Re: [Keuangan] Pengelolaan wilayah tertentu secara outsource oleh negara lain, mungkinkah ?

2009-10-07 Terurut Topik Muh. Nurul Falah
Mr Wong, sebenarnya hal ini sudah dilaksanakan pemerintah namun dengan cara
yang lebih "halus". Dibawah ini ada artikel mengenai pulau Bintan yang
sebagiannya dikelola oleh Singapura. Untuk mengelola wilayah seluas itu
tentu bukan hanya B2B  tapi juga G2G, untuk memberikan kepastian bagi kedua
belah pihak.

kalau wacana "nyeleneh"ini memang lebih luas lagi & terpadu dari yg ada di
artikel bawah,  artinya si outsourcer akan memaksimalkan segala potensi yg
ada di wilayah tersebut.

Tujuan saya melempar wacana ini adalah agar diperdebatkan, siapa tahu nanti
akan muncul hasil yang lebih brilian, bisa jadi hasilnya malah sangat
berbeda dari wacana awalnya (modifikasi / koreksi dari wacana "nyeleneh' ini
'setelah melalui proses perdebatan).

Karena saya juga tidak mengerti banyak tentang hukum & khawatir kena tuduhan
makar (lebih berat dari korupsi & teroris Bro ..), maka saya permisi
juga...



Singapura "Jual" Pariwisata Bintan di Australia
By Republika Newsroom
Selasa, 08 September 2009 pukul 13:52:00


BRISBANE--Pariwisata Pulau Bintan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dipasarkan
Majalah "Infinity Holidays" sebagai bagian dari daerah tujuan wisata
Singapura lewat berbagai biro perjalanan utama Australia.

Koresponden ANTARA di Brisbane, Selasa, mendapati majalah "Infinity Holidays
2009:10 Asia" itu menjadi bagian dari sumber informasi wisata andalan
biro-biro perjalanan seperti "Flight Center" dan "Student Flights".

Pulau Bintan yang terletak sekitar 40 kilometer dari Singapura itu
dipasarkan sebagai daerah tujuan tambahan bagi para wisatawan mancanegara
yang berlibur di negara kota tersebut.

Pariwisata bahari dan sejarah di pulau terbesar di gugusan pulau yang ada di
Provinsi kepulauan Riau itu bahkan dimasukkan sebagai satu dari 10 tempat
atraktif bagi para wisatawan asing yang mengunjungi Singapura.

Di Bintan, para wisatawan tidak hanya disuguhi keindahan pantai pasir putih
eksotis, air laut yang jernih, aneka warna batu karang laut, dan berbagai
olahraga bahari tetapi juga resor istirahat yang menawan.

Bahkan operator pariwisata Singapura menjual "Bintan" sebagai tempat
berlibur yang tepat bagi para wisatawan yang mengunjungi berbagai daerah
wisata Asia denga kapal pesiar "SuperStar".

Di areal resor wisata Pulau Bintan seluas 23 ribu hektar, setidaknya ada
lima resor yang ditawarkan Singapura, yakni Mayang Sari, Nirwana Gardens,
Bintan Lagoon, Angsana, dan Banyan Tree dengan tawaran harga menginap per
malam mulai dari 101 dolar Australia hingga 325 dolar Australia.

Sepanjang 2008, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI menargetkan 380 ribu
wisatawan Australia yang datang ke Indonesia atau meningkat dibandingkan
tahun 2007 yang tercatat 314.432 orang.

Pada 7 Oktober 2009 13:28, Wong Cilik  menulis:

>
>
> Sebaiknya anda perhatikan masalah hukumnya dulu. Yang satu hukum tata
> negara, yang kedua hukum internasional, dan ketiga bincang-bincang dulu
> dengan ABRI yang umumnya adalah barisan paling depan dalam hal kedaulatan
> negara.
>
> Takutnya semakin jauh dibahas, penyerahan daerah/penduduk pada negara lain
> bisa termasuk diskusi makar. Mudah-mudahan tidak. Untuk sementara jangan
> diperpanjang dulu lah, cari tau bagaimana hubungan ilmu-ilmu tersebut dan
> pandangannya tentang negara dalam negara. Saya hampir yakin tentang negara
> dalam negara ini adalah salah satu penunjuk goyangnya pemerintahan yang
> semakin lama akan semakin merongrong kedaulatan negara asal. Akibatnya
> tambah lama semakin banyak daerah yang minta diatur oleh negara lain yang
> akibat akhirnya seluruh daerah terpecah-pecah jatuh ke segala macam negara.
>
> Jadi walaupun anda ingin membahas secara ilmu finansial atau apalah, yang
> mendasarnya perlu diperjelas lebih dulu. Kelihatannya sih ini cuma pikiran
> awal anda yang belum anda pikirkan matang-matang. Yang paling penting
> adalah
> tentang kedaulatan negara indonesianya itu, bukan masalah ekonominya atau
> perasaan bangsa.
>
> Saya mundur diri dari membahas masalah ini. saya tidak tertarik.
>Recent Activity
>
>-  5
>New 
> Members
>
> Visit Your Group
> 
>   Give Back
>
> Yahoo! for 
> Good
>
> Get inspired
>
> by a good cause.
>  Y! Toolbar
>
> Get it 
> Free!

Re: [Keuangan] Pengelolaan wilayah tertentu secara outsource oleh negara lain, mungkinkah ?

2009-10-06 Terurut Topik Wong Cilik
Sebaiknya anda perhatikan masalah hukumnya dulu. Yang satu hukum tata
negara, yang kedua hukum internasional, dan ketiga bincang-bincang dulu
dengan ABRI yang umumnya adalah barisan paling depan dalam hal kedaulatan
negara.

Takutnya semakin jauh dibahas, penyerahan daerah/penduduk pada negara lain
bisa termasuk diskusi makar. Mudah-mudahan tidak. Untuk sementara jangan
diperpanjang dulu lah, cari tau bagaimana hubungan ilmu-ilmu tersebut dan
pandangannya tentang negara dalam negara. Saya hampir yakin tentang negara
dalam negara ini adalah salah satu penunjuk goyangnya pemerintahan yang
semakin lama akan semakin merongrong kedaulatan negara asal. Akibatnya
tambah lama semakin banyak daerah yang minta diatur oleh negara lain yang
akibat akhirnya seluruh daerah terpecah-pecah jatuh ke segala macam negara.

Jadi walaupun anda ingin membahas secara ilmu finansial atau apalah, yang
mendasarnya perlu diperjelas lebih dulu. Kelihatannya sih ini cuma pikiran
awal anda yang belum anda pikirkan matang-matang. Yang paling penting adalah
tentang kedaulatan negara indonesianya itu, bukan masalah ekonominya atau
perasaan bangsa.

Saya mundur diri dari membahas masalah ini. saya tidak tertarik.

2009/10/6 Muh. Nurul Falah 

> Agar elegan tentu tidak disebutkan karena ketidakmampuan kita maka
> pengelolaan daerah tersebut kita serahkan ke outsourcer. Kita *sebut saja
> kerjasama pengelolaan wilayah*.  Sebenarnya sekarang pun sudah ada yang
> mirip seperti itu, tapi masih partial.  Misalnya bantuan pemberantasan buta
> hurup dari UNESCO, pembangunan fasilitas sekolah di beberapa daerah
> Indonesia Timur dari Australia, rehabilitasi Aceh , dll.
>
> Selain berupa bantuan maka tentu harus ada imbalan berupa kompensasi
> pengelolaan wilayah tersebut, misalnya kawasan industri, perkebunan,
> pariwisata, pelabuhan, dll. Pembangunan suatu kawasan industri saja akan
> mempunyai dampak berantai yang besar, misalnya mereka juga harus membangun
> fasilitas pembangkit listrik, jalan, perumahan karyawan, dll.
>
> Sebenarnya *hanya menggabungkan dari hal - hal yang sudah ada. Bedanya
> modus
> yang ini seluruhnya dalam satu paket. *
>
> Kalau modus ini dilakukan maka pertumbuhan, pemerataan pembangunan,
> pemerataan penduduk, dll akan lebih cepat dicapai & dengan biaya
> outsourcer.
> Sehingga pemerintah pusat tinggal memonitor saja & fokus pada daerah
> lainnya.
> Pada 7 Oktober 2009 11:32, Wong Cilik  menulis:
>
> >
> >
> > Yah kembali lagi, bagaimana cara membuat elegannya... ? Saya skeptis ini
> > bisa dibikin elegan.
> >
> > 2009/10/7 Muh. Nurul Falah >
> >
> > > Mr. Wong, kalau rasa nasionalisme Anda merasai tercederai dalam
> membahas
> > > wacana ini, it's good !
> > >
> >
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
> >
> >
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
> 
>
> =
> Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com
> -
> Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join
> http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
> -
> Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
> http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
> =
> Perhatian :
> - Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor
> posting sebelumnya
> - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota
> yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
> - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan
> ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links
>
>
>
>


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] Pengelolaan wilayah tertentu secara outsource oleh negara lain, mungkinkah ?

