[ac-i] racun ato obat ??

2009-01-27 Terurut Topik penyair_goblok
saya berpikir saat ini lah waktu nya bagi kita untuk bersama sama
bergerak bersama sama untuk memilah mana yang racun mana yang obat..
ini seperti sungguh harus bener bener ber hati hati kita meliat nya
dalam kaca wilayah di indonesia ini, klo saya pikir tempat tinggal
penulis tidak mewakili antropoli dan sosiologi wilayah dari nusantara
cara pemakain bahasa yg terlalu subyektif, sudah hilangkah akal
berfikir kita. atau duri dalam tulang kah yang selama ini melumpuhkan
kaki dan membutakan mata serta memekan telinga kita. sehingga kita
sudah tak dapat lagi memisahkan mana racun dan mana obat selama itu
juga kita menunggu satu persatu tubuh kita terpisahkan serti nya kusta
telah mengerogi suatu penyakit yang membinasa kan suatu kaum pada
jaman nabi dan rasul. baik dan buruk setiap manusia pasti memiliki.
dengan itu lah manusia hidup seperti ya dan tidak, tapi ada rasa lain
dalam hidup dan ke hidupan ini seperti senang sedih suka dan duka
senantiasa klo di urai satu persatu pola yang melingkari kehidupan itu
sendiri tiada yang terliat hanya terang. sesekali seberkas warna hijau
di sudut mata.


Bagian 3. PERTENTANGAN

Pada Matematika dan Ilmu Alam rendahan, ya dan tidak itu tak langsung
berupa pertentangan yang terang, melainkan mula-mula berupa timbul
atau hilang. Baru pada kedua perkataan timbul dan hilang ini (weden
und vergehen) kata Engels, dia berupa pertentangan. Tetapi pada Ilmu
Masyarakat berdasarkan Komunisme, ya dan tidak itu langsung dan nyata
berdasarkan pertentangan.

Pencaharian Arab di daerah tempat saya menulis Madilog ini, yakni
daerah Jakarta, terutama sekali memperbungakan uang umum dipasar-pasar
dipinjamkan Arab pada Indonesia R 1,- dengan bunga 5 sen sehari.

Berupa kecil, tetapi menurut perhitungan Matematika bunga semacam itu
dan 1,825% setahun. Ini menurut Logika, menurut hitungan bunga
berbunga pula (samengestelde interest). Dengan kerja semacam itu dari
turunan keterurunan, mereka menjadi kaya, ada kaya raya mempunyai
tanah dan rumah. Tentulah bukan satu kali hal yang kita tuliskan
dibawah ini sebagai contoh, yang terjadi semenjak bangsa ini
meninggalkan Tanah Suci dan mencemarkan kaki pada tanah kita yang
dianggap tidak suci ini.

Sebagai misal: Seorang tuan tanah Arab, kita namakan saja Halal bin
Fulus, sudah lama meminjamkan uang pada seorang petani Indonesia.
Petani menanggungkan tanah dan rumahnya atas pinjaman itu. Dia tak
bisa melunaskan hutangnya, sebaliknya membeli makanan dan pakaian dan
membayar pajak pada pemertintah Belanda saja, sebetulnya tak bisa
ditutup dengan hasil tanahnya yang sebidang kecil itu. Keperluan luar
biasa pada umat Islam, seperti menyunat dan mengawinkan anak dan
merayakan Hari Besar Islam, Lebaran, menuntut ongkos luar biasa yang
bagaimana juga rajinnya dia bekerja tak bisa dipenuhi lagi. Terpaksa
ia meminjam uang lagi kepada tuan Halal bin Fulus dari Tanah Suci yang
seagama dengan dia. Melunaskan hutang dan bunganya yang makin lama
bertambah-tambah itu. Tuan Halal bin Fulus tahu pula akan sifatnya
petani Indonesia, het zachte volk der aarde, itu bangsa yang
semanis-manisnya. Gula Arabpun manis, dan tuan Fulus tak keberatan
melebihi harga tanggungan. Tetapi pada satu ketika harga tanah
pekarangan dan rumah petani sampai menjadi kurang atau hampir saja
dengan hutang bunganya. Disini tuan Fulus baru sekarang petani ada
semacam tikus di dalam cengkeraman kucing. Seagama atau tidak, dengan
manis atau suara keras, namun hutang mesti dibayar.

