[ac-i] Cerita Mata Tentang Garis Lurus Taufiq Ismail, Ikranagara dan JJ Kusni
Rekonsiliasi: Tidak Perdamaian total: Tidak Anti Komunis: Ya Kolaborasi: Ya Dendam: Taufik: Ya JJKusi: tidak Pemenang: Taufik Ismail Hina dina : JJ Kusni Rasa mewakili: Lekra: 0 persen Manikebu: 100 persen Peluk-pelukan: homosexuil: 99 persen proforma: 1 persen Rasa malu:Taufik: 0 Kusni: 0,0 Motivasi: ingin menonjolkan diri: Taufik: 100 persen Kusni: 100 persen ingin mengawetkan nama: Taufik: 100 persen Kusni: 100 persen Biro Statistik Bisai - Original Message - From: Yonathan Rahardjo To: sastra-pembeba...@yahoogroups.com Sent: Monday, February 23, 2009 12:45 PM Subject: #sastra-pembebasan# Cerita Mata Tentang Garis Lurus Taufiq Ismail, Ikranagara dan JJ Kusni Jumlah mata yang menetap mereka begitu susah dihitung, dalam ruang yang sore itu menjadi sempit. Ikranagara duduk di tengah diapit Taufiq Ismail di sisi kanannya sedang JJ Kusni di sisi kirinya. Mereka yang duduk di kursi bermeja laksana sebujur roti manis dikerumuni semut-semut yang serentak diam ketika M Guntur Romli mengatakan dengan pengeras, acara akan dimulai. Dan, bermainlah Ikranagara dengan perannya sebagai moderator. JJ Kusni dipersilakan memulai, dan orang yang dibilang benak hadirin mewakili Lekra (Lembaga Kebudayaan Kebudayaan rakyat) ini pun memilih berdiri, karena bicara sambil duduk membuatnya merasa tertekan. lain halnya dengan Taufiq Ismail yang pada gilirannya bicara nanti bicara ia memilih duduk dengan berkata, "Kedudukan itu enak." Dari pembicaraan mereka plus tanya jawab dengan hadirin, JJ Kusni dan Taufiq mengakui, buku Kusni yang dibahas sore itu memang bermula dari surat Taufiq Ismail kepada JJ Kusni merupakan respon dari pembacaan Taufiq atas tulisan Kusni yang tentang pertemuan dengan Sitor Situmorang di Paris bagian 5. Respon itu berupa tulisan taufiq yang dipresentasikan di depan mahasiswa UI saat dialog dengan Pramoedya Ananta Toer pada 2000, dan satunya lagi saya lupa. Respon Taufiq pun dibalas dengan banyak tulisan JJ Kusni, yang kesemuanya menjadi bab-bab dalam buku yang dibahas sore itu plus tulisan Kusni di Jurnal HAM dan Demokrasi Habibie Center. Sayangnya, tak ada penjualan buku tersebut pada acara itu sehingga nyaris seluruh hadirin tidak membaca dan mendapatkan buku terbitan Ultimus itu sore itu. Dalam pertemuan itu, intinya JJ Kusni menegaskan bahwa di situ ia tidak mewakili Lekra, meski ia orang Lekra. Apalagi, di antara hadirin Martin Aleida dengan berang mengatakan bahwa JJ Kusni sebagai sastrawan di jajaran Lekra tidaklah ada apa-apanya, menyitir pernyataan SMS Saut Sitomorang yang disebut juga oleh Martin sore itu. JJ Kusni yang doktor sejarah, dianggap Martin tidak pas bicara tentang sejarah Lekra; meski doktor sejarah yang keberadaannya secara subyektif mengurangi keobyektifan sudut pandang menyeluruh tentang Lekra. Penegasan Kusni bahwa ia hanya mewakili dirinya sendiri, memuncakkan sandiwara sore itu dengan kekuatan pribadi: minimal ada seorang JJ Kusni dan seorang Taufiq Ismail yang 'bersalaman bahkan berangkulan' untuk sebuah peramaian total (istilah Taufiq) atau rekonsiliasi (istilah Ikra). Di sisi Taufiq Ismail, tak pernah reda (tampak sekali dari caranya bicara dan dari statement-statemennya yang tertuang dalam makalah yang dibacakan pada sore hari itu) dendam kesumatnya terhadap ideologi komunis yang dengan nyata dikaitkan dengan keberadaan Lekra dan tentu saja JJ Kusni yang dianggap orang mewakili Lekra pada acara dialog yang diselenggarakan oleh Teater Utan Kayu, Rabu minggu ini. Dendam Taufiq dengan memojokkan komunisme ditambah dengan pernyataan-pernyataabn tentang Ada sebuah jalinan antara Jakarta dengan benua darat kala itu. Entah apa yang menyebabkan jalinan itu begitu terasa. Dendam sang penyair terhadap lawan politiknya mengedepankan kebangkitan dari kubur para pendiri paham yang keras berkokoh pada keyakinan. Bahkan dari dalam kubur di London dan Moskow dibangkitkannya mereka, Karl Marx dan Lenin, dengan rantai panjang yang disulurkan dari kegelapan masa silam yang membelenggu pengikutnya hingga masa kini. Namun dengan lihainya, Taufiq malah menunjukkan dan mengatakan betapa dendam itu dimiliki oleh para pengikut Marx dan Lenin, dan dia sedih karenanya. Tidak seperti yang dilakoni Malaysia yang menghapuskan diskriminasi partai komunia malaysia dan Afrika Selatan yang mampu menyelenggarakan rekonsiliasi nasional, Taufiq menyesali, mengapa Indonesia negerinya ini tidak mampu lepas dari denam itu. Yang anehnya, Taufiq mengatakan, dendam ini adalah pada kaum kiri. Dan dia menggempur dengan pernyataan mestinya kaum ini mau melupakan dendam itu dan sedia menciptakan perdamaian total dengan kelompoknya. Taufiq yang bukan korban kebiadaban pembantaian berjuta-juta orang PKI dan yang dianggap kelompoknya, mala
[ac-i] Tanggapan Buat bung Asahan
Bung Rudi Hartono yang baik, Saya berikan ruang yang seluas luasnya pada bung untuk untuk mempreteli pribadi saya yang bung lakukan dengan metode psiko-analis dan saya mengharapkan akan ada dignose selanjutnya tentang diri saya dan penegasan terapi yang menurut bung saya butuhkan. Mengikuti metode bung maka jawaban saya, saya selipkan di antara alinea-alinea komentar bung, agar tidak terlalu memberati berbagai Mailing-list dengan berpuluh gerbong batu kerikil kiriman bung untuk diterbangkan ke mayapada yang masih belum bebas gaya berat. - Original Message - From: S Manap To: Hongkong indonesia Sent: Monday, February 23, 2009 1:05 PM Subject: [HKSIS] VB: #sastra-pembebasan# Tanggapan Buat bung Asahan Diteruskan dari Sastra Pembebasan. S.Manap. --- Den mån 2009-02-23 skrev Rudy hartono : Från: Rudy hartono Ämne: #sastra-pembebasan# Tanggapan Buat bung Asahan Till: sastra-pembeba...@yahoogroups.com Datum: måndag 23 februari 2009 11.59 Saya menanggapi bung asahan dari dua hal; pertama, soal pentingnya bagi kaum pergerakan memanfaatkan arena politik formal, termasuk parlemen, dalam situasi Indonesia saat ini. kedua, soal revolusioner dan reformisme. Ketiga, kembali menguji tesis bung asahan, bahwa golput merupakan metode paling tepat pada saat ini, sehingga perlu dikembangkan. Dalam berbagai perdebatan di milis, bung asahan selalu mengambil peran sebagai pengeritik pedas, seolah-olah ia adalah pewaris paling sah dan benar dari tradisi revolusioner di Indonesia. Tidak sedikit dari perdebatan dan kritik itu, menurut saya, bung Asahan justru masuk dalam polemik kekanak-kanakan, ibarat kakek yang selalu menyalahkan cucunya, tanpa menyadari adanya perubahan-perubahan situasi yang melingkupi dia dan cucunya. Asahan: Bung telah salah kalau mengatakan "kritik pedas"yang saya lancarkan dalam berbagai perdebatan di milis-milis, adalah pewaris paling sah dari tradisi revolusioner di di Indonesia. Menurut saya, tradisi revolusioner di Indonesia adalah perlawanan tegas terhadap kontrarevolusioner, kaum kolonialis dan Imperialis. Oleh sebab itulah lahir revolusi Agusrtus 1945, pecah pembrontakan 1926, melawan terror putih 1948 yang semua itu bukan dengan tradisi kritik pedas tapi adalah perlawanan lengkap antara hidup dan mati, antara siapa yang menang siapa yang kalah. Bung telah mereduksi tradisi revolusioner rakyat Indonesia hingga minimal: sekedar kritik pedas. Bung telah membikin saya menjadi dua manusia yang berbeda usia: sebagai anak-anak dan sebagai kakek-kakek. Tapi kalau kesimpulan psikologis bung bahwa saya telah masuk dalam polemik kekanak-kanakan, saya masih belum merasa terhina seperti yang bung kehendaki, tapi bukan karena saya arogan. Logis saja karena bung merasa ingin lebih dewasa dari saya, itu adalah hak bung. Tapi sayapun merasa bekerja keras untuk mengangkat bung sebagai orang dewasa dan itu tidak berhasil. Juga logis, karena keinginan bung menjadi orang dewasa jauh lebih besar daripada keadaan