroho Wicaksono prof.habi...@gmail.com wrote:

  From: Habibie Nugroho Wicaksono prof.habi...@gmail.com

  Kalau masalah merger, saya minta opini dari rekan-rekan miliser yang lain. 
Bagaimana konsepnya mengenai merger ini? Apakah terkait struktur permodalannya 
atau bagaimana?

  Tolong bantuannya ya.

  Terkirim dari telepon Nokia saya

  __
  See what's on at the movies in your area. Find out now: 
http://au.movies.yahoo.com/session-times/

  [Non-text portions of this message have been removed]



  

  __ Information from ESET Smart Security, version of virus signature 
database 4739 (20100103) __

  The message was checked by ESET Smart Security.

  http://www.eset.com


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Bls: [Keuangan] Re: Chatib Basri: Jangan Pertaruhkan Perekonomian Indonesia

2009-12-22 Terurut Topik lubeckym
Saya pikir saya jg punya andil krn kurang detail menjelaskan maksud saya shg 
jadi salah tangkap ya. 
Saya memang mengambil posisi pragmatis-nya machiavelli [atau istilah anda 
fortuna],
meskipun saya aware jg ada bahasan ttg virtue..

anyway, saya setuju dng satement terakhir anda.There's nothing new under the 
sun.

peace,
lubeck


  - Original Message - 
  From: prastowo prastowo 
  To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, December 22, 2009 3:58 PM
  Subject: Bls: Bls: [Keuangan] Re: Chatib Basri: Jangan Pertaruhkan 
Perekonomian Indonesia



  Bung Lubeck,
  Kutipan dari Anda:
  Mudah2xan dengan banyaknya case spt cicak-buaya, century gate yg dipolitisir 
dan entah apa lagi nanti yg terungkap,
  Rakyat akan semakin antipati dengan politik dan politisi kita dan mulai fokus 
dengan kegiatan lain yang lebih bermanfaat dan lebih penting.
  Rakyat jg akan sadar bhw politik itu tdk lebih dari soal syahwat untuk 
berkuasa atas org lain..persis dengan kebijaksanaan yg diajarkan machiavelli 
dan cicero.

  Sekilas membaca pernyataan itu, kesan saya adalah Machiavelli dan Cicero 
menyarankan sebuah kebijaksanaan bahwa politik itu tidak lebih dari soal 
syahwat untuk berkuasa atas orang lain. Benarkah demikian? jika saya keliru, 
saya memohon maaf.

  Poin saya adalah, benar bahwa Machiavelli adalah seorang realis politik (dlm 
Il Principe, yg sama dg Anda, juga saya baca dulu sekali, tapi saya pahami lagi 
akhir2 ini secara baru), tapi bukan dlm konteks menghalalkan segala cara. Jasa 
besarnya adalah memisahkan politik dari ideal tertentu, termasuk ideal 
teokratik bahwa sumber kedaulatan itu dari Tuhan, dan ideal moralistik, bahwa 
tindakan politik haruslah normatif. Konteksnya tentu saja luas, dan saya hanya 
garis bawahi bahwa jasa lain Machiavelli adalah menegaskan pertarungan lama 
antara reason vs passion, sebagai sebuah cita2 dan ambisi kuno sejak Plato, 
bahwa seharusnya naluri itu tunduk pada nalar tapi yang terjadi sebaliknya. 
Maka, alih2 menundukkan naluri/hasrat yang memang tak bisa, lebih baik 
mengelolanya, etc. Tak selamanya kita harus berurusan dg virtue tetapi juga 
fortuna, itu niscaya dalam politik. Untuk itulah Machiavelli menulis, 
politics as an art, and he was a writer about
  political art, more than just a philosopher or a thinker.

  Tapi secara substansi, saya setuju dg Anda. Konteks Machiavelli luas, bukan 
carmuk. Gagasan Machiavelli ini nantinya akan dipakai Adam Smith. Ini juga saya 
coba tarik ketika membaca The Wealth of Nations dulu, baru Theory of Moral 
Sentiment. Smith bicara tentang cara hidup orang kebanyakan (fortuna), dan 
bukan ideal hidup tertentu (virtue), maka ia bicara pasar, tapi juga bicara 
imperatif moral yg melampaui pasar. Kadang kita merasa ini terlalu jauh, kok 
Machiavelli, Smith, nyatanya, there is nothing new under the sun, semua hanya 
pengulangan, dengan kemasan dan bumbu yg sedikit berbeda :-)

  salam

  
  Dari: lubeckym lubec...@indosat.net.id
  Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
  Terkirim: Sen, 21 Desember, 2009 20:33:19
  Judul: Re: Bls: [Keuangan] Re: Chatib Basri: Jangan Pertaruhkan Perekonomian 
Indonesia


  bung pras, saya comment ttg machiavelli aja ya. klo yg lainnya saya tetap 
pada posisi skeptis dan kecurigaan saya thd politik sbg pertarungan 
kekuatan..:- )

  saya kira anda salah besar dlm membaca posting saya. saya tdk bermaksud 
mendiskreditkan machiavelli, justru sebaliknya lho, saya apresiasi.
  saya perlu me-recollect memori saya krn saya membaca buku the prince ini saat 
kuliah dulu ketika masih getol melihat aktivitas politik soeharto.
  saya jg aware kok klo machiavelli lebih inclined ke ide republik sbg bentuk 
GOVT yg ideal [ada bukunya yg lain ttg diskursus republik], 
  dan memang seingat saya ada perdebatan mengenai waktu pembuatan buku the 
prince dan diskursus republik ini utk menunjukkan apakah ada perubahan 
pemikiran dari machiavelli.
  Tapi anggaplah benar jika machiavelli start sbg republikan dan mati jg sbg 
republikan. 
  Oleh krn itu saya sgt menikmati the prince ini sbg bentuk satire ttg bgmn 
seorang penguasa perlu men-secure kekuasaan [sbg advice ke medici family]. 

  klo banyak org yg berpendapat bhw machiavelli menulis buku ini sbg cara utk 
mendapatkan perhatian/carmuk [krn dia saat itu di-exile ya] utk mendapatkan 
posisi di pemerintahan medici family,
  saya malah berpikir maksud machiavelli menulis the prince ini krn ingin 
mengingatkan florence akan munculnya tiran dan malah memberikan nasihat yg 
salah spy terjadi pemberontakan di Florence. 

  salam,
  lubeck

  - Original Message - 
  From: prastowo prastowo 
  To: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com 
  Sent: Tuesday, December 22, 2009 9:50 AM
  Subject: Bls: Bls: [Keuangan] Re: Chatib Basri: Jangan Pertaruhkan 
Perekonomian Indonesia

  HahahaMachiavel li memang sering disalahpahami, termasuk oleh Anda. 
Realisme (politik) memang mudah jatuh dalam

Re: Bls: [Keuangan] Re: Chatib Basri: Jangan Pertaruhkan Perekonomian Indonesia

2009-12-21 Terurut Topik lubeckym
aduh..mudah2an anakmuda dan profesional jangan terpancing ikut2an buat blok 
politik lagi.
Politik [baca:pertarungan kekuatan/kekuasaan] tdk bisa diharapkan lagi utk 
kemajuan bangsa ini. 
Lebih banyak menjadi liabilities dan karena itu perlu diminimalisir 
pengaruhnya. 

