Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi
Ya memang begitu. Sebenarnya itu sudah diketahui mungkin 100 tahun lebih, sejak program2 transmigrasi dan irigasi Belanda dimulai. Selain itu banyaknya petani2 asal Belanda yang gagal juga merupakan input bagi2 bank2 waktu itu (bisa dilihat buku2 tua Boeke tentang dualisme ekonomi). Tetapi buku2 ilmu bumi kita tetap tidak akurat dan tidak dikoreksi . Setahu saya tanam asam yang ada di Kalimantan biasanya digolongken kejenis podsolik merah kuning. Makin kuning makin miskin tanahnya. Hanya tanaman tertentu (pohon2an misalnya buah2an) yang cocok untuk tanah seperti ini. Masalah tanah adalah masalah budaya pertanian. Tanah kurang subur bisa dijadikan sawah, yang merupakan semacam akuarium dimana hasilnya berlipat (bandingkan di statistik pertanian) dari lahan kering. Tetapi untuk itu bukan saja perlu pengairan sampai kepetak sawah, tetapi si petani sendiri harus ada waktu dan isi perut cukup untuk satu tahun kalau harus menyambung sawahnya ke sistem pengairan dan meratakan tanahnya horisontal sama dengan air. Soalnya sistem gotong royong waktu dulu kadang2 susah dilaksanakan. Pendek kata ada saja pendekatan teknis untuk produksi makanan, tetapi belum tentu ongkos dan hasilnya sesuai. Kalau tidak perlu ada pertimbangan politik apakah baik disubvensi atau tidak. Salam Hok An Bali da Dave schrieb: Ini maksudnya taxonomi tanah yang mollisol ya? Saya bukan ahli tanah, jadi info anda sangat baru bagi saya. Jadi thanks sudah memberi pengetahuan baru. Menurut bang google: Mollisol :Mollisols have a distinctive dark surface (mollic epipedon) that is enriched with organic matter. The surface layer has a soft, fluffy feel. These soils formed from nutrient-rich parent materials and are commonly in grasslands. They are naturally fertile and generally hold large amounts of water. These soils are prized for agriculture. They are dominantly in the Great Plains and Western States. dan menurut peta tanahnya http://www.soils.umn.edu/academics/classes/soil2125/img/4glbsls.jpg kelihatan memang mollisol seperti sabuk hijau di daerah kazakhstan, armenia sampai turki. Daerah-daerah ini ada di atas sabuk 30derajat, yang artinya sudah mengenal musim dingin? Daerah ini juga merupakan daerah praire atau grass area. Secara kandungan tanahnya, maka daerah-daerah ini memang sangat baik untuk daerah pertanian. Barangkali yang menjadi halangan mereka sukses dalam bidang pertanian adalah infrastruktur dan cuaca yang terlalu dingin waktu winter. Kalau global warming memang kejadian, waktu winternya mereka jadi hangat dan saat itu mungkin daerah tersebut berkembang jadi lumbung makanan buat dunia. Demikianlah maka Indonesia walaupun banyak hujan dan lembab karena ada di tropis, tanahnya agak asam dan sudah 'worn out'. Wah jadi tambah takut nih... jangan-jangan pasokan supply makanan produksi dalam negeri tambah susah gara-gara tanahnya memang kurang bagus (tipe ultisol). Tapi kemudian masalah tambah rumit dong. Kalau semua bahan makanan untuk 220 juta orang penduduk indonesia harus di impor semuanya dari amerika (eksportir gandum terbesar dunia?) dan daerah2 kazakhstan sana. Kira-kira kita bisa saingan dengan Cina yang penduduknya 5 kali lebih banyak dari Indonesia dan ternyata tanahnya kelihatannya lebih jelek kualitasnya dari Indonesia? Cina daerahnya sepertinya banyak warna orange (aridsol/gurun), rocky land (abu-abu), dan inceptisols (biru?)... Kalau semua daerah pertanian kita harus tutup buku dan petani malas menanam lagi gara-gara harganya gak ketulungan murahnya... tentunya kita musti siap-siap mengandalkan makanan impor semuanya. --- On Thu, 12/8/10, Hok An ho...@t-online.de mailto:Hokan%40t-online.de wrote: From: Hok An ho...@t-online.de mailto:Hokan%40t-online.de Subject: Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com Received: Thursday, 12 August, 2010, 10:49 PM Saya dulu sama pendapatnya dengan Anda. Tetapi ternyata tanah didaerah yang namanya sabuk hijau lebih subur dari kawasan tropis basah, karena pertama hujan yang intensitasnya besar melarutkan banyak mineral, sebab itu tanah daerah tropis seperti Kalimantan dan sebagian besar Sumatra umumnya miskin zat hara. J [Non-text portions of this message have been removed] __._,
Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi
Ini maksudnya taxonomi tanah yang mollisol ya? Saya bukan ahli tanah, jadi info anda sangat baru bagi saya. Jadi thanks sudah memberi pengetahuan baru. Menurut bang google: Mollisol :Mollisols have a distinctive dark surface (mollic epipedon) that is enriched with organic matter. The surface layer has a soft, fluffy feel. These soils formed from nutrient-rich parent materials and are commonly in grasslands. They are naturally fertile and generally hold large amounts of water. These soils are prized for agriculture. They are dominantly in the Great Plains and Western States. dan menurut peta tanahnya http://www.soils.umn.edu/academics/classes/soil2125/img/4glbsls.jpg kelihatan memang mollisol seperti sabuk hijau di daerah kazakhstan, armenia sampai turki. Daerah-daerah ini ada di atas sabuk 30derajat, yang artinya sudah mengenal musim dingin? Daerah ini juga merupakan daerah praire atau grass area. Secara kandungan tanahnya, maka daerah-daerah ini memang sangat baik untuk daerah pertanian. Barangkali yang menjadi halangan mereka sukses dalam bidang pertanian adalah infrastruktur dan cuaca yang terlalu dingin waktu winter. Kalau global warming memang kejadian, waktu winternya mereka jadi hangat dan saat itu mungkin daerah tersebut berkembang jadi lumbung makanan buat dunia. Demikianlah maka Indonesia walaupun banyak hujan dan lembab karena ada di tropis, tanahnya agak asam dan sudah 'worn out'. Wah jadi tambah takut nih... jangan-jangan pasokan supply makanan produksi dalam negeri tambah susah gara-gara tanahnya memang kurang bagus (tipe ultisol). Tapi kemudian masalah tambah rumit dong. Kalau semua bahan makanan untuk 220 juta orang penduduk indonesia harus di impor semuanya dari amerika (eksportir gandum terbesar dunia?) dan daerah2 kazakhstan sana. Kira-kira kita bisa saingan dengan Cina yang penduduknya 5 kali lebih banyak dari Indonesia dan ternyata tanahnya kelihatannya lebih jelek kualitasnya dari Indonesia? Cina daerahnya sepertinya banyak warna orange (aridsol/gurun), rocky land (abu-abu), dan inceptisols (biru?)... Kalau semua daerah pertanian kita harus tutup buku dan petani malas menanam lagi gara-gara harganya gak ketulungan murahnya... tentunya kita musti siap-siap mengandalkan makanan impor semuanya. --- On Thu, 12/8/10, Hok An ho...@t-online.de wrote: From: Hok An ho...@t-online.de Subject: Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Received: Thursday, 12 August, 2010, 10:49 PM Saya dulu sama pendapatnya dengan Anda. Tetapi ternyata tanah didaerah yang namanya sabuk hijau lebih subur dari kawasan tropis basah, karena pertama hujan yang intensitasnya besar melarutkan banyak mineral, sebab itu tanah daerah tropis seperti Kalimantan dan sebagian besar Sumatra umumnya miskin zat hara. J [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi
Teknik dan teknologi pertanian tentu tambah maju. Tapi kalau melihat perkembangan teknologi makanan yang arahnya pada 'pengawetan', modifikasi genetika, dan formulasi nutrisi/chemical compound, maka ini arahnya jelas lain dengan yang kita ambil/asumsikan. Pertanian tradisional yang berdasarkan tanah dan iklim yang baik sudah semakin sedikit. Menurut saya daerah terbaik untuk cocok tanam adalah daerah tropis sub tropis yang tidak punya 4 musim. Dibandingkan panjang ekuatorial 360derajat, maka panjang sabang sampai merauke ini (tidak menghitung laut dan gurun yang biasanya ada di tengah dunia), maka ekuatorial tanah kepulauan kita adalah aset yang sangat-sangat berharga. Afrika dan Mesir, juga Amerika (barangkali) memiliki daerah tropis. Tapi berhubung benuanya yang sangat besar, penguapan laut tidak pernah sampai ke tengah benua tersebut sehingga sering kali daerah besar macam afrika, amerika australia tengah-tengahnya nyaris tidak bisa dihuni apalagi ditanami karena tidak ada airnya. Dibandingkan dengan kepulauan kita, daerah kering pun masih adalah hujannya sedikit-sedikit karena jarak tengah pulaunya dengan laut masih tidak terlalu besar.. NAh dari 360derajat garis ekuatorial dunia ini, yang banyak pulaunya dan tropis cocok untuk padi dan makanan penduduk indonesia mana lagi? Vietnam dan thailan kalau sudah semakin maju tentu tidak akan mau lagi menjual beras murah ke indonesia. Perluasan wilayah tanam menurut teori pertanian tradisional sudah tidak mungkin lagi. Arahnya sudah mulai ke makanan kaleng dan makanan tablet, juga makanan beku. Tapi kalau harga makanan tidak diperbolehkan naik, maka tentu inovasi untuk produk makanan juga akan terhambat. --- On Thu, 12/8/10, Hok An ho...@t-online.de wrote: From: Hok An ho...@t-online.de Kalau pasar Indonesia tertutup pendapat Anda benar. Tetapi ada produsen2 barang pertanian lain yang besar dan lebih murah produksinya dari Indonesia. Sebab itu ada tekanan pasar menuju stagnasi harga bahan makanan. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi
Saya dulu sama pendapatnya dengan Anda. Tetapi ternyata tanah didaerah yang namanya sabuk hijau lebih subur dari kawasan tropis basah, karena pertama hujan yang intensitasnya besar melarutkan banyak mineral, sebab itu tanah daerah tropis seperti Kalimantan dan sebagian besar Sumatra umumnya miskin zat hara. Jawa dan Bukitbarisan merupakan kekecualian karena banyaknya gunung api yang mengirim debunya. Kedua (paling penting) padi2an pada suhu tinggi daunnya mulai kuning dan memberi signal untuk berhenti mengisi bulir dan mulai masak. Sebab itu padi2an daerah yang panas kecil2 sehingga hasil per hektar bisa sama dengan lahan yang diberi pupuk sedikit saja didaerah sabuk hijau. Mungkin akan ada terobosan2 besar dalam produksi padi2an, tetapi masalah kita bukan itu. Masalah kita tetap masih perkembangan infrastruktur kawasan pertanian dan pendidikan pertanian yang macet. Hanya sebagian kecil saja lahan pertanian yang punya akses terhadap air. Tanpa air bersih, tanpa listrik agroindustri, produksi buah kering, kerupuk, makanan kaleng dsbnya sulit dikembangkan. Agroindustri akan menjadi kegiatan perkotaan. Program jaman Belanda seperti irigasi dan edukasi tetap penting dan kalau mau tegas merupakan bentuk subvensi yang diarahkan untuk daerah pertanian. Salam Hok An Bali da Dave schrieb: Teknik dan teknologi pertanian tentu tambah maju. Tapi kalau melihat perkembangan teknologi makanan yang arahnya pada 'pengawetan', modifikasi genetika, dan formulasi nutrisi/chemical compound, maka ini arahnya jelas lain dengan yang kita ambil/asumsikan. Pertanian tradisional yang berdasarkan tanah dan iklim yang baik sudah semakin sedikit. Menurut saya daerah terbaik untuk cocok tanam adalah daerah tropis sub tropis yang tidak punya 4 musim. Dibandingkan panjang ekuatorial 360derajat, maka panjang sabang sampai merauke ini (tidak menghitung laut dan gurun yang biasanya ada di tengah dunia), maka ekuatorial tanah kepulauan kita adalah aset yang sangat-sangat berharga. Afrika dan Mesir, juga Amerika (barangkali) memiliki daerah tropis. Tapi berhubung benuanya yang sangat besar, penguapan laut tidak pernah sampai ke tengah benua tersebut sehingga sering kali daerah besar macam afrika, amerika australia tengah-tengahnya nyaris tidak bisa dihuni apalagi ditanami karena tidak ada airnya. Dibandingkan dengan kepulauan kita, daerah kering pun masih adalah hujannya sedikit-sedikit karena jarak tengah pulaunya dengan laut masih tidak terlalu besar.. NAh dari 360derajat garis ekuatorial dunia ini, yang banyak pulaunya dan tropis cocok untuk padi dan makanan penduduk indonesia mana lagi? Vietnam dan thailan kalau sudah semakin maju tentu tidak akan mau lagi menjual beras murah ke indonesia. Perluasan wilayah tanam menurut teori pertanian tradisional sudah tidak mungkin lagi. Arahnya sudah mulai ke makanan kaleng dan makanan tablet, juga makanan beku. Tapi kalau harga makanan tidak diperbolehkan naik, maka tentu inovasi untuk produk makanan juga akan terhambat. --- On Thu, 12/8/10, Hok An ho...@t-online.de mailto:Hokan%40t-online.de wrote: From: Hok An ho...@t-online.de mailto:Hokan%40t-online.de Kalau pasar Indonesia tertutup pendapat Anda benar. Tetapi ada produsen2 barang pertanian lain yang besar dan lebih murah produksinya dari Indonesia. Sebab itu ada tekanan pasar menuju stagnasi harga bahan makanan. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi
Secara Natural, permintaan selalu akan naik karena peningkatan jumlah penduduk yang tidak terkendali (tidak stagnan). Diikuti dengan pengurangan lahan produktif dan penggunaan lahan kurang produktif (seperti yang Pak Hok An katakan), maka sewajarnya HARGA baiknya sih NAIK. Sisi politiknya tentu jelek, sehingga pemerintah intervensi menurunkan harga. Akibatnya petani semakin miskin dan lahan yang produktif juga semakin kurang menarik buat ditanam oleh petani. Ini namanya lingkaran setan. Semakin harga diturunkan, semakin sulit memenuhi kebutuhan penduduk yang semakin NAIK. PROBLEMATIKA yang musti di pecahkan anak-anak IQ jenius di Indonesia. --- On Tue, 10/8/10, Hok An ho...@t-online.de wrote: From: Hok An ho...@t-online.de Subject: Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Received: Tuesday, 10 August, 2010, 3:58 PM Ada produk pertanian kita a.l. beras yang sulit bersaing dengan pasar interintersional, sebab produk2 itu biaya produksinya, karena letaknya di iklim yang panas lebih mahal dari biaya di iklim sejuk. Sebab itu tendensi import bahan makanan mulai dari terigu, jagung dan apalagi buah2an iklim sejuk naik terus. Masalah ini hanya bisa dihadapi dengan pendekatan2 jangka panjang yang memerlukan investasi2 berkepanjangan dan besar. Tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Misalnya lahan2 sawah yang dibudayakan sejak ratusan tahun susut. Dipihak lain terus lahan padi tanpa pengairan ditempat yang tidak layak (asam atau asin) dipaksakan tanpa hasil yang ekonomis. Walaupun tahun depan harga bahan makanan agak naik tetapi tendensi umum adalah stagnasi dari harga makanan. Sebab itu yang diperlukan adalah kenaikan produktivitas pertanian, dan