bung yang sesungguhnya yang itu bung tunjukkan dalam cara bung menilai orang lain.Tapi biarlah saya kekanak-kanakan sebagai yang bung maui. Tapi sebagai kanak-kanak, saya adalah kanak-kanak yang berpikir dan tidak menjadi orang tua yang hanya berceloteh sepanjang hari tanpa mengerti apa yang dia maui. Apakah bung tidak merasa demikian? Dunia memang suduh sangat berubah. Tapi setiap orang punya penanggapan sendiri tentang perubahan-perubahan yang dilihatnya maupun yang dirasakannya. Bung bersama dengan teman-teman bung, masih terbius dengan Parlemen minded yang pernah membikin PKI demam di masa lalu. Tak usah panjang-panjang, hasilnya semua kita tahu. Bung melihat perubahan itu sebagai sekedar ganti tempat tidur tapi dalam kamar yang sama. Menurut saya, fikiran bung asahan sangat dipengaruhi oleh beberapa hal; pertama, Bung asahan sedang bermukim diluar negeri, kalau tidak salah di Hoofddorp, Belanda. Dalam menyimak perkembangan situasi politik dan ekonomi di dalam negeri, ia lebih banyak mengacu pada berita-berita surat kabar, media online, ataupun berdiskusi dengan orang-orang Indonesia tertentu. Media di Indonesia, baik online maupun cetak, banyak mengambil bagian dalam promosi neoliberal dan mendepolitisasi rakyat. Asahan: Saya"banyak mengambil bagian dalam promosi neoliberal dan mendepolitasi rakyat" ujar bung. Saya kira bung terlalu dalam kesurupan semboyan "Anti Neoliberal" menjelang demam Pemilu. Saya yakin semboyan yang kurang dikenal rakyat itu akan gagal yang bung begitu gandrung turut mereklamekannya secara besar-besaran. Bung dan mungkin juga Partai Bung, meneriakkan semboyan "Anti Neoliberal"tapi aparat atau kaki tangan Neoliberal di Indonesia, tidak berani bung sebut namanya, ide
Re: [ac-i] Undangan Dialog Manifes Kebudayaan dan Lekra di TUK
Rekonsiliasi dan transformasi tanpa ada kemauan sungguh-sungguh, itikad baik, kedewasaan dan kematangan berpikir dalam bertindak untuk kepentingan yang lebih besar dari semua pihak akanlah mustahil. Bangsa ini akan terus saja tercabik-cabik oleh kepentingan kelompok dan golongan sehingga terus saja menjadi bangsa yang tidak dihargai dan dihormati bangsa-bangsa lain. "Een natie van koelis en koeli van naties" kata Bung Karno seperti yang kita saksikan selama ini. Firman Lubis Rekonsiliasi tanpa transformasi adalah omong kosong. > > dc > > > --- On Mon, 23/2/09, yus adi wrote: > >> From: yus adi >> Subject: Re: [ac-i] Undangan Dialog Manifes Kebudayaan dan Lekra di TUK >> To: artculture-indonesia@yahoogroups.com >> Received: Monday, 23 February, 2009, 2:46 AM >> Semoga bapak/ibu/sodara/sodari sekalian sudah tahu bahwa >> Goenawan Mohamad (Manikebu) dan pelukis Djoko Pekik (pernah >> dipenjara karena ke-Lekra-annya) sudah lebih dari 10 tahun >> saling bertegur sapa, bahkan bersahabat sangat karib. Belum >> lama ini saya menghadiri acara ulangtahun GM yang dirayakan >> di rumah Pekik. Maka rekonsiliasi adalah sebutan yang >> terlalu berlebihan, maaf, menurut saya >> diheroik-heroikkan.Yuswantoro adi, pelukis tinggal di >> Yogyakarta >> >> --- On Sat, 21/2/09, flu...@rad.net.id >> wrote: >> From: flu...@rad.net.id >> Subject: Re: [ac-i] Undangan Dialog Manifes Kebudayaan dan >> Lekra di TUK >> To: artculture-indonesia@yahoogroups.com >> Cc: artculture-indonesia@yahoogroups.com, >> salih...@yahoogroups.com >> Date: Saturday, 21 February, 2009, 9:38 PM >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> Terima kasih Pak Asvi atas penjelasannya. Saya >> mungkin salah karena >> seperti Pak Bambang ketika membaca undangan itu mengira >> adanya pemakaian >> nama pengirim yang tidak mau secara jelas dan terbuka >> menyatakan dirinya >> dengan menggunakan nama tersamar. Karena terus terang >> memang banyak pesan >> disampaikan orang dengan nama samaran yang bunyinya >> aneh-aneh. Entah >> mungkin karena kurang PD atau pesannya cuma unek-enek atau >> penghujatan >> ungkapan kekesalan saja atau apa, saya kurang tahu. >> Tentunya saya sangat >> gamang kalau di zaman seperti sekarang orang masih enggan >> atau belum mau >> berdiskusi secara terbuka. Tetapi syukurlah kalau memang >> dugaan saya itu >> salah. >> Sayang saya tidak menghadiri diskusi yang menurut saya >> cukup >> penting itu. Tetapi saya membaca dari milis kita dialog >> atau upaya >> rekonsiliasi kelompok Manikebu (diwakili Taufik Ismail) dan >> kelompok Lekra >> (diwakilki oleh JJ Kusni) yang menurut saya baik dan perlu >> dilakukan ini >> demi perjalanan kita kedepan ditentang dan dihujat cukup >> keras oleh >> beberapa orang dengan alasan mereka tentunya. Tentunya ini >> sangat >> merisaukan saya. Saya kira Pak Asvi juga membacanya. >> Salam, >> Firman  >> >> >>  Pak Bambang Hidayat dan Pak >> Firman Lubis, >> >  >> > Saya kira tidak ada yang >> salah dari undangan Dialog Manikebu vs Lekra di >> > Teater Utan Kayu >> itu. Saya hadir dalam acara itu yang tampaknya kurang >> > dilaporkan oleh pers (saya lihat ada crew TV ONe, Nama >> dan >> Peristiwa). >> >  >> > Undangan ini dikirim oleh >> Mohammad Guntur Ramli (MGR) yang menjadi >> > koordinator >> dari kegiatan dialog tersebut. MGR adalah nama asli >> bukan >> > samaran, ia menjadi korban dalam aksi brutal di Monas >> ketika >> terjadi heboh >> > UU Pornografi beberapa waktu lalu. >> > Ia >> juga menjadi Redaktur Pelaksana majalah Jurnal >> Perempuan. >> > Salihara itu nama komunitas (perluasan dari Teater >> Utan Kayu) yang >> berada >> > di Pejaten. Di Salihara diselenggarakan >> berbagai kegiatan budaya.  >> > Salam, >> > Asvi Warman Adam >> >  >> >  >> > >> > --- Pada Rab, 18/2/09, flu...@rad.net. id >> menulis: >> > >> > Dari: >> flu...@rad.net. id >> > Topik: Re: [ac-i] >> Undangan Dialog Manifes Kebudayaan dan Lekra di TUK >> > Kepada: >> artculture-indonesi a...@yahoogroups. com >> > Cc: >> salih...@yahoogroup s.com, artculture-indonesi >> a...@yahoogroups. com >> > >> Tanggal: Rabu, 18 Februari, 2009, 9:10 AM >> > >> > >> > >> >> > >> > >> > >> > Saya mendukung usul dari Pak >> Bambang ini. Saya kira sudah zamannya kita >> > berani berbicara apa >> saja secara terbuka dan menyampaikan nama diri kita. >> > Sebab saya >> agak risih juga kalau menerima pesan yang sifatnya seperti >> > surat >> kaleng. Atau lempar batu sembunyi tangan. Saya harap milis >> kita bisa >> > lebih merupakan ajang diskusi dan pertukaran pendapat >> serta pikiran >> yang >> > mencerdaskan dan mencerahkan. >> > >> > >> Salam, >> > Firman >> > >> > >> > >>  Rekan-rekan yang saya hormati, >> >> >> >> >> Kalau boleh saya mengusulkan agar dalam komunikasi >> ini--untuk menjaga, >> >> menjamin dan meneguhkan keterbukaan, kita semua >> mempergunakan >> nama diri >> >> masing-masing. Dengan cara itu penerima mail(s) >> sewaktu sebelum, apalagi >> >>
Re: [ac-i] SEKOLAH GAMELAN
