[ac-i] Fwd: [media-jateng] Komikus, Sakit-Tak Ada Biaya

2009-01-16 Terurut Topik nuri aryati
Note: forwarded message attached.


Nuri Aryati 

Krapyak Rt 01 RW07
Desa Pucangan-Kartasura 
Solo - Central Java - Indonesia 57167
Ph: +62 271 7060965
Mob: +62 81 2298 6479
www.mugidance.org


  --- Begin Message ---


JAKARTA, KOMPAS - Salah seorang tokoh komik terkemuka Indonesia, RA Kosasih 
(90), kini berjuang keras untuk sembuh dari penyakit yang dideritanya. Sempat 
dibawa ke Rumah Sakit Internasional Bintaro, tetapi kemudian pihak keluarga 
membawanya pulang untuk rawat jalan karena ketiadaan biaya.
”Pihak keluarga hanya mampu merawat di rumah. Biaya untuk rawat inap di rumah 
sakit tidak ada,” kata Adi Nandra, cucu RA Kosasih, yang kini merawatnya, Rabu 
(7/1) di Jakarta.
Menurut Adi, dalam kondisi sakit sekarang, kakeknya, RA Kosasih, hanya bicara 
seadanya. Beliau tidak bisa bicara lama dan menurut nasihat dokter harus 
dibatasi.
”Jumat (9/1) harus dibawa kembali ke rumah sakit untuk mengecek perkembangan, 
apakah sudah berangsur sembuh atau sebaliknya,” ujar Adi..
Salah seorang sahabat RA Kosasih, Dwi Koendoro, mengatakan, RA Kosasih adalah 
komikus yang memperkenalkan wayang ke seluruh Nusantara melalui karya-karya 
komiknya.
”Ia merupakan komikus yang pertama kali menerbitkan komik dalam bentuk buku di 
Indonesia. Karya-karyanya pada era tahun 1960-an sampai 1970-an sangat dikenal 
luas,” katanya.
RA Kosasih semasa mudanya dikenal sebagai ilustrator di Departemen Pertanian. 
Menjadi juru gambar buku- buku terbitan Departemen Pertanian di Bogor yang ia 
mulai tahun 1939. Setelah kemerdekaan, Kosasih serius menekuni komik. Ketika 
bergabung dengan harian Pedoman Bandung tahun 1953, dua serialnya, Sri Asih dan 
Siti Gahara, mendapat sambutan publik pada saat itu. Keduanya mengisahkan 
kehebatan dua wanita dalam menumpas kejahatan.
Data di Kompas menyebutkan, setelah komik serial Sri Asih dan Siti Gahara, 
mengalir karya-karya berikutnya seperti Sri Dewi, sang wanita perkasa yang 
kemudian disusul komik-komik lainnya, sampai akhirnya ia memilih lakon wayang 
sebagai tema sentralnya.
Karya komik lainnya, Mahabharata dan Ramayana, yang diilhami buku Bhagavadgita, 
mendapat sambutan luas dan mengalami cetak ulang puluhan kali. (NAL)

 
 
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/01/08/00545085/tak.ada.biaya

 
http://media-klaten.blogspot.com/
 
 
 
salam
Abdul Rohim


  --- End Message ---


[ac-i] Invitation To Southeast Asia Conference on Child Sex Tourism

2009-01-16 Terurut Topik misran lubis
Dear Colleagues,
 
National Coalition for the Elimination of Commercial Sexual Exploitation of 
Children (ECPAT Indonesia) will hold a Southeast Asia Conference on Child Sex 
Tourism. This conference will be attended by an estimate of 350 participants 
from within and outside Southeast Asian countries.
 
The conference will be held in collaboration among ECPAT Indonesia, ECPAT 
International and UNICEF Indonesia and is supported by the Japan Foundation, 
Ministry of Woman Empowerment of the Republic of Indonesia, Department of 
Culture and Tourism of the Republic of Indonesia and Department of Social 
Affairs of the Republic of Indonesia. 
 
On behalf of Center for Study and Child Protection (Pusat Kajian dan 
Perlindungan Anak – PKPA) Medan which is the organizing committee of the 
conference, I would like to invite local NGOs, UN bodies, international NGOs, 
governments, business sectors, especially tourism industries, donor agencies 
and individuals to participate in the conference as either a speaker or a 
participant. 
 
By participating in this conference, I hope that we can share our experiences 
in combating CSEC all over the world. Those who need a recommendation letter to 
enable them to get a sponsor and participate in the conference as either a 
speaker or a participant, please send your email to: seac_...@yahoo.comand 
forward it to: sofian...@indosat.net.id
 
For more detailed information about the event, please see the attached document 
or visit our website at: www.pkpa-indonesia.org. 
 
Thank you for your attention.
 
=
in bahasa
 Koalisi Nasional untuk Penghapusan Ekploitasi Seksual Komersial Anak (ECPAT 
Indonesia) akan mengadakan Konferensi tingkat Asia Tenggara untuk menentang 
Eksploitasi Seksual Anak-Anak di Daerah Pariwisata. Konferensi ini diperkirakan 
dihadiri oleh 350 peserta dari negara-negara Asia Tenggara dan negara-negara 
lain di luar kawasan Asia Tenggara.
 