Saya malah berharap anak muda sebaiknya jadi entrepreneur danmengembangkan diri 
jadi kapitalis yg kompetitif.
Ini lebih berguna dan menarik daripada ngurusin politik..

salam,
lubeck

  - Original Message - 
  From: prastowo prastowo 
  To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, December 21, 2009 3:23 PM
  Subject: Bls: Bls: [Keuangan] Re: Chatib Basri: Jangan Pertaruhkan 
Perekonomian Indonesia



  Persis mas Teddy, sekuat apa pun oligarhi dan kartel politik yang ada, 
tetaplah ada batasnya. Yang jelas adalah:
  1. Megawati sudah berumur 62 tahun, dua kali kalah dalam pilpres dan masih 
akan dijagokan beberapa tetua dan anggota PDIP yang takut kehilangan jabatan. 
Kini adiknya sendiri, Guruh, mulai berani mencalonkan diri. Entah berhasil atau 
tidak, hawa regenerasi tak bisa dikesampingkan lagi. Partai ini akan belajar 
banyak dari konflik yg pernah dan masih mungkin terjadi.
  2. Gus Dur, meski sangat otoritatif, secara formal sudah terdelegitimasi. PKB 
mulai membangun struktur partai modern, hendak melepaskan diri dari tradisi 
patron-klien. Ke depan PKB akan mengalami tegangan antara tradisional vs 
post-tradisional. Potensi konflik masih besar dan dengan hampir seimbangnya 
kekuatan antarkubu, dipastikan tidak ada yang akan mendominasi lagi.
  3. Golkar memiliki peluang menata diri di Munas kemarin tapi memilih untuk 
menyia-nyiakannya dan tetap pragmatis karena kepentingan tertentu (yg kini 
makin terendus baunya). Surya Paloh diramalkan hengkang, dan mungkin saja 
penggembosan akan terus terjadi.
  4. PAN, pasca-Amien Rais, kini terjadi polarisasi menarik, antara Hatta 
Radjasa vs Dradjad Wibowo. Mana yang menang? ini tak menarik, yang lebih 
menarik adalah kesadaran internal bahwa mereka tidak sudi jg subordinat partai 
lain. Watak egalitarianisme Muhammadiyah ternyata masih kental dan hidup lagi.
  5. Partai Demokrat pasca-SBY mungkin saja akan dilanjutkan Ani Yudhoyono, 
tapi agaknya hanya akan mengulangi kisah dan sejarah politik dinasti yg 
termakan waktu.
  6. PPP tak bisa diharapkan lagi, pasti tamat.
  7. PKS, ternyata tak signifikan kenaikannya. Meski menjadi salah satu partai 
yg menjanjikan, kiprah para tokohnya di kabinet cukup kontroversial dan jadi 
batu uji. Apakah citra bersih-peduli bisa dipertahankan?

  Dari tujuh fenomena ini masih tersisa ruang bagi kaum profesional dan kaum 
muda untuk bangkit dan masuk, dan boleh jadi membuat blok politik baru. Mungkin 
saja momentum Cicak vs Buaya dimanfaatkan, dan boleh jadi Chandra Hamzah adalah 
ikon pemimpin masa depan. Masih banyak peluang, dan semoga bangsa ini tak 
menyia-nyiakannya lagi.

  salam

   

  
  Dari: teddy alfonso teddyalfo...@yahoo.com
  Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
  Terkirim: Ming, 20 Desember, 2009 23:12:54
  Judul: Re: Bls: [Keuangan] Re: Chatib Basri: Jangan Pertaruhkan Perekonomian 
Indonesia


  Setuju Mas Prastowo,

  Memang tidak perlu dipertentangkan antara profesional non-partisan dengan 
aktivis partai politik. Dan memang harus di dorong semakin banyak orang idealis 
masuk ke partai politik.Karna demokrasi menghendaki kekuasaan harus ditempuh 
melalui jalur partai politik.Namun demikian, tantangannya adalah kulture partai 
yang terbentuk hari ini, tidak memberikan ruang bagi kaum profesional- idealis 
untuk bisa berkembang dan mendedikasikan keahliannya untuk kepentingan bangsa. 
Mereka dituntut untuk bisa berdamai dengan kulture yang ada. Diperlukan upaya 
ekstra keras, stamina serta kemampuan tinggi bersilancar dalam arus yang akan 
menghanyutkan. Bahkan kalau tidak hati-hati bisa menjadi korban permainan 
politik tingkat tinggi. 

  Tentu saja, tantangan dimaksud tidak akan menyurutkan bagi kalangan 
profesional- idealis yang telah terlatih. Apalagi menjadi hambatan untuk 
berbuat lebih untuk bangsa dan negara ini. Bila gerakan ini berhasil, tentu 
memberikan kepuasan tersendiri bagi profesional dimaksud.

  Salam,

   Teddy Alfonso Sikumbang
 

  --- On Mon, 12/21/09, prastowo prastowo sesaw...@yahoo. com wrote:


  MARKETPLACE
  Going Green: Your Yahoo! Groups resource for green living


--

  Parenting Zone: Your community resource for family and home
   Switch to: Text-Only, Daily Digest • Unsubscribe • Terms of Use.
   
  

  __ Information from ESET Smart Security, version of virus signature 
database 4704 (20091220) __

  The message was checked by ESET Smart Security.

  http://www.eset.com


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Bls: [Keuangan] Re: Chatib Basri: Jangan Pertaruhkan Perekonomian Indonesia

2009-12-21 Terurut Topik lubeckym
bung pras, saya comment ttg machiavelli aja ya. klo yg lainnya saya tetap pada 
posisi skeptis dan kecurigaan saya thd politik sbg pertarungan kekuatan..:-)

saya kira anda salah besar dlm membaca posting saya. saya tdk bermaksud 
mendiskreditkan machiavelli, justru sebaliknya lho, saya apresiasi.
saya perlu me-recollect memori saya krn saya membaca buku the prince ini saat 
kuliah dulu ketika masih getol melihat aktivitas politik soeharto.
saya jg aware kok klo machiavelli lebih inclined ke ide republik sbg bentuk 
GOVT yg ideal  [ada bukunya yg lain ttg diskursus republik], 
dan memang seingat saya ada perdebatan mengenai waktu pembuatan buku the prince 
dan diskursus republik ini utk menunjukkan apakah ada perubahan pemikiran dari 
machiavelli.
Tapi anggaplah benar jika machiavelli start sbg republikan dan mati jg sbg 
republikan. 
Oleh krn itu saya sgt menikmati the prince ini sbg bentuk satire ttg bgmn 
seorang penguasa perlu men-secure kekuasaan [sbg advice ke medici family]. 

klo banyak org yg berpendapat bhw machiavelli menulis buku ini sbg cara utk 
mendapatkan perhatian/carmuk [krn dia saat itu di-exile ya] utk mendapatkan 
posisi di pemerintahan medici family,
saya malah berpikir maksud machiavelli menulis the prince ini krn ingin 
mengingatkan florence akan munculnya tiran dan malah memberikan nasihat yg 
salah spy terjadi pemberontakan di Florence. 

salam,
lubeck


  - Original Message - 
  From: prastowo prastowo 
  To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, December 22, 2009 9:50 AM
  Subject: Bls: Bls: [Keuangan] Re: Chatib Basri: Jangan Pertaruhkan 
Perekonomian Indonesia



  HahahaMachiavelli memang sering disalahpahami, termasuk oleh Anda. 
Realisme (politik) memang mudah jatuh dalam tuduhan simplifikasi, bahkan 
menghalalkan segala cara. Khas orang zaman kita, bisa diskreditkan pemikir 
(Machiavelli) tanpa perlu membaca dan memahami karyanya ( Il Principe), atau 
memang tak perlu? :-)

  Apakah kalau Golput menang lantas kursi DPR kosong secara proporsional? saya 
kira tidak juga. Bahwa akan ada kesenjangan perwakilan tentu saja, tapi ini 
tidak bisa diartikan pendelegitimasian. Tingkat golput di AS bahkan melebihi 
50%, tapi ini bukan masalah. Benar ada masalah dlm praktik politik, tapi saya 
kira jawabannya bukan lalu apolitis atau skeptisisme, karena jika demikian para 
politisi busuk itu akan makin senang.

