[ac-i] Cerita Mata Tentang Garis Lurus Taufiq Ismail, Ikranagara dan JJ Kusni

2009-02-23 Terurut Topik BISAI
Rekonsiliasi: Tidak
Perdamaian total: Tidak
Anti Komunis: Ya
Kolaborasi: Ya
Dendam:  Taufik: Ya
 JJKusi: tidak
Pemenang: Taufik Ismail
Hina dina : JJ Kusni

Rasa mewakili: Lekra: 0 persen
   Manikebu: 100 persen




Peluk-pelukan: homosexuil: 99 persen
  proforma: 1 persen
Rasa malu:Taufik: 0
   Kusni: 0,0
Motivasi: ingin menonjolkan diri: Taufik: 100 persen
 Kusni:  100 persen
 ingin mengawetkan nama: Taufik: 100 persen
  Kusni: 100 persen

Biro Statistik Bisai
 




- Original Message - 
From: Yonathan Rahardjo 
To: sastra-pembeba...@yahoogroups.com 
Sent: Monday, February 23, 2009 12:45 PM
Subject: #sastra-pembebasan# Cerita Mata Tentang Garis Lurus Taufiq Ismail, 
Ikranagara dan JJ Kusni


Jumlah mata yang menetap mereka begitu susah dihitung, dalam ruang
yang sore itu menjadi sempit. Ikranagara duduk di tengah diapit Taufiq
Ismail di sisi kanannya sedang JJ Kusni di sisi kirinya. Mereka yang
duduk di kursi bermeja laksana sebujur roti manis dikerumuni
semut-semut yang serentak diam ketika M Guntur Romli mengatakan dengan
pengeras, acara akan dimulai. Dan, bermainlah Ikranagara dengan
perannya sebagai moderator. JJ Kusni dipersilakan memulai, dan orang
yang dibilang benak hadirin mewakili Lekra (Lembaga Kebudayaan
Kebudayaan rakyat) ini pun memilih berdiri, karena bicara sambil duduk
membuatnya merasa tertekan. lain halnya dengan Taufiq Ismail yang pada
gilirannya bicara nanti bicara ia memilih duduk dengan berkata,
"Kedudukan itu enak."

Dari pembicaraan mereka plus tanya jawab dengan hadirin, JJ Kusni dan
Taufiq mengakui, buku Kusni yang dibahas sore itu memang bermula dari
surat Taufiq Ismail kepada JJ Kusni merupakan respon dari pembacaan
Taufiq atas tulisan Kusni yang tentang pertemuan dengan Sitor
Situmorang di Paris bagian 5. Respon itu berupa tulisan taufiq yang
dipresentasikan di depan mahasiswa UI saat dialog dengan Pramoedya
Ananta Toer pada 2000, dan satunya lagi saya lupa. Respon Taufiq pun
dibalas dengan banyak tulisan JJ Kusni, yang kesemuanya menjadi
bab-bab dalam buku yang dibahas sore itu plus tulisan Kusni di Jurnal
HAM dan Demokrasi Habibie Center. Sayangnya, tak ada penjualan buku
tersebut pada acara itu sehingga nyaris seluruh hadirin tidak membaca
dan mendapatkan buku terbitan Ultimus itu sore itu.

Dalam pertemuan itu, intinya JJ Kusni menegaskan bahwa di situ ia
tidak mewakili Lekra, meski ia orang Lekra. Apalagi, di antara hadirin
Martin Aleida dengan berang mengatakan bahwa JJ Kusni sebagai
sastrawan di jajaran Lekra tidaklah ada apa-apanya, menyitir
pernyataan SMS Saut Sitomorang yang disebut juga oleh Martin sore itu.
JJ Kusni yang doktor sejarah, dianggap Martin tidak pas bicara tentang
sejarah Lekra; meski doktor sejarah yang keberadaannya secara
subyektif mengurangi keobyektifan sudut pandang menyeluruh tentang
Lekra. Penegasan Kusni bahwa ia hanya mewakili dirinya sendiri,
memuncakkan sandiwara sore itu dengan kekuatan pribadi: minimal ada
seorang JJ Kusni dan seorang Taufiq Ismail yang 'bersalaman bahkan
berangkulan' untuk sebuah peramaian total (istilah Taufiq) atau
rekonsiliasi (istilah Ikra).

Di sisi Taufiq Ismail, tak pernah reda (tampak sekali dari caranya
bicara dan dari statement-statemennya yang tertuang dalam makalah yang
dibacakan pada sore hari itu) dendam kesumatnya terhadap ideologi
komunis yang dengan nyata dikaitkan dengan keberadaan Lekra dan tentu
saja JJ Kusni yang dianggap orang mewakili Lekra pada acara dialog
yang diselenggarakan oleh Teater Utan Kayu, Rabu minggu ini. Dendam
Taufiq dengan memojokkan komunisme ditambah dengan
pernyataan-pernyataabn tentang Ada sebuah jalinan antara Jakarta
dengan benua darat kala itu. Entah apa yang menyebabkan jalinan itu
begitu terasa. Dendam sang penyair terhadap lawan politiknya
mengedepankan kebangkitan dari kubur para pendiri paham yang keras
berkokoh pada keyakinan. Bahkan dari dalam kubur di London dan Moskow
dibangkitkannya mereka, Karl Marx dan Lenin, dengan rantai panjang
yang disulurkan dari kegelapan masa silam yang membelenggu pengikutnya
hingga masa kini.

Namun dengan lihainya, Taufiq malah menunjukkan dan mengatakan betapa
dendam itu dimiliki oleh para pengikut Marx dan Lenin, dan dia sedih
karenanya. Tidak seperti yang dilakoni Malaysia yang menghapuskan
diskriminasi partai komunia malaysia dan Afrika Selatan yang mampu
menyelenggarakan rekonsiliasi nasional, Taufiq menyesali, mengapa
Indonesia negerinya ini tidak mampu lepas dari denam itu. Yang
anehnya, Taufiq mengatakan, dendam ini adalah pada kaum kiri. Dan dia
menggempur dengan pernyataan mestinya kaum ini mau melupakan dendam
itu dan sedia menciptakan perdamaian total dengan kelompoknya.

Taufiq yang bukan korban kebiadaban pembantaian berjuta-juta orang PKI
dan yang dianggap kelompoknya, mala

[ac-i] Tanggapan Buat bung Asahan

2009-02-23 Terurut Topik BISAI
Bung Rudi Hartono yang baik,
Saya berikan ruang yang seluas luasnya pada bung untuk untuk mempreteli pribadi 
saya yang bung lakukan dengan metode psiko-analis dan saya mengharapkan akan 
ada dignose selanjutnya tentang diri saya dan penegasan terapi yang menurut 
bung saya butuhkan. Mengikuti metode bung maka jawaban saya, saya selipkan di 
antara alinea-alinea komentar bung, agar tidak terlalu memberati berbagai 
Mailing-list dengan berpuluh gerbong batu kerikil kiriman bung untuk 
diterbangkan ke mayapada yang masih belum bebas gaya berat.



- Original Message -
From: S Manap
To: Hongkong indonesia
Sent: Monday, February 23, 2009 1:05 PM
Subject: [HKSIS] VB: #sastra-pembebasan# Tanggapan Buat bung Asahan



  Diteruskan dari Sastra Pembebasan.
   S.Manap.

  --- Den mån 2009-02-23 skrev Rudy hartono :

Från: Rudy hartono 
Ämne: #sastra-pembebasan# Tanggapan Buat bung Asahan
Till: sastra-pembeba...@yahoogroups.com
Datum: måndag 23 februari 2009 11.59


Saya menanggapi bung asahan dari dua hal; pertama, soal pentingnya
bagi kaum pergerakan memanfaatkan arena politik formal, termasuk
parlemen, dalam situasi Indonesia saat ini. kedua, soal revolusioner
dan reformisme. Ketiga, kembali menguji tesis bung asahan, bahwa
golput merupakan metode paling tepat pada saat ini, sehingga perlu
dikembangkan.

Dalam berbagai perdebatan di milis, bung asahan selalu mengambil peran
sebagai pengeritik pedas, seolah-olah ia adalah pewaris paling sah dan
benar dari tradisi revolusioner di Indonesia. Tidak sedikit dari
perdebatan dan kritik itu, menurut saya, bung Asahan justru masuk
dalam polemik kekanak-kanakan, ibarat kakek yang selalu menyalahkan
cucunya, tanpa menyadari adanya perubahan-perubahan situasi yang
melingkupi dia dan cucunya.
Asahan:
Bung telah salah kalau mengatakan "kritik pedas"yang saya lancarkan 
dalam berbagai perdebatan di milis-milis, adalah pewaris paling sah dari 
tradisi revolusioner di di Indonesia. Menurut saya, tradisi revolusioner di 
Indonesia adalah perlawanan tegas terhadap kontrarevolusioner, kaum kolonialis 
dan Imperialis. Oleh sebab itulah lahir revolusi Agusrtus 1945, pecah 
pembrontakan 1926, melawan terror putih 1948 yang semua itu bukan dengan 
tradisi kritik pedas tapi adalah perlawanan lengkap antara hidup dan mati, 
antara siapa yang menang siapa yang kalah. Bung telah mereduksi tradisi 
revolusioner rakyat Indonesia hingga minimal: sekedar kritik pedas.
Bung telah membikin saya menjadi dua manusia yang berbeda usia: sebagai 
anak-anak dan sebagai kakek-kakek. Tapi kalau kesimpulan psikologis bung bahwa 
saya telah masuk dalam polemik kekanak-kanakan, saya masih belum merasa terhina 
seperti yang bung kehendaki, tapi bukan karena saya arogan. Logis saja karena 
bung merasa ingin lebih dewasa dari saya, itu adalah hak bung. Tapi sayapun 
merasa bekerja keras untuk mengangkat bung sebagai orang dewasa dan itu tidak 
berhasil. Juga logis, karena keinginan bung menjadi orang dewasa jauh lebih 
besar daripada keadaan bung yang sesungguhnya yang itu bung tunjukkan dalam 
cara bung menilai orang lain.Tapi biarlah saya kekanak-kanakan sebagai yang 
bung maui. Tapi sebagai kanak-kanak, saya adalah kanak-kanak yang berpikir dan 
tidak menjadi orang tua yang hanya berceloteh sepanjang hari tanpa mengerti apa 
yang dia maui. Apakah bung tidak merasa demikian?
Dunia memang suduh sangat berubah. Tapi setiap orang punya penanggapan 
sendiri tentang perubahan-perubahan yang dilihatnya maupun yang dirasakannya. 
Bung bersama  dengan teman-teman bung, masih terbius dengan Parlemen minded 
yang pernah membikin PKI demam di masa lalu. Tak usah panjang-panjang, hasilnya 
semua kita tahu. Bung melihat perubahan itu sebagai sekedar ganti tempat tidur 
tapi dalam kamar yang sama.