Konferensi ini merupakan hasil kolaborasi antara ECPAT Indonesia, ECPAT 
Internasional dan juga UNICEF Indonesia. Kegiatan ini juga didukung oleh Japan 
Foundation, Kementrian Pemeberdayaan Perempuan Republik Indonesia, Departemen 
Pariwisata Republik Indonesia dan Departemen Sosial Republik Indonesia. 
 
Yayasan Pusata Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) Medan sebagai organizing 
comittee mengundang rekan-rekan NGOs, UN, International NGOs, Pemerintah, 
Dunia Usaha khususnya bidang pariwisata, Lembaga-lembaga donor dan Individu,  
untuk bisa berpatisipasi dan bergabung dalam pelaksanaan konferensi tersebut. 
 
Partisipasi sebagai peserta maupun sebagai narasumber dan berbagi pengalaman 
untuk memerangi CSEC di seluruh dunia. Bagi peserta yang membutuhkan surat 
rekomendasi untuk mendapatkan sponsor baik sebagai peserta maupun narasumber 
dapat menghubungi PKPA melalui email: seac_...@yahoo.com dan CC ke 
sofian...@indosat.net.id 
 
Informasi lengkap tentang kegiatan ini lihat lampiran di email ini atau 
kunjungi website PKPA(www.pkpa-indonesia.org) 
 
Demikian undangan terbuka ini kami sampaikan atas perhatiannya diucapkan terima 
kasih.
Best regards,
 
Ahmad Sofian 
  Misran Lubis 
Area Manajer PKPA Nias 
Address: Jln. Makam Pahlawan, Desa Mudik, Gunungsitoli, 
Nias-Propinsi Sumatera Utara. 
Mobil : 0812 606 4126, 0858 3030 1805 
Email : lubis...@yahoo.com, pkpanias_tsun...@yahoo.com 
Web : www.pkpa-indonesia.org, www.niaschild.multiply.com 


  Apakah wajar artis ikut Pemilu? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers. 
http://id.answers.yahoo.com

[ac-i] CUT09: FIGURE (New Photography from Southeast Asia)

2009-01-16 Terurut Topik riessa wijaya













VALENTINE WILLIE 
FINE ART KL cordially invite you to the opening 
of
 
CUT09: FIGURE (New Photography 
from Southeast 
Asia)
 
On Wednesday, 4 February 2009, at 
8pm
The exhibition will continue until Tuesday, 21 
February 2009
refreshments will be 
served
RSVP Erna, +603 2284 2348 | 
e...@vwfa.net 
Valentine Willie Fine Art
1st Floor, 17 Jalan Telawi 
3
Bangsar Baru
59100 Kuala 
Lumpur
www.vwfa.net

Opening Hours: Mon-Fri, 
12 - 8pm. Sat, 12-6pm
Closed on Sundays and Public 
Holidays







-- 
tembi contemporary 
Jl. Parangtritis Km 8,5
Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul
Jogja 55186
INDONESIA

t : +62 274 6881919
f : +62 274 368321
e: i...@tembicontemporary.com

w: www.tembicontemporary.com

OPENING HOURS
tues - sat  10 am - 6 pm
sunday      11 am - 5 pm

monday and public holiday CLOSED




  Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari 
Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! 
http://id.messenger.yahoo.com/invite/

[ac-i] Hik

2009-01-16 Terurut Topik yohanessutopo
Intermezzo:
 
 
Hik
 
 
Hik adalah tempat saya wedangan setiap hari. Di warung hik saya dapat 
menemukan sajian menu-menu yang sederhana dan murah: wedang jahe, teh 
panas, kopi, susu (dengan segala variasinya), dan berbagai gorengan: 
tempe, tape, tahu susur, tela,  rolade (daun singkong yang dibungkus 
tahu dan tepung). Juga ada menu nasi kucing, sate usus dan kepala 
ayam.
 
Hik bukan sekedar tempat makan dan minum. Hik juga merupakan tempat 
yang ideal untuk bersosialisasi dan menjaga hubungan baik dengan 
orang-orang di sekitar kita. Hik juga menjadi sumber informasi! 
Berita-berita terkini seputar kampung bisa kita ketahui dengan cepat 
dari hik. Bahkan implikasi dari kebijakan-kebijakan pemerintah 
seperti kenaikan BBM dan dana kompensasinya bisa kita rasakan 
dampaknya di warung hik. Di warung hik kita melihat kebenaran dalam 
realitas, bukan sekedar kebenaran (Ms' Henry akan menyebutnya 
pembenaran) di atas kertas. Soal dana kompensasi, misalnya, seorang 
ketua RT yang juga sering wedangan di hik tersebut mengeluh bahwa ia 
didesak rakyatnya agar dana kompensasi itu dibagi saja merata untuk 
seluruh warga. Jika tidak, itu akan mempengaruhi sendi-sendi gotong 
royong di desa, dan dikhawatirkan pada acara-acara kerja bakti atau 
hajatan, akan ada orang-orang yang tak bersedia rewang (kerja gotong 
royong) karena tidak menerima dana kompensasi. Hal-hal seperti itu 
tidak nampak di atas kertas, tapi di warung hik kita dapat melihatnya 
begitu jelas. Pejabat dan menteri saya kira harus rutin mengunjungi 
hik, agar tahu realitas yang sebenarnya di masyarakat.
 