  RUU ITE, RUU Rahasia Negara itu usulan pemerintah, dan lazimnya dalam 
parlemen terjadi pertarungan faksi pendukung dan kontra pemerintah. Lalu siapa 
mau kita salahkan? pemerintah q.q. presiden ataukah para politisi di parlemen? 
atau memang sistem politik kita yg kacau balau, bahkan ada tengara ini karena 
pilihan demokrasi liberal-kapitalistik yg bertumpu pd kolusi pemodal-penguasa 
bukan? adakah kapitalisme netral di sini? Lha wong kabinet isinya para 
pengusaha, petinggi parpol juga pengusaha a.k.a kapitalis kan? lalu salah 
siapa? Politisi yg netek kepada para pemodal atau pemodal yg machiavellian itu? 
hihi

  Catatan biar imbang, RUU Porno itu inisiatif DPR, artinya kualitas mereka 
memang sama saja sami mawon. Perlu reformasi total, dan ini butuh konsistensi. 
Kepada siapa perubahan ini bisa kita bebankan? kapitalis? aktivis 
pro-demokrasi? saya kira tak bisa dikotomis, harus diserukan kepada semua yg 
ingin melihat bangsa ini maju dan bangkit jaya.

  salam 

  
  Dari: lubeckym lubec...@indosat.net.id
  Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
  Terkirim: Sen, 21 Desember, 2009 18:17:58
  Judul: Re: Bls: [Keuangan] Re: Chatib Basri: Jangan Pertaruhkan Perekonomian 
Indonesia


  Wah bung oka masih mending pesimis dengan politik. kalau saya sdh skeptis 
dengan politik. 
  Meskipun ada yg bilang politik itu utk memperjuangkan kebaikan bersama namun 
kenyataan yg terjadi jauh dari intensi awalnya. 
  Untuk statement yg spt ini [sering jg diungkapkan politisi], saya jelas tdk 
gampang percaya.
  Lihat saja produk yg dihasilkan politisi kita spt UU ITE, UU Pornografi atau 
jg RUU Rahasia Negara ternyata malah memberangus kebebasan individu dan 
sebaliknya memperbesar kekuasaan state.
  Dan lucunya kita juga yg membayar para politisi ini lewat taxpayer money atas 
kerja mereka yg sangat mengesankan itu..:D

  Namun begitu saya cukup optimis bhw politik dan politisi akan terdeflasi ke 
depannya.
  Jumlah suara Golput saat Pemilu legislator jg terus meningkat. CMIIW, th 99 
itu sekitar 10 %-AN, Th 2004 sekitar 20%-an dan Th 2009 sekitar 28-29% [ada 50 
jt pemilih tdk nyoblos dari 170 jt yg terdaftar]. 
  Utk th 2009, jelas Golput jadi pemenang pemilu. Artinya ada kursi kosong 
sebanyak 218 unit dari 560 kursi tersedia yang sebenarnya dipilih oleh rakyat..

  Mudah2xan dengan banyaknya case spt cicak-buaya, century gate yg dipolitisir 
dan entah apa lagi nanti yg terungkap,
  Rakyat akan semakin antipati dengan politik dan politisi kita dan mulai fokus 
dengan kegiatan lain yang lebih

Re: Bls: [Keuangan] Re: Menyorot Peran BUMN

2009-10-15 Terurut Topik lubeckym
Setuju bang poltak. Yang penting prioritasnya adalah konsumen/masyarakat. 

ini nih contohnya BUMN pada nunggak pajak. Kalo swasta yg nunggak pajak, org 
pajak akan kirim surat ke bank [cc  BI] agar diblokir rekening ybs di bank2x 
untuk disita,
tp klo BUMN nggak tahu deh gimana perlakuannya.

[bisnis udah monopoli, tdk efisien, pake dana apbn utk bailout klo rugi, 
dijarah sm politisi, trus nunggak pajak lg. Yg aneh, bisnis bumn masih tetap 
dipertahankan dng alasan strategis, nasionalisme, utk kepentingan org banyak, 
dll. wah memang mantaplah BUMN ini] 

:-)

peace,
lubeck 

http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/10/15/04353925/tunggakan.pajak.bumn.capai...rp.7.triliun

Jakarta, Kompas - Dalam sepuluh tahun terakhir ini, tunggakan pajak dari badan 
usaha milik negara atau BUMN mencapai Rp 7 triliun.

Selama ini tidak ada yang mengungkapkan adanya tunggakan pajak BUMN sehingga 
aparat kami di lapangan dan KPP (Kantor Pelayanan Pajak) menjadi gerah, ujar 
Dirjen Pajak Mohammad Tjiptardjo di Jakarta, Rabu (14/10), seusai menghadiri 
Rapat Pimpinan di lingkungan Departemen Keuangan dan Kantor Menko Perekonomian.

Menurut Tjiptardjo, total tunggakan pajak yang dikelola KPP Wajib Pajak Besar 
Badan kini sudah Rp 19 triliun. Namun, di antaranya ada tunggakan senilai Rp 7 
triliun yang masih tertahan di BUMN.

Saat ini, sebagian BUMN sudah mulai membayar tunggakan pajaknya sehingga kami 
harap jumlahnya akan semakin menurun, ujarnya.

Salah satu BUMN yang sudah mulai membayar tunggakan adalah PT Kereta Api, yakni 
senilai Rp 136 miliar. Nilai pembayaran itu belum menutup seluruh tunggakan 
pajak PT Kereta Api yang mencapai Rp 230 miliar.

Posisi tunggakan memang turun naik. Yang dulu ditagih, sekarang sudah dibayar. 
Seperti PT Kereta Api, itu yang kami inginkan. Dengan demikian, sudah ada 
tindakan dari teman-teman di lapangan,� ujar Tjiptardjo.

BUMN sebaiknya segera melunasi tunggakan pajaknya. Sebab, setiap tunggakan 
pajak akan dibebani bunga.

Tunggakannya bervariasi, baik tunggakan PPh (Pajak Penghasilan) atau PPN (Pajak 
Pertambahan Nilai). Silakan ajukan keberatan. Di sini tidak ada unsur pidana. 
Andaikan ada hasil pemeriksaan dan ada utangnya, lalu wajib pajak tidak mau 
bayar, memang tidak ada pidana, namun bunga tunggakan terus berjalan, ungkap 
Tjiptardjo.

Sementara itu, Kementerian Negara BUMN membantah adanya tunggakan pajak itu. 
Tunggakan BUMN itu ada, tetapi kami tidak yakin sebesar itu (Rp 19 triliun), 
ungkap Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu.

Total aset BUMN naik 165,94 persen, dari Rp 1.191,87 triliun tahun 2004 menjadi 
Rp 1.977,8 triliun pada 2008.

Adapun pendapatan naik 220 persen dari Rp 527 triliun menjadi Rp 1.162 triliun. 
Laba bersih naik menjadi Rp 78,5 triliun dari sebelumnya Rp 36,9 triliun. 
(OIN/Antara)




  - Original Message - 
  From: Poltak Hotradero 
  To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, October 15, 2009 11:48 PM
  Subject: Re: Bls: [Keuangan] Re: Menyorot Peran BUMN


At 05:16 PM 10/15/2009, you wrote:
  Singapura saya kira berhasil dg BUMN-nya, jg negara2 di Eropa, 
  berbeda dg di AS di mana BUMN tdk berperan (atau malah tdk ada?).

  Singapura terlalu kecil untuk bisa dijadikan contoh spesifik. Dengan 
  penduduk cuma sebanyak warga Jakarta Barat -- maka jelas kompleksitas 
  Singapura adalah sangat rendah dibandingkan dengan ekonomi yang lebih 
  besar semisal Indonesia, China atau India.

  Amerika memang tidak punya BUMN (kecuali jasa pos).

  Eropa kasusnya berbeda-beda. Tetapi rata-rata BUMN di Eropa sudah 
  berstatus perusahaan publik. Ini penting untuk meningkatkan 
  permodalan, sekaligus meningkatkan transparansi. Kedua aspek ini 
  menjadi sangat penting dalam kompetisi terbuka.

  Jadi intinya adalah tidak mengharamkan BUMN, tetapi juga tidak memanjakannya.
  Kalau ada satu pihak yang perlu diprioritaskan kepentingannya -- maka 
  pihak itu adalah konsumen dan masyarakat (baik sebagai pembayar pajak 
  maupun sebagai penerima manfaat pajak).