Benar sekali Mbak/BU Gayatri. Dan Terima kasih untuk koreksinya. Ya, kami ada di Yogyakarta. Kami juga sedang berusaha semampu kami untuk melakukan sekecil apapun upaya mendekatkan generasi muda di kota Yogyakarta dengan gamelan dan seni tradisi Jawa. Mengenai jumlah siswa, sementara dibatasi berkaitan dengan metode penanganan pembelajarannya. supaya maksimal satu kelas hanya 14 orang, kalopun lebih ya akan di[ertimbangkan jika ada 28 orang, maka akan dibagi dalam dua kelas. Kendala lain adalah kami juga hanya meminjam tempat, di mana di tempat tersebut sudah berjalan beberapa kegiatan kampung yang menyisakan jam-jam tertentu saja yang bisa kami pakai. Semoga semakin hari kami bisa menemukan solusi untuk mampu lebih gencar mengkampanyekan budaya tradisi. Salam Hangat M. Ahmad Jalidu --- On Mon, 23/2/09, BJD. Gayatri wrote: From: BJD. Gayatri Subject: Re: [ac-i] SEKOLAH GAMELAN To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Date: Monday, 23 February, 2009, 1:28 AM Sayang, tidak ditulis, Sekolahan Gamelan ini ada dimana saya hanya berasumsi bahwa sekolahan ini ada di Yogyakarta. saya kira, tidak benar juga jika gamelan tidak disukai oleh masyarakat indonesia secara meluas. Tapi mungkin jumlah kenaikan penyuka gamelan hanya mengikuti deret ukur jika dibandingkan dengan penyuka jenis musik yang lain yang mengikuti deret hitung. saya kira, mungkin perlu dikaji, kenapa generasi muda dan khususnya yang di kota besar macam jakarta, tidak menyukai atau tidak akrab dengan gamelan, apalagi dengan wayang. saya pernah menyaksikan pagelaran "International Wayang Festival" di Taman Mini Indonesia Indah di tahun 2000-an. yang seperti biasa, dihadiri oleh pencinta wayang sejati seperti Bp. Franky Welirang dan beberapa pejabat teras pencinta wayang. bukan hanya para pengrawitnya saja yang ada berkulit putih, namun para dalangnya juga banyak yang berkulit putih, klulit hitam, dlsb. Namun sebagian besar penonton yang hadir adalah mereka yang berasal dari kalangan menengah- ke bawah. saya sendiri jadi bertanya-tanya, mengapa kelompok masyarakat Indonesia (baca juga: Jawa) kelas menengah keatas, menjadi jauh dari akar budaya sendiri, khususnya dalam hal ini budaya Jawa. Jadi, boro-boro belajar gamelan, lha wong mendengarkan musik Jawa aja tidak akrab, kok. Sehingga saya salut pada penyelenggara kursus gamelan ini. Sayang aja, kalau peminatnya ternyata membludak tapi dibatasi hanya 14 orang. Hambok nggak usah dibatasi, biar tambah banyak yang belajar gamelan. Tabik Gayatri --- On Sat, 21/2/09, Ahmad Jalidu wrote: From: Ahmad Jalidu Subject: [ac-i] SEKOLAH GAMELAN Date: Saturday, 21 February, 2009, 2:17 PM Ayo BELAJAR GAMELAN... Konon... lebih dari 250 set gamelan telah dipesan oleh Jepang sejak 20 tahun terakhir... Konon... beberapa SD di Jerman memiliki kegiatan Ekstrakurikuler Gamelan, demikian juga di Amerika, Belanda, Australia, New Zeland dan sebagainya.. Sungguh Membanggakan... Tetapi... kebanggaan ini akan lenyap jika ternyata yang di luar sana jauh lebih bisa daripada kita yang ada di sini... JANGAN SAMPAI KETINGGALAN. ..!!! Ikuti SEKOLAH GAMELAN bersama Komunitas Suka Lelangen Edining Kabudayan (SLEnK) SEKOLAH GAMELAN Kursus dasar mengenal gamelan... mulai 13 Maret 2009 Biaya Rp 80.000.00 (dibayar setelah kursus berjalan) 8 kali pertemuan... Instruktur : Sugito Hadi Supadma (Kertua SLEnK, praktisi karawitan) Peserta akan mendapatkan T-SHirt dan Sertifikat.. . PENDAFTARAN : - Kirim BIodata, Foto dan uraian mengenai motivasi Anda belajar Gamelan. kirim via email ke komunitas_slenk@ yahoo.co. id Pendaftaran ditutup 10 MARET 2009 atau Jika peserta telah mencapai 14 Orang. baca keterangannya di http://paguyuban_ slenk.blogspot. com atau hubungi 08562856610 (Jali) Get your new Email address! Grab the Email name you've always wanted before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/
Re: [ac-i] Re: Wayang Orang Sriwedari
saya pikir ini tidak akan berjalan, dan akan berjalan menuju kuburan, yang sangat di butuh saat ini menurut saya , kelompok wayang seriwedari perlu duduk bersama diskusi tentang management acara baik itu promosi, sponsor, dan marketing, inilah kira kira ramuan nya untuk menumbuh kembang wayang orang itu sendiri, sebagus apa pun karya nya tapi management yang kurang baik mengemas nya, ga beda rasa nya nasi goreng di pingir jalan dengan nasi goreng di hotel bintang lima, yang sangat membedakan nya adalah kemasan dan suasana... saya pikir para seniman mungkin bisa maksimal dalam berkarya dalam artistik, mahal itu bukan karna rasa, tapi mahal itu karna kemasan, klo seandai di perlukan membatu mengemas nya kami siap membatu sebab kami punya tim yang terdiri orang yang sudah berpengalamam, ada yang berpropesi sebagai konsultan cafe/pub/ diskotik, ada yang berpropsei agency, EO , dan punya hubungan baik dengan sponsor, From: BJD. Gayatri To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Sent: Monday, February 23, 2009 2:16:15 AM Subject: Re: [ac-i] Re: Wayang Orang Sriwedari Bukankah dulu wayang orang hanya dinikmati dan dimainkan oleh kalangan terbatas juga? kesenian rakyatnya adalah ketoprak, yang lebih nge-pop dijamannya? sama seperti, siapa yang bisa nonton Opera Ida, yang dimainkan di panggung Pyramida Giza?... kan hanya orang-orang tertentu, habis tiketnya saja mahal kalau wayang orang mau dikemas seperti "La Galigo" ala Bob Wilson, bisa juga meledak dengan harga tiket melangit. Tapi, apakah mereka yang datang sungguh bisa meng-apresiasi? alih-alih menikmati, mereka yang beli tiket dengan harga melangit (ketika "La Galigo"), malah ngorok di bangku VIP materi bisa "dibeli", tapi apresiasi tidak masalahnya, kalau pun tiket murah, apakah yang datang sungguh apresiatif atau tidak fenomena Wayang Orang Bharata di JAkarta, yang bias masuk Gedung Kesian Jakarta, mungki bisa jadi bagian strategi, karena di GKJ orang bisa duduk dengan nyaman dan pertunjukkan dikemas dalam seri 2-3 jam, tidak semalam suntuk wayang dahulu adalah untuk masyarakat agraris wayang sekarang kalau mau hidup, kudu dikemas ala masyarakat industri kalau mau ada strategi kebudayaan lh... eeeh seperti,... tapi Nano Riantirano dengan Republik Petruk nya mampu memaku penonton duduk di kursi penonton selama 4 jam. itu seni tinggi (high art) apa seni rendah (low art) ya? Tabik Gayatri --- On Fri, 20/2/09, BDG KUSUMO wrote: From: BDG KUSUMO Subject: [ac-i] Re: Wayang Orang Sriwedari Date: Friday, 20 February, 2009, 2:24 PM Saya kira di Indonesia, seperti di Eropa, akan terjadi pemisahan yang jelas antara seni canggih klasik dengan seni hiburan massal. Juga makin jelas perbedaan selera peminatnya. Sukar untuk menyajikan sekaligus misalnya opera Verdi dan ballet klasik Bolshoi Theater dengan show Madonna. Atau adegan wayang yang penuh dengan falsafah berat adiluhung bersama dangdut dan atau musik campursari ria. Keduanya punya peminat tertentu, aneh bila dicampur dalam kemasan bersama. Salam, Bismo DG (mencoba jadi konsumen karya seni) - Original Message - From: awind To: nasional-list@ yahoogroups. com Sent: Friday, February 20, 2009 12:52 AM Subject: [nasional-list] Wayang Orang Sriwedari http://www.ranesi. nl/arsipaktua/ indonesia060905/ 2sriwedari200902 19 Wayang Orang Sriwedari Hanya Ramai Pada Hari Libur KBR 68H 19-02-2009 Laporan KBR 68H Wayang orang merupakan warisan budaya Kraton Surakarta. Sejak zaman Pakubuwono X, yang memerintah sampai tahun 1939, pertunjukan wayang orang bukan lagi milik istana, tapi bisa dinikmati masyarakat umum. Pertunjukan yang nyaris berumur seabad itu kini seakan tertidur lelap, tak terdengar lagi kabarnya. Berikut laporan tentang pertunjukan wayang orang yang masih bertahan di tengah terpaan zaman modern. Tiga raksasa menjadi pembuka pertunjukan wayang orang di gedung Sriwedari, Solo, Jawa Tengah. Lakon malam itu 'Sakuntala' dari Mahabharata dengan pesan moral kesetiaan. Tepuk tangan penonton tak juga mengusir kesunyian pertunjukan yang berlangsung Jumat malam itu. Bukan karena kota Solo seharian diguyur hujan, tapi dari 500 kursi yang tersedia, hanya 20an yang terisi penonton. Suasana pun tampak lengang, meski lakon raksasa, lenggak-lenggok penari dan banyolan Petruk menghibur penonton. Sepi Penonton Meski sepi, setiap hari selalu disajikan lakon baru. Salah satu sutradaranya adalah Dewoso yang sudah bergabung dengan Wayang Orang Sriwedari sejak 2000. Dewoso: Kami punya program dalam satu tahun tidak ada cerita yang sama. Menyiapkan paling tidak 365 cerita, mempunyai pegangan buku yang sutradara tua referensi bukunya hanya di Sriwedari, tetapi yang sutradara muda, itu saya kasih beberapa referensi baik Mahabarata yang asli dari India. Serat-serat Pusnoporojo atau serat-serat yang berkaitan dengan wayang yang ada Museum Surakarta harap dibaca. Penonton hanya perlu mengeluarkan Rp. 3.000,- (tiga
[ac-i] INVITATION: 3 YOUNG CONTEMPORARIES