Menurut saya, fikiran bung asahan sangat dipengaruhi oleh beberapa hal;
pertama, Bung asahan sedang bermukim diluar negeri, kalau tidak salah
di Hoofddorp, Belanda. Dalam menyimak perkembangan situasi politik dan
ekonomi di dalam negeri, ia lebih banyak mengacu pada berita-berita
surat kabar, media online, ataupun berdiskusi dengan orang-orang
Indonesia tertentu. Media di Indonesia, baik online maupun cetak,
banyak mengambil bagian dalam promosi neoliberal dan mendepolitisasi
rakyat.
Asahan:
Saya"banyak mengambil bagian dalam promosi neoliberal dan mendepolitasi 
rakyat" ujar bung. Saya kira bung terlalu dalam kesurupan semboyan "Anti 
Neoliberal" menjelang demam Pemilu. Saya yakin semboyan yang kurang dikenal 
rakyat itu akan gagal  yang bung begitu gandrung turut mereklamekannya secara 
besar-besaran. Bung dan mungkin juga Partai Bung, meneriakkan semboyan "Anti 
Neoliberal"tapi aparat atau kaki tangan Neoliberal di Indonesia, tidak berani 
bung sebut namanya, ide

Re: [ac-i] Undangan Dialog Manifes Kebudayaan dan Lekra di TUK

2009-02-23 Terurut Topik flubis


Rekonsiliasi dan transformasi tanpa ada kemauan sungguh-sungguh, itikad
baik, kedewasaan dan kematangan berpikir dalam bertindak untuk kepentingan
yang lebih besar dari semua pihak akanlah mustahil. Bangsa ini akan terus
saja tercabik-cabik oleh kepentingan kelompok dan golongan sehingga terus
saja menjadi bangsa yang tidak dihargai dan dihormati bangsa-bangsa lain.
"Een natie van koelis en koeli van naties" kata Bung Karno
seperti yang kita saksikan selama ini.
Firman Lubis



 Rekonsiliasi tanpa transformasi adalah omong kosong.
> 
> dc
> 
> 
> --- On Mon, 23/2/09,
yus adi  wrote:
> 
>>
From: yus adi 
>> Subject: Re: [ac-i] Undangan Dialog Manifes Kebudayaan dan
Lekra di TUK
>> To: artculture-indonesia@yahoogroups.com
>> Received: Monday, 23 February, 2009, 2:46 AM
>>
Semoga bapak/ibu/sodara/sodari sekalian sudah tahu bahwa
>>
Goenawan Mohamad (Manikebu) dan pelukis Djoko Pekik (pernah
>>
dipenjara karena ke-Lekra-annya) sudah lebih dari 10 tahun
>>
saling bertegur sapa, bahkan bersahabat sangat karib. Belum
>>
lama ini saya menghadiri acara ulangtahun GM yang dirayakan
>>
di rumah Pekik. Maka rekonsiliasi adalah sebutan yang
>>
terlalu berlebihan, maaf, menurut saya
>>
diheroik-heroikkan.Yuswantoro adi, pelukis tinggal di
>>
Yogyakarta
>>
>> --- On Sat, 21/2/09,
flu...@rad.net.id
>>  wrote:
>>
From: flu...@rad.net.id 
>> Subject: Re: [ac-i] Undangan Dialog Manifes Kebudayaan dan
>> Lekra di TUK
>> To:
artculture-indonesia@yahoogroups.com
>> Cc:
artculture-indonesia@yahoogroups.com,
>>
salih...@yahoogroups.com
>> Date: Saturday, 21 February, 2009,
9:38 PM
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>> Terima kasih Pak Asvi atas penjelasannya. Saya
>> mungkin salah karena
>> seperti Pak Bambang ketika
membaca undangan itu mengira
>> adanya pemakaian
>>
nama pengirim yang tidak mau secara jelas dan terbuka
>>
menyatakan dirinya
>> dengan menggunakan nama tersamar. Karena
terus terang
>> memang banyak pesan
>> disampaikan
orang dengan nama samaran yang bunyinya
>> aneh-aneh. Entah
>> mungkin karena kurang PD atau pesannya cuma unek-enek atau
>> penghujatan
>> ungkapan kekesalan saja atau apa,
saya kurang tahu.
>> Tentunya saya sangat
>> gamang
kalau di zaman seperti sekarang orang masih enggan
>> atau
belum mau
>> berdiskusi secara terbuka. Tetapi syukurlah kalau
memang
>> dugaan saya itu
>> salah.
>>
Sayang saya tidak menghadiri diskusi yang menurut saya
>>
cukup
>> penting itu. Tetapi saya membaca dari milis kita
dialog
>> atau upaya
>> rekonsiliasi kelompok
Manikebu (diwakili Taufik Ismail) dan
>> kelompok Lekra
>> (diwakilki oleh JJ Kusni) yang menurut saya baik dan perlu
>> dilakukan ini
>> demi perjalanan kita kedepan
ditentang dan dihujat cukup
>> keras oleh
>>
beberapa orang dengan alasan mereka tentunya. Tentunya ini
>>
sangat
>> merisaukan saya. Saya kira Pak Asvi juga
membacanya.
>> Salam,
>> Firman 
 
>>
>>
>>  Pak
Bambang Hidayat dan Pak
>> Firman Lubis,
>> >
 
>> > Saya kira tidak ada
yang
>> salah dari undangan Dialog Manikebu vs Lekra di
>> > Teater Utan Kayu
>>
itu. Saya hadir dalam acara itu yang tampaknya
kurang
>> > dilaporkan oleh pers (saya lihat ada crew TV
ONe, Nama
>> dan
>> Peristiwa).
>> >
 
>> > Undangan ini dikirim
oleh
>> Mohammad Guntur Ramli (MGR)
yang menjadi
>> > koordinator
>> dari kegiatan
dialog tersebut. MGR adalah nama asli
>> bukan
>> > samaran, ia menjadi korban dalam aksi
brutal di Monas
>> ketika
>> terjadi heboh
>> > UU Pornografi beberapa waktu lalu.
>> >
Ia
>> juga menjadi Redaktur Pelaksana majalah Jurnal
>> Perempuan. 
>> >
Salihara itu nama komunitas (perluasan dari Teater
>> Utan
Kayu) yang
>> berada
>> > di
Pejaten. Di Salihara diselenggarakan
>> berbagai kegiatan
budaya.  
>> > Salam,
>> > Asvi Warman Adam
>>
>  
>> >
 
>> >
>> > ---
Pada Rab, 18/2/09, flu...@rad.net. id
>>  menulis:
>> >
>> > Dari:
>>
flu...@rad.net. id 
>> > Topik:
Re: [ac-i]
>> Undangan Dialog Manifes Kebudayaan dan Lekra di
TUK
>> > Kepada:
>> artculture-indonesi
a...@yahoogroups. com
>> > Cc:
>>
salih...@yahoogroup s.com, artculture-indonesi
>>
a...@yahoogroups. com
>> >
>> Tanggal: Rabu, 18
Februari, 2009, 9:10 AM
>> >
>> >
>> >
>>
>> >
>> >
>> >
>> > Saya mendukung usul dari Pak
>> Bambang ini. Saya kira sudah zamannya kita
>> >
berani berbicara apa
>> saja secara terbuka dan menyampaikan
nama diri kita.
>> > Sebab saya
>> agak risih
juga kalau menerima pesan yang sifatnya seperti
>> >
surat
>> kaleng. Atau lempar batu sembunyi tangan. Saya harap
milis
>> kita bisa
>> > lebih merupakan ajang
diskusi dan pertukaran pendapat
>> serta pikiran
>>
yang
>> > mencerdaskan dan mencerahkan.
>>
>
>> >
>> Salam,
>> > Firman
>> >
>> >
>> >
>>
 Rekan-rekan yang saya hormati,
>>
>>
>> >>
>> Kalau boleh saya mengusulkan
agar dalam komunikasi
>> ini--untuk menjaga,
>>
>> menjamin dan meneguhkan keterbukaan, kita semua
>>
mempergunakan
>> nama diri
>> >>
masing-masing. Dengan cara itu penerima mail(s)
>> sewaktu
sebelum, apalagi
>> >>

Re: [ac-i] SEKOLAH GAMELAN

2009-02-23 Terurut Topik Ahmad Jalidu
Benar sekali Mbak/BU Gayatri. Dan Terima kasih untuk koreksinya.
Ya, kami ada di Yogyakarta.
Kami juga sedang berusaha semampu kami untuk melakukan sekecil apapun upaya 
mendekatkan generasi muda di kota Yogyakarta dengan gamelan dan seni tradisi 
Jawa. 

Mengenai jumlah siswa, sementara dibatasi berkaitan dengan metode penanganan 
pembelajarannya. supaya maksimal satu kelas hanya 14 orang, kalopun lebih ya 
akan di[ertimbangkan jika ada 28 orang, maka akan dibagi dalam dua kelas.

Kendala lain adalah kami juga hanya meminjam tempat, di mana di tempat tersebut 
sudah berjalan beberapa kegiatan kampung yang menyisakan jam-jam tertentu saja 
yang bisa kami pakai. Semoga semakin hari kami bisa menemukan solusi untuk 
mampu lebih gencar mengkampanyekan budaya tradisi.