  Mereka lah yang utama. Bukan BUMN.

  Bang Poltak mungkin bisa berikan pemetaannya agar kita bisa belajar 
  dari mereka, apa sih yg membedakan ini semua?
  
  salam



  


  __ Information from ESET Smart Security, version of virus signature 
database 4509 (20091015) __

  The message was checked by ESET Smart Security.

  http://www.eset.com


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-13 Terurut Topik lubeckym
setuju. saya jg menunggu tulisan bang poltak ttg abe lincoln  pancasila. 
Mudah-mudahan msh relevan dng diskusi ini.

saya menduga abe lincoln ini termasuk pendukung ide Govt/Negara yg kuat 
[penerusnya Hamilton] dan bukannya limited Govt [sbgmn yg dirintis Thomas 
Jefferson]
Abe lincoln, saya pernah baca,ternyata pernah meng-exile senator/anggota 
konggres ke kanada krn berbeda pendapat.

peace,
lubeck
- Original Message - 
From: link2ha...@gmail.com
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, October 13, 2009 2:41 PM
Subject: Re: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA


Bang Poltak, mau nagih utang nih!
Mana tulisan Pancasila jiplakan dari konstitusinya amerika ?
Soal ahmadiah itu kayaknya melanggar tujuan milis yah? Gimana Pak Mod?
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com
Date: Tue, 13 Oct 2009 14:25:59 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

At 02:07 PM 10/13/2009, you wrote:

Saya sependapat dengan Mas Prastowo,

Di agama lain juga ada sekte-sekte yang dianggap sempalan seperti Ahmadyah.

Tetapi jelas bahwa sebutan sempalan tidak menghalangi mereka bestatus 
sebagai warga negara Indonesia dan secara universal berstatus sebagai 
manusia.  Ini berarti mereka pun BERHAK memperoleh perlindungan hukum 
oleh pemerintah Indonesia, dan sebagai umat manusia mereka berhak 
untuk menghayati kepercayaan mereka (APAPUN itu).

Kalau mau menilai seseorang, maka nilailah berdasarkan tingkah laku 
-- BUKAN berdasarkan apa yang seseorang percayai.

Orang Atheist juga banyak yang mampu berbuat baik -- sementara di 
sisi lain, orang yang mengaku beragama - toh banyak juga yang tingkah 
lakunya tidak manusiawi.



Tanpa bicara soal benar-salah, saya kira fakta telanjang mengatakan 
bahwa telah terjadi tindak kekerasan dan pembiaran oleh aparatur 
negara terhadap minoritas Ahmadiyah. Bahwa aqidah berbeda bukan 
pembenaran terhadap tindak kekerasan. Justru di sini kita tidak 
bicara Pancasila sebagai saingan agama melainkan sebagai prinsip 
etis yang menjamin tiap warganegara diperlakukan dengan adil. Lepas 
dari mereka ini secara keyakinan benar/salah, mereka adalah 
warganegara Indonesia dan urusan Pancasila adalah dg hak 
warganegara, bukan dg umat beragama.

salam


Dari: 
mailto:herisetiono%40ahlikeuangan-indonesia.comheriseti...@ahlikeuangan-indonesia.com
 
mailto:herisetiono%40ahlikeuangan-indonesia.comheriseti...@ahlikeuangan-indonesia.com
Kepada: 
mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Sen, 12 Oktober, 2009 23:34:09
Judul: Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

Yang menjadi hambatan saya rasa adalah pembahasan tentang Pancasila 
sering dibenturkan dengan isu sensitif suatu agama misalnya masalah 
pluralisme dan Ahmadiyah yang notabene banyak kalangan internal 
Islam merasakan gerah dengan ajaran yang memakai baju yang sama tapi 
contentnya berbeda. Arab Saudi sebagai tempat kiblat umat Islam 
telah melarang umat Ahmadiyah menunaikan ibadah haji di sana. Jelas 
ini bukan masalah pluralisme tetapi masalah akidah yang berkaitan 
dengan prinsip dasar beragama.
Maaf moderator jadi ngomongin agama. Tetapi setidaknya untuk 
menghindari benturan pemahaman Pancasila dengan pemahaman agama 
seperti yang per nah terjadi sebelumnya. Dan saya rasa Pak SBY juga 
tahu itu :-)




[Non-text portions of this message have been removed]





=
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
-
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian :
- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor 
posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links




__ Information from ESET Smart Security, version of virus signature 
database 4501 (20091012) __

The message was checked by ESET Smart Security.

http://www.eset.com




[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-07 Terurut Topik lubeckym
lho China kan jelas2x sistem ekonominya kapitalisme liberal. Mereka memberi 
kebebasan seluas-luasnya kepada warganya untuk beraktivitas ekonomi. Marketnya 
juga dibuka buat penanaman modal asing. 
Klo saya ketemu dng bisnisman dari China, mereka bilang ayo kenalkan sama 
teman2x pebisnis lokal utk ikut invest disana--krn disana banyak zona spesial 
ekonomi [mirip di Batam]
Saya juga pernah diinfo bhw saat Deng Xio Ping mulai melirik sistem kapitalisme 
mereka mengundang dosen/profesor dari University California [berkeley] untuk 
mengajar KAPITALISME di universitas2x di China.
Setiap kuliah, mahasiswa yg hadir melimpah ruah. Salah satunya profesor yg 
ngajar itu adalah dosennya si Mary Pangestu,menteri perdagangan. 
Jadi China dan Indonesia rupanya gurunya sama, dari Mafia Berkeley.. :-)

maaf saya tdk tahu giovanni arrighi, tp saya lebih percaya jika orang china-nya 
sendiri yg ngomong.
Klo anda pernah ke China, anda akan tahu sendiri deh..

klo di politik, jelas mereka belum liberal. Itu saya tahu juga bung. 

[Pancasila mau metanorma kek, mau johan galtung kek, mau filsafat ilmu, itu 
juga terserah bung.
bagi saya Pancasila [spt kata Bung Oka] hanya wadah kosong yg perlu diisi..]


peace,
lubeck

  - Original Message - 
  From: prastowo prastowo 
  To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, October 07, 2009 12:35 PM
  Subject: Bls: [Keuangan] PANCASILA


Hehe...Cina ini liberalnya dari mana Bung? Apa kalo anak-anak kita akan 
bilang.. dari Hongkong.
  Kalo mereka liberal, tentu tak akan memperlakukan Dalai Lama atau Falun Gong 
seperti itu.
  Kapitalisme dan liberalisme itu tidak musti satu paket. Kalau Fareed Zakaria 
pernah memetakan, setidaknya ada yg liberal dan iliberal.
  Singapura, AS, Hongkong, Swedia, Prancis, itu semua negara kapitalis, tapi 
ideologi politiknya beda.
  Giovanni Arrighi, pengarang Adam Smith in Beijing malah mengatakan, Cina 
itu 'non-capitalist market-economy'.
  tapi soal mau mengisi dg apa, itu hak dan monggo2 saja, krn prinsip saya 
Pancasila itu metanorma.

  salam

  
  Dari: lubeckym lubec...@indosat.net.id
  Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
  Terkirim: Sel, 6 Oktober, 2009 21:10:57
  Judul: Re: [Keuangan] PANCASILA


  Terimakasih bung Oka. Sebagai moderator, usaha anda merampung diskusi 
Pancasila ini sangat dihargai.
  Saya mengamati sampai dimana diskusi Pancasila ini berujung dan saya baru 
sadar bhw Founding Fathers kita memang kreatif dan jenius 
  dlm menciptakan wadah yang kosong itu dan mewariskan kepada seluruh rakyat 
Indonesia untuk diisi bersama-sama.
  Sangat visioner.

  Sekarang saya tdk skeptis lagi. 
  Secara pribadi saya akan isi wadah yg kosong  tersebut dengan nilai-nilai 
kapitalisme kompetitif dan prinsip-prisip liberal yg menjunjung tinggi 
individualisme.