VALENTINE WILLIE FINE ART cordially invite you to the opening of 3 YOUNG CONTEMPORARIES On Wednesday, 25 February 2009, at 8pm * There will be an opening performance by Rahmat Haron at 8.30pm The exhibition will continue until Saturday, 14 March 2008 Works can be viewed online at www.vwfa.net/3yc2009 * The website will be LIVE on the opening date refreshments will be served RSVP Erna, +603 2284 2348 | e...@vwfa.net Valentine Willie Fine Art 1st Floor, 17 Jalan Telawi 3 Bangsar Baru 59100 Kuala Lumpur www.vwfa.net Opening Hours: Mon-Fri, 12 - 8pm. Sat, 12-6pm Closed on Sundays and Public Holidays -- tembi contemporary Jl. Parangtritis Km 8,5 Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul Jogja 55186 INDONESIA t : +62 274 6881919 f : +62 274 368321 e: i...@tembicontemporary.com w: www.tembicontemporary.com OPENING HOURS tues - sat 10 am - 6 pm sunday 11 am - 5 pm monday and public holiday CLOSED Berbagi foto Flickr dengan teman di dalam Messenger. Jelajahi Yahoo! Messenger yang serba baru sekarang! http://id.messenger.yahoo.com
[ac-i] Bedah buku Reasons for Harmony Ubud Writers and Readers Festival 2008
UNDANGAN: Bedah buku Reasons for Harmony Ubud Writers and Readers Festival 2008 Jumat legi, 27 februari 2009 pukul 14.00-16.00 wib Di sekretariat Dewan Kesenian Jawa Timur Jl.Taman Mayangkara 6 , depan Bonbin Surabaya 60241 Telp/fax 031- 5610432 Pembicara: 1.M Faizi, sastrawan, Pondok Pesantren Annuqayah Guluk Guluk,Sumenep Madura 2.Indra Tjahyadi, sastrawan, tinggal di Probolinggo Acara disertai dengan pembacaan karya dan dialog sastra kontemporer. Panitia akan membagi sekitar 20 eks buku Reasons for Harmony secara gratis. Acara ini terbuka untuk umum dan gratis. Kontak: Mashuri, ketua komite sastra Dewan Kesenian Jawa Timur Hp 081 331 333 131, email :misterh...@yahoo.com
Re: [ac-i] SEKOLAH GAMELAN
Sebetulnya lokasinya di mana? di Jakarta atau di Yogya? rsh- From: Ahmad Jalidu To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Sent: Monday, February 23, 2009 1:50:00 PM Subject: Re: [ac-i] SEKOLAH GAMELAN Terima kasih... Boleh saja... Untuk kelas yang sekrang ini khusus untuk di atas17 tahun dan sampai umur maksimal tidak dibatasi. Yang penting masih kuat dan mau belajar// Jika tertarik silakan kirim biodata dan uraian motivasi mengikuti kursus ini dan kirim ke komunitas_slenk@ yahoo.co. id Salam Jali --- On Sun, 22/2/09, Rita Sri Hastuti wrote: From: Rita Sri Hastuti Subject: Re: [ac-i] SEKOLAH GAMELAN To: artculture-indonesi a...@yahoogroups. com Date: Sunday, 22 February, 2009, 1:40 AM Duh bagus banget ada sekolah gamelan ... masih boleh nggak ya nenek-nenek kayak saya ikutan? rsh- From: Ahmad Jalidu To: Pak Jemek Yogyakarta ; Adi Akeka ; Toko Buku Ambarrukmo ; Apriyanti ; Yayasan Bagong Kusudiharjo ; Seni BUdaya ; rumah cabaca ; Wuri Cahyorini ; TEATER DELIK ; Dewa ; dewikan...@yahoo. co.id; Rodhi English ; Arief Fauzi ; Teater Garasi ; Majalah Gong Seni ; Indra Gunawam ; Hadityo ; duix hartanto ; Argo Hartono ; Wowo HP ; IACI ; WAHYU IMAJI ; ANto Impro ; Hasta Indriyana ; media jogja ; Management Radio Anak Jogja ; Johan Didik ; bulan kertas ; Sri Kuncoro ; AA Kunto ; endik kuswoyo ; Olivia Lewi ; Benni ; Fina Ludwig ; JOGJA MEDIANET ; ria Model ; BONARI NABONENAR ; Erwin Narayudha ; Bhanu Sri Nugraha ; Gepeng Nugroho ; penulisbestseller@ yahoogroups. com; pustaka promo ; Ari Retmo Habsari ; sri ruwanti ; Idha Saraswati ; Sari ; Komunitas Sendangmulyo ; Sony Set ; Sony Set ; Didit Setiawan ; Sisil ; Majalah Skana ; Ani Tanda Baca ; Ani Tanda Baca ; pojok teater ; Ngobrolin Teater ; teater_fajar@ yahoo.co.. id; Wahyuu Wd ; Agung Wijaya ; woroworosenikita@ yahoogroups. com; Acicis Yogyakarta ; fajar_zebua Sent: Saturday, February 21, 2009 2:17:30 PM Subject: [ac-i] SEKOLAH GAMELAN Ayo BELAJAR GAMELAN... Konon... lebih dari 250 set gamelan telah dipesan oleh Jepang sejak 20 tahun terakhir Konon... beberapa SD di Jerman memiliki kegiatan Ekstrakurikuler Gamelan, demikian juga di Amerika, Belanda, Australia, New Zeland dan sebagainya.. Sungguh Membanggakan... Tetapi... kebanggaan ini akan lenyap jika ternyata yang di luar sana jauh lebih bisa daripada kita yang ada di sini... JANGAN SAMPAI KETINGGALAN. ...!!! Ikuti SEKOLAH GAMELAN bersama Komunitas Suka Lelangen Edining Kabudayan (SLEnK) SEKOLAH GAMELAN Kursus dasar mengenal gamelan... mulai 13 Maret 2009 Biaya Rp 80.000.00 (dibayar setelah kursus berjalan) 8 kali pertemuan... Instruktur : Sugito Hadi Supadma (Kertua SLEnK, praktisi karawitan) Peserta akan mendapatkan T-SHirt dan Sertifikat.. . PENDAFTARAN : - Kirim BIodata, Foto dan uraian mengenai motivasi Anda belajar Gamelan. kirim via email ke komunitas_slenk@ yahoo.co. id Pendaftaran ditutup 10 MARET 2009 atau Jika peserta telah mencapai 14 Orang. baca keterangannya di http://paguyuban_ slenk.blogspot. com atau hubungi 08562856610 (Jali) Get your preferred Email name! Now you can @ymail.com and @rocketmail. com. New Email names for you! Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does!
[ac-i] Rahasia Kecerdasan Orang Yahudi - Artikel Terbaru di Kumpulan Artikel Indonesia
Artikel Terbaru di Kumpulan Artikel Indonesia Rahasia Kecerdasan Orang Yahudi Artikel Dr Stephen Carr Leon patut menjadi renungan bersama. Stephen menulis dari pengamatan langsung. Setelah berada 3 tahun di Israel karena menjalani housemanship dibeberapa rumah sakit di sana. Dirinya melihat ada beberapa hal Topeng Emansipasi Saudariku yang semoga dirahmati Allah, sudah tidak asing terdengar di telinga kita bahwa baiknya wanita akan menjadi kunci kebaikan umat. Peran dan partisipasi seorang wanita adalah suatu hal yang sangat penting. Wanita laksana pedang bermata dua, Mobokrasi di Medan dan Aktor Intelektual Tragedi Medan, Selasa 3 Februari lalu, yang mengorbankan nyawa Ketua DPRD Sumatera Utara (Sumut) Abdul Aziz Angkat, hingga kini masih terus bergulir sebagai wacana publik maupun proses hukum. Kita angkat topi jika pemerintah dan Nasionalisme Pancasila Kecintaan terhadap sesuatu itu sangat diperlukan dan secara naluriah ada sejak manusia itu terlahir. Kecintaan itu terlahir bukan berdasarkan hasil buah pikiran manusia yang kemudian meresap kedalam sanubarinya tetapi Fatsun Politik Manusia adalah makhluk politik (zon politicon). Ia memiliki tabiat suka bekerjasama dan bersaing sekaligus. Dalam bekerjasamapun manusia sambil bersaing satu sama lain.Dalam bersaing ada yang fair dan ada yang tidak fair. Resep Diet; Minum Air Pada Saat Perut Kosong Di Jepang sekarang ini sangat popular sekali trend minum air segera setelah Bangun pagi. Apalagi, test ilmiah telah membuktikan keampuhannya. Kami memberikan deskripsi penggunaan air kepada pembaca kami dibawah ini. Terapi air Ketenangan Jiwa Menatap putri kecil tercinta yang baru lahir, kembali melihat sesosok bayi kecil yang bahagia dengan ketidak berdayaan yang dimilikinya, pasrah dengan apa yang terjadi, karena mereka tidak memiliki daya dan upaya dalam melakukan apa yang mereka inginkan. Pengembangan Diri Berbasis Fitrah Tulisan ini nyaris sepenuhnya pendapat pribadi saya. Pun demikian, saya sangat terinspirasi oleh dua hal. Yang pertama adalah sebuah buku yang sempat saya baca belakangan, judulnya "40 Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak" karangan Drs. Muhammad Thalib My Biggest Mistakes - What Women Know and Men Don't Last week we explored an approach for beating procrastination. This week, we're going to play with a "secret" I got let into a couple of years before I went into business. I decided to embrace this secret, & credit it with a lot of my business success. Surga Bagi Anak Surga bagi anak adalah rumah. Sebab rumah, anak-anak kita menemukan kasih sayang dari seorang ayah dan belaian seorang ibu. Demikian halnya dengan Hana dan Icha. Hana sekarang usianya menginjak 4 tahun (pada bulan april nanti). 