[ac-i] Ten Made Exhibitions
PERS RELEASE TEN MADE EXHIBITIONS 28 Mei - 8 Juni 2010 Tujuh Bintang Art Space Jl Sukonandi 7 Yogyakarta Pembukaan : Jumat, 28 Mei 2010 pukul 19:30 WIB Pameran seni rupa Ten Made menampilkan karya sepuluh pelukis yang tergabung dalam kelompok 10 Fine Art dari Sanur, Bali. Mereka adalah A.A. Ngurah Paramartha, I Ketut Teja Astawa, I Made Budi Adnyana, I Made Dollar Astawa, I Made Romi Sukadana, Ida Bagus Putu Purwa, I Wayan Apel Hendrawan, I Wayan Muliastra, I Wayan Paramartha dan Vinsensius Dedy Reru. Kelahiran kelompok ini ditandai dengan pameran kontroversial yang menampilkan lukisan lelaki telanjang, potret diri sepuluh anggota kelompok ini sendiri, pada 2004. Ten Made dipilih sebagai judul pameran untuk menyatakan dua hal. Pertama, secara eksplisit, Ten Made berarti buatan Ten, bahwa karya-karya yang dipamerkan adalah ciptaan para perupa 10 Fine Art. Kedua, secara implisit, Ten Made berasosiasi dengan istilah populer hand made atau buatan tangan, sebagai pernyataan sikap kemandirian kreatif sepuluh anggota kelompok ini secara personal maupun komunal. Meskipun bersinergi memadukan kekuatan dalam satu kelompok, para perupa 10 Fine Art tetap mempertahankan visi kreatif dan gaya lukis masing-masing. Karya mereka beragam. Kemandirian dan kebebasan ekspresi adalah ideologi bersama yang justru menyatukan mereka. Mereka saling belajar dan mendukung satu sama lain, sembari merayakan perbedaan, membuka ruang seluas-luasnya bagi keyakinan estetik dan kecenderungan artistik masing-masing. Secara personal, anggota kelompok ini aktif berpameran di berbagai tempat, di dalam dan luar negeri. Sejumlah person telah muncul sebagai perupa muda yang diperhitungkan di jagat seni rupa nasional. Keragaman ekspresi artistik para perupa 10 Fine Art menggemakan situasi kehidupan sosial di Sanur, basis kelompok ini. Sanur adalah kawasan wisata terkenal di pesisir timur Denpasar yang dilengkapi fasilitas akomodasi modern berkelas internasional. Sebagaimana penghuni resor pariwisata tersohor lainnya, warga Sanur harus hidup bersama ribuan pendatang dari berbagai daerah di Indonesia yang mencari nafkah di sektor pariwisata, maupun lalu-lalang turis dari dalam dan luar negeri. Kritik Seni oleh Arif Bagus Prasetyo Info selengkapnya Klik: www.tujuhbintang.com http://blog.tujuhbintang.com
[ac-i] now exhibition by Acep zamzam noor, dkk
Come and visit us …….
[ac-i] Kompetisi Poster, Foto, Esai, dll
Berbagai kompetisi di dalam dan di luar negeri menunggu partisipasi Anda. Ada kompetisi poster, fotografi, mengarang, dan sebagainya. Sebagian di antaranya bisa diklik di: Lomba Poster tentang Anti-Hukuman Mati: http://indonesiaartnews.or.id/opportunitiesdetil.php?id=89 Lomba Menulis untuk Anak: http://indonesiaartnews.or.id/opportunitiesdetil.php?id=87 Lomba Foto Garuda Indonesia: http://indonesiaartnews.or.id/opportunitiesdetil.php?id=86 Lomba Esai Sumpah Pemuda: http://indonesiaartnews.or.id/opportunitiesdetil.php?id=85 Lomba Foto Romantic Moments: http://indonesiaartnews.or.id/opportunitiesdetil.php?id=84 Lomba Mengarang “Children Helping Children”: http://indonesiaartnews.or.id/opportunitiesdetil.php?id=83 SayembaraDesain MuseumKonferensi Asia Afrika: http://indonesiaartnews.or.id/opportunitiesdetil.php?id=82
[ac-i] Aku dan puisi
Aku anak sastra UNPAD Bandung. Aku mencintai puisi.Aku lahir dari puisi. Ketika aku menulis Balada Si Roy, aku mengenalkan puisi kepada para remaja di negeri ini. Lewat tokoh 'Roy, aku kabarkan bahwa puisi adalah sihir. Balada Si Roy bagiku adalah sastra transisi; yang menjembatani sastra populer yang sering dicibiri itu ke wilayah sastra serius yang katanya adiluhung alias sakti mandraguna. Jika ingin mengenal lebih jauh tentang tokoh 'Roy, silahkan pesan ke www.tokorumahdunia.com atau toko buku Gramedia mulai pertengahan Juni dan Tiga Serangkai serta toko buku di kota Anda. Begitulah kukabarkan. Howhg! Dari wigwam Rumah Dunia. Gol A Gong alias FLYING EAGLE
[ac-i] Siaran Pers Festival Negarakretagama 2010
Festival Negarakretagama 2010 Sebuah perhelatan mengenai Seni pertunjukan, Musik, Film, Sastra, Pameran Museum Pawai budaya, bakal digelar di Surabaya dengan label Negarakretagama Festival atau Festival Negarakratagama yang dilangsungkan tanggal 19 – 27 Juni 2010, di beberapa kantong-kantong kesenian di Surabaya. Penyelenggaraan festival ini merupakan kerjasama Pemerintah Propivinsi Jawa Timur (c/q Dinas Kebudayaan dan Pariwisata), Indonesian Dance Festival 2010, Pusat Kebudayaan Prancis (CCCL) Surabaya, TVRI Jawa Timur, UPTD Pendidikan dan Pengembangan Kesenian Taman Budaya, Royal Plaza,City Of Tomorrow, Seni Gallery AJBS Nama festival ini adalah ”Negarakretagama Festival 2010” adapun tema kegiatannya adalah ”Retrospeksi Daya Seni Jawa Timur: Dahulu, Kini dan Esok”. Nama dan Tema kegiatan ini melatarbelakangi Subtema Kegiatan, masing-masing: (a) Spirit of Traditional untuk pertunjukan musik, (b) Tradisi dalam Gerak untuk pertunjukan tari, (c) Kembali ke Ranah Tradisi untuk pertunjukan teater, dan (d) Imaji-Imaji Tradisi dalam heritage untuk pameran museum Mengapa menggunakan nama Negara Kratagama? Secara tekstual Negarakretagama Festival adalah menunjuk pada prinsip-prinsip leadership dan sistem pemerintahan yang berfihak pada rakyat. Adapun makna subjudul: ”Retrospeksi Daya Seni Jawa Timur: Dahulu, Kini dan Esok” adalah merenungkan/memikirkan kembali kekuatan seni Jawa Timur, baik yang berisifat tradisional (mewakili dahulu), modern (mewakili kini), dan yang kontemporer (mewakili esok). Jadi bila ditafsirkan menurut lesikalnya, makna Negarakretagama Festival : Retrospeksi Daya Seni Jawa Timur: Dahulu, Kini dan Esok adalah suatu peristiwa budaya yang konsepnya didasarkan pada spirit kepemimpinan Majapahit, dan kemudian direinterpretasikan dalam bentuk kreativitas seni budaya Jawa Timur. Festival ini menampilkan berbagai sajian pertunjukan seni, antara lain: seni musik, tari, film, teater dan sastra. Baik yang berorientasi pada seni tradisional (merepresentasikan seni masa lalu), seni modern (mempresentasikan seni saat ini), maupun seni kontemporer (merepresentasikan seni masa depan). Adapun, seluruh jenis kesenian tersebut akan ditampilkan dibeberapa ruang yang berbeda, yang masing-masing disesuaikan dengan gaya dan karakter keseniannya. Untuk kesenian tradisional dan modern yang bersifat masif, seperti: Sandur Lamongan, Ludruk Jombang, Wayang Topeng Malang, Parade musik kolintang, Parade musik gamelan dan lain-lain akan ditampilkan di public Space Royal Plaza, City Of Tomorrow dan Lapangan Museum Mpu Tantular Sidoarjo dan diramaikan dengan Pameran bersama beberapa Museum daerah Jawa Timur . Sementara untuk pertunjukan teater, tari dan musik kontemporer akan dipergelarkan di gedung tertutup. Antara lain : pertunjukan musik akan dipentaskan di Pusat Kebudayaan Perancis (CCCL) Jalan: Darmokali Surabaya, Pertunjukan tari di Studio 2 TVRI JawaTimur dan Teater akan dipentaskan di Gedung Cak Durasim, Jalan: Gentengkali 85, Surabaya Selain pertunjukan yang dimainkan dalam panggung terbuka dan tertutup, peristiwa budaya ”Negarakretagama Festival: Retrospeksi Daya Seni Jawa Timur: Dahulu Kini dan Esok” juga akan menggelar pertunjukan seni bersifat edukatif. Yaitu, dimainkan siswa-siswi Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), Mahasiswa, seperti acara lomba-lomba disela pameran museum Jawa Timur dan juga parade Kolintang dan Gamelan. Guna menandai seluruh akumulasi perhelatan akbar ini pada hari pertama akan dibuka dengan arak-arakan keliling kota Surabaya sebagai simbol dimulainya festival. Pengisi Acara: Musik: Ligro (Jakarta), Prabumi (Yogyakarta), Karinding Colaborative Project (Bandung), Koko Harsoe dan Bali Etnic (Bali), The Lagaligo Syndicate (Makassar), Geliga (Riau), Surabaya All Star, Komunitas Jazz Surabaya, One Unnion marcia (Singapura), Wandi (Surabaya ) Tari: Sukarji Sriman (Malaysia), Nurul Malay University (Malaysia), Ery Mefri ( Padang), Eko PC ( Solo ), Satriyo Handriyatno ( Jogja ), Vincen Mansoe (Africa ), HunPen/January ( Kambodia/Malaysia) Kolaborasi Agustinus dan Sulistyo Tirtokusumo (Surabaya /Jakarta), Sobari Sofyan (Banyuwangi). Teater: Monolog 4 Seniman (Surabaya), Teater Lentera ( Palu) Das Teater 151 ( Banyuwangi ), Lanjong ( Kutai Kertanegara ) Pabrik Teater Indonesia ( Bandung) Film : Memutar film Indie yang diproduksi oleh Sineas Muda Jawa Timur dan beberapa sineas luar Jawa timur. Kesenian Tradisi : Wayang Topeng ( Malang), Sandur (Lamongan), Ludruk ( Jombang ) Pameran Museum : Museum Mpu Tantular secara khusus memamerkan koleksinya disertai dengan koleksi dari beberapa museum Kabupaten/Kota Jawa Timur.
[ac-i] Fw: Undangan Pameran Tunggal AT Sitompul, 22-30 Mei 2010 di Bentara Budaya Yogyakarta
Kami Mengundang Anda Untuk Menghadiri Acara Pembukaan ALUN DAN PUSARAN Pameran Tunggal AT.SITOMPUL Menghela Seni Grafis Kurator Hendro Wiyanto Dibuka Oleh Bp. Deddy Irianto (Direktur Langgeng Foundation) Pembukaan: Sabtu, 22 Mei 2010 Pukul: 19.30 WIB di BENTARA BUDAYA YOGYAKARTA Jl. Suroto No 2, Kota Baru Yogyakarta Pameran Berlangsung Hingga 30 Mei 2010 To take full advantage of Flickr, you should use a JavaScript-enabled browser and install'http://www.adobe.com/go/getflashplayer;install the latest version of the Macromedia Flash Player.
[ac-i] Instalasi Waktu _ produksi teater Casanova
Instalasi Waktu Produksi TEATER CASANOVA sebuah Eksplorasi Kreatif [Indonesia-Australia] TGL26 Mei, 2010 di RUang Budaya Mediterrazia, Jln Dago ( 100 meter dari Hotel Jayakarta pingir jlaan kiri) Aktor: Oos Koswara , Jayadi Paembonan, Aguste Dharma, I Made Sudana. Waktu terus berlalu Seiring tangiku dalam kalbu Lama sekali kau memendamnya Membeku menjadi dendam membara Tak ada kehendak yang ku akui Tak ada lagi seorangpun yang ku percaya Yang ku inginkan hanya sendiri (Oos Koswara) Dramaturg : Irwan Jamal Artistik : Alwin Prayoga Lay Out : Aad Akbar Publikasi : Wanggi Hoed Dokumentasi : Rony Ynor Stage Crew : All Cassanova ANDA DATANG MENONTON .. BERARTI ANDA SIAP UNTUK MENGKRITIK.. ! TICKET BOX : Rp. 5000,- Reservasi Ticket Hubungi: (pemesanan tiket: 08123630893. Tempat terbatas untuk 50 tiket) - kedai Mediterrazia, Jalan Bukit Dago Utara no 2 C, Bandung
[ac-i] Tumbu Astiani Ramelan: Batik without borders
Tumbu Astiani Ramelan: Batik without borders *Dian Kuswandini, The Jakarta Post, Jakarta | Mon, 05/17/2010 8:46 AM | People * *A* javascript:increaseFontSize();* | **A* javascript:normalFontSize();*| **A* javascript:decreaseFontSize();* | * ** *Batik aficionado Tumbu Astiani Ramelan used to take batik for granted, she said. * *[image: JP/Dian Kuswandini]**JP/Dian Kuswandini* *“I saw batik every day. I used it all the time — but I never really paid any attention to it,” recalls the 70-year-old.* *Her wedding day in 1969, however, changed her perception of batik forever. Among her wedding gifts, some beautiful batik cloths captivated her. * *“I can still remember how I held my breath, mesmerized by the beautiful batik cloths laid in front of me,” says Tumbu, wife of former trade and industry minister Rahardi Ramelan. That was the moment, she says, when her eyes and heart opened to “beautiful and diverse batik cloths”.* *Since then, Tumbu, now head of Indonesia’s Batik Foundation for Cultural Development, began paying close attention to batik and collecting the textile from across Indonesia. * *“It became an addiction,” says Tumbu, who now has around 1,000 batik cloths. “Whenever I saw a beautiful batik cloth, I would think so much about it that I wouldn’t sleep.”* *But admiration was just the beginning. Tumbu, who then studied batik, became so attached to it that her admiration turned into deep respect. * *“After I learned how to make batik, I realized that it took more than just skill to make one piece of batik cloth — it requires patience, diligence, emotional attachment and high creativity,” says Tumbu, who studied medicine in Russia and specialized in anesthesiology in Germany. * *“I don’t call myself a collector [anymore], but more a batik devotee and observer.” * *Tumbu can call herself anything she wants, but her unique views in issues concerning batik has been said to set her apart from other collectors or devotees. While others were busy accusing neighboring country Malaysia of claiming batik theirs, for example, Tumbu remained calm — and some would say wise. * *“People became so angry over this issue without knowing the facts,” she said. “Malaysia has never registered a patent on batik, but only on a certain batik coloring technique.* *“We shouldn’t make this an issue in the first place. Everybody knows that batik has been part of Indonesian cultures for years – no one can deny that.” * *Although even though the feud was thought a blessing in disguise as it revived batik’s popularity among Indonesians, Tumbu underlines that the issue of batik’s origin shouldn’t be something to debate about. “I don’t agree with forcing the world to admit that batik originated in Indonesia,” she says, adding, “No country can prove it was the birthplace of batik.”* *So, what we should do, Tumbu said, was adopt a different way of thinking: “We ought to ensure the world remember Indonesia first when they talk about batik, simply because we create the finest.* *“What we want is acknowledgment that batik is identical with Indonesia.”* *With this smart response, Tumba continues to display her knowledge about batik. She says that batik is complex. * *“When you try to understand batik, you don’t use a single pair glasses,” she says. “If you try to interpret certain batik motifs, you can’t use your judgment only because batik holds multiple meanings.”* *Tumbu’s deep understanding of batik isn’t the only thing that distinguishes her from batik enthusiasts. * *Her passion to preserve batik, especially old batik cloths that have become rare today, has also made her a high profile in the batik society. Tumbu began to see collecting batik as one way to “save” batik from foreign collectors.* *“I met so many foreign batik collectors, and it’s a bit frightening to think they have been taking our old, valuable batik cloths out of the country,” she says. “If all the best ones were taken abroad, then one day Indonesians would have to travel to countries such as Japan, the US and Germany if we want to see them.”* *With this in mind, she became serious about collecting batik for the coming generations. Not only that, recently she launched her bilingual Indonesian-English book, The 20th Century Batik Masterpieces, as an effort to document her rare collection for the future. * *The book, she says, is also the answer to her long desire to “share” her collection. * *“After collecting batik for 40 years, I asked myself, ‘is there any other advantage to my collection than achieving some sense of self-pleasure and satisfaction?’” Tumbu says. * *Lucky for her, the answer came when a young batik maker and designer, Komar, asked her permission to document her collection. This inspired her to document her own collections.* *“When I found that many other batik makers were requesting the same thing, I thought about publishing a book on my collection so that more people could enjoy them,” Tumbu says. * *With support from
[ac-i] UNDANGAN : Berbincang dengan Remi Silado
Tidak Berjarak dengan Remi Silado Selalu menarik membahas Remi Silado, salah satu sastrawan Indonesia yang masih aktif berkarya hingga sekarang. Selain sebagai sastrawan dan penyair, pemilik nama asli Yapi Panda Abdiel Tambayong dan sederet nama pena itu juga aktif sebagai musisi, dramawan bahkan pelukis. Dalam dunia sastra dan kepenyairan, sastrawan yang pernah dianugerahi hadiah Sastra Khatulistiwa 2002 untuk novelnya Kerudung Merah Kirmizi ini juga dinobatkan sebagai pengarang buku sajak tertebal versi Museum Rekor Indonesia melalui buku kumpulan sajaknya Kerygma Martyria setebal 1.056 halaman. Novelnya bertajuk Ca Bau Kan juga laris manis, bahkan sampai dibuatkan film pada awal tahun 2000-an. Kini setelah berbagai pencapaian itu, bagaimana Remi Silado memandang dunia sastra Indonesia saat ini ? Dewan Kesenian Jakarta mengundang Remi Silado untuk berbagi pemikiran dan pengalamannya, menerawang dunia sastra Indonesia dari sudut pandangnya. Bahkan lebih pribadi, karena Remi akan mengajak kita menyelami proses kreatifnya saat menghasilkan sebuah karya. Remi Silado akan hadir dalam program Bincang Tokoh, sebuah program baru Dewan Kesenian Jakarta yang salah satu tujuan utamanya memberikan ruang diskusi yang tidak berjarak antara siapapun peminat sastra dengan tokoh sastra Indonesia yang telah teruji kualitasnya. Ruang seperti inilah yang diharapkan akan memberikan inspirasi dalam mengembangkan dunia kesusasteraan Indonesia di masa mendatang. Bincang Tokoh bersama Remi Silado Jumat, 21 Mei 2010 15.00 – 17.00 WIB Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki Menteng – Jakarta Pusat Gratis dan untuk umum Informasi hubungi : Nefa Firman – 021 31937639, 3162780, 39899634
[ac-i] Re: Fw: New Book: HIDAYAT (May Swan)
*Bravo, May!* *Regards, Bismo DG, Prague* 2010/5/19 May Teo sub...@singnet.com.sg Kepada kawan kawan sekalian, Ultimus Bandung telah menerbitkan buku baru novel bahasa Inggeris bertajuk *HIDAYAT *oleh May Swan. Terima kasih atas perhatiannya, May Swan. - Original Message - *From:* ultimus bandung ultimus_band...@yahoo.com *To:* ultimus_band...@yahoogroups.com *Cc:* sastra-pembeba...@yahoogroups.com ; apresiasi-sas...@yahoogroups.com; forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com ; media-ja...@yahoogroups.com ; pasarb...@yahoogroups.com *Sent:* Wednesday, May 19, 2010 4:57 AM *Subject:* New Book: HIDAYAT (May Swan) HIDAYAT © May Swan Bandung: Ultimus, 2010 14,5 x 21 cm | 214 pages | Hard Cover 978-602-8331-12-8 IDR65,000 Ultimus Jl. Rangkasbitung 2A, Bandung, 40272 Tel./Fax. 62-22-70908899, 7217724 ultimus_band...@yahoo.com www.ultimus-online.com Hidayat is a victim of the G30S 65 political turmoil in Indonesia. When the traumatic incident occurred, he was a young boy living in a peaceful fruit plantation village in Cianjur, Java. The militiamen came into the house and murdered his entire family. Miraculously he survived. This book is about his life journey carrying the massive emotional excess baggage of guilt, anger and hatred in the quest of self discovery, and the struggle to come to terms with his wretched existence. A chance meeting with the restless and drop dead gorgeous Ariana led him to question his own conception towards women, love and sexuality. May Swan is an Indonesian born Singaporean, other works include: “Matahari Di Tengah Malam”, “Against The Wind”, “Fragranced Deception”, “Sisters In Paradise” and co author of “Emotional Language”. Other titles by the same author: AGAINST THE WIND © May Swan Bandung: Ultimus, 2007 14,5 x 21 cm | 220 pages | Hard Cover 979-99560-8-0 IDR42,000 FRAGRANCED DECEPTION © May Swan Bandung: Ultimus, 2007 14,5 x 21 cm | 232 pages | Hard Cover 978-979-17174-3-4 IDR43,000 SISTERS IN PARADISE © May Swan Bandung: Ultimus, 2008 14,5 x 21 cm | 204 pages | Soft Cover 978-602-8331-01-2 IDR46,000 Ultimus Jl. Rangkasbitung 2A, Bandung, 40272 Tel./Fax. 62-22-70908899, 7217724 ultimus_band...@yahoo.com www.ultimus-online.com
[ac-i] UNDANGAN : Teater Poros PIDATO
Salam! Kelompok teater langganan juara di Festival Teater Jakarta, Teater Poros akan tampil pada Teater Tujuan Dewan Kesenian Jakarta. Ini merupakan pengalaman kedua mereka mendapatkan kesempatan tampil pada program Teater Tujuan setelah pada pertengahan tahun lalu mementaskan lakon bertajuk Anjing Kudisan. Kali ini Teater Poros akan pentas dengan “Pidato” yang disutradarai Idris Sennopati Angin. Naskah karya Putu Fajar Arcana ini bertutur tentang kisah seorang petani yang menjadi korban penguasa yang lalim. Petani itu disiksa dan dipenjara bertahun-tahun lamanya karena dituduh terlibat PKI dan dicap sebagai antek-antek komunis hanya lantaran pernah menerima bantuan berupa palu dan arit. Jumat, 21 Mei 2010 19:30 - 22:00 WIB Teater Sanggar Baru, Taman Ismail Marzuki Jl Cikini Raya No.73 Menteng - Jakarta Pusat Gratis dan untuk umum Informasi : Anita (021) 31937639, 3162780, 39899634 Teater Tujuan merupakan program yang memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi kelompok-kelompok teater di wilayah Jabotabek dalam bereksplorasi dan bereksperimen. Diskusi menjadi salah satu bagian penting dari program ini sebagai sarana mencapai perbaikan dan penyempurnaan karya. Salam! Dewan Kesenian Jakarta
[ac-i] Malaysia Lifestyle??? : tetap Trully Indonesia
Negara Jiran Maling-Sialan itu bilang; pavilyun mereka di Shanghai Expo adalah cerminan gaya hidup malaysia yang sebenarnya. ehem!!! Coba Tengok Rumah Melayu gaya Rumah Gadang Minangkabau. Kayaknya bangsa Indonesia yang terdiri dari lebih 300 etnis bisa membedakan ya,... suku Melayu tidak berRumah Gadang, seperti juga, suku Melayu juga bukan bertradisi batik, namun bertradisi Tenun Ikat atau Songket. Jangan-jangan tarian yang disajikan adalah reog ponorogo dan tari bali,kalleee... Beda iklan pariwisata, beda pavilyun nya. Tampaknya, pavilyun ini tidak menunjukkan slogan iklannya. Menambah keyakinan saya: Malaysia Trully Indonesia wannabe-lah. heuheu http://www.bernama.com/bernama/v5/newsgeneral.php?id=499255