  [mirip kan dengan China yg punya wadah Sosialisme dengan ciri Tiongkok tapi 
isi wadahnya kapitalisme liberal]

  peace,
  lubeck.

  - Original Message - 
  From: Oka Widana 
  To: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com 
  Sent: Wednesday, October 07, 2009 10:20 AM
  Subject: RE: [Keuangan] PANCASILA

  Saya kok merasa sepakat dengan yg ditulis rekan Hok An (Btw, kapan Anda ke
  Jakarta, lagi?). Pancasila itu, adalah konsensus para pendiri Negara, yang
  merupakan visi akan menjadi apa yang namanya negara dan bangsa Indonesia
  itu. Pendiri Negara, tidak memberikan petunjuk, bagaimana atau akan diapakan
  pancasila dalam hal implementasi dan aplikasinya dalam berbangsa dan
  bernegara. Artinya, Pancasila itu, kalau diibaratkan suatu wadah, masihlah
  wadah yang kosong, yang hanya diberi merek Pancasila.

  Jika persepsinya seperti itu, maka tak heran jika pak Harto dan
  pemerintahannya pada saat itu berusaha menciptakan wadah yg dinamakan P4.
  Kalopun saat ini banyak yang bilang bahwa pendekatan itu salah, karena
  bersifat indoktrinatif dan mengikis sikap kritis Warga Negara, saya kira itu
  adalah tahapan belajar yang harus kita lalui. Setelah era P4, seolah-olah
  Pancasila seperti tertelan bumi, antara ada dan tiada. Apakah P4,
  menghasilkan efek traumatis terhadap Pancasila? Saya kira, walau belum ada
  penelitiannya, kok ngak sampai kesitu ya...

  Bung Poltak benar mempertanyakan Pancasila itu seperti apa? Wong dia baru
  melihat wadahnya doang.. mas Pras juga benar, karena beliau melihat, didalam
  wadah itu sudah ada isinya, yaitu kebijakan hasil pengalaman bangsa ini
  selama 64 tahun merdeka, bahkan sebelumnya. Bung Enda, dan rekena2 lain saya
  kira benar juga karena melihat angle yang berbeda, pada wadah ini.

  Pancasila seperti halnya Merah Putih adalah kartu mati bagi Negara
  Indonesia. Dulu Merah Putih, kita artikan berani (merah) karena suci
  (putih), mungkin sekarang Merah Putih harus diintepretasikan lain.. (wong
  Nurdin Top dkk, aja bisa mengklaim semua aktivitas gilanya adalah berani
  karena suci, apa bedanya dg Merah Putih Indonesia?) ditengah kapitalisme
  modern

Re: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik lubeckym
Terimakasih bung Oka. Sebagai moderator, usaha anda merampung diskusi Pancasila 
ini sangat dihargai.
Saya mengamati sampai dimana diskusi Pancasila ini berujung dan saya baru sadar 
bhw Founding Fathers kita memang kreatif dan jenius 
dlm menciptakan wadah yang kosong itu dan mewariskan kepada seluruh rakyat 
Indonesia untuk diisi bersama-sama.
Sangat visioner.

Sekarang saya tdk skeptis lagi. 
Secara pribadi saya akan isi wadah yg kosong  tersebut dengan nilai-nilai 
kapitalisme kompetitif dan prinsip-prisip liberal yg menjunjung tinggi 
individualisme.

[mirip kan dengan China yg punya wadah  Sosialisme dengan ciri Tiongkok tapi 
isi wadahnya kapitalisme liberal]

peace,
lubeck.

  - Original Message - 
  From: Oka Widana 
  To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, October 07, 2009 10:20 AM
  Subject: RE: [Keuangan] PANCASILA


Saya kok merasa sepakat dengan yg ditulis rekan Hok An (Btw, kapan Anda ke
  Jakarta, lagi?). Pancasila itu, adalah konsensus para pendiri Negara, yang
  merupakan visi akan menjadi apa yang namanya negara dan bangsa Indonesia
  itu. Pendiri Negara, tidak memberikan petunjuk, bagaimana atau akan diapakan
  pancasila dalam hal implementasi dan aplikasinya dalam berbangsa dan
  bernegara. Artinya, Pancasila itu, kalau diibaratkan suatu wadah, masihlah
  wadah yang kosong, yang hanya diberi merek Pancasila.

  Jika persepsinya seperti itu, maka tak heran jika pak Harto dan
  pemerintahannya pada saat itu berusaha menciptakan wadah yg dinamakan P4.
  Kalopun saat ini banyak yang bilang bahwa pendekatan itu salah, karena
  bersifat indoktrinatif dan mengikis sikap kritis Warga Negara, saya kira itu
  adalah tahapan belajar yang harus kita lalui. Setelah era P4, seolah-olah
  Pancasila seperti tertelan bumi, antara ada dan tiada. Apakah P4,
  menghasilkan efek traumatis terhadap Pancasila? Saya kira, walau belum ada
  penelitiannya, kok ngak sampai kesitu ya...

  Bung Poltak benar mempertanyakan Pancasila itu seperti apa? Wong dia baru
  melihat wadahnya doang.. mas Pras juga benar, karena beliau melihat, didalam
  wadah itu sudah ada isinya, yaitu kebijakan hasil pengalaman bangsa ini
  selama 64 tahun merdeka, bahkan sebelumnya. Bung Enda, dan rekena2 lain saya
  kira benar juga karena melihat angle yang berbeda, pada wadah ini.

  Pancasila seperti halnya Merah Putih adalah kartu mati bagi Negara
  Indonesia. Dulu Merah Putih, kita artikan berani (merah) karena suci
  (putih), mungkin sekarang Merah Putih harus diintepretasikan lain.. (wong
  Nurdin Top dkk, aja bisa mengklaim semua aktivitas gilanya adalah berani
  karena suci, apa bedanya dg Merah Putih Indonesia?) ditengah kapitalisme
  modern, globalisasi, nasionalisme baru. Pancasila saya kira harus
  diperlakukan sama, Pancasila adalah wadah yang dinamis, yang tak akan pernah
  penuh. 

  Siapa yang harus mengisi, bukan Pemerintah tapi seluruh Warga Negara. Jangan
  Pemerintah yang bertugas mengisi, apalagi memonopoli intepretasi, entar
  balik lagi jaman Orba dong. Suatu Badan atau lembaga yang diatas Pemerintah,
  yang merupakan representasi seluruh rakyat..apalagi kalo bukan MPR, disitu
  ada wakil Parpol dan Daerah, bukan? UUD 45 yang dulu dianggap sakral saja
  bisa diamend, walau kesakralannya ingin tetap dipertahankan dengan cara
  tetap menamakannya UUD 45...artinya MPR bisa merumuskan guidance yg lebih
  jelas bagaimana mengaktualisasikan (saya tak ingin menggunakan kata
  mengamalkan) Pancasila. Dari sanalah barulah bangsa ini bisa melangkah lebih
  jauh...

  Sebagai Moderator, saya tak ingin menutup diskusi mengenai Pancasila ini,
  tapi memang kesimpulannya ngak akan jauh dari yang saya tuliskan diatas.
  Kalo mau dilanjutkan silahkan sajalah...untuk membedakan dengan topik yang
  terkait ekonomi, maka dibawah thread Pancasila, kita hanya akan membahas
  hal2 diluar ekonomi. Hal-hal mengenai Ekonomi Pancasila, saya sarankan
  dibawah traead Ekonomi Pancasila.