100 Tahun Sutan Sjahrir - Bung Kecil yang Perkasa dalam Diplomasi Jakarta – 19 Februri 2009 . Peringatan 100 tahun mantan Perdana Menteri (PM) Indonesia, Sutan Sjahrir, yang jatuh pada 5 Maret 2009, diwarnai dengan berbagai kegiatan. Diskusi, pameran, dan penayangan film dokumenter mengenai Sjahrir, Klik disini untuk baca artikel lengkapnya http://www.artikel-indonesia.co.cc _ Pengumuman Selamat Segala waktu dan Tempat untuk semuanya. Perkenalkan kami dari Pengumpul Artikel Indonesia memberitahukan bahwa kami berniat untuk mengumpulkan artikel-artikel terbaik Indonesia dalam berbagai kategori dari siapapun dan dimanapun serta dengan bahasa apapun yang kemudian akan kami publish di http://www.artikel-indonesia.co.cc. Maka dari itu, kami juga meminta izin untuk menyaring beberapa artikel yang diposting di Mailinglist ini untuk saya publish di Web Portal tersebut. Untuk para penulis atau siapapun yang berkenan untuk menyumbangkan artikelnya secara langsung ke kami, silahkan kirim ke: artikel_i...@yahoo.com artikel.i...@gmail.com atau kontak YM kami di artikel_i...@yahoo.com deniksatyaa_kindg...@yahoo.com Anda juga bisa bergabung di yahoo groups kami dengan mengirimkan email kosong ke artikel_indonesia-suscr...@yahoogroups.com.terimakasih atas perhatian dan artikel yang akan dikirimkan. Jika email ini bermanfaat silahkan forward keteman-teman anda. Hormat kami http://www.artikel-indonesia.co.cc| Bersama kita cerdaskan dan Perkaya kecerdasan anak bangsa. Tambahan Untuk refresing dan menghilangkan rasa jenuh anda dengan menonton video, film, dan klip music terbaru Indonesia dan video-video lainya, atau mungkin melihat berita Indonesia dan dunia dengan Online. Tinjau halaman http://media-video.blogspot.com Powered : MJ Institute for Indonesian Education | www.mjinstitute.com
Re: [ac-i] Re: Wayang Orang Sriwedari
lha yang pada merespon email ini, udah pernah nonton wayang orang belum? ria --- On Sun, 2/22/09, BJD. Gayatri wrote: From: BJD. Gayatri Subject: Re: [ac-i] Re: Wayang Orang Sriwedari To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Date: Sunday, February 22, 2009, 11:16 AM Bukankah dulu wayang orang hanya dinikmati dan dimainkan oleh kalangan terbatas juga? kesenian rakyatnya adalah ketoprak, yang lebih nge-pop dijamannya? sama seperti, siapa yang bisa nonton Opera Ida, yang dimainkan di panggung Pyramida Giza?... kan hanya orang-orang tertentu, habis tiketnya saja mahal kalau wayang orang mau dikemas seperti "La Galigo" ala Bob Wilson, bisa juga meledak dengan harga tiket melangit. Tapi, apakah mereka yang datang sungguh bisa meng-apresiasi? alih-alih menikmati, mereka yang beli tiket dengan harga melangit (ketika "La Galigo"), malah ngorok di bangku VIP materi bisa "dibeli", tapi apresiasi tidak masalahnya, kalau pun tiket murah, apakah yang datang sungguh apresiatif atau tidak fenomena Wayang Orang Bharata di JAkarta, yang bias masuk Gedung Kesian Jakarta, mungki bisa jadi bagian strategi, karena di GKJ orang bisa duduk dengan nyaman dan pertunjukkan dikemas dalam seri 2-3 jam, tidak semalam suntuk wayang dahulu adalah untuk masyarakat agraris wayang sekarang kalau mau hidup, kudu dikemas ala masyarakat industri kalau mau ada strategi kebudayaan lh... eeeh seperti,... tapi Nano Riantirano dengan Republik Petruk nya mampu memaku penonton duduk di kursi penonton selama 4 jam. itu seni tinggi (high art) apa seni rendah (low art) ya? Tabik Gayatri --- On Fri, 20/2/09, BDG KUSUMO wrote: From: BDG KUSUMO Subject: [ac-i] Re: Wayang Orang Sriwedari Date: Friday, 20 February, 2009, 2:24 PM Saya kira di Indonesia, seperti di Eropa, akan terjadi pemisahan yang jelas antara seni canggih klasik dengan seni hiburan massal. Juga makin jelas perbedaan selera peminatnya. Sukar untuk menyajikan sekaligus misalnya opera Verdi dan ballet klasik Bolshoi Theater dengan show Madonna. Atau adegan wayang yang penuh dengan falsafah berat adiluhung bersama dangdut dan atau musik campursari ria. Keduanya punya peminat tertentu, aneh bila dicampur dalam kemasan bersama. Salam, Bismo DG (mencoba jadi konsumen karya seni) - Original Message - From: awind To: nasional-list@ yahoogroups. com Sent: Friday, February 20, 2009 12:52 AM Subject: [nasional-list] Wayang Orang Sriwedari http://www.ranesi. nl/arsipaktua/ indonesia060905/ 2sriwedari200902 19 Wayang Orang Sriwedari Hanya Ramai Pada Hari Libur KBR 68H 19-02-2009 Laporan KBR 68H Wayang orang merupakan warisan budaya Kraton Surakarta. Sejak zaman Pakubuwono X, yang memerintah sampai tahun 1939, pertunjukan wayang orang bukan lagi milik istana, tapi bisa dinikmati masyarakat umum. Pertunjukan yang nyaris berumur seabad itu kini seakan tertidur lelap, tak terdengar lagi kabarnya. Berikut laporan tentang pertunjukan wayang orang yang masih bertahan di tengah terpaan zaman modern. Tiga raksasa menjadi pembuka pertunjukan wayang orang di gedung Sriwedari, Solo, Jawa Tengah. Lakon malam itu 'Sakuntala' dari Mahabharata dengan pesan moral kesetiaan. Tepuk tangan penonton tak juga mengusir kesunyian pertunjukan yang berlangsung Jumat malam itu. Bukan karena kota Solo seharian diguyur hujan, tapi dari 500 kursi yang tersedia, hanya 20an yang terisi penonton. Suasana pun tampak lengang, meski lakon raksasa, lenggak-lenggok penari dan banyolan Petruk menghibur penonton. Sepi Penonton Meski sepi, setiap hari selalu disajikan lakon baru. Salah satu sutradaranya adalah Dewoso yang sudah bergabung dengan Wayang Orang Sriwedari sejak 2000. Dewoso: Kami punya program dalam satu tahun tidak ada cerita yang sama. Menyiapkan paling tidak 365 cerita, mempunyai pegangan buku yang sutradara tua referensi bukunya hanya di Sriwedari, tetapi yang sutradara muda, itu saya kasih beberapa referensi baik Mahabarata yang asli dari India. Serat-serat Pusnoporojo atau serat-serat yang berkaitan dengan wayang yang ada Museum Surakarta harap dibaca. Penonton hanya perlu mengeluarkan Rp. 3.000,- (tiga ribu rupiah) bagi pertunjukan selama tiga jam, dari pukul delapan hingga sebelas malam. Penjaga karcis Puji Maharani tampak santai mencorat-coret kertas kosong menunggu penonton di loket. Hingga sepuluh menit menjelang pertunjukan baru terjual tigabelas tiket. Puji Maharani: Wah hari ini 11 mas, 13 sama yang dua tadi. Biasanya sampai 20-25 hari biasa. Kalau hari Minggu lebih dari 100. Hari Minggu saja raménya. Ada 500 kursi, bawah atas. Tiap hari rata-rata 25, banyak yang kosong. Kalau malam Minggu aja sama hari libur sekolah yang ramé sekali. Kalau hari-hari biasa, apalagi ini hujan, sepi. Tadi malam cuma 14. Budaya Negeri
Re: [ac-i] SEKOLAH GAMELAN