2009-10-06 Terurut Topik Muh. Nurul Falah
Agar elegan tentu tidak disebutkan karena ketidakmampuan kita maka
pengelolaan daerah tersebut kita serahkan ke outsourcer. Kita *sebut saja
kerjasama pengelolaan wilayah*.  Sebenarnya sekarang pun sudah ada yang
mirip seperti itu, tapi masih partial.  Misalnya bantuan pemberantasan buta
hurup dari UNESCO, pembangunan fasilitas sekolah di beberapa daerah
Indonesia Timur dari Australia, rehabilitasi Aceh , dll.

Selain berupa bantuan maka tentu harus ada imbalan berupa kompensasi
pengelolaan wilayah tersebut, misalnya kawasan industri, perkebunan,
pariwisata, pelabuhan, dll. Pembangunan suatu kawasan industri saja akan
mempunyai dampak berantai yang besar, misalnya mereka juga harus membangun
fasilitas pembangkit listrik, jalan, perumahan karyawan, dll.

Sebenarnya *hanya menggabungkan dari hal - hal yang sudah ada. Bedanya modus
yang ini seluruhnya dalam satu paket. *

Kalau modus ini dilakukan maka pertumbuhan, pemerataan pembangunan,
pemerataan penduduk, dll akan lebih cepat dicapai & dengan biaya outsourcer.
Sehingga pemerintah pusat tinggal memonitor saja & fokus pada daerah
lainnya.
Pada 7 Oktober 2009 11:32, Wong Cilik  menulis:

>
>
> Yah kembali lagi, bagaimana cara membuat elegannya... ? Saya skeptis ini
> bisa dibikin elegan.
>
> 2009/10/7 Muh. Nurul Falah >
>
> > Mr. Wong, kalau rasa nasionalisme Anda merasai tercederai dalam membahas
> > wacana ini, it's good !
> >
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>  
>


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] Pengelolaan wilayah tertentu secara outsource oleh negara lain, mungkinkah ?

2009-10-06 Terurut Topik Wong Cilik
Yah kembali lagi, bagaimana cara membuat elegannya...  ? Saya skeptis ini
bisa dibikin elegan.



2009/10/7 Muh. Nurul Falah 

> Mr. Wong, kalau rasa nasionalisme Anda merasai tercederai dalam membahas
> wacana ini, it's good !
>


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] Pengelolaan wilayah tertentu secara outsource oleh negara lain, mungkinkah ?

2009-10-06 Terurut Topik Muh. Nurul Falah
Pendapatan di Papua memang tinggi tapi harga-harga juga tinggi karena
sebagian besar dibuat diluar Papua atau karena ongkos transpot yang besar
disana. Di sinilah perlunya untuk menciptakan sentra kemajuan baru di sana
di berbagai bidang, sehingga nantinya semen tidak harus dibawa dari
Makassar, gula pasir dari Jawa, dll. Perjalanan dalam satu kabupaten juga
tidak perlu harus naik pesawat tapi cukup bis or kereta api.

Bila misalnya daerah Merauke, Biak, Kepala Burung,  dikelola secara outsouce
maka disana bisa dibuat berbagai Industri yang mensupport sebagian kebutuhan
rakyat Papua (& Australia), kalau kurang SDM tinggal panggil rakyat
Tangerang, Bekasi, dll

Saya pernah baca di Kompas bahwa untuk membedakan orang asli Papua yang
punya uang atau tidak adalah bila mereka tergeletak tidur di pinggir jalan
berarti mereka kemungkinan sedang punya uang, tertidur karena habis mabuk.
Sedangkan bila jalan-jalan saja berarti kemungkinan tidak punya uang. Saya
tidak tahu apakah benar demikian.

Memang tidak mudah untuk mengubah kultur seseorang, perlu pendekatan khusus
agar mereka bisa bangkit tanpa menyinggung kehormatannya.

Sekedar sharing tanpa bermaksud menyinggung pihak manapun.
Pada 6 Oktober 2009 21:07, winarto sugondo menulis:

>
>
> BOT diaktifkan kembali dengan batasan pada wilayah terbelakang di
> Indonesia.
> Rencana Outsourcingnya pasti sukses.
>
> Kalau kita berbicara di Papua, saya tanya siapa yang pernah ke Papua / camp
> freeport? Berapa harga 1 potong ayam dan sapi disana? Berapa harga gudang
> garam 1 filter satu bungkus disana? Siapa yang bilang disana ngga bisa
> maju,
> cuman keenakan ongkang-ongkang kaki dapat uang jadinya malas. Capek
> dikitlah, pasti lebih maju daripada Jakarta.
>
> Sekedar pendapat.
>
> Salam,
>
> Winarto Sugondo
>
> 2009/10/6 Wong Cilik >
>
>
> >
> >
> > Contoh elegan dan tidak mencederainya bagaimana ya...
> >
> > Sekarang membahas ini saja saya sudah agak cedera tuh...
> >
> >
> > 2009/10/6 Muh. Nurul Falah  >  40gmail.com>>
> >
> > > Mr. Wong, jaman sekarang tidak mudah suatu negara mencaplok (aneksasi)
> > > negara lain, karena akan ditentang negara lain (PBB, ASEAN, dll)
> kecuali
> > > bila penguasanya berwatak Hitler (contoh George W Bush di Irak &
> > > Afghanistan), itupun dengan penentangan dari banyak negara di dunia.
> > Untuk
> > > kasus seperti ini, tidak perlu mereka harus meng-outsorce kita dulu,
> > kalau
> > > mereka ingin aneksasi bisa langsung dilakukan (seperti Irak).
> > >
> > > Kalau dibilang nanti daerah tersebut akan menjadi seperti koloni negara
> > > lain, sekarang saja negeri kita sudah menjadi koloni bagi produk
> Jepang,
> > > Eropa & Amerika. Bila cara ini terwujud maka akan banyak produk di
> > > Indonesia yang buatan Batam, Merauke, dll.
> > >
> > > Ini bukan masalah kepercayaan diri tapi masalah bagaimana kita
> > memanfaatkan
> > > kemampuan negara lain untuk diri kita (yang mempunyai banyak
> > keterbatasan,
> > > baik dana, ilmu, pengalaman, sikap mental aparat, dll). Semua tertuang
> > > dalam perjanjian yang saling menguntungkan. Kalau perlu kita tender
> > > diantara
> > > beberapa peminat yang berkualitas.. ;-)
> > >
> > > Semua bisa dikemas agar terlihat elegan & tidak mencederai kehormatan
> > > sebagai bangsa.
> > >
> > > Hayo siapa lagi ? saya lebih senang ke arah praktis seperti ini dari
> pada
> > > berdebat soal teori yang dalam penerapannya akan banyak bias.: :-)
> > >
> > >
> > > Pada 6 Oktober 2009 16:38, Wong Cilik 
> > > 
> >
> > menulis:
> > >
> > > >
> > > >
> > > > Apa yang membuat anda yakin mereka tidak akan me-"makan" Indonesia?
> > > Setelah
> > > > dijadikan daerah kekuasaannya mereka, mereka kan bisa bikin apa saja.
> > > >
> > > > Apa sejarah penjajahan dulu belum cukup buat mengajar bangsa agar
> lebih
> > > > bersifat percaya diri. Masih saja selalu merasa bangsa lain lebih
> hijau
> > > > dari
> > > > rumput bangsa sendiri?
> > > >
> > > > 2009/10/6 Muh. Nurul Falah 
> > > >  40gmail.com>
> > 40gmail.com>>
> > > >
> > > > > Sangat banyak sumber pendapatan yang bisa digali dari negeri yang
> > kaya
> > > &
> > > > > letaknya strategis ini. Contohnya Batam & Bintan bisa dijadikan
> > > pelabuhan
> > > > > transit terbesar di Asia & menjadi hub berbagai transaksi. kalau
> > > > Singapore
> > > > > yang secuil saja bisa masa Batam & Bintan yang lebih luas tidak
> bisa
> > ?
> > > > > Serahkan pengelolannya pada negara yang mempunyai ambisi menyaingi
> > > > > Singapore, misalnya UEA, Jepang, dll.
> > > > >
> > > > > Itu baru bisnis pelabuhan yang menggiurkan belum jasa lainnya.
> Untuk
> > > > daerah
> > > > > yang agak di dalam (bukan di persimpangan lalu lintas
> internasional)
> > > bisa
> > > > > saja menjadi daerah wisata (Bangka Belitung), Industri, dll. Segala
> > > > potensi
> > > > > di daerah tersebut akan dimaksimalkan oleh mereka ( & dengan
> > sumberdaya
> > > > > dari
> > > > > mereka ! ). Beda dengan sekarang, kalau kita ingin membangun jalan
> > raya
> > > > > yang
> > > > > mulus di suatu dae

Re: [Keuangan] Pengelolaan wilayah tertentu secara outsource oleh negara lain, mungkinkah ?

2009-10-06 Terurut Topik Muh. Nurul Falah
Mr. Wong, kalau rasa nasionalisme Anda merasai tercederai dalam membahas
wacana ini, it's good !