  Salam,

  From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
  [mailto:ahlikeuangan-indone...@yahoogroups.com] On Behalf Of Hok An
  Sent: Wednesday, October 07, 2009 12:38 AM
  To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
  Subject: Re: [Keuangan] PANCASILA

  Bung Poltak,

  bagi saya Pancasila tadinya adalah janji bentuk dari negara (waktu itu 
  cuma RI).
  Isinya adalah kompromi dari kelompok2 yang mendukung lingkaran kecil 
  sekitar BPKNIP.
  Pada awalnya cuma ada 4 sila. Akhirnya jadi 5 sebab kelompok2 minoritas 
  menuntut masuknya perikemanusian.
  Azas perikemanusian diaktualisasi sesudah UUD 45 diganti dengan 
  UUDSementara dimana seluruh konvensi PBB yaitu apa yang namanya Hak2 
  Azasi Manusia (HAM) diadopsi dalam UUD ini.
  Jadi Indonesia adalah satu negara yang pertama mengakui HAM.
  Tetapi mengakui kita sekarang tahu semua ternyata bukan melaksanakan.

  Yang terjadi malah degradasi sistem negara hukum sampai nyaris hilang.
  Yang hilang bukan hanya sistem hukum, tetapi juga norma dan etika.
  Singkat kata 

Re: [Keuangan] Akar Budaya Korupsi dan Kegagalan penegakan hukum? Rasa Kekeluargaan! (was: Re: Budaya Korupsi

2009-10-05 Terurut Topik lubeckym
Wah bang Poltak masih lebih bagus tdk dapat mencerna konsep keluarga dlm 
Pancasila.

Saya pribadi lebih parah lagi karena  sudah tidak tahu lagi apakah PANCASILA 
itu masih SAKTI atau tidak..  :-)

Tampaknya bung Pras yg dari postingan2x sebelumnya lebih paham [yakin?] ttg 
Pancasila dan filsafatnya bisa elaborate lebih lanjut ttg hal ini [entah pake 
model johan galtung, filsafat ilmu atau apapun itu]

Mudah2an saya yg skeptis dng Pancasila [dan apapun yg berelasi dngnya spt 
ekonomi pancasila. politik pancasila atau budaya pancasila] bisa tercerahkan 
dng diskusi di milis ini.


peace,
lubeck

  - Original Message - 
  From: Poltak Hotradero 
  To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, October 05, 2009 4:16 PM
  Subject: [Keuangan] Akar Budaya Korupsi dan Kegagalan penegakan hukum? Rasa 
Kekeluargaan! (was: Re: Budaya Korupsi



  Seperti yang pernah saya sebutkan sebelumnya - satu bagian dari 
  Pancasila yang paling sulit saya cerna adalah konsep 
  kekeluargaan. Konsep ini bersifat abstrak dan menimbulkan sejumlah 
  pertanyaan:

  - Apa definisi keluarga dalam kekeluargaan?
  - Model keluarga yang mana?
  - Keluarga yang bagaimana?
  - Keluarga siapa?

  (Bila memang seluruh negeri adalah dianggap keluarga, lantas siapa 
  yang jadi bapak? siapa pula yang jadi ibu? siapa yang jadi 
  paman? Atas dasar apa mereka menempati posisi tersebut? Siapa yang menunjuk?)

  Konsep ini menurut saya sangat abstrak - karena berbeda dengan konsep 
  masyarakat tanpa kelas (classless society) yang menjadi landasan 
  masyarakat komunis - di mana semua orang statusnya adalah 
  kawan. Di dalam konsep kekeluargaan, ini tidak terjadi - karena 
  memang terdapat kelas dalam masyarakat.

  Buat masyarakat pedesaan yang cenderung bersifat homogen dan 
  sederhana - mungkin konsep kekeluargaan ini masih relevan.

  Tetapi sebagaimana kita tahu - bahwa masa depan Indonesia itu BUKAN 
  menuju masyarakat pedesaan, melainkan menuju masyarakat 
  urban. Indonesia bergerak menuju masyarakat yang semakin kompleks 
  dan terspesialisasi.

  Lalu apa hubungannya dengan korupsi dan kegagalan penegakan hukum?

  Salah satu masalah terbesar atas kekeluargaan adalah berkurangnya 
  obyektivitas.
  Dalam iklim kekekuargaan, hubungan tidak lagi terbangun berdasarkan 
  kemampuan (meritocracy) melainkan berdasarkan hubungan filial 
  (keluarga). Seseorang ditunjuk dan dipilih bukan karena mampu dan 
  terbukti mampu - melainkan semata-mata karena dikenal. Dan seperti 
  kita lihat, bahwa bila hal ini terkait dengan penunjukan atas posisi 
  pemerintahan -- akan segera inkompetensi berpadu dengan kronisme 
  (cronysm). Dan kita tahu bahwa kroniisme paling dekat dan paling 
  parah adalah... kroni keluarga.

  Masalah lain adalah terkait hukum.

  Penyelesaian secara kekeluargaan lebih sering berarti membiarkan 
  hukum tidak bekerja. Mulanya mungkin ini bukan masalah besar -- 
  tetapi bila terus menerus terjadi, maka orang tidak pernah merasa 
  bahwa hukum adalah penyelesaian yang seharusnya diambil.

  Orang yang mengambil tindakan hukum menjadi cenderung dianggap barbar 
  dan disisihkan -- padahal mungkin saja orang itu benar. Kekeluargaan 
  juga cenderung mendorong hilangnya obyektivitas terhadap segala 
  sesuatu yang asing.

  Semua orang asing dianggap pencuri (xenophobic) dan bangsa sendiri 
  semuanya dianggap orang suci. Sehingga semakin jauhlah tercapai apa 
  yang disebut meritocracy -- dan semakin enggan bangsa ini belajar 
  dari bangsa lain yang sudah lebih dulu maju.

  Itu juga sebabnya mengapa kita lihat bahwa bangsa dengan rasa 
  kekeluargaan terlalu dekat - akan cenderung korup dan hukumnya 
  tumpul. Di Eropa yang telah maju misalnya, ini bisa terlihat pada 
  orang Italia - yang sampai sekarang derajat kepastian hukumnya yang 
  paling rendah di antara negara-negara Eropa Barat. Contoh lain 
  adalah negara-negara Arab, Amerika Latin, dan Afrika.

  Dan tentu saja itu juga yang menjadi salah satu permasalahan di Indonesia.



  


  __ Information from ESET Smart Security, version of virus signature 
database 4479 (20091004) __

  The message was checked by ESET Smart Security.

  http://www.eset.com


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Kapitalisme dan Hukum (was: Re: [Keuangan] Sunat Kuota Bandwidth Flash, Telkomsel Diancam Dilaporkan ke Polisi

2009-10-01 Terurut Topik lubeckym
Saya setuju dengan respon bang poltak dibawah ini.

justru karena kapitalisme/pasar bebas menjunjung kompetisi, maka para 
entreprenuer [jg kapitalis/pemilik modal] akan berlomba-lomba menyediakan 
barang/jasa yg terbaik buat konsumennya. Kompetisi akan men-drive 
inovasi-inovasi baru dan inovasi akan membawa kemajuan/progress. Pada akhirnya, 
Konsumenlah yg akan menikmati semua kemajuan ini. misal HP, PC, laptop sekarang 
jauh lebih murah dan lebih mudah diakses dibandingkan bbrp th lalu. Bagi saya, 
ini juga fungsi sosial yg benefitnya dinikmati konsumen [rakyat]. Di sisi lain, 
entrepreneur/produsen yg berhasil melayani konsumen dng baik, dia akan diganjar 
sukses dan kaya.

[btw, saya lebih percaya self interest/motive profit para entrepreneur 
dibandingkan pihak2 spt politisi/birokrat GOVT yang selalu berkoar-koar soal 
kepentingan sosial/umum yg sebenarnya untuk menutupi self interest mereka] 

peace,
lubeck

  - Original Message - 
  From: Poltak Hotradero 
  To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, October 02, 2009 12:22 PM
  Subject: Re: Kapitalisme dan Hukum (was: Re: [Keuangan] Sunat Kuota Bandwidth 
Flash, Telkomsel Diancam Dilaporkan ke Polisi


At 11:50 AM 10/2/2009, you wrote:
  
  
  Jika memang terdapat bukti nyata bahwa semakin tinggi kapitalistik 
  suatu negeri berkorelasi dengan semakin tinggi kualitas pengadilan 
  dan semakin tinggi independensinya, terus penyebabnya apa?