Hik juga merupakan tempat hiburan yang gratis. Saya dapat bermain 
catur tiap hari hingga tengah malam. Di warung hik tersebut akan 
ngumpul jagoan-jagoan catur di kampung kami. Salah satunya adalah 
Kerdil: orangnya pendek dan dia tak terkalahkan. Saya selalu kalah 
melawan dia. Salah seorang kawan berkelakar, bahwa Kerdil jago main 
catur karena tubuhnya pendek. Apa soal? Karena tubuhnya pendek, maka 
jarak hati ke otaknya pun makin singkat: jadi dia lebih cepat 
menangkap sinyal-sinyal yang memercik dari hati. Meskipun dia hanya 
berkelakar, saya merenung dalam: kecerdasan yang sejati harus 
mengalir dari hati, bukan dari pikiran semata. Kecerdasan pikiran 
melahirkan berbagai ideologi. Satu ideologi melawan ideologi yang 
lain; satu sistem melawan sistem yang lain. Dan manusia terhimpit di 
tengahnya. Manusia bisa menjadi begitu kejam demi mempertahankan 
suatu ideologi (atas nama apapun!). Sedangkan belaskasih, yang 
mengalir dari hati, tidak bersifat ideologis. Jika saya harus memilih 
antara suara hati yang penuh belas kasih dan tuntutan ideologi, saya 
akan menolak ideologi tanpa ragu-ragu. Soal suara hati ini saya 
teringat essay Mohammad Sobari (pemimpin Kantor Berita Antara) yang 
saya dengar di Smart FM:
 
"Kata hati, mata hati
Bukan kecerdasan, atau kepandaian
Buat apa cerdas dan pandai, tapi tak memiliki mata hati dan kata hati 
yang terang.
Mata hati dan kata hati yang selalu bicara ketulusan dan sikap jujur."
 
 
Salam,
www.catatanrenungan.blogspot.com

 
***






Re: Bls: [ac-i] Gus Dur: "Nenek moyang saya orang tionghoa asli,...

2009-01-16 Terurut Topik hoesein
Sejarah
Kerajaan Champa 
Pada abad ke-2 menurut perhitungan orang-orang Kristen, Kerajaan Champa berdiri 
di wilayah yang modern, Danang. Kerajaan Champa didirikan oleh orang-orang Cham 
yang secara etnis tidak mempunyai hubungan dengan orang-orang Vietnam, tapi 
mereka kemungkinan bermigrasi dari area yang sekarang merupakan wilayah milik 
Indonesia. Ketika kerajaan Funan sebelah selatan Champa dipengaruhi oleh Cina, 
kerajaan Champa selama 1600 tahun dalam sejarah mendapatkan akibat dari Raja 
Cina. 
Akibat dari hal itu, Champa harus mengimbangi kekuatan di antara dua negara 
tetangganya dalam hal jumlah penduduknya dan pola militer : Vietnam di utara 
dan Khmer (Kamboja) di selatan. Seperti Funan, kerajaan Champa menerapkan 
kekuatan perdagangan pelayaran laut yang berlaku hanya di wilayah yang kecil. 
Di tahun 1471, tentara Vietnam Le Dynasty menaklukan kerajaan Champa. Sekitar 
60.000 orang tentara Champa terbunuh, dan sekitar 60.000 orang lainnya diculik 
untuk dijadikan budak. Kerajaan Champa diperkecil wilayahnya, yang sekarang 
dikenal dengan nama Nha Trang. 
Pada tahun 1720 terjadi serangan baru dari tentara Vietnam yang mengancam 
kerajaan Champa. Seluruh bangsa Cham beremigrasi ke arah barat daya, ke wilayah 
utara danau Tonle Sap yang sekarang merupakan Kamboja. 
Selama masa kekuasaan Khmer Merah di Kamboja, terjadi teror dari tahun 1975 
sampai tahun 1979. Sekitar 100.000 dari 250.000 orang Cham terbunuh.

--- Pada Rab, 14/1/09, nana tedja  menulis:

Dari: nana tedja 
Topik: Re: Bls: [ac-i] Gus Dur: "Nenek moyang saya orang tionghoa asli,...
Kepada: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 14 Januari, 2009, 5:50 AM







Wah ini lucu dan saya cukup tertarik deh. Sebenarnya sama aja kok mau keturunan 
apa aja. Semua juga manusia, ga ada beda. Kalau dipikir- pikir pasti ga ada 
yang percaya kalau saya keturunan Cina. Kakek buyut saya dari ibu, orang cina 
asli, kami manggilnya Bah Lengur, dan itu masih generasi ke 4 dari saya kalau 
dihitung, berarti masih sangat dekat kan? dan sayangnya kulit putih mandeg 
nurun sampai ibu saya tok, jadi total kulit saya gelap gulita. Begitu juga 
dengan anak- anak saya tidak ada yang berkulit putih padahal saya menikah 
dengan orang Cina. Jadi gen itu belum tentu terlihat diluaran, contohnya di 
kulit aja yang paling sederhana. Nah, kalau dipikir- pikir lagi, nama keluarga 
kami juga tidak ada yang menunjukkan nama Cina. Jadi kalau diatas tadi ada yang 
nyinggung- nyinggung tentang dilihat dari DNA ya tetep ga akan bisa om. 
Emangnya DNA ada tulisan made in Cina? Tapi lagi- lagi saya salut kok ama Gus 
Dur, dengan Reformasi- nya itu ada
 pembauran yang membawa kepada sesuatu yang positif
Cheers, Nana Tedja