Tetapi tercederai pulakah nasionalisme Anda saat mengetahui hal di bawah ini
:

   1. Banyak pesawat asing yang melintasi RI tapi kita tak kuasa
   menghalaunya atau bahkan tak mengetahui bahwa mereka sudah melintasinya.
   2.  Dari 10 bank swasta terbesar, berapa yang masih dikuasai Indonesia ?
   3. Banyak kapal nelayan asing yang mengeruk ikan diperairan Indonesia
   sementara jutaan nelayan kita bahkan tak bisa melaut ketika cuaca buruk
   karena kapalnya yang masih tradisional.
   4. Koruptor yang dibawa ke KPK tapi mereka melambaikan tangan ke pemirsa
   TV seolah seorang selebritis melambaikan tangan ke para fansnya.
   5. dan lain - lain yang seharusnya juga menggugah nasionalisme kita ..:-)

Negeri kita KATANYA luas, panjangnya dari Turki ke Inggris, penduduknya juga
terbesar ke 4 di dunia. Tapi tahukan Anda bahwa dari ratusan juta penduduk
pulau Jawa, berapa orang yang sudah pernah menginjakkan kakinya untuk *
jalan-jalan* ke tanah Papua, Manado or Aceh ? Bagaimana mereka mengetahui
bahwa negeri ini luas bila tidak pernah merasakan perjalanan naik pesawat 4
jam dari Jakarta ke Manado ? Keluasan negeri ini menjadi tidak bermakna bagi
sebagian besar rakyat karena bahkan hidup mereka sejak lahir sampai
meninggal hanya berkutat di radius beberapa ratus km dari tempat mereka
lahir :(-  Kalau pun ada yang pernah menginjak tanah tersebut maka sebagian
di antaranya karena urusan dinas bukan untuk jalan-jalan.

Mungkin ada yang mencap saya tidak nasionalis. Absolutely wrong bro ! Saya
bisa membuktikan bahwa darah saya berwarna merah & tulang saya berwarna
putih, he..he..

Anggap saja wacana "nyeleneh" ini sebagai pemikiran yang ''out of the box".

Tentu saja outsourcing nanti tidak dikemas dengan kata-kata karena
ketidakmampuan kita maka wilayah tersebut diserahkan ke negara lain tapi
bisa dikemas misalnya dengan bahasa kerjasama pengelolaan wilayah.
Sebenarnya bisa juga dibentuk semacam suatu badan otorita yang dipimpin oleh
expatriat yang capable, misalnya Mahathir Muhammad (menyinggung lagi nggak
yah ..?) Tapi kalau modus seperti ini maka sumber daya lainnya adalah kita
yang menyediakan (dana, dll) selain itu kemampuan si expat tersebut tentu
lebih kecil dibandingkan kemampuan negara outsourcer (misal pengalaman,
network, dll).

Biar merata, di tiap 5 pulau besar harus ada beberapa yang dioutsource.
Nanti akan muncul beberapa daerah unggulan dunia di Indonesia, misalnya
Industri keuangan di Banjarmasin, Pelabuhan transit di Batam, Industri Mobil
Cendrawasih di Merauke, dll. Walah, semakin jauh nich mimpinya ... but it's
ok kadang kita harus bermimpi siapa tahu bisa terwujud or mungkin dari mimpi
tersebut bisa muncul ide lain yang lebih brilian...

Sekedar sharing, curhat seorang nasionalis, syukur-syukur kalau ada yang
benar, kalo salah maapin yah, mumpung masih di bulan syawal .:-)


Pada 6 Oktober 2009 17:16, Wong Cilik  menulis:

>
>
> Contoh elegan dan tidak mencederainya bagaimana ya...
> Sekarang membahas ini saja saya sudah agak cedera tuh...
>
> 2009/10/6 Muh. Nurul Falah >
>
> > Mr. Wong, jaman sekarang tidak mudah suatu negara mencaplok (aneksasi)
> > negara lain, karena akan ditentang negara lain (PBB, ASEAN, dll) kecuali
> > bila penguasanya berwatak Hitler (contoh George W Bush di Irak &
> > Afghanistan), itupun dengan penentangan dari banyak negara di dunia.
> Untuk
> > kasus seperti ini, tidak perlu mereka harus meng-outsorce kita dulu,
> kalau
> > mereka ingin aneksasi bisa langsung dilakukan (seperti Irak).
> >
> > Kalau dibilang nanti daerah tersebut akan menjadi seperti koloni negara
> > lain, sekarang saja negeri kita sudah menjadi koloni bagi produk Jepang,
> > Eropa & Amerika. Bila cara ini terwujud maka akan banyak produk di
> > Indonesia yang buatan Batam, Merauke, dll.
> >
> > Ini bukan masalah kepercayaan diri tapi masalah bagaimana kita
> memanfaatkan
> > kemampuan negara lain untuk diri kita (yang mempunyai banyak
> keterbatasan,
> > baik dana, ilmu, pengalaman, sikap mental aparat, dll). Semua tertuang
> > dalam perjanjian yang saling menguntungkan. Kalau perlu kita tender
> > diantara
> > beberapa peminat yang berkualitas.. ;-)
> >
> > Semua bisa dikemas agar terlihat elegan & tidak mencederai kehormatan
> > sebagai bangsa.
> >
> > Hayo siapa lagi ? saya lebih senang ke arah praktis seperti ini dari pada
> > berdebat soal teori yang dalam penerapannya akan banyak bias.: :-)
> >
> >
> > Pada 6 Oktober 2009 16:38, Wong Cilik 
> > >
> menulis:
> >
> > >
> > >
> > > Apa yang membuat anda yakin mereka tidak akan me-"makan" Indonesia?
> > Setelah
> > > dijadikan daerah kekuasaannya mereka, mereka kan bisa bikin apa saja.
> > >
> > > Apa sejarah penjajahan dulu belum cukup buat mengajar bangsa agar lebih
> > > bersifat percaya diri. Masih saja selalu merasa bangsa lain lebih hijau
> > > dari
> > > rumput bangsa sendiri?
> > >
>
> > > 2009/10/6 Muh. Nurul Falah  > >  40gmail.com>> > >

Re: [Keuangan] Pengelolaan wilayah tertentu secara outsource oleh negara lain, mungkinkah ?

2009-10-06 Terurut Topik winarto sugondo
BOT diaktifkan kembali dengan batasan pada wilayah terbelakang di Indonesia.
Rencana Outsourcingnya pasti sukses.

Kalau kita berbicara di Papua, saya tanya siapa yang pernah ke Papua / camp
freeport? Berapa harga 1 potong ayam dan sapi disana? Berapa harga gudang
garam 1 filter satu bungkus disana? Siapa yang bilang disana ngga bisa maju,
cuman keenakan ongkang-ongkang kaki dapat uang jadinya malas. Capek
dikitlah, pasti lebih maju daripada Jakarta.

Sekedar pendapat.