Terima kasih... Boleh saja... Untuk kelas yang sekrang ini khusus untuk di atas17 tahun dan sampai umur maksimal tidak dibatasi. Yang penting masih kuat dan mau belajar// Jika tertarik silakan kirim biodata dan uraian motivasi mengikuti kursus ini dan kirim ke komunitas_sl...@yahoo.co.id Salam Jali --- On Sun, 22/2/09, Rita Sri Hastuti wrote: From: Rita Sri Hastuti Subject: Re: [ac-i] SEKOLAH GAMELAN To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Date: Sunday, 22 February, 2009, 1:40 AM Duh bagus banget ada sekolah gamelan ... masih boleh nggak ya nenek-nenek kayak saya ikutan? rsh- From: Ahmad Jalidu To: Pak Jemek Yogyakarta ; Adi Akeka ; Toko Buku Ambarrukmo ; Apriyanti ; Yayasan Bagong Kusudiharjo ; Seni BUdaya ; rumah cabaca ; Wuri Cahyorini ; TEATER DELIK ; Dewa ; dewikan...@yahoo. co.id; Rodhi English ; Arief Fauzi ; Teater Garasi ; Majalah Gong Seni ; Indra Gunawam ; Hadityo ; duix hartanto ; Argo Hartono ; Wowo HP ; IACI ; WAHYU IMAJI ; ANto Impro ; Hasta Indriyana ; media jogja ; Management Radio Anak Jogja ; Johan Didik ; bulan kertas ; Sri Kuncoro ; AA Kunto ; endik kuswoyo ; Olivia Lewi ; Benni ; Fina Ludwig ; JOGJA MEDIANET ; ria Model ; BONARI NABONENAR ; Erwin Narayudha ; Bhanu Sri Nugraha ; Gepeng Nugroho ; penulisbestseller@ yahoogroups. com; pustaka promo ; Ari Retmo Habsari ; sri ruwanti ; Idha Saraswati ; Sari ; Komunitas Sendangmulyo ; Sony Set ; Sony Set ; Didit Setiawan ; Sisil ; Majalah Skana ; Ani Tanda Baca ; Ani Tanda Baca ; pojok teater ; Ngobrolin Teater ; teater_fajar@ yahoo.co. id; Wahyuu Wd ; Agung Wijaya ; woroworosenikita@ yahoogroups. com; Acicis Yogyakarta ; fajar_zebua Sent: Saturday, February 21, 2009 2:17:30 PM Subject: [ac-i] SEKOLAH GAMELAN Ayo BELAJAR GAMELAN... Konon... lebih dari 250 set gamelan telah dipesan oleh Jepang sejak 20 tahun terakhir Konon... beberapa SD di Jerman memiliki kegiatan Ekstrakurikuler Gamelan, demikian juga di Amerika, Belanda, Australia, New Zeland dan sebagainya.. Sungguh Membanggakan... Tetapi... kebanggaan ini akan lenyap jika ternyata yang di luar sana jauh lebih bisa daripada kita yang ada di sini... JANGAN SAMPAI KETINGGALAN. ...!!! Ikuti SEKOLAH GAMELAN bersama Komunitas Suka Lelangen Edining Kabudayan (SLEnK) SEKOLAH GAMELAN Kursus dasar mengenal gamelan... mulai 13 Maret 2009 Biaya Rp 80.000.00 (dibayar setelah kursus berjalan) 8 kali pertemuan... Instruktur : Sugito Hadi Supadma (Kertua SLEnK, praktisi karawitan) Peserta akan mendapatkan T-SHirt dan Sertifikat.. . PENDAFTARAN : - Kirim BIodata, Foto dan uraian mengenai motivasi Anda belajar Gamelan. kirim via email ke komunitas_slenk@ yahoo.co. id Pendaftaran ditutup 10 MARET 2009 atau Jika peserta telah mencapai 14 Orang. baca keterangannya di http://paguyuban_ slenk.blogspot. com atau hubungi 08562856610 (Jali) Get your preferred Email name! Now you can @ymail.com and @rocketmail. com. New Email addresses available on Yahoo! Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/
[ac-i] Pemberitahuan dan Permohonan Maaf
Hal : Permohonan Maaf Dengan ini panitia penyelenggara Solo Creative Trails meminta maaf sekaligus memberitahukan bahwa acara Solo Creative Trails yang rencananya di jadwalkan pada : Hari/Tanggal : Minggu, 8 Maret 2009 tidak dapat dilaksanakan, dikarenakan pasar Windujenar ( Triwindu ) sebagai salah satu Objek Utama dalam acara tersebut belum diresmikan dan ditempati kembali oleh para pedagang yang sementara masih berada di taman Sriwedari yang kondisinya tidak representatif untuk acara tersebut. Solo Creative Trails akan digelar pada bulan April 2009, untuk waktu dan tempatnya akan kami beritahukan menyusul. Demikian pemberitahuan ini kami sampaikan, atas pengertian dari rekan-rekan sekalian kami ucapkan terima kasih. Salam Hormat, Komunitas Pusaka Solo
Re: [ac-i] Undangan Dialog Manifes Kebudayaan dan Lekra di TUK
Rekonsiliasi tanpa transformasi adalah omong kosong. dc --- On Mon, 23/2/09, yus adi wrote: > From: yus adi > Subject: Re: [ac-i] Undangan Dialog Manifes Kebudayaan dan Lekra di TUK > To: artculture-indonesia@yahoogroups.com > Received: Monday, 23 February, 2009, 2:46 AM > Semoga bapak/ibu/sodara/sodari sekalian sudah tahu bahwa > Goenawan Mohamad (Manikebu) dan pelukis Djoko Pekik (pernah > dipenjara karena ke-Lekra-annya) sudah lebih dari 10 tahun > saling bertegur sapa, bahkan bersahabat sangat karib. Belum > lama ini saya menghadiri acara ulangtahun GM yang dirayakan > di rumah Pekik. Maka rekonsiliasi adalah sebutan yang > terlalu berlebihan, maaf, menurut saya > diheroik-heroikkan.Yuswantoro adi, pelukis tinggal di > Yogyakarta > > --- On Sat, 21/2/09, flu...@rad.net.id > wrote: > From: flu...@rad.net.id > Subject: Re: [ac-i] Undangan Dialog Manifes Kebudayaan dan > Lekra di TUK > To: artculture-indonesia@yahoogroups.com > Cc: artculture-indonesia@yahoogroups.com, > salih...@yahoogroups.com > Date: Saturday, 21 February, 2009, 9:38 PM > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > Terima kasih Pak Asvi atas penjelasannya. Saya > mungkin salah karena > seperti Pak Bambang ketika membaca undangan itu mengira > adanya pemakaian > nama pengirim yang tidak mau secara jelas dan terbuka > menyatakan dirinya > dengan menggunakan nama tersamar. Karena terus terang > memang banyak pesan > disampaikan orang dengan nama samaran yang bunyinya > aneh-aneh. Entah > mungkin karena kurang PD atau pesannya cuma unek-enek atau > penghujatan > ungkapan kekesalan saja atau apa, saya kurang tahu. > Tentunya saya sangat > gamang kalau di zaman seperti sekarang orang masih enggan > atau belum mau > berdiskusi secara terbuka. Tetapi syukurlah kalau memang > dugaan saya itu > salah. > Sayang saya tidak menghadiri diskusi yang menurut saya > cukup > penting itu. Tetapi saya membaca dari milis kita dialog > atau upaya > rekonsiliasi kelompok Manikebu (diwakili Taufik Ismail) dan > kelompok Lekra > (diwakilki oleh JJ Kusni) yang menurut saya baik dan perlu > dilakukan ini > demi perjalanan kita kedepan ditentang dan dihujat cukup > keras oleh > beberapa orang dengan alasan mereka tentunya. Tentunya ini > sangat > merisaukan saya. Saya kira Pak Asvi juga membacanya. > Salam, > Firman > > > Pak Bambang Hidayat dan Pak > Firman Lubis, > >  > > Saya kira tidak ada yang > salah dari undangan Dialog Manikebu vs Lekra di > > Teater Utan Kayu > itu. Saya hadir dalam acara itu yang tampaknya kurang > > dilaporkan oleh pers (saya lihat ada crew TV ONe, Nama > dan > Peristiwa). > >  > > Undangan ini dikirim oleh > Mohammad Guntur Ramli (MGR) yang menjadi > > koordinator > dari kegiatan dialog tersebut. MGR adalah nama asli > bukan > > samaran, ia menjadi korban dalam aksi brutal di Monas > ketika > terjadi heboh > > UU Pornografi beberapa waktu lalu. > > Ia > juga menjadi Redaktur Pelaksana majalah Jurnal > Perempuan. > > Salihara itu nama komunitas (perluasan dari Teater > Utan Kayu) yang > berada > > di Pejaten. Di Salihara diselenggarakan > berbagai kegiatan budaya.  > > Salam, > > Asvi Warman Adam > >  > >  > > > > --- Pada Rab, 18/2/09, flu...@rad.net. id > menulis: > > > > Dari: > flu...@rad.net. id > > Topik: Re: [ac-i] > Undangan Dialog Manifes Kebudayaan dan Lekra di TUK > > Kepada: > artculture-indonesi a...@yahoogroups. com > > Cc: > salih...@yahoogroup s.com, artculture-indonesi > a...@yahoogroups. com > > > Tanggal: Rabu, 18 Februari, 2009, 9:10 AM > > > > > > > > > > > > > > > Saya mendukung usul dari Pak > Bambang ini. Saya kira sudah zamannya kita > > berani berbicara apa > saja secara terbuka dan menyampaikan nama diri kita. > > Sebab saya > agak risih juga kalau menerima pesan yang sifatnya seperti > > surat > kaleng. Atau lempar batu sembunyi tangan. Saya harap milis > kita bisa > > lebih merupakan ajang diskusi dan pertukaran pendapat > serta pikiran > yang > > mencerdaskan dan mencerahkan. > > > > > Salam, > > Firman > > > > > > >  Rekan-rekan yang saya hormati, > >> > >> > Kalau boleh saya mengusulkan agar dalam komunikasi > ini--untuk menjaga, > >> menjamin dan meneguhkan keterbukaan, kita semua > mempergunakan > nama diri > >> masing-masing. Dengan cara itu penerima mail(s) > sewaktu sebelum, apalagi > >> setelah, membuka surat dapat > mengetahui dengan siapa dia > >> berkorespondensi, > >> > bertukar pikiran akal dan nalar. Dengan adanya nama > aneh-aneh, mungkin > >> eksotis dan humorous, masih terasa adanya benang > merah yang > tersembunyi > >> atau sesuatu yang tersembunyi. > >> > >> Terima kasih untuk semua perhatian anda. Selamat > bekerja dan > selamat > >> melanjutkan komunikasi dalam dunia maya--yang maya > hanya > >> medianya--tetapi > >> manusianya > tidak. > >> Bambang Hidayat > >> > >> Pasir > Muncang,Dago Atas > >> > >> PPR-ITB G17 > >> > >> Bandung 40135 > >> > >> Jawa > Barat,Indonesia > >> > >> Tilp./fax: 62-22-250 3375 >
[ac-i] Siaran Pers : Pagelaran Tari di Ruang Publik DKJ
