[ac-i] Mencari yang mau kerjasama misi budaya ke LN atau pertunjukan budaya di sekolah
Dear all, Karena seringnya mengirim misi budaya ke LN, saya mendapatkan tawaran dari berbagai negara, Asia (Spore, Korea, Taiwan, China), Eropa (Pcis, Bulgaria, Cheko dll) dan amerika latin (Brazil dll). Jika ada rekan-rekan tahu ada sanggar, sekolah, pemda yang berminat untuk ke LN dalam rangka misi budaya, bisa email via japri aja. Biaya tergantung jauhnya ditanggung individu masing-masing, bantuan dari Pemerintah saat ini baru berupa bebas fiskal (syarat ketentuan berlaku). Kami juga membantu sebagian sponsor. Budaya berupa, tarian, nyanyian dan kuliner. Kasih tahu aja sekolahnya/sanggar yang berminat, bisa nanti saya kirim proposalnya, atau kerjasamanya. Salam, Nuniek Mokoginta, Frank A. Rorimpandey Iskandar Zulkarnaen http://nusantara-arts-forum.blogspot.com - Never miss a thing. Make Yahoo your homepage.
[ac-i] PRESS RELEASE MANUNGGALING KAWULA_GUSTI
PRESS RELEASE TALSHOW BUKU MANUNGGALING KAWULA-GUSTI Bersama K.H. Muhammad Sholikhin (Penulis) Yogyakarta. Menyemarakkan acara, Pesta Buku Jogja 2008 di gedung Mandala Bhakti Wanitatama 2-10 Februari 2008, kelompok penerbit Media Pressindo Group akan menggelar acara menarik. Jika pada hari kedua Pesta Buku Jogja 2008, Media Pressindo Group akan menggelar acara BURSA NASKAH dan PENULIS, pada hari ke ke-6 pameran, salah satu lini Media Pressindo Group akan meluncurkan buku terbarunya. Kamis 7 Februari 2008 jam 15.00 WIB, Penerbit Narasi akan menghadirkan K.H, Muhammad Sholikhin dalam talkshow buku terbaru Narasi berjudul Manunggaling Kawula Gusti. Buku tersebut adalah hasil penelitian dan perenungan K.H. Muhammad Sholikhin, seorang kyai yang saat ini fokus menggeluti praktik dan penelitian terhadap sufisme Islam-Jawa dan mengkaji konsep-konsep tasawuf Syekh Siti Jenar. Dalam buku ini kita akan mendapat penjelasan yang sangat komprehensif dengan membandingkan filsafat sufisme Syekh Siti Jenar terhadap berbagai pemikiran filsafat baik timur tengah maupun barat. Bagi M. Sholikhin, ini adalah buku ketiga yang diterbitkan Narasi, setelah sebelumnya beliau menulis Sufisme Syekh Siti Jenar (Narasi 2004), dan Ajaran Makrifat Syekh Siti Jenar (Narasi, 2007). K.H. Muhammad Sholikhin adalah seorang kyai yang cukup fokus dalam menggeluti penelitian terhadap sufisme Islam-Jawa dan tertarik pada ajaran Syekh Siti Jenar. Ia juga sudah mengatur jenjang-jenjang pengetahun yang dipaparkannya dengan telebih dahulu menerbitkan Sufisme Syekh Jenar (Narasi, 2004) yang memaparkan sisi historis Syekh Siti Jenar dan sejarah keilmuannya. Jenjang berikutnya adalah Ajaran Makrifat Syekh Siti Jenar (Narasi, 2007) yang menjelaskan laku Spiritual yang diajarakan Syekh Siti Jenar dalam rangka menemukan jalan kemanunggalan dengan Tuhan. Dalam buku terbaru ini, Sholikhin membeberkan dengan sangat jelas dan runtut apa sebenarnya konsep Manunggaling Kawula-Gusti ala Syekh Siti Jenar yang kontroversial tersebut. Sholikhin memandang bahwa sebenarnya ajaran Syekh Siti Jenar itu bukan sesuatu yang menyesatkan, akan tetapi sesuatu yang butuh ditelaah dengan runtut dan hati-hati agar masyarakat tidak terjerumus salah tafsir. Apa dan bagaimana selengkapnya mengenai buku Manunggaling Kawula-Gusti dan apa saja yang menarik dalam proses penelitian K.H. Muhammad Sholikhin, hadir dan ikuti Talkshow mengenai buku Manunggaling Kawula-Gusti, terbitan Narasi 2008. Pada malam harinya, 7 februari 2008 jam 19.00 WIB, talkshow yang sama akan diselenggarakan di Gramedia Ambarukmo Plaza. Keterangan lebih lanjut mengenai acara ini, silakan menghubungi Didik Adi Sukmoko (Jali) di 0274-7103084 atau 08882855643 atau 08175486266. Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com
[ac-i] Ubud Writers Readers Festival