modernisasi pertanian (produksi makanan jadi atau bahan industri siap pasar) dan daya beli masyarakat yang memerlukan kenaikan upah umum. Salam Hok An Bali da Dave schrieb: Ah PORI (President Of the Republic of Indonesia), malah bilang awajar kalo ada kenaikan harga, hitung2 rejeki bagi petani setahun sekali... Menurut saya sih sudah sepantasnya harga barang pokok naik. Nilai politisnya tentu jelek karena bisa bikin rakyat banyak marah. Bicara pasar bebas, atau teregulasi.. kita sering anggap beras ini sudah harga wajar. Kalau menurut saya sih ini sudah harga yang 'dipaksa' turun. Alasannya apa? Pemerintah selalu mengupayakan membuka jutaan hektar lahan khusus buat nanam padi ini. Kalau memang mekanisme pasar, tentunya tidak perlu ada program pemerintah 'lahan gambut sejuta hektar... dll sebagainya'. Harga naik biarkan saja, nanti petani tentu akan lebih kaya dan bisa membeli tanah yang memang diperuntukkan untuk tanaman (tentunya juga ada resiko petani nekat yang sembarangan membuka hutan lindung). Dan membuka lahan penanaman baru pun harusnya juga membiayakan harga ganti rugi penanaman pohon, pemeliharaan binatang yang harus selalu diberi makan, dll. Prinsipnya adalah lahan kosong (hutan) itu bukannya tidak ada harganya. Sama juga dengan mineral bawah tanah itu musti di hargakan 'ongkos gantinya' atau replacement cost nya. Mentang-mentang tinggal dikeruk saja, maka hanya memperhitungkan ongkos mengeruk saja bukanlah perhitungan akuntansi yang kredibel. Jadi di sini walaupun tidak ketara, sudah ada intervensi pemerintah yang mencegah kekacauan bernegara akibat krisis harga makanan yang tinggi. Caranya menekan harga turun dengan mengorbankan lahan 'tidak terpakai'. Jadi kalau bensin ada subsidi, harga makanan pun sebenarnya sudah di subsidi. Yang kasihan tapi ya si petani. Kalau subsidi bensin, pemerintah malah bayar uang ke penyedia atau perusahaan minyaknya. Kalau untuk produk agrikkultur, si petani tidak terima apa-apa. MAlah diharuskan menjual barang dalam harga murah. Kalau gak, rakyat bakalan dibanjiri beras bulog. Kalau menurut saya ini sih merampas hak sejahteranya si petani. Kalau di negara lain (amerika) gak tau bagaimana. Apakah pemerintah memberi bantuan tax relief atau bagaimana supaya harga produk gandum dll jadi turun? Kalau gak di ancam bakalan dibanjiri gandum impor dari negara dunia ketiga? --- On Sun, 8/8/10, Hok An ho...@t-online.de mailto:Hokan%40t-online.de wrote: From: Hok An ho...@t-online.de mailto:Hokan%40t-online.de Subject: Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com Received: Sunday, 8 August, 2010, 5:52 PM Bung Oka, Saya duga sekarang banyak ekonom yang berpendapat bahwa kenaikan pendapatan masyarakat lapisan bawah dan menengah merupakan faktor penting untuk pertumbuhan konsumsi dalam negeri. Sebab itu perlu ada keseimbangan antara kenaikan upah (a.l. UKM), inflasi, daya saing global, vitalitas negara dalam infrastruktur sosial (kesehatan, pendidikan dan juga subvensi BBM dan BLT
Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi
Kalau pasar Indonesia tertutup pendapat Anda benar. Tetapi ada produsen2 barang pertanian lain yang besar dan lebih murah produksinya dari Indonesia. Sebab itu ada tekanan pasar menuju stagnasi harga bahan makanan. Tekanan ini juga datang dari distributor yang banting harga satu dua bahan makanan untuk memancing pembeli datang. Saya sendiri juga kuatir dengan kenyataan bahwa pesatnya pertumbuhan penduduk menuju angka 400 juta orang. Bisa jadi mengisi perut semua orang bisa diusahakan dengan menggunakan laut untuk menanam bahan makanan, tetapi mengusahakan tempat kerja yang baik merupakan usaha raksasa yang jauh lebih muskil, sebab usaha yang berkembang justru usaha2 besar dan modern yang cukup diolah oleh sedikit orang saja. Sebab itu salah satu hal yang penting untuk itu adalah kenaikan penghasilan masyarakat luas, sehingga daya konsumsi naik yang berikutnya memberi ruang untuk kegiatan produksi2 UKM yang lebih besar. Salam Hok An Bali da Dave schrieb: Secara Natural, permintaan selalu akan naik karena peningkatan jumlah penduduk yang tidak terkendali (tidak stagnan). Diikuti dengan pengurangan lahan produktif dan penggunaan lahan kurang produktif (seperti yang Pak Hok An katakan), maka sewajarnya HARGA baiknya sih NAIK. Sisi politiknya tentu jelek, sehingga pemerintah intervensi menurunkan harga. Akibatnya petani semakin miskin dan lahan yang produktif juga semakin kurang menarik buat ditanam oleh petani. Ini namanya lingkaran setan. Semakin harga diturunkan, semakin sulit memenuhi kebutuhan penduduk yang semakin NAIK. PROBLEMATIKA yang musti di pecahkan anak-anak IQ jenius di Indonesia. --- On Tue, 10/8/10, Hok An ho...@t-online.de mailto:Hokan%40t-online.de wrote: From: Hok An ho...