[ac-i] Lawan Semua Preman!

2010-02-07 Terurut Topik ahmadzeni
Lawan Semua Preman! 
Friday, 29 January 2010  
Cover mobile comic Pendekar X volume ke 5Singkat cerita, pangeran Indrajati 
sudah tinggal lumayan lama di rumah keluarga Profesor Zet. Dan pada suatu hari 
Yeni mengajak pangeran Indrajati pergi ke sebuah mall.Di depan mall inilah, 
Indrajati dan Yeni akan menemui para preman pembuat onar. Apa yang akan 
dilakukan seorang
pendekar ketika menemui penindasan yang terjadi di zaman sekarang?
Tentu saja melawannya! Jangan mau kalah sama preman! Semangat komik ini
bisa dilihat di hapemu. Untuk pelanggan Indosat bisa mengetik sms REG KOMIK 
kirim ke 6767. Dan bisa juga untuk pelanggan Telkomsel dengan mengakses di 
*268# pilih 3 pilih 5 pilih 7.  



 ahmadzeni


Ikuti Tarung Komik Humor Berhadiah Total Dua Juta Rupiah!
Di www.PragatComic.com
Info Prakarya & Cergam


  

[ac-i] Fwd: [Indonesia Membaca] Matabaru Gerakan Membaca

2010-02-07 Terurut Topik Dessy Sekar
--- In indonesiamemb...@yahoogroups.com, "indonesiamembaca" 
 wrote:

Matabaru Gerakan Membaca
: agus m. irkham

"Tidak ada komunitas 
yang melewati persaingan 
untuk memperoleh identitasnya"
(Goenawan Mohammad)

[ 1 ]
Prasyarat bagi suatu bangsa agar dapat maju dan berkembang adalah adanya 
masyarakat pembelajar. Dan salah satu basis dukungan terpenting bagi 
pembentukan masyarakat pembelajar adalah masyarakat yang gemar membaca. 
Kesadaran demikian naga-naganya semakin dimengerti oleh publik luas. Rekognisi 
itu dapat dicandra melalui maraknya gerakan membaca (dan menulis). Baik yang 
diprakarsai oleh individu, kelompok masyarakat, media, lembaga pemerintahan 
maupun institusi bisnis. Mulai dari pameran buku yang diselenggarakan lebih 
dari dua kali dalam setahun di banyak kabupaten dan kota, pelatihan menulis, 
peluncuran dan diskusi buku, penyelenggaraan lomba menulis, pengoperasian 
perpustakaan berjalan, munculnya rubrik perbukuan (daftar buku baru, resensi 
buku, dan kabar di balik dunia perbukuan) di koran, pemilihan duta baca, hingga 
pendirian perpustakaan warga. 

Khusus untuk terakhir disebut, sekarang ini nyaris ada di tiap kabupaten dan 
kota. Namanya pun macam-macam. Sekadar contoh, ini yang berada di Jawa Tengah: 
Taman Pintar (Kota Semarang), Rumah Pelangi (Ungaran dan Muntilan), Pondok Baca 
(Magelang), Rumah Belajar (Wonosobo), Pondok Maos (Kendal), Jala Pustaka 
(Pekalongan), Mentari Pagi (Blora), Forum Pinilih (Solo), dan Oasebaca 
(Batang). Dan ikatan yang digunakan untuk menyebut itu semua bukan lagi 
"perpustakaan warga" tapi "komunitas literasi." 

Pamrih yang hendak disasar dari berbagai macam variasi nama komunitas literasi 
itu adalah agar hambatan psikologis antara masyarakat dengan perpustakaan 
(tempat banyak buku dihimpun) jadi hilang. Penyebutan "Pondok Baca" atau "Taman 
Pintar" saya kira memang terdengar lebih ramah, bersahabat, lumer, dan 
mendatangkan kesan nyaman, sekaligus merangkul, dibandingkan "Perpustakaan". 

Kecenderungan demikian, rupa-rupanya juga tengah terjadi pada komunitas 
literasi di tingkat yang lebih luas, di belahan propinsi lain di Indonesia. 
Sekadar menyebut contoh: Rumah Dunia (Serang), Perahu Baca (Tangerang), Rumah 
Cahaya (Depok), Lentera Kalbu (Pandeglang), Teras Puitika (Banjar Baru), 
Sanggar Matahari Martapura (Kalimantan), Komunitas Bunga Matahari (Jakarta), 
Warabal (Bogor), Cahaya Lentera (Bandung), dan Kandangpati (Sumatra). 

[ 2 ]
Namun di tengah kemerebakan komunitas literasi tersebut, muncul beberapa 
persoalan penting. Dari soal definisi komunitas dan literasi, hingga sangkaan 
keberadaan komunitas literasi yang hanya menjadi skrup dari mesin kapitalisme 
buku. Terlebih ketika literasi dimaknai dengan melek huruf latin saja dan 
melulu aktivitas membaca buku.
Padahal ketika makna literasi disamakan dengan buku, risikonya ia akan ikut 
terimbas pula dengan masalah yang dihadapi dunia perbukuan itu sendiri, baik 
dari sisi produksi, terlebih segi distribusi.

Oleh karena itu sebelum saya berbicara lebih jauh tentang seberapa besar dan 
penting peran yang telah dimainkan Komunitas Literasi dalam gerakan membaca 
(dan menulis) di Indonesia, ada baiknya Anda akan saya ajak terlebih dahulu 
untuk memahami arti komunitas dan literasi itu sendiri. Pemahaman terhadap 
simpul-simpul penanda kedua lema atau entri itu penting, agar Anda tidak 
tersesat. 

Saya mulai terlebih dahulu dengan lema pertama, yaitu KOMUNITAS. 
"Komunitas adalah sekelompok orang yang peduli satu sama lain lebih dari yang 
seharus," Jelas Putu Laxman Pendit dalam bukunya Mata Membaca, Kata Bersama. 
"Sehingga terjadi relasi pribadi yang erat antar anggotanya karena kesamaan 
interest atau values." 

Dengan kata lain komunitas adalah suatu bentuk identifikasi dan interaksi 
sosial yang dibangun dengan berbagai dimensi kebutuhan fungsional. Kekuatan 
pengikat suatu komunitas, terutama, adalah kepentingan bersama dalam memenuhi 
kebutuhan sosialnya yang umumnya didasarkan atas kesamaan latar belakang 
budaya, sosial, dan hobi.
 
Itu komunitas, bagaimana halnya dengan LITERASI?
Secara harfiah literasi bermakna melek huruf (literate). Sedangkan secara 
istilah, seperti yang pernah diungkap Body dan Luke (2003): Literasi mencakup 
semua kemampuan yang diperlukan oleh seorang atau sebuah komunitas untuk ambil 
bagian dalam semua kegiatan yang berkaitan dengan teks dan wacana (diskursus). 
Menjadi orang yang literate berarti menjadi orang yang mampu berpartisipasi 
secara aktif dan mandiri dalam komunikasi tekstual, termasuk dalam komunikasi 
menggunakan media cetak, visual, analog, dan juga media digital.

Dengan deskripsi yang berbeda: Literasi tidak semata-mata mencakup persoalan 
membaca dan menulis, namun bergandengan pula dengan aspek lain, seperti 
ekonomi, politik, hukum, pendidikan, sejarah, teknologi, gaya hidup, dan 
sebagainya.

Semula literasi diartikan sebagai kemelek-hurufan. Menurut Ignas Kleden dalam 
esai berjudul Buku di Indonesia: Perspektif Ekonomi Politik

[ac-i] A?Kohar Ibrahim: Di Singapura Makna Memaknai Singa

2010-02-07 Terurut Topik abdul kohar ibrahim
A.Kohar Ibrahim :
 
 
Di Singapura Makna Memakna Singa
 
 
Di
Singapura
Makna Memakna Singa
Kini Di Sini Ini Kita
Menelusuri
Tepi Tasik
Temasik
Pangkalan Desa Nelayan
Berubah Dermaga Dunia
Sejak Mula Legenda
Sang Nila Utama
Sang Pendatang
Sang Pejuang
Anak Zaman
Melahirkan
Zaman
 
Sekarang
Kita Pun Datang 
Tandang Pandang
Asyik Tasik Tumasik
Yang Baru Dari Dahulu
Jauh Tapi Dekat Selalu
Seperti Makna Memakna 
Tasikmalaya 
Seperti Makna Memaknai
Singapura Pun Singasari
Seperti Makna Memaknai
Kepahlawanan Kaum Singa 
Singa Singa Anggun Perkasa
Semangat Juang Sang Nila Utama
Semangat Juang Sisingamangaraja
Teladan Kaum Pejuang Segala Zaman
Pantang Lelah Pantang Menyerah
Memaknai Kebebas Merdekaan
Hidup Kehidupan Manusia
Yang Hakiki 
Yang Manusiawi
 
Kini Kita Di Sini
Daku Dan Dikau Kekasih
Di Ini Tepi Tasik Temasik
Dalam Mesra Senja 
Daku Dikau Asyik
Mengungkap Kaji
Makna Singapura
Makna Singa
Makna Malaya
Makna Nusantara
Makna Tasik 
Ah Asyiknya Kekasih
Seperti Sejuk Tasikmalaya
Agungnya Kekasih
Seperti Himalaya
 
Hati Pikiran Terusik
Dalam Makna Memakna
Singa Singa Asia
Singa Singa Eropa
Dalam Apresiasi
Adab Peradaban
Kaum Manusia
Sejagad
Dunia
 
(D09)
 
*
Catatan: Temasik atau Temasek atau Tumasek nama dahulu Singapura. Pemandangan 
perkampungan sekalian pangkalan nelayan Singapura zaman dulu seperti tasik atau 
danau. Singasari salah satu kerajaan zaman dulu di Nusantara. Tasikmalaya salah 
satu kota di Pasundan, Jawa Barat. Sisimangaraja Pahlawan Nasional Indonesia. 
Himalaya gunung tertinggi di dunia.
Biodata A.Kohar Ibrahim : http://16j42.multiply.com/links/item/120/; 
http://artscad.com/@/AKoharIbrahim/
 
 


  

[ac-i] A.Kohar Ibrahim: Ada Berita Duka Dari Holland

2010-02-07 Terurut Topik abdul kohar ibrahim
A.Kohar Ibrahim:
 
Ada Berita Duka Dari Holland
 
(In Memo Bung AS Munandar)

Ada Berita
Duka Dari Holland
Sorang Pakar
Menyusul Bintang
Di Kayangan
Pakar Tanah Buangan
Pakar Kaum Kelayaban
Duka Cita Tak Tertunda
Tapi Ah Kenapa Yah
Aku Malah Terkenang Mang Utuy
Yang Mati Juga
Di Langit Tanpa Bintang
Yang Mati Juga
Di Tanah Buangan
Duka Cita Tak Tertunda
Bahkan Jasad Telah Punah
Arogansi Kekuasaan Pun Cegah
Di Tanah Tumpah Darah
Sang Pujangga Di Makamkan

Ada Berita Duka Dari Holland
Matinya Sorang Pakar Terlantar
Sang Pemimpin Tanpa Pasukan Perang
Terkalah-singkirkan Tanpa Perang
Tapi Ah Kenapa Aku Malah Terkenang
Sorang Pengarang Parahiyangan
Utuy Tatang Sontani
Yang Mati Dalam Sunyi
Di Negara Adikuasa
Dalam Derita
Karena Penguasa
Paranoia !
Gila!

*
Brata
19J10
 
Facebook A.Kohar Ibrahim 19 Januari 2010
Biodata : http://16j42.multiply.com/links/120/;
http://artscad.com/@/AKoharIbrahim/


  

[ac-i] A.Kohar Ibrahim: Di Sini Kita Tanya Bertanya Di Tumasek [1 Attachment]

2010-02-07 Terurut Topik abdul kohar ibrahim
Di Sini Kita Tanya Bertanya Di Tumasek
 
Sajak :  A.Kohar Ibrahim
 
 
Di Sini Kita
Tanya Bertanya
Jadinya Tumasek
Dikau Lirik Bidik
Sungai Singapura
Dalam Kelam Malam
Dengan Mata Lensa
Dengan Mata Pena
Tajam Menampak
Dikau Tembak
Mengulang Bilang 
Makna Tak Terbilang
Gauguin Sang Pelukis Puitis:
D’où Vennons Nous ?
Que Sommes Nous ?
Où Allons Nous ?
Where Do We Comme From ?
What Are We ?
Where Are We Going?
Dari Mana Datang Kita?
Apa Siapa Kita?
Kemana Kita Tuju ?
 
Swara Koas Tajam Menikam 
Setajam Anak Panah Membelah Sangkala
Sepanjang Era Kisah Kisah Manusia
Iyah Di Sini Kita Jadinya
Menantang Ditantang
Tanya Jawab Adab
Tanpa Adab
Kisah Alam Melayu
Sejak Zaman Batu Zaman Perunggu
Bukti Terbukti Sebelum Masehi
40 Ribu Tahun Di Gua Niah 
11 Ribu Tahun Perak Man 
8 Ribu Tahun Perak Woman
Seperti Terlukis Ukiran Tambun
Di Perak Seusia 3 Ribu Tahun
Tanya Bertanya Pun Kian Tertuju
D’ù Vennons Nous ?
Where Do We Come From ?
Dari Mana Datang Kita ? 
Dari Yunnan Kah
Seperti Air Mekong Mengalir Dari Hulu Ke Hilir
Sejak Zaman Dong Song Hingga Mao Zedong 
Datang Pendatang Hilir Mudik Panjang
Berlayar Seberang Menyeberang 
Berpesawat Terbang Mengawang
Keluar Masuk
Dermaga
Bendara
Kota
 Desa
 
Maka
Que Sommes Nous?
What Are We?
Apa Siapa Kita?
Melayu Asli Bauran Alir Zaman
Timur Tengah India China
Melayu Nusantara
Australasia
Budi Daya 
Gores Garis 
Suka Duka Pahit Manis
Saling Seling Selang
Silang Menyilang
Bujuk Merajuk
Damai Perang
Rompak Rampok
Takluk Menakluk
Jarah Menjajah
Tuan Dipertuan
Sang Pengabdi
Budak Belian
Kekuat-kerasan Lahirkan Kekuasaan
Ah, Raja Adil Raja Disembah
Raja Durjana Raja Dinista
Pemberontakan Tak Terelakkan
Dalam Diam Dalam Kelam
Dalam Manifestasi
Ragam Macam Aksi
Penggugah Gubah
Pembaharuan
Kehidupan
Alam
 
Di Sini Kita
Tanya Bertanya
Jadinya Tumasek
Datangnya Pendatang
Sang Pangeran Nila Utama
Putera Palembang Terbuang
Tersingkir Menyingkir
Senantiasa Hadir
Menerus Juang
Tegak Berdiri
 Singa
Pura
 
 *
 
Tumasek D09
 
Catatan : Ilustrasi AKI di Singapura (foto Lisya Anggraini)
Biodata A.Kohar Ibrahim ; http://16j42.multiply.com/links/item/120; 
http://artscad.com/@/AKoharIbrahim/
 
 
 


  

[ac-i] UNDANGAN DISKUSI bersama Dede Oetomo, Soe Tjen Marching & Guntur Romli

2010-02-07 Terurut Topik Majalah Bhinneka
DISKUSI "BHINNEKA - Tidak Sepenuh Hati?"

Tempat: CCCL (Pusat Kebudayaan Perancis) jl. Darmokali 10 Surabaya

Waktu: Kamis, 11 Febuari jam 18.30

Pembicara: Dede Oetomo, Soe Tjen Marching & Guntur Romli.

GRATIS & boleh bawa teman.



  

[ac-i] Ada contest seruuuu......

2010-02-07 Terurut Topik Anathasia
Guys..
Ada contest nicchhh...,ikutan yukk...
Kayanya seru tuchhh,,,hadiahnya lumayan lagi..klo menang kan aku bisa 
kecipratan hehehehe...
*ngarep.com

Ntar aku bantuin vote dehhh
Hehe..:D



From: devina [mailto:devi.na...@ymail.com] 

Sent: Wednesday, January 06, 2010 4:04 PM

Subject: FW: FW: Video Contest Nu Green Tea 2010 - Rebutin Total Hadiah Puluhan 
Juta

 

Hallo Nu Addict,

Ada acara yang lagi diadain sama NuGreenTea lho…,tahun lalu pernah diadain n 
antusias dari pesertanya masih berlanjut sampai tahun ini..

Mo tau acaranya apa…
Nu Green Tea ngadain acara Nu Video Contest 2010..acaranya seru n gampang 
banget buat diikutin…n gak musti para professional yang ikutan..

Alat rekamnya pun bisa dari HP loh..atau digicam…atau klo yang niat banget 
ya..kamera professional..

Caranya ..rekam aksi kamu n temen kamu dalam bentuk video berdurasi 1 
menit,boleh ditambah dengan animasi,backsound,efek atau apapun lah..yg penting 
bukan SARA lho…
Dengan tema " Bersihkan Dirimu " ..
Mo tau hadiahnya…???

Hadiah:

Juara 1 : 10 juta
Juara 2 : 7,5 juta
Juara 3 : 5 Juta
Juara Fav : 2,5 juta
The best Animation : 2 juta
The best Amateur vIDEO : 2 jUTA
The Best MASSIVE vIDEO : 2 JUTA

Tahun Ini ada Kategori baru lho… "The Best Amateur" hadiahnya  2 juta , jadi 
jangan takut ga kebagian hadiah ya..

ini Link syarat Dan Ketentuan Contestnya 
http://www.nahninu.com/Website/VideoSyarat.aspx
Kirim video kamu ke situs nahninu[dot]com
Ayo Berkreasi sekreatif mungkin ya...




[ac-i] Kebisuan Perempuan Komponis

2010-02-07 Terurut Topik Soe Tjen Marching
KOMPAS, Jumat, 29 Januari 2010 | 02:36 WIB


Oleh Soe Tjen Marching
 Lelaki
itu tidak berbicara kepada saya, tetapi bisikan kepada temannya sampai juga di 
telinga: ”Perempuan sudah mendominasi dunia
seni Indonesia.”
 Memang, perempuan tak asing dan tak begitu
diasingkan lagi dalam dunia sastra dan film Indonesia. Nama Ayu Utami,
Dewi Lestari, dan Djenar Maesa Ayu sudah menjadi bahasa sehari-hari
dalam sastra Indonesia. Pemenang sayembara roman Dewan Kesenian Jakarta
juga didominasi perempuan. Begitu juga dunia film, ada Mira Lesmana,
Nia Dinata, Ida Baron, dan Nan T Achnas.
 Mereka tak ragu membuat
karya menyuarakan ketidakadilan seksual yang telah dan masih terjadi di
Indonesia, karya yang menyuarakan identitas perempuan. Bahkan, banyak
kajian tentang film perempuan dan sastra perempuan, seakan karya itu
mempunyai jenis kelamin tersendiri—karya yang tak lepas dari pengalaman
pribadi dan kisah manusia yang bukan lelaki.
 Namun, seakan ada
yang tertinggal oleh kesegaran dalam dunia seni ini. Dunia musik
kontemporer masih tidak banyak menarik media massa. Inilah ironinya.
Musik kontemporer adalah bunyi, tetapi yang paling tak terdengar publik.
 Ketika
berbagai festival dan penghargaan sastra berkumandang di Nusantara,
musik kontemporer juga paling membisu. Asosiasi Komponis Indonesia yang
dipelopori Slamet Abdul Sjukur sekarang kembang kempis, majalah Svara
bahkan mati. Mungkin hanya karena usaha Michael Asmara-lah di
Yogyakarta ada Festival Musik Kontemporer setiap tahunnya.
 Dalam
kesunyian ini, perempuan komponis semakin diam. Perempuan yang belajar
musik kebanyakan berakhir sebagai pemain yang mau tidak mau harus patuh
pada tuntutan komponis.
 Dalam tulisan, saya bisa berpanjang
lebar tentang jati diri sebagai perempuan. Saya bisa memaparkan
feminisme, merumuskan, mengkaji, dan menggunakannya. Bahkan,
keperempuanan saya seakan menjadi logo yang dapat saya tempelkan pada
beberapa tulisan.
 Dalam musik, keperempuanan seakan berada
antara ada dan tiada. Ia tidak lagi menjadi definisi, tetapi esensi. Ia
jauh lebih mendalam daripada keperempuanan tulisan, sekaligus lebih
jauh. Karena dari dalam tubuh perempuan dan dalam kitaran ide feminis
sayalah semua bunyi yang saya torehkan dalam kertas dapat tercipta.
 Tubuh
saya bagaikan sumber yang menetaskan musik. Ide-ide saya telah ada di
sana tanpa harus menjelaskan dengan definisi. Ia melebur lebih dalam
dan karena itu kenampakannya telah hilang. Dalam musik saya, bunyi
tidak lagi memproduksi arti, tetapi menjadi berarti dengan sendirinya.
Warna, nada, keras-lembut, tempo dan karakternyalah yang berbicara.
Bunyi dihargai sebagai bunyi, bukan tukang pos atau perantara yang
membawa pesan yang terkadang tak ada hubungannya dengan bunyi itu.
Teori Saussure tentang bunyi tidak berlaku di sini.
 Bahkan untuk
mengetahui siapa penghasil musik tersebut, penonton harus berpaling
dari karya itu sendiri, menengok program acara sehingga dapat melihat
nama komponis. Pemberontakan saya dalam musik bukanlah pemberontakan
sebagai perempuan, tetapi keperempuan.
  Komponis  perempuan
 Sebelum
dapat menampilkan musik, seorang komponis harus mengalami proses
panjang setelah karyanya jadi. Komponis sering kali membutuhkan kaki
tangan orang lain untuk dapat mendengar pewujudan ciptaannya dan
terkadang begitu tergantung pada pemain. Sebagai komponis ia
adalah pemimpin yang mengatur, memberi arah, dan kalau perlu mengkritik
pemain. Kadang kala ada perbedaan mendasar antara pemain dan komponis.
Pemain adalah pelayan yang menuruti kehendak komponis. Namun, menjadi
pelayan yang baik sama sekali tidak mudah. Hanya dengan kerja keras dan
latihan luar biasa hal ini dapat tercapai.
 Inilah kesukaran
perempuan komponis. Dia harus menghadapi beberapa manusia yang tidak
dapat menerima dirinya sebagai pencipta. Komponis Fanny Mendelssohn
terbenam jauh dalam ketenaran saudaranya, Felix. Ayah mereka sendiri
pun menganjurkan Fanny tidak mengejar karier musik—perempuan hanya akan
menjadi hiasan. Baru belakangan para sejarawan mengakui bakat besar
komponis bernama Fanny.
 Mungkin, anggapan negatif ini pula yang
membuat Clara Schumann terpaksa puas menjadi pianis, pemain yang
menyajikan karya suaminya, Robert, walau dia sendiri sering mengarang
musik. Rasa rendah dirinyalah yang membuat ia menulis di buku
hariannya: ”Sebagai perempuan, aku tidak akan mengarang lagu—tidak ada
pengarang perempuan sebelumnya, jadi mengapa aku harus menjadi
komponis?”
 Sekarang, tentu banyak yang berubah bagi perempuan.
Namun, penelitian tahun 1992 di sepuluh universitas terbesar di Amerika
Serikat menguak, sedikit sekali perempuan yang mengajar komposisi atau
mendapat pengakuan dalam bidang ini. Komponis Amerika, Susan Parenti
(lahir 1950 di Chicago Illinois) juga menyatakan, walau banyak
perempuan belajar musik, tetapi bidang yang membutuhkan penciptaan
masih tidak cukup terbuka untuk perempuan.
 Karena itu, perempuan
komponis Indonesia masih bisu. Ia sering dibatasi berbagai tuntutan,
pada sebuah z

[ac-i] [Indonesia Membaca] Menyoal Keberaksaraan Perempuan

2010-02-07 Terurut Topik Dessy Sekar
Menyoal Keberaksaraan Perempuan 



agus m. irkham 

Awal tahun 2000. John Wood, pria berusia 36 tahun, mantan eksekutif di 
Microsoft tengah berada di ketinggian 12 ribu meter. Terbang melintasi 
Pasifik, dari Sydney hingga Los angeles. Dalam perjalanannya yang 
panjang itu, ia membaca laporan dari PBB tentang keadaan pendidikan di 
negara-negara berkembang. 

