lho China kan jelas2x sistem ekonominya kapitalisme liberal. Mereka memberi 
kebebasan seluas-luasnya kepada warganya untuk beraktivitas ekonomi. Marketnya 
juga dibuka buat penanaman modal asing. 
Klo saya ketemu dng bisnisman dari China, mereka bilang ayo kenalkan sama 
teman2x pebisnis lokal utk ikut invest disana--krn disana banyak zona spesial 
ekonomi [mirip di Batam]
Saya juga pernah diinfo bhw saat Deng Xio Ping mulai melirik sistem kapitalisme 
mereka mengundang dosen/profesor dari University California [berkeley] untuk 
mengajar "KAPITALISME" di universitas2x di China.
Setiap kuliah, mahasiswa yg hadir melimpah ruah. Salah satunya profesor yg 
ngajar itu adalah dosennya si Mary Pangestu,menteri perdagangan. 
Jadi China dan Indonesia rupanya gurunya sama, dari Mafia Berkeley.. :-)

maaf saya tdk tahu giovanni arrighi, tp saya lebih percaya jika orang china-nya 
sendiri yg ngomong.
Klo anda pernah ke China, anda akan tahu sendiri deh..

klo di politik, jelas mereka belum liberal. Itu saya tahu juga bung. 

[Pancasila mau metanorma kek, mau johan galtung kek, mau filsafat ilmu, itu 
juga terserah bung.
bagi saya Pancasila [spt kata Bung Oka] hanya "wadah kosong yg perlu diisi"..]


peace,
lubeck

  ----- Original Message ----- 
  From: prastowo prastowo 
  To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, October 07, 2009 12:35 PM
  Subject: Bls: [Keuangan] PANCASILA


    Hehe...Cina ini liberalnya dari mana Bung? Apa kalo anak-anak kita akan 
bilang.." dari Hongkong....."
  Kalo mereka liberal, tentu tak akan memperlakukan Dalai Lama atau Falun Gong 
seperti itu.
  Kapitalisme dan liberalisme itu tidak musti satu paket. Kalau Fareed Zakaria 
pernah memetakan, setidaknya ada yg "liberal" dan "iliberal".
  Singapura, AS, Hongkong, Swedia, Prancis, itu semua negara kapitalis, tapi 
ideologi politiknya beda.
  Giovanni Arrighi, pengarang "Adam Smith in Beijing" malah mengatakan, Cina 
itu 'non-capitalist market-economy'.
  tapi soal mau mengisi dg apa, itu hak dan monggo2 saja, krn prinsip saya 
Pancasila itu metanorma.

  salam

  ________________________________
  Dari: lubeckym <lubec...@indosat.net.id>
  Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
  Terkirim: Sel, 6 Oktober, 2009 21:10:57
  Judul: Re: [Keuangan] PANCASILA

    
  Terimakasih bung Oka. Sebagai moderator, usaha anda merampung diskusi 
Pancasila ini sangat dihargai.
  Saya mengamati sampai dimana diskusi Pancasila ini berujung dan saya baru 
sadar bhw Founding Fathers kita memang kreatif dan jenius 
  dlm menciptakan "wadah yang kosong" itu dan mewariskan kepada seluruh rakyat 
Indonesia untuk "diisi" bersama-sama.
  Sangat visioner.

  Sekarang saya tdk skeptis lagi. 
  Secara pribadi saya akan isi "wadah yg kosong " tersebut dengan nilai-nilai 
kapitalisme kompetitif dan prinsip-prisip liberal yg menjunjung tinggi 
individualisme.

  [mirip kan dengan China yg punya wadah "Sosialisme dengan ciri Tiongkok" tapi 
isi wadahnya kapitalisme liberal]

  peace,
  lubeck.

  ----- Original Message ----- 
  From: Oka Widana 
  To: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com 
  Sent: Wednesday, October 07, 2009 10:20 AM
  Subject: RE: [Keuangan] PANCASILA

  Saya kok merasa sepakat dengan yg ditulis rekan Hok An (Btw, kapan Anda ke
  Jakarta, lagi?). Pancasila itu, adalah konsensus para pendiri Negara, yang
  merupakan visi akan menjadi apa yang namanya negara dan bangsa Indonesia
  itu. Pendiri Negara, tidak memberikan petunjuk, bagaimana atau akan diapakan
  pancasila dalam hal implementasi dan aplikasinya dalam berbangsa dan
  bernegara. Artinya, Pancasila itu, kalau diibaratkan suatu wadah, masihlah
  wadah yang kosong, yang hanya diberi merek Pancasila.