@t-online.de mailto:Hokan%40t-online.de Subject: Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com Received: Tuesday, 10 August, 2010, 3:58 PM Ada produk pertanian kita a.l. beras yang sulit bersaing dengan pasar interintersional, sebab produk2 itu biaya produksinya, karena letaknya di iklim yang panas lebih mahal dari biaya di iklim sejuk. Sebab itu tendensi import bahan makanan mulai dari terigu, jagung dan apalagi buah2an iklim sejuk naik terus. Masalah ini hanya bisa dihadapi dengan pendekatan2 jangka panjang yang memerlukan investasi2 berkepanjangan dan besar. Tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Misalnya lahan2 sawah yang dibudayakan sejak ratusan tahun susut. Dipihak lain terus lahan padi tanpa pengairan ditempat yang tidak layak (asam atau asin) dipaksakan tanpa hasil yang ekonomis. Walaupun tahun depan harga bahan makanan agak naik tetapi tendensi umum adalah stagnasi dari harga makanan. Sebab itu yang diperlukan adalah kenaikan produktivitas pertanian, dan modernisasi pertanian (produksi makanan jadi atau bahan industri siap pasar) dan daya beli masyarakat yang memerlukan kenaikan upah umum. Salam Hok An Bali da Dave schrieb: Ah PORI (President Of the Republic of Indonesia), malah bilang awajar kalo ada kenaikan harga, hitung2 rejeki bagi petani setahun sekali... Menurut saya sih sudah sepantasnya harga barang pokok naik. Nilai politisnya tentu jelek karena bisa bikin rakyat banyak marah. Bicara pasar bebas, atau teregulasi.. kita sering anggap beras ini sudah harga wajar. Kalau menurut saya sih ini sudah harga yang 'dipaksa' turun. Alasannya apa? Pemerintah selalu mengupayakan membuka jutaan hektar lahan khusus buat nanam padi ini. Kalau memang mekanisme pasar, tentunya tidak perlu ada program pemerintah 'lahan gambut sejuta hektar... dll sebagainya'. Harga naik biarkan saja, nanti petani tentu akan lebih kaya dan bisa membeli tanah yang memang diperuntukkan untuk tanaman (tentunya juga ada resiko petani nekat yang sembarangan membuka hutan lindung). Dan membuka lahan penanaman baru pun harusnya juga membiayakan harga ganti rugi penanaman pohon, pemeliharaan binatang yang harus selalu diberi makan, dll. Prinsipnya adalah lahan kosong (hutan) itu bukannya tidak ada harganya. Sama juga dengan mineral bawah tanah itu musti di hargakan 'ongkos gantinya' atau replacement cost nya. Mentang-mentang tinggal dikeruk saja, maka hanya memperhitungkan ongkos mengeruk saja bukanlah perhitungan akuntansi yang kredibel. Jadi di sini walaupun tidak ketara, sudah ada intervensi pemerintah yang mencegah kekacauan bernegara akibat krisis harga makanan yang tinggi. Caranya menekan harga turun dengan mengorbankan lahan 'tidak terpakai'. Jadi kalau bensin ada subsidi, harga makanan pun sebenarnya sudah di subsidi. Yang kasihan tapi ya si petani. Kalau subsidi bensin, pemerintah malah bayar uang ke penyedia atau perusahaan minyaknya. Kalau untuk produk agrikkultur, si petani tidak terima apa-apa. MAlah diharuskan menjual barang dalam harga murah. Kalau gak, rakyat
Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi
beli beras murah ke thailand dan vietnam. otomatis harga beras turun drastis. devisa lari ke luar negeri dan petani dalam negeri ndomblong, tapinya ... ^^ salam, Ari http://papabonbon.wordpress.com 2010/8/8 lubeck lubeck.starli...@yahoo.co.id Setuju pemerintah tdk perlu jelimet.sederhana saja yaitu jangan gerocokin mekanisme pasar spt jgn batasi impor sembako.maka rakyat tdk akan kekurangan apalagi kelaparan..smakin pemerintah ikut campur,semakin kacau keadaan.. Peace, Lubeck -Original Message- From: Andi MF Avandy link2ha...@gmail.com link2hamfa%40gmail.com Sender: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com Date: Sun, 8 Aug 2010 10:28:18 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com Reply-To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com Subject: Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi Mas eko, Setiap kebijakan ada side stream-nya.. Yang penting salah satu tugas pemerintah sederhana aja ga perlu jlimet, bagaimana caranya agar rakyat bisa cukup pangan. Intinya ketersediaan dan keterjangkauan. Best Wishes,Andi MF Avandy«Info: MEGA UKM Kredit Usaha Yang Tepat Untuk Anda. Cepat, Ringan, Mudah» Sent from my VandyBerry® smarphone -Original Message- From: Eko Prasetiyo ekopraset...@gmail.com ekoprasetiyo%40gmail.com Sender: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com Date: Sun, 8 Aug 2010 16:38:02 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com Reply-To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com Subject: Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi yaa klo otak kriminil kan bisa aja beli banyak lalu jual di tempat yg agak jauh. ato beras bulog di oplos am beras non bulog trs dijual mahal. *efek kebanyakan nonton berita kriminal ;D On 8/8/10, Andi MF Avandy link2ha...