Sekonyong-konyong ia terkejut begitu matanya tertumbuk pada deretan data 
yang menyatakan 850 juta orang di dunia tidak memiliki literasi dasar, 
alias buta huruf. Dan dari 850 juta tersebut, dua pertiganya adalah 
perempuan. Dengan kata lain dalam setiap sepuluh orang yang buta huruf, 
tujuh di antaranya adalah perempuan. Kebanyakan dari mereka berada di 
kawasan Asia. 

Laporan yang dirilis PBB tersebut tidak berlebihan. PBB? Asia? Jangan 
jauh-jauh deh. Di Jawa Tengah misalnya. Sebagaimana yang pernah dilansir 
banyak media, sampai dengan akhir tahun 2007, jumlah penduduk buta huruf 
yang berusia 15 -- 44 tahun, hampir 70 persennya (480.612 orang) adalah 
perempuan. 

Tersebar hampir di semua kabupaten dan kota di Jateng. Dengan persentase 
terbesar berada di kabupaten Brebes, Sragen, Banjarnegara, Blora, 
Purbalingga, Kebumen, Wonosobo, Grobogan, Rembang, dan Pekalongan. Betul 
kalau ada simpulan yang menyatakan bahwa penyebab utama buta aksara 
adalah kemiskinan. Karena kesepuluh kabupaten tersebut memiliki tingkat 
kemiskinan yang cukup tinggi. Rata-rata di atas 30 persen. (jawa Tengah 
dalam Angka, BPS, 2006). 

Fakta itu mempertegas laporan UNESCO tahun 2005 yang berjudul 
Keberaksaraan untuk Kehidupan (Literacy for Live). Laporan itu 
menyebutkan bahwa ada hubungan yang rapat antara kemiskinan sebagai 
sebab, dan buta aksara sebagai akibat. Di 30 negara berkembang, di mana 
angka kemiskinan tinggi, di situ pula tingkat melek huruf sangat rendah. 

Lantas pertanyaan besarnya adalah: apa yang harus dilakukan pemerintah 
propinsi Jateng untuk menggerus tingginya angka buta aksara pada perempuan? 


Dirikan perpustakaan
Ada dua. Pertama, mendirikan perpustakaan. Mengapa perpustakaan? 
Keberadaan perpustakaan ini penting, karena kasus membengkaknya angka 
buta huruf, di samping angka baru, juga berasal dari orang-orang yang 
sebelumnya sudah melek huruf, namun kembali mengalami buta huruf. 
Lantaran kemampuan teknis membaca yang mereka miliki, tidak pernah 
dipraktikkan. Bukannya malas atau tidak punya waktu karena larut dalam 
pekerjaan teknis. Tapi lebih kepada sulitnya mereka mengakses media 
baca/teks, khususnya buku. 

Pada titik ini memfungsikan kembali perpustakaan desa, dan mendorong 
bertumbuhnya taman baca partikelir/swasta menjadi tidak bisa ditawar 
lagi. Baik yang dikelola oleh perseorangan, maupun oleh kelompok 
masyarakat atau komunitas. Kegiatan perpustakaan hendaknya juga harus 
menembus dinding. Tidak hanya memberikan kemanfaatan kepada orang 
perorang di sekitar tempat taman baca atau orang yang membaca di dalam 
gedung perpustakaan saja. Tapi juga masyarakat di luar gedung. Apalagi 
karena kondisi masyarakat yang memang masih harus terus disuapi agar 
terbiasa membaca buku.


Tak kalah penting, perpustakaan harus mampu menghubungkan antara apa 
yang dibaca masyarakat dengan aktivitas keseharian mereka. Membaca 
menjadi aktivitas yang memunyai kemanfaatan nyata, yang langsung dapat 
dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Ini berkaitan dengan ragam 
buku yang harus disediakan. Dengan demikian masyarakat dapat merasakan 
langsung faedah membaca. Selain pengetahuan berkembang, pendapatan pun 
bertambah. Inilah yang disebut sebagai melek huruf secara fungsional. 
Buku berfungsi sebagai piranti meningkatkan kualitas hidup, terutama 
ekonomi. 

Hadiah pendidikan 
Kedua, mengirim anak-anak perempuan ke tempat yang semestinya, yaitu 
sekolah melalui program beasiswa pendidikan. Semacam program orangtua 
asuh, tapi khusus untuk anak perempuan. Program hadiah pendidikan selama 
hidup, dalam bahasa John Wood. Melalui Room to Read, yayasan yang 
didirikannya, ia membantu banyak anak perempuan di Asia sehingga 
memeroleh pendidikan layak. 

Wujud bantuan itu adalah dengan membayar uang sekolah mereka, 
memberikannya dua seragam sekolah, dua pasang sepatu, tas, buku, 
peralatan sekolah, sepeda, asuransi sekolah, dan seorang mentor tangguh 
untuk memerhatikan kelompok pelajar muda itu. Biaya keseluruhan dari 
paket istimewa ini hanya 250 dollar AS per tahun. Atau sekitar Rp2,5 
juta. Melalui Room to Read pula, terhitung sampai dengan akhir tahun 
2006, ia telah mendirikan 3.600 perpustakaan di Asia. (John Wood, 
Leaving Microsoft to Change The World, 2007: 260, 266) 

Salah satu alasan mendasar mengapa kita perlu memusatkan perhatian pada 
perempuan, adalah---meminjam pernyataan Usha, teman John Wood yang 
membantu menggerakkan program pendidikan untuk anak-anak perempuan di 
Nepal: "Ketika Anda mendidik seorang anak alaki-laki. Anda mendidik 
hanya seorang anak 

[ac-i] DIKLAT TARI REMO UNTUK TRAVESTI LUDRUK KARYA BUDAYA MOJOKERTO

2010-02-07 Terurut Topik abdul malik










DIKLAT TARI REMO UNTUK TRAVESTI LUDRUK KARYA BUDAYA MOJOKERTO
Mengharap kehadiran Bapak/Ibu  pada
hari Jumat,  29 Januari 2010 pukul 19.00 wib
di Pondok Jula Juli Ludruk Karya Budaya
Dusun Sukodono RT 02 RW 01 Desa Canggu
Kecamatan Jetis
Kabupaten Mojokerto 

Acara: Diklat Tari Remo untuk travesti
Pelatih: Sunawan, Jurusan Tari SekolahTinggi
Kesenian Wilwatikta, Surabaya
Terima kasih.
Salam,
H. Drs Eko Edy Susanto,Msi
(Cak Edy
Karya)
Pimpinan Ludruk Karya Budaya
Mojokerto




Profil Sunawan
Sunawan, kelahiran Mojokerto, 9 Maret 1978,
merupakan salah satu penata tari berbakat di Mojokerto.Alumni SMAN 1
Gedeg Kabupaten Mojokerto, mahasiswa jurusan tari Sekolah Tinggi
Kesenian Wilwatikta, Surabaya.  Beberapa karya tarinya antara lain
Durgo gugat (2001, Surabaya), Sumpah Palapa (2002, HUT Kostrad di
Jakarta), Empluk Markona (2005, Surabaya), Kemuning (2006, Surabaya),
Kembang Kemuning (2007 di Festival Seni Mojopahit).






Profil Ludruk Karya Budaya Mojokerto
 
Dengan maraknya ludruk yang diprakarsai oleh
TNI dan Polri, tahun 1967 membuat para tokoh masyarakat di Desa
Canggu Kecamatan Jetis Mojokerto tergerak hatinya untuk mendirikan
organisasi ludruk. Di desa Canggu secara turun temurun sejak jaman
penjajahan Belanda selalu berdiri grup ludruk. Maka diamanatkan pada
Cak Bantu yang kebetulan anggota Polsek Jetis untuk mendirikan grup
ludruk. Tepatnya tanggal 29 Mei 1969 berdirilah ludruk yang diberi
nama Karya Budaya dipimpin oleh Cak Bantu dengan binaan Polsek
Jetis.

Menjelang pemilu 1971, ludruk Karya Budaya ditanggap
Partai Golkar sebagai hiburan kampanye Golkar selama satu bulan
berpindah dari desa ke desa. Hal tersebut sangat dimanfaatkan Cak
Bantu mempromosikan ludruk Karya Budaya. Dengan keberhasilan pada
setiap pementasan membuat ludruk Karya Budaya dikenal
masyarakat.

Tahun 1993 Cak Bantu Karya wafat, dan secara
aklamasi seluruh anggota memilih putra sulung Cak Bantu Karya
memimpin ludruk Karya Budaya yakni Drs Eko Edy Susanto, Msi (lebih
akrab dipanggil Cak Edi Karya, ludruk Karya Budaya mengalami
perkembangan yang bertambah pesat. Merayakan ulang tahun ke-30 pada
tanggal 29 Mei 1999, ludruk Karya Budaya resmi menjadi Yayasan
Kesenian dengan SK Notaris No.06 melalui akte Notaris Grace Yeanette
Pohan, SH.



Informasi:
H. Drs Eko Edy
Susanto,Msi
(Cak Edy Karya)
Pimpinan Ludruk Karya Budaya
Dusun
Sukodono RT 02 RW 01 Desa Canggu Kecamatan Jetis
Kabupaten
Mojokerto 
Jawa Timur
Telp 0321- 362847
HP 081 231 89
347
Email:cakedika...@yahoo.com, cakedika...@gmail.com






  

[ac-i] Mengenal Batik Bantul Lewat Museum

2010-02-07 Terurut Topik Dhani Iqbal
Mengenal Batik Bantul Lewat Museum
Oleh Dewi Suspaningrum

Batik bukan sekedar kain bermotif yang penuh goresan untuk berbusana. Lebih 
luas dari itu, ia memiliki makna sejarah tentang sebuah perjalanan hidup dan 
peradaban. Dan keberadaan kain tersebut tersebar di hampir seluruh wilayah 
nusantara, terutama pulau Jawa.

Di sejumlah wilayah, museum-museum batik berdiri sebagai tanda perkembangan 
masyarakat dan maju mundurnya sebuah kota kepada generasi penerus. Museum Batik 
Joglo Tjipto Wening, misalnya. Museum ini menjadi  wadah pelestarian bagi 
perkembangan motif-motif batik Bantul maupun Jogjakarta dan sekitarnya.

Museum Batik Joglo Tjipto Wening ini terletak di Dusun Ketandan Tengah, 
Imogiri, Bantul, Jogjakarta. Diresmikan sebagai aset budaya Jogjakarta pada 18 
Maret 2004, museum ini berfungsi untuk melestarikan batik yang merupakan 
warisan budaya adiluhung.

Namun, gempa yang memporak-porandakan Jogjakarta, khususnya wilayah Bantul pada 
27 Mei 2006 lalu, sempat membuat bangunan museum ini rusak berat. Ia kembali 
dibuka untuk umum pada 27 November 2007 setelah mendapat perbaikan.

Sepintas, keberadaan museum ini agak sulit ditemukan. Lokasi museum yang 
berbentuk rumah Jawa klasik ini sedikit berada di dalam gang kecil di dekat 
pasar Imogiri. Namun, begitu Anda tiba di lokasi, kesan teduh, nyaman, dan 
tenang seperti mengunjungi rumah nenek akan menyambut Anda.

Selanjutnya klik di sini.


Salam,
TM. Dhani Iqbal


  

[ac-i] NAFAS - Cerpen A.Kohar Ibrahim

2010-02-07 Terurut Topik abdul kohar ibrahim
NAFAS
 
 
Cerpen : A.Kohar Ibrahim
 
 
 
DUDUK terhenyak di kursi putih dalam ruang kecil berdinding putih pula, aku 
pejamkan mata, merasa rasanya kesesakan nafas. Nafas yang menggores dalam 
ingatan selama hayat dikandung badan.  Beda dengan tadi, seketika keluar pintu 
rumah, iya memang aku terengah-engah mengayun langkah tersergah cuaca dingin 
campur polusi. 
 
Wah ! Aku jadi tambah gelisah. Apakah ini pun suatu indikasi menurunnya daya 
tahan tubuhku ? Jika diingat barusan kembali dari tanah tumpah darahku, setelah 
beberapa lama menikmati kehangat-segaran cuaca katulistiwa. Indonesia. 
Situasinya memang kontras. Beda sekali. Bayangkan saja: di sana cuaca antara 25 
sampai 30 drajat, sedangkan di sini 10 sampai 15 drajat… di bawah nol !
 
Mungkin saja begitu, pikirku. Coba menenangkan diri meski teriring prihatin. 
Pun yakin. Terbuktikan sejak keluar pintu rumah aku terus bisa melangkah 
menelusuri jalanan bertrotoar bagaikan digelar permadani putih setebal mata 
kaki. Tebal putihnya salju. Mengayun langkah seperti tertatih lantaran jalanan 
dingin lagi licin, hingga ke perhentian trem terdekat dan sampai waktu yang 
tepat. Selamat sampai menggapai tempat tujuan janjian di Klinik Saint-Jean: 
Servis Skaner. Di ruang tunggu aku diberi dulu minuman berupa segelas besar 
cairan yang nampaknya seperti limun namun rasanya manis kemanisan obat. Selang 
satu jam, baru Pakar Skaner memanggil namaku yang kuturuti secara patuh seperti 
bocah sekolah tanpa masalah. Patuh sampai pada perintah supaya aku menanggalkan 
pakaian, kecuali hanya celana dalam saja. Semua aku lakukan dengan lumrah, 
lantaran berkali-kali sudah, selagi rawat-inap pun rawat-jalan dalam periode 
dua tahun belakangan ini. Dua tahun
 perjuangan hidup-mati di dalam jiwa-ragaku sendiri : melawan kangker. 
Begitulah, seperti sudah lazim, atas pertanyaan, apakah daku alergi atau tidak. 
Jawabku nyaris sepontan saja : « Non, Monsiur. » Tidak, Tuan.
 
Dan begitu juga kepatuhanku lumrah saja ketika tiba di depan mesin warna putih 
berbentuk tabung besar seperti kapsul astronout untuk perjalanan panjang ke 
ruang angkasa raya. Dimintanya aku membaringkan diri dengan tenang. Patuh. Tak 
masalah. Dibilangnya aku akan kena suntikan di tangan sebelah kanan ataukah 
sebelah kiri. Iya. Aku patuh. Pasrah saja. Tak masalah. Begitu jugalah aku 
hanya mengangguk sembari bilang : « Oui, Monsieur. » Iya. Memahami penjelasan 
bahwa yang disuntikkan di lengan kananku itu adalah zat obat agar supaya 
gambar-gambar dalam tubuhku yang direkam Skaner jelas jemelas. 
 
«Nanti, kalau terasakan panas, tak usah waswas, » pesan Sang Pakar Skaner.
 
Aku mengangguk.
 
“Nanti, perhatikan – kalau disuruh tarik nafas, tariklah secara normal,” 
pesannya lagi. “Dan kalau disuruh: tahan nafas, ya tahanlah. Sampai dibilang 
lagi: tarik nafas…”
 
Aku pun mengangguk lagi. Mengerti. Ah, entah sudah seberapa kali aku 
mengalaminya selama melakukan perawatan kesehatan di klinik besar kota Brussel 
ini. 
 
Sekilas, ketika tubuhku masuk tabung sebagai percobaan sekalian mengepaskan 
letak, sempat aku senyum sembari mengingat Gargarin dan Amstrong --  para 
astronout kondang US dan AS. Ketika mesin Skaner itu difungsikan sepenuhnya, 
getarannya terasa. Juga terasa getaran di dalam tubuhku. Tetapi, seketika itu 
pula timbul rasa yang aneh : kepalaku terasa berat, sedang perutku mual. Dan 
ketika tubuhku masuk ke dalam tabung Skaner, aku merasakan rasa yang panas. 
Tapi sedar, rasa panas itu bukan panasnya mesin, melainkan panas dalam tubuhku. 
Sedar pula, ketika diminta bernafas lantas diminta untuk tahan nafas sampai 
bernafas lagi dengan sewajarnya. Tahap pertama itu aku lakukan tanpa masalah. 
Juga pada tahap yang kedua. Lancar. Meski rasanya terasa semakin panas dan mual 
diperut kian menjadi-jadi. Jantungku berdebar deras. Oleh karena itulah untuk 
tahap yang ketiga aku gagal, malah memberontak. Berontak tak bisa menahan rasa 
mual yang melilit perutku. Dalam
 mulutku mengalir zat yang rasanya manis-asam yang aneh. Aku nyaris muntah 
besar, tapi aku tahan sekuat bisa. Sang pakar Skaner menunda tahap yang ketiga. 
Dengan dibantu oleh seorang Jururawat, keduanya mendampingi aku, menyarankan 
supaya aku tenang : « Segera usai, segera selesai… » desis sang Pakar. 
Sedangkan sang Jururawat memegangi lengan kiriku seraya menyeka mulut dan 
leherku yang basah oleh zat yang keluar tak tertahankan. 
 
Seketika aku menarik nafas panjang berupaya agar jiwaragaku tenang. Begitupun 
sukar untuk menghindar waswas yang datang menyerang. Semata-mata seketika itu 
pula datang ingatan tanpa diundang. Aku terkenang seketika, persis setahun 
lalu, dalam waktu rawat-inap setelah operasi besar, dalam jangka waktu 33 hari, 
22 hari aku tak sadarkan diri. Dan salah satu yang paling tak terlupakan adalah 
justeru betapa kerasnya debaran jantung dan hatiku. Betapa berdesak-desakannya 
nafasku untuk keluar dari terowongan tenggorokanku. Nafasku sukar keluar atau 
hanya bisa bernafas pendek-pendek. Sekalipun sel

[ac-i] Interaksi Harmonis Antara Teknologi Modern dan Budaya Tradisi Indonesia

2010-02-07 Terurut Topik nindya_damayanti
Pada tanggal 14 Januari 2010, DAAI TV melakukan wawancara bersama Rolan Dahlan 
(peneliti Bandung Fe Institute) dan Rakhmatia Gema Evannie (Direktur Eksekutif 
acro-Batik) dalam acara "Meniti Harapan: "Inovasi Motif Melalui Batik Fisika". 
Penelitian ini menunjukkan betapa dekatnya kebudayaan adi luhung bangsa 
Indonesia dengan perkembangan sains dan teknologi modern.

Bagaimana ceritanya batik Indonesia bertemu dengan Ilmu Fisika yang melahirkan 
Fisika Batik? Apa dampak filosofi dari hasil penelitian Batik Fisika ini bagi 
perkembangan ilmu pengetahuan modern? Lantas, apa arti penting penelitian batik 
fisika ini bagi perkembangan dan kehidupan batik Indonesia?
link : http://www.youtube.com/watch?v=OC1maC0drug

Penelitian fisika batik telah melahirkan ekses atas inovasi dan teknologi 
bahkan mungkin cara kita meng-apresiasi batik dan segala kandungan makna yang 
luar biasa dari pancaran motif-motif batik. Bagaimana dampak dalam bentuk 
software Fisika Batik ini dapat diakuisisi untuk generasi motif batik sesuai 
makna filosofi yang ingin digali di dalamnya? Bagaimana secara ekonomis hal ini 
dapat menjadi bentuk upaya peningkatan keberdayaan ekonomi masyarakat berbasis 
kreativitas dan kebudayaan? 
link : http://www.youtube.com/watch?v=9XYTMJDQ5CY

Ketika terjadi paduan harmonis antara batik Indonesia dengan Ilmu Fisika, 
bagaimana hal ini ditanggapi oleh masyarakat luas? Bagaimana pula masyarakat 
pembatik tradisional dapat mengambil keuntungan dari hasil penelitian ini 
secara umum demi sumbangsih untuk kemajuan perekonomian bersama bangsa 
Indonesia? Bagaimana Fisika Batik ini terkait makna filosofis yang ingin 
ditunjukkan oleh kain batik sejak awal? 
link : http://www.youtube.com/watch?v=Pd7UrQMVYfw

Nindya Damayanti
sumber: http://acrobatik.biz/news.php?id=7




[ac-i] Teater anti trafficking

2010-02-07 Terurut Topik Pkpa Sofian


Kampanye Anti Trafficking Melalui Teater

MEDAN, KOMPAS.com--Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) mengkampayekan anti
trafficking melalui pementasan teater ke berbagai kota di Sumut. 
Direktur Eksekutif
PKPA, Ahmad Sofyan, di Medan, Selasa, mengatakan, pihaknya mencoba untuk
mengkampanyekan anti trafficking melalui media yang lain. 
"Selama ini kita
menggunakan metode seminar, workshop dan lain-lainnya untuk mengkampanyekan
bahaya perdagangan manusia ini. Pilihan teater sebagai media kampanye saya kira
sangat mendukung, karena akan lebih membekas bagi masyarakat," katanya. 
PKPA merupakan sebuah
lembaga non profit yang konsen terhadap anak di Indonesia khususnya Sumatera
Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Lembaga itu bergerak dalam advokasi,
pendidikan dan kesehatan untuk anak-anak jalanan, anak miskin kota, anak korban
trafficking dan anak yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga. 
Ia mengatakan,
kampanye anti trafficking melalui pementasan drama tersebut akan dilakukan di
lima kota seperti Pematang Siantar yang dilaksanakan pada 6 Maret 2010, Tebing
Tinggi 13 Maret,  Lubuk Pakam 20 Maret, Stabat 27 Maret dan Medan pada 10
April 2010. 
Kelima kota tempat
pementasan itu dinilai layak sebagai tempat kegiatan karena memang angka
traffickingnya cukup tinggi. Data terakhir kita menyebutkan bahwa Medan
menempati angka tertinggi trafficking, disusul Deli Serdang dan Langkat,"
katanya. 
"Kampanye anti
trafficking melalui pementasan drama tersebut akan menggandeng Teater
"O" Universitas Sumatera Utara (USU) dan didukung pemerintah
Australia. Apalagi teater tersebut sudah cukup dikenal dengan garapan
komedinya, pesan pesan HAM yang akan dipentaskan grup ini saya kira nantinya
dapat mencapai sasaran," katanya. 
Produser pementasan
Teater "O" USU, Yulhasni, mengatakan, naskah yang akan dipentaskan di
lima kota di Sumut itu  berjudul "Detektif Danga-Danga" yang
merupakan naskah bertema sosial. 
"Naskah itu
sendiri, bercerita tentang bahaya trafficking untuk menjadikan wanita sebagai
pekerja seks komersial (PSK). Isi dalam pementasan tersebut sangat sesuai
dengan apa yang selama ini menjadi konsen PKPA," katanya. 
Dosen FKIP UMSU ini
mengatakan, pihaknya sangat menyadari bahwa sudah saatnya pekerja teater
mengangkat tema-tema HAM dalam aktifitas pentasnya. Langkah ini, sebagai bentuk
kesungguhan pekerja teater merepresentasikan realitas sosial menjadi fakta
panggung. 
"Dengan tetap
mengusung konsep komedi, kita berharap pentas ini nantinya mampu memberi
kesadaran kepada masyarakat tentang bahaya trafficking. Tema-tema sosial
seperti ini saya kira juga bisa jadi salah satu solusi mendekatkan masyarakat
ke teater," katanya.