[ac-i] Acara Puisi untuk Guru di Malaysia
Sastera-BERITA HARIAN Cetak . Emel Rakan . Puisi hangat PPDHL Oleh Nazmi Yaakub na...@bharian.com.my 2010/05/19Guru dan murid bergabung tenaga mementaskan sajak, seloka, syair dan gurindam PERSEMBAHAN puisi oleh guru dan pelajar menguasai pentas Malam Puisi Sasterawan Selangor di Pejabat Pelajaran Daerah Hulu Langat (PPDHL), Kajang, baru-baru ini, apabila mereka tampil dengan deklamasi sajak dan lagu serta penyampaian seloka, syair serta gurindam. Malam puisi anjuran Persatuan Penulis Selangor (PPS) dan PPDHL itu bertepatan dengan sambutan Hari Guru, sekali gus menjadikan tema persembahannya akrab dengan dunia pendidikan dan persekolahan. Antara yang mencuri tumpuan ialah persembahan guru Sekolah Menengah Kebangsaan (SMK) Jalan 4 mencuri tumpuan penonton dengan menggabungkan sajak, seloka, syair dan pantun yang berkongsi asam garam dan pahit manis perjuangan guru mendidik anak bangsa. Penyampaian secara seloka itu menyebabkan lebih 100 penonton tersenyum meskipun ia sarat dengan sindiran terhadap isu semasa yang sering mencuit profesion perguruan dan persekolahan, sekali gus meluahkan keluhan terhadap cabaran mendidik pelajar. Aduhai nasib si guru kerjanya banyak tak menentu ibu bapa bising selalu sampai telinga rasa tepu. Aduhai nasib si guru hidup segan mati tak mahu kera di hutan disusui anak sendiri bimbang tak jadi. Masa mengajar tak main-main pinggan tak retak nasi tak dingin walaupun murid tak ingin guru tetap, tak naik angin. Seloka guru SMK Jalan 4 itu bagaikan disambut Penolong Pegawai Pelajaran PPDHL, Nurul Badar Mohd Salleh yang membacakan puisi Cikgu, Suara Kita Adalah Gema karya Ismail Musa, yang memberikan semangat kepada guru untuk meneruskan tanggungjawab mulia itu. Cikgu, suara kita adalah gema dialun dan menara kita jadi pelita menerangi malam gelap kita jadi tangan mengusap dahi anak didik tercinta dari lena tarian, bangunlah agar generasi bonda tidak jadi hamba di bumi tercinta yang bertuah ini. Pegawai Pelajaran PPD Kuala Langat, Abdul Talib Hamid pula membacakan puisinya, Encik Guru, dengan menggunakan diksi yang mengingatkan penonton gelaran kehormat ‘cikgu’ dipadan daripada dua perkataan mulia, iaitu encik dan guru, sekali gus memikul tugas yang murni. Kita mulia ada martabat bina bangsa berdaulat dengan semangat dan kudrat mengheret amanah kerana pejuang besar berkeringat untuk insan yang mulia yang hebat mencurah jasa bakti tanpa penat melampaui garis waktu tersurat melebihi bejana telaga yang diharap. Ketua Satu PPS, Hamzah Hamdani sempat menitipkan puisi ala haikunya, Gurulah Obor, pada hujung ucapan pendahuluannya, sambil memberi penghormatan yang besar kepada guru yang mendidik generasi berilmu dengan sabar. Gurulah obor bawa cahaya hidup sepanjang hayat Gurulah lilin cahayanya mengalir ke jantung bangsa. Guru Sekolah Menengah Agama Persekutuan (SMAP) Kajang, Rahimaton Haron, Zuriyal Hanim Baharuddin dan Siti Aisyah Mohd Akahsah pula membacakan puisi, Travelog Sang Sahabat karya pelajar mereka, Raja Muhd Khairul Akhtar Raja Muhd Najib. Ingatlah tiada ungkapan perpisahan dalam persahabatan walaupun maut menjadi noktahnya kerana sahabat itu terlalu istimewa dalam doa sahabatnya walau tanpa bayangnya. Malam puisi itu turut dihadiri Sasterawan Negara (SN), Datuk Dr Anwar Ridhwan; Ketua Sektor Pengurusan Akademik Jabatan Pelajaran Selangor, Hasnul Hadi Abdullah Sani yang mewakili Pengarah Jabatan Pelajaran Selangor dan Pegawai Pelajaran PPDHL Kajang, Hashim Musa. Tidak ketinggalan SMK Saujana Impian, SMK Convent Kajang dan SMK Abdul Jalil turut memeriahkan acara dengan persembahan puisi tradisional. Selain itu, Penyair dari Indonesia, Viddy Ad Daery, guru Sekolah Kebangsaan (SK) Pandan Indah, Azerai Azmi; penyair PPS, Salleh Mohd Tahir dan Harlyon Yeo turut beraksi di pentas, manakala seniman dari e-Sastera.com, Anuar Bakhri Haron atau lebih dikenali sebagai Anbakri pula menyanyikan lagu puisi.
