[ac-i] Fwd: [media-jateng] Komikus, Sakit-Tak Ada Biaya
Note: forwarded message attached. Nuri Aryati Krapyak Rt 01 RW07 Desa Pucangan-Kartasura Solo - Central Java - Indonesia 57167 Ph: +62 271 7060965 Mob: +62 81 2298 6479 www.mugidance.org --- Begin Message --- JAKARTA, KOMPAS - Salah seorang tokoh komik terkemuka Indonesia, RA Kosasih (90), kini berjuang keras untuk sembuh dari penyakit yang dideritanya. Sempat dibawa ke Rumah Sakit Internasional Bintaro, tetapi kemudian pihak keluarga membawanya pulang untuk rawat jalan karena ketiadaan biaya. ”Pihak keluarga hanya mampu merawat di rumah. Biaya untuk rawat inap di rumah sakit tidak ada,” kata Adi Nandra, cucu RA Kosasih, yang kini merawatnya, Rabu (7/1) di Jakarta. Menurut Adi, dalam kondisi sakit sekarang, kakeknya, RA Kosasih, hanya bicara seadanya. Beliau tidak bisa bicara lama dan menurut nasihat dokter harus dibatasi. ”Jumat (9/1) harus dibawa kembali ke rumah sakit untuk mengecek perkembangan, apakah sudah berangsur sembuh atau sebaliknya,” ujar Adi.. Salah seorang sahabat RA Kosasih, Dwi Koendoro, mengatakan, RA Kosasih adalah komikus yang memperkenalkan wayang ke seluruh Nusantara melalui karya-karya komiknya. ”Ia merupakan komikus yang pertama kali menerbitkan komik dalam bentuk buku di Indonesia. Karya-karyanya pada era tahun 1960-an sampai 1970-an sangat dikenal luas,” katanya. RA Kosasih semasa mudanya dikenal sebagai ilustrator di Departemen Pertanian. Menjadi juru gambar buku- buku terbitan Departemen Pertanian di Bogor yang ia mulai tahun 1939. Setelah kemerdekaan, Kosasih serius menekuni komik. Ketika bergabung dengan harian Pedoman Bandung tahun 1953, dua serialnya, Sri Asih dan Siti Gahara, mendapat sambutan publik pada saat itu. Keduanya mengisahkan kehebatan dua wanita dalam menumpas kejahatan. Data di Kompas menyebutkan, setelah komik serial Sri Asih dan Siti Gahara, mengalir karya-karya berikutnya seperti Sri Dewi, sang wanita perkasa yang kemudian disusul komik-komik lainnya, sampai akhirnya ia memilih lakon wayang sebagai tema sentralnya. Karya komik lainnya, Mahabharata dan Ramayana, yang diilhami buku Bhagavadgita, mendapat sambutan luas dan mengalami cetak ulang puluhan kali. (NAL) http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/01/08/00545085/tak.ada.biaya http://media-klaten.blogspot.com/ salam Abdul Rohim --- End Message ---
[ac-i] Invitation To Southeast Asia Conference on Child Sex Tourism
Dear Colleagues, National Coalition for the Elimination of Commercial Sexual Exploitation of Children (ECPAT Indonesia) will hold a Southeast Asia Conference on Child Sex Tourism. This conference will be attended by an estimate of 350 participants from within and outside Southeast Asian countries. The conference will be held in collaboration among ECPAT Indonesia, ECPAT International and UNICEF Indonesia and is supported by the Japan Foundation, Ministry of Woman Empowerment of the Republic of Indonesia, Department of Culture and Tourism of the Republic of Indonesia and Department of Social Affairs of the Republic of Indonesia. On behalf of Center for Study and Child Protection (Pusat Kajian dan Perlindungan Anak PKPA) Medan which is the organizing committee of the conference, I would like to invite local NGOs, UN bodies, international NGOs, governments, business sectors, especially tourism industries, donor agencies and individuals to participate in the conference as either a speaker or a participant. By participating in this conference, I hope that we can share our experiences in combating CSEC all over the world. Those who need a recommendation letter to enable them to get a sponsor and participate in the conference as either a speaker or a participant, please send your email to: seac_...@yahoo.comand forward it to: sofian...