Salam Hangat

M. Ahmad Jalidu

--- On Mon, 23/2/09, BJD. Gayatri  wrote:
From: BJD. Gayatri 
Subject: Re: [ac-i] SEKOLAH GAMELAN
To: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Date: Monday, 23 February, 2009, 1:28 AM












Sayang,
tidak ditulis, Sekolahan Gamelan ini ada dimana
saya hanya berasumsi bahwa sekolahan ini ada di Yogyakarta.

saya kira, tidak benar juga jika gamelan tidak disukai oleh masyarakat 
indonesia secara meluas.  Tapi mungkin jumlah kenaikan penyuka gamelan hanya 
mengikuti deret ukur jika dibandingkan dengan penyuka jenis musik yang lain 
yang mengikuti deret hitung.

saya kira, mungkin perlu dikaji, kenapa generasi muda dan khususnya yang di 
kota besar macam jakarta, tidak menyukai atau tidak akrab dengan gamelan, 
apalagi dengan wayang.

saya pernah menyaksikan pagelaran "International Wayang Festival" di Taman Mini 
Indonesia Indah di tahun 2000-an.
yang seperti biasa, dihadiri oleh pencinta wayang sejati seperti Bp. Franky 
Welirang dan beberapa pejabat teras pencinta wayang.
bukan hanya para pengrawitnya saja yang ada
 berkulit putih, namun para dalangnya juga banyak yang berkulit putih, klulit 
hitam, dlsb.
Namun sebagian besar penonton yang hadir adalah mereka yang berasal dari 
kalangan menengah- ke bawah.

saya sendiri jadi bertanya-tanya, mengapa kelompok masyarakat Indonesia (baca 
juga: Jawa) kelas menengah keatas, menjadi jauh dari akar budaya sendiri, 
khususnya dalam hal ini budaya Jawa.
Jadi, boro-boro belajar gamelan, lha wong mendengarkan musik Jawa aja tidak 
akrab, kok.

Sehingga saya salut pada penyelenggara kursus gamelan ini.
Sayang aja, kalau peminatnya ternyata membludak tapi dibatasi hanya 14 orang.
Hambok nggak usah dibatasi, biar tambah banyak yang belajar gamelan.

Tabik
Gayatri

--- On Sat, 21/2/09, Ahmad Jalidu  wrote:
From: Ahmad Jalidu
 
Subject: [ac-i] SEKOLAH GAMELAN
Date: Saturday, 21 February, 2009, 2:17 PM










Ayo BELAJAR GAMELAN...

Konon... lebih dari 250 set gamelan telah dipesan oleh Jepang sejak 20 tahun 
terakhir...
Konon... beberapa SD di Jerman memiliki kegiatan Ekstrakurikuler Gamelan, 
demikian juga di Amerika, Belanda, Australia, New Zeland dan sebagainya..

Sungguh Membanggakan...

Tetapi... kebanggaan ini akan lenyap jika ternyata yang di luar sana jauh lebih 
bisa
 daripada kita yang ada di sini...

JANGAN SAMPAI KETINGGALAN. ..!!! 

Ikuti SEKOLAH GAMELAN
bersama Komunitas Suka Lelangen Edining Kabudayan (SLEnK)

SEKOLAH GAMELAN
Kursus dasar mengenal gamelan...
mulai 13 Maret 2009
Biaya Rp 80.000.00 (dibayar setelah kursus berjalan)
8 kali pertemuan...
Instruktur : Sugito Hadi Supadma  (Kertua SLEnK, praktisi karawitan)

Peserta akan mendapatkan T-SHirt dan Sertifikat.. .

PENDAFTARAN :
- Kirim BIodata, Foto dan uraian mengenai motivasi Anda belajar Gamelan. kirim 
via email ke komunitas_slenk@ yahoo.co. id

Pendaftaran ditutup 10 MARET 2009 atau Jika peserta telah mencapai 14 Orang. 

baca keterangannya di
 http://paguyuban_ slenk.blogspot. com  
atau hubungi 08562856610 (Jali)

 






  
 

  




 

















  Get your new Email address!
Grab the Email name you've always wanted before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

Re: [ac-i] Re: Wayang Orang Sriwedari

2009-02-23 Terurut Topik izul pelican
saya pikir ini tidak akan berjalan, dan akan berjalan menuju kuburan, yang 
sangat di butuh saat ini menurut saya , kelompok wayang seriwedari perlu duduk 
bersama diskusi tentang management acara baik itu promosi, sponsor, dan 
marketing, inilah kira kira ramuan nya untuk menumbuh kembang wayang orang itu 
sendiri,
sebagus apa pun karya nya tapi management yang kurang baik mengemas nya, ga 
beda rasa nya nasi goreng di pingir jalan dengan nasi goreng di hotel bintang 
lima, yang sangat membedakan nya adalah kemasan dan suasana... saya pikir para 
seniman mungkin bisa maksimal dalam berkarya dalam artistik, mahal itu bukan 
karna rasa, tapi mahal itu karna kemasan, klo seandai di perlukan membatu 
mengemas nya kami siap membatu sebab kami punya tim yang terdiri orang yang 
sudah berpengalamam, ada yang berpropesi sebagai konsultan cafe/pub/ diskotik, 
ada yang berpropsei agency, EO , dan punya hubungan baik dengan sponsor, 

 




From: BJD. Gayatri 
To: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Sent: Monday, February 23, 2009 2:16:15 AM
Subject: Re: [ac-i] Re: Wayang Orang Sriwedari


Bukankah dulu wayang orang hanya dinikmati dan dimainkan oleh kalangan terbatas 
juga?
kesenian rakyatnya adalah ketoprak, yang lebih nge-pop dijamannya?

sama seperti, siapa yang bisa nonton Opera Ida, yang dimainkan di panggung 
Pyramida Giza?... kan hanya orang-orang tertentu, habis tiketnya saja mahal
kalau wayang orang mau dikemas seperti "La Galigo" ala Bob Wilson, bisa juga 
meledak dengan harga tiket melangit.
Tapi, apakah mereka yang datang sungguh bisa meng-apresiasi?
alih-alih menikmati, mereka yang beli tiket dengan harga melangit (ketika "La 
Galigo"), malah ngorok di bangku VIP
materi bisa "dibeli", tapi apresiasi tidak

masalahnya,
kalau pun tiket murah, apakah yang datang sungguh apresiatif atau tidak
fenomena Wayang Orang Bharata di JAkarta, yang bias masuk Gedung Kesian 
Jakarta, mungki bisa jadi bagian strategi, karena
di GKJ orang bisa duduk dengan nyaman dan pertunjukkan dikemas dalam seri 2-3 
jam, tidak semalam suntuk

wayang dahulu adalah untuk masyarakat agraris
wayang sekarang kalau mau hidup, kudu dikemas ala masyarakat industri
kalau mau ada strategi kebudayaan lh...

eeeh seperti,... tapi Nano Riantirano dengan Republik Petruk nya mampu memaku 
penonton duduk di kursi penonton selama 4 jam.  itu seni tinggi (high art) apa 
seni rendah (low art) ya?


Tabik
Gayatri


--- On Fri, 20/2/09, BDG KUSUMO  wrote:

From: BDG KUSUMO 
Subject: [ac-i] Re: Wayang Orang Sriwedari
Date: Friday, 20 February, 2009, 2:24 PM


Saya kira di Indonesia, seperti di Eropa, akan terjadi
pemisahan yang jelas antara seni canggih klasik dengan
seni hiburan massal. Juga makin jelas perbedaan
selera peminatnya.
Sukar untuk menyajikan sekaligus misalnya opera Verdi dan 
ballet klasik Bolshoi Theater dengan show Madonna. Atau 
adegan wayang yang penuh dengan falsafah berat adiluhung 
bersama dangdut dan atau musik campursari ria. 
Keduanya punya peminat tertentu, aneh bila dicampur 
dalam kemasan bersama.
 
Salam, Bismo DG 
(mencoba jadi konsumen karya seni)
 
- Original Message - 
From: awind 
To: nasional-list@ yahoogroups. com 
Sent: Friday, February 20, 2009 12:52 AM
Subject: [nasional-list] Wayang Orang Sriwedari





http://www.ranesi. nl/arsipaktua/ indonesia060905/ 2sriwedari200902 19

Wayang Orang Sriwedari
Hanya Ramai Pada Hari Libur
KBR 68H 
19-02-2009
 Laporan KBR 68H 

Wayang orang merupakan warisan budaya Kraton Surakarta. Sejak zaman Pakubuwono 
X, yang memerintah sampai tahun 1939, pertunjukan wayang orang bukan lagi milik 
istana, tapi bisa dinikmati masyarakat umum. Pertunjukan yang nyaris berumur 
seabad itu kini seakan tertidur lelap, tak terdengar lagi kabarnya. Berikut 
laporan tentang pertunjukan wayang orang yang masih bertahan di tengah terpaan 
zaman modern. 
Tiga raksasa menjadi pembuka pertunjukan wayang orang di gedung Sriwedari, 
Solo, Jawa Tengah. Lakon malam itu 'Sakuntala' dari Mahabharata dengan pesan 
moral kesetiaan. Tepuk tangan penonton tak juga mengusir kesunyian pertunjukan 
yang berlangsung Jumat malam itu. Bukan karena kota Solo seharian diguyur 
hujan, tapi dari 500 kursi yang tersedia, hanya 20an yang terisi penonton. 
Suasana pun tampak lengang, meski lakon raksasa, lenggak-lenggok penari dan 
banyolan Petruk menghibur penonton. 
Sepi Penonton 
Meski sepi, setiap hari selalu disajikan lakon baru. Salah satu sutradaranya 
adalah Dewoso yang sudah bergabung dengan Wayang Orang Sriwedari sejak 2000. 
Dewoso: Kami punya program dalam satu tahun tidak ada cerita yang sama. 
Menyiapkan paling tidak 365 cerita, mempunyai pegangan buku yang sutradara tua 
referensi bukunya hanya di Sriwedari, tetapi yang sutradara muda, itu saya 
kasih beberapa referensi baik Mahabarata yang asli dari India. Serat-serat 
Pusnoporojo atau serat-serat yang berkaitan dengan wayang yang ada Museum 
Surakarta harap dibaca. 
Penonton hanya perlu mengeluarkan Rp. 3.000,- (tiga

[ac-i] INVITATION: 3 YOUNG CONTEMPORARIES

2009-02-23 Terurut Topik riessa wijaya











 
VALENTINE WILLIE 
FINE ART cordially invite 
you to the opening of
 
3 YOUNG 
CONTEMPORARIES
 
On Wednesday, 25 February 2009, at 
8pm
* There will be an opening performance by Rahmat 
Haron at 8.30pm
 