2009/1/13 chris dharmawan 










Pasti Gus Dur punya maksud tertentu dibalik statement nya bahwa 
nenek moyangnya asli Tionghoa.
Kalau kita cermati sekali lagi , sangatlah sulit mengklaim seseorang 
adalah keturunan dari Putri Campa yang hidup pada abad 14, dimana
belum ada pencatatan silsilah , apalagi sudah ratusan tahun.

Pada kenyataannya para keturunan tionghoa yang hidup di Indonesia hanya bisa 
mengurutkan nenek moyangnya sampai 4 generasi terdahulu ,alias 200an tahun , 
dan itu sudah termasuk baik .Selebihnya adalah " konon kabarnya "

Soal nama juga meragukan kalau tidak boleh dibilang salah.
Nama Tionghoa terdiri dari nama keluarga ( she ) dan 2 kata lagi , dimana kata 
pertama setelah she selalu sama untuk orang bersaudara kandung.Contoh Tan Hok 
Liang , kalau punya adik lelaki mungkin jadi Tan Hok Gie dan seterusnya. ( coba 
cermati nama moyang Gus Dur yang beda nama tengahnya ) Malah yang satu pakai 
nama tengah " a " . Sebutan "a" adalah panggilan , bukan nama. Misal Hok Liang 
dipanggil A Liang sedang Hok Gie dipanggil A Gie .

Tetapi dibalik itu semua kita bisa menangkap maksud positif dari Gus Dur.

Salam 

ch



-- On Mon, 1/12/09, BJD. Gayatri  wrote:

From: BJD. Gayatri  

Subject: Re: Bls: [ac-i] Gus Dur: "Nenek moyang saya orang tionghoa asli,...

To: artculture-indonesi a...@yahoogroups. com
Date: Monday, January 12, 2009, 11:29 PM









Menjawab Iani dan Dadang punya komentar
 
Saya kira,
justru itulah Gus Dur di jaman dia berkuasa, perlu mengemukakan bahwa dirinya 
adalah peranakan atau keturunan Cina,
untuk menghapuskan dikotomi yang telah dibuat di masa Orde Baru yang
selain represif juga menebarkan paham Jawanisasi kemana-mana,
yang justru berbahaya dan secara psikologi sosial "sakit".
 
dan kita bangsa Indonesia sudah perlu menyadari bahwa
kita ini, sebagai bangsa/ras, adalah percampuran dari beberapa ras yang ada
sehingga perlu meniadakan istilah pribumi dan non-pribumi
dan hidup dalam alam kebhinekaan itu
 
Tabik
Gayatri


--- On Tue, 13/1/09, dadang christanto  wrote:

Date: Tuesday, 13 January, 2009, 7:52 AM




Hehehe...
Tanya sama Orde Baru, mereka yang paling tahu, 
karena bisa membedakan mana yang Pribumi dan Nonpribmi.

dc

--- On Tue, 13/1/09, iani arahmaiani  wrote:

> From: iani arahmaian

[ac-i] lagu duka sairara orang danau: horas mahu, horas magodang

2009-01-16 Terurut Topik sangumang kusni
Lagu Duka Sairara Orang Danau:
 
 
HORAS MAHU
 
seratus lebih lagu jadul kutelusuri
menjelejajahi kisah tapianauli
bisakah kau hitung jari 
berapa sekarang orang mengenalnya
 
modernisasi 
melecehkan dan
mengasingkan diri 
dari kampung
dan rumah ibu bapak
 
sedang hari ini, o  boru hasian
mungkinkah dipenggal dari semalam
kendati aku sering gelagapan disergap ketiba-tibaan
rupa-rupa kehilangan di luar duga
 
aku masih saja batak yang
mengucap horas mahu
harus magodang
pada tiba-tiba
siapa saja
horas adalah harapan anak perkasa
anak toba
 
aku masih saja batak anak toba
mengubah petaka 
dalam horas mahu
horas magodang
seperti sisingamangaraja
memilih jalannya
lalu kita memilih indonesia
dengan darah
 
negeri ini boru hasian
tak terbilang mencatat keperkasaan
dari pulau ke pulau
dari etnik ke etnik
 
o , hasian , boruku
percuma kita menyebut diri anak bangsa
etnik ini itu yang perkasa 
jika ternyata kita hanyalah pengecut tukang ratap kehilangan 
di bawah perjalanan matahari dan bulan
pergantian siang dan malam
 
horas mahu 
horas mogadang
horas hasian
joras tulang 
inang dan apang
apakah kau paham maknanya?
 