@indosat.net.id For more detailed information about the event, please see the attached document or visit our website at: www.pkpa-indonesia.org. Thank you for your attention. = in bahasa Koalisi Nasional untuk Penghapusan Ekploitasi Seksual Komersial Anak (ECPAT Indonesia) akan mengadakan Konferensi tingkat Asia Tenggara untuk menentang Eksploitasi Seksual Anak-Anak di Daerah Pariwisata. Konferensi ini diperkirakan dihadiri oleh 350 peserta dari negara-negara Asia Tenggara dan negara-negara lain di luar kawasan Asia Tenggara. Konferensi ini merupakan hasil kolaborasi antara ECPAT Indonesia, ECPAT Internasional dan juga UNICEF Indonesia. Kegiatan ini juga didukung oleh Japan Foundation, Kementrian Pemeberdayaan Perempuan Republik Indonesia, Departemen Pariwisata Republik Indonesia dan Departemen Sosial Republik Indonesia. Yayasan Pusata Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) Medan sebagai organizing comittee mengundang rekan-rekan NGOs, UN, International NGOs, Pemerintah, Dunia Usaha khususnya bidang pariwisata, Lembaga-lembaga donor dan Individu, untuk bisa berpatisipasi dan bergabung dalam pelaksanaan konferensi tersebut. Partisipasi sebagai peserta maupun sebagai narasumber dan berbagi pengalaman untuk memerangi CSEC di seluruh dunia. Bagi peserta yang membutuhkan surat rekomendasi untuk mendapatkan sponsor baik sebagai peserta maupun narasumber dapat menghubungi PKPA melalui email: seac_...@yahoo.com dan CC ke sofian...@indosat.net.id Informasi lengkap tentang kegiatan ini lihat lampiran di email ini atau kunjungi website PKPA(www.pkpa-indonesia.org) Demikian undangan terbuka ini kami sampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Best regards, Ahmad Sofian Misran Lubis Area Manajer PKPA Nias Address: Jln. Makam Pahlawan, Desa Mudik, Gunungsitoli, Nias-Propinsi Sumatera Utara. Mobil : 0812 606 4126, 0858 3030 1805 Email : lubis...@yahoo.com, pkpanias_tsun...@yahoo.com Web : www.pkpa-indonesia.org, www.niaschild.multiply.com Apakah wajar artis ikut Pemilu? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers. http://id.answers.yahoo.com
[ac-i] CUT09: FIGURE (New Photography from Southeast Asia)
VALENTINE WILLIE FINE ART KL cordially invite you to the opening of CUT09: FIGURE (New Photography from Southeast Asia) On Wednesday, 4 February 2009, at 8pm The exhibition will continue until Tuesday, 21 February 2009 refreshments will be served RSVP Erna, +603 2284 2348 | e...@vwfa.net Valentine Willie Fine Art 1st Floor, 17 Jalan Telawi 3 Bangsar Baru 59100 Kuala Lumpur www.vwfa.net Opening Hours: Mon-Fri, 12 - 8pm. Sat, 12-6pm Closed on Sundays and Public Holidays -- tembi contemporary Jl. Parangtritis Km 8,5 Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul Jogja 55186 INDONESIA t : +62 274 6881919 f : +62 274 368321 e: i...@tembicontemporary.com w: www.tembicontemporary.com OPENING HOURS tues - sat 10 am - 6 pm sunday 11 am - 5 pm monday and public holiday CLOSED Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/
[ac-i] Hik
Intermezzo: Hik Hik adalah tempat saya wedangan setiap hari. Di warung hik saya dapat menemukan sajian menu-menu yang sederhana dan murah: wedang jahe, teh panas, kopi, susu (dengan segala variasinya), dan berbagai gorengan: tempe, tape, tahu susur, tela, rolade (daun singkong yang dibungkus tahu dan tepung). Juga ada menu nasi kucing, sate usus dan kepala ayam. Hik bukan sekedar tempat makan dan minum. Hik juga merupakan tempat yang ideal untuk bersosialisasi dan menjaga hubungan baik dengan orang-orang di sekitar kita. Hik juga menjadi sumber informasi! Berita-berita terkini seputar kampung bisa kita ketahui dengan cepat dari hik. Bahkan implikasi dari kebijakan-kebijakan pemerintah seperti kenaikan BBM dan dana kompensasinya bisa kita rasakan dampaknya di warung hik. Di warung hik kita melihat kebenaran dalam realitas, bukan sekedar kebenaran (Ms' Henry akan menyebutnya pembenaran) di atas kertas. Soal dana kompensasi, misalnya, seorang ketua RT yang juga sering wedangan di hik tersebut mengeluh bahwa ia didesak rakyatnya agar dana kompensasi itu dibagi saja merata untuk seluruh warga. Jika tidak, itu akan mempengaruhi