The exhibition will continue until Saturday, 14 
March 2008
 
Works can be viewed online at www.vwfa.net/3yc2009
* The website will be LIVE on the opening 
date
refreshments will be 
served
RSVP Erna, +603 2284 2348 | 
e...@vwfa.net 
Valentine 
Willie Fine Art
1st Floor, 17 Jalan 
Telawi 3
Bangsar Baru
59100 Kuala 
Lumpur
www.vwfa.net

Opening Hours: Mon-Fri, 
12 - 8pm. Sat, 12-6pm
Closed on Sundays and Public 
Holidays







-- 
tembi contemporary 
Jl. Parangtritis Km 8,5
Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul
Jogja 55186
INDONESIA

t : +62 274 6881919
f : +62 274 368321
e: i...@tembicontemporary.com

w: www.tembicontemporary.com

OPENING HOURS
tues - sat  10 am - 6 pm
sunday      11 am - 5 pm

monday and public holiday CLOSED




  Berbagi foto Flickr dengan teman di dalam Messenger. Jelajahi Yahoo! 
Messenger yang serba baru sekarang! http://id.messenger.yahoo.com

[ac-i] Bedah buku Reasons for Harmony Ubud Writers and Readers Festival 2008

2009-02-23 Terurut Topik abdul malik




UNDANGAN:

Bedah buku Reasons for
Harmony Ubud Writers and  Readers Festival
2008

Jumat legi, 27 februari
2009 pukul 14.00-16.00 wib

Di sekretariat Dewan
Kesenian Jawa Timur

Jl.Taman Mayangkara 6 ,
depan Bonbin

Surabaya 60241

Telp/fax 031- 5610432

Pembicara:

1.M Faizi, sastrawan,
Pondok Pesantren Annuqayah Guluk Guluk,Sumenep Madura

2.Indra  Tjahyadi, sastrawan, tinggal di Probolinggo

 

Acara disertai dengan
pembacaan karya dan dialog sastra kontemporer.

Panitia akan membagi
sekitar 20 eks buku Reasons for Harmony secara gratis.

Acara ini terbuka untuk
umum dan gratis.

Kontak:

Mashuri, ketua komite
sastra Dewan Kesenian Jawa Timur

Hp 081 331 333 131, email
:misterh...@yahoo.com

 




  

Re: [ac-i] SEKOLAH GAMELAN

2009-02-23 Terurut Topik Rita Sri Hastuti
Sebetulnya lokasinya di mana? di Jakarta atau di Yogya?

rsh-





From: Ahmad Jalidu 
To: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Sent: Monday, February 23, 2009 1:50:00 PM
Subject: Re: [ac-i] SEKOLAH GAMELAN


Terima kasih...
Boleh saja... Untuk kelas yang sekrang ini khusus untuk di atas17 tahun dan 
sampai umur maksimal tidak dibatasi. Yang penting masih kuat dan mau belajar//

Jika tertarik silakan kirim biodata dan uraian motivasi mengikuti kursus ini 
dan kirim ke komunitas_slenk@ yahoo.co. id

Salam
Jali

--- On Sun, 22/2/09, Rita Sri Hastuti  wrote:

From: Rita Sri Hastuti 
Subject: Re: [ac-i] SEKOLAH GAMELAN
To: artculture-indonesi a...@yahoogroups. com
Date: Sunday, 22 February, 2009, 1:40 AM


Duh bagus banget ada sekolah gamelan ... masih boleh nggak ya nenek-nenek kayak 
saya ikutan?
rsh-





From: Ahmad Jalidu 
To: Pak Jemek Yogyakarta ; Adi Akeka ; Toko Buku Ambarrukmo ; Apriyanti 
; Yayasan Bagong Kusudiharjo ; Seni 
BUdaya ; rumah cabaca 
; Wuri Cahyorini ; TEATER DELIK 
; Dewa ; 
dewikan...@yahoo. co.id; Rodhi English ; Arief Fauzi 
; Teater Garasi ; Majalah 
Gong Seni ; Indra Gunawam ; 
Hadityo ; duix hartanto ; Argo 
Hartono ; Wowo HP ; IACI 
; WAHYU IMAJI ; ANto Impro 
; Hasta Indriyana ; media 
jogja
 ; Management Radio Anak Jogja ; Johan Didik ; bulan kertas ; Sri Kuncoro ; AA Kunto ; 
endik kuswoyo ; Olivia Lewi ; 
Benni ; Fina Ludwig ; JOGJA 
MEDIANET ; ria Model ; 
BONARI NABONENAR ; Erwin Narayudha ; Bhanu Sri Nugraha ; Gepeng Nugroho 
; penulisbestseller@ yahoogroups. com; 
pustaka promo ; Ari Retmo Habsari 
; sri ruwanti ; Idha Saraswati 
; Sari ; Komunitas Sendangmulyo 
; Sony Set ; Sony Set ; Didit Setiawan 
; Sisil ; Majalah Skana 
; Ani Tanda Baca ; Ani 
Tanda Baca ; pojok teater ; Ngobrolin Teater ; teater_fajar@ 
yahoo.co.. id; Wahyuu Wd ; Agung Wijaya ; woroworosenikita@ yahoogroups. com; Acicis Yogyakarta 
; fajar_zebua 
Sent: Saturday, February 21, 2009 2:17:30 PM
Subject: [ac-i] SEKOLAH GAMELAN



Ayo BELAJAR GAMELAN...

Konon... lebih dari 250 set gamelan telah dipesan oleh Jepang sejak 20 tahun 
terakhir
Konon... beberapa SD di Jerman memiliki kegiatan Ekstrakurikuler Gamelan, 
demikian juga di Amerika, Belanda, Australia, New Zeland dan sebagainya..

Sungguh Membanggakan...

Tetapi... kebanggaan ini akan lenyap jika ternyata yang di luar sana jauh lebih 
bisa daripada kita yang ada di sini...

JANGAN SAMPAI KETINGGALAN. ...!!! 

Ikuti SEKOLAH GAMELAN
bersama Komunitas Suka Lelangen Edining Kabudayan (SLEnK)

SEKOLAH GAMELAN
Kursus dasar mengenal gamelan...
mulai 13 Maret 2009
Biaya Rp 80.000.00 (dibayar setelah kursus berjalan)
8 kali pertemuan...
Instruktur : Sugito Hadi Supadma  (Kertua SLEnK, praktisi karawitan)

Peserta akan mendapatkan T-SHirt dan Sertifikat.. .

PENDAFTARAN :
- Kirim BIodata, Foto dan uraian mengenai motivasi Anda belajar Gamelan. kirim 
via email ke komunitas_slenk@ yahoo.co. id

Pendaftaran ditutup 10 MARET 2009 atau Jika peserta telah mencapai 14 Orang. 

baca keterangannya di http://paguyuban_ slenk.blogspot. com  
atau hubungi 08562856610 (Jali)



 


Get your preferred Email name! 
Now you can @ymail.com and @rocketmail. com. 
 


New Email names for you! 
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail.
Hurry before someone else does! 



  

[ac-i] Rahasia Kecerdasan Orang Yahudi - Artikel Terbaru di Kumpulan Artikel Indonesia

2009-02-23 Terurut Topik Muhammad Jamzuri Khasbullah
 
 
Artikel Terbaru di Kumpulan Artikel
Indonesia
 
Rahasia
Kecerdasan Orang Yahudi 
Artikel
Dr Stephen Carr Leon patut menjadi renungan bersama. Stephen menulis dari
pengamatan langsung. Setelah berada 3 tahun di Israel karena menjalani
housemanship dibeberapa rumah sakit di sana. Dirinya melihat ada beberapa hal
 
Topeng Emansipasi 
Saudariku
yang semoga dirahmati Allah, sudah tidak asing terdengar di telinga kita bahwa
baiknya wanita akan menjadi kunci kebaikan umat. Peran dan partisipasi seorang
wanita adalah suatu hal yang sangat penting. Wanita laksana pedang bermata dua,
 
Mobokrasi di Medan dan Aktor
Intelektual 
Tragedi Medan, Selasa 3 Februari lalu, yang mengorbankan nyawa Ketua DPRD 
Sumatera
Utara (Sumut) Abdul Aziz Angkat, hingga kini masih terus bergulir sebagai
wacana publik maupun proses hukum. Kita angkat topi jika pemerintah dan
 
Nasionalisme Pancasila 
Kecintaan
terhadap sesuatu itu sangat diperlukan dan secara naluriah ada sejak manusia
itu terlahir. Kecintaan itu terlahir bukan berdasarkan hasil buah pikiran
manusia yang kemudian meresap kedalam sanubarinya tetapi 
 
Fatsun Politik 
Manusia
adalah makhluk politik (zon politicon). Ia memiliki tabiat suka bekerjasama dan
bersaing sekaligus. Dalam bekerjasamapun manusia sambil bersaing satu sama
lain.Dalam bersaing ada yang fair dan ada yang tidak fair. 
 
Resep Diet; Minum Air Pada Saat
Perut Kosong 
Di
Jepang sekarang ini sangat popular sekali trend minum air segera setelah Bangun
pagi. Apalagi, test ilmiah telah membuktikan keampuhannya. Kami memberikan
deskripsi penggunaan air kepada pembaca kami dibawah ini. Terapi air 
 
Ketenangan Jiwa 
Menatap
putri kecil tercinta yang baru lahir, kembali melihat sesosok bayi kecil yang
bahagia dengan ketidak berdayaan yang dimilikinya, pasrah dengan apa yang
terjadi, karena mereka tidak memiliki daya dan upaya dalam melakukan apa yang
mereka inginkan.
 
Pengembangan Diri Berbasis Fitrah 
Tulisan
ini nyaris sepenuhnya pendapat pribadi saya. Pun demikian, saya sangat
terinspirasi oleh dua hal. Yang pertama adalah sebuah buku yang sempat saya
baca belakangan, judulnya "40 Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak"
karangan Drs. Muhammad Thalib
 
My Biggest Mistakes - What Women
Know and Men Don't 
Last
week we explored an approach for beating procrastination. This week, we're
going to play with a "secret" I got let into a couple of years before
I went into business. I decided to embrace this secret, & credit it with a
lot of my business success.
 
Surga Bagi Anak 
Surga
bagi anak adalah rumah. Sebab rumah, anak-anak kita menemukan kasih sayang dari
seorang ayah dan belaian seorang ibu. Demikian halnya dengan Hana dan Icha.
Hana sekarang usianya menginjak 4 tahun (pada bulan april nanti).
 