  Selalu bisa chat di profil jaringan, blog, atau situs web pribadi! Yahoo! 
memungkinkan Anda selalu bisa chat melalui Pingbox. Coba! 
http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/

[ac-i] Pementasan Ballet Pantomime "DON JUAN" Gedung Kesenian Jakarta, 4-5 Feb 2010

2010-02-07 Terurut Topik Alin SP Apriliani




Pantomim & Musik "DON JUAN"

 

SAKSIKAN PEMENTASAN

BALLET PANTOMIME

 

“DON JUAN"

Pantomim berdasarkan musik karya 

Christoph Willibald Ritter von Gluck

Sutradara & Libretto: Milan Sládek





Yang diselenggarakan di:



Jakarta: 

4-5 Februari 2010 

Pukul: 20.00 WIB 

Gedung Kesenian Jakarta

Jl. Gedung Kesenian No.1

Jakarta 10710

Tiket Telp. +62 21 3808283/ 3441892

Umum: Rp. 75.000 & Rp. 50.000, pelajar & mahasiswa: Rp. 20.000



Bandung: 

9-10 Februari 2010

Taman Budaya Jawa Barat

Jl. Bukit Dago Selatan 53A

Bandung 40135

Tlp/Fax. (022) 2504912

Tanda masuk (tidak dipungut biaya): +62 22 4236440 







Pendukung

Sutradara & Libretto: Milan Sládek

Asisten Sutradara: Yayu AW Unru

Penata Artistik: Jan Kocman

Penata Musik: Budi Utama Prabowo 



Pemain Utama:

Don Juan: Yayu AW Unru

Donna Elvira: Lilies

Komtur: Carolus Daris Gatot Rahmadi

Leporello: Pungkas Banon Gautama 



Kerjasama Produksi

Dalam rangka ulang tahun ke-40 Institut Kesenian Jakarta dan penghormatan
terhadap tokoh pantomin Indonesia alm. Sena Utoyo,
Goethe-Institut, Institut Kesenian Jakarta – dengan dukungan Gedung Kesenian
Jakarta dan Sena Didi Mime menyelenggarakan produksi ini.



MILAN SLADEK

Kisah yang sudah dikenal luas mengenai Don Juan si perayu yang selalu
mempermainkan perempuan ini disutradarai oleh Milan Sládek, pria kelahiran
Slowakai (23 Februari 1938 di Streženice) yang merupakan seorang master
pantomim terbaik masa kini. 

Milan Sládek sejak masa mudanya sudah menekuni pantomim. Dengan tubuhnya dia
menampilkan seluruh pemikiran, perasaan dan fantasinya, tanpa memerlukan
kata-kata. Secara harafiah, pantomim yang berasal dari bahasa Yunani ini
mengandung makna „semua ditiru“. Arti kata itu diberi nuansa baru oleh Sladek
dengan eksperimen dan keterbukaannya terhadap tradisi teater tradisional, dari
Commedia dell’arte sampai Kabuki Jepang. 



DON JUAN

Milan Sladek bersama dengan 14 orang pemain yang berasal dari mahasiswa dan
alumni Institut Kesenian Jakarta serta anggota Sena Didi Mime mentransfer „Don
Juan“ karya Christoph Willibald Gluck (1714-1787) yang biasanya merupakan tari
balet klasik menjadi pantomim. 

Karya ini merupakan titik balik dalam genre tari, karena awalnya berasal dari
naskah drama. 

Don Juan yang terkenal sebagai seorang penggemar perempuan dan selalu
mempermainkan semua gadis yang dijumpainya. Tetapi ketika dia pada suatu hari
menggoda Donna Elvira, putri sang Komtur, maka diapun menjadi musuh abadi sang
ayah. Terjadilah duel antara ayah dan kekasih, yang menyebabkan sang ayah
terluka parah. Sebelum dia menghembuskan nafas terakhirnya, dia menyumpahi Don
Juan dan berjanji akan balas dendam. 







CHRISTOPHER WILLIBALD RITTER von GLUCK
(1714-1787)

Disamping Mozart dan Händel, komposer Jerman Christoph Willibald Ritter von
Gluck (1714-1787) merupakan salah seorang komposer opera yang penting di abad
ke-18. Gluck mereformasi opera Seria yang waktu itu sudah dikenal umum, antara
lain dengan pemisahan yang jelas antara resitatif dan aria dan di era ini
elemen-elemen tersebut mulai terjalin satu sama lain dengan lebih kuat. Dalam
komposisi-komposisinya dia mementingkan kejujuran psikologis dari teksnya dan
menempatkan musik di bawah alur cerita. Christoph Willibald von Gluck
mewariskan sekitar 50 opera, beberapa karya balet dan instrumental. Karya-karya 
yang terpenting a.l. „Orfeo ed Euridice“,
„Alceste“, „La rencontre imprévue“ dan „Don Juan“. 



KOSTUM YANG AKAN DIPAKAI PADA SAAT
PEMENTASAN “DON JUAN”


 
  
  
  
   



   
  
  
  
  
  
  
  
   



   
  
  
  
  
  
  
  
   



   
  
  
  
  
  
  
  
   



   
  
  
  
  
  
  
  
   



   
  
  
  
  
 




Formularende



 

KETERANGAN PENDUKUNG:

 

Don Juan, adalah tokoh fiksi yang terkenal sebagai
sebutan laki-laki penggoda. Ia mempunyai hobi berganti-ganti pacar. Sebutan Don
Juan biasanya diberikan kepada pria atau laki-laki yang suka menghamburkan uang
untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.

 

 



Christoph Willibald Ritter von Gluck (lahir 2 Juli
1714–meninggal 15 November 1787 pada umur 73 tahun) adalah komponis opera pada
abad ke-18.

 




  

[ac-i] Ghost Air, Kengerian di Angkasa!

2010-02-07 Terurut Topik ahmadzeni
Ghost Air, Kengerian di Angkasa! 
Monday, 01 February 2010  
Cover mobile comic Bang Jemping volume ke 07Pernah
ketiduran di bandara sampai malam sendirian? Dan ketika terbangun
menjadi penumpang pesawat hantu! Ini pasti kejadian dan perjalanan yang
tidak harapkan. Ini pula yang terjadi pada bang Jemping kali ini... Kursi yang 
empuk pesawat memang masih dirasakannya... Tapi
ketika beberapa keganjilan bermunculan... Akan membuat bulu kuduk
merinding... Komik ini bersambuang ke Ghost Air bagian 02. Cerita dan gambar 
dibuat ahmadzeni, dan pewarnaan dibuat oleh Diana Maya. Kengerian pesawat hantu 
ini bisa dirasakan melalui hapemu. Untuk pelanggan Indosat bisa mengetik sms 
REG KOMIK kirim ke 6767. Dan bisa juga untuk pelanggan Telkomsel dengan 
mengakses di *268# pilih 3 pilih 5 pilih 7.  
 Komik lainnnya bisa dilihat di:
http://pragatcomic.com/new/index.php?option=com_frontpage&Itemid=1

ahmadzeni


Ikuti Tarung Komik Humor Berhadiah Total Dua Juta Rupiah!
Di www.PragatComic.com
Info Prakarya & Cergam


  

[ac-i] Hot News! Kompetisi Indonesia Art News 2010 datang!

2010-02-07 Terurut Topik kapri yojo
Hot News! Kompetisi Indonesia Art Award 2010 datang!
Kompetisi seni rupa IAA 2010 ini mulai dibuka 30 Januari, dan ditutup 2 April 
2010. Bagaimana detilnya?

Simak di http://indonesiaartnews.or.id/



  

[ac-i] Pentas Teater Tiyang Alit (UK Teater ITS) "Anak Haram"

2010-02-07 Terurut Topik abdul malik




Pentas Teater Tiyang Alit (UK
Teater ITS)



"Anak Haram"



Di Plasa Dr. Angka

Kampus ITS SUkolilo, Surabaya

Jumat 5 Februari 2010

Pk. 19.00

Gratis

Teater tiyang alit

jika dunia adalah cinta, maka kita adalah satu aku cinta kamu.

teater tiyang alit adalah sekumpulan anak muda
yang masih saja ingin disebut Manusia. mereka ingin merasakan kehidupan yang
lebih hidup, ditengah badai penyeragaman yang marak digencarkan. sepercik
konflik batin pribadi dalam rutinitas sehari-hari yang semakin mengaburkan
perasaan mereka sebagai “manusia”. kebosanan dalam hidup yang statis,
menstimulus pemberontakan dalam diri untuk ingin lebih menikmati hidup yang
lebih indah. baik itu dari hati, maupun sikap & tutur kata yang didasari
rasa cinta, antara manusia satu dengan yang lainnya. 

tiyang alit diambil dari bahasa kromo inggil jawa. yang berarti orang kecil, 
orang miskin, orang yang tertindas. dari
nama tersiratlah makna dan esensi kenapa teater ini ada?, untuk apa?, dari
apa?, dan kepada siapa?, mereka selalu ingin berkarya. buah kesadaran insan
teater tiyang alit tak bisa lepas dari dirinya sebagai mahluk sosial, ditengah
maraknya perkembangan teater modern kontemporer indonesia, yang kini makin
mengedepankan ego populis teater itu sendiri.

semoga insan teater tiyang alit, nantinya menjadi aktor. aktor yang saat ini
sangat sulit didapatkan. aktor yang bukan sebarang pentas karena tuntutan
naskah dan sutradara. melainkan aktor yang lebih menjiwai realitas sosial di
lingkungan sekitarnya, baik itu dalam skala lokal maupun global, baik itu
kampus, kampung, kota,
sampai negara sekalipun. apapun skalanya cintanya tetap saja untuk orang-orang
kecil yang tertindas(*bila dinegara yang tertindas adalah rakyat, maka di
kampus yang sering ditindas adalah mahasiswa).

bukan aktor seperti dalam serial drama sinetron, selesai main dapat gaji.
bahkan sebaliknya, aktor yang harus bekerja keras dengan sekuat tenaga dengan
tanpa dana sepersen pun, tidak lupa juga selalu mengedepankan kualitas
pementasan yang maksimal. walaupun akhirnya berakhir dengan kata “tiyang 
alit,capek dehh!”

berbuah keringat mereka, selalu ingin mencari jati diri hingga akhir
hayatnya. mereka aktor sesungguhnya dalam kehidupan mereka. tak perlu sutradara
yang mengajarkan, karena sutradara bukanlah bos dalam pemutusan aktor harus
seperti apa. kemerdekaan menentukan peran dan
pemaknaan subjektif terhadap peran yang akan di mainkan. itulah yang utama.
pematangan penjiwaan oleh mereka sendiri, baik itu mulai dari menulis naskah
sendiri, sampai apa yang ingin mereka perankan. singkatnya mereka berperan
karena nuraninya merasa, ada yang perlu diungkapkan, dari hitam pekatnya
rahasia dari segala ruang hidup sehari-hari. baik itu yang teratur, maupun
awut-awutan.

cinta itu indah, karena dia tidak
memaksa. dia begitu fleksibel. karena cinta membebaskan. maka bebaslah,
kalahkan egomu, jadilah manusia
sesungguhnya…

~ oleh teater tiyang alit di/pada 28 Agustus 2009.

http://teatertiyangalit.wordpress.com/2009/08/28/prolog/#more-82

Pada dasarnya Blog teater tiyang alit ini diciptakan tidak lain adalah
sebagai usaha untuk mengenalkan Teater Tiyang Alit, kepada mereka yang ingin
mengenalnya lebih dalam. Baik itu dari manusia-manusianya, segala aktifitas
ke-teater-annya, sampai detail-detail kehidupannya.

“JAS MERAH saudara-saudara, ingat itu selalu, Jangan
Sekali-kali Melupakan Sejarah”, bung Karno berpidato berdiri di podium
di depan ribuan rakyatnya dengan  semangat revolusi yang berapi-api.

Tiap para tiyang alit’ers adalah kupu-kupu
zaman, berharap menggores tinta kesenian keindahan ke-teater-an di zamannya.
Mengharap kebudayaan teater tetap tumbuh subur di zamannya. Hingga bahkan kelak
akhir zaman sekalipun berharap para penerusnya tetap menjaga tongkat estafet 
perjuangan
itu turun temurun. 

“Adalah mereka kaum muda yang harus selalu memimpin
menjadi garda terdepan dalam perubahan” , Soe Hok Gie.

Setiap zaman beralih, haruslah yang muda adalah yang
memimpin.  Seorang
pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mengenal dirinya dan yang di pimpinnya
dengan baik. Untuk mengenal dirinya dan yang dipimpinnya tentu saja membutuhkan
sejarah, baik sejarah diri pemimpin maupun yang dipimpin. Jelaslah seorang
teater adalah mereka yang mengenal dengan baik dirinya. Baik itu sejarah diri,
lingkungan , kampung tempat ia tinggal bahkan bangsanya dan negaranya. Bolehlah
disebut juga seorang teater adalah seorang sejarahwan tulen.

Akhir kata, semoga di bumi Teater Tiyang Alit ini, tidaklah terlahir 
“angkatan-angkatan gagap” seperti yang tertulis dalam
sajaknya Rendra. Semua matang, semua siap, semua
berlari, semua kepakkan sayap. Walau nanti akhirnya tulang menjadi debu
dan menghilang tertiup angin. Kelak arah sejarah itu tidaklah hilang, menjadi
pegangan dalam menyongsong perubahan yang akan datang. Selangkah demi selangkah
namun pasti untuk berkata TIDAK, bagi sebuah pertanyaan “Lantas, apakah sejarah 
itu dibuang saja ke tempat sampah?”

 

 

 




  

[ac-i] [Penerbit Alvabet] DICARI, EDITOR TETAP DI PENERBITAN BUKU

2010-02-07 Terurut Topik Pustaka Alvabet





PT Pustaka
Alvabet (penerbit) membuka kesempatan bagi siapa saja yang meminati dunia
perbukuan untuk bergabung bersama sebagai EDITOR TETAP (full time),
dengan kualifikasi berikut:

 

·
Pendidikan minimal S-1 dalam bidang ilmu sosial dan
humaniora

·
Berpengalaman minimal 1 tahun sebagai editor (tetap) di
penerbitan buku

·
Memahami perkembangan dunia penerbitan dan perbukuan

·
Menguasai bahasa Inggris dengan baik

·
Berpengetahuan luas lintas disiplin keilmuan

·
Kooperatif dan dapat bekerja di dalam tim

·
Dapat bekerja di bawah tekanan (deadline & result
oriented)

 

Kirimkan segera
lamaran dan CV lengkap (sertakan foto) Anda paling lambat tanggal 08 Februari
2010 via email ke: h...@alvabet.co.id,
atau via pos ke:

 

PT Pustaka
Alvabet

Ciputat Mas
Plaza Blok B/AD

Jl. Ir. H.
Juanda No. 5A, Ciputat

Tangerang 15412

Telp:
021-7494032

 

 

Ciputat, 01
Februari 2010

 

Hormat kami,

Ttd.

 

 

 

Liza
Annisa Z.

HRD Staff



==
Pustaka Alvabet
Ciputat Mas Plaza Blok B/AD
Jl. Ir. H. Juanda No. 5A, Ciputat
Jakarta Selatan Indonesia 15411
Telp. +62 21  7494032, 
Fax. +62 21 74704875
www.alvabet.co.id




  

[ac-i] [BUKU INCARAN] Warisan Orang Tionghoa di Indonesia

2010-02-07 Terurut Topik Anwar Holid
[BUKU INCARAN]

Warisan Orang Tionghoa di Indonesia
---Anwar Holid

Peranakan Tionghoa Indonesia: Sebuah Perjalanan Budaya 
Penulis: Gondomono, et al.
Penyunting: Al. Heru Kustara
Penerbit: Intisari Mediatama dan Komunitas Lintas Budaya Indonesia, 2009
Tebal: 352 hal., dengan ilustrasi berwarna dan peta; p. 31 cm. 
ISBN: 979-3590-88-1


Saya pertama kali lihat buku Peranakan Tionghoa Indonesia di perpustakaan Bale 
Pustaka. Begitu lihat-lihat, dalam hati saya bilang, "Wah, bagus amat buku 
ini."  Buku ini berukuran besar, hard cover, tebal, menggunakan art paper, 
penuh ilustrasi bagus, dan disiapkan dengan cukup baik. Di Bale Pustaka buku 
ini masuk ruang referensi, artinya hanya boleh dibaca di tempat dan dilarang 
dibawa ke rumah oleh anggotanya.

Untunglah Rumah Buku segera mengoleksi buku itu. Ternyata akuisisinya terjadi 
dari kebetulan yang malah menyisakan persoalan belum beres. Jadi setiap kali ke 
perpustakaan favorit itu, saya berusaha menyempatkan membaca-baca, 
memperhatikan detail, termasuk memperhatikan ilustrasinya yang kaya. Sampai 
akhirnya saya pinjam dan berusaha tuntas membacanya.

Sesuai anak judul, buku ini berusaha fokus meliput seluruh budaya orang 
Tionghoa di Indonesia. Isinya terdiri dari dua belas bab hasil sumbangan 
delapan penulis keturunan Tionghoa ahli di bidang masing-masing, jadi 
otoritatif dan meyakinkan. Selengkapnya sebagai berikut:
1/ Masyarakat dan Kebudayaan Peranakan Tionghoa (Gondomono)
2/ Menjadi Peranakan Tionghoa (Mona Lohanda)
3/ Unsur Lokal dalam Ritual Peranakan (Mona Lohanda)
4/ Perkembangan Arsitektur Tionghoa di Indonesia (Handinoto)
5/ Sastra Melayu Tionghoa (Myra Sidharta)
6/ Pers Melayu Tionghoa (Myra Sidharta) 
7/ Ragam Pakaian Kaum Peranakan (David Kwa)
8/ Gambang Kromong dan Wayang Cokek (David Kwa)
9/ Aneka Jenis Bahan Perabotan (Musa Jonatan)
10/ Motif Dekorasi, Arti, dan Kisah di Baliknya (Musa Jonatan)
11/ Aneka Rupa Masakan Peranakan (Helen Ishwara)
12/ Sistem Ukuran dan Fungsi Perabot (Rusdi Tjahyadi)

Terbayang betapa isinya cukup komprehensif, belum lagi detail isinya terbilang 
kaya, karena tiap bab merupakan esai panjang yang ditulis menarik dan 
informatif. Ini membuat buku tersebut pantas jadi referensi kajian budaya bagi 
keragaman penduduk Indonesia. Dari detail itulah berbagai informasi tambahan 
lain bermunculan, sekaligus memperlihatkan dengan sangat terang betapa 
Indonesia benar-benar terdiri dari berbagai bangsa dan budaya (multi budaya dan 
ras), lantas secara dinamik maupun eksklusif bercampur di sebuah tempat 
kepulauan bernama Indonesia. Sementara budaya Tionghoa Indonesia juga 
memperlihatkan wajahnya yang sangat kaya, dinamik, sekaligus telah mewariskan 
budaya yang sangat membekas dan tak terasa memberi warna bagi kebiasaan kita 
semua. Dari buku ini juga tecermin betapa hubungan orang Tionghoa di Indonesia 
beserta segala dinamikanya naik-turun, bahkan kerap mengalami pelanggaran HAM 
dan sikap diskriminatif. 

Istilah "peranakan" maupun "Tionghoa" sebenarnya bermasalah, kalau bukan berbau 
prasangka rasialis. Mungkin istilah "etnik Tionghoa" lebih netral, mengingat 
kita bisa menerima istilah "etnik Sunda, etnik Batak" dan sebagainya. Istilah 
bermasalah melahirkan prasangka buruk, stereotipe, maupun stigma (cap buruk 
yang sulit diterima) sampai akhirnya menumbuhkan kecurigaan tanpa sadar. Ini 
lama-lama bisa mengerikan dan tetap menghalangi akulturasi secara alamiah dan 
damai. Sejak zaman Reformasi (1998) sebutan "peranakan Tionghoa" dianggap lebih 
sopan dari istilah "orang Cina" yang terasa mengandung kesan kebencian karena 
ditumbuhkan politik awal Orde Baru yang memusuhi negara Cina (RRC) sebab 
ditengarai membantu Gerakan 30 September (Asvi Warman Adam, 2009). Padahal 
orang Indonesia mengenal istilah "Pecinan" atau "obat Cina", dan tidak ada 
istilah "Pertionghoaan." Apa salahnya istilah "orang Cina", "peranakan 
Tionghoa", bahkan "Cokin" sekalipun, selain
 prasangka buta? Tentu ada kesadaran bawah kolektif yang membuat istilah itu 
jadi berkonotasi buruk.

Meski sejarah membuktikan bahwa bangsa Tionghoa sudah datang dan berinteraksi 
dengan penduduk di kepulauan Indonesia jauh lebih awal dan lama dibandingkan 
orang Arab---apalagi Eropa---kini kesan interaksi itu seakan-akan tinggal jadi 
relik yang sia-sia. Bangsa Tionghoa datang ke Indonesia sebagian akibat dari 
diaspora bangsa Cina yang tinggal di pesisir Laut Cina Selatan. Sungguh 
menarik, Wikipedia Indonesia mencatat betapa istilah "Tionghoa" itu khas 
Indonesia, yakni dari kata "Cung Hwa." Istilah ini tidak dikenal (diucapkan dan 
terdengar) di luar masyarakat Indonesia, misal Malaysia dan Thailand. Mestinya 
bukti ini jadi pelajaran berharga buat kita bahwa penduduk Nusantara telah 
menerima orang Tionghoa sejak awal. Sie Hok Tjwan (1999) menulis: "Sebelum 
kedatangan kaum kolonialis dari Eropa, hubungan orang Tionghoa dengan orang 
pribumi di wilayah Indonesia tidak menunjukkan persoalan ras." Perhatikan juga 
betapa kaum Muslim Indonesia sangat ban

[ac-i] CALL FOR ENTRIES: WORLD URBAN CAMPAIGN LOGO COMPETITION

2010-02-07 Terurut Topik Dimas Fuady
Masih banyak waktu, selamat mencoba rekan-rekan sekalian. 