sendi-sendi gotong royong di desa, dan dikhawatirkan pada acara-acara kerja bakti atau hajatan, akan ada orang-orang yang tak bersedia rewang (kerja gotong royong) karena tidak menerima dana kompensasi. Hal-hal seperti itu tidak nampak di atas kertas, tapi di warung hik kita dapat melihatnya begitu jelas. Pejabat dan menteri saya kira harus rutin mengunjungi hik, agar tahu realitas yang sebenarnya di masyarakat. Hik juga merupakan tempat hiburan yang gratis. Saya dapat bermain catur tiap hari hingga tengah malam. Di warung hik tersebut akan ngumpul jagoan-jagoan catur di kampung kami. Salah satunya adalah Kerdil: orangnya pendek dan dia tak terkalahkan. Saya selalu kalah melawan dia. Salah seorang kawan berkelakar, bahwa Kerdil jago main catur karena tubuhnya pendek. Apa soal? Karena tubuhnya pendek, maka jarak hati ke otaknya pun makin singkat: jadi dia lebih cepat menangkap sinyal-sinyal yang memercik dari hati. Meskipun dia hanya berkelakar, saya merenung dalam: kecerdasan yang sejati harus mengalir dari hati, bukan dari pikiran semata. Kecerdasan pikiran melahirkan berbagai ideologi. Satu ideologi melawan ideologi yang lain; satu sistem melawan sistem yang lain. Dan manusia terhimpit di tengahnya. Manusia bisa menjadi begitu kejam demi mempertahankan suatu ideologi (atas nama apapun!). Sedangkan belaskasih, yang mengalir dari hati, tidak bersifat ideologis. Jika saya harus memilih antara suara hati yang penuh belas kasih dan tuntutan ideologi, saya akan menolak ideologi tanpa ragu-ragu. Soal suara hati ini saya teringat essay Mohammad Sobari (pemimpin Kantor Berita Antara) yang saya dengar di Smart FM: "Kata hati, mata hati Bukan kecerdasan, atau kepandaian Buat apa cerdas dan pandai, tapi tak memiliki mata hati dan kata hati yang terang. Mata hati dan kata hati yang selalu bicara ketulusan dan sikap jujur." Salam, www.catatanrenungan.blogspot.com ***
Re: Bls: [ac-i] Gus Dur: "Nenek moyang saya orang tionghoa asli,...
Sejarah Kerajaan Champa Pada abad ke-2 menurut perhitungan orang-orang Kristen, Kerajaan Champa berdiri di wilayah yang modern, Danang. Kerajaan Champa didirikan oleh orang-orang Cham yang secara etnis tidak mempunyai hubungan dengan orang-orang Vietnam, tapi mereka kemungkinan bermigrasi dari area yang sekarang merupakan wilayah milik Indonesia. Ketika kerajaan Funan sebelah selatan Champa dipengaruhi oleh Cina, kerajaan Champa selama 1600 tahun dalam sejarah mendapatkan akibat dari Raja Cina. Akibat dari hal itu, Champa harus mengimbangi kekuatan di antara dua negara tetangganya dalam hal jumlah penduduknya dan pola militer : Vietnam di utara dan Khmer (Kamboja) di selatan. Seperti Funan, kerajaan Champa menerapkan kekuatan perdagangan pelayaran laut yang berlaku hanya di wilayah yang kecil. Di tahun 1471, tentara Vietnam Le Dynasty menaklukan kerajaan Champa. Sekitar 60.000 orang tentara Champa terbunuh, dan sekitar 60.000 orang lainnya diculik untuk dijadikan budak. Kerajaan Champa diperkecil wilayahnya, yang sekarang dikenal dengan nama Nha Trang. Pada tahun 1720 terjadi serangan baru dari tentara Vietnam yang mengancam kerajaan Champa. Seluruh bangsa Cham beremigrasi ke arah barat daya, ke wilayah utara danau Tonle Sap yang sekarang merupakan Kamboja. Selama masa kekuasaan Khmer Merah di Kamboja, terjadi teror dari tahun 1975 sampai tahun 1979. Sekitar 100.000 dari 250.000 orang Cham terbunuh. --- Pada Rab, 14/1/09, nana tedja menulis: Dari: nana tedja Topik: Re: Bls: [ac-i] Gus Dur: "Nenek moyang saya orang tionghoa asli,... Kepada: artculture-indonesia@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 14 Januari, 2009, 5:50 AM Wah ini lucu dan saya cukup tertarik deh. Sebenarnya sama aja kok mau keturunan apa aja. Semua juga manusia, ga ada beda. Kalau dipikir- pikir pasti ga ada yang percaya kalau saya keturunan Cina. Kakek buyut saya dari ibu, orang cina asli, kami manggilnya Bah Lengur, dan itu masih generasi ke 4 dari saya kalau dihitung, berarti masih sangat