100 Tahun Sutan Sjahrir - Bung Kecil
yang Perkasa dalam Diplomasi 
Jakarta
– 19 Februri 2009 . Peringatan 100 tahun mantan Perdana Menteri (PM) Indonesia, 
Sutan Sjahrir, yang jatuh pada 5 Maret 2009, diwarnai dengan berbagai kegiatan.
Diskusi, pameran, dan penayangan film dokumenter mengenai Sjahrir,
 
Klik
disini untuk baca artikel lengkapnya http://www.artikel-indonesia.co.cc
_
Pengumuman
 
Selamat Segala waktu dan Tempat untuk semuanya.
 
Perkenalkan kami dari Pengumpul Artikel Indonesia
memberitahukan bahwa kami berniat untuk mengumpulkan artikel-artikel terbaik
Indonesia dalam berbagai kategori dari siapapun dan dimanapun serta dengan
bahasa apapun yang kemudian akan kami publish di 
http://www.artikel-indonesia.co.cc. 
Maka dari itu, kami juga meminta izin untuk menyaring
beberapa artikel yang diposting di Mailinglist ini untuk saya publish di Web
Portal tersebut. Untuk para penulis atau siapapun yang berkenan untuk
menyumbangkan artikelnya secara langsung ke kami, silahkan kirim ke:
artikel_i...@yahoo.com
artikel.i...@gmail.com
atau kontak YM kami di 
artikel_i...@yahoo.com
deniksatyaa_kindg...@yahoo.com
 
Anda juga bisa bergabung di yahoo groups kami dengan
mengirimkan email kosong ke 
artikel_indonesia-suscr...@yahoogroups.com.terimakasih atas perhatian dan 
artikel yang akan
dikirimkan. Jika email ini bermanfaat silahkan forward keteman-teman anda.
 
Hormat kami http://www.artikel-indonesia.co.cc| Bersama kita cerdaskan dan 
Perkaya kecerdasan anak
bangsa.
 
Tambahan
Untuk
refresing dan menghilangkan rasa jenuh anda dengan menonton video, film, dan
klip music terbaru Indonesia dan  video-video lainya, atau mungkin melihat 
berita Indonesia dan dunia
dengan Online. Tinjau halaman http://media-video.blogspot.com
 
Powered :
MJ Institute for Indonesian Education | www.mjinstitute.com


  

Re: [ac-i] Re: Wayang Orang Sriwedari

2009-02-23 Terurut Topik bulan kertas
lha yang pada merespon email ini, udah pernah nonton wayang orang belum?

ria

--- On Sun, 2/22/09, BJD. Gayatri  wrote:
From: BJD. Gayatri 
Subject: Re: [ac-i] Re:  Wayang Orang Sriwedari
To: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Date: Sunday, February 22, 2009, 11:16 AM












Bukankah dulu wayang orang hanya dinikmati dan dimainkan oleh 
kalangan terbatas juga?
kesenian rakyatnya adalah ketoprak, yang lebih nge-pop dijamannya?

sama seperti, siapa yang bisa nonton Opera Ida, yang dimainkan di panggung 
Pyramida Giza?... kan hanya orang-orang tertentu, habis tiketnya saja mahal
kalau wayang orang mau dikemas seperti "La Galigo" ala Bob Wilson, bisa juga 
meledak dengan harga tiket melangit.
Tapi, apakah mereka yang datang sungguh bisa meng-apresiasi?
alih-alih menikmati, mereka yang beli tiket dengan harga melangit (ketika "La 
Galigo"), malah ngorok di bangku VIP
materi bisa "dibeli", tapi apresiasi tidak

masalahnya,
kalau pun tiket murah, apakah yang datang sungguh apresiatif atau tidak
fenomena Wayang Orang Bharata di JAkarta, yang bias masuk Gedung Kesian 
Jakarta, mungki bisa jadi bagian strategi,
 karena
di GKJ orang bisa duduk dengan nyaman dan pertunjukkan dikemas dalam seri 2-3 
jam, tidak semalam suntuk

wayang dahulu adalah untuk masyarakat agraris
wayang sekarang kalau mau hidup, kudu dikemas ala masyarakat industri
kalau mau ada strategi kebudayaan lh...

eeeh seperti,... tapi Nano Riantirano dengan Republik Petruk nya mampu memaku 
penonton duduk di kursi penonton selama 4 jam.  itu seni tinggi (high art) apa 
seni rendah (low art) ya?


Tabik
Gayatri


--- On Fri, 20/2/09, BDG KUSUMO  wrote:
From: BDG KUSUMO 
Subject: [ac-i] Re:  Wayang Orang Sriwedari
Date: Friday, 20 February, 2009, 2:24 PM












Saya kira di Indonesia, 
seperti di Eropa, akan terjadi
pemisahan yang jelas antara 
seni canggih klasik dengan
seni hiburan massal. Juga 
makin jelas perbedaan
selera 
peminatnya.
Sukar untuk menyajikan 
sekaligus misalnya opera Verdi dan 
ballet klasik Bolshoi Theater 
dengan show Madonna. Atau 
adegan wayang yang penuh dengan falsafah berat 
adiluhung 
bersama dangdut dan atau musik campursari ria. 

Keduanya punya peminat 
tertentu, aneh bila dicampur 
dalam 
kemasan 
bersama.
 
Salam, Bismo DG 

(mencoba jadi 
konsumen karya seni)
 

  - Original Message - 
  From: 
  awind 
  
  To: nasional-list@ yahoogroups. com 
  
  Sent: Friday, February 20, 2009 12:52 
  AM
  Subject: [nasional-list] Wayang Orang 
  Sriwedari
  

  
  
   
   
   
  http://www.ranesi. nl/arsipaktua/ indonesia060905/ 2sriwedari200902 19
   
  
  Wayang Orang Sriwedari
  Hanya Ramai Pada Hari Libur
  
  KBR 68H 
  19-02-2009
  
   Laporan KBR 68H 

  
  Wayang orang merupakan warisan budaya Kraton Surakarta. Sejak zaman 
  Pakubuwono X, yang memerintah sampai tahun 1939, pertunjukan wayang orang 
  bukan lagi milik istana, tapi bisa dinikmati masyarakat umum. Pertunjukan 
yang 
  nyaris berumur seabad itu kini seakan tertidur lelap, tak terdengar lagi 
  kabarnya. Berikut laporan tentang pertunjukan wayang orang yang masih 
bertahan 
  di tengah terpaan zaman modern. 
  Tiga raksasa 
  menjadi pembuka pertunjukan wayang orang di gedung Sriwedari, Solo, Jawa 
  Tengah. Lakon malam itu 'Sakuntala' dari Mahabharata dengan pesan moral 
  kesetiaan. Tepuk tangan penonton tak juga mengusir kesunyian pertunjukan yang 
  berlangsung Jumat malam itu. Bukan karena kota Solo seharian diguyur hujan, 
  tapi dari 500 kursi yang tersedia, hanya 20an yang terisi penonton. Suasana 
  pun tampak lengang, meski lakon raksasa, lenggak-lenggok penari dan banyolan 
  Petruk menghibur penonton. 
  Sepi Penonton 
  Meski sepi, setiap hari selalu disajikan lakon baru. Salah satu 
  sutradaranya adalah Dewoso yang sudah bergabung dengan Wayang Orang Sriwedari 
  sejak 2000. 
  Dewoso: Kami punya program dalam satu tahun tidak ada cerita yang sama. 
  Menyiapkan paling tidak 365 cerita, mempunyai pegangan buku yang sutradara 
tua 
  referensi bukunya hanya di Sriwedari, tetapi yang sutradara muda, itu saya 
  kasih beberapa referensi baik Mahabarata yang asli dari India. Serat-serat 
  Pusnoporojo atau serat-serat yang berkaitan dengan wayang yang ada Museum 
  Surakarta harap dibaca. 
  Penonton hanya perlu mengeluarkan Rp. 3.000,- (tiga ribu rupiah) bagi 
  pertunjukan selama tiga jam, dari pukul delapan hingga sebelas malam. Penjaga 
  karcis Puji Maharani tampak santai mencorat-coret kertas kosong menunggu 
  penonton di loket. Hingga sepuluh menit menjelang pertunjukan baru terjual 
  tigabelas tiket. 
  Puji Maharani: Wah hari ini 11 mas, 13 sama yang dua tadi. Biasanya 
  sampai 20-25 hari biasa. Kalau hari Minggu lebih dari 100. Hari Minggu saja 
  raménya. Ada 500 kursi, bawah atas. Tiap hari rata-rata 25, banyak yang 
  kosong. Kalau malam Minggu aja sama hari libur sekolah yang ramé sekali. 
Kalau 
  hari-hari biasa, apalagi ini hujan, sepi. Tadi malam cuma 14. 
  Budaya Negeri 

Re: [ac-i] SEKOLAH GAMELAN

2009-02-23 Terurut Topik Ahmad Jalidu
Terima kasih...
Boleh saja... Untuk kelas yang sekrang ini khusus untuk di atas17 tahun dan 
sampai umur maksimal tidak dibatasi. Yang penting masih kuat dan mau belajar//

Jika tertarik silakan kirim biodata dan uraian motivasi mengikuti kursus ini 
dan kirim ke komunitas_sl...@yahoo.co.id

Salam
Jali

--- On Sun, 22/2/09, Rita Sri Hastuti  wrote:
From: Rita Sri Hastuti 
Subject: Re: [ac-i] SEKOLAH GAMELAN
To: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Date: Sunday, 22 February, 2009, 1:40 AM












Duh bagus banget ada sekolah gamelan ... masih boleh nggak ya 
nenek-nenek kayak saya ikutan?
rsh-





From: Ahmad Jalidu 
To: Pak Jemek Yogyakarta ; Adi Akeka ; Toko Buku Ambarrukmo ; Apriyanti 
; Yayasan Bagong Kusudiharjo ; Seni 
BUdaya ; rumah cabaca 
; Wuri Cahyorini ; TEATER DELIK 
; Dewa ; 
dewikan...@yahoo. co.id; Rodhi English ; Arief Fauzi 
; Teater Garasi ; Majalah 
Gong Seni ; Indra Gunawam ; 
Hadityo ; duix hartanto ; Argo 
Hartono
 ; Wowo HP ; IACI 
; WAHYU IMAJI ; ANto Impro 
; Hasta Indriyana ; media 
jogja ; Management Radio Anak Jogja 
; Johan Didik ; bulan kertas 
; Sri Kuncoro ; AA Kunto 
; endik kuswoyo ; Olivia Lewi 
; Benni ; Fina Ludwig 
; JOGJA MEDIANET ; ria 
Model ; BONARI NABONENAR ; Erwin 
Narayudha ; Bhanu Sri Nugraha ; Gepeng Nugroho
 ; penulisbestseller@ yahoogroups. com; 
pustaka promo ; Ari Retmo Habsari 
; sri ruwanti ; Idha Saraswati 
; Sari ; Komunitas Sendangmulyo 
; Sony Set ; Sony Set 
; Didit Setiawan ; Sisil 
; Majalah Skana ; Ani 
Tanda Baca ; Ani Tanda Baca ; pojok teater ; Ngobrolin Teater 
; teater_fajar@ yahoo.co. id; Wahyuu Wd 
; Agung Wijaya ; 
woroworosenikita@ yahoogroups. com; Acicis Yogyakarta ;
 fajar_zebua 
Sent: Saturday, February 21, 2009 2:17:30 PM
Subject: [ac-i] SEKOLAH GAMELAN








Ayo BELAJAR GAMELAN...