  Jika persepsinya seperti itu, maka tak heran jika pak Harto dan
  pemerintahannya pada saat itu berusaha menciptakan wadah yg dinamakan P4.
  Kalopun saat ini banyak yang bilang bahwa pendekatan itu salah, karena
  bersifat indoktrinatif dan mengikis sikap kritis Warga Negara, saya kira itu
  adalah tahapan belajar yang harus kita lalui. Setelah era P4, seolah-olah
  Pancasila seperti tertelan bumi, antara ada dan tiada. Apakah P4,
  menghasilkan efek traumatis terhadap Pancasila? Saya kira, walau belum ada
  penelitiannya, kok ngak sampai kesitu ya...

  Bung Poltak benar mempertanyakan Pancasila itu seperti apa? Wong dia baru
  melihat wadahnya doang.. mas Pras juga benar, karena beliau melihat, didalam
  wadah itu sudah ada isinya, yaitu kebijakan hasil pengalaman bangsa ini
  selama 64 tahun merdeka, bahkan sebelumnya. Bung Enda, dan rekena2 lain saya
  kira benar juga karena melihat angle yang berbeda, pada wadah ini.

  Pancasila seperti halnya Merah Putih adalah kartu mati bagi Negara
  Indonesia. Dulu Merah Putih, kita artikan berani (merah) karena suci
  (putih), mungkin sekarang Merah Putih harus diintepretasikan lain.. (wong
  Nurdin Top dkk, aja bisa mengklaim semua aktivitas gilanya adalah berani
  karena suci, apa bedanya dg Merah Putih Indonesia?) ditengah kapitalisme
  modern, globalisasi, nasionalisme baru. Pancasila saya kira harus
  diperlakukan sama, Pancasila adalah wadah yang dinamis, yang tak akan pernah
  penuh. 

  Siapa yang harus mengisi, bukan Pemerintah tapi seluruh Warga Negara. Jangan
  Pemerintah yang bertugas mengisi, apalagi memonopoli intepretasi, entar
  balik lagi jaman Orba dong. Suatu Badan atau lembaga yang diatas Pemerintah,
  yang merupakan representasi seluruh rakyat..apalagi kalo bukan MPR, disitu
  ada wakil Parpol dan Daerah, bukan? UUD 45 yang dulu dianggap sakral saja
  bisa diamend, walau kesakralannya ingin tetap dipertahankan dengan cara
  tetap menamakannya UUD 45...artinya MPR bisa merumuskan guidance yg lebih
  jelas bagaimana mengaktualisasikan (saya tak ingin menggunakan kata
  mengamalkan) Pancasila. Dari sanalah barulah bangsa ini bisa melangkah lebih
  jauh...

  Sebagai Moderator, saya tak ingin menutup diskusi mengenai Pancasila ini,
  tapi memang kesimpulannya ngak akan jauh dari yang saya tuliskan diatas.
  Kalo mau dilanjutkan silahkan sajalah...untuk membedakan dengan topik yang
  terkait ekonomi, maka dibawah thread Pancasila, kita hanya akan membahas
  hal2 diluar ekonomi. Hal-hal mengenai Ekonomi Pancasila, saya sarankan
  dibawah traead Ekonomi Pancasila.

  Salam,

  From: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com
  [mailto:AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com] On Behalf Of Hok An
  Sent: Wednesday, October 07, 2009 12:38 AM
  To: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com
  Subject: Re: [Keuangan] PANCASILA

  Bung Poltak,

  bagi saya Pancasila tadinya adalah janji bentuk dari negara (waktu itu 
  cuma RI).
  Isinya adalah kompromi dari kelompok2 yang mendukung lingkaran kecil 
  sekitar BPKNIP.
  Pada awalnya cuma ada 4 sila. Akhirnya jadi 5 sebab kelompok2 minoritas 
  menuntut masuknya perikemanusian.
  Azas perikemanusian diaktualisasi sesudah UUD 45 diganti dengan 
  UUDSementara dimana seluruh konvensi PBB yaitu apa yang namanya Hak2 
  Azasi Manusia (HAM) diadopsi dalam UUD ini.
  Jadi Indonesia adalah satu negara yang pertama mengakui HAM.
  Tetapi mengakui kita sekarang tahu semua ternyata bukan melaksanakan.