DF

-

The World Urban Campaign is a platform for public, private and civil society 
actors to elevate policies, share practical tools and raise awareness for 
sustainable urbanisation.

www.worldurbancampaign-logo.org

Call for entries
UN-Habitat, with sponsorship from Veolia Environment, is launching an 
international competition for the design of the logo for the World Urban 
Campaign. The logo winner will be announced at WUC's official launch during the 
5th World Urban Forum, 22-26 March 2010 in Rio de Janeiro, Brazil.

Requirements
The logo should symbolise and represent the initiatives of the World Urban 
Forum. It should also suggest the principles, objectives, participants and 
audience of WUC.

The logo has to impart the message or the meaning of the symbols. It should be 
attractive, recognisable and memorable for various audiences – mass media and 
the general public.

Prizes
The prizes to winners will be as follows:

Winner $5,000 plus ticket to Rio.
2nd Finalist: $3000 plus ticket to Rio.
3rd Finalist: $2000 plus ticket to Rio.

Announcement of winner
Three logo finalists will be chosen by an international jury of renown 
designers and urban specialists. The three finalists and the members of the 
jury will be flown to Rio to participate in the launch of the World Urban 
Campaign as part of the closing ceremony of the World Urban Forum. Cash prizes 
will be given to each finalist on the stage of the 5th World Urban Forum.

About the World Urban Forum
The World Urban Forum has become the world's premier gathering on urban issues. 
Some 15,000 leaders and representatives of government; local government; and 
the private, professional, academic and civil society sectors from more than 
100 countries are expected to attend its 5th session in Rio de Janeiro, 22-26 
March 2010. Several hundred accredited journalists are also expected to cover 
the Forum.

Complete details can be found at: www.worldurbancampaign-logo.org

For more information, please contact:

Joshua Singer
Administrator,
The Worldwide Logo Design Competition for the U.N. World Urban Campaign
Assistant Professor - Coordinator, Visual Communication Design,
Department of Design & Industry
San Francisco State University
E: jsin...@sfsu.edu
W: http://design.sfsu.edu




  Selalu bisa chat di profil jaringan, blog, atau situs web pribadi! Yahoo! 
memungkinkan Anda selalu bisa chat melalui Pingbox. Coba! 
http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/

[ac-i] viola concert! 6 and 9 February

2010-02-07 Terurut Topik Peters, Paul
From 
Paul Peters
Director Erasmus Huis 
 



Amsterdam Viola Quartet

   
 avq-poster05jkt.jpg (216
Kb) 


Saturday, 6 February, 20.00 hrs,concert Esther Apituley with the Jakarta
Chamber Orchestra, Pusat Perfilman Hall Usmar Ismail,Jl. H.R. Rasuna
Said Kav. C-22, tel. 021- 526 0108,Kuningan, Jakarta.This concert has
been made possible by the financial support of the Friends of Erasmus
Huis (Dutch companies and Indonesian individuals)

Tuesday,9 February,19.30 hrs, Amsterdam Viola Quartet, Erasmus Huis, Jl.
H.R. Rasuna Said Kav. S-3, Kuningan, 12950 Jakarta, tel. 021 - 524 1069,
free admission

Program: classical and modern works, e.g. Bach, Dohnany and Clarke and
furthermore the premiere of a fragment of the Indonesian composer Sinta
Wullur. Esther Apituley (her familly name originates from the island
Saparua) plays an alto violin specially built for her by Bolink. She was
among others soloist at the Nationaal Ballet Orkest, Metropole Orkest
and the Radio Kamerorkest. She interpreted the alto violin concerts of
Berlioz, Bartok and Chief Meijering, Mozarts symphony concertante and
Brittens Lachrymae.

A number of years ago Esther Apituley has formed the Amsterdam Viola
Quartet. Besides Esther Apituley, the quartet consists of Ernst
Grapperhaus (co-founder of the Amsterdam Sinfionietta string orchestra),
Mieke Honingh (leader of the Metropole Orkest), and Rogier van der Tak
(leader of the Holland Synfonia). They all play the violin (alto viola) 

With the Amsterdam Viola Quartet they try to break the traditional
atmosphere by way of an extraordinary presentation and a surprising
repertoire. With much success they now perform both in the Netherlands
and abroad, among others in collaboration with the tapdancer Peter Kuit.
In his performances Kuit does not limit himself only to the visual
aspects of the tapdance, but primarily he is working with sound. The
pianist Rie Tanaka has for years now formed a duo with Esther Apituley.
Together they have produced two successful CDs. Her international career
as concert pianist has lead her to collaborations with the Rotterdams
Filharmonisch Orkest, the Asia Symfonie Orchestra and the Nagoya
Symfonie Orchestra.

During the tour in Indonesia, Esther Apituley will not only perform in
Jakarta together with the Amsterdam Viola Quartet and tap-dancer Peter
Kuit, but also as soloist with the Jakarta Chamber Orchestra under
conductor Avip Priatna on Saturday, 6 February at Pusat Perfilman Usmar
Ismail, Jl. H.R.Rasuna Said Kav. C-22, tel. 021 - 526 0108. Esther and
her ensemble will also perform in Semarang,Yogyakarta and Ambon.

+++

Sabtu, 6 Februari 2010, 20.00

di Gedung Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail

Usmar Ismail Hall, Pusat Perfilman Usmar Ismail 

Jl. H.R.Rasuna Said Kav.C-22, Kuningan, Jakarta

021- 526 0108

Amsterdam Viola Quartet tampil bersama dengan

Jakarta Chamber Orchestra dibawah pimpinan Avip Priatna.

(Amsterdam Viola Quartet: Esther Apituley, Mieke Honingh, Rogier van der
Tak, Ernst Grapperhaus) 

Guest: Tap-dancer Peter Kuit

Program: karya klasik dan modern, a.l. Telemann, Barber, Vienxtemps dan
disamping itu premier sebuah komposisi dari komponis Indonesia Sinta
Wullur.

Esther Apituley (marga ini berasal dari pulau Saparua) memainkan biola
alto yang dibuat khusus untuknya oleh Bolink. Ia antara lain adalah
solis pada Nationaal Ballet Orkest, Metropole Orkest dan Radio
Kamerorkest.  Ia "menerjemahkan" konser biola alto karya Berlioz, Bartok
dan Chief Meijering, simfoni concertante dari Mozart, dan Lachrymae dari
Britten. 

Beberapa tahun yang lalu Esther Apituley telah membentuk Amsterdam Viola
Quartet. Disamping Esther Apituley, kwartet ini terdiri dari Ernst
Grapperhaus (rekan sesama pendiri orkes gesek Amsterdam Sinfonietta),
Mieke Honingh (pemimpin Metropole Orkest), dan Rogier van der Tak
(pemimpin Holland Synfonia). Semuanya adalah pemain biola alto. Dengan
Amsterdam Viola Quartet mereka mencoba mendobrak suasana tradisional,
melalui cara penampilan yang istimewa dan repertoire yang mengejutkan.

Disertai banyak sukses, kini mereka tampil baik di dalam maupun di luar
negeri Belanda, antara lain dalam kerjasama dengan penari tapdance Peter
Kuit. Kuit tidak membatasi pertunjukannya hanya pada aspek visual dari
tarian tapdance, namun terutama terlibat dengan bunyi.

Pianis Rie Tanaka telah bertahun-tahun membentuk duet dengan Esther
Apituley.Bersama-sama mereka telah menghasilkan dua buah CD yang sangat
sukses. Karir internasionalnya sebagai pianis konser telah membawa ia
bekerjasama dengan Rotterdams Filharmonisch Orkest, Asia Symfonie Orkest
dan Nagoya Symfonie Orkest.

Dalam turnya di Indonesia Esther Apituley tidak hanya tampil di Jakarta
bersama Amsterdam Viola Quartet dan tap-dancer Peter Kuit, tetapi juga
sebagai solois bersama Jakarta Chamber Orchestra dibawah pimpinan Avip
Priatna. Esther dan ensemble akan juga tampil di

[ac-i] pasar seni

2010-02-07 Terurut Topik anis mochamad


    
 
 
     Pasar Seni Lukis Indonesia 2010
 
Menteri Perdagangan Ibu Mari Elka Pangestu menyatakan bahwa Pasar Seni Lukis di 
Surabaya harus dijadikan even regular tahunan dan dikembangkan menjadi even 
berskala internasional. Harapan itu disampaikan  kepada wartawan hari Sabtu 
tanggal 2 Mei 2009, saat menteri mengunjungi Pasar Seni Indonesia 2009, di 
komplek Balai Pemuda, Surabaya. 
Bukan hanya karena dorongan dari Ibu Menteri saja kalau kini kami, Sanggar 
Merah Putih, telah menyiapkan Pasar Seni Lukis Indonesia 2010 di tempat yang 
sama, Balai Pemuda Surabaya, yang akan berlangsung dari tanggal 7 s/d 17 Mei 
mendatang. Tetapi juga karena sambutan serta respon dari berbagai pihak; 
Pemprov Jawa Timur, Dinas Perdagangan Jatim, sponsor, mitra kerja, galeri, 
kolektor, masyarakat pecinta seni khususnya seni lukis, serta para pelukis dari 
seluruh Indonesia. 
Sebagai informasi dapat kami sampaikan bahwa PSLI tahun 2008  yang diikuti 118 
pelukis dengan 60 stan, telah terjual 196  buah lukisan berbagai ukuran  
ditambah 112 sket dengan nilai transaksi Rp 480 juta. Sedangkan pada PSLI 2009 
yang  diikuti sekitar 360 pelukis dalam 160 stan, dalam catatan kami telah 
terjual lebih dari 445 lukisan berbagai ukuran dengan nilai transaksi Rp 960 
juta, dengan peserta berasal dari Provinsi Jatim, Jateng, DI Yogyakarta, 
Banten, Jabar, DKI, Lampung, Bengkulu, Bali, Kaltim  dan Sulsel. 
Dengan respon dari berbagai pihak yang menggembirakan dan keinginan untuk 
mendorong perkembangan seni lukis di Indonesia sekaligus untuk memperkuat daya 
tahan perekonomian nasional,  maka kami, Sanggar Merah Putih, sebuah lembaga 
berdomisili di Surabaya yang bergerak untuk pengembangan seni di Indonesia, 
melalui proporsal ini mengundang Anda untuk berpartisipasi sebagai peserta.
   ***
 
 
 
 
 
 
 
 
Waktu pelaksanaan:
Tanggal 7 Mei s/d 17 Mei 2010. Kegiatan ini juga menjadi bagian dari rangkaian 
acara HUT ke 717  Kota Surabaya yang jatuh pada tanggal 31 Mei 2010.
Tempat Pelaksanaan:
Gedung utama dan halaman Balai Pemuda Surabaya, Jl. Gubernur Suryo No. 15 
Surabaya, Jawa Timur. 
Persyaratan peserta: 
-Peserta adalah pelukis, bukan galeri/art gallery/pedagang lukisan. - Karya 
yang disertakan hanya berupa seni lukis.
-Mengirimkan data peserta perorangan/kelompok, disertai foto. - Mentaati tata 
tertib penyelenggara. - Membayar sewa stand.
-Penyelenggara menyediakan stand khusus untuk penjualan lukisan dengan harga 
jual rata-rata Rp.500 ribu dengan komisi 20 persen, dengan tujuan untuk 
mempertahankan harga jual karya para pelukis/peserta di stand masing-masing. 
Karena itulah para pelukis/peserta diharapkan menitipkan karya lukis dengan 
harga jual tersebut di atas pada stand khusus yang kami disediakan ini. 
Stand:
- Ukuran stand:  luas lantai 3 x 2,5 Meter, dengan dinding partisi/panel  
rangka aluminium ukuran  3 x 2 meter.. 
- Harga/sewa Rp. 1.000.000,-/stand untuk selama berlangsungnya kegiatan. 
- Untuk booking stand diwajibkan membayar sebesar 50% dan sisanya dilunasi 
selambatnya tanggal 1 Mei 2010. Peserta  tidak dapat mengambil kembali uang 
muka yang telah dibayar jika mengundurkan diri atau batal.
- Pembayaran uang muka maupun pelunasan hanya diterima melalui tranfer bank.
- Para peserta  dapat mendisplay karya di stand masing-masing mulai tanggal 6 
Mei 2010 sore hari. 
 
 
 
 Fasilitas stand/peserta:
- Setiap pelukis/peserta dapat menyewa paling banyak 3 (tiga) stand. 
- Lampu TL  40 watt, 1 MCB untuk setiap stand, karpet, dan papan nama stand. 
- 1 (satu) ID Peserta, serta satu lembar piagam. 
- Free WiFi di lokasi pasar seni. Denah stand terlampir. 
- Dengan kerendahan hati kami mohon maaf karena tahun ini subsidi untuk kaos 
ditiadakan, tetapi penyelenggara menyediakan dengan harga memadai.
Informasi/Booking stand:
1. Suyitno; HP no: 08123093765 dan 085854880977
 
Pembayaran:  
1-  Bank Jatim, Rek. No: 0017661647  a/n  Sanggar Merah Putih 
2-  BCA  KCP.  Manyar, Rek. No: 1302033654  a/n  Siti Muninggar Spd. 
3-  BNI  KC. Surabaya, Rek. No: 0161432776  a/n  M. Abdoellah 
Keamanan dan Ketertiban: 
Jam buka pasar seni pukul 10.00 WIB s/d pukul 22.00 WIB. Panitia pelaksana 
bertanggung jawab atas keamanan di dalam arena pasar seni. Keamanan di dalam 
stand menjadi tanggung jawab masing-masing peserta, termasuk keamanan lukisan  
yang dipajang. Untuk barang-barang di dalam stand yang berharga atau berbahaya 
menjadi tanggungjawab masing-masing peserta.
Promosi:
Penyelenggara akan melakukan promosi melalui: Media cetak dan elektronika, 
website, poster, brosur, spanduk, baliho dan bentuk promosi lain.
 
 
 
 
 
 
Penyelenggara: 
 
Sanggar Merah Putih, sebuah lembaga yang bergerak untuk pengembangan seni di 
Indonesia, berdomisili di Surabaya. 
Alamat Sekretariat: Jl.  Kendangsari blok F.41.D Surabaya. Email: 
pasarsenilu...@yahoo.com. Website: pasarsenilukis.com
 
 
Tim Kerja: 
 
M. Anis, M. Abdoellah, Hendri Titis Sanjaya, Budi Haryoso, Su

[ac-i] Rilis Media Pameran "agus baqul's secret garden" [2 Attachments]

2010-02-07 Terurut Topik riessa wijaya


r i
l i s    m e d i a :   

lukisan abstrak impresionis mencitrakan gelora hidup
dalam mekarnya taman bunga 

 

agus baqul’s secret garden


06 – 20 February 2010

viviyipartroom  Lot 2 - 3, The Promenade

Jl. Warung Buncit Raya No. 98. Tel. 021 7900 480

kurator: kadek krishna adidharma


 

Sungguh menyegarkan
masuk ke Taman Rahasia Agus Baqul (Agus
Baqul’s Secret Garden). Kembang
kertas, melati, kenanga, dahlia, flamboyan, hortensia, mawar, tunjung, kembang
matahari dan sedap malam bersemi. Setiap lukisan dalam rangkaian abstrak 
impresionis
ini diilhami oleh bunga-bunga dalam pijaran warna-warni. Tenaga yang
meletup-letup mencuat dari kanvas, menarik pengamat ke dalam dunia yang dilanda
pertumbuhan tak terkendali. Lapis demi lapis bilangan-bilangan yang menyusun
tiap citra bukanlah sekedar kode. Mereka berdendang, berpendar, berpadu dan
menari bersama-sama, memikat pemerhati dengan rahasia-rahasia mereka. 

Diilhami oleh taman
apik yang tumbuh melampaui batasan-batasan tradisionalnya, Secret Garden 
bagaikan taman tropis yang luput dari perawatan
selama seminggu pada musim penghujan. Ada kesan tata, atau struktur, namun
energi hidup yang tak terkendali, yang senantiasa mencari-cari ruang dan cahaya
telah mengambil alih. Di atas segala konsep tentang tata, ada luapan gerak yang
bergejolak, irama dan cahaya yang bertembung di ambang kaos. 

Memang demikianlah
kehidupan di negeri yang tengah berkembang dengan subur ini. Segala nuansa
hukum dan ketertiban tenggelam dalam hiruk-pikuk pertumbuhan ekonomi yang 
meluap-luap
manakala khalayak bergegas mencari sesuap nasi. Hampir semua elemen kanvas
nusantara ini tengah bergerak, berjuang untuk cahaya penyambung nyawa.
Terkadang suatu pola muncul, namun ia segera diambil alih oleh pola lainnya,
dan yang lain lagi. Mereka senantiasa tumbuh, berkembang dan nyaris mencapai
kaos, namun tertahan oleh hukum alam, oleh keterbatasan akibat hadirnya pemburu
peluang serupa. 

Melalui abstraksi
bilangannya, Agus Baqul membebaskan bunga dari tata visual yang dipaksakan oleh
kecenderungan estetika dalam melukis maupun berkebun. Misalnya, lukisan bunga
flamboyan, merupakan pencapaian menakjubkan atas pengulangan yang terbebas dari
pola. Agus tengah merayakan energi kehidupan yang hadir dalam tumbuhan
tersebut. 

Lahir di Kendal di pesisir utara Jawa Tengah tahun 1975, Agus ‘baqul’ Purnomo 
adalah nama yang akrab terdengar di kancah seni rupa. Ia
telah berkarya selama lebih dari satu dekade, saat kuliah di ISI Yogyakarta.
Sejak Maret 2007, ia telah merintis eksplorasi baru dalam ranah lukisan abstrak
dengan menggunakan bilangan sebagai elemen dasarnya. Dalam menggunakan teknik
ini untuk merespon fenomena alam dan jagat raya, Agus telah mengembangkan gaya
khas impresionisme abstraknya
sendiri. Karya-karyanya telah ditampilkan melalui berbagai pameran dan galeri
di seluruh Indonesia sekaligus di Malaysia, Filipina, Taiwan, Jepang dan
Amerika Serikat. Karya-karyanya kini dikoleksi Taiwan National Museum dan
Museum of Small Arts, Malaysia (MoSA). 









-- 


TEMBI CONTEMPORARY
Jl. Parangtritis Km 8,5
Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul
Jogja 55186
INDONESIA

t : +62 274 6881919
f : +62 274 368321
e: i...@tembicontemporary.com

w: www.tembicontemporary.com

OPENING HOURS
tues - sat  10 am - 6 pm
sunday      11 am - 5 pm

monday and public holiday CLOSED






  Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! 
http://id.mail.yahoo.com

[ac-i] Ananda Sukarlan Newsletter 1-10 Feb (special auditions & competitions)

2010-02-07 Terurut Topik chendra panatan

(English version below)
 
1. Kesempatan bermain bersama & dibimbing oleh sang Maestro di Surabaya.
2. Deadline pendaftaran Kompetisi Paduan Suara ITB sudah dekat
3. Berita tentang Ananda Sukarlan Award
 
1. Para musikus di seluruh Indonesia tanpa batas umur akan mendapatkan 
kesempatan untuk tampil memainkan karya Ananda Sukarlan bersama sang Maestro 
dan mendapat bimbingan darinya sendiri. Konser tersebut akan diadakan pada 
tanggal 2 Mei 2010 di Surabaya, dan Ananda akan tiba di kota tsb beberapa hari 
sebelumnya sebagai "Composer in Residence" untuk memberi bimbingan kepada para 
musikus, yang dapat memainkan sejumlah karyanya untuk musik kamar yang bisa 
dipilih untuk piano, vokal dan banyak instrumen lain. Para musikus diminta 
untuk audisi ke Surabaya tanggal 27 & 28 Februari, dan penutupan pendaftaran 
adalah tgl. 17 Feb. Informasi tentang pendaftaran dan repertoire Ananda 
Sukarlan dapat diperoleh dari penyelenggara:
031.8394.0001 (Deta) dan 031.8394.0008 (Tabitha)
Juga silakan cek http://www.facebook.com/event.php?eid=265836652115 
 
2. Batas waktu pendaftaran untuk Festival & Kompetisi Internasional Paduan 
Suara ITB adalah tanggal 28 Februari 2010. Jangan dilewatkan ! Festival akan 
dibuka dengan karya baru Ananda Sukarlan yang akan menjadi "theme song", dan 
Ananda juga akan duduk dalam dewan juri kompetisi prestisius yang akan 
diselenggarakan dari tanggal 26 Juli - 2 Agustus ini. Silakan cek 
www.fpsitb.com  
 
3.  Peserta Ananda Sukarlan Award yang telah mengikuti edisi 2008  boleh ikut 
edisi ASA 2010 jika masih masuk dalam batas umur, kecuali pemenang pertamanya 
(Inge Melania Buniardi).   Karya dari Alicia's first piano book BOLEH dimainkan 
di kategori komponis Indonesia di kategori Senior di babak I. Walaupun 
demikian, akan lebih dihargai (dan menguntungkan peserta dalam penilaian) jika 
peserta yang ingin memainkan karya Ananda Sukarlan di kategori ini  memainkan 
karya yang lebih tinggi tingkat kesulitan tekniknya, seperti Etudes 1-5, nomor 
dari "Just a Minute!" untuk tangan kiri saja atau karya "To Adam G, with 
gratitude". Karya-karya tsb juga bisa dikirim ke anda dengan cara email ke 
saya, Chendra di y...@yahoo.com . Email anda akan saya jawab dengan attached 
karya yang anda minta. Info
 lebih lanjut : http://asaward.blogspot.com 
 
Terima kasih dan sukses !

-
1. Opportunity to perform WITH the Maestro in Surabaya.
2. ITB International Choir Competition : deadline approaching.
3. News on Ananda Sukarlan Award 
 
1. All advanced music students and teachers of any age living in Indonesia can 
now have the opportunity to play the music of Ananda Sukarlan and coached by 
himself as composer-in-residence a few days prior to the concert. The concert 
itself will take place in Surabaya on May 2nd, 2010. The maestro himself will 
perform some of his music in that concert. Musicians are free to choose the 
piece for any instruments and any formation from his long list of works. 
Vocalists are strongly recommended, since Ananda's ouvre consist of more than 
80 songs for voice and various instruments (mostly piano). Musicians should 
first do the live audition in Surabaya (no recordings) on February 27th and 
28th, and the deadline for the inscription is 17th February. 
 
More info can be obtained through : 031.8394.0001 (Deta) dan 031.8394.0008 
(Tabitha) . And please check (in Indonesian) 
http://www.facebook.com/event.php?eid=265836652115
 
2.  Ananda Sukarlan will sit as a jury member for the ITB International Choir 
Competition 2010, held in Bandung on July 26th-August 2nd, 2010. He is also 
commissioned to write the theme song for the inauguration of the festival. 
Applications deadline to join the Competition 2010 is only one month from now 
(February 28, 2010). Don't miss it ! For more info, please visit www.fpsitb.com 
.
 