Konon... lebih dari 250 set gamelan telah dipesan oleh Jepang sejak 20 tahun 
terakhir
Konon... beberapa SD di Jerman memiliki kegiatan Ekstrakurikuler Gamelan, 
demikian juga di Amerika, Belanda, Australia, New Zeland dan sebagainya..

Sungguh Membanggakan...

Tetapi... kebanggaan ini akan lenyap jika ternyata yang di luar sana jauh lebih 
bisa daripada kita yang ada di sini...

JANGAN SAMPAI KETINGGALAN. ...!!! 

Ikuti SEKOLAH GAMELAN
bersama Komunitas Suka Lelangen Edining Kabudayan (SLEnK)

SEKOLAH GAMELAN
Kursus dasar mengenal gamelan...
mulai 13 Maret 2009
Biaya Rp 80.000.00 (dibayar setelah kursus berjalan)
8 kali pertemuan...
Instruktur : Sugito Hadi Supadma  (Kertua SLEnK, praktisi karawitan)

Peserta akan mendapatkan T-SHirt dan Sertifikat.. .

PENDAFTARAN :
- Kirim BIodata, Foto dan uraian mengenai motivasi Anda belajar Gamelan. kirim 
via email ke komunitas_slenk@ yahoo.co. id

Pendaftaran ditutup 10 MARET 2009 atau Jika peserta telah mencapai 14 Orang. 

baca keterangannya di http://paguyuban_ slenk.blogspot. com  
atau hubungi
 08562856610 (Jali)






Get your preferred Email name! 
Now you can @ymail.com and @rocketmail. com.



  
 

  




 

















  New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[ac-i] Pemberitahuan dan Permohonan Maaf

2009-02-23 Terurut Topik heru mataya
Hal : Permohonan Maaf

Dengan ini panitia penyelenggara Solo Creative Trails meminta maaf sekaligus 
memberitahukan bahwa acara Solo Creative Trails yang rencananya di jadwalkan 
pada :

Hari/Tanggal : Minggu, 8 Maret 2009

tidak dapat dilaksanakan, dikarenakan pasar Windujenar ( Triwindu ) sebagai 
salah satu Objek Utama dalam acara tersebut belum diresmikan dan ditempati 
kembali oleh para pedagang yang sementara masih berada di taman Sriwedari yang 
kondisinya tidak representatif untuk acara tersebut.

Solo Creative Trails akan digelar pada bulan April 2009, untuk waktu dan 
tempatnya akan kami beritahukan menyusul.

Demikian pemberitahuan ini kami sampaikan, atas pengertian dari rekan-rekan 
sekalian kami ucapkan terima kasih.



Salam Hormat,



Komunitas Pusaka Solo



  

Re: [ac-i] Undangan Dialog Manifes Kebudayaan dan Lekra di TUK

2009-02-23 Terurut Topik dadang christanto
Rekonsiliasi tanpa transformasi adalah omong kosong.

dc


--- On Mon, 23/2/09, yus adi  wrote:

> From: yus adi 
> Subject: Re: [ac-i] Undangan Dialog Manifes Kebudayaan dan Lekra di TUK
> To: artculture-indonesia@yahoogroups.com
> Received: Monday, 23 February, 2009, 2:46 AM
> Semoga bapak/ibu/sodara/sodari sekalian sudah tahu bahwa
> Goenawan Mohamad (Manikebu) dan pelukis Djoko Pekik (pernah
> dipenjara karena ke-Lekra-annya) sudah lebih dari 10 tahun
> saling bertegur sapa, bahkan bersahabat sangat karib. Belum
> lama ini saya menghadiri acara ulangtahun GM yang dirayakan
> di rumah Pekik. Maka rekonsiliasi adalah sebutan yang
> terlalu berlebihan, maaf, menurut saya
> diheroik-heroikkan.Yuswantoro adi, pelukis tinggal di
> Yogyakarta
> 
> --- On Sat, 21/2/09, flu...@rad.net.id
>  wrote:
> From: flu...@rad.net.id 
> Subject: Re: [ac-i] Undangan Dialog Manifes Kebudayaan dan
> Lekra di TUK
> To: artculture-indonesia@yahoogroups.com
> Cc: artculture-indonesia@yahoogroups.com,
> salih...@yahoogroups.com
> Date: Saturday, 21 February, 2009, 9:38 PM
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>  
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Terima kasih Pak Asvi atas penjelasannya. Saya
> mungkin salah karena
> seperti Pak Bambang ketika membaca undangan itu mengira
> adanya pemakaian
> nama pengirim yang tidak mau secara jelas dan terbuka
> menyatakan dirinya
> dengan menggunakan nama tersamar. Karena terus terang
> memang banyak pesan
> disampaikan orang dengan nama samaran yang bunyinya
> aneh-aneh. Entah
> mungkin karena kurang PD atau pesannya cuma unek-enek atau
> penghujatan
> ungkapan kekesalan saja atau apa, saya kurang tahu.
> Tentunya saya sangat
> gamang kalau di zaman seperti sekarang orang masih enggan
> atau belum mau
> berdiskusi secara terbuka. Tetapi syukurlah kalau memang
> dugaan saya itu
> salah.
> Sayang saya tidak menghadiri diskusi yang menurut saya
> cukup
> penting itu. Tetapi saya membaca dari milis kita dialog
> atau upaya
> rekonsiliasi kelompok Manikebu (diwakili Taufik Ismail) dan
> kelompok Lekra
> (diwakilki oleh JJ Kusni) yang menurut saya baik dan perlu
> dilakukan ini
> demi perjalanan kita kedepan ditentang dan dihujat cukup
> keras oleh
> beberapa orang dengan alasan mereka tentunya. Tentunya ini
> sangat
> merisaukan saya. Saya kira Pak Asvi juga membacanya.
> Salam,
> Firman    
> 
> 
>  Pak Bambang Hidayat dan Pak
> Firman Lubis,
> >  
> > Saya kira tidak ada yang
> salah dari undangan Dialog Manikebu vs Lekra di
> > Teater Utan Kayu
> itu. Saya hadir dalam acara itu yang tampaknya kurang
> > dilaporkan oleh pers (saya lihat ada crew TV ONe, Nama
> dan
> Peristiwa).
> >  
> > Undangan ini dikirim oleh
> Mohammad Guntur Ramli (MGR) yang menjadi
> > koordinator
> dari kegiatan dialog tersebut. MGR adalah nama asli
> bukan
> > samaran, ia menjadi korban dalam aksi brutal di Monas
> ketika
> terjadi heboh
> > UU Pornografi beberapa waktu lalu.
> > Ia
> juga menjadi Redaktur Pelaksana majalah Jurnal
> Perempuan. 
> > Salihara itu nama komunitas (perluasan dari Teater
> Utan Kayu) yang
> berada
> > di Pejaten. Di Salihara diselenggarakan
> berbagai kegiatan budaya.  
> > Salam,
> > Asvi Warman Adam
> >  
> >  
> > 
> > --- Pada Rab, 18/2/09, flu...@rad.net. id
>  menulis:
> > 
> > Dari:
> flu...@rad.net. id 
> > Topik: Re: [ac-i]
> Undangan Dialog Manifes Kebudayaan dan Lekra di TUK
> > Kepada:
> artculture-indonesi a...@yahoogroups. com
> > Cc:
> salih...@yahoogroup s.com, artculture-indonesi
> a...@yahoogroups. com
> >
> Tanggal: Rabu, 18 Februari, 2009, 9:10 AM
> > 
> > 
> >
> 
> > 
> > 
> > 
> > Saya mendukung usul dari Pak
> Bambang ini. Saya kira sudah zamannya kita
> > berani berbicara apa
> saja secara terbuka dan menyampaikan nama diri kita.
> > Sebab saya
> agak risih juga kalau menerima pesan yang sifatnya seperti
> > surat
> kaleng. Atau lempar batu sembunyi tangan. Saya harap milis
> kita bisa
> > lebih merupakan ajang diskusi dan pertukaran pendapat
> serta pikiran
> yang
> > mencerdaskan dan mencerahkan.
> > 
> >
> Salam,
> > Firman
> > 
> > 
> >
>  Rekan-rekan yang saya hormati,
> >>
> >>
> Kalau boleh saya mengusulkan agar dalam komunikasi
> ini--untuk menjaga,
> >> menjamin dan meneguhkan keterbukaan, kita semua
> mempergunakan
> nama diri
> >> masing-masing. Dengan cara itu penerima mail(s)
> sewaktu sebelum, apalagi
> >> setelah, membuka surat dapat
> mengetahui dengan siapa dia
> >> berkorespondensi,
> >>
> bertukar pikiran akal dan nalar. Dengan adanya nama
> aneh-aneh, mungkin
> >> eksotis dan humorous, masih terasa adanya benang
> merah yang
> tersembunyi
> >> atau sesuatu yang tersembunyi.
> >>
> >> Terima kasih untuk semua perhatian anda. Selamat
> bekerja dan
> selamat
> >> melanjutkan komunikasi dalam dunia maya--yang maya
> hanya 
> >> medianya--tetapi
> >> manusianya
> tidak.
> >> Bambang Hidayat
> >>
> >> Pasir
> Muncang,Dago Atas
> >>
> >> PPR-ITB G17
> >>
> >> Bandung 40135
> >>
> >> Jawa
> Barat,Indonesia
> >>
> >> Tilp./fax: 62-22-250 3375
>

[ac-i] Siaran Pers : Pagelaran Tari di Ruang Publik DKJ

2009-02-23 Terurut Topik Dimas




SIARAN PERS



Dewan Kesenian Jakarta Menggelar Pertunjukkan
Tari di Ruang Publik

 

Jakarta,
21 Februari 2009 – Dewan Kesenian Jakarta  menggelar sejumlah pertunjukan tari 
yang akan
dihelat di ruang publik. Acara bertajuk ‘Gelar Koreografi Kota’ ini akan
dilaksanakan pada 21, 25 - 27 Februari 2009. Berbeda dengan pertunjukkan tari
seperti biasanya, Gelar Koreografi Kota tidak digelar di dalam suatu ruang
pertunjukan, melainkan  di lokasi-lokasi
keramaian dan tempat-tempat umum seperti jalan raya, pelataran plasa, hingga
café. 