  Yang terjadi malah degradasi sistem negara hukum sampai nyaris hilang.
  Yang hilang bukan hanya sistem hukum, tetapi juga norma dan etika.
  Singkat kata sesungguhnya konsensus nasional tentang baik dan buruk, 
  benar dan salah sudah dalam keadaan lumpuh.

  Perlu dikaji ada atau tidak lembaga negara yang bertugas mengawasi dan 
  menerapkan sistem hukum, norma dan etika dalam negara kita.
  Sesungguhnya badan tertinggi adalah MPR. Tetapi badan ini sudah maya, 
  sebab fungsi yang nyata tidak jelas lagi. Sebetulnya MPR adalah badan 
  yang bertugas menyusun sistem nilai apakah UU yang ada sesuai dengan 
  Pancasila atau tidak. Berdasarkan sistem nilai ini harusnya setiap 
  undang2 bisa dinilai oleh Makamah konstitusi apakah masih berlaku.

  Dalam praktek se-hari2 harusnya ada menteri UUD yang bertugas mendidik 
  dan mengawasi semua unit2 kenegaraan supaya bekerja dalam kerangka UUD. 
  Di Indonesia fungsi ini tidak jelas ada di departemen apa. Harusnya 
  jabatan ini dipegang oleh Menteri Dalam Negeri yang 10 tahun terakhir 
  ini se-olah2 kehilangan perannya sebagai juru pimpin tata negara kita.

  Jadi Pancasila dan aparatnya yaitu seluruh sistem perundangan kita ini 
  belum bisa atau tidak selalu bisa ditagih, mirip obat placebo. Merek 
  sudah ada tapi isinya masih kosong.
  Mengatasi masalah ini tidak mudah, sebab visi politik untuk itu belum ada.
  Sebab itu perlu ditanamkan idealisme supaya visi negara modern dengan 
  tata negara yang jelas bisa jadi infrastruktur politik kita dikemudian hari.

  Salam

  Hok An

  Poltak Hotradero schrieb:
  > 
  >
  > At 11:40 AM 10/6/2009, you wrote:
  > >Aku jd tertarik jg comment. Menurutku semua pemikiran/konsep selalu
  > >merupakan respond terhadap tantangan jaman dan waktu. Jd, ada
  > >assumsi yg melandasi konsep tsb.
  > >
  > >Asumsi2 dasar ekonomi kapitalis, sosialis rasanya sudah jelas. Yg
  > >rasanya belum jelas ialah ekebenarnya apa sih asumsi2 ekonomi Pancasila?
  >
  > Bung Enda,
  >
  > Itu dia bagian dari pertanyaan saya sejak berhari-hari yang lewat.
  > Pancasila itu konkritnya apa? (dan sama dengan itu - ekonomi
  > Pancasila itu konkritnya apa?)
  >
  > Kayaknya masih belum terjawab.
  > Dan kalau memang belum terjawab -- bagaimana kita bisa tahu ekonomi
  > pancasila (apapun itu) adalah penyelesaian atas masalah ekonomi kita?
  >
  > Bila ternyata Pancasila tidak mendorong penegakan hukum atau
  > meritocracy -- maka semakin berkuranglah poin untuk menyatakan bahwa
  > ekonomi pancasila adalah resep yang tepat...
  >
  > Sekadar jadi gerakan moral ya silahkan saja -- tetapi sebagai "agama"
  > atau doktrin ekonomi -- Pancasila rasanya sudah terlalu jauh.
  >
  > >Pertanyaan berikutnya tentu, seberapa penting sebenarnya asumsi tsb
  > >dibawa dalam tahap operasional. [Aku sendiri pernah schock baca
  > >paper lama dari Milton Friedman "The Methodology of Positive
  > >Economics", yg kurang lebih bilang bhw unrealistics assumsi dalam
  > >teori ekonomi tidaklah penting, selama teori tsb menghasilkan

  .

  Image removed by sender.

  [Non-text portions of this message have been removed]

  __________ Information from ESET Smart Security, version of virus signature 
database 4485 (20091006) __________

  The message was checked by ESET Smart Security.

  http://www.eset. com

  [Non-text portions of this message have been removed]

  Jatuh cinta itu seperti apa ya rasanya? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! 
http://id.answers.yahoo.com

  [Non-text portions of this message have been removed]



  


  __________ Information from ESET Smart Security, version of virus signature 
database 4485 (20091006) __________

  The message was checked by ESET Smart Security.

  http://www.eset.com


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke