[ac-i] Bungalow Ubud

2008-11-22 Terurut Topik putu oka sukanta
12.Bungalow Ubud.

 

Di sini selain kamboja, ada lain bunga

dilumat pengembara

 

Entah dicatat dewa, ditonton bidadari

mereka asyik meluluhkan diri.

 

Bali menggelar dua pintu serupa

gang tembus ke sorga dan neraka.

 

 

 Ubud,  15 Oct. 20054

 

12. Ubud bungalow

 

here, as well as frangipani, are other flowers

trodden into the ground by visitors

 

i don't know if they're noted by the gods, watched by angels

they enjoy crushing themselves.

 

bali proffers two matching doors

pathways to heaven and to hell.

 

Ubud 15 Okt 2004

 

Translated by Vern Cork

 

13. Di angkasa 

 

Kusimpan setangkai bunga dari Ubud,

walau semalam sorang sobat berkomentar,

"You are always not at home."

 

Dalam senyumku, aku berbisik

"aku memang sedang mencari rumah

sampai  ke sudut-sudut dunia,

 

karena belum menemukan rumah

karena belum mempunyai rumah"

 

Di angkasa di atas pulau Bali

menuju  Jakarta, rumah yang dicari-cari

matahari menembus jendela, buih riap pantai

awan, berlapis-lapis kesenyapan khayali

 

Tapi memang di sinilah aku berumah

 

Kurogoh dari saku kembang kamboja 

yang kubawa dari Ubud, sudah layu tanpa jiwa

 

Bali - Jakarta, 18 Okt 2004.

 

13. In space

 

i keep a flower from ubud

yet last night a friend commented

"you are always not at home."

 

smiling, i whisper

"actually i am seeking a place to live

anywhere on earth

as i have never yet found a place

as i have never yet owned a place

 

in the sky above bali

heading for jakarta, seeking a home

the sun shines through the window,

clouds, in layers of imaginary silence

 

but this is where i have a house

 

i pull from my pocket the frangipani 

i brought from ubud, it's already limp, soul-less

 

Bali-Jakarta  18 Oct. 2004

translated by Vern Cork

 

Meniti  Titik  Benua


Re: [ac-i] Press release: Festival Batik Nusantara

2008-11-22 Terurut Topik bambang hidayat
sayang baru hari ini saya ketahui.  Terima kasih untuk informasinya.
Bambang Hidayat.

Bambang Hidayat

Pasir Muncang,Dago Atas

PPR-ITB G17

Bandung 40135

Jawa Barat,Indonesia

Tilp./fax: 62-22-250 3375

e-mail   : [EMAIL PROTECTED]

   [EMAIL PROTECTED]

--- On Sat, 11/22/08, infomataya <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: infomataya <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [ac-i] Press release: Festival Batik Nusantara
To: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Date: Saturday, November 22, 2008, 2:03 PM











Press release: 
Festival Batik Nusantara 
23 November 2008 
  
nusantaraku, batikku 
Latar depan 
Luasnya kepulauan nusantara dan begitu beragamnya suku dan tradisi di 
Indonesia, melahirkan banyak sumber mata air tradisi. Salah satunya adalah 
batik.. Batik bukan hanya selembar kain, warna dan bentuk. Dibalik itu tersirat 
potret tradisi dan budayanya, serta nilai filosofi kehidupan masyarakat 
pendukungnya. Batik Sidoarjo, Tuban, Lasem, Madura, Solo, Jogjakarta, 
Pekalongan, Cirebon dan sebagainya mempunyai karakter dan ekspresi kreativitas 
yang berbeda. Dari sinilah lahir suatu kekayaan kreativitas local genius 
nusantara, suatu identitas keindonesiaan. 
Pada Festival Batik Nusantara 2008 ini akan diadakan workshop membatik, fashion 
show batik, dan lomba mewarnai motif batik, yang berinspirasikan motif-motif 
batik nusantara. Motif-motif batik nusantara menjadi sumber inspirasi 
kreativitas, yang bertujuan untuk lebih mencintai budaya lokalnya dan 
menguatkan identitas keindonesiaan dalam ranah interaksi global. Memahami 
nusantara lewat batik adalah usaha meletakkan rasa cinta budaya lokal terhadap 
generai penerus negeri ini. 
  
Tujuan 

Mengenal keindonesiaan via ragam motif batik nusantara. 
Membangun rasa bangga dan rasa memiliki terhadap, bahwa batik benar-benar 
sumber mata air tradisi bangsa Indonesia. 
  