dekat kan? dan sayangnya kulit putih mandeg nurun sampai ibu saya tok, jadi total kulit saya gelap gulita. Begitu juga dengan anak- anak saya tidak ada yang berkulit putih padahal saya menikah dengan orang Cina. Jadi gen itu belum tentu terlihat diluaran, contohnya di kulit aja yang paling sederhana. Nah, kalau dipikir- pikir lagi, nama keluarga kami juga tidak ada yang menunjukkan nama Cina. Jadi kalau diatas tadi ada yang nyinggung- nyinggung tentang dilihat dari DNA ya tetep ga akan bisa om. Emangnya DNA ada tulisan made in Cina? Tapi lagi- lagi saya salut kok ama Gus Dur, dengan Reformasi- nya itu ada pembauran yang membawa kepada sesuatu yang positif Cheers, Nana Tedja 2009/1/13 chris dharmawan Pasti Gus Dur punya maksud tertentu dibalik statement nya bahwa nenek moyangnya asli Tionghoa. Kalau kita cermati sekali lagi , sangatlah sulit mengklaim seseorang adalah keturunan dari Putri Campa yang hidup pada abad 14, dimana belum ada pencatatan silsilah , apalagi sudah ratusan tahun. Pada kenyataannya para keturunan tionghoa yang hidup di Indonesia hanya bisa mengurutkan nenek moyangnya sampai 4 generasi terdahulu ,alias 200an tahun , dan itu sudah termasuk baik .Selebihnya adalah " konon kabarnya " Soal nama juga meragukan kalau tidak boleh dibilang salah. Nama Tionghoa terdiri dari nama keluarga ( she ) dan 2 kata lagi , dimana kata pertama setelah she selalu sama untuk orang bersaudara kandung.Contoh Tan Hok Liang , kalau punya adik lelaki mungkin jadi Tan Hok Gie dan seterusnya. ( coba cermati nama moyang Gus Dur yang beda nama tengahnya ) Malah yang satu pakai nama tengah " a " . Sebutan "a" adalah panggilan , bukan nama. Misal Hok Liang dipanggil A Liang sedang Hok Gie dipanggil A Gie . Tetapi dibalik itu semua kita bisa menangkap maksud positif dari Gus Dur. Salam ch -- On Mon, 1/12/09, BJD. Gayatri wrote: From: BJD. Gayatri Subject: Re: Bls: [ac-i] Gus Dur: "Nenek moyang saya orang tionghoa asli,... To: artculture-indonesi a...@yahoogroups. com Date: Monday, January 12, 2009, 11:29 PM Menjawab Iani dan Dadang punya komentar Saya kira, justru itulah Gus Dur di jaman dia berkuasa, perlu mengemukakan bahwa dirinya adalah peranakan atau keturunan Cina, untuk menghapuskan dikotomi yang telah dibuat di masa Orde Baru yang selain represif juga menebarkan paham Jawanisasi kemana-mana, yang justru berbahaya dan secara psikologi sosial "sakit". dan kita bangsa Indonesia sudah perlu menyadari bahwa kita ini, sebagai bangsa/ras, adalah percampuran dari beberapa ras yang ada sehingga perlu meniadakan istilah pribumi dan non-pribumi dan hidup dalam alam kebhinekaan itu Tabik Gayatri --- On Tue, 13/1/09, dadang christanto wrote: Date: Tuesday, 13 January, 2009, 7:52 AM Hehehe... Tanya sama Orde Baru, mereka yang paling tahu, karena bisa membedakan mana yang Pribumi dan Nonpribmi. dc --- On Tue, 13/1/09, iani arahmaiani wrote: > From: iani arahmaian
[ac-i] lagu duka sairara orang danau: horas mahu, horas magodang
Lagu Duka Sairara Orang Danau: HORAS MAHU seratus lebih lagu jadul kutelusuri menjelejajahi kisah tapianauli bisakah kau hitung jari berapa sekarang orang mengenalnya modernisasi melecehkan dan mengasingkan diri dari kampung dan rumah ibu bapak sedang hari ini, o boru hasian mungkinkah dipenggal dari semalam kendati aku sering gelagapan disergap ketiba-tibaan rupa-rupa kehilangan di luar duga aku masih saja batak yang mengucap horas mahu harus magodang pada tiba-tiba siapa saja horas adalah harapan anak perkasa anak toba aku masih saja batak anak toba mengubah petaka dalam horas mahu horas magodang seperti sisingamangaraja memilih jalannya lalu kita memilih indonesia dengan darah negeri ini boru hasian tak terbilang mencatat keperkasaan dari pulau ke pulau dari etnik ke etnik o , hasian , boruku percuma kita menyebut diri anak bangsa etnik ini itu yang perkasa jika ternyata kita hanyalah pengecut tukang ratap kehilangan di bawah perjalanan matahari dan bulan pergantian siang dan malam horas