Kalau kebetulan petani ada mempunyai anak perawan yang cocok sama
perasaan tuan Fulus, suka atau tak suka si perawan, karena petani
kebuntuan jalan, perkara hutang mungkin dihabiskan dengan perdamaian
diantara tuan Fulus dengan petani Indonesia berdua saja. Tetapi kalau
petani kebetulan punya anak bujang saja, atau kalau ada perawan yang
cantik tetapi jika si ayah meskipun kemauan anaknya yang tak mau
dikawinkan dengan tuan Fulus yang sudah tua dan beberapa kali kawin
itu, maka disini timbullah percekcokan. Tuan Halal bin Fulus kita
andaikan marah dan pergi mengadu ke Pengadilan.

Perkara diperiksa. Kalau perlu tuan Fulus mencari advokad yang pintar;
arief bisaksana, yang tentu akan berusaha keras, menurut nilai
pembayarannya. Dalam 99 diantara 100 perkara semacam itu, tentulah
tuan Halal bin Fulus berasal dari tanah Suci, yang menang. Petani yang
tak kuasa membeli beras atau sehelai pakaian buat anak bini masa
Lebaran, kalau tak meminjam lebih dahulu pada tuan Fulus, manakah bisa
bayar advokat. Pengadilan umpamanya memutuskan, bahwa si-tani mesti
menjual tanah, pekarangan, rumah dan perabotan kalau ada; sapi atau
ayampun kalau ada, buat membayar hutangnya.

Sedikit kepanjangan buat contoh, tetapi kependekan buat hal yang
banyak sekali terjadi di pulau Jawa dan penting buat kehidupan orang
Indonesia. Sekarang kita bertanya : Adilkah putusan Hakim Pengadilan
tadi? Inilah salah satu dari pertanyaan yang tiada boleh dijawab
dengan ya, dan tidak saja. Karena pertanyaan itu berkenaan dengan
perkara yang berhubungan 

[ac-i] rencana agenda tahun 2009

2009-01-19 Terurut Topik penyair_goblok
desember 2009
pembahasan tentang persib
di sini kita dapat datang bertemu dan berbincang sesama pencinta persib 
tentang history persib
ato prestasi nya
serta kendala kendala 
selama 10 hari dari tanggal 1 desember sampai 10 desember 2009
tanggal 1 desember pembicara sesepuh sepak bola bandung, 
pembahasan : mengenai sepak bola jawa barat prestasi dan perkembangan
di waktu era beliau
moderator nya kang ibing


tanggal 2 desember tokoh tokoh sepak bola yang lain hadir 
seperti mantan pemain berprestasi, berbicara tentang persib saat ini
moderator nya sule API.

tanggal 3 desember berbicara tentang sepak bola saat ini,
pembicara nya bapak wakil gubernur, 
beliau akan berbicara tentang pandangan nya dan pendapat nya
tentang persib dan seberapa yang beliau tahu tentang persib
moderator, mi ink (bagito)gumelar

tanggal 4 desemaber 
pemain sepak bola senior
berbicara tentang persib
host nya sule

tanggal 5 desember 
pembicara nya dari tokoh tokoh muda bandung
(dari tokoh tokoh dari kelompok kelompok muda bandung Brother,HDCI,)
berbicara tentang persib dan harapan nya terhadap persib di masa yang
akan datang.
moderator nya budi dalton

tanggal 6 desember
pembicara nya dari kalangan musisi muda bandung 
(cangcuter, st 12 dan lai n lain nya)
moderator nya happy salma

tanggal 7 desember
pembicara nya dari kalangan artis musik senior bandung
berbicara tentang persib dan harapan harapan nya untuk persib
moderator nya johana.