obah tangis o hasian
obah jadi keperkasaan orang danau
 
tragedi?
ya, hasian 
ya hidup adalah tragedi
itulah laut dan bukit
padang  kita kembarai
sampai tenggelam matahari
 
maka dengan darah kusalam kau 
bagai anak danau:
horas mahu
horas magodang 
horas boru ito hasian
 
gitar habis senar
kutabuh tubuhnya
senandungkan harapan
esok hidup 
lirik nyanyi 
gema gitar anak toba
orang danau
 
ito hasian anak danau
pantang cucurkan air mata
horas mahu
horas hasian
dari toba
jangan padamkan cahaya 
bulan dan matahari 
jangan padamkan 
hasian, ito o hasian
jangan padamkan 
dari hatimu
aku pun oleh kembara 
tak pernah takluk 
dukanya kuobah jadi madu
 
 
Winter 2009
-
JJ. Kusni


  New Email names for you! 
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/

[ac-i] Logat Melayu Malaysia/Singapura Yang Tidak Memiliki Estetika

2009-01-16 Terurut Topik Win Wan Nur


Dalam menanggapi tulisan saya " My Hero Cinta Laura", seorang
miliser bernama Taufik menyatakan keheranannya atas banyaknya orang Indonesia
yang tidak menyukai "Singlish" alias Bahasa Inggris Logat Melayu. Si
miliser ini bertanya apakah ketidak sukaan itu karena dalam “Singlish” ada
logat melayunya?, “bagaimana dengan bahasa Inggris Logat Amerika atau Bahasa
Inggris Logat Australia?”, tanyanya. 

 

Dengan pertanyaannya itu saya menangkap ada kesan kalau si miliser yang
melayu ini seolah-olah menuduh orang seperti saya yang juga melayu ini dan juga
orang-orang Indonesia lainnya merasa rendah dengan budaya sendiri ketika
disandingkan dengan budaya eropa. 

 

Padahal masalahnya bukan itu. 

 

Bahasa Inggris sering terdengar eksotis atau minimal unik ketika diucapkan bukan
dengan logat aslinya. Misalnya ketika diucapkan dengan logat Perancis. 

 

Bagi yang kurang paham maksud saya tontonlah film "Before
Sunrise", Film yang disutradarai Richard Linklater, dibintangi oleh Ethan
Hawke dan aktris Perancis Julie Delpy. Perhatikan dialog-dialog mereka di film
itu, terutama pada adegan ketika 'Celine', karakter yang diperankan oleh Julie
Delpy pura-pura menelpon temannya. 

 

Dalam dialog itu  Bahasa Inggris yang
diucapkan oleh lidah Perancis Julie begitu seksinya sampai lelaki normal
manapun akan bangkit kelakian-lakiannya saat Julie Delpy mengatakan
"Dring..dring".  Begitu juga
jika bahasa Inggris diucapkan dengan logat Italia yang mengalun-alun.

 

Sebaliknya kalau bahasa Perancis diucapkan dengan lidah Anglo Saxon (Inggris,
 Amerika dan Australia). Bahasa yang
indah itu jadi terdengar jelek sekali. Perhatikan orang Amerika yang mengatakan
terima kasih dalam bahasa perancis. "Mersyi Byukyu" kata mereka. Sama
sekali tidak indah.

 

Bahasa Inggris juga bisa terdengar menarik ketika diucapkan dengan logat non
eropa, misalnya bahasa Inggris logat Jamaika yang diucapkan dengan lidah
afrika. Bahkan bahasa Inggris juga bisa terdengar unik ketika diucapkan dengan
logat Asia. Contohnya bahasa Inggris logat India. 

 

Untuk lebih mengerti maksud saya tontonlah acara ‘Coffee with Karan’. Sebuah
acara  bincang-bincang yang menghadirkan
bintang-bintang Bollywood dengan dipandu oleh Karan sutradara film India
legendaris ‘Kuch Kuch Hota Hai’. 

 

Dalam acara itu, baik Karan maupun tamu-tamunya semua berbahasa Inggris
dengan logat India, tidak asli Inggris tapi terdengar unik dan nyaman buat
didengar. Sama sekali tidak mengganggu seperti 'Singlish'. 

 

Jadi yang harus diketahui oleh miliser ini adalah; masalah kenapa banyak orang
Indonesia yang tidak menyukai Singlish. Itu adalah semata karena masalah
estetika. 

 

Harus diakui meskipun secara ekonomi jauh dibawah Malaysia/Singapura. Tapi
dalam hal memahami estetika orang Indonesia jauh lebih maju dibandingkan orang 
Malaysia
dan Singapura yang sama-sama berakar Melayu. 

 

Bukti dari lebih majunya  orang
Indonesia dalam hal memahami estetika ini bisa kita saksikan beberapa waktu
yang lalu. Ketika Malaysia dengan muka tembok tanpa sedikitpun rasa malu
mengakui berbagai hasil karya budaya negeri ini sebagai milik mereka.

 

Jadi menurut saya pertanyaan aneh seperti yang diungkapkan si miliser ini
bisa muncul adalah semata karena si penanya ini sudah putus salah satu bagian
sarafnya yang bertanggung jawab dalam menilai estetika. 