3. All participants EXCEPT the first prize winner of Ananda Sukarlan Award 2008 
are allowed to join the ASA 2010. Pieces from "Alicia's First Piano Book" are 
allowed to be played in the first round, however, the jury would appreciate 
technically more demanding works such as Ananda Sukarlan's Etudes, a number 
from "Just a Minute!" for left hand alone or other pieces. If you need the 
score of those pieces, please contact me, Chendra at y...@yahoo.com . More info 
: http://asaward.blogspot.com 
 
Good luck ! 


  


  

[ac-i] Kami Ingin Menjadi Babi

2010-02-07 Terurut Topik didikelpambudi
Kami Ingin Menjadi Babi

 "Apa yang paling kau nikmati di dunia ini?" Tanya istriku malam itu. Nafasnya 
tak lagi memburu dan wajahnya terlihat cerah bahagia.
Aku bilang, "Bersenggama."
Dia bertanya lagi, "Selain itu?"
Aku jawab, "Makan dan minum yang enak."
"Terus?"
"Berjalan-jalan, nonton, ngobrol di kafe, melihat pemandangan gunung; pantai; 
danau … kadang kupikir dipijat, cukur rambut, bulu ketiak dan uban dicabuti 
istri, bahkan berak; kencing; atau kentut juga pekerjaan yang nikmat. Itu 
sebabnya aku suka nongkrong di atas wc, menyegerakan berak meski sebenarnya 
masih bisa kutahan."
"Terus?" Tanyanya lagi
"Apa ya?" Aku bingung.
"Kamu tidak suka menulis?"
Aku menjawab jujur, "Tidak."
Dia kaget, "Tapi kamu terus-terusan menulis."
"Ya, bagiku itu kebutuhan. Sama seperti, harus makan dan minum biarpun menunya 
tidak enak, membaca, berolahraga. Itu semua kebutuhan agar pikiran dan tubuhku 
sehat."
"Kupikir kamu senang bicara tentang kelamin," katanya.
Aku tertawa. 
"Apa lagi yang bisa kuceritakan selain apa yang kuketahui dan kupikirkan?" Aku 
balik bertanya.
Lantas ia berkata, "Mau kau ceritakan lebih jauh soal  senggama?"
"Itu pekerjaan paling nikmat di dunia. Itu salah satu sebab aku percaya 
keajaiban."
"Banyak orang tidak menyukai senggama."
Aku terdiam lama, kemudian mengangguk. Lantas berkata, "Tetapi tidak ada orang 
yang tidak suka orgasme." 
Aku kemudian bilang padanya, "Sebenarnya cita-citaku yang terbesar adalah 
menjadi raja babi hutan yang tinggal di hutan perawan. Pamanku yang pemburu 
pernah bilang, raja babi hutan bisa bertubuh seukuran kerbau muda. Kekar dan 
bertaring panjang. Ia  juga bisa menentukan babi betina mana yang akan 
mendampinginya. Aku tidak bertanya pada pamanku, apakah raja babi hutan itu 
menganut monogami atau poligami karena aku telanjur punya imajinasi, hanya akan 
memilih satu babi betina yang paling menarik dan karismatik."
"Mengapa kau memilih jadi raja babi hutan bukannya singa atau gajah?" Tanya 
istriku.
Aku ceritakan padanya, semula aku memang pernah berkeinginan menjadi raja 
singa. Lagipula raja singa konon bisa berhubungan seks puluhan kali dalam 
sehari. Sedangkan menjadi raja gajah tidak pernah ada dalam pikiranku. Tetapi 
keinginan menjadi raja singa kuhentikan dengan berbagai alasan. Mulai dari 
kesan namanya yang tidak menarik: "raja singa" atau tepatnya "rajasinga", 
seolah aku pelanggan di rumah bordil,  hingga kualitas yang  lebih penting 
dibanding kuantitas.
Istriku bertanya lagi, "Ada apa dengan kualitas raja babi hutan?"
Aku katakan, dari cerita humor yang kubaca, seekor babi sekali mengalami 
ejakulasi bisa merasakan nikmatnya hingga 30 menit; setengah jam. Sesuatu yang 
luar biasa mengingat manusia paling hanya bisa merasakan nikmatnya orgasme 
dalam hitungan detik.  Aku bahkan sulit membayangkan bagaimana indahnya tampang 
wajah babi yang sedang orgasme selama setengah jam. Mungkin mimiknya seperti 
seseorang yang sedang menyimpan sejuta rencana jail; mungkin gerak tubuh 
besarnya, akan menggelinjang ke sana ke sini.
"Mengapa pula kau harus tinggal di hutan perawan?" Tanyanya.
Aku bilang, aku tak ingin kedamaianku diganggu para pemburu atau perusak hutan. 
Hidup sebagai babi yang tak berakal tentu membuatku akan terganggu dengan 
manusia-manusia cerdas yang mampu menjadikan benda apa pun sebagai senjata 
untuk menghabisi riwayatku.
"Bukankah babi bertampang menjijikkan?" Tanyanya lagi.
Aku tertawa lagi. 
"Jika aku menjadi raja babi hutan, tentulah aku merasa sebagai makhluk 
tertampan di dunia. Jika kamu yang menjadi betinanya tentu kamu akan merasa 
sangat cemburu jika ada babi betina lain yang merayuku. Sebaliknya kamu tentu 
tenang-tenang saja kalaupun ada seorang  top model dunia menari-nari, merayuku 
dengan melepas pakaian dalamnya satu per satu. Mungkin kamu malah berpikir, 
siapa makhluk paling menjjikkan itu?" kataku.
Ia tertawa. 
"Iya ya, tentu babi akan merasa dirinyalah yang paling tampan atau cantik di 
dunia," katanya memahami pikiranku.
Istriku lalu bercerita tentang keluarga babi.  Keluarga itu keluarga kecil. 
Terdiri dari Pak Babi, Bu Babi, dan Nak Babi. Suatu hari mereka akan makan 
siang tetapi Nak Babi belum datang. Nak Babi memang suka keluyuran. Ketika Nak 
Babi datang, Pak Babi bertanya.
"Dari mana saja, kamu? Kok mukamu pucat?"
"Ih, mau muntah aku. Jijik sekali. Aku tadi berpapasan dengan manusia di 
pinggir hutan dekat kampung…" 
Bu Babi segera menyela, "Sudah, sudah. Jangan cerita yang jorok-jorok kalau mau 
makan siang."
Sementara Pak Babi sudah muntah-muntah.
Aku terbahak-bahak mendengar cerita istriku. 
"Apakah kamu mau menjadi babi betina itu?" Tanyaku setelah tawaku mereda.
Gantian istriku yang terbahak-bahak. 
Ia mengatakan, tatanan penilaiannya tentang perempuan cantik dan menarik  akan 
langsung berubah. Mungkin besok, ketika bangun pagi, ia akan melihat 
perempuan-perempuan langsing bukanlah perempuan yang menarik.
"Mungkin, mulai besok, aku akan berhati-hati terhadap teman perempuanmu yang 
obesitas. Mungk

[ac-i] Riri Reza Segera Filmkan "Bumi Manusia"-nya Pram

2010-02-07 Terurut Topik Bismo DG
BRAVO! Bravissimo!! Riri Riza Segera Filmkan “Bumi Manusia”-nya Pram

*Kamis, 04 Februari 2010 | 20:09 WIB*

*TEMPO Interaktif, Jakarta - Sutradara Mohammad Rivai Riza bakal membuat
gebrakan lagi di dunia film. Tidak tanggung-tanggung, ia akan memfilmkan
novel monumental berjudul Bumi manusia karya Pramoedya Ananta Toer.

Bagi Riri, begitu ia kerap disapa, bisa memfilmkan Novel ini merupakan
berkah. Pasalnya, peluang menggarap salah satu tetralogi pulau Buru itu
sempat menguap begitu saja pada 2005 silam, setahun setelah ia menyatakan
siap memfilmkannya. “Novel itu diserahkan ke sutradara senior dengan harapan
segera memfilmkannya. Karena dua tahun tidak terealisasi, 2007 novel ini
kembali ke kita lagi.” kata Riri Riza saat dihubungi Tempo di Jakarta, Kamis
(04/02) sore.

Sejak itu, pria berambut keriting ini mulai mengadaptasikan novel Bumi
Manusia ke dalam skenario. Ia mencoba menginterpretasikan novel Pramoedya
itu sesuai dengan konteks pada masa tokoh Minke hidup. “Kalau novelnya
semuanya pakai bahasa Indonesia. Di skenario, ada dialog yang kita ubah ke
dalam bahasa belanda, jawa, dan prancis. Seperti ketika Minke bicara dengan
tuan Mellema atau Jean Marais,” kata Riri. “Sekarang masih dikerjakan, namun
garis besar kita tetap merujuk pada novel,”

Menurut Riri, saat ini, ia bersama Mira Lesmana tengah sibuk mengumpulkan
data-data empiris dan teoritis kehidupan jawa pada masa akhir 1800-an. “Kita
kumpulin dokumen-dokumen seperti teks atau foto-foto agar kita tahu
bagaimana tokoh-tokoh berpakaian dan bagamana kondisi alam dan bangunan pada
masa itu,” ungkap pria kelahiran 2 Oktober 39 tahun silam itu.

Jika persiapan-persiapan tersebut selesai, baru ia akan mencari lokasi buat
mengambil gambar film. Saat ini ia sudah mengantongi beberapa daerah yang
ada di pulau Jawa. “Tapi semua belum terkunci. Saya berharap kita bisa
mencari tempat pertengahan tahun ini,” tegas Riri.

Dengan bacaan seperti itu, Riri memprediksi film mulai digarap sekitar Maret
tahun depan. “Ini proyek ambisius kita. Harus lebih besar dari film Gie.
Jadi membutuhkan waktu yang lama dan tampaknya biaya yang mahal,” ujar Riri.

MUSTHOLIH*


[ac-i] [Dicari untuk Diterbitkan] Naskah Buku tentang Facebook

2010-02-07 Terurut Topik Pustaka Alvabet
Sodara-sodara yang pinter nulis,

PT Pustaka Alvabet (penerbit) membutuhkan naskah buku tentang FACEBOOK untuk 
diterbitkan, dengan kriteria:

panjang naskah 100-200 halamannaskah milik sendiri (atau milik orang lain yang 
dikuasakan juga boleh, yang penting bukan naskah njiplakan alias plagiat)naskah 
yang dilengkapi ilustrasi lebih diutamakan.
Kirimkan naskah Anda via email ke: reda...@alvabet.co.id selambat-lambatnya 
tanggal 05 Februari 2010.

Demikian, terima kasih.

Salam,

Zulkifli AH
Manajer Editorial dan Produksi

==
PT Pustaka Alvabet (Penerbit)
Ciputat Mas Plaza Blok B/AD
Jl. Ir. H. Juanda No. 5A, Ciputat
Jakarta Selatan Indonesia 15411
Telp. +62 21  7494032, 
Fax. +62 21 74704875
www.alvabet.co.id




  

[ac-i] Fw: Surface Actives... Art in Urban Space- Galeri Nasional Ind

2010-02-07 Terurut Topik lydia poetrie


--- On Mon, 25/1/10, Ardiyan Widi Admaja  wrote:


From: Ardiyan Widi Admaja 
Subject: nama seniman
To: "'lydia poetrie'" 
Cc: "'Mouna Suyati Mansjur'" 
Date: Monday, 25 January, 2010, 12:11 PM








Dear Ibu Lydia,
 
Nama senimannya RCF1 (Jean-François)
 
Berikut adalah siaran pers yang saya kirim ke para wartawan :
 
«Surfaces Actives... Art in Urban Space»
Oleh RCF1
 
Workshop  : Senin, 25 > 29 Januari 2010
Tempat   : Galeri Nasional, Jalan Medan Merdeka Timur  no.14
      Jakarta 10110
  telp. 34833954  
Pameran: 
30 Januari 2010 > 10 Februari 2010, Galeri B- Galeri Nasional, 
 
Demonstrasi:
28 Januari 2010, Institut Kesenian Jakarta, Fakultas Seni Rupa jam 10.00
 
            
« Buka mata »
Sebagai pembela grafiti dan warna-warna cerah penuh semangat, RCF1 mendapatkan 
pengalamannya dari jalanan kota Paris yang telah memberikan kebebasan total 
baginya untuk beraksi. Komik, pop art dan hip-hop turut membangun dunia 
imaginasi tanpa batas ini. 
Memadukan berbagai gaya, latar dan tokoh baik yang berasal dari kehidupannya 
sendiri maupun dari seniman lain, RCF1 menganggapnya sebagai cara untuk 
menghubungkan berbagai budaya, perbedaan yang merupakan kekayaan berharga yang 
harus digali. « Disini maupun di tempat lain, saya akan bertemu dengan 
orang-orang yang akan bercerita tentang kisah mereka dengan cara mereka 
sendiri. Bersama-sama, kita akan melukis dan berteriak kepada dunia : buka 
mata ! »
Sebuah workshop graffiti akan dilaksanakan selama satu minggu dan RCF1, seorang 
seniman Prancis akan didatangkan untuk membawakan workshop tersebut. Sekitar 19 
seniman graffiti Indonesia akan berkumpul untuk saling mempelajari gaya 
graffiti satu sama lain dan akan menuangkannya dalam karya-karya graffiti yang 
setelahnya akan dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia, gedung B. Workshop ini 
diselenggarakan bekerja sama dengan /FlatStreet/Art yang merupakan sebuah 
komunitas seniman graffiti Indonesia yang telah terbentuk sejak tahun 2005. 
Sesuai dengan tujuan mereka yaitu untuk meneruskan jiwa dari seni graffiti yang 
sempat bergaung di tahun 80an, mereka sangat menyambut baik ajakan kerjasama 
dari CCF Jakarta untuk menyelenggarakan workshop ini. Workshop yang harapannya 
akan memberikan pandangan baru tentang perkembangan graffiti di Prancis yang 
nantinya dapat memperkaya inspirasi seniman graffiti Indonesia dalam berkarya. 
Selain memberikan workshop RCF1
 juga akan membuat demonstrasi graffiti yang akan bekerja sama dengan salah 
satu Universitas di Jakarta.
RCF1 terinspirasi dari lagu Clash : « Rudie Can’t Fail » untuk menciptakan nama 
artisnya. Karena tumbuh besar di daerah pinggiran yang mayoritas pekerja buruh, 
grafiti secara otomatis menjadi caranya agar « dapat bebas ». Dengan kehidupan 
yang tak lepas dari komik, permainan ding dong dan poster berwarna yang berada 
pada bulevar besar, RCF1 menyerang tembok-tembok kota Paris tanpa melupakan 
support lainnya yang mungkin bisa bertahan lebih lama seperti kanvas. Maka, 
meskipun ia sering mengekspos karyanya, namun jalanan kota tetap menjadi arena 
bermain baginya. RCF1 yang lebih menyukai sisi spontanitas suatu tindakan 
daripada proses kerja suatu karya seni melihat seni lukis sebagai « kesaksian 
seorang individu yang sederhana dengan sentuhan aura suatu jaman ». 
/Flatstreet/Art Misi 
Berdiri sejak tahun 2005, dengan tujuannya yang ingin meneruskan jiwa dan 
energi graffiti yang pada tahun 80 an sangat kedengaran gaungnya bersama dengan 
breakdance dan DJ. Kecintaan terhadap media berekspresi ini tidak pernah 
luntur. 
Silahkan bergabung di www.facebook.com/flatstreet, dan lihat berkembangan urban 
art Indonesia dan negara-negara Asia di sekelilingnya @ 
flatstreet.blogspot.com. 
Misi: untuk menyebarkan seni budaya urban (graffiti, street art, vinyl toys, 
paper toys, sneakers & snowboard, skateboard decks, dan lainnya.) ke kota-kota 
di Indonesia dan beberapa negara tetangga, menyediakan informasi dan tips untuk 
berkarya melalui graffiti.
Visi: untuk memperkenalkan seniman Indonesia di jajaran seniman graffiti 
internasional 
Sebagai bidang usaha: 
/FlatStreet/Art menyediakan sebuah katalog daring (online) bagi para seniman 
yang membutuhkan peralatan yang berhubungan dengan seni urban 
www.flatstreetart.com.
Untuk informasi lebih lanjut atau untuk melakukan liputan/wawancara :
Penerjemah 
Mouna Suyati Mansjur - Hp. 0812 807 28 39 - tel. 390 7716 - 390 85 85 - 390 85 
80 
mouna.mans...@ccfjakarta.or.id - http://www.ccfjakarta.or.id 
 
---
Centre Culturel Francais de Jakarta
(CENTRE) 
 
Jl. Salemba Raya N° 25, Jakarta Pusat
T.[++ 62 21] 390 85 85
F.[++ 62 21] 390 85 86
 
i...@ccfjakarta.or.id 
 
 
 
W. Ardiyan Widi Admaja
Responsable des Relations Publiques
Centre Culturel Français de Jakarta
 
Jl. Salemba Raya no. 25
Jakarta 10440
Indonésie
téléphone: (+62 21) 390 85 85 / 390 85 80
télécopie:  (+62 21) 390 85 86
ardi...@ccfjakarta.or.id
 
 


  Get your prefe

[ac-i] PENYAMBUNG PERSAHABATAN Dng. Putra putri.HR.Bandaharo

2010-02-07 Terurut Topik putu oka sukanta
Para pembaca yang baik,
Kami sangat ingin menyambung tali persahabatn dengan putra putri Bung Hr. 
Bandaharo / Banda Harahap, sang penyair. "Tak seorang berniat pulang, walau 
mati menanti."

Jika  diantara pembaca ada yang bisa membantu mengubungkan kami, atau jika 
putra putri Bung Banda berkenan, silakan hubungi kami:
Ny. Tuty Martoyo, Tlp. 021 7995122, Hp. 081289477765, aatau Putu Oka Sukanta, 
Tlp.021 4891938 Hp.08129186589.

Terimakasih atas kebaikan hati Anda.

salam hangat
putu oka
e-mail.poska...@indosat.net.id



[ac-i] Adlan dan Delia "Odong-Odong"

2010-02-07 Terurut Topik ahmadzeni
Ini
dia tingkah lucu Adlan dan Delia kembali muncul, tetap dengan
persaingan ala balita.Pokonya pembaca ditanggung tertipu akting
mereka... Dan tentunya tetap lucu dan menggemaskan. Cek Komik strip ke
47 ini di PragatComic.com

Comicstrip   


 ahmadzeni


Ikuti Tarung Komik Humor Berhadiah Total Dua Juta Rupiah!
Di www.PragatComic.com
Info Prakarya & Cergam


  

[ac-i] Pameran Cergam "Komik Indonesia Bangkit II", 26 - 31 Januari di MBM

2010-02-07 Terurut Topik asih
Teman-teman Ayo datang dan hadiri !!!

Pameran Cergam "KOMIK INDONESIA BANGKIT II!"


Setelah Pameran cergam yang sebelumnya diadakan di Perpus Diknas, kali ini 
sebagai rangkaian acara menuju Festival Komik Indonesia 2010, Pameran Cergam 
dengan tema "Komik Indonesia Bangkit II" kembali lagi.

Pameran Cergam "Komik Indonesia Bangkit II" Rekam jejak kebangkitan tersebut 
akan kami sajikan pada,

Hari, Tanggal   : Selasa -Minggu, 26 - 31 Januari 2010 
Jam : 09.00 – 16.00 wib 
Tempat   : MUSEUM BANK MANDIRI
   jl. Lapangan Stasiun no. 1, Kota
   Jakarta Barat
  (seberang stasiun Kereta Kota)

Dalam Pameran Cergam ini, juga diadakan acara putar film dan juga bursa komik 
Indonesia. 

Berikut ini adalah acara Putar Film Indonesia yang diangkat dari komik 
Indonesia :

Rabu, 27 Januari 2010
13.00 - selesai
Pahlawan Goa Selarong

Kamis, 28 Januari 2010
13.00 - selesai
Bangkitnya si Mata Malaikat

Jumat, 29 Januari 2010
13.00 - selesai
Kambing Jantan

Sabtu, 30 Januari 2010 
13.00 - selesai 
Si Jampang

Minggu, 31 Januari 2010
13.00 - selesai
Gundala Putra Petir

Gratis!!!

Mari menjadi saksi –sekaligus pelaku, dalam kebangkitan komik Indonesia !


Acara ini diselenggarakan oleh:
Pengumpul Komik Indonesia (Pengki)
Komunitas Penerbit Komik Indonesia (KPKI)


Didukung oleh:
Museum Bank Mandiri
Komunitas Komik Indonesia

informasi hubungi :

Ambar  - 0817 912 2090 (tidak menerima sms)
Ari Asih - 0818 126 707 (untuk sponsorship dan kerjasama)





[ac-i] Beraban-Bajera, Pelajaran Hidup 'Bersyari'at' Dari Orang Bali Bag 4

2010-02-07 Terurut Topik Win Wan Nur
Tulisan ini adalah bagian ketiga dari 4 tulisan. Tulisan sebelumnya dapat 
dibaca di 
http://winwannur.blogspot.com/2010/01/beraban-bajera-pelajaran-hidup.html dan 
http://winwannur.blogspot.com/2010/01/beraban-bajera-pelajaran-hidup_22.html 
dan http://winwannur.blogspot.com/2010/01/beraban-bajera-pelajaran-hidup_24.html

Tanah adalah hidup dan jiwa orang Bali, seluruh tanah yang ada di Bali sudah 
habis dibagi menjadi desa-desa adat yang dimiliki secara turun-temurun oleh 
orang Bali. Orang Bali hanya diakui sebagai Orang Bali jika mereka memiliki 
Desa Adat. Orang yang tidak memiliki desa adat, tidak bisa disebut orang Bali. 
Sementara itu desa adat adalah warisan, orang hanya bisa memiliki desa adat di 
Bali, jika mereka memiliki nenek moyang yang memiliki desa adat. Sebab memiliki 
desa adat berkaitan erat dengan tanggung jawab, bukan hak. 

Orang Bali tidak pernah lepas dari nenek moyangnya, meskipun sudah meninggal, 
orang Bali percaya roh nenek moyang mereka tetap ada dan masih terus 
mengunjungi keturunan mereka. Karena itulah di setiap rumah di Bali ada 
pelinggih, yaitu sebuah Pura yang dibuat untuk tempat bersemyam roh anggota 
keluarga yang sudah meninggal jika sedang datang berkunjung. Di setiap Desa di 
Bali juga terdapat minimal tiga buah Pura, masing-masing satu untuk satu Dewa 
Tri Murti, Syiwa, Brahma dan Wisnu. Pura untuk Syiwa disebut Pura Dalem, Pura 
untuk Brahma disebut Pura Desa dan Pura untuk Wisnu disebut Pura Puseh. Konsep 
tiga pura ini dikenal dengan nama konsep Kahyangan Tiga yang diperkenalkan oleh 
seorang pendeta besar Hindu bernama Mpu Kuturan.