Waktu & Tempat 
23 November 2008, Balaikota Surakarta 
  
Agenda 
  
23 November 2008 
Workshop membatik untuk anak-anak. 
Lomba Mewarnai Motif Batik Tk. Anak-anak 
pk. 08.00 – 14.00 wib, venue: Balaikota Pemkot Surakarta 
peserta: anak-anak tigkat sekolah dasar. 
  
Lomba Fashion Show untuk anak-anak  
pk. 09.00 – 12.00 wib, venue: Pasar Gede Solo 
peserta: anak-anak tingkat sekolah dasar. 
  
Fashion show  batik  
Pergelaran Musik Etnik 
pk. 19.00 – 22.00 wib, venue: Balaikota Pemkot Surakarta 
  
Pameran dan Apresiasi Batik 
Pemutaran Film Dokumenter  
  
Penyelenggara:  
Departemen Kebudayaan & Pariwisata RI bekerjasama dengan Mataya arts&heritage 
  
Contact: 
Heru Prasetya 0816675 808 
  

  




 

















  

Re: [ac-i] Re: [mediacare] Re: Soal Larangan syuting Film Lastri - Eros Djarot

2008-11-22 Terurut Topik bambang hidayat
Dengan itu kita semua belajar bukan?.
Salam,Bambang Hidayat.

Bambang Hidayat

Pasir Muncang,Dago Atas

PPR-ITB G17

Bandung 40135

Jawa Barat,Indonesia

Tilp./fax: 62-22-250 3375

e-mail   : [EMAIL PROTECTED]

   [EMAIL PROTECTED]

--- On Sat, 11/22/08, Miranda <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: Miranda <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [ac-i] Re: [mediacare] Re: Soal Larangan syuting Film Lastri - 
Eros Djarot
To: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Date: Saturday, November 22, 2008, 11:03 PM











:) maaf Mbak Ratna, pertanyaan Bung Hoesein jadi nyasar ke anda.. 
Padahal maksudnya mengacu pada terma yang saya gunakan. 

Bung Hoesein, yang saya maksud dengan fobia komunis yang kronis di sini adalah 
perasaan ketakutan berlebih terhadap paham komunisme dan, menggunakan istilah 
orde baru, 'antek-anteknya'. Kronis, karena ketakutan semacam ini sudah diidap 
oleh masyarakat kita hampir sepanjang rezim orde baru. Bahkan masih mengakar, 
ketika orde reformasi sudah berjalan selama satu dekade, di mana masyarakat 
sudah diberi kesempatan untuk banyak belajar bahwa setiap paham punya sisi 
gelap dan terangnya masing-masing. Satu dekade, bagi saya, bukan waktu yang 
pendek bagi kita untuk mengkaji ulang cara pandang kita terhadap paham 
komunisme, khususnya di Indonesia. 


Sudah banyak sekali media yang mencoba meluruskan fakta sejarah. Sayangnya, 
keterbukaan akses terhadap media-media pembelajaran tersebut memang masih 
sangat terbatas.

terima kasih,
Miranda.

On 11/21/08, hoesein <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:


















Bu Ratna, kalau boleh bertanya, apa yang anda maksudkan dengan fobia komunis 
yang kronis ? Terima kasih

--- Pada Kam, 20/11/08, Miranda  menulis:


Dari: Miranda 

Topik: Re: [ac-i] Re: [mediacare] Re: Soal Larangan syuting Film Lastri - Eros 
Djarot
Kepada: artculture-indonesi [EMAIL PROTECTED] com

Tanggal: Kamis, 20 November, 2008, 9:37 AM




Kalau saya juga boleh menginterpretasi, saya rasa Bung Ging Ginanjar sedang 
melontarkan sinisme perkara bagaimana segelintir masyarakat kita masih juga 
mengidap fobia komunis yang kronis.

salam,

Miranda.


-- 
Miranda
mirandaharlan@ gmail.com

+62 819 317 897 82
+62 274 929 5512

"Everybody lies -- every day; every hour; awake; asleep; in his dreams; in his 
joy; in his mourning." [Mark Twain]

http://12miranda. multiply. com

  




 

















  

Re: [ac-i] Re: [mediacare] Re: Soal Larangan syuting Film Lastri - Eros Djarot

2008-11-22 Terurut Topik Miranda
:) maaf Mbak Ratna, pertanyaan Bung Hoesein jadi nyasar ke anda. Padahal
maksudnya mengacu pada terma yang saya gunakan.