 

Sejak
tahun 2006, acara ini merupakan program tetap yang digelar secara rutin tiap
tahun Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta. Namun untuk kali ini Gelar Koreografi
Kota dimasukkan sebagai bagian dari Pameran Seni Rupa Internasional Jakarta
Biennale 2009. 

 

Menurut
Sekretaris Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta, Renee Sariwulan, Gelar
Koreografi Kota menjadi bagian dari Jakarta Biennale 2009 karena memiliki
kesamaan tema; mengangkat isu urban.  

 

Tentang
Karya 

 

Tahun ini akan ada 4 koreografer yang
akan tampil. Karya-karya yang ditampilkan merupakan hasil penciptaan para
koreografer dalam merespon kota.
Karya-karya itu adalah;

 

'Sitilatte'.

Koreografer
Yola Yulfianti menampilkan karyanya di salah satu kedai kopi di ARK Galerie di
bilangan Senopati, Jakarta Selatan. Dinaungi atmosfer kedai kopi, ‘Sitilatte’
akan dihadirkan dalam 3 menu adegan yg saling berkaitan ; Caffelatte, Hot 
chocolatte
with free hot spot, Tubruklatte .




Jadwal
pertunjukkan : 

Sabtu, 21 Februari 2009.
19.00 - 20.00 WIB ( 48 menit/ 1 kali pentas)

Ark Gallery – Jl. Senopati Raya 92, Jakarta
Selatan



‘Tiang, tubuh tubuh yang membatu’

karya
Koreografer Fitra bertajuk akan menampilkan karya instalasi tubuh-tubuh yang
membatu dan saling berbenturan layaknya benda mati. Karya ini akan disajikan
dalam 3 bagian; Tubuh rutin dan tubuh sehari; Tubuh yang terlatih dan tubuh
yang sakit; Tubuh Mekanis; Memasuki tubuh, tiang, dan proses menjadi batu dan
besi. 




Jadwal
pertunjukkan :

Rabu, 25 Februari 2009.
Pukul 19.00 dan  20.30 WIB (45 menit / 2
kali pentas)

Plaza Taman Ismail Marzuki – Jakarta
Pusat

 

‘Tubuh
Bisu’

Karya Retno Sulistyorini ini
menampilkan imajinasi yang dituangkan dalam bentuk karya instalatif ruang dan
benda. Keberadaan benda-benda yang akan ditampilkan adalah dalam bentuk setting
dan properti, serta tubuh manusia sebagai media gerak. Sebagai mediator,
beberapa penari akan memberikan makna pada benda-benda itu dengan tehnik
koreografi maupun eksplorasi gerak.




Jadwal
pertunjukkan :

Kamis, 26 Februari 2009.
Pukul 16.30 dan 19.00 WIB (30 menit , 2 kali pentas)

Plaza Taman Ismail Marzuki – Jakarta
Pusat 





 

‘Z.C
(Zebra Cross)’

Karya tari garapan Koreografer Boby Ari
Setiawan ini akan ditampilkan di perempatan jalan yg memiliki Zebra Cross.
Tarian akan ditampilkan saat sepeda motor, mobil dan kendaraan lainnya berhenti
karena lampu merah.




Jadwal
pertunjukkan : 

Jumat, 27 Februari 2009.
Pukul 16.00, 17.30 WIB (30 menit, 1 kali pentas)

Zebra Cross di Sarinah,J.L M.H  Thamrin –
Jakarta Pusat, 





 

Tentang Dewan Kesenian Jakarta

 

Dewan Kesenian Jakarta - DKJ adalah
salah satu lembaga yang dibentuk oleh masyarakat seniman dan dikukuhkan oleh
Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada 17 Juni 1969. DKJ memiliki peran dan
berfungsi sebagai mitra kerja Gubernur, Kepala Daerah Propinsi DKI Jakarta
untuk merumuskan kebijakan guna mendukung kegiatan dan pengembangan kehidupan
kesenian di wilayah Propinsi DKI Jakarta. Kebijakan pengembangan kesenian
tercermin dalam bentuk program tahunan yang diajukan dengan menitikberatkan
pada skala prioritas masing-masing komite. Anggota DKJ berjumlah 25 orang,
terdiri dari para seniman, budayawan dan pemikir seni, yang terbagi dalam 6
komite: Komite Film, Komite Musik, Komite Sastra, komite Seni Rupa, Komite Tari
dan Komite Teater.

 Dimas Fuady
Humas Dewan Kesenian Jakarta

jl. cikini raya 73 jakarta
10330 indonesia

ph. +62 21 319 37639, 316 2780, 398 99634

fax. +62 21 319 246 616




  Kenapa BBM mesti naik? Apakah tidak ada solusi selain itu? Temukan 
jawabannya di Yahoo! Answers! http://id.answers.yahoo.com

Re: [ac-i] Undangan Dialog Manifes Kebudayaan dan Lekra di TUK

2009-02-23 Terurut Topik Putu Oka Sukanta
Rekonsiliasi!?

Sebenarnya yang perlu berekonsiliasi bukan antara Gunawam dengan Joko Pekik, 
Kusni dengan Taufik, atau seniman-seniman lain yang pernah berhimpun di Manifes 
 dan di Lekra, tetapi antara Rakyat yang ditindas dengan tuduhan terlibat G30S, 
lalu dipenjara dan didiskriminasi secara struktural dan sistematis sampai ke 
anak cucunya, dengan negara./ pemerintah R.I. yang melakukan kekerasan terhadap 
mereka..

Seniman di kalangan Manifes tidak punya kapasitas dan kekuatan untuk memaksa 
pemerintah menggugurkan peraturan yang diskriminatif tersebut, yang saya 
ketahui sebagian mereka juga tidak setuju dengan keberadaan peraturan tsb. Saya 
sangat menghargai Taufik untuk mau mendorong pemerintah melakukan hal tersebut, 
baik melalui DPR maupun pemegang kekuasaan yang lain termasuk Parpol.

Hubungan antar pribadi yang tadinya berseberangan dalam konsep dan strategi 
gerakan kebudayaan, sudah lama menjalin persahabatan, saling menghormati 
pendirian dan keberadaan masing-masing. Di beberapa hal saling tolong menolong. 
Pengalaman pribadi saya, di tahun 1983 ketika saya menghadiri International 
Popular Theatre Worshop di Bangladesh, saya sudah didukung oleh Bung Aristides 
Katoppo dengan Mingguan Mutiaranya. Dengan bung Arief Budiman beberapa bulan 
setelah saya keluar penjara sudah ngobrol mesra, sekali waktu ia menginap di 
rumah saya. Bung Rendra, membacakan puisi saya sewaktu peluncuran buku Merajut 
Harkat di tahun 1999. Dan sampai sekarang persahabatan terus berjalan, demikian 
juga dengan beberapa teman dari Manifes yang lainnya.Persahabatan bisa terjadi 
karena kami saling menghormati, tidak saling menghujat, saling mendorong 
berkarya, mengekspresikan diri, dan pikiran melalui karya seni yang 
digeluti.Saya  punya luka di masa lalu, tetapi saya tidak mau mati karena luka 
itu, saya berjalan ke depan dituntun pikiran saya sendiri, bukan untuk diri 
sendiri saja, tetapi lebih-lebih untuk Indonesia. Saya tidak melupakan luka 
itu, saya berlawan untuk menyembuhkannya, tetapi saya punya keterbatasan. 
Keterbatasan ini bisa dikurangi mungkin dengan bekerjasama dengan siapa saja 
yang punya kepentingan bersama.
Pemegang kekuasaan belum berpihak kepada saya /kami, mungkin karena mereka 
masih menikmati lezat manisnya peristiwa tersebut yang memberikan energi buat 
kelangsungan hidupnya.
Apakah secara makro pemegang kekuasaan di Indonesia berdiri sendiri? Jawabnya 
silakan mencari sendiri.