@gmail.com link2hamfa%40gmail.com wrote: Mas eko.. Gimana mo jualan mahal, wong bersaing dengan bulog di pasar? Best Wishes,Andi MF Avandy«Info: MEGA UKM Kredit Usaha Yang Tepat Untuk Anda. Cepat, Ringan, Mudah» Sent from my VandyBerry® smarphone -Original Message- From: Eko Prasetiyo ekopraset...@gmail.com ekoprasetiyo%40gmail.com Sender: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com Date: Sun, 8 Aug 2010 15:24:53 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com Reply-To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com Subject: Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi dan karena orang indonesia semangat penyelewengannya tinggi maka beras murah dari bulog itu akan dijual lagi oleh pembelinya dengan harga mahal. jadinya ga efektif. On 8/8/10, Andi MF Avandy link2ha...@gmail.com link2hamfa%40gmail.com wrote: Solusinya suruh bulog beli beras mahal ke petani dan jual murah ke pasar. Gitu aja repot. * Oka cuma PORI ngak bilang keniakan yang wajar tuh berapa persen dan apakah setelah puasa/lebaran harga bisa turun kembali. PORI juga ngak ngomong soal pengarunya terhadap inflasi paling tidak diberita itu ngak disebutkan.Jadi jika PORI ngak terlalu kuatir dengan inflasi knapa kita harus?Jelas karena PORI tidak merasakan...ibu PORI tak pernah belanja kepasar untuk memenuhi kebutuhan dapurnya Best Wishes,Andi MF Avandy«Info: MEGA UKM Kredit Usaha Yang Tepat Untuk Anda. Cepat, Ringan, Mudah» Sent from my VandyBerry® smarphone = Millis AKI mendukung kampanye Stop Smoking = Alamat penting terkait millis AKI Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 Arsip Milis AKI online: http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com = Perhatian : Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut: - Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahooahlikeuangan-indonesia-owner%40yahoogroups.comYahoo! Groups Links -- (^-^)v [Non-text portions of this message have been removed] -- (^-^)v [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] = Millis AKI mendukung kampanye Stop Smoking = Alamat penting terkait millis AKI Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com
Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi
Ada produk pertanian kita a.l. beras yang sulit bersaing dengan pasar interintersional, sebab produk2 itu biaya produksinya, karena letaknya di iklim yang panas lebih mahal dari biaya di iklim sejuk. Sebab itu tendensi import bahan makanan mulai dari terigu, jagung dan apalagi buah2an iklim sejuk naik terus. Masalah ini hanya bisa dihadapi dengan pendekatan2 jangka panjang yang memerlukan investasi2 berkepanjangan dan besar. Tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Misalnya lahan2 sawah yang dibudayakan sejak ratusan tahun susut. Dipihak lain terus lahan padi tanpa pengairan ditempat yang tidak layak (asam atau asin) dipaksakan tanpa hasil yang ekonomis. Walaupun tahun depan harga bahan makanan agak naik tetapi tendensi umum adalah stagnasi dari harga makanan. Sebab itu yang diperlukan adalah kenaikan produktivitas pertanian, dan modernisasi pertanian (produksi makanan jadi atau bahan industri siap pasar) dan daya beli masyarakat yang memerlukan kenaikan upah umum. Salam Hok An Bali da Dave schrieb: Ah PORI (President Of the Republic of Indonesia), malah bilang awajar kalo ada kenaikan harga, hitung2 rejeki bagi petani setahun sekali... Menurut saya sih sudah sepantasnya harga barang pokok naik. Nilai politisnya tentu jelek karena bisa bikin rakyat banyak marah. Bicara pasar bebas, atau teregulasi.. kita sering anggap beras ini sudah harga wajar. Kalau menurut saya sih ini sudah harga yang 'dipaksa' turun. Alasannya apa? Pemerintah selalu mengupayakan membuka jutaan hektar lahan khusus buat nanam padi ini. Kalau memang mekanisme pasar, tentunya tidak perlu ada program pemerintah 'lahan gambut sejuta hektar... dll sebagainya'. Harga naik biarkan saja, nanti petani tentu akan lebih kaya dan bisa membeli tanah yang memang diperuntukkan untuk tanaman (tentunya juga ada resiko petani nekat yang sembarangan membuka hutan lindung). Dan membuka lahan penanaman baru pun harusnya juga membiayakan harga ganti rugi penanaman pohon, pemeliharaan binatang yang harus selalu diberi makan, dll. Prinsipnya adalah lahan kosong (hutan) itu bukannya tidak ada harganya. Sama juga dengan mineral bawah tanah itu musti di hargakan 'ongkos gantinya' atau replacement cost nya. Mentang-mentang tinggal dikeruk saja, maka hanya memperhitungkan ongkos mengeruk saja bukanlah perhitungan akuntansi yang kredibel. Jadi di sini walaupun tidak ketara, sudah ada intervensi