[ac-i] ANANDA SUKARLAN CENTER for Music Dance dibuka
Ananda Sukarlan Newsletter 1. ANANDA SUKARLAN CENTER for Music Dance dibuka minggu depan 2. Pendaftaran untuk Ananda Sukarlan Award tinggal 1 bulan 3. Cum Laude concert series untuk para musikus muda 1. Akan dibuka minggu depan Ananda Sukarlan Center for Music Dance, sebuah gedung bertingkat 5 di Jl. RS Fatmawati, Kompleks Duta Mas Blok A1 no. 11, Jakarta 12150 . Gedung ini akan merupakan rumah dari Jakarta Conservatory of Music (JCOM, mulai 2011), Jakarta Ballet, Jakarta New Year Concert, Yayasan Musik Sastra Indonesia, Ananda Sukarlan Award dan showroom serta pusat penjualan berbagai macam instrumen musik serta asesoris musik lainnya. Juga ada mini concert hall dengan kapasitas sampai 60 orang serta beberapa ruangan yang dapat disewakan untuk keperluan mengajar dan latihan. Disini jugalah Ananda Sukarlan akan memberikan masterclasses jika beliau berada di Jakarta. Semua manuscript dari karyanya juga akan disimpan di sini dan dapat dipelajari oleh para siswa dan musikus yang ingin membuat research tentang karyanya. Kami dengan gembira menyambut kunjungan anda ke Ananda Sukarlan Center ! Gedung kami terbuka untuk anda 7 hari seminggu dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam. Anda tidak akan bisa melewatkan warna gedungnya yang unik, gabungan dari gradasi ungu dan jingga. Silakan hubungi ananda.sukar...@musik-sastra.com atau telp. 021.26718621 dan 021.34110621 2. Jangan lupa, batas waktu pendaftaran untuk Kompetisi Piano Nasional Ananda Sukarlan Award adalah 10 Juni 2010. Kompetisi ini akan diselenggarakan tanggal 20-25 Juli 2010. Pendaftaran mohon dikirimkan ke kantor pusat ASA di Ananda Sukarlan Center (alamat di atas). Segala info mengenai kompetisi ini bisa dibaca di http://asaward.blogspot.com . Untuk pendaftaran dan juga pengiriman lagu wajib silakan hubungi Chendra Panatan di y...@yahoo.com atau 0818 891038. 3. Yayasan Musik Sastra Indonesia akan memulai Cum Laude Concert Series di Jakarta mulai bulan Juli ini di berbagai venue. Minimal 1 konser dalam 1 bulan akan diadakan oleh YMSI, mengundang para musikus muda yang gemilang untuk memperkenalkan mereka ke publik Jakarta. Akan ada 2 macam konser yang akan kami adakan : khusus untuk para sahabat YMSI yaitu para donatur dan undangan khusus, serta konser untuk publik dengan harga tiket yang sangat terjangkau terutama untuk para pelajar dan pemuda. Konser untuk para Sahabat YMSI akan diadakan pertama kali tanggal 8 Juli bersama pemenang Ananda Sukarlan Award 2008 Inge Buniardi dan pemain cello Asep Hidayat. Sedangkan konser perdana untuk publik akan diadakan tanggal 14 Juli mempersembahkan pianis Elwin Hendrijanto serta gitaris John Paul. Info mengenai Cum Laude concert series akan kami berikan lebih lanjut di Newsletter berikut dan di http://www.musik-sastra.com .
Re: [ac-i] Jangan Lupa, 22 Juni Pakai Baju Koko dan Kebaya Encim
banyak karyawati gubernuran jakarta yang pulang naik motor. kebaya encim menjadi tidak praktis dan akan menyulitkan,... untung kalau bisa ganti baju untuk naik motordan mungkin,... pantesan aja, untuk beberapa jenis kerja di Indonesia masih dikenal pembagian kerja secara seksualkalau saja, pekerjaan seperti: supir, tukang lampu/tukang kebon/tukang batu atau semacam tehnisi ... diisi oleh wanita, seperti yang bisa terlihat di negara seperti Canada atau A.S. tempat kabari berada,... negara yang sudah memberlakukan kesetaraan gender dengan plus-dan-minusnya,... pastilah .. kebijakan pakai kebaya encim ini akan mendatangkan protes."untung"nya,.. masih banyak perempuan Indonesia, khususnya yang bekerja di kantor gubernuran,... masih merasa senang dengan pembagian kerja secara seksual, ... dan (baik laki-laki dan perempuannya) masih sangat percaya dan menjunjung mitos tentang "kodrat" yang absurd itu.TabikGayatri--- On Tue, 18/5/10, John Oei j...@thinkapril.com wrote:Subject: [ac-i] Jangan Lupa, 22 Juni Pakai Baju Koko dan Kebaya EncimDate: Tuesday, 18 May, 2010, 14:46 http://www.KabariNe ws.com/?34939Jakarta, KabariNews.com - Menyambut Hari Ulang Tahun Kota Jakarta ke-488 yang jatuh pada tanggal 22 Juni mendatang, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo menghimbau agar warga Jakarta mengenakan pakaian adat Betawi, yakni baju koko untuk pria, dan kebaya encim untuk perempuannya."Sebagai rasa memiliki terhadap Kota Jakarta, tidak ada salahnya kalau kita pakai baju koko dan kebaya encim. Untuk PNS DKI diwajibkan pakai, tetapi untuk warga Jakarta sifatnya himbauan saja," tegas Fauzi Bowo.Seperti biasanya, perayaan ulang tahun Jakarta selalu digelar bersamaan kegiatan-kegiatan lainnya selama satu bulan penuh, diantaranya adalah event akbar Jakarta Fair atau Pekan Raya Jakarta (PRJ) yang dilaksanakan mulai tanggal 22 Juni hingga 22 Juli.Selain itu, perayaan HUT Jakarta kali ini juga akan diisi dengan berbagai kegiatan yang bersifat mengundang partisipasi masyarakat. Bahkan Foke (sapaan akrab Gubernur DKI Jakarta) menjelaskan bahwa pada perayaan HUT Kota Jakarta tahun ini rencananya akan diadakan perlombaan lari sejauh 10 kilometer dan lomba renang antarpulau di Kepulauan Seribu.