Di seluruh desa yang ada di Bali selalu ada dua kategori desa, yaitu desa adat 
seperti yang saya sebutkan di atas dan desa administratif. Setiap desa ini 
dipimpin oleh seorang kepala desa yang disebut 'Klian'. Kepala desa adat 
disebut 'Klian adat' sedangkan kepala desa administratif disebut 'klian dinas'. 
Di desa-desa di Bali, biasanya 'Klian adat' lebih dihormati ketimbang 'klian 
dinas'. Para pendatang dan orang Bali yang tinggal di luar desa adatnya, akan 
masuk sebagi warga desa dinas. Semua orang Bali yang merupakan anggota atau 
rakyat dari sebuah Desa adat, berkewajiban memelihara dan membayar iuran untuk 
pura-pura itu. Tapi yang 'cuma' warga desa administratif, entah itu pendatang 
dari luar pulau atau orang Bali sendiri yang nenek moyangnya tidak berasal dari 
desa itu, tidak memiliki kewajiban seperti ini.

Itulah sebabnya, meskipun pendatang di Bali secara administratif kenegaraan 
memiliki tanah di Bali, tapi menurut Budaya Bali, para pendatang itu hanya 
menumpang hidup di Bali, meskipun mereka telah hidup dari generasi ke generasi. 
Karena tidak memiliki kewajiban untuk memelihara Pura, mereka tetap bukan orang 
Bali. Seluruh pendatang yang datang ke Bali dan menetap di pulau ini harus 
memaklumi hal itu. 

Setiap Pura Kahyangan Tiga ini diupacarai setahun sekali, acara ini dinamakan 
'Piodalan', atau orang Bali lebih sering secara singkat menyebutnya 'ODALAN'. 
Penanggalan yang digunakan untuk menghitung hari upacara untuk setiap Pura itu 
bukan penanggalan masehi atau penanggalan Hindu yang dihitung dengan tahun 
saka. Penanggalan yang dipakai adalah penanggalan Bali, yang setahunnya cuma 
berisi 210 hari. Ulang tahun dan juga semua hari raya di Bali dilangasungkan 
dengan berpatokan kepada penanggalan ini, kecuali nyepi yang dihitung dengan 
Tahun Saka. Pemakaian penanggalan inilah yang menyebabkan jika kita menanyakan 
umur kepada orang-orang tua di Bali, tidak jarang mereka kadang menyebut umur 
mereka 120 tahun.

Dalam perjalanan ini aku menyaksikan sebuah acara piodalan di sebuah desa. 
Acara ini wajib diikuti oleh seluruh warga desa, besar dan kecil. Beberapa 
warga desa yang bekerja di Kuta atau Denpasar juga harus kembali ke desa 
adatnya untuk melakukan upacara ini. Kewajiban seperti inilah yang membuat 
tidak banyak orang Bali yang merantau ke luar daerah, itu karena orang Bali 
begitu terikat dengan tanahnya. Di Bali, saat seorang bayi lahir, ari-arinya 
akan ditanam di depan rumah. Orang Bali percaya kekuatan gaib (di Bali disebut 
Niskala) dari ari-ari ini akan melindungi si bayi dari kekuatan jahat.

Selain untuk piodalan ini, orang Bali juga harus kembali ke Desa adatnya, kalau 
salah seorang warga desa ini melakukan upacara ngaben, upacara terakhir untuk 
manusia sebelum jiwanya menjadi murni dan bersatu dengan para Dewa. Tapi 
upacara Ngaben ini adalah upacara yang sangat mahal, karena itu tidak banyak 
orang Bali yang langsung diaben saat meninggal. Orang yang langsung diaben saat 
meninggal biasanya adalah orang-orang berkasta tinggi. Sementara itu orang Bali 
berkasta Sudra yang jumlahnya sekitar 95% orang bali, biasanya terlebih dahulu 
menguburkan jasad keluarganya yang meninggal di perkuburan di dekat Pura Dalem. 
Nanti jasad di dalam kubur itu akan digali kembali untuk di'aben' bersama-sama 
dengan jasad-jasad lain dalam sebuah acara 'ngaben massal'. 'Ngaben' seperti 
ini lebih murah ka

[ac-i] WORKSHOP CERPEN INDONESIA BERSAMA FAHRUDIN NASRULLOH

2010-02-07 Terurut Topik abdul malik







WORKSHOP CERPEN INDONESIA BERSAMA
FAHRUDIN NASRULLOH



Kamis, 28 januari 2010 pukul 19.00 wib
di Pondok Pesantren Darul Falah,
Jerukmacan Sawo Jetis Kabupaten Mojokerto



Narasumber:
FAHRUDIN NASRULLOH, Cerpenis asal
Jombang, pegiat Komunitas Lembah Pring



Gratis.



Informasi:
1.Chamim Kohari 081 93 10 91 965
2.Fahrudin Nasrulloh 081 578 177671






Fahrudin
Nasrulloh, lahir
16 Agustus 1976 di Jombang. Alumnus pesantren Denanyar Jombang (1995)
dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2002). Bergiat di komunitas Lembah
Pring Jombang.
Bekerja sebagai editor lepas dan menulis puisi, cerpen dan esai di
sejumlah media massa. Puisinya termuat dalam antologi Jogja
5,9 Skala Richter (Bentang
Budaya, 2006, Yogyakarta). Cerpennya berjudul Nubuat
dari Sabrang
masuk nominasi dalam antologi cerpen Loktong
(kerjasama
CWI dan MENPORA, 2007, Jakarta). Beberapa buku yang telah terbit
Syekh
Branjang Abang (Pustaka
Pesantren, 2007),
Geger
Kiai
 (Pustaka
Pesantren, 2009).
Kini beralamat di Mojokuripan RT 1/RW 3, Jogoloyo Sumobito Jombang.
Email: suraba...@yahoo.com
Kontak person. 081578177671.


  

[ac-i] Kredo Kecil Penyair Kecil # 9 Komunitas Hysteria Semarang

2010-02-07 Terurut Topik abdul malik



Kredo
Kecil Penyair Kecil #9
Penyair
undangan: Dea Anugrah (Jogjakarta), Saiful Bakri (Mojokerto), Dodo Al
Husain (Semarang)




BENTUK
ACARA
Pembacaan
puisi dari para penyair muda dan diskusi puisi




WAKTU
DAN TEMPAT KEGIATAN
Kegiatan
akan dilaksanakan pada Rabu, tanggal 27 Januari 2010 di Grobak A(r)t
Kos Jl. Stonen no 29 Sampangan Semarang Jawa Tengah Indonesia




TUJUAN.
Sarana
mengekspresikan karya dari para penyair muda dalam bentuk puisi 

Apresiasi
terhadap keyakinan penyair muda tentang puisi sebagai sarana
aktualisasi diri.
Menawarkan
khazanah estetik lain dalam masyarakat.




OUTPUT
Memperluas
jejaring komunitas Hysteria dan komunitas-komunitas lain yang ada di
Indonesia.
Menciptakan
forum diskusi puisi yang menarik mengenai keyakinan para penyair muda
lewat sajak-sajak mereka




OUT
COME
Masyarakat
sadar bahwa selain nilai-nilai yang dianut arus utama, juga ada nilai
lain yang juga eksis.
Diharapkan
dari situ menumbuhkan ideologi kepenyairan yang menganggap puisi
sebagai sarana aktualisasi diri.












JADUAL*
Rabu,
27 Januari 2010
-
19.15   Pembukaan

19.15
- 19.30 Pembacaan Puisi
dari Penyair ke-1
19.30
- 20.00 Pembacaan Puisi
dari Penyair ke-2
20.00
- 20.15 Pembacaan Puisi
dari Penyair ke-3
20.15
- 20.30 Pembacaan Puisi
dari Peserta Diskusi
20.30
- 22.00 Diskusi Puisi dan Pengungkapan Kredo Penyair 
Muda .









PROFIL
HYSTERIA




Komunitas
Hysteria merupakan lembaga non profit yang menjadikan sastra sebagai
jalan untuk memahami kebudayaan. Komunitas yang berdiri sejak 2004
ini menerbitkan bulletin secara berkala.  Juga sering mengadakan
kajian serta event-event seni. 





Festival-festival
yang telah kita adakan yaitu: Tahun 2007 komunitas Hysteria
berpartisipasi dalam Festival Kesenian Jogjakarta di Vredenbur, serta
membuat festival lintas disiplin di jl. Atmodirono Semarang. Tahun
2008 Festival Kesenian Semarang: konsoemsi ataoe Mati! Hingga kini
dalam agenda Stonen Mini Fest 2009: Jalur Alternatif. 

Sebagai
ilustrasi bahwa komunitas ini cukup diakuai keberadaannya adalah
nama-nama tokoh yang pernah terlibat diantaranya: Sitok Srengenge,
Afrizal Malna, Triyanto Triwikromo, Muhammad Al Fayyad, kelompok
musik Zoo, dan lain sebagainya bisa dicari pada situs pencarian
Google. 

Komunitas
Hysteria berkantor di Jl. Stonen 29 Sampangan Semarang 

No
telp: (024) 8316860 atau 081325 552925  





‘Kredo
Kecil Penyair Kecil #9’




PENGANTAR
Dalam
5 tahun Hysteria berjalan sebagai komunitas, menjadi pengalaman
tersendiri untuk kami.  Banyak acara yang sudah dilaksanakan selama
2009 yang lalu dan tahun-tahun sebelumnya, itu memberi pelajaran luar
biasa buat kami untuk lebih menyempurnakan berbagai sisi yang masih
kurang tertata atau bahkan belum ada. Program rutin kami adakan
supaya kami bisa lebih belajar mengorganisir acara tidak hanya di
bidang sastra, tapi juga lintas disiplin. 





LATAR
BELAKANG
Dalam
setiap perbincangan mengenai kepenyairan seringkali terdengar
keluh-kesah para pemerhati terhadap lahirnya teks-teks terkini.
Keluh-kesah itu antara lain persoalan mengenai kebaruan, ketiadaan
gagasan yang bernas, maupun kedalaman isi dari sajak yang dianggit
dari para penyair. Seolah-olah orang yang menyatakan dirinya penyair
itu tidak banyak ‘membaca’. Meskipun tidak tahu apakah memang
kenyataannya demikian.
Namun
di tengah keluh-kesah dan rentetan harapan yang banyak itu toh sajak
tetap ditulis dengan atau pretensi apapun. Bisa jadi hal yang
dilakukan para penyair merupakan pengulangan-pengulangan yang dicapai
para pendahulunya dan barangkali tidak juga. 

Di
luar semua kecenderungan tersebut ‘Kredo
Kecil Penyair Kecil #9’
diadakan tidak ikut dalam perdebatan mengenai kualitas sajak yang
dihasilkan penyair bagus atau tidak. Akan tetapi lebih mementingkan
mengapa masih ada orang yang percaya bahwa puisi adalah sarana
efektif untuk aktualisasi diri. Forum ini diciptakan sebagai forum
pendengar yang baik, ramah dan tidak sombong serta jauh dari kesan
menghakimi. Dengan begitu apakah kritik menjadi tidak penting? Tentu
saja tidak. Penilaian tetap harus dilakukan namun bukan di forum ini.
Dan sepertinya dibutuhkan forum lain untuk hal tersebut. Sekali lagi
forum ini diciptakan untuk mendengar curahan hati bagi kawan-kawan
yang sedang semangat-semangantya untuk mempercayai kekuatan kata. 

Mengapa
mereka percaya? Mari kita dengar baik-baik.











  

[ac-i] Bung - In Memo Bung Endro

2010-02-07 Terurut Topik abdul kohar ibrahim
 
BUNG
 
(In Memo Bung Endro)
 
Bung 
Harini ku terima
Berita Malam
Berkabung
Dikau telah terbang
Ke kayangan melambung
Seketika ku terkenang
Terbayang bayang
Kita pernah tengkar
Saling silang tarung
Sebatas luas wawasan
Kita pun pernah mufakat
Sebatas sepakat bulat
Tuk Mimbar terbit siar
Meski sebatas wawasan
Bersama bung Tachsin
Kita bikin Mimbar hadir
Menyepakati ujar Voltaire:
“Sungguhpun Aku Membenci
Pandanganmu, Tapi 
Akan Kubela
Dengan Jiwaku Sendiri
Hakmu Untuk
Mengutarakannya”
Begitu ujar pendekar
Hak Azasi Manusia
Di Mimbar
Tersiar
Sinar
Jejak Ku
Dikau Pun Tahu
Dekat pun jauh
Makna memakna Setia
Sekuat Bisa
Upaya
Juang
Rakyat 
Bebas Merdeka
Hingga terima warisan
« Kumpulan Tulisan »
Untuk Kawan Brata
Solidaritas Perjuangan
(Tertanda Mei 09)
Iyah aku ngerti
Bahkan di Senja ku
Selagi Bernafas 
Aktivitas-Kreativitas
Takkan pernah ku lepas
Observasi ekspresi
Masuk merasuk
Sekuat bisa ku
Setulus hati ku
Sedalam hati
Kini
Ku ucap:
Terima kasih
Selamat Jalan
Bung
!
 
BRATA
18.1.10
 
Catatan: 
Majalah Opini Pluralis MIMBAR
(ISSN O925-5176)
Berkala 1990-1992 : 5 Nomor
Editor: D.Tanaera alias Brata
Penerbit Stichting Indonesia Media
Amsterdam
Kumpulan Tulisan AS Munandar
Penyusun M. Kasim
Penerbit Pembaharu
Mei 2000
 
*
 


  

[ac-i] Luka dan Rindu Rama Noera

2010-02-07 Terurut Topik ahmadzeni
Luka dan Rindu Rama Noera 
Wednesday, 27 January 2010  
Cover mobile comic Rama Noera volume ke 5Komik Rama Noera sudah memasuki volume 
ke 5, kali ini berjudul "Luka & Rindu". Komik karya Noera dari Garawangi, Jawa 
Barat ini, semakin seru saja... Rama yang terluka dikunjungi para hantu yang 
penasaran akan penampakan
manusia di dunia gaib. Terluka berat, sehingga tidak bisa bergerak...
Membuat Rama ingat orang-orang yang dicintainya... Yang berada di dunia 
manusia, Ibunya dan Meia, pacarnya... Mungkin begitupula sahabat-sahabat di 
SMAnya. Di saat bersedih, Rama dikagetkan lagi oleh kejutan Dr. Gergazz, apakah 
khabar yang membuatnya terluka lagi, atau khabar baik? Jawabnnya bisa dicari 
melalui hapemu... Untuk pelanggan Indosat bisa mengetik sms REG KOMIK kirim ke 
6767. Dan bisa juga untuk pelanggan Telkomsel dengan mengakses di *268# pilih 3 
pilih 5 pilih 7.  
 

Komik lainnya ada di:
http://pragatcomic.com/new/index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=16&Itemid=28

Terima kasih

ahmadzeni


Ikuti Tarung Komik Humor Berhadiah Total Dua Juta Rupiah!
Di www.PragatComic.com
Info Prakarya & Cergam 


  

Re: [ac-i] Tohpati Akan Konser di Salihara

2010-02-07 Terurut Topik kabar indo
Kalau wartawan gratis, he3x.

2010/1/27 MGR 

>
>
> Tohpati akan menggelar konser musik jazz di Salihara Sabtu, 6 Februari
> 2010, pukul 20:00. Tohpati akan tampil bersama Indro Hardjodikoro (bas),
> Demas Narawangsa (drums), Endang Ramdhan (kendang), dan Diki Suwarjiki
> (suling) – dengan bendera Tohpati Berlima
>
> Tohpati Ario Hutomo adalah seorang penulis lagu Indonesia dan gitaris jazz
> yang karyanya banyak memadukan unsur-unsur musik modern dan tradisional
> Nusantara. Tohpati pernah menyabet gelar Gitaris Terbaik pada Festival Band
> se-DKI pada usia 14 tahun. Tahun 1989 ia terpilih menjadi Gitaris Terbaik
> Festival Band se-Jawa. Di tahun itu juga ia menyabet gelar Gitaris Terbaik
> pada Yamaha Band Explosion tingkat Nasional. Tahun 1993, ia bergabung dalam
> grup Simak Dialog yang beranggotakan Riza Arshad, Arie Ayunir, dan Indro.
> Bersama Simak Dialog, Tohpati telah merilis tiga album: Lukisan, Baur, dan
> Trance/Mission. Dalam konsernya di Teater Salihara kali ini, Tohpati akan
> tampil bersama Indro Hardjodikoro (bas), Demas Narawangsa (drums), Endang
> Ramdhan (kendang), dan Diki Suwarjiki (suling) – dengan bendera Tohpati
> Berlima. Mereka akan membawakan delapan lagu, antara lain “Gegunungan”,
> “Etno Funk”, “Rain Forest”, “Bedhaya Ketawang”, dan “Perang Tanding”.
>
> Pementasan musik jazz ini akan diselenggarakan di Teater Salihara pada hari
> Sabtu, 6 Februari 2010, pukul 20:00 WIB.  Tiket seharga Rp 50.000,- (dan Rp
> 25.000,- khusus untuk pelajar/mahasiswa) dapat dipesan melalui
> 0817-077-1913, d...@salihara.org, atau secara on-line melalui
> www.salihara.org
>
> Untuk keterangan lebih lanjut mengenai program ini dan program Komunitas
> Salihara lainnya, silakan hubungi me...@salihara.org atau
> d...@salihara.org.
>
> Konser jazz akan senantiasa diadakan di setiap minggu pertama di tiap
> bulan.
>
> Sampai bertemu di Komunitas Salihara!
>
> Komunitas Salihara; Jl. Salihara 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520.
> Tel: 021-789-1202.
>
>
> http://salihara.org/main.php?type=detail&module=news&menu=child&parent_id=16&id=202&item_id=882
>
> http://www.facebook.com/event.php?eid=275096691267&ref=mf
>
> --
> Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang!
> 
> 
>



-- 
Arul Arista
Majalah Kabarindo dan Kabarindo.Com
CV.KABARINDO UTAMA
Telp Redaksi: (021) 42 66 183
Mobile: 0815 840 46 190 - 0812 1074 1944
Alamat Redaksi; Jl. Kemayoran Ketapang 95, Kel.Kebon Kosong
Kec.Kemayoran-Jakarta Pusat

Support with ONSTAGE Magazine and K2SI (Komunitas Kritik Sinema Indonesia)
www.kritiksinema.com

Kabarindo juga adalah anggota dari Aliansi Jurnalis Online Indonesia (@JOIN)


[ac-i] BERTELADAN KEPADA LAUT

2010-02-07 Terurut Topik ASAHAN
ASAHAN:

   BERTELADAN KEPADA LAUT

Aku garami diriku sendiri
Dengan garam yang kupunya
Cukup bagi seluruh segara dan samudra
Hingga aku menjadi asin
Dan aku bernama laut

Aku datang dari kesimpang siuran
Dari benturan dan ledakan purba
Karna aku bersemayam di batu-batu bernyala
Bagi membuktikan adanya kehidupan
Dan keunggulanku yang serba bisa

Manusia berteladan pada sifatku
Meski mereka tak bisa membuat garam
Tak bisa menjadi asin sepertiku
Tak bisa menepuk dada  dan melahirkan tsunami
Dan hanya ingin lebih dariku

Asahan,
Hoofddorp, 2612010






[ac-i] LAUNCHING MAJALAH BHINNEKA di CCCL

2010-02-07 Terurut Topik Soe Tjen Marching
LAUNCHING MAJALAH BHINNEKA di CCCL Surabaya

Tempat            : CCCL, Jl. Darmokali 10 Surabaya

Waktu             : Kamis, 11 Febuary jam 18.30

Tema Diskusi   : Bhinneka - Tidak Sepenuh Hati?

Gratis dan terbuka untuk umum ! ! !  



  

[ac-i] Mau belajar ketrampilan seni? atau butuh pengisi acara?

2010-02-07 Terurut Topik Ahmad Jalidu
*mohon maaf jika tidak berkenan
Hidup Anda biasa-biasa saja?

Bayangkan, jika saja Anda memiliki ketrampilan kreatif yang memukau, menjadi
profesi Andalan, Atau mendukung profesi sekarang, sehingga Anda menjadi pribadi
yang lebih anggun, memikat dan menginspirasi orang lain.

Sekolah Seni Jogjakarta membantu Anda mewujudkannya. Kami membuka kelas AKTING,
SULAP, BIOLA, GITAR ELEKTRIK, GAMELAN, TEMBANG MACAPAT, MC JAWA, PENULISAN
BUKU, dan PENULISAN SKENARIO FILM.

Kami mengawal perkembangan Anda
dalam kelas-kelas kecil (4-6 orang) atau privat. Metode  mengajar yang
akrab dan efektif, dengan Pengajar-pengajar yang muda dan kreatif, Inovatif
serta memiliki semangat MENYALA-NYALA untuk menyebarkan BIBIT KREATIF
kepada Anda semua.

BIAYA SANGAT TERJANGKAU!!! 

TIDAK PERLU MENUNGGU TAHUN AJARAN BARU!

Kami bahkan membuka pendaftaran secara
terus menerus dan segera memulai kelas seketika Anda mendaftar kursus
privat, atau ketika Anda bersama Kanca-kanca telah memenuhi kuota
untuk sistem kelas. 

SEGARA DAFTAR!!

Sambar
HP Anda dan Telepon Saya Sekarang Juga!

Atau ambil
kontak kendaraan, Tancap Gas dan Kita bertemu di Kantor saya.

 

Salam Kreatif

M Ahmad
Jalidu

08562856610.

masj...@yahoo.com

 

Sekolah
Seni Jogjakarta

Kantor
: Jl. Monjali, Gg Jragem no 26, RT 02 RW 38 Nandan. Mlati, Sleman 55581

(Lapangan
belakang Restoran Jepang belok kiri)

http://sekolahsenijogja.blogspot.com

-

ANDA PUNYA ACARA???

BUTUH TALENT PENYEMPURNA ACARA ANDA???

Sebut saja : 

MC Jawa, Modern, Humor 

Band Akustik lagu2 kenangan

Sulap

Karawitan Anak2 atau Dewasa

Cokekan

Tari tradisi / modern

Wayang Kulit

Teater / Kethoprak

dsb,

 

Hugungi
segera DAYA GUYUB PRODUCTION

Cp. 08562856610

http://dgprojogja.blogspot.com











 SEKOLAH SENI YOGYAKARTA
  Acting | Sulap | Gamelan | Tembang Jawa | MC Jawa | Skenario Film | Buku Non 
Fiksi | Biola | Gitar Elektrik.
http://sekolahsenijogja.blogspot.com

Sindikat Daya Guyub
http://dgprojogja.blogspot.com
http://www.Jali.Tokopedia.com
http://teatergmt.blogspot.com
http://paguyubanslenk.blogspot.com
http://jogjateater.multiply.com


  Get your new Email address!
Grab the Email name you've always wanted before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[ac-i] Pemerintah Malaysia tegur pemberian hadiah sastra tertunda-tunda

2010-02-07 Terurut Topik Wajah Bercahaya
SASTERA-UTUSAN MALAYSIA

 
 
 
ARKIB : 24/01/2010










.khad1,
.khad1:link,
.khad1:visited,
.khad1:active {
color:#3366CC;
text-decoration:underline;
border-bottom:#3366CC 1px solid;
}

.khad1:hover {
color:#c03;
text-decoration:underline;
border-bottom:#c03 1px solid;
}

.khad2,
.khad2:link,
.khad2:visited,
.khad2:hover,
.khad2:active,
text-decoration:none;
border-bottom:none;
}










HSPM jadi acara tahunan
Oleh  Ku Seman Ku Hussain




 Muhyiddin (kanan)
menyampaikan hadiah kepada Said Zahari di majlis Hadiah Sastera Perdana
Malaysia (HSPM) di Kuala Lumpur Isnin lalu. 