  Penyebabnya? Lha itu kan sudah self-explanatory. Bahwa keduanya 
  saling memerlukan dan saling meningkatkan. Positive sum-game.

  Dan itu semua sudah tergambarkan secara empiris. Negara paling 
  bobrok secara kualitas hukum ternyata adalah negara yang paling tidak 
  kondusif untuk berkembangnya kapitalisme.

  Coba anda tanya diri sendiri: anda lebih suka berdagang dengan 
  perusahaan asal Belanda atau perusahaan asal Somalia?

  Bukannya sistem kapitalis liberal berarti pemegang modal bisa 
  berkuasa penuh tanpa memperhatikan fungsi sosial?

  Coba perhatikan:

  Perusahaan kan butuh pegawai.
  Perusahaan kan butuh supplier.
  Perusahaan kan butuh bahan baku.
  Perusahaan kan butuh pembeli.
  Perusahaan kan butuh penyedia modal kerja (bank, pasar obligasi, dll)
  Perusahaan kan bayar pajak.

  Apa iya itu semua bukan aspek sosial???

  Dan sudah jelas bahwa SEBELUM pemegang saham dapat bagiannya (berupa 
  dividen) - maka dia harus membayar: bahan baku, gaji pegawai, 
  perusahaan supplier, bank serta pemegang obligasi, dan pemerintah 
  (berupa pajak).

  KALAU ada sisa-nya barulah jadi hak pemegang saham. (dan itupun 
  masih dipotong pajak sekali lagi...)

  Kita lihat saja suatu bisnis seperti PT. Astra International.
  Operating Profit Marginnya adalah 12,32%.
  Ini berarti 87,68% dari nilai bisnis PT. Astra International adalah 
  milik dan hak pihak lain.
  Ini belum ditambah dengan bagian pemerintah berupa pajak - baik 
  langsung maupun tidak langsung.

  Kalau anda harus memberi kepada orang lain hampir 90% dari segala 
  yang anda terima dan sisa yang 10% itu pun masih dipotong pajak 
  30% -- apa iya masih kurang juga aspek sosialnya

  Fungsi sosial inilah yang selalu gencar disuarakan kaum anti 
  kapitalis sebagai sisi kelemahan fungsi kapitalis.

  ...dan mereka salah besar.

  --- In 
  
mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com,
 
  Poltak Hotradero hotrad...@... wrote:
   
At 11:06 AM 10/2/2009, you wrote:
   
Di dunia ini, terdapat bukti kuat bahwa semakin
kapitalistik suatu negeri - semakin tinggi
kualitas pengadilan dan semakin tinggi independensinya.
   
Kenapa begitu? Karena iklim ekonomi kapitalistik
memberi penghargaan sangat tinggi terhadap
kepastian penegakan hukum. Penegakan hukum ini
sangat penting karena terkait kontrak, yang
merupakan landasan hukum bagi setiap kehidupan ekonomi bercorak 
   kapitalistik.
   
Disamping itu ada aspek reputasi. Reputasi itu
harganya mahal dan sangat berharga. Tidak ada
bisnis tanpa adanya reputasi yang baik - terutama
terkait dengan hukum dan kontrak. (Siapa sih
yang mau dagang sama orang yang kerjanya nggak
pernah tepat janji dan cidera hukum melulu?)
   
Jadi, kalau nggak ada kepastian hukum, maka nggak ada kapitalisme.
   
Nah bagaimana dengan Indonesia dengan
pengadilannya yang sedemikian bobrok - di mana
kontrak antara konsumen dan produsen tidak
dihormati? Apakah itu kapitalisme? Tentu saja bukan.
   
Indonesia jelas bukan negara kapitalis. Nggak
tau apa jelasnya (Ekonomi Pancasila mungkin?)
   
   
Inilah sisi kelam dari ekonomi kapitalis. Sudah
waktunya memang Ekonomi Pancasila dilaksanakan di negeri ini.




  


  __ Information from ESET Smart Security, version of virus signature 
database 4474 (20091001) __

  The message was checked by ESET Smart Security.

  http://www.eset.com


[Non-text portions of this message have been removed]


Re: [Keuangan] Re: Pengaruh multipartai dlm kebijakan ekonomi.

2009-04-19 Terurut Topik lubeckym
-Thx bung enda atas penjelasannya. Maaf jg, saya belum tertarik menjawab 
pertanyaannya.Krn sedari awal saya jg tdk bertanya.Saya hanya mengkomentari 
perihal emosi dan neuroscience.

-jika  neuroscience dan cognitif mencoba menjelaskan pentingnya peran 
neuron/syaraf,emosi dan hubungan dng bahasa, yah itu sah-sah Jg.Mungkin itu 
bisa menambah carapandang utk memahami dinamika ekonomi dan politik. Dan 
sayapun tdk berpretensi mengetahui bidang ini lbh dalam.

-Namun jika dikaitkan dng politik dan Ekonomi, saya pribadi, tetap msh berpikir 
bhw ekonomi dan politik itu mrp usaha manusia yg rasional [ketimbang emosi] dlm 
menjawab tantangan hidup. Setahu saya, politik sdh disekulerkan [lepas dr 
sentimen ideologi agama] sejak machiavelli menulis buku Il Principe dan ekonomi 
oleh adam smith melalui buku wealth of nation [mskpn ada jg ekonom sebelumnya 
spt Say dan Bastiat yg jg sgt menarik].

Itu saja.

Peace,
Lubeck 
Sent from my FakePlasticTrees®
powered by IDIOTEQUE ™

-Original Message-
From: irmec ir...@usa.com

Date: Fri, 17 Apr 2009 20:19:08 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: [Keuangan] Re: Pengaruh multipartai dlm kebijakan ekonomi.


Aku ngak ngomong lho bhw neuroscience menulis obatnya. Tapi apa yg reveal 
dari banyak studi di bidang cognitive dan neuroscience tsb memperlihatkan bhw 
kata dan ekspersi bahasa adalah salah satu obat. Dan, mungkin satu2nya, obat 
yg kita kenal ada dipasar saat ini [itu kenapa aku bilang KITA sudah tahu]. Itu 
jg kenapa aku bilang dlm posting awalku (ke bung Poltak), bhw tanpa sadar 
(intuitively), para politisi (dan jg marketer, creative writer, dlsb) sudah 
tahu.

Pertanyaannya tentu gimana menggunakan kata dan eksperisi bhs sehingga 
membangkitkan emosi positif? Nah silahkan jawab sendiri, supaya anda bisa 
memperkaya knowledge anda. 



--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, lubec...@... wrote:

 Maaf bung Enda,
 Jgn menggunakan kata KITA.Krn pemahaman dan pengalaman anda tdk mewakili 
 pengalaman saya..:-)
 
 [jika neuroscience yg kata anda memiliki obat penggunaan bahasa/words, 
 hemat saya sih itu tdk memperkaya knowledge saya pribadi.Tanpa perlu tahu 
 neuroscience pun, saya sadar bhw kata-kata punya kekuatan dan hegemoni dlm 
 menggerakan emosi--spt membaca  syair puisi atau lirik lagu]
 
 Peace,
 Lubeck 
 Sent from my FakePlasticTrees�
 powered by IDIOTEQUE �





[Non-text portions of this message have been removed]





=
Join Facebook AKI dimana Anda bisa ber social interactive sambil bermain games 
atau just have fun together. Compulsory bagi new members start 1 Jan 2008. 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
=
Perhatian: Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. 
Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas.
=
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
-
Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting 
sebelumnyaYahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
mailto:ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [Keuangan] Re: Pengaruh multipartai dlm kebijakan ekonomi.