mahu horas mogadang horas hasian joras tulang inang dan apang apakah kau paham maknanya? obah tangis o hasian obah jadi keperkasaan orang danau tragedi? ya, hasian ya hidup adalah tragedi itulah laut dan bukit padang kita kembarai sampai tenggelam matahari maka dengan darah kusalam kau bagai anak danau: horas mahu horas magodang horas boru ito hasian gitar habis senar kutabuh tubuhnya senandungkan harapan esok hidup lirik nyanyi gema gitar anak toba orang danau ito hasian anak danau pantang cucurkan air mata horas mahu horas hasian dari toba jangan padamkan cahaya bulan dan matahari jangan padamkan hasian, ito o hasian jangan padamkan dari hatimu aku pun oleh kembara tak pernah takluk dukanya kuobah jadi madu Winter 2009 - JJ. Kusni New Email names for you! Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/
[ac-i] Logat Melayu Malaysia/Singapura Yang Tidak Memiliki Estetika
Dalam menanggapi tulisan saya " My Hero Cinta Laura", seorang miliser bernama Taufik menyatakan keheranannya atas banyaknya orang Indonesia yang tidak menyukai "Singlish" alias Bahasa Inggris Logat Melayu. Si miliser ini bertanya apakah ketidak sukaan itu karena dalam “Singlish” ada logat melayunya?, “bagaimana dengan bahasa Inggris Logat Amerika atau Bahasa Inggris Logat Australia?”, tanyanya. Dengan pertanyaannya itu saya menangkap ada kesan kalau si miliser yang melayu ini seolah-olah menuduh orang seperti saya yang juga melayu ini dan juga orang-orang Indonesia lainnya merasa rendah dengan budaya sendiri ketika disandingkan dengan budaya eropa. Padahal masalahnya bukan itu. Bahasa Inggris sering terdengar eksotis atau minimal unik ketika diucapkan bukan dengan logat aslinya. Misalnya ketika diucapkan dengan logat Perancis. Bagi yang kurang paham maksud saya tontonlah film "Before Sunrise", Film yang disutradarai Richard Linklater, dibintangi oleh Ethan Hawke dan aktris Perancis Julie Delpy. Perhatikan dialog-dialog mereka di film itu, terutama pada adegan ketika 'Celine', karakter yang diperankan oleh Julie Delpy pura-pura menelpon temannya. Dalam dialog itu Bahasa Inggris yang diucapkan oleh lidah Perancis Julie begitu seksinya sampai lelaki normal manapun akan bangkit kelakian-lakiannya saat Julie Delpy mengatakan "Dring..dring". Begitu juga jika bahasa Inggris diucapkan dengan logat Italia yang mengalun-alun. Sebaliknya kalau bahasa Perancis diucapkan dengan lidah Anglo Saxon (Inggris, Amerika dan Australia). Bahasa yang indah itu jadi terdengar jelek sekali. Perhatikan orang Amerika yang mengatakan terima kasih dalam bahasa perancis. "Mersyi Byukyu" kata mereka. Sama sekali tidak indah. Bahasa Inggris juga bisa terdengar menarik ketika diucapkan dengan logat non eropa, misalnya bahasa Inggris logat Jamaika yang diucapkan dengan lidah afrika. Bahkan bahasa Inggris juga bisa terdengar unik ketika diucapkan dengan logat Asia. Contohnya bahasa Inggris logat India. Untuk lebih mengerti maksud saya tontonlah acara ‘Coffee with Karan’. Sebuah acara bincang-bincang yang menghadirkan bintang-bintang Bollywood dengan dipandu oleh Karan sutradara film India legendaris ‘Kuch Kuch Hota Hai’. Dalam acara itu, baik Karan maupun tamu-tamunya semua berbahasa Inggris dengan logat India, tidak asli Inggris tapi terdengar unik dan nyaman buat didengar. Sama sekali tidak mengganggu seperti 'Singlish'. Jadi yang harus diketahui oleh miliser ini adalah; masalah kenapa banyak orang Indonesia yang tidak menyukai Singlish. Itu adalah semata karena masalah estetika. Harus diakui meskipun secara ekonomi jauh dibawah Malaysia/Singapura. Tapi dalam hal memahami estetika orang Indonesia jauh lebih maju dibandingkan orang Malaysia dan Singapura yang sama-sama berakar Melayu. Bukti dari lebih majunya orang Indonesia dalam hal memahami estetika ini bisa kita saksikan beberapa waktu yang lalu. Ketika Malaysia dengan muka tembok tanpa sedikitpun rasa malu mengakui berbagai hasil karya budaya negeri ini sebagai milik mereka. Jadi menurut saya pertanyaan