SIARAN PERS Dewan Kesenian Jakarta Menggelar Pertunjukkan Tari di Ruang Publik Jakarta, 21 Februari 2009 – Dewan Kesenian Jakarta menggelar sejumlah pertunjukan tari yang akan dihelat di ruang publik. Acara bertajuk ‘Gelar Koreografi Kota’ ini akan dilaksanakan pada 21, 25 - 27 Februari 2009. Berbeda dengan pertunjukkan tari seperti biasanya, Gelar Koreografi Kota tidak digelar di dalam suatu ruang pertunjukan, melainkan di lokasi-lokasi keramaian dan tempat-tempat umum seperti jalan raya, pelataran plasa, hingga café. Sejak tahun 2006, acara ini merupakan program tetap yang digelar secara rutin tiap tahun Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta. Namun untuk kali ini Gelar Koreografi Kota dimasukkan sebagai bagian dari Pameran Seni Rupa Internasional Jakarta Biennale 2009. Menurut Sekretaris Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta, Renee Sariwulan, Gelar Koreografi Kota menjadi bagian dari Jakarta Biennale 2009 karena memiliki kesamaan tema; mengangkat isu urban. Tentang Karya Tahun ini akan ada 4 koreografer yang akan tampil. Karya-karya yang ditampilkan merupakan hasil penciptaan para koreografer dalam merespon kota. Karya-karya itu adalah; 'Sitilatte'. Koreografer Yola Yulfianti menampilkan karyanya di salah satu kedai kopi di ARK Galerie di bilangan Senopati, Jakarta Selatan. Dinaungi atmosfer kedai kopi, ‘Sitilatte’ akan dihadirkan dalam 3 menu adegan yg saling berkaitan ; Caffelatte, Hot chocolatte with free hot spot, Tubruklatte . Jadwal pertunjukkan : Sabtu, 21 Februari 2009. 19.00 - 20.00 WIB ( 48 menit/ 1 kali pentas) Ark Gallery – Jl. Senopati Raya 92, Jakarta Selatan ‘Tiang, tubuh tubuh yang membatu’ karya Koreografer Fitra bertajuk akan menampilkan karya instalasi tubuh-tubuh yang membatu dan saling berbenturan layaknya benda mati. Karya ini akan disajikan dalam 3 bagian; Tubuh rutin dan tubuh sehari; Tubuh yang terlatih dan tubuh yang sakit; Tubuh Mekanis; Memasuki tubuh, tiang, dan proses menjadi batu dan besi. Jadwal pertunjukkan : Rabu, 25 Februari 2009. Pukul 19.00 dan 20.30 WIB (45 menit / 2 kali pentas) Plaza Taman Ismail Marzuki – Jakarta Pusat ‘Tubuh Bisu’ Karya Retno Sulistyorini ini menampilkan imajinasi yang dituangkan dalam bentuk karya instalatif ruang dan benda. Keberadaan benda-benda yang akan ditampilkan adalah dalam bentuk setting dan properti, serta tubuh manusia sebagai media gerak. Sebagai mediator, beberapa penari akan memberikan makna pada benda-benda itu dengan tehnik koreografi maupun eksplorasi gerak. Jadwal pertunjukkan : Kamis, 26 Februari 2009. Pukul 16.30 dan 19.00 WIB (30 menit , 2 kali pentas) Plaza Taman Ismail Marzuki – Jakarta Pusat ‘Z.C (Zebra Cross)’ Karya tari garapan Koreografer Boby Ari Setiawan ini akan ditampilkan di perempatan jalan yg memiliki Zebra Cross. Tarian akan ditampilkan saat sepeda motor, mobil dan kendaraan lainnya berhenti karena lampu merah. Jadwal pertunjukkan : Jumat, 27 Februari 2009. Pukul 16.00, 17.30 WIB (30 menit, 1 kali pentas) Zebra Cross di Sarinah,J.L M.H Thamrin – Jakarta Pusat, Tentang Dewan Kesenian Jakarta Dewan Kesenian Jakarta - DKJ adalah salah satu lembaga yang dibentuk oleh masyarakat seniman dan dikukuhkan oleh Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada 17 Juni 1969. DKJ memiliki peran dan berfungsi sebagai mitra kerja Gubernur, Kepala Daerah Propinsi DKI Jakarta untuk merumuskan kebijakan guna mendukung kegiatan dan pengembangan kehidupan kesenian di wilayah Propinsi DKI Jakarta. Kebijakan pengembangan kesenian tercermin dalam bentuk program tahunan yang diajukan dengan menitikberatkan pada skala prioritas masing-masing komite. Anggota DKJ berjumlah 25 orang, terdiri dari para seniman, budayawan dan pemikir seni, yang terbagi dalam 6 komite: Komite Film, Komite Musik, Komite Sastra, komite Seni Rupa, Komite Tari dan Komite Teater. Dimas Fuady Humas Dewan Kesenian Jakarta jl. cikini raya 73 jakarta 10330 indonesia ph. +62 21 319 37639, 316 2780, 398 99634 fax. +62 21 319 246 616 Kenapa BBM mesti naik? Apakah tidak ada solusi selain itu? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! http://id.answers.yahoo.com
Re: [ac-i] Undangan Dialog Manifes Kebudayaan dan Lekra di TUK
Rekonsiliasi!? Sebenarnya yang perlu berekonsiliasi bukan antara Gunawam dengan Joko Pekik, Kusni dengan Taufik, atau seniman-seniman lain yang pernah berhimpun di Manifes dan di Lekra, tetapi antara Rakyat yang ditindas dengan tuduhan terlibat G30S, lalu dipenjara dan didiskriminasi secara struktural dan sistematis sampai ke anak cucunya, dengan negara./ pemerintah R.I. yang melakukan kekerasan terhadap mereka.. Seniman di kalangan Manifes tidak punya kapasitas dan kekuatan untuk memaksa pemerintah menggugurkan peraturan yang diskriminatif tersebut, yang saya ketahui sebagian mereka juga tidak setuju dengan keberadaan peraturan tsb. Saya sangat menghargai Taufik untuk mau mendorong pemerintah melakukan hal tersebut, baik melalui DPR maupun pemegang kekuasaan yang lain termasuk Parpol. Hubungan antar pribadi yang tadinya berseberangan dalam konsep dan strategi gerakan kebudayaan, sudah lama menjalin persahabatan, saling menghormati pendirian dan keberadaan masing-masing. Di beberapa hal saling tolong menolong. Pengalaman pribadi saya, di tahun 1983 ketika saya menghadiri International Popular Theatre Worshop di Bangladesh, saya sudah didukung oleh Bung Aristides Katoppo dengan Mingguan Mutiaranya. Dengan bung Arief Budiman beberapa bulan setelah saya keluar penjara sudah ngobrol mesra, sekali waktu ia menginap di rumah saya. Bung Rendra, membacakan puisi saya sewaktu peluncuran buku Merajut Harkat di tahun 1999. Dan sampai sekarang persahabatan terus berjalan, demikian juga dengan beberapa teman dari Manifes yang lainnya.Persahabatan bisa terjadi karena kami saling menghormati, tidak saling menghujat, saling mendorong berkarya, mengekspresikan diri, dan pikiran melalui karya seni yang digeluti.Saya punya luka di masa lalu, tetapi saya tidak mau mati karena luka itu, saya berjalan ke depan dituntun pikiran saya sendiri, bukan untuk diri sendiri saja, tetapi lebih-lebih untuk Indonesia. Saya tidak melupakan luka itu, saya berlawan untuk menyembuhkannya, tetapi saya punya keterbatasan. Keterbatasan ini bisa dikurangi mungkin dengan bekerjasama dengan siapa saja yang punya kepentingan bersama. Pemegang kekuasaan belum berpihak kepada saya /kami, mungkin karena mereka masih menikmati lezat manisnya peristiwa tersebut yang memberikan energi buat kelangsungan hidupnya. Apakah secara makro pemegang kekuasaan di Indonesia berdiri sendiri? Jawabnya silakan mencari sendiri. Harapan saya, saya bisa melepehkan/membuang dari mulut, permen karet yang sudah tidak manis lagi,hanya tinggal karetnya yang menjadi pengganggu sewaktu mengunyah dan berbicara. salam hangat putu oka sukanta, - Original Message - From: yus adi To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Sent: Sunday, February 22, 2009 10:46 PM Subject: Re: [ac-i] Undangan Dialog Manifes Kebudayaan dan Lekra di TUK Semoga bapak/ibu/sodara/sodari sekalian sudah tahu bahwa Goenawan Mohamad (Manikebu) dan pelukis Djoko Pekik (pernah dipenjara karena ke-Lekra-annya) sudah lebih dari 10 tahun saling bertegur sapa, bahkan bersahabat sangat karib. Belum lama ini saya menghadiri acara ulangtahun GM yang dirayakan di rumah Pekik. Maka rekonsiliasi adalah sebutan yang terlalu berlebihan, maaf, menurut saya diheroik-heroikkan. Yuswantoro adi, pelukis tinggal di Yogyakarta --- On Sat, 21/2/09, flu...@rad.net.id wrote: From: flu...@rad.net.id Subject: Re: [ac-i] Undangan Dialog Manifes Kebudayaan dan Lekra di TUK To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Cc: artculture-indonesia@yahoogroups.com, salih...@yahoogroups.com Date: Saturday, 21 February, 2009, 9:38 PM Terima kasih Pak Asvi atas penjelasannya. Saya mungkin salah karena seperti Pak Bambang ketika membaca undangan itu mengira adanya pemakaian nama pengirim yang tidak mau secara jelas dan terbuka menyatakan dirinya dengan menggunakan nama tersamar. Karena terus terang memang banyak pesan disampaikan orang dengan nama samaran yang bunyinya aneh-aneh. Entah mungkin karena kurang PD atau pesannya cuma unek-enek atau penghujatan ungkapan kekesalan saja atau apa, saya kurang tahu. Tentunya saya sangat gamang kalau di zaman seperti sekarang orang masih enggan atau belum mau berdiskusi secara terbuka. Tetapi syukurlah kalau memang dugaan saya itu salah. Sayang saya tidak menghadiri diskusi yang menurut saya cukup penting itu. Tetapi saya membaca dari milis kita dialog atau upaya rekonsiliasi kelompok Manikebu (diwakili Taufik Ismail) dan kelompok Lekra (diwakilki oleh JJ Kusni) yang menurut saya baik dan perlu dilakukan ini demi perjalanan kita kedepan ditentang dan dihujat cukup keras oleh beberapa orang dengan alasan mereka tentunya. Tentunya ini sangat merisaukan saya. Saya kira Pak Asvi juga membacanya. Salam, Firman Pak Bambang Hidayat dan Pak Firman Lubis, > Â > Saya kira tidak ada yang s