Salam,


Winarto Sugondo

2009/10/6 Wong Cilik 

>
>
> Contoh elegan dan tidak mencederainya bagaimana ya...
>
> Sekarang membahas ini saja saya sudah agak cedera tuh...
>
>
> 2009/10/6 Muh. Nurul Falah >
>
> > Mr. Wong, jaman sekarang tidak mudah suatu negara mencaplok (aneksasi)
> > negara lain, karena akan ditentang negara lain (PBB, ASEAN, dll) kecuali
> > bila penguasanya berwatak Hitler (contoh George W Bush di Irak &
> > Afghanistan), itupun dengan penentangan dari banyak negara di dunia.
> Untuk
> > kasus seperti ini, tidak perlu mereka harus meng-outsorce kita dulu,
> kalau
> > mereka ingin aneksasi bisa langsung dilakukan (seperti Irak).
> >
> > Kalau dibilang nanti daerah tersebut akan menjadi seperti koloni negara
> > lain, sekarang saja negeri kita sudah menjadi koloni bagi produk Jepang,
> > Eropa & Amerika. Bila cara ini terwujud maka akan banyak produk di
> > Indonesia yang buatan Batam, Merauke, dll.
> >
> > Ini bukan masalah kepercayaan diri tapi masalah bagaimana kita
> memanfaatkan
> > kemampuan negara lain untuk diri kita (yang mempunyai banyak
> keterbatasan,
> > baik dana, ilmu, pengalaman, sikap mental aparat, dll). Semua tertuang
> > dalam perjanjian yang saling menguntungkan. Kalau perlu kita tender
> > diantara
> > beberapa peminat yang berkualitas.. ;-)
> >
> > Semua bisa dikemas agar terlihat elegan & tidak mencederai kehormatan
> > sebagai bangsa.
> >
> > Hayo siapa lagi ? saya lebih senang ke arah praktis seperti ini dari pada
> > berdebat soal teori yang dalam penerapannya akan banyak bias.: :-)
> >
> >
> > Pada 6 Oktober 2009 16:38, Wong Cilik 
> > >
> menulis:
> >
> > >
> > >
> > > Apa yang membuat anda yakin mereka tidak akan me-"makan" Indonesia?
> > Setelah
> > > dijadikan daerah kekuasaannya mereka, mereka kan bisa bikin apa saja.
> > >
> > > Apa sejarah penjajahan dulu belum cukup buat mengajar bangsa agar lebih
> > > bersifat percaya diri. Masih saja selalu merasa bangsa lain lebih hijau
> > > dari
> > > rumput bangsa sendiri?
> > >
> > > 2009/10/6 Muh. Nurul Falah  > >  40gmail.com>>
> > >
> > > > Sangat banyak sumber pendapatan yang bisa digali dari negeri yang
> kaya
> > &
> > > > letaknya strategis ini. Contohnya Batam & Bintan bisa dijadikan
> > pelabuhan
> > > > transit terbesar di Asia & menjadi hub berbagai transaksi. kalau
> > > Singapore
> > > > yang secuil saja bisa masa Batam & Bintan yang lebih luas tidak bisa
> ?
> > > > Serahkan pengelolannya pada negara yang mempunyai ambisi menyaingi
> > > > Singapore, misalnya UEA, Jepang, dll.
> > > >
> > > > Itu baru bisnis pelabuhan yang menggiurkan belum jasa lainnya. Untuk
> > > daerah
> > > > yang agak di dalam (bukan di persimpangan lalu lintas internasional)
> > bisa
> > > > saja menjadi daerah wisata (Bangka Belitung), Industri, dll. Segala
> > > potensi
> > > > di daerah tersebut akan dimaksimalkan oleh mereka ( & dengan
> sumberdaya
> > > > dari
> > > > mereka ! ). Beda dengan sekarang, kalau kita ingin membangun jalan
> raya
> > > > yang
> > > > mulus di suatu daerah sementara penduduk daerah tersebut hanya 300
> > orang,
> > > > apakah efisien ? Kalau dioutsource khan maka si outsoucer akan
> > > > memaksimalkannya. Kurang SDM / penduduk ? tinggal buka lowongan bagi
> > > > penduduk daerah lain.
> > > >
> > > > Pada 6 Oktober 2009 15:00, Wong Cilik 
> > > > 
> > >
> > > menulis:
> > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > > buat negara yang outsource dikasih apa pak?
> > > > >
> > > > > 2009/10/6 Muh. Nurul Falah 
> > > > >  40gmail.com
> > > > > 40gmail.com>>
> > >
> > > > >
> > > > >
> > > > > > Maaf saya kurang tertarik membicarakan hal-hal yang berbau teori,
> > > baik
> > > > > itu
> > > > > > ekonomi kapitalis, ekonomi komunis, ekonomi pancasila, dll. Dalam
> > > > > pandangan
> > > > > > saya Teori apa pun yang bisa mewujudkan tujuan negara (di
> pembukaan
> > > > UUD)
> > > > > > maka bisa diterapkan sepanjang tidak bertentangan dengan
> Pancasila
> > > sbg
> > > > > > dasar
> > > > > > negara. Jadi kita bisa mengambil the best practises dari berbagai
> > > > sistem
> > > > > > ekonomi tersebut & dimodifikasi sesuai dengan kondisi kita.
> > > > > >
> > > > > > Saya ingin mengemukakan wacana yang mungkin dianggap ''nyeleneh'
> > oleh
> > > > > > sebagian kalangan. Tapi paling tidak mudah-mudahan dari wacana
> > > nyeleneh
> > > > > ini
> > > > > > bisa diperdebatkan & ketemu hasil yang lebih elegan.
> > > > > >
> > > > > > Bagaimana bila beberapa wilayah di negeri kita yang teramat luas
> > ini
> > > > > > pengelolaannya dioutsourse khan 

Re: [Keuangan] Pengelolaan wilayah tertentu secara outsource oleh negara lain, mungkinkah ?

2009-10-06 Terurut Topik Wong Cilik
Contoh elegan dan tidak mencederainya bagaimana ya...

Sekarang membahas ini saja saya sudah agak cedera tuh...



2009/10/6 Muh. Nurul Falah 

> Mr. Wong, jaman sekarang tidak mudah suatu negara mencaplok (aneksasi)
> negara lain, karena akan ditentang negara lain (PBB, ASEAN, dll) kecuali
> bila penguasanya berwatak Hitler (contoh George W Bush di Irak &
> Afghanistan), itupun dengan penentangan dari banyak negara di dunia. Untuk
> kasus seperti ini, tidak perlu mereka harus meng-outsorce kita dulu, kalau
> mereka ingin aneksasi bisa langsung dilakukan (seperti Irak).
>
> Kalau dibilang nanti daerah tersebut akan menjadi seperti koloni negara
> lain, sekarang saja negeri kita sudah menjadi koloni bagi produk Jepang,
> Eropa & Amerika.  Bila cara ini terwujud maka  akan banyak produk di
> Indonesia yang buatan Batam, Merauke, dll.
>
> Ini bukan masalah kepercayaan diri tapi masalah bagaimana kita memanfaatkan
> kemampuan negara lain untuk diri kita (yang mempunyai banyak keterbatasan,
> baik dana, ilmu, pengalaman, sikap mental aparat, dll).  Semua tertuang
> dalam perjanjian yang saling menguntungkan. Kalau perlu kita tender
> diantara
> beberapa peminat yang berkualitas.. ;-)
>
> Semua bisa dikemas agar terlihat elegan & tidak mencederai kehormatan
> sebagai bangsa.
>
> Hayo siapa lagi ? saya lebih senang ke arah praktis seperti ini dari pada
> berdebat soal teori yang dalam penerapannya akan banyak bias.: :-)
>
>
> Pada 6 Oktober 2009 16:38, Wong Cilik  menulis:
>
> >
> >
> > Apa yang membuat anda yakin mereka tidak akan me-"makan" Indonesia?
> Setelah
> > dijadikan daerah kekuasaannya mereka, mereka kan bisa bikin apa saja.
> >
> > Apa sejarah penjajahan dulu belum cukup buat mengajar bangsa agar lebih
> > bersifat percaya diri. Masih saja selalu merasa bangsa lain lebih hijau
> > dari
> > rumput bangsa sendiri?
> >
> > 2009/10/6 Muh. Nurul Falah >
> >
> > > Sangat banyak sumber pendapatan yang bisa digali dari negeri yang kaya
> &
> > > letaknya strategis ini. Contohnya Batam & Bintan bisa dijadikan
> pelabuhan
> > > transit terbesar di Asia & menjadi hub berbagai transaksi. kalau
> > Singapore
> > > yang secuil saja bisa masa Batam & Bintan yang lebih luas tidak bisa ?
> > > Serahkan pengelolannya pada negara yang mempunyai ambisi menyaingi
> > > Singapore, misalnya UEA, Jepang, dll.
> > >
> > > Itu baru bisnis pelabuhan yang menggiurkan belum jasa lainnya. Untuk
> > daerah
> > > yang agak di dalam (bukan di persimpangan lalu lintas internasional)
> bisa
> > > saja menjadi daerah wisata (Bangka Belitung), Industri, dll. Segala
> > potensi
> > > di daerah tersebut akan dimaksimalkan oleh mereka ( & dengan sumberdaya
> > > dari
> > > mereka ! ). Beda dengan sekarang, kalau kita ingin membangun jalan raya
> > > yang
> > > mulus di suatu daerah sementara penduduk daerah tersebut hanya 300
> orang,
> > > apakah efisien ? Kalau dioutsource khan maka si outsoucer akan
> > > memaksimalkannya. Kurang SDM / penduduk ? tinggal buka lowongan bagi
> > > penduduk daerah lain.
> > >
> > > Pada 6 Oktober 2009 15:00, Wong Cilik  >
> > menulis:
> > >
> > > >
> > > >
> > > > buat negara yang outsource dikasih apa pak?
> > > >
> > > > 2009/10/6 Muh. Nurul Falah  > > 40gmail.com>>
> >
> > > >
> > > >
> > > > > Maaf saya kurang tertarik membicarakan hal-hal yang berbau teori,
> > baik
> > > > itu
> > > > > ekonomi kapitalis, ekonomi komunis, ekonomi pancasila, dll. Dalam
> > > > pandangan
> > > > > saya Teori apa pun yang bisa mewujudkan tujuan negara (di pembukaan
> > > UUD)
> > > > > maka bisa diterapkan sepanjang tidak bertentangan dengan Pancasila
> > sbg
> > > > > dasar
> > > > > negara. Jadi kita bisa mengambil the best practises dari berbagai
> > > sistem
> > > > > ekonomi tersebut & dimodifikasi sesuai dengan kondisi kita.
> > > > >
> > > > > Saya ingin mengemukakan wacana yang mungkin dianggap ''nyeleneh'
> oleh
> > > > > sebagian kalangan. Tapi paling tidak mudah-mudahan dari wacana
> > nyeleneh
> > > > ini
> > > > > bisa diperdebatkan & ketemu hasil yang lebih elegan.
> > > > >
> > > > > Bagaimana bila beberapa wilayah di negeri kita yang teramat luas
> ini
> > > > > pengelolaannya dioutsourse khan saja ke negara lain ? Ini
> > terinspirasi
> > > > dari
> > > > > majunya Hongkong setelah dikelola Inggris (kalau tidak salah 99
> > tahun)
> > > &
> > > > > sekarang sudah kembali ke China. Bila kita mengikuti cara tersebut
> > > (tentu
> > > > > dengan berbagai modifikasi yang elegan) maka dalam jangka waktu 50
> -
> > > 100
> > > > > tahun ke depan Indonesia akan memiliki puluhan wilayah seperti
> > > Hongkong.
> > > > >
> > > > > Contoh wilayah yang mungkin dioutsource Sabang, Bintan, Batam,
> Bitung
> > > > > (Sulut), Merauke, Bangka Belitung, dll. Atau bisa juga daerah yang
> > > > > penduduknya sangat jarang & kebutuhan akan tenaga kerja di daerah
> > yang
> > > > akan
> > > > > dikelola asing tersebut harus di ïmpor" dari daerah lain Indonesia
> > > (misal
> > > > > Jawa yang padat) & bukan dari negara lain

Re: [Keuangan] Pengelolaan wilayah tertentu secara outsource oleh negara lain, mungkinkah ?