aneh seperti yang diungkapkan si miliser ini bisa muncul adalah semata karena si penanya ini sudah putus salah satu bagian sarafnya yang bertanggung jawab dalam menilai estetika. Masalah kenapa saya dan banyak orang Indonesia tidak menyukai ‘Singlish’ (saya malah membenci) adalah karena satu alasan saja. Logat Malaysia dan Singapura itu adalah salah satu kalau tidak bisa disebut sebagai Logat terjelek di Dunia. Logat Melayu Malaysia/Singapura itu seperti logat Jerman yang sama sekali tidak enak didengar saat dipakai untuk mengucapkan bahasa apapun, termasuk bahasa Jerman sendiri. Bahasa Melayu adalah salah satu bahasa paling Indah di dunia. Tapi Bahasa Melayu yang indah inipun bisa terdengar jelek jika diucapkan dalam logat beberapa daerah. Misalnya ketika bahasa Melayu diucapkan dengan logat Jawa, Madura dan tentu saja logat Batak yang 'best of the best' atau lebih tepat ‘worst of the worst’ alias sejelek-jeleknya logat di Indonesia. Tapi sejelek-jeleknya mendengarkan orang berbicara bahasa Melayu dengan logat lokal itu. Logat-logat yang buruk itu masih jauh lebih enak terdengar di telinga dibanding mendengarkan orang yang berbicara bahasa Melayu dengan logat Malaysia/Singapura, yang bahkah terasa lebih mengganggu di telinga dibanding mendengar ringkikan kuda. Logat Melayu yang paling indah menurut saya adalah Logat Melayu Deli yang dipakai sehari-hari oleh orang Medan dan sekitarnya. Cewek Medan yang bicara dengan logat Melayu Deli, di telinga saya sama seksinya dengan Bahasa Inggris yang diucapkan oleh lidah Perancis Julie Delpy dalam "Before Sunrise", sama-sama bisa langsung membangkitkan syaraf kelaki-lakian saya. Keindahan logat Melayu Deli ini tidak banyak diketahui orang, karena orang di luar Medan tidak banyak yang tahu keindahan Logat asli Medan ini. Medan yang sekarang menjadi ibuk
[ac-i] Musikalisasi Puisi di STKIP PGRI Jombang
MUSIKALISASI DAN TEATRIKALISASI PUISI “SKETSA” Pentas studi oleh prodi Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia angkatan 2007 STKIP PGRI Jombang 17 Januari 2009 pukul 19.00 wib di lapangan tengah STKIP PGRI Jombang Puisi: 1.Kutukan asu (Sindhunata) 2.Munajat Kaum Binatang (Mustofa Bisri) 3.Perempuan Yang Tergusur (WS Rendra) 4.Tanah Air (Emha Ainun Najib) 5.Arus Fulus Hamid Jabbar Terbuka untuk umum dan gratis. Informasi: Imam Ghozali AR STKIP PGRI Jombang Jl Patimura III/200 Jombang Telp 0321-861319, Fax.0321-872365 HP 0888 53 04 497, 081 234 0 33311 Email: igar.tea...@yahoo.co.id
[ac-i] Diskusi Bareng Ratna Sarumpaet di Dewan Kesenian Jatim
UNDANGAN Dewan Kesenian Jawa Timur mengharap kehadiran Bapak/Ibu/Saudara pada Hari Minggu, 18 Januari 2009 Pukul 19.00 – 21.00 WIB Tempat: Sekretariat Dewan Kesenian Jawa Timur Jl. Taman Mayangkara 6 Surabaya Telp/ Fax 031 5610432 Acara: Diskusi Bareng Ratna Sarumpaet Tema: Menyoal Strategi Kebudayaan Kita Pembicara: Ratna Sarumpaet, Jakarta Moderator: Didik Wahyudi Pelaksana: Majalah Kidung Dewan Kesenian Jawa Timur CP: Meimura (0818301252), Ribut W (031-72102178) Terima kasih. Terms of Reference Menghadapi segala perkembangan di era globalisasi, diperlukan strategi kebudayaan. Seperti diterapkan para pendiri bangsa ini, strategi kebudayaan merupakan jalan cerdas yang mempertemukan kepentingan versus nilai. Sebagaimana dilakukan Bung Karno, Bung Hatta, Agus Salim, Tan Malaka, dan Sutan Sjahrir, ketika menapaki jalan tersebut mereka menguasai logika, pemikiran, bahasa, cara-cara organisasi "penjajahnya", kemudian merebutnya dengan pencerdasan kehidupan bangsa. Pencerdasan kehidupan itu dilakukan melalui pendidikan budi pekerti, mentalitas, watak, iman, dan menguasai manajemen ekonomi. Hanya individu yang cerdas, berbudi pekerti dan punya nurani jernihlah yang diharapkan bisa membuat sistem dan konstruksi struktur bagi hidup bersama. Ini merupakan tataran proses peradaban nilai dalam pembatinan pendidikan nilai-nilai. Di lain pihak, disadari pula bahwa tiap manusia lahir dalam tradisi nilai budaya yang