Harapan saya, saya bisa melepehkan/membuang dari mulut, permen karet yang sudah 
tidak manis lagi,hanya tinggal karetnya yang menjadi pengganggu sewaktu 
mengunyah dan berbicara. 

salam hangat
putu oka sukanta, 


  - Original Message - 
  From: yus adi 
  To: artculture-indonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Sunday, February 22, 2009 10:46 PM
  Subject: Re: [ac-i] Undangan Dialog Manifes Kebudayaan dan Lekra di TUK


Semoga bapak/ibu/sodara/sodari sekalian sudah tahu bahwa Goenawan 
Mohamad (Manikebu) dan pelukis Djoko Pekik (pernah dipenjara karena 
ke-Lekra-annya) sudah lebih dari 10 tahun saling bertegur sapa, bahkan 
bersahabat sangat karib. Belum lama ini saya menghadiri acara ulangtahun GM 
yang dirayakan di rumah Pekik. Maka rekonsiliasi adalah sebutan yang terlalu 
berlebihan, maaf, menurut saya diheroik-heroikkan.
Yuswantoro adi, pelukis tinggal di Yogyakarta

--- On Sat, 21/2/09, flu...@rad.net.id  wrote:

  From: flu...@rad.net.id 
  Subject: Re: [ac-i] Undangan Dialog Manifes Kebudayaan dan Lekra di 
TUK
  To: artculture-indonesia@yahoogroups.com
  Cc: artculture-indonesia@yahoogroups.com, salih...@yahoogroups.com
  Date: Saturday, 21 February, 2009, 9:38 PM


  Terima kasih Pak Asvi atas penjelasannya. Saya mungkin salah karena 
seperti Pak Bambang ketika membaca undangan itu mengira adanya pemakaian nama 
pengirim yang tidak mau secara jelas dan terbuka menyatakan dirinya dengan 
menggunakan nama tersamar. Karena terus terang memang banyak pesan disampaikan 
orang dengan nama samaran yang bunyinya aneh-aneh. Entah mungkin karena kurang 
PD atau pesannya cuma unek-enek atau penghujatan ungkapan kekesalan saja atau 
apa, saya kurang tahu. Tentunya saya sangat gamang kalau di zaman seperti 
sekarang orang masih enggan atau belum mau berdiskusi secara terbuka. Tetapi 
syukurlah kalau memang dugaan saya itu salah.
  Sayang saya tidak menghadiri diskusi yang menurut saya cukup penting 
itu. Tetapi saya membaca dari milis kita dialog atau upaya rekonsiliasi 
kelompok Manikebu (diwakili Taufik Ismail) dan kelompok Lekra (diwakilki oleh 
JJ Kusni) yang menurut saya baik dan perlu dilakukan ini demi perjalanan kita 
kedepan ditentang dan dihujat cukup keras oleh beberapa orang dengan alasan 
mereka tentunya. Tentunya ini sangat merisaukan saya. Saya kira Pak Asvi juga 
membacanya.
  Salam,
  Firman


   Pak Bambang Hidayat dan Pak Firman Lubis,
  > Â 
  > Saya kira tidak ada yang s

[ac-i] Rama Candi Dasa, Kemewahan yang Sederhana

2009-02-23 Terurut Topik winwannur
Bagi turis asal eropa,  Bali adalah sebuah pulau tujuan wisata yang
khas dan unik. 

Image Bali di mata mereka adalah image sebuah pulau yang hijau, alam
yang asri, budaya yang eksotik, penduduk yang ramah, dan bersahaja.
Bali di mata mereka, tidak seperti Malaysia yang menjual resort wisata
artifisial atau Thailand yang tidak bisa melepaskan diri dari citra
wisata prostitusi.

Para pengelola hotel-hotel, resort dan restoran di Bali rata-rata
menangkap image seperti ini dengan baik dan merekapun bisa
mengaplikasikannya dengan sempurna dalam konsep hotel dan restoran
yang mereka mereka, baik dalam hal desain maupun pelayanan.

Lalu, seperti biasa saat aku menghilang dari peredaran, itu artinya
aku sedang bekerja, menemani para turis yang menjadi klienku melakukan
perjalanan wisata. 

Kemarin, aku menemani klienku melakukan perjalanan wisata di Bali.
Salah satu tempat yang kami kunjungi adalah kawasan Bali Timur, di
sana kami mengunjungi Tenganan, sebuah desa Bali Aga, sebutan untuk
orang Bali asli yang bukan keturunan imigran dari Jawa yang pindah ke
Bali pasca kedatangan islam dan runtuhnya kerajaan Majapahit.

Di Bali Timur, kami menginap di sebuah Hotel yang bernama Hotel Rama
Candi Dasa yang memiliki restoran bernama Garpu.

Hotel Rama Candi Dasa dan Restoran Garpu-nya yang terletak di desa
Candi Dasa, kabupaten Karangasem, Bali.

Kepada para pelanggannya, manajemen hotel ini menawarkan konsep desain
dan pelayanan menyatu dengan alam, saling menyapa dengan lingkungan
sekitar, serta kental dengan nilai-nilai lokal.

Kamar Hotel dibuat kental dengan nuansa Bali, ranjang didekorasi
dengan kelambu yang khas, ruangan kamar dihiasi dengan tanaman hidup
serta pemandangan yang langsung menarah ke laut. 

Bagian taman, koridor yang menghubungkan kamar-kamar hotel dengan
restoran dibuat seperti jembatan kayu di hutan bakau yang di
kanan-kirinya ditumbuhi tanaman tropis nan eksotis, mulai dari pisang
hias, bunga jepun sampai pandan duri dengan karnya yang menonjol
keluar  yang hanya tumbuh di pantai. Pada bagian tertentu, taman ini
dipercantik dengan tanaman teratai berbunga merah jambu yang tumbuh di
dalam kolam.

Restoran dibangun tepat dipinggir pantai, sejajar dengan kolam renang
yang dinaungi pohon-pohon nyiur melambai. Saat sedang menikmati
sarapan pagi atau makan malam, deburan ombak dan hembusan angin laut
langsung dapat kita dengar dan rasakan. Pada pagi hari sembari
menikmati tegukan jus jeruk dan roti dengan selai atau mentega
Selandia Baru sebagai sarapan. Tepat di bawah jendela, kita bisa
menyaksikan nelayan yang menaikkan perahu jukungnya ke pasir setelah
semalaman di laut menangkap ikan.

Seluruh dinding restoran dibuat dari kaca transparan, sehingga pulau
Tapekong yang luasnya cuma dua hektar (kira-kira seluas pulau Rubiah
di Sabang) juga bisa kita lihat di kejauhan, tampak seperti ikan paus
yang sedang menyembul di permukaan.

Konsep menyatu dengan alam serta kental dengan nilai-nilai lokal ini
juga terlihat jelas dari penampilan para pelayan di restoran ini yang
tidak seperti Luna Maya atau VJ Rianti yang cantik berlebihan. Mereka
hanyalah gadis-gadis setempat yang berpakaian dan berdandan apa adanya
sebagaimana yang mereka pakai dalam keseharian. Wajah mereka bersih
dari segala kosmetik dan bibir juga demikian, dibiarkan alami tanpa
dipulas gincu yang membuatnya tampak merah menantang. 

Semua tampak begitu alami dan sederhana, tapi segala kesederhanaan
yang ditawarkan oleh hotel ini justru membuat para pelanggan seperti
saya yang menginap di sana merasa betah dan nyaman.

Wassalam

Win Wan Nur
www.winwannur.blogspot.com





Re: [ac-i] SEKOLAH GAMELAN

2009-02-23 Terurut Topik Vincentius Budi Widjojo
di gereja Santa Theresia juga ada belajar gamelan tiap hari senen malam jam 
19.00

--- On Mon, 2/23/09, BJD. Gayatri  wrote:
From: BJD. Gayatri 
Subject: Re: [ac-i] SEKOLAH GAMELAN
To: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Date: Monday, February 23, 2009, 1:28 AM












Sayang,
tidak ditulis, Sekolahan Gamelan ini ada dimana
saya hanya berasumsi bahwa sekolahan ini ada di Yogyakarta.

saya kira, tidak benar juga jika gamelan tidak disukai oleh masyarakat 
indonesia secara meluas.  Tapi mungkin jumlah kenaikan penyuka gamelan hanya 
mengikuti deret ukur jika dibandingkan dengan penyuka jenis musik yang lain 
yang mengikuti deret hitung.

saya kira, mungkin perlu dikaji, kenapa generasi muda dan khususnya yang di 
kota besar macam jakarta, tidak menyukai atau tidak akrab dengan gamelan, 
apalagi dengan wayang.

saya pernah menyaksikan pagelaran "International Wayang Festival" di Taman Mini 
Indonesia Indah di tahun 2000-an.
yang seperti biasa, dihadiri oleh pencinta wayang sejati seperti Bp. Franky 
Welirang dan beberapa pejabat teras pencinta wayang.
bukan hanya para pengrawitnya saja yang ada
 berkulit putih, namun para dalangnya juga banyak yang berkulit putih, klulit 
hitam, dlsb.
Namun sebagian besar penonton yang hadir adalah mereka yang berasal dari 
kalangan menengah- ke bawah.

saya sendiri jadi bertanya-tanya, mengapa kelompok masyarakat Indonesia (baca 
juga: Jawa) kelas menengah keatas, menjadi jauh dari akar budaya sendiri, 
khususnya dalam hal ini budaya Jawa.
Jadi, boro-boro belajar gamelan, lha wong mendengarkan musik Jawa aja tidak 
akrab, kok.

Sehingga saya salut pada penyelenggara kursus gamelan ini.
Sayang aja, kalau peminatnya ternyata membludak tapi dibatasi hanya 14 orang.
Hambok nggak usah dibatasi, biar tambah banyak yang belajar gamelan.

Tabik
Gayatri

--- On Sat, 21/2/09, Ahmad Jalidu  wrote:
From: Ahmad Jalidu
 
Subject: [ac-i] SEKOLAH GAMELAN
Date: Saturday, 21 February, 2009, 2:17 PM










Ayo BELAJAR GAMELAN...

Konon... lebih dari 250 set gamelan telah dipesan oleh Jepang sejak 20 tahun 
terakhir...
Konon... beberapa SD di Jerman memiliki kegiatan Ekstrakurikuler Gamelan, 
demikian juga di Amerika, Belanda, Australia, New Zeland dan sebagainya..

Sungguh Membanggakan...

Tetapi... kebanggaan ini akan lenyap jika ternyata yang di luar sana jauh lebih 
bisa
 daripada kita yang ada di sini...

JANGAN SAMPAI KETINGGALAN. ..!!! 

Ikuti SEKOLAH GAMELAN
bersama Komunitas Suka Lelangen Edining Kabudayan (SLEnK)

SEKOLAH GAMELAN
Kursus dasar mengenal gamelan...
mulai 13 Maret 2009
Biaya Rp 80.000.00 (dibayar setelah kursus berjalan)
8 kali pertemuan...
Instruktur : Sugito Hadi Supadma  (Kertua SLEnK, praktisi karawitan)

Peserta akan mendapatkan T-SHirt dan Sertifikat.. .

PENDAFTARAN :
- Kirim BIodata, Foto dan uraian mengenai motivasi Anda belajar Gamelan. kirim 
via email ke komunitas_slenk@ yahoo.co. id

Pendaftaran ditutup 10 MARET 2009 atau Jika peserta telah mencapai 14 Orang. 

baca keterangannya di
 http://paguyuban_ slenk.blogspot. com  
atau hubungi 08562856610 (Jali)