[ac-i] Rama Candi Dasa, Kemewahan yang Sederhana
Bagi turis asal eropa, Bali adalah sebuah pulau tujuan wisata yang khas dan unik. Image Bali di mata mereka adalah image sebuah pulau yang hijau, alam yang asri, budaya yang eksotik, penduduk yang ramah, dan bersahaja. Bali di mata mereka, tidak seperti Malaysia yang menjual resort wisata artifisial atau Thailand yang tidak bisa melepaskan diri dari citra wisata prostitusi. Para pengelola hotel-hotel, resort dan restoran di Bali rata-rata menangkap image seperti ini dengan baik dan merekapun bisa mengaplikasikannya dengan sempurna dalam konsep hotel dan restoran yang mereka mereka, baik dalam hal desain maupun pelayanan. Lalu, seperti biasa saat aku menghilang dari peredaran, itu artinya aku sedang bekerja, menemani para turis yang menjadi klienku melakukan perjalanan wisata. Kemarin, aku menemani klienku melakukan perjalanan wisata di Bali. Salah satu tempat yang kami kunjungi adalah kawasan Bali Timur, di sana kami mengunjungi Tenganan, sebuah desa Bali Aga, sebutan untuk orang Bali asli yang bukan keturunan imigran dari Jawa yang pindah ke Bali pasca kedatangan islam dan runtuhnya kerajaan Majapahit. Di Bali Timur, kami menginap di sebuah Hotel yang bernama Hotel Rama Candi Dasa yang memiliki restoran bernama Garpu. Hotel Rama Candi Dasa dan Restoran Garpu-nya yang terletak di desa Candi Dasa, kabupaten Karangasem, Bali. Kepada para pelanggannya, manajemen hotel ini menawarkan konsep desain dan pelayanan menyatu dengan alam, saling menyapa dengan lingkungan sekitar, serta kental dengan nilai-nilai lokal. Kamar Hotel dibuat kental dengan nuansa Bali, ranjang didekorasi dengan kelambu yang khas, ruangan kamar dihiasi dengan tanaman hidup serta pemandangan yang langsung menarah ke laut. Bagian taman, koridor yang menghubungkan kamar-kamar hotel dengan restoran dibuat seperti jembatan kayu di hutan bakau yang di kanan-kirinya ditumbuhi tanaman tropis nan eksotis, mulai dari pisang hias, bunga jepun sampai pandan duri dengan karnya yang menonjol keluar yang hanya tumbuh di pantai. Pada bagian tertentu, taman ini dipercantik dengan tanaman teratai berbunga merah jambu yang tumbuh di dalam kolam. Restoran dibangun tepat dipinggir pantai, sejajar dengan kolam renang yang dinaungi pohon-pohon nyiur melambai. Saat sedang menikmati sarapan pagi atau makan malam, deburan ombak dan hembusan angin laut langsung dapat kita dengar dan rasakan. Pada pagi hari sembari menikmati tegukan jus jeruk dan roti dengan selai atau mentega Selandia Baru sebagai sarapan. Tepat di bawah jendela, kita bisa menyaksikan nelayan yang menaikkan perahu jukungnya ke pasir setelah semalaman di laut menangkap ikan. Seluruh dinding restoran dibuat dari kaca transparan, sehingga pulau Tapekong yang luasnya cuma dua hektar (kira-kira seluas pulau Rubiah di Sabang) juga bisa kita lihat di kejauhan, tampak seperti ikan paus yang sedang menyembul di permukaan. Konsep menyatu dengan alam serta kental dengan nilai-nilai lokal ini juga terlihat jelas dari penampilan para pelayan di restoran ini yang tidak seperti Luna Maya atau VJ Rianti yang cantik berlebihan. Mereka hanyalah gadis-gadis setempat yang berpakaian dan berdandan apa adanya sebagaimana yang mereka pakai dalam keseharian. Wajah mereka bersih dari segala kosmetik dan bibir juga demikian, dibiarkan alami tanpa dipulas gincu yang membuatnya tampak merah menantang. Semua tampak begitu alami dan sederhana, tapi segala kesederhanaan yang ditawarkan oleh hotel ini justru membuat para pelanggan seperti saya yang menginap di sana merasa betah dan nyaman. Wassalam Win Wan Nur www.winwannur.blogspot.com
Re: [ac-i] SEKOLAH GAMELAN
di gereja Santa Theresia juga ada belajar gamelan tiap hari senen malam jam 19.00 --- On Mon, 2/23/09, BJD. Gayatri wrote: From: BJD. Gayatri Subject: Re: [ac-i] SEKOLAH GAMELAN To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Date: Monday, February 23, 2009, 1:28 AM Sayang, tidak ditulis, Sekolahan Gamelan ini ada dimana saya hanya berasumsi bahwa sekolahan ini ada di Yogyakarta. saya kira, tidak benar juga jika gamelan tidak disukai oleh masyarakat indonesia secara meluas. Tapi mungkin jumlah kenaikan penyuka gamelan hanya mengikuti deret ukur jika dibandingkan dengan penyuka jenis musik yang lain yang mengikuti deret hitung. saya kira, mungkin perlu dikaji, kenapa generasi muda dan khususnya yang di kota besar macam jakarta, tidak menyukai atau tidak akrab dengan gamelan, apalagi dengan wayang. saya pernah menyaksikan pagelaran "International Wayang Festival" di Taman Mini Indonesia Indah di tahun 2000-an. yang seperti biasa, dihadiri oleh pencinta wayang sejati seperti Bp. Franky Welirang dan beberapa pejabat teras pencinta wayang. bukan hanya para pengrawitnya saja yang ada berkulit putih, namun para dalangnya juga banyak yang berkulit putih, klulit hitam, dlsb. Namun sebagian besar penonton yang hadir adalah mereka yang berasal dari kalangan menengah- ke bawah. saya sendiri jadi bertanya-tanya, mengapa kelompok masyarakat Indonesia (baca juga: Jawa) kelas menengah keatas, menjadi jauh dari akar budaya sendiri, khususnya dalam hal ini budaya Jawa. Jadi, boro-boro belajar gamelan, lha wong mendengarkan musik Jawa aja tidak akrab, kok. Sehingga saya salut pada penyelenggara kursus gamelan ini. Sayang aja, kalau peminatnya ternyata membludak tapi dibatasi hanya 14 orang. Hambok nggak usah dibatasi, biar tambah banyak yang belajar gamelan. Tabik Gayatri --- On Sat, 21/2/09, Ahmad Jalidu wrote: From: Ahmad Jalidu Subject: [ac-i] SEKOLAH GAMELAN Date: Saturday, 21 February, 2009, 2:17 PM Ayo BELAJAR GAMELAN... Konon... lebih dari 250 set gamelan telah dipesan oleh Jepang sejak 20 tahun terakhir... Konon... beberapa SD di Jerman memiliki kegiatan Ekstrakurikuler Gamelan, demikian juga di Amerika, Belanda, Australia, New Zeland dan sebagainya.. Sungguh Membanggakan... Tetapi... kebanggaan ini akan lenyap jika ternyata yang di luar sana jauh lebih bisa daripada kita yang ada di sini... JANGAN SAMPAI KETINGGALAN. ..!!! Ikuti SEKOLAH GAMELAN bersama Komunitas Suka Lelangen Edining Kabudayan (SLEnK) SEKOLAH GAMELAN Kursus dasar mengenal gamelan... mulai 13 Maret 2009 Biaya Rp 80.000.00 (dibayar setelah kursus berjalan) 8 kali pertemuan... Instruktur : Sugito Hadi Supadma (Kertua SLEnK, praktisi karawitan) Peserta akan mendapatkan T-SHirt dan Sertifikat.. . PENDAFTARAN : - Kirim BIodata, Foto dan uraian mengenai motivasi Anda belajar Gamelan. kirim via email ke komunitas_slenk@ yahoo.co. id Pendaftaran ditutup 10 MARET 2009 atau Jika peserta telah mencapai 14 Orang. baca keterangannya di http://paguyuban_ slenk.blogspot. com atau hubungi 08562856610 (Jali)