2009-10-06 Terurut Topik Muh. Nurul Falah
Mr. Wong, jaman sekarang tidak mudah suatu negara mencaplok (aneksasi)
negara lain, karena akan ditentang negara lain (PBB, ASEAN, dll) kecuali
bila penguasanya berwatak Hitler (contoh George W Bush di Irak &
Afghanistan), itupun dengan penentangan dari banyak negara di dunia. Untuk
kasus seperti ini, tidak perlu mereka harus meng-outsorce kita dulu, kalau
mereka ingin aneksasi bisa langsung dilakukan (seperti Irak).

Kalau dibilang nanti daerah tersebut akan menjadi seperti koloni negara
lain, sekarang saja negeri kita sudah menjadi koloni bagi produk Jepang,
Eropa & Amerika.  Bila cara ini terwujud maka  akan banyak produk di
Indonesia yang buatan Batam, Merauke, dll.

Ini bukan masalah kepercayaan diri tapi masalah bagaimana kita memanfaatkan
kemampuan negara lain untuk diri kita (yang mempunyai banyak keterbatasan,
baik dana, ilmu, pengalaman, sikap mental aparat, dll).  Semua tertuang
dalam perjanjian yang saling menguntungkan. Kalau perlu kita tender diantara
beberapa peminat yang berkualitas.. ;-)

Semua bisa dikemas agar terlihat elegan & tidak mencederai kehormatan
sebagai bangsa.

Hayo siapa lagi ? saya lebih senang ke arah praktis seperti ini dari pada
berdebat soal teori yang dalam penerapannya akan banyak bias.: :-)


Pada 6 Oktober 2009 16:38, Wong Cilik  menulis:

>
>
> Apa yang membuat anda yakin mereka tidak akan me-"makan" Indonesia? Setelah
> dijadikan daerah kekuasaannya mereka, mereka kan bisa bikin apa saja.
>
> Apa sejarah penjajahan dulu belum cukup buat mengajar bangsa agar lebih
> bersifat percaya diri. Masih saja selalu merasa bangsa lain lebih hijau
> dari
> rumput bangsa sendiri?
>
> 2009/10/6 Muh. Nurul Falah >
>
> > Sangat banyak sumber pendapatan yang bisa digali dari negeri yang kaya &
> > letaknya strategis ini. Contohnya Batam & Bintan bisa dijadikan pelabuhan
> > transit terbesar di Asia & menjadi hub berbagai transaksi. kalau
> Singapore
> > yang secuil saja bisa masa Batam & Bintan yang lebih luas tidak bisa ?
> > Serahkan pengelolannya pada negara yang mempunyai ambisi menyaingi
> > Singapore, misalnya UEA, Jepang, dll.
> >
> > Itu baru bisnis pelabuhan yang menggiurkan belum jasa lainnya. Untuk
> daerah
> > yang agak di dalam (bukan di persimpangan lalu lintas internasional) bisa
> > saja menjadi daerah wisata (Bangka Belitung), Industri, dll. Segala
> potensi
> > di daerah tersebut akan dimaksimalkan oleh mereka ( & dengan sumberdaya
> > dari
> > mereka ! ). Beda dengan sekarang, kalau kita ingin membangun jalan raya
> > yang
> > mulus di suatu daerah sementara penduduk daerah tersebut hanya 300 orang,
> > apakah efisien ? Kalau dioutsource khan maka si outsoucer akan
> > memaksimalkannya. Kurang SDM / penduduk ? tinggal buka lowongan bagi
> > penduduk daerah lain.
> >
> > Pada 6 Oktober 2009 15:00, Wong Cilik 
> > >
> menulis:
> >
> > >
> > >
> > > buat negara yang outsource dikasih apa pak?
> > >
> > > 2009/10/6 Muh. Nurul Falah  > >  40gmail.com>>
>
> > >
> > >
> > > > Maaf saya kurang tertarik membicarakan hal-hal yang berbau teori,
> baik
> > > itu
> > > > ekonomi kapitalis, ekonomi komunis, ekonomi pancasila, dll. Dalam
> > > pandangan
> > > > saya Teori apa pun yang bisa mewujudkan tujuan negara (di pembukaan
> > UUD)
> > > > maka bisa diterapkan sepanjang tidak bertentangan dengan Pancasila
> sbg
> > > > dasar
> > > > negara. Jadi kita bisa mengambil the best practises dari berbagai
> > sistem
> > > > ekonomi tersebut & dimodifikasi sesuai dengan kondisi kita.
> > > >
> > > > Saya ingin mengemukakan wacana yang mungkin dianggap ''nyeleneh' oleh
> > > > sebagian kalangan. Tapi paling tidak mudah-mudahan dari wacana
> nyeleneh
> > > ini
> > > > bisa diperdebatkan & ketemu hasil yang lebih elegan.
> > > >
> > > > Bagaimana bila beberapa wilayah di negeri kita yang teramat luas ini
> > > > pengelolaannya dioutsourse khan saja ke negara lain ? Ini
> terinspirasi
> > > dari
> > > > majunya Hongkong setelah dikelola Inggris (kalau tidak salah 99
> tahun)
> > &
> > > > sekarang sudah kembali ke China. Bila kita mengikuti cara tersebut
> > (tentu
> > > > dengan berbagai modifikasi yang elegan) maka dalam jangka waktu 50 -
> > 100
> > > > tahun ke depan Indonesia akan memiliki puluhan wilayah seperti
> > Hongkong.
> > > >
> > > > Contoh wilayah yang mungkin dioutsource Sabang, Bintan, Batam, Bitung
> > > > (Sulut), Merauke, Bangka Belitung, dll. Atau bisa juga daerah yang
> > > > penduduknya sangat jarang & kebutuhan akan tenaga kerja di daerah
> yang
> > > akan
> > > > dikelola asing tersebut harus di ïmpor" dari daerah lain Indonesia
> > (misal
> > > > Jawa yang padat) & bukan dari negara lain.
> > > >
> > > > Wilayah tersebut kita serahkan pengelolaannya ke negara lain dengan
> > > > perjanjian yang saling menguntungkan. Bisa saja misalnya Sabang ke
> > > > Inggris,
> > > > Batam ke Jepang, Merauke ke Singapura, dll. Tujuannya agar kita punya
> > > > perbandingan di antara negara tersebut. Kalau mau simple, serahkan
> saja
> > > ke
> > > > "penjajah baik hati" yait

Re: [Keuangan] Pengelolaan wilayah tertentu secara outsource oleh negara lain, mungkinkah ?

2009-10-06 Terurut Topik devry bonte
 
Setelah buruh di outsource, sekarang muncul ide propinsi yang di outsource.
 
Walah, sekalian aja negaranya di outsource kan saja, tanggung nih. mungkin 
Amerika berminat.


--- On Tue, 10/6/09, Wong Cilik  wrote:


From: Wong Cilik 
Subject: Re: [Keuangan] Pengelolaan wilayah tertentu secara outsource oleh 
negara lain, mungkinkah ?
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Date: Tuesday, October 6, 2009, 4:38 PM


  



Apa yang membuat anda yakin mereka tidak akan me-"makan" Indonesia? Setelah
dijadikan daerah kekuasaannya mereka, mereka kan bisa bikin apa saja.

Apa sejarah penjajahan dulu belum cukup buat mengajar bangsa agar lebih
bersifat percaya diri. Masih saja selalu merasa bangsa lain lebih hijau dari
rumput bangsa sendiri?