tanggal 8 desember
tokoh tokoh muda bandung
berbicara tentang persib
moderator nya johana/budi dalton

tanggal 9 desember 
pembicara nya pemain persib
host nya happy salma
berbicara posisi persib di lapangan
dan berbagi cerita tentang kendala kendala yang ada

tanggal 10 desember penutupan
pembicara nya ketua umum persib saat ini
yang ber bicara tentang persib

sampai jumpa pendopo nol kilometer
di acara :
  seminggu bersama PERSIB nu Aing

 




[ac-i] 17 desember 2009

2009-01-18 Terurut Topik penyair_goblok
kamis malam 16 desember malam tahun baru..
diri ku sampai di kota yang sering di sanjung sanjung di nusantara ini
setelah memasuki kota nya langkah ku arahkan ke Pendopo Nol kilometer.
ku hempaskan ke letihan di atas sopa tua di pojok sambil menghirup ke
sejukan sore itu, mungkin memang berbeda klo di bandingkan masa masa
menir belanda menjadikan bandung sebagai kota peristirahatan, berdasar
bukti bukti yang ada bebera meter dari sana tongkat kota bandung di
tancapkan,. pojok atas bar keliatan  poto poto para pemimpim bandung.
tak berapa lama seorang pelayan menghampiri ku
menyapa dengan senyuman khas tanah priangan, sambil menananyakan
adakah sesuatu dapat di bantu. 
karna saya baru pertama kali dataeng ke pendopo 0 Km.
saya diajak berkeling sambil memperkenalkan bandung pada saya, seakan
akan semua nya telah di siapkan untuk saya.
sambil mengucapkan terimaksih saya sampaikan pada nya klo saya mau
minum kopi aja
pelayan itu menanyakan apakah saya mau di ambil kan, aku mau bikin
sendiri.
saya coba bikin sendiri aja ujar ku
silahkan bapak di sebelah sana di atas perapian ada 2 buah teko kedua
telah berisi air panas.. di samping nya ada meja kecil, disana ada
beraneka macam kopi di nusantara ini
yup,
saya melangkahkan kaki kesudut ruangan itu di ikututi pelayan tadi
karan saya sedikit bingung memilih kopi nya pelayan tadi datang
menghampiri, maaf adakah yang dapat saya bantu
ujar nya
oya saya mau coba kopi bandung
sambil memperliat kan merek kopi nya kepada saya pelayan bertutur
tentang proses kopi dan awal pendirian nya
minum kopi sama pisang rebus di sore yang indah
gerimis masih aja membasuh debu pada bunga bunga di pinggir jalan.
sambil menghirup





Re: [ac-i] Mencari Tuhan, sebuah kesaksian.

2008-12-24 Terurut Topik penyair_goblok

siapa yang pernah ketemu tuhan? manusia sekarang banyak yg goblok. dia
bikin sebuah benda dan disembah nya benda itu, 
dan selama ini gw punya wartel gw ga pernah kenal yang nama nya
Asosiasi Warparpostel Seluruh Indonesia?? siapa yang ngangkat ya???
gw ketua Asosiasi Warparpostel Seluruh dunia.ga bangga biasa aja.
klo soal perjuangan hidup dan idealisme semua orang punya itu. 
klo mengenai hubungan anda dengan apa yang anda yakinin(tuhan) itu hal 
boleh saya tahu kenapa anda menyakinin itu tuhan, selama ini yang saya
liat cuma simbol simbol yang di bikin manusia lain yang anda sembah? 






--- In artculture-indonesia@yahoogroups.com, mangoenpoerojo roch
basoeki elrob...@... wrote:

 Sebuah Kesaksian, 
 
 Semula saya berada di tengah kekuasaan (TNI) pada posisi cukup
strategis. Itu saya tinggalkan untuk menjadi trasmigran, nyangkul,
bersama seluruh anak isteri. Income saya menyusut tinggal 10% saja,
itupun saya peruntukkan bagi pendidikan para transmigran. Sementara
isteri, saya masukkan ke departemen transmigrasi untuk mengurus rumah
tangga. 
 