sudah ada lebih dahulu, entah berupa adat, adab, agama atau kearifan lokal. Di sini ia "sudah dibentuk atau dikonstruksi" oleh tradisi kearifan-kearifan budaya tempat ia lahir dan berasal. Di sini kebudayaan sering ditafsirkan sebagai "beban tradisi" untuk dihidupkan dalam menghadapi tantangan perubahan-perubahan dunia dan perubahan zaman. Karena itu muncul proses-proses reaktualisasi, restrukturisasi, dan retradisionalisasi budaya. Padahal, sesungguhnya yang kita butuhkan adalah strategi transformasi budaya yang bersifat kritis terhadap nilai yang menjajah kita. Yakni nilai-nilai yang (membuat) dehumanis terhadap sesama dan lingkungan hidup, serta membahasakan secara baru. Transformasi budaya nilai-nilai dilakukan melalui proses dialektika, asimilasi inkulturatif (saling menyesuaikan) atau pun osmosis. Yakni mengambil yang baik untuk dihayati ke depan dengan proses saling membuahi hingga muncul ketangguhan nilai tersebut. Profil Ratna Sarumpaet Ratna pernah kuliah di Fakultas Teknik Arsitektur UKI selama 6 semester sebelum akhirnya dia memutuskan untuk memilih teater sebagai 'hidupnya'. Di tahun 1969, ia belajar berteater selama 10 bulan di Bengkel Teater Rendra dan selanjutnya ia belajar sendiri. Saudara kandung artis Mutiara Sani dan sutradara Sam Sarumpaet ini melakukan debut pementasannya yang berjudul Rubayyat Omar Kayam yang juga karyanya sendiri, tak lama setelah mendirikan Teater Satu Merah Panggung pada 1974. Ratna juga pernah mengelar pementasan Alia dan Jamila dan Sang Presiden. Pada masa Orde Baru, Ratna kerap berurusan dengan polisi terkait aktivitasnya yang vokal dan kerap mengkritik. Bahkan saat menjabat koordinator SIAGA dan menyelenggarakan Indonesian People Power di Ancol, Jakarta pada 1998, Ratna ditangkap dan dipenjarakan di Polda Metro Jaya sebelum dipindahkan ke Rutan Pondok Bambu. Baru tanggal 20 Mei 1998 dirinya dibebaskan. Sejak tahun 1984 sampai sekarang, Ratna sering diundang untuk berbicara dalam berbagai kegiatan seni budaya di luar negeri. Antara lain pada kongres International Woman Playwright II di Adelaide, Australia tahun 1994, dan pembicara pada 4th International Woman Playwright Center di Galway, Irlandia, 1997. Pada tahun yang sama, Ratna diundang melakukan presentasi tentang naskah-naskah drama yang ia tulis di Jerman dan Inggris. Ia juga memberikan pidato di Gedung Palais de Chaillot pada Peringatan 50 tahun Hak Asasi Manusia Sedunia tahun 1998. Panitia peringatan ini juga mengukuhkan Ratna dalam sebuah film dokumenter Les Derniers Prisonniers de Soeharto dengan sineas Bernard Debord yang ditayangkan di Stasion Televisi Arte di Prancis dan Jerman dan beberapa negara berbahasa Prancis lainnya. Pada tahun 1998, Ratna memperoleh penghargaan Female Human Rights special Award dari The Asai Foundation for Human Rights di Tokyo, Jepang serta diundang oleh PEN International sebagai pembicara pada Sydney Writer Festival, Australia dengan judul bahasan Dare to Speak Up. Ia juga hadir sebagai pembicara pada Writer In Prison-PEN International di Khatmandu, Nepal tahun 2000. Di tahun yang sama majalah sastra terkemuka di Amerika MANAO, yang menerbitkan sebagian dari Marsinah Menggugat dalam sebuah buku sastra edisi musim panas, Silent Voices mengundang Ratna melakukan presentasi di Washington, Los Angeles, Madison, New York, dan Hawaii. Pada saat yang bersamaan, ia menjadi tamu Pemerintah Amerika mengunjungi beberapa Negara Bagian di Amerika sebagai tokoh reformasi dan demokrasi Indon
Re: buka partisipasi publik.... Re: [ac-i] Trowulan