Bung Hoesein, yang saya maksud dengan fobia komunis yang kronis di sini
adalah perasaan ketakutan berlebih terhadap paham komunisme dan, menggunakan
istilah orde baru, 'antek-anteknya'. Kronis, karena ketakutan semacam ini
sudah diidap oleh masyarakat kita hampir sepanjang rezim orde baru. Bahkan
masih mengakar, ketika orde reformasi sudah berjalan selama satu dekade, di
mana masyarakat sudah diberi kesempatan untuk banyak belajar bahwa setiap
paham punya sisi gelap dan terangnya masing-masing. Satu dekade, bagi saya,
bukan waktu yang pendek bagi kita untuk mengkaji ulang cara pandang kita
terhadap paham komunisme, khususnya di Indonesia.

Sudah banyak sekali media yang mencoba meluruskan fakta sejarah. Sayangnya,
keterbukaan akses terhadap media-media pembelajaran tersebut memang masih
sangat terbatas.

terima kasih,
Miranda.

On 11/21/08, hoesein <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>   Bu Ratna, kalau boleh bertanya, apa yang anda maksudkan dengan fobia
> komunis yang kronis ? Terima kasih
>
> --- Pada *Kam, 20/11/08, Miranda <[EMAIL PROTECTED]>* menulis:
>
> Dari: Miranda <[EMAIL PROTECTED]>
> Topik: Re: [ac-i] Re: [mediacare] Re: Soal Larangan syuting Film Lastri -
> Eros Djarot
> Kepada: artculture-indonesia@yahoogroups.com
> Tanggal: Kamis, 20 November, 2008, 9:37 AM
>
>  Kalau saya juga boleh menginterpretasi, saya rasa Bung Ging Ginanjar
> sedang melontarkan sinisme perkara bagaimana segelintir masyarakat kita
> masih juga mengidap fobia komunis yang kronis.
>
> salam,
> Miranda.
>
>
-- 
Miranda
[EMAIL PROTECTED]
+62 819 317 897 82
+62 274 929 5512

"Everybody lies -- every day; every hour; awake; asleep; in his dreams; in
his joy; in his mourning." [Mark Twain]

http://12miranda.multiply.com


[ac-i] Festival Panji Internasional

2008-11-22 Terurut Topik anuv chaviddy
 Radar Mojokerto






  
[ Jum'at, 21 November 2008 ]

  

  Kolaborasi Budaya Tutup Festival Panji




  
  Dihadiri Seniman Dunia dan Kota-Kota di Indonesia


MOJOKERTO - Penampilan teatrikal kolaborasi para seniman
dari berbagai kota menandai penutupan Festival Budaya Panji
Internasional ke-2 yang digelar di Petirtaan Jolotundo Trawas kemarin.
Para seniman ini mengkritik melalui sosok Panji yang diidentikkan
dengan kondisi seorang pemimpin saat ini.

Beberapa orang tampak
membingkai wajahnya dengan topeng. Uniknya, semua topeng tersebut tidak
satupun yang menggambarkan wajah lengkap. Misalnya, ada topeng yang
tidak memiliki mulut, hidung atau mata secara sempurna. ''Kita
menyebutnya ini Teatrikal Panji Remeng,'' ujar Hari Lentho.

Disebut
remeng yang dalam bahasa Jawanya berarti samar karena wajah para pemain
teater ini masih samar. Tidak jelas pancaindra yang menjadi pemanis
wajah mereka. Sengaja dibuat remeng sebagai bentuk kritik sosial
terhadap para pemimpin bangsa Indonesia yang masih samar
keberpihakannya. ''Mereka remeng-remeng matanya, karena tidak tahu
penglihatannya apakah untuk kepentingan rakyat ataukah tidak. Demikian
juga panca indra yang lain,'' katanya menjelaskan.

Dalam aksi
tersebut, sosok Panji juga mendapatkan godaan dari para perempuan. Dan
Panji ini dengan mudah tergoda. Panji dalam aksi kemarin digambarkan
sebagai sosok yang rapuh, muda dirayu dan gampang sakit.

Dipilihnya
tema kritik untuk para pemimpin ini, kata Hari Lentho, karena sosok
Panji sendiri berasal dari bangsawan. Raden Panji dianggap sebagai
titisan Dewa Wisnu, sedang Dewi Sekartaji sebagai titisan dari Dewi
Sri. Di Jawa dan Bali Dewi Sri dihormati sebagai Dewi Padi dan
kesuburan sawah. Banyak ritual dilakukan sebagai bentuk penghormatan
bagi Dewi Sri yang erat dengan cerita tentang Candrakirana. Penyatuan
Panji dan Sekartaji, sebagai bentuk penyatuan pria dan wanita yang
menghasilkan kesuburan atau keturunan, dijadikan simbol kesuburan padi.