UBUD WRITERS READERS FESTIVAL A Sponsorship Manager is needed for the 2008 UBUD WRITERS READERS FESTIVAL, which takes place from 14 - 19 October 2008. We are accepting applications until Friday 8 February. The successful applicant will be an Indonesian or Indonesian speaking professional and have a sound and successful track record in: - gaining cash and in kind sponsorship - planning, implementing and monitoring a Sponsorship Strategy - writing proposals, contracts and fundraising collaterals - maintaining current sponsors, foundations and embassy support as well as securing new sponsors and funding - ensuring that obligations and entitlements of sponsors are met, as specified in sponsorship contracts. Working with Indonesian, Australian and other staff, the Sponsorship Manager brings support to an exciting annual program of events and workshops attended by up to 100 international and local writers and an audience of over 1,000 visitors plus the Ubud community. This position is based in Ubud, Bali. Start Date: ASAP. Salary range is from Rp 6.000.000 – Rp 8.000.000 per month depending on skills and experience. For a full job description please contact: Christine Colton Festival Manager Ubud Writers Readers Festival PO Box 181 Ubud Bali Indonesia 80571 +62 361 780 8932 [EMAIL PROTECTED] www.ubudwritersfestival.com blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com --- Art Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/artculture-indonesia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/artculture-indonesia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Balasan: [ac-i] nih kasus film di BRR Aceh
WARTAWAN JAKARTA TERLIBAT PEMBUATAN FILM DOKUMENTER FIKTIF! Ah, tidak terlalu mengagetkan Bung; bukankah wartawan sekarang seperti halnya guru bukan lagi sebuah profesi yang sarat dengan nilai-nilai luhur dan idealisme. Wartawan sekedar buruh upahan dari para kapitalis yang empunya media. Kalau sementara wartawan yang sudah mereguk ilmu Sang Majikan yaah biasa-biasa saja. Saya sebagai orang keturunan Jawa yang tinggal di Surabaya protes karena anda menggunakan istilah JAWA begitu sangat generik! Kalau mau lebih akurat dan tepat pakai istilah JAKARTA dengan konsisiten Bung! Sentralisasi pemerinthan Orde Baru selama 32 tahun yang dilanjutkan dengan ORDE GORO-GORO selama hampir 10 tahun membuat Jakrta menjadi segala-galanya. Pengaruh Jakarta begitu hebat! Lihat saja perkembangan bahsa Indonesia sebagai bahasa tutur. Generasi muda bangsa Indonesia tidak tahu lagi menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar yang pernah dikumandangkan oleh Yus Badudu. Bahasa Indonesia adalah bahasa Gaul Betawi Moderen atawa Jakarta kontemporer!. Ekses negatip lainnya tentu meruyak pula yakni apa yang disebut sebagai AROGANSI JAKARTA ! Ungkapannya adalah: Jakarta knows better and Jakarta is always the best! termasuk dalam membuat film dokumenter tentang Aceh! Lebih celakanya lagi film dokumenternya fiktip . Salam perjuangan Tjuk Kasturi Sukiadi rom: husni arifin [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, February 4, 2008 1:36:59 PM Subject: Re: [acehkita] PROYEK FILM DOKUMENTER BRR DIDUGA FIKTIF (Mereka yang terlibat) para wartawan jakarta ternyata... Nurdin Hasan [EMAIL PROTECTED] com wrote: Bang Hasbi, Dendymilisters Menurut DOKUMEN laporan dari intelijen Baghdad, tim yang terlibat dalam pembuatan film tersebut adalah: 1. Tiarma Siboro (The Jakarta Post) 2. Muhamad Arif Ibnu (INDOSIAR) 3. Imelda Sari K (SCTV) 4. Maya Dewi Suryani (Producer video) 5. Moriza Prananda (METRO TV) 6. Rachmat Mulia (SCTV or RCTI?) 7. Yahdi Jamhur () Begitu.. . Menurut laporan intelijen Baghdad, ke-7 orang tersebut adalah teman dari penanggung jawab program yaitu Kepala Sekretariat Deputi Kelembagaan Pengembangan SDM yang