 

Masalah kenapa saya dan banyak orang Indonesia tidak menyukai ‘Singlish’
(saya malah membenci) adalah karena satu alasan saja. Logat Malaysia dan
Singapura itu adalah salah satu kalau tidak bisa disebut sebagai Logat terjelek
di Dunia. Logat Melayu Malaysia/Singapura itu seperti logat Jerman yang sama
sekali tidak enak didengar saat dipakai untuk mengucapkan bahasa apapun,
termasuk bahasa Jerman sendiri.

 

Bahasa Melayu adalah salah satu bahasa paling Indah di dunia. Tapi Bahasa
Melayu yang indah inipun bisa terdengar jelek jika diucapkan dalam logat 
beberapa
daerah. Misalnya ketika bahasa Melayu diucapkan dengan logat Jawa, Madura dan
tentu saja logat Batak yang 'best of the best' atau lebih tepat ‘worst of the
worst’ alias sejelek-jeleknya logat di Indonesia. 

 

Tapi sejelek-jeleknya mendengarkan orang berbicara bahasa Melayu dengan
logat lokal itu. Logat-logat yang buruk itu masih jauh lebih enak terdengar di
telinga dibanding mendengarkan orang yang berbicara bahasa Melayu dengan logat
Malaysia/Singapura, yang bahkah terasa lebih mengganggu di telinga dibanding
mendengar ringkikan kuda. 

 

Logat Melayu yang paling indah menurut saya adalah Logat Melayu Deli yang
dipakai sehari-hari oleh orang Medan dan sekitarnya. Cewek Medan yang bicara
dengan logat Melayu Deli, di telinga saya sama seksinya dengan Bahasa Inggris
yang diucapkan oleh lidah Perancis Julie Delpy dalam "Before
Sunrise", sama-sama bisa langsung membangkitkan syaraf kelaki-lakian saya.


 

Keindahan logat Melayu Deli ini tidak banyak diketahui orang, karena orang
di luar Medan tidak banyak yang tahu keindahan Logat asli Medan ini. Medan yang
sekarang menjadi ibuk

[ac-i] Musikalisasi Puisi di STKIP PGRI Jombang

2009-01-16 Terurut Topik abdul malik


MUSIKALISASI  DAN TEATRIKALISASI PUISI “SKETSA”

Pentas studi oleh prodi Pendidikan
bahasa dan sastra Indonesia
angkatan 2007

STKIP PGRI Jombang

 

17 Januari 2009 pukul
19.00 wib di lapangan tengah STKIP PGRI Jombang

 

Puisi:

1.Kutukan asu
(Sindhunata)

2.Munajat Kaum Binatang
(Mustofa Bisri)

3.Perempuan Yang Tergusur
(WS Rendra)

4.Tanah Air (Emha Ainun
Najib)

5.Arus Fulus Hamid Jabbar

 

Terbuka untuk umum dan
gratis.

 

Informasi:

Imam Ghozali AR

STKIP PGRI Jombang

Jl Patimura III/200
Jombang

Telp 0321-861319, Fax.0321-872365

HP 0888 53 04 497, 081
234 0 33311

Email:
igar.tea...@yahoo.co.id

 

 




  

[ac-i] Diskusi Bareng Ratna Sarumpaet di Dewan Kesenian Jatim

2009-01-16 Terurut Topik abdul malik


 

UNDANGAN

 

Dewan
Kesenian Jawa Timur mengharap kehadiran Bapak/Ibu/Saudara pada 

 

Hari Minggu,
18 Januari 2009

Pukul 19.00 – 21.00 WIB

Tempat:

Sekretariat Dewan Kesenian Jawa Timur

Jl. Taman Mayangkara 6 Surabaya

Telp/ Fax 031 5610432



Acara:

Diskusi Bareng Ratna Sarumpaet 



Tema:

Menyoal Strategi Kebudayaan Kita



Pembicara:

Ratna Sarumpaet, Jakarta



Moderator:

Didik Wahyudi

 

Pelaksana:

Majalah Kidung

Dewan Kesenian Jawa Timur



CP: Meimura (0818301252), Ribut W (031-72102178)

 

Terima kasih.







Terms of Reference

Menghadapi segala perkembangan di era globalisasi, diperlukan strategi
kebudayaan. Seperti diterapkan para pendiri bangsa ini, strategi kebudayaan
merupakan jalan cerdas yang mempertemukan kepentingan versus nilai. 

Sebagaimana dilakukan Bung
Karno, Bung Hatta, Agus Salim, Tan Malaka, dan Sutan Sjahrir, ketika menapaki 
jalan tersebut
mereka menguasai logika, pemikiran, bahasa, cara-cara organisasi
"penjajahnya", kemudian merebutnya dengan pencerdasan kehidupan
bangsa. Pencerdasan kehidupan itu dilakukan melalui pendidikan budi pekerti,
mentalitas, watak, iman, dan menguasai manajemen ekonomi. 

Hanya individu yang cerdas, berbudi pekerti dan punya nurani jernihlah yang
diharapkan bisa membuat sistem dan konstruksi struktur bagi hidup bersama. Ini
merupakan tataran proses peradaban nilai dalam pembatinan pendidikan
nilai-nilai. 