Cerita
Panji-seseorang pemimpin yang gagah, bijak, sederhana, mengasihi
sesama, dan baik budi; menyampaikan teknik pertanian organik yang
selaras dengan alam serta nilai penghargaan terhadap lingkungan. Maka,
kesenian budaya Panji adalah cara yang tepat untuk menambahkan
pengetahuan dan pemahaman karena mengandung banyak muatan pendidikan
lingkungan hidup.

Sebelum puncak acara teatrikal ini, para
seniman dari Pulau Dewata Bali juga menggelar ritualnya di Candi
Jolotundo ini. Dengan dipimpin seorang pedada, ritual ini berjalan
lancar sebagai bentuk rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas
berkahnya selama ini.

Puncak acara ini juga dihadiri warga dunia
lainnya. Seperti dari dari Jepang, Jerman, Prancis, Australia dan
lainnya. Sedangkan, seniman dari dalam negeri antara lain dari Sunda,
Jawa Tengah, Malang dan Jakarta. 

Salah satu mahasiswa dari
Jepang, Jasmin yang menyaksikan atraksi ini mengaku kagum dengan
kekayaan budaya di negeri ini. ''Ini kolaborasi budaya yang sungguh
bagus,'' ujar perempuan cantik ini dalam Bahasa Indonesia yang
terbata-bata. (in/yr)




 









 

  Apindo Protes Bupati
 

 

  Mengunjungi Wana Wisata Watublorok di Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto
 

 

  Gudang Karet Terbakar, Rugi Rp 300 Juta
 

 

  Awak Bus PI Mogok, Nyaris Bentrok
 

 

  Semua D-2 Berpeluang Daftar 
 

 

  Masih Ditemukan Jentik Nyamuk
 

 

  Serukan Mogok Masal
 

 

  Dinilai Sekadar Tebar Pesona 
 

 

  Timsel Telusuri Identitas Ganda
 

 

  Saat Awak Bus Puspa Indah dan Armada Angkot Bersitegang
 

 

  Isi Bensin, Mobil Terbakar
 

 

  Pengumuman Ditunda, Pelamar Nggrundel
 

 

  Pertanyakan Kelanjutan PKH 
 

 
   

[ac-i] Press release: Festival Batik Nusantara

2008-11-22 Terurut Topik infomataya

Press release:

Festival Batik Nusantara

23 November 2008



nusantaraku, batikku

Latar depan

Luasnya kepulauan nusantara dan begitu beragamnya suku dan tradisi di
Indonesia, melahirkan banyak sumber mata air tradisi. Salah satunya
adalah batik. Batik bukan hanya selembar kain, warna dan bentuk. Dibalik
itu tersirat potret tradisi dan budayanya, serta nilai filosofi
kehidupan masyarakat pendukungnya. Batik Sidoarjo, Tuban, Lasem, Madura,
Solo, Jogjakarta, Pekalongan, Cirebon dan sebagainya mempunyai karakter
dan ekspresi kreativitas yang berbeda. Dari sinilah lahir suatu kekayaan
kreativitas local genius nusantara, suatu identitas keindonesiaan.

Pada Festival Batik Nusantara 2008 ini akan diadakan workshop membatik,
fashion show batik, dan lomba mewarnai motif batik, yang berinspirasikan
motif-motif batik nusantara. Motif-motif batik nusantara menjadi sumber
inspirasi kreativitas, yang bertujuan untuk lebih mencintai budaya
lokalnya dan menguatkan identitas keindonesiaan dalam ranah interaksi
global. Memahami nusantara lewat batik adalah usaha meletakkan rasa
cinta budaya lokal terhadap generai penerus negeri ini.



Tujuan

1. Mengenal keindonesiaan via ragam motif batik nusantara.
2. Membangun rasa bangga dan rasa memiliki terhadap, bahwa batik
benar-benar sumber mata air tradisi bangsa Indonesia.



Waktu & Tempat

23 November 2008, Balaikota Surakarta



Agenda



23 November 2008

Workshop membatik untuk anak-anak.

Lomba Mewarnai Motif Batik Tk. Anak-anak

pk. 08.00 – 14.00 wib, venue: Balaikota Pemkot Surakarta

peserta: anak-anak tigkat sekolah dasar.



Lomba Fashion Show untuk anak-anak

pk. 09.00 – 12.00 wib, venue: Pasar Gede Solo

peserta: anak-anak tingkat sekolah dasar.



Fashion show  batik

Pergelaran Musik Etnik

pk. 19.00 – 22.00 wib, venue: Balaikota Pemkot Surakarta



Pameran dan Apresiasi Batik

Pemutaran Film Dokumenter



Penyelenggara:

Departemen Kebudayaan & Pariwisata RI bekerjasama dengan Mataya
arts&heritage



Contact:

Heru Prasetya 0816675 808