2009/10/6 Muh. Nurul Falah 

> Sangat banyak sumber pendapatan yang bisa digali dari negeri yang kaya &
> letaknya strategis ini. Contohnya Batam & Bintan bisa dijadikan pelabuhan
> transit terbesar di Asia & menjadi hub berbagai transaksi. kalau Singapore
> yang secuil saja bisa masa Batam & Bintan yang lebih luas tidak bisa ?
> Serahkan pengelolannya pada negara yang mempunyai ambisi menyaingi
> Singapore, misalnya UEA, Jepang, dll.
>
> Itu baru bisnis pelabuhan yang menggiurkan belum jasa lainnya. Untuk daerah
> yang agak di dalam (bukan di persimpangan lalu lintas internasional) bisa
> saja menjadi daerah wisata (Bangka Belitung), Industri, dll. Segala potensi
> di daerah tersebut akan dimaksimalkan oleh mereka ( & dengan sumberdaya
> dari
> mereka ! ). Beda dengan sekarang, kalau kita ingin membangun jalan raya
> yang
> mulus di suatu daerah sementara penduduk daerah tersebut hanya 300 orang,
> apakah efisien ? Kalau dioutsource khan maka si outsoucer akan
> memaksimalkannya. Kurang SDM / penduduk ? tinggal buka lowongan bagi
> penduduk daerah lain.
>
> Pada 6 Oktober 2009 15:00, Wong Cilik  menulis:
>
> >
> >
> > buat negara yang outsource dikasih apa pak?
> >
> > 2009/10/6 Muh. Nurul Falah >
> >
> >
> > > Maaf saya kurang tertarik membicarakan hal-hal yang berbau teori, baik
> > itu
> > > ekonomi kapitalis, ekonomi komunis, ekonomi pancasila, dll. Dalam
> > pandangan
> > > saya Teori apa pun yang bisa mewujudkan tujuan negara (di pembukaan
> UUD)
> > > maka bisa diterapkan sepanjang tidak bertentangan dengan Pancasila sbg
> > > dasar
> > > negara. Jadi kita bisa mengambil the best practises dari berbagai
> sistem
> > > ekonomi tersebut & dimodifikasi sesuai dengan kondisi kita.
> > >
> > > Saya ingin mengemukakan wacana yang mungkin dianggap ''nyeleneh' oleh
> > > sebagian kalangan. Tapi paling tidak mudah-mudahan dari wacana nyeleneh
> > ini
> > > bisa diperdebatkan & ketemu hasil yang lebih elegan.
> > >
> > > Bagaimana bila beberapa wilayah di negeri kita yang teramat luas ini
> > > pengelolaannya dioutsourse khan saja ke negara lain ? Ini terinspirasi
> > dari
> > > majunya Hongkong setelah dikelola Inggris (kalau tidak salah 99 tahun)
> &
> > > sekarang sudah kembali ke China. Bila kita mengikuti cara tersebut
> (tentu
> > > dengan berbagai modifikasi yang elegan) maka dalam jangka waktu 50 -
> 100
> > > tahun ke depan Indonesia akan memiliki puluhan wilayah seperti
> Hongkong.
> > >
> > > Contoh wilayah yang mungkin dioutsource Sabang, Bintan, Batam, Bitung
> > > (Sulut), Merauke, Bangka Belitung, dll. Atau bisa juga daerah yang
> > > penduduknya sangat jarang & kebutuhan akan tenaga kerja di daerah yang
> > akan
> > > dikelola asing tersebut harus di ïmpor" dari daerah lain Indonesia
> (misal
> > > Jawa yang padat) & bukan dari negara lain.
> > >
> > > Wilayah tersebut kita serahkan pengelolaannya ke negara lain dengan
> > > perjanjian yang saling menguntungkan. Bisa saja misalnya Sabang ke
> > > Inggris,
> > > Batam ke Jepang, Merauke ke Singapura, dll. Tujuannya agar kita punya
> > > perbandingan di antara negara tersebut. Kalau mau simple, serahkan saja
> > ke
> > > "penjajah baik hati" yaitu Inggris, yang terbukti sudah bisa memajukan
> > > Hongkong & proses pengalihan yang mulus.
> > >
> > > Dalam teknis pelaksanaanya kita harus menetapkan target tertentu ke
> pada
> > > negara tersebut, misalnya :
> > >
> > > 1. Dalam jangka waktu tertentu pendapatan per kapita minimal USD
> 30.000,
> > > jumlah jalan yg dibangun 10.000 km, pengangguran 5 %, biaya pendidikan
> &
> > > kesehatan gratis, dll.
> > > 2. Maksimal tenaga kerja asing 5 % (mi

Re: [Keuangan] Pengelolaan wilayah tertentu secara outsource oleh negara lain, mungkinkah ?

2009-10-06 Terurut Topik Wong Cilik
Apa yang membuat anda yakin mereka tidak akan me-"makan" Indonesia? Setelah
dijadikan daerah kekuasaannya mereka, mereka kan bisa bikin apa saja.

Apa sejarah penjajahan dulu belum cukup buat mengajar bangsa agar lebih
bersifat percaya diri. Masih saja selalu merasa bangsa lain lebih hijau dari
rumput bangsa sendiri?

2009/10/6 Muh. Nurul Falah 

> Sangat banyak sumber pendapatan yang bisa digali dari negeri yang kaya &
> letaknya strategis ini. Contohnya Batam & Bintan bisa dijadikan pelabuhan
> transit terbesar di Asia & menjadi hub berbagai transaksi. kalau Singapore
> yang secuil saja bisa masa Batam & Bintan yang lebih luas tidak bisa ?
> Serahkan pengelolannya pada negara yang mempunyai ambisi menyaingi
> Singapore, misalnya UEA, Jepang, dll.
>
> Itu baru bisnis pelabuhan yang menggiurkan belum jasa lainnya. Untuk daerah
> yang agak di dalam (bukan di persimpangan lalu lintas internasional) bisa
> saja menjadi daerah wisata (Bangka Belitung), Industri, dll. Segala potensi
> di daerah tersebut akan dimaksimalkan oleh mereka ( & dengan sumberdaya
> dari
> mereka ! ). Beda dengan sekarang, kalau kita ingin membangun jalan raya
> yang
> mulus di suatu daerah sementara penduduk daerah tersebut hanya 300 orang,
> apakah efisien ? Kalau dioutsource khan maka si outsoucer akan
> memaksimalkannya. Kurang SDM / penduduk ? tinggal buka lowongan bagi
> penduduk daerah lain.
>
> Pada 6 Oktober 2009 15:00, Wong Cilik  menulis:
>
> >
> >
> > buat negara yang outsource dikasih apa pak?
> >
> > 2009/10/6 Muh. Nurul Falah >
> >
> >
> > > Maaf saya kurang tertarik membicarakan hal-hal yang berbau teori, baik
> > itu
> > > ekonomi kapitalis, ekonomi komunis, ekonomi pancasila, dll. Dalam
> > pandangan
> > > saya Teori apa pun yang bisa mewujudkan tujuan negara (di pembukaan
> UUD)
> > > maka bisa diterapkan sepanjang tidak bertentangan dengan Pancasila sbg
> > > dasar
> > > negara. Jadi kita bisa mengambil the best practises dari berbagai
> sistem
> > > ekonomi tersebut & dimodifikasi sesuai dengan kondisi kita.
> > >
> > > Saya ingin mengemukakan wacana yang mungkin dianggap ''nyeleneh' oleh
> > > sebagian kalangan. Tapi paling tidak mudah-mudahan dari wacana nyeleneh
> > ini
> > > bisa diperdebatkan & ketemu hasil yang lebih elegan.
> > >
> > > Bagaimana bila beberapa wilayah di negeri kita yang teramat luas ini
> > > pengelolaannya dioutsourse khan saja ke negara lain ? Ini terinspirasi
> > dari
> > > majunya Hongkong setelah dikelola Inggris (kalau tidak salah 99 tahun)
> &
> > > sekarang sudah kembali ke China. Bila kita mengikuti cara tersebut
> (tentu
> > > dengan berbagai modifikasi yang elegan) maka dalam jangka waktu 50 -
> 100
> > > tahun ke depan Indonesia akan memiliki puluhan wilayah seperti
> Hongkong.
> > >
> > > Contoh wilayah yang mungkin dioutsource Sabang, Bintan, Batam, Bitung
> > > (Sulut), Merauke, Bangka Belitung, dll. Atau bisa juga daerah yang
> > > penduduknya sangat jarang & kebutuhan akan tenaga kerja di daerah yang
> > akan
> > > dikelola asing tersebut harus di ïmpor" dari daerah lain Indonesia
> (misal
> > > Jawa yang padat) & bukan dari negara lain.
> > >
> > > Wilayah tersebut kita serahkan pengelolaannya ke negara lain dengan
> > > perjanjian yang saling menguntungkan. Bisa saja misalnya Sabang ke
> > > Inggris,
> > > Batam ke Jepang, Merauke ke Singapura, dll. Tujuannya agar kita punya
> > > perbandingan di antara negara tersebut. Kalau mau simple, serahkan saja
> > ke
> > > "penjajah baik hati" yaitu Inggris, yang terbukti sudah bisa memajukan
> > > Hongkong & proses pengalihan yang mulus.
> > >
> > > Dalam teknis pelaksanaanya kita harus menetapkan target tertentu ke
> pada
> > > negara tersebut, misalnya :
> > >
> > > 1. Dalam jangka waktu tertentu pendapatan per kapita minimal USD
> 30.000,
> > > jumlah jalan yg dibangun 10.000 km, pengangguran 5 %, biaya pendidikan
> &
> > > kesehatan gratis, dll.
> > > 2. Maksimal tenaga kerja asing 5 % (misalnya), sehingga mereka harus
> > > memaksimalkan tenga kerja dari wilayah Indonesia lainnya.
> > > 3. Angka buta hurup maksimal 5 %
> > > 4. Budaya lokal tetap dipertahankan & bisnis yang ada tidak boleh
> > > bertentangan dengan Pancasila, misalnya Casino dilarang.
> > > 5. Ada penerimaan yang diterima Indonesia saat pertama kali perjanjian
> > > disepakati & ada juga penerimaan yang diterima setiap periode tertentu.
> > > 6. Bila di daerah tersebut ada sumber daya alam (misal tambang) maka
> > > aturan mainnya beda lagi. Ditetapkan persentase bagi hasil tertentu.
> > > 7. dll.
> > >
> > > Apakah ini sama dengan menggadaikan kedaulatan kita ke negara lain ?
> > > Menurut
> > > saya tidak juga, karena negara tersebut tetap dalam wilayah NKRI. Kalau
> > pun
> > > pengelolaannya diserahkan ke negara lain, tapi sudah berdasarkan
> analisis
> > &
> > > perjanjian yang bisa membawa manfaat baik bagi penduduk daerah tersebut
> > > maupun Indonesia keseluruhan.
> > >
> > > Sebagai perbandingan ekstrim dengan kondisi sekarang, misalnya daerah
> > Pa