pemerintah yang mencegah kekacauan bernegara akibat krisis harga makanan yang tinggi. Caranya menekan harga turun dengan mengorbankan lahan 'tidak terpakai'. Jadi kalau bensin ada subsidi, harga makanan pun sebenarnya sudah di subsidi. Yang kasihan tapi ya si petani. Kalau subsidi bensin, pemerintah malah bayar uang ke penyedia atau perusahaan minyaknya. Kalau untuk produk agrikkultur, si petani tidak terima apa-apa. MAlah diharuskan menjual barang dalam harga murah. Kalau gak, rakyat bakalan dibanjiri beras bulog. Kalau menurut saya ini sih merampas hak sejahteranya si petani. Kalau di negara lain (amerika) gak tau bagaimana. Apakah pemerintah memberi bantuan tax relief atau bagaimana supaya harga produk gandum dll jadi turun? Kalau gak di ancam bakalan dibanjiri gandum impor dari negara dunia ketiga? --- On Sun, 8/8/10, Hok An ho...@t-online.de mailto:Hokan%40t-online.de wrote: From: Hok An ho...@t-online.de mailto:Hokan%40t-online.de Subject: Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com Received: Sunday, 8 August, 2010, 5:52 PM Bung Oka, Saya duga sekarang banyak ekonom yang berpendapat bahwa kenaikan pendapatan masyarakat lapisan bawah dan menengah merupakan faktor penting untuk pertumbuhan konsumsi dalam negeri. Sebab itu perlu ada keseimbangan antara kenaikan upah (a.l. UKM), inflasi, daya saing global, vitalitas negara dalam infrastruktur sosial (kesehatan, pendidikan dan juga subvensi BBM dan BLT) dan masih banyak faktor2 lainnya. Masalah2 yang berkaitan secara rumit ini harusnya dituang oleh partai2 politik dalam suatu program yang jelas sehingga masing2 pengikutnya mengerti mau dibawa kemana. Tetapi masyarakat yang majemuk juga perlu mengemukakan masing2 keinginannya tentang design ekonomi dimasa depan. Ada baiknya masalah2 ini dibicarakan dan dituang kedalam suatu daftar tuntutan kepada parpol2 dalam pemilihan umum yang berikut. Salam Hok An oka schrieb: Ah PORI (President Of the Republic of Indonesia), malah bilang awajar kalo ada kenaikan harga, hitung2 rejeki bagi petani setahun sekali... ===quote Kadang-kadang ada komoditas pertanian, yang petani itu mendapat untung setahun sekali, ya anggaplah itu rezeki, ujar Presiden ketika membuka Rapat Kerja Kabinet Indonesia Bersatu II dengan gubernur dan ketua DPRD se-Indonesia di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (5/8). Presiden meminta jajaran pemerintah pusat dan daerah bekerja sama untuk
Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi
Solusinya suruh bulog beli beras mahal ke petani dan jual murah ke pasar. Gitu aja repot. * Oka cuma PORI ngak bilang keniakan yang wajar tuh berapa persen dan apakah setelah puasa/lebaran harga bisa turun kembali. PORI juga ngak ngomong soal pengarunya terhadap inflasi paling tidak diberita itu ngak disebutkan.Jadi jika PORI ngak terlalu kuatir dengan inflasi knapa kita harus?Jelas karena PORI tidak merasakan...ibu PORI tak pernah belanja kepasar untuk memenuhi kebutuhan dapurnya Best Wishes,Andi MF Avandy«Info: MEGA UKM Kredit Usaha Yang Tepat Untuk Anda. Cepat, Ringan, Mudah» Sent from my VandyBerry® smarphone = Millis AKI mendukung kampanye Stop Smoking = Alamat penting terkait millis AKI Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 Arsip Milis AKI online: http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com = Perhatian : Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut: - Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi
Bung Oka, Saya duga sekarang banyak ekonom yang berpendapat bahwa kenaikan pendapatan masyarakat lapisan bawah dan menengah merupakan faktor penting untuk pertumbuhan konsumsi dalam negeri. Sebab itu perlu ada keseimbangan antara kenaikan upah (a.l. UKM), inflasi, daya saing global, vitalitas negara dalam infrastruktur sosial (kesehatan, pendidikan dan juga subvensi BBM dan BLT) dan masih banyak faktor2 lainnya. Masalah2 yang berkaitan secara rumit ini harusnya dituang oleh partai2 politik dalam suatu program yang jelas sehingga masing2 pengikutnya mengerti mau dibawa kemana. Tetapi masyarakat yang majemuk juga perlu mengemukakan masing2 keinginannya tentang design ekonomi dimasa depan. Ada baiknya masalah2 ini dibicarakan dan dituang kedalam suatu daftar tuntutan kepada parpol2 dalam pemilihan umum yang berikut. Salam Hok An oka schrieb: Ah PORI (President Of the Republic of Indonesia), malah bilang awajar kalo ada kenaikan harga, hitung2 rejeki bagi petani setahun sekali... ===quote Kadang-kadang ada komoditas pertanian, yang petani itu mendapat untung setahun sekali, ya anggaplah itu rezeki, ujar Presiden ketika membuka Rapat Kerja Kabinet Indonesia Bersatu II dengan gubernur dan ketua DPRD se-Indonesia di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (5/8). Presiden