Ide yang bagus mbak Gayatri. Sayapun sangat mendukung itu. Statement itu segera dibuat sebagai press release karena keprihatinan bersama dan dikirim secara tertulis melalui faksimili ke media2 cetak. Memang tidak banyak media yg segera merespon, bahkan ada media yang membiarkan saja. Bahwa pernyataan sikap seperti itu akan lebih optimal jika di-on line-kan tentu akan sangat disambut baik oleh para penyusun statement Triwulang untuk Trowulan. Kalau ada kawan2 yg bisa membantu membuatkan petisi on line, monggo saja. Sayapun akan ikut mengisi petisi tersebut. Salam hangat, anggi minarni - Original Message - From: BJD. Gayatri To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Sent: Thursday, January 15, 2009 9:53 PM Subject: buka partisipasi publik Re: [ac-i] Trowulan sebaiknya, petisi atau surat pernyataan keprihatinan semacam ini dibuka juga untuk partisipasi publik yang lebih luas, selaku individu masyarakat sipil (member of civil society) yang juga peduli dan prihatin dengan terjadinya pengrusakan tersebut, seperti yang selalu dilakukan oleh kawan-kawan yang memperjuangkan HAM/Hak Asasi Manusia atau pelanggaran-pelanggaran hukum oleh negara atau oknum tertentu atas nama "demi pembangunan" yang tidak pada tempatnya (developmentalist ideology) agar, pemerintah yang dalam hal ini bertindak atas nama negara TAHU, bahwa rakyat yang sedang dipimpinnya, ternyata tidak berkenan atas sepak-terjangnya yang tidak aspiratif dan justru merusak sendi-sendi pokok sebuah bangsa. ada juga fasilitas petisi on-line misalnya, yang dapat dimanfaatkan. saya kira, banyak dari antara anggota milis ini, sebagai publik hendak turut berpartisipasi dalam memberkan namanya sebagai anggota masyarakat sipil yang peduli tersebut. Tabik Gayatri --- On Thu, 15/1/09, karta pustaka wrote: From: karta pustaka Subject: [ac-i] Trowulan To: artculture-indonesia@yahoogroups.com, media-jo...@yahoogroups.com, "Tembi Rumah Budaya" Cc: "Kunci Newsletter" , kinoki-jo...@googlegroups.com Date: Thursday, 15 January, 2009, 12:02 PM Dear Moderator, Mohon ijin menyampaikan seruan ini demi menyelamatkan aset pusaka budaya bangsa. Terima kasih. TRI WULANG UNTUK TROWULAN Pernyataan sikap dan tuntutan Petro Majapahit untuk pelestarian Situs Trowulan -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG. Version: 7.5.552 / Virus Database: 270.10.6/1887 - Release Date: 1/11/2009 5:57 PM
[ac-i] lagu duka sairara orang danau: nyanyian undan
Lagu Duka Sairara Orang Danau: NYANYIAN UNDAN [Varian dari sebuah lagu rakyat Tibet] tentu saja tak ada undan di toba burung kukenal di kembara danau pagi negeri-negeri utara tak ada tepian danau utara apalagi boru di tepian setia menunggu toba danau utara keduanya punya ombak punya topan menerpa tanpa jeda menanya diri di punggung serambat* kenang basah darah airmata meniti benua selalu juga bertanya kepada undan pencari matahari si orang jauh menitip salam sesempurna paham: bahwa aku masih yang dahulu putera naga anak enggang asuhan gelombang dan topan berumah mimpi yang sepi mengepak undan danau utara mengepak bersayap rindu mengejar mimpi undan atap bumi toba diasuh ombak ditimang gitar angin bukit bagai dahulu aku mengarung badai kembara masih bagai sediakala Winter, 2009 - JJ. Kusni Keterangan: *]. Rambat, bahasa Dayak Katingan, alat pengangkut dari rotan yang biasa digunakan oleh peladang-peladang Dayak ketika bepergian. DIMPAH TASIK * [Varian lagu Gereja Kalimantan Evangelis] tasik adalah misteri tak bergantang kukatakan hari itu di petang yogya sebelum selamat jalan --suatu tafsiran , kau bilang kita bertukar gelak saling paham kau catat di halaman pertama buku kenangan kuarungi, hasian kuarungi tasik kehidupan dengan jiwa yesus setia cinta dan tarung hingga golgotha yang dituhankan pun sempat merasa sendiri di salib oleh perihnya tombak ajal menikam belikat dan kau tahu benar berapa kali atas nama setia aku ditikam karena hitungan narsis adalah gerbang besar pada khianat ajal dan duka di bawah salib tragedi pengungsi eden bersimpuh di sisi maria magdalena sang kekasih tasik dan kematian tasik dan harapan tasik dan pertarungan jelajah kembara cintaku kau tahu itu, hasian tercatat di ombak toba tak reda mengusik tepian dari kembaral ke toba kampunghalaman kutahu jalan pulang Winter 2009 -- JJ. Kusni Get your preferred Email name! Now you can @ymail.com and @rocketmail.com http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/