[Keuangan] Pengelolaan wilayah tertentu secara outsource oleh negara lain, mungkinkah ?

2009-10-06 Terurut Topik Muh. Nurul Falah
 Swasta sepertinya lebih profit oriented dibandingkan negara.  Disamping itu
negara mempunyai lebih banyak sumber daya (uang, SDM, dll) & pengalaman.
Karena target yang ditetapkan tidak hanya berupa kewajiban setoran ke
pemerintah pusat tapi juga target  pengembangan & peningkatan kesejahteraan
di wilayah tersebut (penurunan angka pengangguran, income per kapita, dll).
Jadi bersifat multisektor, mikro & makro.

Pada 6 Oktober 2009 14:39,  menulis:


 Pertanyaan saya adalah kenapa harus negara? Tidak bisakah diberikan ke
> badan swasta?
>
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> 
>


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] Pengelolaan wilayah tertentu secara outsource oleh negara lain, mungkinkah ?

2009-10-06 Terurut Topik Muh. Nurul Falah
Sangat banyak sumber pendapatan yang bisa digali dari negeri yang kaya &
letaknya strategis ini. Contohnya Batam & Bintan bisa dijadikan pelabuhan
transit terbesar di Asia & menjadi hub berbagai transaksi. kalau Singapore
yang secuil saja bisa masa Batam & Bintan yang lebih luas tidak bisa ?
Serahkan pengelolannya pada negara yang mempunyai ambisi menyaingi
Singapore, misalnya UEA, Jepang, dll.

Itu baru bisnis pelabuhan yang menggiurkan belum jasa lainnya. Untuk daerah
yang agak di dalam (bukan di persimpangan lalu lintas internasional) bisa
saja menjadi daerah wisata (Bangka Belitung), Industri, dll. Segala potensi
di daerah tersebut akan dimaksimalkan oleh mereka ( & dengan sumberdaya dari
mereka ! ). Beda dengan sekarang, kalau kita ingin membangun jalan raya yang
mulus di suatu daerah sementara penduduk daerah tersebut hanya 300 orang,
apakah efisien ? Kalau dioutsource khan maka si outsoucer akan
memaksimalkannya. Kurang SDM / penduduk ? tinggal buka lowongan bagi
penduduk daerah lain.

Pada 6 Oktober 2009 15:00, Wong Cilik  menulis:

>
>
> buat negara yang outsource dikasih apa pak?
>
> 2009/10/6 Muh. Nurul Falah >
>
>
> > Maaf saya kurang tertarik membicarakan hal-hal yang berbau teori, baik
> itu
> > ekonomi kapitalis, ekonomi komunis, ekonomi pancasila, dll. Dalam
> pandangan
> > saya Teori apa pun yang bisa mewujudkan tujuan negara (di pembukaan UUD)
> > maka bisa diterapkan sepanjang tidak bertentangan dengan Pancasila sbg
> > dasar
> > negara. Jadi kita bisa mengambil the best practises dari berbagai sistem
> > ekonomi tersebut & dimodifikasi sesuai dengan kondisi kita.
> >
> > Saya ingin mengemukakan wacana yang mungkin dianggap ''nyeleneh' oleh
> > sebagian kalangan. Tapi paling tidak mudah-mudahan dari wacana nyeleneh
> ini
> > bisa diperdebatkan & ketemu hasil yang lebih elegan.
> >
> > Bagaimana bila beberapa wilayah di negeri kita yang teramat luas ini
> > pengelolaannya dioutsourse khan saja ke negara lain ? Ini terinspirasi
> dari
> > majunya Hongkong setelah dikelola Inggris (kalau tidak salah 99 tahun) &
> > sekarang sudah kembali ke China. Bila kita mengikuti cara tersebut (tentu
> > dengan berbagai modifikasi yang elegan) maka dalam jangka waktu 50 - 100
> > tahun ke depan Indonesia akan memiliki puluhan wilayah seperti Hongkong.
> >
> > Contoh wilayah yang mungkin dioutsource Sabang, Bintan, Batam, Bitung
> > (Sulut), Merauke, Bangka Belitung, dll. Atau bisa juga daerah yang
> > penduduknya sangat jarang & kebutuhan akan tenaga kerja di daerah yang
> akan
> > dikelola asing tersebut harus di ïmpor" dari daerah lain Indonesia (misal
> > Jawa yang padat) & bukan dari negara lain.
> >
> > Wilayah tersebut kita serahkan pengelolaannya ke negara lain dengan
> > perjanjian yang saling menguntungkan. Bisa saja misalnya Sabang ke
> > Inggris,
> > Batam ke Jepang, Merauke ke Singapura, dll. Tujuannya agar kita punya
> > perbandingan di antara negara tersebut. Kalau mau simple, serahkan saja
> ke
> > "penjajah baik hati" yaitu Inggris, yang terbukti sudah bisa memajukan
> > Hongkong & proses pengalihan yang mulus.
> >
> > Dalam teknis pelaksanaanya kita harus menetapkan target tertentu ke pada
> > negara tersebut, misalnya :
> >
> > 1. Dalam jangka waktu tertentu pendapatan per kapita minimal USD 30.000,
> > jumlah jalan yg dibangun 10.000 km, pengangguran 5 %, biaya pendidikan &
> > kesehatan gratis, dll.
> > 2. Maksimal tenaga kerja asing 5 % (misalnya), sehingga mereka harus
> > memaksimalkan tenga kerja dari wilayah Indonesia lainnya.
> > 3. Angka buta hurup maksimal 5 %
> > 4. Budaya lokal tetap dipertahankan & bisnis yang ada tidak boleh
> > bertentangan dengan Pancasila, misalnya Casino dilarang.
> > 5. Ada penerimaan yang diterima Indonesia saat pertama kali perjanjian
> > disepakati & ada juga penerimaan yang diterima setiap periode tertentu.
> > 6. Bila di daerah tersebut ada sumber daya alam (misal tambang) maka
> > aturan mainnya beda lagi. Ditetapkan persentase bagi hasil tertentu.
> > 7. dll.
> >
> > Apakah ini sama dengan menggadaikan kedaulatan kita ke negara lain ?
> > Menurut
> > saya tidak juga, karena negara tersebut tetap dalam wilayah NKRI. Kalau
> pun
> > pengelolaannya diserahkan ke negara lain, tapi sudah berdasarkan analisis
> &
> > perjanjian yang bisa membawa manfaat baik bagi penduduk daerah tersebut
> > maupun Indonesia keseluruhan.
> >
> > Sebagai perbandingan ekstrim dengan kondisi sekarang, misalnya daerah
> Papua
> > yang kaya tambang, pemerintah pusat & daerah menerima banyak pendapatan
> > tapi
> > hasilnya, penduduk Papua masih terbelakang.
> >
> > Ini cara simple kita untuk mengembangkan wilayah Indonesia yang luas &
> > masih
> > banyak yang penduduknya sangat jarang.
> >
> > Khawatir terlalu panjang, sampai disini dulu pendahuluannya. Any comment
> ?
> >
> > Rgds,
> >
> > Falah
> >
> >
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
> >
> >
> > 
> >
> > =
> > Blog resmi AKI, den

Re: [Keuangan] Pengelolaan wilayah tertentu secara outsource oleh negara lain, mungkinkah ?

2009-10-06 Terurut Topik Wong Cilik
buat negara yang outsource dikasih apa pak?