meminta jajaran pemerintah pusat dan daerah bekerja sama untuk memastikan harga kebutuhan pokok masyarakat tidak melonjak terlalu tinggi menjelang bulan Ramadhan hingga Lebaran nanti. Meski begitu, perlu dipahami pula, apabila kenaikan harga terjadi dalam batas wajar, terutama untuk komoditas pertanian. Kita tahu setiap mendekati hari Lebaran terjadi gejolak harga, itu bisa dijelaskan, ujar Presiden. http://www.kompas.com/read/xml/2010/...naikan.Harga-4 ===unquote cuma PORI ngak bilang keniakan yang wajar tuh berapa persen dan apakah setelah puasa/lebaran harga bisa turun kembali. PORI juga ngak ngomong soal pengarunya terhadap inflasi paling tidak diberita itu ngak disebutkan. Jadi jika PORI ngak terlalu kuatir dengan inflasi knapa kita harus? Jelas karena PORI tidak merasakan...ibu PORI tak pernah belanja kepasar untuk memenuhi kebutuhan dapurnya. --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com, Bali da Dave dfa...@... wrote: Masalah utamanya penduduk indonesia berkembang biaknya seperti kelinci. Dari 200 juta, 210 juta, 220 juta, ntah nanti barangkali mau menyaingi Cina jadi 1 milyar orang? Ini untuk memberi makan 220 juta (demand naik) kalau bukan bikin keajaiban bagaimana caranya? Lahan hutan sudah dibabat habis semua untuk menyediakan makanan rakyat? Bagus buat aturan satu keluarga satu anak saja kalau begitu... macam Cina... Demand dikurangi, maka supply melimpah dan harga jadi turun. --- On Sat, 7/8/10, anton ms wardhana ari.am...@... wrote: From: anton ms wardhana ari.am...@... Subject: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi To: ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com mailto:ahlikeuangan-indonesia%40yahoogroups.com Received: Saturday, 7 August, 2010, 6:26 PM di copas dari koran-digital tentang menjinakkan inflasi berita asli dari seputar indonesia BR, ari.ams -- Pesan terusan -- Tanggal: 7 Agustus 2010 10.23 Subjek: [Koran-Digital] Khudori : Menjinakkan Inflasi  *Menjinakkan Inflasi *  Friday, 06 August 2010 Inflasi mulai merangkak naik, dipicu kenaikan harga-harga kebutuhan pokok. Inflasi bulanan pada Juni lalu mencapai 0,97%, naik menjadi 1,57% pada Juli 2010. Laju inflasi Januari-Juli 2010 mencapai 4,02% dan inflasi year on year sebesar 6,22%. Target inflasi pemerintah tahun ini sebesar 5,3% berpotensi terlampaui karena inflasi Agustus dan September diperkirakan masih akan tinggi. Selain karena bulan puasa,tingkat inflasi Agustus akan disumbang dampak langsung kenaikan tarif dasar listrik industri sebesar 10â€15%. Adapun inflasi September didorong oleh bulan puasa dan Idul Fitri. Untuk mencapai sasaran inflasi sebesar 5,3%,pemerintah masih memiliki ruang manuver sebesar 1,3%. Artinya, selama lima bulan ke depan rata-rata inflasi bulanan harus tidak lebih dari 0,2%.Amat muskil inflasi Agustus dan September 2010 bisa ditekan menjadi 0,2%.Pada September 2009,inflasi menembus 1,02% karena bulan puasa dan Idul Fitri.Setelah itu terjadi deflasi karena konsumsi menurun. Masalahnya, ruang gerak 1,3% itu amat sempit dan tidak banyak menyisakan pilihan bagi pemerintah.Apabila pemerintah gagal mengendalikan harga-harga kebutuhan pokok, inflasi pasti terlampaui. Pengalaman puluhan tahun menunjukkan, pemerintah gagal menjinakkan inflasi lantaran didorong oleh kegagalan mengendalikan harga kebutuhan pokok. Instabilitas harga kebutuhan pokok selalu menjadi agenda rutin tahunan karena sampai saat ini pemerintah belum juga menyusun instrumen dan kelembagaan stabilisasi yang kredibel, terukur,
Re: [Keuangan] Khudori : Menjinakkan Inflasi
dan karena orang indonesia semangat penyelewengannya tinggi maka beras murah dari bulog itu akan dijual lagi oleh pembelinya dengan harga mahal. jadinya ga efektif. On 8/8/10, Andi MF Avandy link2ha...@gmail.com wrote: Solusinya suruh bulog beli beras mahal ke petani dan jual murah ke pasar. Gitu aja repot. * Oka cuma PORI ngak bilang keniakan yang wajar tuh berapa persen dan apakah setelah puasa/lebaran harga bisa turun kembali. PORI juga ngak ngomong soal pengarunya terhadap inflasi paling tidak diberita itu ngak disebutkan.Jadi jika PORI ngak terlalu kuatir dengan inflasi knapa kita harus?Jelas karena PORI tidak merasakan...ibu PORI tak pernah belanja kepasar untuk memenuhi kebutuhan dapurnya Best Wishes,Andi MF Avandy«Info: MEGA UKM Kredit Usaha Yang Tepat Untuk Anda. Cepat, Ringan, Mudah» Sent from my VandyBerry® smarphone = Millis AKI mendukung kampanye Stop Smoking = Alamat penting terkait millis AKI Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 Arsip Milis AKI online: http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com = Perhatian : Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut: - Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links -- (^-^)v