ketika itu dijabat oleh Tedy J Sitepu... Mudah2an info ini bermanfaat. Salam, - Original Message From: Hasbi Azhar To: [EMAIL PROTECTED] s.com Sent: Friday, February 1, 2008 3:15:00 PM Subject: Re: [acehkita] PROYEK FILM DOKUMENTER BRR DIDUGA FIKTIF(Bajingan) Bang Dendy, Kalau di BRR sudah biasa urusan seperti itu. Contoh lain seperti foto Essay juga harus orang Jakarta yang notabene sudah jago dan sok tau tentang ACEH. Tapi paling tidak si pemberi job kelak setelah BRR bubar bisa dianggap sebagai pahlawan oleh Teman, Kroni, Sohib dan Saudaranya yang di Jawa sano karena pernah memberikan proyek di Aceh. Dan soal NGO di Aceh kan hobinya pura2 mau pake tenaga lokal hanya untuk acuan dana dan strategi aja. Toh mereka juga manusia dan tidak semuanya pintar. Yang sok pintar dan mencari keuntungan di setiap proyek tsunami jelas banyak orangnya. Semoga saja proyek-proyek yang tidak jelas seperti FILM BRR yang diduga FIKTIF tidak melibatkan filmaker Aceh Asik... On Feb 1, 2008 2:33 PM, dendy montgomery wrote: Ya.. aku dengar waktu itu juga produksinya di buat oleh filmaker luar aceh, padahal di aceh sendiri sudah banyak sekali filmaker bagus. laporan terakhir komunitas Aceh Movie Maker saja ada 20-an anggota di banda aceh yang siap bikin film, itu belum termasuk komunitas film lainnya yang tersebar di seluruh kabupaten kota. ada anggapan dari semua sponsor kalo filmaker aceh di tuduh belum bisa membuat produk yang bagus.., padahal kalo mereka mau sedikit membuka mata ada beberapa filmaker Aceh yang punya prestasi luar biasa bahkan sudah mampu ber-afiliasi dengan jaringan televisi penyedia tayangan documenter seperti National Geographic dan Discovery Channel, belum lagi tv di asia sperti starnews asia dan channel news asia. beberapa dari mereka sudah berhasil menembus jiffest dan yamagata film festival di jepang bahkan sebelum Tsunami datang.. Sampai sekarang setahu saya para filmaker lokal hanya bisa jadi penonton saja ketika puluhan production house luar aceh datang untuk bikin produksi di aceh. padahal dengan segala pengetahuan lokal juga daerah domisili bisa menekan budget re-search dan akomodasi selama produksi hingga post-production yang juga bisa dilakukan di banda aceh. di banda sendiri sudah banyak rumah produksi yang punya kemampuan dan studio editing yang cukup mampu bersaing dengan studio editing di jakarta. tinggal bagaimana si filmaker itu sendiri bisa menemani para editor untuk bisa merangkai bahan mentah yang dimilki. saya ingat ada penyair aceh yang ikut jadi aktor di film TJOET NYA' DHIEN dalam salah satu acara pemutaran film aceh di
[ac-i] kronik dokumentasi wida: renungan bachtiar siagian [4]
Kronik Dokumentasi Wida: RENUNGAN BACHTIAR SIAGIAN [4] * V Apa yang kita alami sekarang, yang manis mau pun yang getir, pada suatu saat akan menjelma sesuatu yang kita sebut kenangan. Pada saat kenangan itu muncul, kita telah terlibat pada gerak pengalaman yang lain. Hal-hal baru yang sedang kita alami banyak mempengaruhi sikap dan perasaan kita terhadap kenangan itu. Ada orang yang pernah makan kelabang, gendon, ular, cecak, tikus, karena sangat kelaparan di penjara. Ketika beberapa tahun kemudian ia dibebaskan dan bisa hidup seperti orang biasa, ia tersenyum bangga bila terkenang pada pengalamannya yang getir itu. Ia senang menceritakan pengalamannya itu kepada siapa saja. Sebaliknya, ada orang lain yang pernah mengalami hidup mewah dan punya kekuasaan, tetapi dengan kekuasaannya itu ia berbuat sewenang-wenang; merampas hak orang, menghukum prang tanpa diadili, memfitnah, membunuh orang. Ketika pada suatu saat keadaan berobah dan dia tak punya kekuasaan serta hidup seperti orang biasa, kenangan tentang perbuatannya yang lampau itu menjadi siksaan baginya. Mereka yang ingin kekangannya menjadi sesuatu yang