2009/10/6 Muh. Nurul Falah 

> Maaf saya kurang tertarik membicarakan hal-hal yang berbau teori, baik itu
> ekonomi kapitalis, ekonomi komunis, ekonomi pancasila, dll. Dalam pandangan
> saya Teori apa pun yang bisa mewujudkan tujuan negara (di pembukaan UUD)
> maka bisa diterapkan sepanjang tidak bertentangan dengan Pancasila sbg
> dasar
> negara. Jadi kita bisa mengambil the best practises dari berbagai sistem
> ekonomi tersebut & dimodifikasi sesuai dengan kondisi kita.
>
> Saya ingin mengemukakan wacana yang mungkin dianggap ''nyeleneh' oleh
> sebagian kalangan. Tapi paling tidak mudah-mudahan dari wacana nyeleneh ini
> bisa diperdebatkan & ketemu hasil yang lebih elegan.
>
> Bagaimana bila beberapa wilayah di negeri kita yang teramat luas ini
> pengelolaannya dioutsourse khan saja ke negara lain ? Ini terinspirasi dari
> majunya Hongkong setelah dikelola Inggris (kalau tidak salah 99 tahun) &
> sekarang sudah kembali ke China. Bila kita mengikuti cara tersebut (tentu
> dengan berbagai modifikasi yang elegan) maka dalam jangka waktu 50 - 100
> tahun ke depan Indonesia akan memiliki puluhan wilayah seperti Hongkong.
>
> Contoh wilayah yang mungkin dioutsource Sabang, Bintan, Batam, Bitung
> (Sulut), Merauke, Bangka Belitung, dll. Atau bisa juga daerah yang
> penduduknya sangat jarang & kebutuhan akan tenaga kerja di daerah yang akan
> dikelola asing tersebut harus di ïmpor" dari daerah lain Indonesia (misal
> Jawa yang padat) & bukan dari negara lain.
>
> Wilayah tersebut kita serahkan pengelolaannya ke negara lain dengan
> perjanjian yang saling menguntungkan.  Bisa saja misalnya Sabang ke
> Inggris,
> Batam ke Jepang, Merauke ke Singapura, dll. Tujuannya agar kita punya
> perbandingan di antara negara tersebut. Kalau mau simple, serahkan saja ke
> "penjajah baik hati" yaitu Inggris, yang terbukti sudah bisa memajukan
> Hongkong & proses pengalihan yang mulus.
>
> Dalam teknis pelaksanaanya kita harus menetapkan target tertentu ke pada
> negara tersebut, misalnya :
>
>   1. Dalam jangka waktu tertentu pendapatan per kapita minimal USD 30.000,
>   jumlah jalan yg dibangun  10.000 km, pengangguran 5 %, biaya pendidikan &
>   kesehatan gratis, dll.
>   2. Maksimal tenaga kerja asing 5 % (misalnya), sehingga mereka harus
>   memaksimalkan tenga kerja dari wilayah Indonesia lainnya.
>   3. Angka buta hurup maksimal 5 %
>   4. Budaya lokal tetap dipertahankan & bisnis yang ada tidak boleh
>   bertentangan dengan Pancasila, misalnya Casino dilarang.
>   5. Ada penerimaan yang diterima Indonesia saat pertama kali perjanjian
>   disepakati & ada juga penerimaan yang diterima setiap periode tertentu.
>   6. Bila di daerah tersebut ada sumber daya alam (misal tambang) maka
>   aturan mainnya beda lagi. Ditetapkan persentase bagi hasil tertentu.
>   7. dll.
>
> Apakah ini sama dengan menggadaikan kedaulatan kita ke negara lain ?
> Menurut
> saya tidak juga, karena negara tersebut tetap dalam wilayah NKRI. Kalau pun
> pengelolaannya diserahkan ke negara lain, tapi sudah berdasarkan analisis &
> perjanjian yang bisa membawa manfaat baik bagi penduduk daerah tersebut
> maupun Indonesia keseluruhan.
>
> Sebagai perbandingan ekstrim dengan kondisi sekarang, misalnya daerah Papua
> yang kaya tambang, pemerintah pusat & daerah menerima banyak pendapatan
> tapi
> hasilnya, penduduk Papua masih terbelakang.
>
> Ini cara simple kita untuk mengembangkan wilayah Indonesia yang luas &
> masih
> banyak yang penduduknya sangat jarang.
>
> Khawatir terlalu panjang, sampai disini dulu pendahuluannya. Any comment ?
>
> Rgds,
>
> Falah
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
> 
>
> =
> Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com
> -
> Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join
> http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
> -
> Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
> http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
> =
> Perhatian :
> - Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor
> posting sebelumnya
> - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota
> yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
> - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan
> ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links
>
>
>
>


[Non-text portions of this message have been removed]



[Keuangan] Pengelolaan wilayah tertentu secara outsource oleh negara lain, mungkinkah ?

2009-10-06 Terurut Topik Muh. Nurul Falah
Maaf saya kurang tertarik membicarakan hal-hal yang berbau teori, baik itu
ekonomi kapitalis, ekonomi komunis, ekonomi pancasila, dll. Dalam pandangan
saya Teori apa pun yang bisa mewujudkan tujuan negara (di pembukaan UUD)
maka bisa diterapkan sepanjang tidak bertentangan dengan Pancasila sbg dasar
negara. Jadi kita bisa mengambil the best practises dari berbagai sistem
ekonomi tersebut & dimodifikasi sesuai dengan kondisi kita.

Saya ingin mengemukakan wacana yang mungkin dianggap ''nyeleneh' oleh
sebagian kalangan. Tapi paling tidak mudah-mudahan dari wacana nyeleneh ini
bisa diperdebatkan & ketemu hasil yang lebih elegan.

Bagaimana bila beberapa wilayah di negeri kita yang teramat luas ini
pengelolaannya dioutsourse khan saja ke negara lain ? Ini terinspirasi dari
majunya Hongkong setelah dikelola Inggris (kalau tidak salah 99 tahun) &
sekarang sudah kembali ke China. Bila kita mengikuti cara tersebut (tentu
dengan berbagai modifikasi yang elegan) maka dalam jangka waktu 50 - 100
tahun ke depan Indonesia akan memiliki puluhan wilayah seperti Hongkong.

Contoh wilayah yang mungkin dioutsource Sabang, Bintan, Batam, Bitung
(Sulut), Merauke, Bangka Belitung, dll. Atau bisa juga daerah yang
penduduknya sangat jarang & kebutuhan akan tenaga kerja di daerah yang akan
dikelola asing tersebut harus di ïmpor" dari daerah lain Indonesia (misal
Jawa yang padat) & bukan dari negara lain.

Wilayah tersebut kita serahkan pengelolaannya ke negara lain dengan
perjanjian yang saling menguntungkan.  Bisa saja misalnya Sabang ke Inggris,
Batam ke Jepang, Merauke ke Singapura, dll. Tujuannya agar kita punya
perbandingan di antara negara tersebut. Kalau mau simple, serahkan saja ke
"penjajah baik hati" yaitu Inggris, yang terbukti sudah bisa memajukan
Hongkong & proses pengalihan yang mulus.

Dalam teknis pelaksanaanya kita harus menetapkan target tertentu ke pada
negara tersebut, misalnya :

   1. Dalam jangka waktu tertentu pendapatan per kapita minimal USD 30.000,
   jumlah jalan yg dibangun  10.000 km, pengangguran 5 %, biaya pendidikan &
   kesehatan gratis, dll.
   2. Maksimal tenaga kerja asing 5 % (misalnya), sehingga mereka harus
   memaksimalkan tenga kerja dari wilayah Indonesia lainnya.
   3. Angka buta hurup maksimal 5 %
   4. Budaya lokal tetap dipertahankan & bisnis yang ada tidak boleh
   bertentangan dengan Pancasila, misalnya Casino dilarang.
   5. Ada penerimaan yang diterima Indonesia saat pertama kali perjanjian
   disepakati & ada juga penerimaan yang diterima setiap periode tertentu.
   6. Bila di daerah tersebut ada sumber daya alam (misal tambang) maka
   aturan mainnya beda lagi. Ditetapkan persentase bagi hasil tertentu.
   7. dll.

Apakah ini sama dengan menggadaikan kedaulatan kita ke negara lain ? Menurut
saya tidak juga, karena negara tersebut tetap dalam wilayah NKRI. Kalau pun
pengelolaannya diserahkan ke negara lain, tapi sudah berdasarkan analisis &
perjanjian yang bisa membawa manfaat baik bagi penduduk daerah tersebut
maupun Indonesia keseluruhan.

Sebagai perbandingan ekstrim dengan kondisi sekarang, misalnya daerah Papua
yang kaya tambang, pemerintah pusat & daerah menerima banyak pendapatan tapi
hasilnya, penduduk Papua masih terbelakang.

Ini cara simple kita untuk mengembangkan wilayah Indonesia yang luas & masih
banyak yang penduduknya sangat jarang.

Khawatir terlalu panjang, sampai disini dulu pendahuluannya. Any comment ?

Rgds,

Falah


[Non-text portions of this message have been removed]