Di lain pihak, disadari pula bahwa tiap manusia lahir dalam tradisi nilai
budaya yang sudah ada lebih dahulu, entah berupa adat, adab, agama atau
kearifan lokal. Di sini ia "sudah dibentuk atau dikonstruksi" oleh
tradisi kearifan-kearifan budaya tempat ia lahir dan berasal. Di sini
kebudayaan sering ditafsirkan sebagai "beban tradisi" untuk
dihidupkan dalam menghadapi tantangan perubahan-perubahan dunia dan perubahan
zaman. Karena itu muncul proses-proses reaktualisasi, restrukturisasi, dan
retradisionalisasi budaya.

Padahal, sesungguhnya yang kita butuhkan adalah strategi transformasi budaya
yang bersifat kritis terhadap nilai yang menjajah kita. Yakni nilai-nilai yang
(membuat) dehumanis terhadap sesama dan lingkungan hidup, serta membahasakan
secara baru. Transformasi budaya nilai-nilai dilakukan melalui proses
dialektika, asimilasi inkulturatif (saling menyesuaikan) atau pun osmosis.
Yakni mengambil yang baik untuk dihayati ke depan dengan proses saling membuahi
hingga muncul ketangguhan nilai tersebut. 





Profil Ratna Sarumpaet

Ratna pernah kuliah di
Fakultas Teknik Arsitektur UKI selama 6 semester sebelum akhirnya dia
memutuskan untuk memilih teater sebagai 'hidupnya'. Di tahun 1969, ia belajar
berteater selama 10 bulan di Bengkel Teater Rendra dan selanjutnya ia belajar
sendiri. Saudara kandung artis Mutiara Sani dan sutradara Sam Sarumpaet ini
melakukan debut pementasannya yang berjudul Rubayyat Omar Kayam yang
juga karyanya sendiri, tak lama setelah mendirikan Teater Satu Merah Panggung
pada 1974. Ratna juga pernah mengelar pementasan Alia dan Jamila dan Sang
Presiden.

Pada masa Orde Baru, Ratna kerap berurusan dengan polisi
terkait aktivitasnya yang vokal dan kerap mengkritik. Bahkan saat menjabat
koordinator SIAGA dan menyelenggarakan Indonesian People Power di Ancol, 
Jakarta pada 1998, Ratna
ditangkap dan dipenjarakan di Polda Metro Jaya sebelum dipindahkan ke Rutan
Pondok Bambu. Baru tanggal 20 Mei 1998 dirinya dibebaskan.

Sejak tahun 1984 sampai
sekarang, Ratna sering diundang untuk berbicara dalam berbagai kegiatan seni
budaya di luar negeri. Antara lain pada kongres International Woman
Playwright II di Adelaide, Australia tahun 1994, dan pembicara pada 4th
 International Woman Playwright
  Center di Galway, Irlandia, 1997. Pada tahun yang sama, Ratna
 diundang melakukan presentasi tentang naskah-naskah drama yang ia tulis di 
Jerman dan Inggris. Ia juga memberikan pidato di Gedung
 Palais de Chaillot pada Peringatan 50 tahun Hak Asasi Manusia Sedunia tahun
 1998. Panitia peringatan ini juga mengukuhkan Ratna dalam sebuah film
 dokumenter Les Derniers Prisonniers de Soeharto dengan sineas Bernard Debord
 yang ditayangkan di Stasion Televisi Arte di Prancis dan Jerman dan beberapa 
negara berbahasa Prancis
 lainnya.

Pada tahun 1998, Ratna
memperoleh penghargaan Female Human Rights special Award dari The Asai
Foundation for Human Rights di Tokyo, Jepang serta diundang oleh PEN
International sebagai pembicara pada Sydney Writer Festival, Australia
dengan judul bahasan Dare to Speak Up. Ia juga hadir sebagai pembicara
pada Writer In Prison-PEN International di Khatmandu,
  Nepal tahun 2000. Di tahun yang sama majalah
  sastra terkemuka di Amerika MANAO, yang menerbitkan sebagian dari Marsinah
  Menggugat dalam sebuah buku sastra edisi musim panas, Silent Voices
  mengundang Ratna melakukan presentasi di Washington, Los Angeles, Madison, 
New York, dan Hawaii. Pada saat yang bersamaan, ia menjadi
  tamu Pemerintah Amerika mengunjungi beberapa Negara Bagian di Amerika sebagai
  tokoh reformasi dan demokrasi Indon

Re: buka partisipasi publik.... Re: [ac-i] Trowulan

2009-01-16 Terurut Topik karta pustaka
Ide yang bagus mbak Gayatri. Sayapun sangat mendukung itu. Statement itu segera 
dibuat sebagai press release karena keprihatinan bersama dan dikirim secara 
tertulis melalui faksimili ke media2 cetak. Memang tidak banyak media yg segera 
merespon, bahkan ada media yang membiarkan saja. 