menyenangkan dan bisa dibanggakan adalah meeeka yang dalam gerak ke-kiniannya kapan dan di mana pun, selalu sadar akan hukum gerak perobahan dan perkembangan yang tak kunjung henti, selalu bersikap rendah hati dan besar hati. Rendah hati dalam mengalami hal-hal yang menyenangkan da besar hati dalam mengalami kesulitan dan penderitaan. Nusa Kambangan, 1973 VI. Jika pada suatu saat kita melihat sesuatu dan menanggapnya sebagai kenyataan, ingatlah bahwa pada sesuatu yang kita anggap sebagai kenyataan itu, ada kenyataan lain yang belum atau tak dapat kita lihat. Karena hidup ini nisbi, pasti tak akan pernah ada kenyataan yang mutlak. Jika kita terlalu terpengaruh pada apa yang kita lihat dan kita anggap sebagai kenyataan, mungkin kita tidak akan pernah melihat kenyataan yang lain yang ada dalam sesuatu yang kita anggap kenyataan itu. Orang yang arif dan sadar akan kenisbian hidup ini tidak pernah melihat suatu kenyataan sebagai satu-satunya kenyataan. Hakim yang adil juga tidak akan pernah hanya mendengar tuduhan jaksa, tetapi juga mendengar keterangan si tertuduh, mendengar saksi-saksi dan meneliti bukti-bukti. Hanya melalui cara itu ia dapat melihat kenyataan yang diperlukannya untuk bisa bertindak adil. Seorang Sineas atau pelukis yang kreatif juga tidak akan pernah menganggap suatu kenyataan yang dilihatnya sebagai kenyataan mutlak. Ia berusaha melihat kenyataan itu dari berbagai sudut, dari berbagai jarak untuk menemukan kenyataan lain yang lebih hakiki, lebih indah. Nusa Kambangan 1973. Catatan: Bachtiar Siagian seorang sineas terkemuka pada zamannya, karena ia anggota Lekra maka ditangkap dan dibuang ke Nusa Kambangan oleh Orde Baru Soeharto. - Search. browse and book your hotels and flights through Yahoo! Travel
[ac-i] Undangan Diskusi YJP: Perempuan Versus Soeharto
Diskusi Yayasan Jurnal Perempuan Sabtu, 09 Februari 2008, pukul 15.00-17.00 WIB Pasaraya Book Fair 2008 Lantai 7, Gedung Timur, Pasaraya Blok M, Jakarta Selatan Perempuan Versus Soeharto Pembicara: Asvi Warman Adam (Sejarahwan) Mariana Amiruddin (Direktur Eksekutif Yayasan Jurnal Perempuan) Fadjroel Rakhman (Aktivis Mahasiswa 80 dan 98) Moderator: Nur Azizah (Aktivis Yayasan Jurnal Perempuan) Soeharto memulai kekuasaannya di negeri ini dengan melakukan stigma terhadap gerakan kaum perempuan. Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) yang sebelumnya eksis, dicitrakan sebagai gerakan pembunuh yang kejam, amoral, dan atheis. Dan setiap gerakan perempuan yang memiliki aktivitas seperti Gerwani akan menerima stigma dan perlakuan buruk dari rejim Soeharto. Rejim ini pula memiliki konsep dan identitas sendiri untuk mengurung kaum perempuan: konco wingking alias teman belakang adalah posisi resmi bagi para istri untuk suami mereka. Inilah posisi yang lumrah dan sah. Tujuannya jelas: pemusnahan terhadap pergerakan kaum aktivis perempuan. Sebagai alat kontrol dan pengesahan posisi perempuan versi rezim kekuasaan, diciptakanlah organisasi-organisasi wanita (bukan perempuan) dari pusat hingga tingkat desa/kelurahan: Dharma Wanita, Dharma Pertiwi, dan PKK dengan aktivitas yang justru mengembalikan perempuan ke tatanan perempuan Jawa-feodal: perempuan yang manut pada titah suami, lemah-lembut, bahkan bila perlu swargo nunut, neraka katut (suami ke surga atau ke neraka, istri pun turut). Diskusi ini juga hendak mengulas Jurnal Perempuan edisi 52 Kami Punya Sejarah. Selain bisa berdiskusi anda bisa datang ke pameran buku: Pasaraya Book Fair 2008. Untuk informasi lebih lanjut kontak: Nur Azizah 0818-064-884-63 e-mail: [EMAIL PROTECTED] Yayasan Jurnal Perempuan Jl. Tebet Barat VIII No. 27 Jakarta Selatan 12810 Telp. 62.21. 8370 2005 (Hunting) Fax. 62.21. 830 2434 e-mail : [EMAIL PROTECTED] - Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search.