[ac-i] GRATIS WORKSHOP MENGGAMBAR
GRATIS WORKSHOP MENGGAMBAR - KEMAMPUAN DASAR SMP-SMA ISLAM TERATAI PUTIH GLOBAL Sabtu-Minggu 22-23 Mei 2010, di MALL MEGA BEKASI, lantai 4, Stand TERATAI PUTIH GLOBAL SCHOOLS pukul 13.00-17.00 Contact Person : Anissa Anwar 085882648450 Bosan Workshop dalam KELAS? Bosan Menggambar dalam KELAS? Malu Menggambar di luar KELAS jika sendiri? Merasa tidak mempunyai BAKAT menggambar? Setiap orang mempunyai kemampuan menggambar. Menggambar bukan aktivitas monopoli anak kecil saja. Orang dewasa pun mempunyai kemampuan untuk belajar menggambar. Menggambar tidak perlu bakat. Apakah kita mempunyai bakat untuk menulis dan membaca? Kita bisa Menulis dan Membaca karena diajarkan di sekolah. MENGAPA BELAJAR MENGGAMBAR PENTING? Karena kita semua mempunyai kecerdasan visual, bukankah sebelum belajar bicara pada saat bayi, kita belajar untuk mengenal keluarga dan benda-benda yang ada di sekitar kita. Semenjak kecil kita dituntut untuk biasa menggunakan kecerdasan verbal (seperti menulis, membaca teks) maka kecerdasan visual kita tidak berkembang karena tidak dibiasakan dan diasah semenjak dari kecil. Bayangkan jika kita memaksimalkan potensi yang ada di otak kita. Jadi jangan ragu lagi untuk mengembangkan kecerdasan visual kita!!! Sebagai awal untuk menyebarkan BUDAYA BERPIKIR VISUAL agar semua orang memaksimalkan KECERDASAN VISUAL INGIN IKUTAN? SMP-SMA ISLAM TERATAI PUTIH GLOBAL mengadakan WORKSHOP MENGGAMBAR GRATIS pada tanggal 22-23 Mei 2010, di MEGA BEKASI, lantai 4, Stand TERATAI PUTIH GLOBAL SCHOOLS pukul 13.00-17.00 Contact Person : Anissa Anwar 085882648450 Syarat Peserta untuk mengikuti GRATIS WORKSHOP MENGGAMBAR : 1. Usia Peserta min 12 tahun keatas 2. Peserta bersedia membawa masing-masing Alat Gambar seperti Pensil, Pensil Warna, Tinta Cina, Cat Air, Cat Poster, Palet, Kuas dsbnya. Papan Gambar A3 dan Kertas Gambar, alas tempat duduk (kursi lipat kecil, tikar, kertas koran, dsbnya, bebas). Jadwal Kegiatan Workshop 1. Peserta diajak untuk mulai berpikir visual, kreatif, dan berani menggambar, kemudian belajar mengenal berbagai media seni, dan menggambar komposisi bentuk dasar dan cara mengarsir dengan pensil. 2. Peserta belajar menggambar komposisi alam benda dari berbagai sudut pandang yang berbeda dengan menggunakan pensil.
[ac-i] Klarifikasi dari Arahmaiani
Yth. Para Pembaca Hari Rabu pagi pada pk. 09.48 WIB, seseorang telah menggunakan alamat imel Arahmaiani yang menyatakan seolah Iani berada di London dan membutuhkan uang. Hal tersebut tidak benar, karena Iani berada di Indonesia dan dalam keadaan baik-baik saja dan tidak meminta kiriman uang. saya kira modus seperti telah banyak terjadi dan mudah-mudahan kawan-kawan tidak ada yang tetipu Saya juga diminta melalui imel ini, bahwa iani telah kehilangan seluruh alamat imel dalam buku alamat yang ada pada alamat imel Iani yang lama, sehingga dia perlu mengganti dengan alamat imel yang baru, yang bisa dilihat pada kolom Cc diatas. Bagi kawan-kawan Iani, dipersilahkan untuk menghubungi dia melalui alamat imel yang baru tersebut. Juga untuk moderator milis ACI ini untuk dapat mengubah alamat imel Iani agar dia dapat menerima postingan milis seperti sedia kala atau kontak dengan kawan-kawan yang lainnya di alamat imel yang baru Terima kasih untuk kerja samanya Tabik Gayatri