Bahwa pernyataan sikap seperti itu akan lebih optimal jika di-on line-kan tentu 
akan sangat disambut baik oleh para penyusun statement Triwulang untuk 
Trowulan. Kalau ada kawan2 yg bisa membantu membuatkan petisi on line, monggo 
saja. Sayapun akan ikut mengisi petisi tersebut.

Salam hangat,
anggi minarni

  - Original Message - 
  From: BJD. Gayatri 
  To: artculture-indonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, January 15, 2009 9:53 PM
  Subject: buka partisipasi publik Re: [ac-i] Trowulan


sebaiknya,
petisi atau surat pernyataan keprihatinan semacam ini
dibuka juga untuk partisipasi publik yang lebih luas,
selaku individu masyarakat sipil (member of civil society)
yang juga peduli dan prihatin dengan terjadinya pengrusakan tersebut,
seperti yang selalu dilakukan oleh kawan-kawan
yang memperjuangkan HAM/Hak Asasi Manusia
atau pelanggaran-pelanggaran hukum oleh negara atau oknum tertentu
atas nama "demi pembangunan" yang tidak pada tempatnya 
(developmentalist ideology)

agar,
pemerintah yang dalam hal ini bertindak atas nama negara
TAHU,
bahwa rakyat yang sedang dipimpinnya, ternyata
tidak berkenan atas sepak-terjangnya yang tidak aspiratif
dan justru merusak sendi-sendi pokok sebuah bangsa.

ada juga fasilitas petisi on-line misalnya,
yang dapat dimanfaatkan.

saya kira, banyak dari antara anggota milis ini, sebagai publik
hendak turut berpartisipasi dalam memberkan namanya
sebagai anggota masyarakat sipil yang peduli tersebut.

Tabik
Gayatri


--- On Thu, 15/1/09, karta pustaka  wrote:

  From: karta pustaka 
  Subject: [ac-i] Trowulan
  To: artculture-indonesia@yahoogroups.com, 
media-jo...@yahoogroups.com, "Tembi Rumah Budaya" 
  Cc: "Kunci Newsletter" , 
kinoki-jo...@googlegroups.com
  Date: Thursday, 15 January, 2009, 12:02 PM



  Dear Moderator, 
  Mohon ijin menyampaikan seruan ini demi menyelamatkan aset pusaka 
budaya bangsa. Terima kasih.







  TRI WULANG UNTUK TROWULAN



  Pernyataan sikap dan tuntutan Petro Majapahit 

  untuk pelestarian Situs Trowulan




   



   


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG. 
  Version: 7.5.552 / Virus Database: 270.10.6/1887 - Release Date: 1/11/2009 
5:57 PM


[ac-i] lagu duka sairara orang danau: nyanyian undan

2009-01-16 Terurut Topik sangumang kusni
Lagu Duka Sairara Orang Danau:
 
 
NYANYIAN UNDAN
[Varian dari sebuah lagu rakyat Tibet]
 
tentu saja tak ada undan di toba 
burung kukenal di kembara 
danau pagi 
negeri-negeri utara
 
tak ada tepian 
danau utara
apalagi boru 
di tepian 
setia menunggu
 
toba 
danau utara
keduanya punya ombak
punya topan
menerpa tanpa jeda
menanya diri
 
di punggung serambat* kenang
basah darah airmata
meniti benua
selalu juga bertanya
 
kepada undan
pencari matahari
si orang jauh menitip salam
sesempurna paham:
 
bahwa aku masih yang dahulu
putera naga anak enggang
asuhan gelombang
dan topan 
berumah mimpi yang sepi
 
mengepak undan danau utara
mengepak bersayap rindu
mengejar mimpi
undan atap bumi
 
toba
diasuh ombak
ditimang gitar 
angin bukit
bagai dahulu
 
aku mengarung badai kembara 
masih bagai sediakala
 
 
Winter, 2009
-
JJ. Kusni
 
Keterangan:
*]. Rambat, bahasa Dayak Katingan, alat pengangkut dari rotan yang biasa 
digunakan oleh peladang-peladang Dayak ketika bepergian. 
 
 
DIMPAH TASIK *
[Varian lagu Gereja Kalimantan Evangelis]
 
tasik adalah misteri
tak bergantang
kukatakan hari itu 
di petang yogya sebelum selamat jalan 
--suatu tafsiran , kau bilang
kita bertukar gelak saling paham
kau catat di halaman pertama buku kenangan 
 
kuarungi, hasian
kuarungi tasik kehidupan
dengan jiwa yesus  
setia cinta dan tarung
hingga golgotha
 
yang dituhankan pun sempat merasa sendiri di salib
oleh perihnya tombak ajal menikam belikat
dan kau tahu benar berapa kali atas nama setia aku ditikam
karena hitungan narsis adalah gerbang besar pada khianat  
 
ajal dan duka
di bawah salib tragedi pengungsi eden
bersimpuh
di sisi maria magdalena
sang kekasih
 
tasik dan kematian
tasik dan harapan
tasik dan pertarungan
jelajah kembara cintaku
kau tahu itu, hasian
 
tercatat di ombak toba
tak reda mengusik tepian
dari kembaral
ke toba kampunghalaman 
kutahu jalan pulang 
 
Winter 2009
--
JJ. Kusni


  Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/