2009-04-17 Terurut Topik lubeckym
Maaf bung Enda,
Jgn menggunakan kata KITA.Krn pemahaman dan pengalaman anda tdk mewakili 
pengalaman saya..:-)

[jika neuroscience yg kata anda memiliki obat penggunaan bahasa/words, hemat 
saya sih itu tdk memperkaya knowledge saya pribadi.Tanpa perlu tahu 
neuroscience pun, saya sadar bhw kata-kata punya kekuatan dan hegemoni dlm 
menggerakan emosi--spt membaca  syair puisi atau lirik lagu]

Peace,
Lubeck 
Sent from my FakePlasticTrees®
powered by IDIOTEQUE ™

-Original Message-
From: irmec ir...@usa.com

Date: Fri, 17 Apr 2009 05:11:51 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: [Keuangan] Re: Pengaruh multipartai dlm kebijakan ekonomi.


NGak perlu spekulatif seperti itu; kita udah tahu obatnya. Language, words...

--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, lubec...@... wrote:

 Hmm..Menarik jg..
 
 -Klo org sering berpikiran/ber-emosi negatif atau pesimis ttg suatu hal, 
 mungkin kita perlu suntik aja dng hormon tertentu agar bs diubah mjd pikiran 
 positif.
 
 -Kyknya politikus kita perlu disuntik semua tuh dng hormon serotonin agar dlm 
 berpolitik bs lbh fun dan santai..:-)
 
 -Ide mereduksi manusia mjd emosi Melalui syaraf2x [neuroscience]memang 
 menarik dan menjanjikan..Saya jd teringat tuh sm novel klasiknya aldous 
 huxley brave new world..:-)
 
 
 Peace,
 Lubeck





[Non-text portions of this message have been removed]





=
Join Facebook AKI dimana Anda bisa ber social interactive sambil bermain games 
atau just have fun together. Compulsory bagi new members start 1 Jan 2008. 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
=
Perhatian: Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. 
Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas.
=
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
-
Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting 
sebelumnyaYahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
mailto:ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [Keuangan] Tentang RUU Pembantu Rumah Tangga

2009-02-12 Terurut Topik lubeckym
-Jika upah minimum jg ditentukan Govt bukankah hal ini lbh menguntungkan PRT yg 
existing? Bgmn dengan calon2x/newcomer PRT? Apakah mrk jg diuntungkan?

-Konsumen jasa PRT bisa jg kena efeknya trutama buat pasangan keluarga muda yg 
rencananya mau hire PRT jd pikir2x lg krn costnya jd mahal.klo demand 
berkurang,bukankah newcomer PRT yg akan rugi krn lapangan kerja PRT jd 
sedikit.Kemufian, klo ada majikan yg hire 3 PRT  kmdn policy upah minimum 
diterapkan,apa mrk tdk akan brpikir untuk mengurangi jumlah PRT-nya krn cost jd 
mahal.

-Hemat saya, biarkan saja calon PRT dan calon majikan nego upah sesuai dng 
kesepakatan msg2x [Voluntary Exchange].Sama sperti transaksi dagang/jasa 
biasa.GOVT tdk perlu ikut campur ngurus kyk ini meskipun intensinya baik tp 
bisa tdk applicable di lapangan [krn merugikan newcomer PRT keluarga muda]

Lubeck 
[keluarga muda]
Sent from my FakePlasticTrees®
powered by IDIOTEQUE ™

-Original Message-
From: oka.wid...@indosat.net.id

Date: Thu, 12 Feb 2009 07:09:19 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [Keuangan] Tentang RUU Pembantu Rumah Tangga


Kalo gajinya diatas PTKP, maka kita atasan, jadi Wapu PPH pasal 21 Rupanya 
ini tujuan Pemerintah mendorong kita punya NPWP sendiri...:)



Saya kira pekerja domestik ini sama dg pekerja sektor informal lain, memerlukan 
pengaturan yg spesifik/khusus. Karena disamping hal2 yg bersifat ekonomis, juga 
hubungan antar manusia khas Indonesia. Jadi semacam hubungan ketenagakerjaan 
plus





Oka Widana

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!



-Original Message-

From: gautama seti gautamas...@gmail.com



Date: Thu, 12 Feb 2009 12:12:32 

To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com

Subject: Re: [Keuangan] Tentang RUU Pembantu Rumah Tangga





maaf ikutan nimbrung,



klo saya sih setuju untuk perbaikan status PRT, soalnya sering saya

lihat sebenarnya prinsip pekerjaan PRT itu seperti perbudakan model

baru, emang sih dibayar tapi relatif sangat rendah. di kota semarang

tempat saya tinggal paling tinggi dibayar 400rb, emang sih makan dll

ditanggung tapi klo itu dikembalikan ke kita apa mau dibayar segitu

untuk kerjaan rumah tangga yang ga akan habis? klo mau kan berarti

bisa dikerjakan sendiri, hemat 400rb kan?



lagian entah kenapa mayoritas PRT baru pasti anak dibawah umur yang

terpaksa kerja untuk bantu orang tua. antara ga tega klo ga dikasih

kerjaan dan kejam kalo ngasih kerjaan cm kuat bayar 400rb. untunglah

saya belum nikah jadi ga perlu mikirin PRT hehehe..



tapi saya punya cita2 klo PRT saya akan saya gaji UMR, pake jam kerja

dan harus profesional.. itu kalo saya jadi kaya.. klo ga kaya ya

kerjakan sendiri.. heheheh



thanks

gautama



Pada 12 Februari 2009 11:59, anton ms wardhana ari.am...@gmail.com menulis:

 Berita ini di satu sisi bagi saya sudah sepantasnya mengingat pembantu rumah

 tangga pun adalah profesi yang perlu pengaturan hak-haknya.



 Namun di sisi lain, tak urung hal ini akan menuai kontroversi juga, utamanya

 bagi kalangan keluarga menengah yang sudah mampu memiliki --maap,

 dikoreksi-- menyewa pembantu, dari sisi keuangannya yang memang pastinya

 akan cukup memberatkan bagi penyewa jasa pembantu rumah tangga ini. --maaf

 saya lupa besarannya, ada saya lihat emailnya di milis sebelah, tapi belum

 berhasil saya temukan lagi email yang mencantumkan calon upah minimum bagi

 pembantu rumah tangga tersebut.



 Juga hal ini mungkin akan mengubah hubungan tradisional antara

 majikan-pembantu yang bagi sebagian orang sudah dianggap keluarga (termasuk

 diantaranya, tetapi tidak terbatas pada: sakit ditanggung, makan minum

 ditanggung, pulang kampung ditanggung, dll) menjadi hubungan antara majikan

 dan karyawan.



 Kalau menurut Anda bagaimana ?



 *BR, ari.ams*



 http://www.kontan.co.id/index.php/Nasional/news/5237/Pemerintah_Godok_RUU_Pembantu_Rumah_Tangga



 Kamis, 11 Desember 2008 | 15:28

 *Pemerintah Godok RUU Pembantu Rumah Tangga*



 JAKARTA. Bagi anda yang mempunyai pembantu rumah tangga (PRT) ada baiknya

 lebih berhati-hati. Pasalnya, pemerintah sedang menggodok Rancangan

 Undang-Undang (RUU) perlindungan PRT.



 Departemen Tenaga kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans), Departemen Hukum

 dan Hak Asasi Manusia (Dephukham) bersama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat

 (LSM) mencari rumusan untuk mengatur hak dan kewajiban PRT.



 Secara umum untuk melindungi HAM dari PRT, ujar Syaiful Rachman Kepala

 Pusat Penelitian dan Pengembangan Hak Ekosob Dephukham hari ini.



 Dalam rancangan ini akan mengatur antara lain soal jam kerja, syarat menjadi

 PRT, cuti hamil, cuti haid. termasuk penyelesaian perselisihan antara

 majikan dan PRT. Akan juga diatur lembaga penempatan PRT di tingkat

 provinsi, ujar Achyar Kepala Bagian Perundangan Biro Hukum Depnakertrans.



 Lamgiat Siringoringo



 http://hukumonline.com/detail.asp?id=15132cl=Berita



 *Pembantu Rumah Tangga pun akan Diatur