Penganjur Hadiah Sastera Perdana Malaysia (HSPM) ditegur oleh
Timbalan Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin apabila penerima
hadiah untuk tahun penilaian 2006 dan 2007 disampaikan pada 2010.

Majlis penyampaian hadiah HSPM ke 18 telah diadakan di Hotel Legend
Kuala Lumpur 18 Januari lalu merangkumi penerima hadiah untuk tahun
penilaian 2004 hingga 2007. HSPM dianjurkan oleh Dewan Bahasa dan
Pustaka (DBP) mula diperkenalkan pada 1972 yang dikenali sebagai Hadiah
Karya Sastera.

Semasa berucap pada majlis penyampaian HSPM itu, Muhyiddin
melahirkan rasa terkejut kerana HSPM tidak diadakan secara tetap dua
tahun sekali. Majlis penyampaian hadiah sepatutnya diadakan pada 2006
dan 2008 yang lalu..

Muhyiddin yang juga Menteri Pelajaran meminta DBP menganjurkan HSPM
setiap tahun dan bukan dua tahun sekali seperti kebiasaannya untuk
mencari lebih banyak karya-karya sastera yang berkualiti tinggi.

Ini bermakna tahun depan dan seterusnya, khalayak sastera mempunyai
satu lagi anugerah dalam kesusasteraan selain Hadiah Sastera Kumpulan
Utusan (HSKU) yang diadakan setiap tahun sejak 25 tahun lalu.

Penganjur HSPM mesti serius untuk memastikan acara ini diadakan pada
masa yang ditetapkan. Ketiadaan acara pada 2006 dan 2008 memperlihatkan
seolah-olah belanja untuk kegiatan sastera menjadi mangsa penjimatan.

Kesungguhan

Ini memberikan kesan yang buruk sekaligus menambahkan persepsi
masyarakat bahawa kesusasteraan tidak memberi sumbangan dalam
pembangunan negara.. Padahal kerajaan telah lama memperlihatkan
kesungguhan menyemarakkan dunia sastera dan budaya.

HSPM adalah hadiah yang bertaraf nasional dan sekaligus menjadi kayu
pengukur turun naik mutu pengkaryaan di negara ini. DBP mungkin boleh
memberikan jawapan ketiadaan acara pada 2006 dan 2008. Adakah pihak
sekretariat tidak sempat mengumpul karya-karya untuk dinilai atau
sememangnya sengaja tidak diadakan?

Memang benar, apalah ada pada acara penyampaian hadiah. Tambahan
pula khabarnya semua pemenang untuk tahun penilaian 2002 dan 2005 sudah
diberi hadiah. Tetapi hadiah disampaikan menerusi pos. Acara dalam
kesusasteraan juga penting kerana ini mengingatkan masyarakat tentang
hal-hal kesusasteraan.

Format penyertaan seperti yang ada sekarang iaitu sekretariat
mengumpul karya-karya pada tahun penilaian wajar diteruskan. Pada masa
yang sama penulis dan penerbit buku juga digalakkan menghantar
pencalonan untuk mengatasi masalah keciciran karya yang bermutu.

Tetapi sekretariat tidak boleh mengharapkan penyertaan daripada
penulis semata-mata. Sebaliknya melipatgandakan usaha menjejaki
karya-karya untuk dinilai bagi HSPM. Kita tidak mahu ada karya bermutu
yang tercicir kerana penulisnya tidak menghantar pencalonan,
sekretariat pula terlepas pandang.

Sementara itu kategori cerpen untuk tahun penilaian 2006 dan 2007, tiga cerpen 
yang disiarkan dalam Mingguan Malaysia antara sepuluh cerpen yang dipilih oleh 
panel juri.
Cerpen itu ialah Cinta Puncak Sagarmatha karya Rozais Al-Anamy, Pusaka Cendana 
(Nisah Haron) dan Nilai Cinta Kami (Azizi Haji Abdullah). Cerpen Cinta Puncak 
Sagarmatha dan  Pusaka Cendana pernah memenangi hadiah utama HSKU 2006.
Karya puisi Sasterawan Negara A. Samad Said, Malam Rosiah yang disiarkan dalam 
Mingguan Malaysia 2006 antara sepuluh karya terpilih kategori puisi.

Buku tulisan tokoh wartawan terkemuka, Said Zahari, Dalam Ribuan Mimpi Gelisah: 
Memoir Said Zahari terbitan Utusan Publications & Distributors (UP&D) dipilih 
untuk menerima hadiah kategori buku (autobiografi).


  Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang 
Lebih Cepat hari ini! http://id.mail.yahoo.com

[ac-i] Beraban-Bajera, Pelajaran Hidup 'Bersyari'at' Dari Orang Bali Bag 3

2010-02-07 Terurut Topik Win Wan Nur
Tulisan ini adalah bagian ketiga dari 4 tulisan. Tulisan sebelumnya dapat 
dibaca di 
http://winwannur.blogspot.com/2010/01/beraban-bajera-pelajaran-hidup.html dan 
http://winwannur.blogspot.com/2010/01/beraban-bajera-pelajaran-hidup_22.html

Keluar dari area persawahan, aku melintasi banyak desa-desa kecil khas Bali. 
Orang Bali selalu tinggal berkumpul di satu lokasi yang disebut desa ini, 
sementara lahan sisanya adalah persawahan dan kebun. Pemandangan di 
perkampungan di Bali juga benar-benar khas, tidak bisa kita temui di daerah 
manapun di Indonesia. 

Rumah di desa-desa di Bali disebut 'Kuren'. Setiap 'kuren' di Bali dipagar 
tembok setinggi leher dengan meninggalkan satu pintu sempit untuk masuk. Ini 
untuk menghindari masuknya roh jahat dan kekuatan negatif yang disebut Buta 
Kala. 

Supaya Buta Kala tidak masuk melalui gerbang tersebut. Di depan setiap pintu 
gerbang itu selalu kita temui sesajen kecil yang dibuat dari daun pisang atau 
daun kelapa berisi bunga, daun pandan yang dirajang dan makanan, bisa berupa 
ketan, nasi atau biskuit. Kadang ada juga berisi uang logam atau uang kertas 
seribuan. Ini dimaksudkan supaya Buta Kala merasa senang memakan sesajen itu 
dan kemudian pergi, tidak masuk ke rumah tersebut. Kadang, di belakang gerbang 
itu juga dibuat sebuah tembok penghalang yang didepannya ditempatkan sebuah 
patung dewa berkepala gajah bernama Ganesha, yang merupakan putra dari Syiwa 
dari Istrinya yang bernama Parwati. Ganesha ditempatkan di sana karena orang 
bali percaya Buta Kala yang berniat masuk ke rumah akan gentar melihat 
keberadaan Ganesha yang sakti. Tidak jarang pula di bagian atas gerbang itu 
dihiasi dengan lambang swatika, yang merupakan lambang dari  'dewata nawa 
sanga' yaitu sembilan dewa yang menjaga sembilan
 penjuru. Lambang yang pernah digunakan Hitler untuk lambang Nazi, partai fasis 
yang didirikannya, sehingga sampai sekarang tidak sedikit orang eropa yang 
berkunjung ke Bali yang merasa gentar melihat lambang tersebut yang ada di 
mana-mana.

Di kedua sisi pintu gerbang yang tertutup di bagian atasnya itu terdapat dua 
buah tempat sesajen yang disebut 'apit lawang', yang ditempatkan di sana 
sebagai tempat sesajen untuk para Dewa yang melindungi rumah ini.

Bagian dalam pagar setinggi leher itu disebut 'pekarangan'. Dalam 'pekarangan' 
ini terdapat bangunan-bangunan rumah Bali yang sangat berbeda dengan 
rumah-rumah yang ada di desa-desa di Indonesia pada umumnya. Jika rumah-rumah 
di Indonesia, seluruh aktifitas keluarga berlangsung di dalam satu bangunan 
tidak demikian halnya di Bali. Dalam 'pekarangan' rumah Bali terdapat beberapa 
bangunan yang memiliki masing-masing fungsi. Di sana ada 'Sanggah Kemulan' yang 
merupakan Pura keluarga sekaligus juga bangunan paling suci dalam pekarangan. 
Di dalam 'sanggah kemulan' ini terdapat beberapa 'sanggah' atau bangunan kecil 
tempat sesajen. sanggah utama adalah sanggah yang dibangun untuk tempat 
bersemayamnya roh nenek moyang dan anggota keluarga yang telah meninggal, 
sanggah ini berpintu tiga. Kemudian ada sanggah kecil berpintu dua yang dibuat 
untuk menghormati dua gunung suci yaitu gunung Agung dan pasangannya gunung 
Batur. Kemudian dalam 'sanggah kemulan' juga
 terdapat dua sanggah lain yang dinamakan 'Taksu' dan 'Ngrurah' yang merupakan 
sekretaris dan penerjemah para dewa.

Di sebelah kiri 'Sanggah Kemulan' terdapat bangunan yang disebut 'Meten', 
'Meten' ini adalah bangunan tempat tidur kepala keluarga yang tinggal dalam 
pekarangan ini. Kemudian di sana terdapat bangunan lain berupa 'Bale', yaitu 
bangunan berisi ranjang tapi tidak berdinding, ini adalah tempat untuk 
anak-anak keluarga Bali tidur dan juga para tetamu yang berkunjung. Pada 
umumnya dalam rumah Bali ada tiga buah 'Bale', yaitu 'Bale Tiang Sanga', 'Bale 
Sakepat' dan  'Bale Sakenam'. Pada keluarga Bali dari kasta yang lebih tinggi, 
terdapat sebuah 'Bale Gede'.

Ditempat terpisah, terdapat bangunan 'Paon' (dapur), Lumbung, tempat menumbuk 
padi, tempat sampah dan kandang Babi.

Semua bangunan itu tidak ditempatkan dan dibuat dengan ukuran sembarangan, 
semua bangunan dalam pekarangan rumah Bali ditempatkan sesuai tingkat 
kesuciannya, sesuai dengan TRI HITA KARANA, tiga prinsip yang dianut oleh orang 
Bali,  yaitu 'Parahiyangan', menghormati para Dewa, 'Pewawongan', menghormati 
Manusia dan 'pelemahan', menghormati alam.

Di desa-desa atau tepian sawah di Bali seringkali kita menemui pohon yang 
dilingkari dengan kain berwarna hitam putih seperti petak catur. Oleh orang 
Bali, pohon-pohon seperti itu dipercaya memiliki roh penghuni, sehingga tidak 
jarang di bawah pohon itu dibuat sebuah Pura kecil untuk menaruh sesajen. Apa 
yang mereka lakukan pada pohon-pohon itu adalah salah satu manifestasi dari 
'pelemahan' yaitu sikap orang Bali yang menghormati alam.

Setiap arah di Bali memiliki kadar kesucian yang berbeda-beda, sebagaimana saya 
sebut dalam bagian kedua tulisan ini, kadar kesucian di Bali merujuk pada 
tinggi dan rendah, kes

[ac-i] SIARAN PERS: Bekas Rias di Panggung (Tour on Solo)

2010-02-07 Terurut Topik hanif nashrullah
Salam Budaya!
Monolog ‘Bekas Rias di Panggung’ Tour on Solo, menampilkan empat aktor sepuh 
berusia mendekati 60 tahun ke atas. Pementasannya akan berlangsung di Teater 
Arena, Taman Budaya Jawa Tengah, Jl. Ir. Sutami 57 Surakarta, Kamis malam, 28 
Januari 2010, mulai pukul 19.00. 
Keempat aktor yang akan bermonolog ini, yaitu Multato (60 tahun), Mastohir 
(65), Fatimah (60) dan Suliswanto (58), masing-masing berasal dari basic seni 
pertunjukan teater yang berbeda-beda. Multato, misalnya, mendalami teater 
modern. Dia aktor kawakan dari kelompok Sanggar Teater Nuansa. 
Sementara itu, Mastohir, Fatimah dan Suliswanto adalah aktor
yang berangkat dari seni teater tradisi. Mastohir adalah anggota Kelompok
Srimulat, pernah menjadi Sutradara di kelompok yang membesarkan nama Tarzan, 
Basuki, Timbul, Asmuni, dan lain sebagainya ini, di tahun 1980 hingga 
pertengahan 1990-an. Sedangkan Suliswanto adalah pemain Ludruk dan pernah 
menjadi Sutradara Ludruk RRI selama dua dasawarsa. Sementara itu, Fatimah, di 
masa mudanya adalah aktris Ketoprak.
Di masanya, mereka adalah aktor yang pernah menjadi
kebanggaan Kota Surabaya. Hingga kini, boleh dibilang, mereka adalah
orang-orang yang tampaknya sudah mantap memilih jalan hidup lewat teater. 
Terbukti, meski sudah lama tidak memperoleh ruang tampil, keempatnya masih 
selalu hadir di setiap peristiwa kebudayaan, khususnya dalam even-even 
pementasan teater, baik di Surabaya maupun di luar kota, walau sekadar hanya 
menjadi penonton. 
Untuk pentas monolog ‘Bekas Rias di Panggung, 28 Januari di Surakarta nanti, 
mereka telah menyiapkan perannya masing-masing. Fatimah akan mementaskan lakon 
'Sritanjung', sebuah kisah legenda dari Banyuwangi. Mastohir akan menampilkan 
lakon ‘Jo Kasmo’ yang diilhami naskah Nyanyian Angsa, karya Anton Chekov. 
Multato akan memainkan lakon ‘Maling’, naskah karya Yulius Siramanual. 
Sedangkan Suliswanto akan memungkasinya dengan lakon karyanya sendiri yang 
berjudul 'Mak Satona’.
Mereka layak diketengahkan kembali dengan format monolog seraya menakar 
kekuatannya berakting. Karena itu kami sangat mengharap
kehadiran Anda untuk menyaksikannya. 

Surabaya, 25 Januari 2010
a/n Panitia
Hanif Nashrullah 



  

[ac-i] Pernyataan Sejarawan Indonesiatentang Pelarangan Buku yang membahayakan Kebebasan Akademis

2010-02-07 Terurut Topik Slamet Thohari
Pernyataan Sejarawan Indonesia dan Sejarawan Internasional tentang Pelarangan 
Buku yang membahayakan Kebebasan AkademisShare Today at 3:05pmStatement from 
the International Conference
“Kemerdekaan dan Perubahan Jati Diri: Postcolonial Indonesian Identity”
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 14-15 Januari 2010

As Indonesian and International historians, we oppose the banning of book in 
Indonesia recently. For example, John Roosa’s book Dalih Pembunuhan Massal. 
This book is an objective work of historical scholarship. Its original English 
version has already received high praise throughout the world and is including 
in teaching curricula in Indonesia and other Asian countries, Australia, North 
America and Europe.
As we understand it, the banning is based on outdated laws. Indonesia has made 
great progress in achieving democracy over the past decade, and this attack on 
academic freedom represents a set back for Indonesian society in its struggle 
for a free and prosperous future. The articles presented in the conference 
gives a picture of an Indonesia that from its inception intended to develop a 
national identity that would accommodate differences of opinions and appreciate 
uphold the academic freedom of experiences since the early period of 
independence. We hope that the relevant authorities will reconsider this 
banning as quickly as possible.

Yogyakarta, 15 January 2010



1 J Thomas Lindblad (PhD, Leiden University)
2 Robert Cribb (Professor, Australian National University)
3 Bambang Purwanto (Professor Depatment of History UGM-InSI)
4 THEE Kian Wie (Ph.D, Senior researcher of P2E LIPI)
5 Adrian Vickers (Professor The University of Sidney)
6 Henk Schulte Nordholt (Professor VU University Amsterdam)
7 Marieke Bloembergen (PhD University of Amsterdam)
8 Freek Colombijn (PhD VU University Amsterdam)
9 Arya Wanda Wirayuda (Master candidate pascasarjana UGM)
10 Helen (Master candidate Pascasarjana UGM)
12 I Nyoman Wijaya (PhD, Historian UNUD)
13 Wartoyo (PhD Candidate, Historian UKSW)
14 Sitti Maryam (Master of history, UGM)
15 Dede Rohayati (Master candidate Pascasarjana UGM)
16 Zaiyardam Zubir (PhD candidate UGM- Universitas Andalas)
17 Aplonia D Yanggon (Master candidate Pascasarjana UGM) 
18 Faizatush Solikhah (Master candidate Pascasarjana UGM)
19 Razif (Master of history UGM, Institut Sejarah Sosial Indonesia)
20 Sri Margana (PhD, Department of History UGM-InSI)
21 Widya Fitrianingsih (Department of History UGM)
22 Budi Agustono (PhD candidate UGM-USU)
23 Dhanang Respati Pungguh (PhD candidate UGM-UNDIP) 
24 Baha Uddin (Master of history UGM)
25 Mutiah Amini (PhD candidate UGM) 
26 Abdul Syukur (PhD candidate UI-UNJ)
27 Yuke Ardhiati (PhD Trisakti)
28 Yuyun Fatimah (UGM) 
29 Rahmat S (UNY) 
30 Nurhadi (UIN Jogja) 
31 Hayasi Eichi (PhD candidate Keio University, JSPS)
32 Frank Dhont (Yale University) 
33 Abdul Wahid (PhD candidate Utrecht-Department of History UGM) 
34 Uji Nugroho W (Department of History UGM-InSI) 
35 Hilmar Farid (PhD candidate National University of Singapore) 
36 Farabi Fakih (PhD candidate Leiden University-Department of UGM) 
37 Abdul Syukur (PhD UIN Sunan Gunung Djati Bandung) 
38 Ratna Saptari (PhD Leiden University) 
39 Eni Sugiharti (Master of History Unair) 
40 Asti Kurniawati (Master of History, UNS) 
41 Basrin Melamba (Master candidate UGM) 
42 Abdul Ghofur (Undergraduate Student UGM) 
43 Ravando (Undergraduate Student UGM) 

If you have a share opinion with that statement, please send email (write your 
complete name, position and institution) to insi.indone...@yahoo.com or clik 
this link below
insi-indonesia.org and joint to the forum
 Regard,Slamet Thohari 
Disability Studies, University of Hawaii at Manoaemail: 
amex...@yahoo.com/sthoh...@hawaii.edupersonal-site: 
www.amexius.multiply.comPhone: 808-944-6299



  

[ac-i] Membedah Fiksi Sejarah SAMUDRA PASAI

2010-02-07 Terurut Topik Dessy Sekar

*Membedah Fiksi Sejarah SAMUDRA PASAI*

Telah terbit sebuah novel sejarah tentang Kerajaan Samudra Pasai yang 
berjaya di abad ke-7. Sampai kini, kebesaran Samudra Pasai yang tidak 
tunduk pada pengaruh kerajaan Majapahit yang menguasai hampir seluruh 
Nusantara, tidak pernah diungkapkan bahkan oleh para sejarawan. Novelis 
muda Putra Gara, dengan referensi yang cukup ajaib, telah memaparkan 
kisah cinta dan pengkhianatan di tengah keluarga kerajaan Samudra Pasai. 
Sang pengarang menyebutnya sebagai pengalaman spiritual. Tulisan yang 
disusun dalam waktu relatif singkat dan kini diterbitkan oleh Hikmah 
Publishing patut kita ketahui dan perbincangkan sebagai satu khazanah 
penting dalam sejarah masa lalu Indonesia. 

Mungkin khalayak mengira bahwa Samudra Pasai adalah bagian dari Aceh 
karena petilasannya terletak di Lhokseumawe. Namun faktanya bukan 
demikian . Seorang pengembara yang berasal dari Mesir, sang penakluk 
benua demi benua, ternyata telah singgah di daratan utara Pulau Andalas 
untuk kemudian membangun pemerintahan yang saat itu cukup besar dan 
disegani. Salah satu peristiwa, yakni ketika Marcopolo bertandang dan 
mengurungkan niatnya untuk menguasai, adalah sebuah bukti wibawa 
kerajaan Samudra Pasai. Bukan semata oleh angkatan perang yang hebat, 
namun karena terjadi harmoni antara rakyat dan rajanya. Sang Raja 
Samudra Pasai sangat dicintai rakyatnya.


Lantas, mengapa akhirnya kini Samudra Pasai tinggal tilas terkubur 
zaman, seperti halnya Sriwajaya nan megah dan Majapahit nan agung? Putra 
Gara sebagai pengarang akan menyampaikan kepada kita hal-hal yang luput 
dari catatan pena sejarah Nusantara.


Hadirlah dan menjadi peserta aktif pada acara bedah novel fiksi sejarah 
/Samudra Pasai, Cinta dan Pengkhianatan/, pada: 


Hari/Tanggal   : Jumat, 22 Januari 2010

Jam  : 18.30 WIB sampai selesai

Tempat: MP Book Point, Jl. Puri Mutiara Raya no. 72 Jeruk 
Purut, Cipete, Jakarta Selatan 


Pembicara: -Putra Gara

 -Kurnia Effendi


Kata mereka tentang novel Samudra Pasai: 

"Kisah yang sangat mengesankan, diangkat dari latar belakang sejarah 
yang belum pernah dituliskan." (Teungku Ilyas A. Hamid, Bupati Aceh Utara)


"Novel Samudra Pasai, realita dalam dunia fiksi." (Aceh Independent)

"Membaca novel ini seperti menyaksikan peristiwa berabad-abad silam. 
Keren." (Koran Tempo)


"Harus baca novel yang satu ini! Bukan hanya data yang didapat, tetapi 
juga nilai filosofi dan makna yang tersirat. That's what I love about 
the legend." (Zara Zettira)




[ac-i] LEKRA YANG MEMBAKAR BUKU

2010-02-07 Terurut Topik ASAHAN
ASAHAN:

LEKRA YANG MEMBAKAR BUKU


Kali ini bukan karena larangan
Juga bukan karena "hate crime"atau sebangsanya
Cuma oleh atap tiris dan banjir kota Jakarta
Bikin lapuk semua dan kerajaan rayap lakukan Coup d'etat
Buku tidak sempat laku karna diusir dari toko buku
Takut disangka  komunis toko buku kena bredel
Dipulangkan ke rumah penerbit berdiam diri bertahun tahun
Atap rumah bocor buku-buku pada kotor
Rayap berpesta, musuh politik bersuka ria
Buku dibakar bukan oleh siapa-siapa
Justru oleh Lekra yang paling anti bakar buku
Kejagung senyum sinis bersama musuh pribadi si pengarang
Lihat, kalian juga bakar buku
Alasan apapun yang kalian bilang
Bahkan rayap anti komunis, apapula kami
Ya, bakar saja, itu baik untuk persaingan
Budaya kita budaya ironi bakar buku juga seni
Lekra bilang, Lekra tidak bakar buku
Lekra bilang, lekra juga boleh bakar buku
Semua itu baik untuk persaingan bebas dalam demokrasi

ASAHAN (terbakar meskipun tidak turut dibakar)







[ac-i] Günter Grass dan Sastra Indonesia

2010-02-07 Terurut Topik mata jendela
www.indonesiaartnews.or.id

Menilik karya-karya
peraih nobel sastra Jerman tahun 1999, Günter Grass dan sepak terjangnya, hanya
terdapat satu kesan kata: radikal. Grass yang hanya sekolah sampai di usia 15
tahun, mengaku menekuni sastra secara otodidak.Bagaimana korelasinya dengan 
sastra Asia dan Indonesia? Simak http://indonesiaartnews.or.id/


  

[ac-i] Info Lomba Cipta Puisi Berhadiah Total 50 juta di www.situseni.com

2010-02-07 Terurut Topik jafar fakhrurozi
masih terbuka luas kesempatan untuk mengikuti lomba cipta puisi di 
www.situseni.com dengan total hadiah RP50 juta, masa kirim periode Januari akan 
berakhir sampai 31 Januari 2010. Masih ada waktu untuk mengirimkan karya. Ayo 
gabung ke www.situseni.com
terimakasih. 



[ac-i] pemberitahuan libur tahunan KKF 2010

2010-02-07 Terurut Topik kedai kebun
  LIBUR TAHUNAN | ANNUAL HOLIDAY
 
   



   

  Doc. "Arsitektur (di) Kaki Lima", KKF, 2010
 
   

  (scroll down for English)

   

  Kedai Kebun Forum (KKF) akan LIBUR TAHUNAN, pada:

  Rabu, 27 Januari 2010 - Selasa, 9 Februari 2010

   

  Rabu, 10 Februari 2010 kami sudah BUKA kembali seperti biasa. 

   

  Jam Buka 11:00 - 23:00 WIB. Kami tutup setiap hari Selasa.

   

   

  Libur ini adalah libur tahunan KKF untuk evaluasi menyeluruh meliputi 
manajemen dan pelayanan yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan 
kami demi kepuasan Anda dan Kolega, juga customer lainnya. 

   

  Kami juga berharap Anda dapat menginformasikan perihal libur ini kepada 
kolega Anda.

   
 
   

  Kedai Kebun Forum (KKF) will have Annual Holiday on

  Wednesday, 27 January 2010 until Tuesday, 9 February 2010.

   

  On Wednesday, 10 February 2010, we will OPEN again.

   

  Open Hour: 11:00 - 23:00. We close every Tuesday.

   

  This is KKF annual holiday for total evaluation of our management and 
services, in order to increase the work and our service for you and your 
colleagues' satisfaction and also other customers.

   

  We hope that you can inform this Annual Holiday to your colleagues and 
friends.

   
 

<>

[ac-i] Beraban-Bajera, Pelajaran Hidup 'Bersyari'at' Dari Orang Bali

2010-02-07 Terurut Topik Win Wan Nur
Tulisan ini adalah Bagian pertama dari empat tulisan.

Kemarin dengan mengendarai Chevrolet Trooper aku melintasi jalan-jalan
kecil di tengah persawahan desa-desa di Bali di daerah Tabanan, mulai
dari Beraban sampai tembus ke Bajra.

Seberapa sering pun aku melakukan ini, berkendara menembus 'jantung'
Bali yang belum banyak tersentuh hiruk-pikuk fasillitas modern selalu
menarik. Melintasi jalan-jalan desa seperti ini, aku dapat merasakan
dari dekat 'nafas' Bali yang sebenarnya. 

Perjalanan kumulai dari Desa Beraban yang terletak tidak terlalu jauh
dari Tanah Lot, menuruni sebuah jalan desa sempit untuk melintasi
sebuah jembatan beton tanpa pembatas pinggir yang membelah sungai lebar
berair dangkal dengan dasar batu paras, batuan lunak yang di Bali
sering ditambang untuk digunakan sebagai bahan bangunan berbentuk batu
bata, atau untuk membuat patung-patung khas Bali yang sering kita temui
di depan rumah atau Pura, atau dinding ukiran penuh relief yang banyak
menghiasi dinding-dinding Pura atau Kori, gerbang khas Bali yang
tertutup bagian atasnya.

Di pinggir jalan yang terletak dipinggir sungai tidak jarang aku
menemui perempuan Bali yang sedang menjunjung batu paras di atas
kepalanya melalui jalan licin terjal dan mendaki dari tempat
menambangnya di dasar sungai menuju pinggir jalan tempat dimana
batu-batu yang kadang telah dibentuk persegi itu ditumpuk untuk
kemudian dijual.

Keluar dari jembatan itu, mata langsung disuguhi hamparan sawah di desa
Beraban yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Tabanan, yang di Bali
dikenal sebagai kabupaten lumbung Padi. Persawahan di Desa Beraban ini
terbentang luas sampai ke tepi lautan Hindia. Kadang di tengah
persawahan itu terdapat Hotel atau Villa milik orang asing atau orang
jakarta untuk disewakan kepada turis asing yang ingin berlibur di Bali,
tapi jauh dari hiruk pikuk.

Sebagaimana pematang sawah-sawah yang ada di Bali, pematang -pematang
sawah yang ada di tempat ini pun dibuat begitu rapih. Aku tidak pernah
menyaksikan ada pematang sawah di tempat lain yang dibuat sedemikian
rapih sebagaimana halnya sawah-sawah di Bali. Rapihnya pematang sawah
ini kupikir pasti berkaitan erat dengan dengan cita rasa seni orang
Bali yang terkenal tinggi. 

Di Bali orang tidak pernah suka dengan segala sesuatu yang asal-asalan dan 
sederhana. 

Sesajen dari daun kelapa yang aku temui di setiap jengkal tanah Bali
sendiri adalah sebuah karya seni, paduan bunga, makanan dan jalinan
daun kelapa itu sendiri mencerminkan sebuah karya seni.

Setiap upacara di Bali diiringi dengan musik dan tarian, tanpa musik
dan tarian tidak ada upacara, itulah sebabnya di setiap desa di bali
harus ada gamelan dan bleganjur. Gamelan digunakan saat upacara di pura
dan para pemusiknya memainkan musik sambil duduk, sementara Bleganjur
dipakai untuk musik saat orang Bali melakukan parade di jalan, parade
yang merupakan bagian dari prosesi sebuah upacara. parade ini dilakukan
dari pusat desa menuju ke pura, ke laut atau ke tempat mengaben. Setiap
desa di Bali juga harus memiliki penari, karena beberapa upacara besar
di Bali mengharuskan adanya prosesi tarian, itulah sebabnya setiap
laki-laki di Bali minimal bisa bermusik dan setiap perempuan di Bali
minimal bisa menari.

Setiap pura dibali dihiasi dengan patung-patung dan ukiran-ukiran rumit
yang mencerminkan cita rasa seni ketimuran yang sangat tinggi.
Pura-pura di Bali ini tidak dibuat dari material yang kokoh yang bisa
bertahan berabad-abad seperti candi Borobudur dan Prambanan. Pura di
Bali dibuat dari material yang lunak dan gampang hancur oleh cuaca dan
waktu, karenanya setiap generasi di Bali berkewajiban merenovasi
Pura-Pura yang merupakan warisan dari nenek moyang mereka. Karena
itulah tidak sedikit orang Bali yang memiliki kemampuan memahat dan
mengukir, mereka memiliki kemampuan itu agar mereka bisa melakukan
renovasi Pura dengan kualitas yang tidak berbeda dengan yang pernah
dibuat oleh nenek moyang mereka.

Dengan keadaan seperti itu, tidaklah salah bila kita mengatakan bahawa setiap 
orang Bali adalah seniman.

Budaya Bali adalah Budaya tanah, budaya pertanian. Jiwa setiap orang
Bali melekat pada tanah nenek moyang mereka, pada desa tempat nenek
moyang mereka dilahirkan. Tanah adalah pusat kehidupan orang Bali,
karena itu pulalah pertanian adalah mata pencaharian utama orang Bali,
seluruh kultur, budaya bahkan agama orang Bali berkaitan dengan tanah.
Karena itulah bahkan sampai ke tepi pantai pun, di Bali yang kita
temukan adalah SAWAH.

Sawah di Bali bisa berproduksi sepanjang tahun karena bagusnya sistem irigasi 
di daerah ini. 

Semua desa di Bali memiliki sistem organisasi yang sangat rapih. Sebuah
desa di bali dibagi menjadi beberapa banjar. Banjar ini merupakan
sistem organisasi terkecil di Bali yang hubungan sesama anggotanya
sangat rapat. Di setiap banjar terdapat apa yang disebut 'Bale Banjar',
semacam Balai desa. di Banjar,s elain organisasi Banjar sendiri juga
terdapat organisasi teruna-teruni, yaitu organisasi Pemuda yang seirng
me

[ac-i] Event: Ekspedisi Linggajati (30-31 Jan 2010)

2010-02-07 Terurut Topik Asep Kambali
Info lengkap dan Update kegiatan di silahkan klik link di bawah ini:

http://www.facebook.com/?ref=home#/event.php?eid=279565629528&ref=mf


(wajib dibaca keseluruhan teks, jika peserta kurang dari 50 orang, maka 
kegiatan tidak akan dilaksanakan)

Komunitas Historia Indonesia (KHI) bekerja sama dengan
Cirebon
Heritage Society - Kendi Pertula, Pemerintah Kota Cirebon, Pemerintah
Kabupaten Cirebon dan Pemerintah Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat
akan menggelar:

CARUBAN NAGARI HERITAGE TRAILS
Menelusuri Sejarah Menguak Jejak Warisan Budaya Caruban Nagari

Hari Tanggal: Sabtu & Minggu, 30 - 31 Januari 2010
Durasi Tour : 2 x 24 jam
Jenis Tour  : 2 hari 2 malam 
Bahasa Pengantar: Indonesia 
Lokasi Tour : Daerah Cirebon dan Kuningan 
Meeting Point   : Gedung Sarinah. Jl. MH Thamrin Jakarta Pusat

NARA SUMBER : 
- Mustaqim Asteja (Pemerhati Sejarah/Pendiri Cirebon Heritage Society)

DESKRIPSI : 
Caruban
Nagari Heritage Trails (CNHT) adalah program yang interdisipliner,
terutama memadukan ilmu-ilmu yang terdapat di dalam ilmu sosial. Dengan
meracik unsur rekreasi-empirik, edukasi dan hiburan, program ini
menjadi menarik, bermanfaat dan fun. Tidak hanya itu, ketiga ranah
pendidikan Bloom juga menjadi tujuan akhir yang harus dicapai.
Sehingga, perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik peserta
(didik), seperti anak-anak usia sekolah/mahasiswa, menjadi landasan dan
tujuan dasar program ini.

Kita akan menelusuri gedung-gedung tua
besejarah, makam-makam keramat, kampung-kampung budaya, kawasan
megalitikum, kota-kota tua, bendungan dan kawasan pemandian keramat,
tempat-tempat adat, pusat kebudayaan daerah, dan berinteraksi dengan
masyarakat dan pemerintah serta para pemangku kepentingan di kawasan
bersejarah dan budaya yang ada di kawasan Caruban Nagari , Cirebon,
Indramayu, dan Kuningan, yang menjadi milik bangsa sebagai warisan
dunia. Sehingga program menjadi berkualitas, Anda pun puas.

ITINERTY
Sabtu, 30 Januari 2010
00.00   : Start Registrasi Ulang peserta. Pembagian Kit Acara 
(Kaos, Pin, Hand Out), Snack 
00.50   : Opening Ceremony oleh : Asep Kambali (Ketua/Pendiri KHI)
01.00   : Berangkat menuju Caruban Nagari (Ciayumajakuning)
04.00   : Tiba di Kab.Cirebon 
Gunung Sembung : Sholat Subuh bagi yang beragama Islam, Selanjutnya berziarah 
Makam
Sunan Gunung Jati.
Gunung
Jati : Mengunjungi Makam Syekh Nurjati yang merupakan Guru dari
Pangeran Cakrabuana (Mbah Kuwu Cirebon) sambil menikmati Panorama
Sunrise dan keindahan laut dari ketinggian.
06.00   : Menuju Gedung Negara ( Karesidenan Cirebon) Tour & Ramah Tamah
07.30   : Anda akan melanjutkan perjalanan menuju Balai Kota
Sambutan Selamat Datang dari Pemerintah Kota Cirebon (*) 
08.30   : Kemudian Anda akan diajak untuk mengunjungi Masjid At-taqwa, yang 
memiliki menara 
setinggi 65 M, sehingga Anda dapat melihat Landscape Kota Cirebon, serta 
mengunjungi Rumah Regent. 
09.30   : Mengunjungi Keraton Kacirebonan ( Tour ) 
10.30   : Berjalan kaki menuju Keraton Kanoman ( Tour ) 
11.30   : Berjalan kaki menuju Keraton Kasepuhan ( Tour ), Makan Siang dan 
Sholat Dzuhur di Mesjid 
Agung Sang Ciptarasa Cirebon 
13.00   : Check in Hotel
14.30   : Perjalanan menuju Goa Sunyaragi 
15.30   : Selanjutnya Anda akan diajak berwisata belanja oleh-oleh Khas Cirebon 
di daerah Trusmi. 
Disini, Acara bebas selama 2 jam 30 menit. 
18.30   : Kembali ke hotel 
20.00   : Menuju Gedung Negara (Karesidenan) untuk Makan Malam, Nonton Film 
Cirebon Tempo 
Doeloe, Diskusi Ringan 
22.00   : Wisata Malam Kota Toea Cirebon* 
23.00   : Kembali ke hotel 
END OF THE DAY, GOOD NIGHT AND HAVE A PLEASANT DREAM……..:) 

Minggu, 31 Januari 2010
05.00   : Bangun pagi, Sholat Subuh bagi yang beragama Islam. 
06.00   : Makan Pagi di Hotel 
07.00   : Perjalanan menuju Kabupaten Kuningan 
Mampir di Kantor Disparda Kuningan 
08.00   : Tiba di Gedung Linggajati + Tour 
Ramah Tamah & Sambutan Selamat Datang dari Pemerintah Kab. Kuningan *
10.00   : Perjalanan menuju Cibulan
10.30   : Tiba di Cibulan 
Anda disini bisa berjalan2 dan menikmati keindanhan panorama Cibulan. Anda bisa 
juga 
berenang bersama Ikan yg dianggap keramat oleh warga sekitar ;-) 
11.30   : Perjalanan menuju Kampung Budaya Cigugur 
Istirahat, Sholat dan Makan Siang + Ramah Tamah di Paseban Cigugur
13.00   : Perjalanan menuju Taman Purbakala Cipari
13.30   : Tiba di Cipari anda dapat menikmati keindahan kawasan megalithic, 
sejarah dan kebudayaan 
masa lalu.
14.30   : Perjalanan menuju Waduk Darma 
15.30   : Tiba di Waduk Darma, Anda dapat menikmati keindahan bendungan dan 
alam sekitarnya. 
Free Program.
16.30   : Perjalanan menuju daerah Bojong - Cilimus untuk Wisata Belanja
17.30   : Free Program dan Wisata Belanja oleh-oleh khas Kuningan
19.00   : END OF THE PROGRAM
23.00   : Tiba di Jakarta… Say goodbye… ;-)

HTM : Rp.550.000.- (lima ratus lima puluh ribu rupiah)
Member KHI  : Rp.525.000.- (lima ratus dua puluh lima ribu rupiah)
(Bagi yg mendaftar dibulan J

[ac-i] Beraban-Bajera, Pelajaran Hidup 'Bersyari'at' Dari Orang Bali Bag 2

2010-02-07 Terurut Topik Win Wan Nur
Tulisan ini adalah bagian kedua dari 4 tulisan dan merupakan sambungan dari 
http://winwannur.blogspot.com/2010/01/beraban-bajera-pelajaran-hidup.html

Kalau kita berbicara tentang kesucian. Dalam kultur Bali, semakin tinggi suatu 
tempat, semakin suci tempat itu. Bukan hanya tempat, tubuh Manusia pun bagi 
orang Bali terbagi dari bagian yang suci dan kurang suci. Kepala yang merupakan 
bagian tubuh paling tinggi adalah bagian tubuh yang paling suci, orang Bali, 
bahkan anak kecil sekalipuan akan sangat marah jika ada orang yang berani 
menyentuh bagian paling suci dari tubuh mereka ini. Sebaliknya, bagian yang 
dianggap paling tidak suci adalah telapak kaki, sehingga penghinaan paling 
besar bagi orang Bali adalah menginjak kepala. Alasan ini pula yang membuat 
rumah-rumah tradisional di Bali yang bisa kita temui di semua desa yang ada di 
Bali tidak ada yang bertingkat. Itu karena orang Bali tidak suka, ada kaki yang 
berada di atas kepala mereka.

Aurat bagi orang Bali adalah pinggang ke bawah, karena itulah saat memasuki 
pura dan bangunan suci. Siapapun itu baik beragama Hindu atau bukan harus 
melilitkan sehelai selendang di pinggang. Selendang ini fungsinya untuk 
memisahkan bagian suci dan bagian tidak suci dari tubuh manusia.

Dalam perjalanan ini tidak jarang aku menyaksikan perempuan-perempuan tua yang 
hanya mengenakan kain panjang dari pinggang ke bawah dan membiarkan tubuh 
bagian atasnya terbuka, lalu dengan santai berjalan-jalan di jalanan desa tanpa 
rasa risih sama sekali. 

Saat ini memang hanya perempuan berusia lanjut yang tidak risih berjalan di 
tengah keramaian dengan pakaian seperti itu, tapi orang yang berkunjung ke Bali 
sebelum tahun 60-an pasti terbiasa dengan pemandangan seperti ini. Saat itu 
masih banyak perempuan, tua dan muda yang berpakaian seperti itu. Membiarkan 
tubuh bagian atasnya terbuka tanpa ditutupi apapun. Bahkan pada masa penjajahan 
Belanda semua perempuan Bali, di desa, di pasar dan dijalan-jalan berpakaian 
seperti itu. Ini misalnya bisa kita lihat dalam foto-foto di bagian belakang 
buku Island of Bali, karangan Miguel Covarrubias. Foto-foto tersebut adalah 
hasil jepretan kamera Rose Covarrubias yang tidak lain istri Miguel sendiri. 
Foto-foto diambil sekitar tahun 1933.

Perempuan Bali mulai dibiasakan menutupi bagaian atas tubuhnya dengan pakaian 
oleh guru-guru sekolah Belanda yang mengajar di sekolah-sekolah yang ada di 
Bali, mereka mengajarkan kepada para gadis Bali bahwa adalah aib memamerkan 
tubuh bagian atas. Akibat dari pengajaran semacam ini, pada masa itu tidak 
sedikit gadis Bali yang melakukan bunuh diri karena orang tuanya tidak bersedia 
membelikan baju.

Kemudian soal tinggi dan rendah ini, titik-titik yang ada di pulau Bali sendiri 
juga demikian. Orang Bali percaya bahwa titik yang paling suci  di pulau ini 
adalah Puncak gunung Agung yang merupakan gunung tertinggi di pulau Bali. Orang 
Bali percaya di puncak Gunung Agung bersemayam para dewa dan roh-roh suci para 
nenek moyang yang telah meninggal. Para Dewa dan roh nenek moyang itu dipercaya 
akan turun, ikut serta dalam upacara yang diselenggarakan di Pura-pura oleh 
keturunan mereka. Pura Besakih, Pura paling suci, yang dipercaya sebagai IBU 
dari seluruh Pura yang ada di Bali juga terletak di kaki Gunung Agung.

Sebaliknya, bagi Orang Bali, Laut yang terletak di tempat yang rendah adalah 
tempat bersemayamnya banyak kekuatan negatif. Laut adalah rumah bagi Ratu Gede 
Mecaling, yang dipercaya merupakan kekuatan negatif yang suka mengganggu. 
Itulah sebabnya orang Bali tidak begitu menyukai laut, sehingga hampir tidak 
ada orang Bali yang berprofesi sebagai nelayan. Para nelayan yang ada di 
Jimbaran umumnya adalah suku Jawa dan suku Madura, yang menangkap ikan di jalur 
selat Bali, mulai dari Muncar di Banyuwangi sampai ke Jimbaran di Bali. 
Sedangkan nelayan yang ada di bagian Timur Bali di daerah Klungkung dan 
Karangasem umumnya berasal dari Lombok.

Ini pula sebabnya, meskipun pulau Bali dikelilingi laut dengan hasil ikan yang 
melimpah, dalam menu masakan Bali jarang sekali kita bisa menemui menu berbahan 
ikan. Menu masakan Bali rata-rata adalah masakan daging Babi, ayam dan bebek. 
Di mana-mana di Bali kita dengan mudah menemukan restoran di pinggir jalan yang 
menyajikan BABI GULING. Di restoran-restoran ini babi yang diguling tersebut 
diletakkan dalam lemari kaca agar para pelanggan yang ingin membeli bisa 
langsung melihat dan menilai kualitasnya. Di kota lain yang juga terdapat 
beberapa restoran yang menyediakan masakan daging Babi seperti di kota Medan 
misalnya yang tidak berani menyebut daging Babi secara terang-terangan, di 
Medan reestoran semacam itu biasanya memberi kode B2 untuk menyebut Babi.  
sementara di Bali tidak demikian, Babi disebut dengan terang-terangan. Restoran 
yang menjual Babi guling ya menulis SEDIA BABI GULING, untuk mempromosikan 
dagangan mereka.

Para penjual Bakso asal Bali yang dikenal dengan Bakso Krama Bali pun, dengan 
terang-terangan 

[ac-i] Baduy, Orang-orang di Pegunungan Kendeng

2010-02-07 Terurut Topik Dhani Iqbal
Harmoni di Baduy
Oleh Ramdan Panigoro



Bagi orang Baduy Luar, adat tidak dipegang secara ketat. Pemukiman mereka lebih 
terbuka untuk orang luar atau wisatawan. Pakaian yang mereka kenakan juga sudah 
tidak bisa dibedakan dengan orang-orang non-Baduy. Namun, secara arsitektural, 
rumah-rumah mereka masih memiliki ciri khas Baduy, yakni didominasi oleh kayu 
dan beratapkan rumput kering.

Sementara, orang Baduy Dalam lebih ketat dalam memegang adat. Hal ini terlihat 
dari pakaian yang mereka kenakan. Mereka mengenakan pakaian dengan bahan yang 
terbuat dari alam dan hanya menggunakan warna putih atau biru tua. Mereka juga 
mengenakan ikat kepala putih serta membawa golok untuk keperluan pertanian atau 
memotong kayu.

Pemukiman Baduy Dalam juga lebih tertutup bagi orang luar. Pada masa Kawalu, 
selama tiga bulan berturut-turut dalam penanggalan Baduy, semua orang luar, 
tanpa terkecuali, betul-betul dilarang masuk. Orang asing tak diijinkan 
memasuki wilayah ini.

Ada memang waktu dimana orang asing dapat memasuki kawasan Baduy Dalam. Namun, 
selepas kepergian orang asing tersebut, mereka akan melakukan upacara 
pembersihan. Upacara ini diadakan dengan asumsi orang asing tersebut membawa 
sesuatu yang tidak bersih, dan karena itu perlu disterilkan melalui ritual.

Selanjutnya klik di sini.


Salam,
TM. Dhani Iqbal