 10 tahun saya di sana. Yang aneh ketika itu, saya kedatangan tiga
Uskup dari wilayah Jakarta
 (dimana saya berasal), dari PAlembang (dimana saya bermukim) dan dari
 Lampung. Katanya, mereka akan membuat kesaksian keimanan saya dan
 keluarga. Saya kembali ke jakarta setelah para transmigran sudah
tidak membutuhkan saya, karena menikmati hasil kebun karet yang sudah
siap nyadap. 
 
 Selama itu pula, saya menolak berbagai tawaran kekuasaan. Bahkan
ketika di jakarta, saya memilih membuka wartel yang kemudian terpilih
menjadi Ketua Umum Asosiasi Warparpostel Seluruh Indonesia, karena
mereka merasa saya belain. Sebagai pengusaha gurem, saya sering
menjadi bahan tertawaan dari asosiasi lain bila ada pertemuan
nasional. Warteg atau wartel, tanya mereka. Dan seterusnya, saya
sungguh enjoy bersama orang- orang kecil bersandal jepit itu (PDIP),
berbagai organisasi saya bentuk dan kegiatan saya lakukan dengan dana
sendiri (dari Tuhankah? ; saya tidak pernah merasa dikhianati oleh
Tuhan). Termasuk satu setengah tahun saya mengawani korban lumpur
lapindo di Sidoarjo. Namun semua organisasi dan kegiatan saya hentikan
secara serta-merta ketika saya melihat bahwa members-nya hanya cari
uang semata (padahal waktu dimulai seolah-olah orang-orang itu sarat
idealisme).
 
 Sampai dengan tahun 2008 ini (28 tahun setelah meninggalkan
birokrasi/pemerintahan), saya tidak pernah secara khusus mencari uang
dan, apalagi kekuasaan (malah selalu saya tolak). Tetapi sampai hari
ini saya tidak miskin banget. Entah dari mana saja saya dapat uang,
isteri saya tidak pernah tahu karena saya pun tidak tahu, semua serba
ujug-ujug. Malah orang-orang bilang saya ini orang kaya, gila kan.
Pendapat mereka demikian karena isteri dan dua anak saya sudah
puter-puter Asia, dan isteri saya sudah muter Eropa selama 3 bulan. 
 
 Puji Tuhan, syukur kepada Allah, yang telah memberikan
segala-galanya pada kami sekeluarga, bukan hanya materi tetapi juga
kehormatan. Sekalipun saya hanyalah transmigran dan seorang kopral
belaka, tetapi saya merasa dihormati oleh lingkungan saya. Misalnya,
ada tilpon menanyakan keadaan negeri dan konstitusinya. Tuhan-lah yang
mengetuk hati para penilpon itu untuk bertanya kepada (menghormati
keberadaan) saya. 
 
 Terima kasih Tuhan.
 salam, robama. 
 
 
 
 
 
 From: leonardo rimba leonardo_ri...@...
 To: spiritual-indone...@yahoogroups.com
 Sent: Monday, December 22, 2008 8:49:49 AM
 Subject: [ac-i] Mencari Tuhan
 
 
 T = Mas Leo, terima kasih banyak atas catatan di facebooknya,
terutama diskusi dalam posting dengan subject: Dari Brahmacarya
sampai Lia Eden. Itu yang selama ini kucari-cari. 
 
 Sebenarnya penjelasan ttg Tuhan dalam kesadaran manusia udah lama
kubaca. Cuma untuk memahaminya secara mendalam dan menginternalisasiny
a masih sulit. Pijakan awalnya tidak ada. 
 
 Jadi tengok kiri dan kanan kok tidak ada penjelasan. Baca berbagai
literatur juga tidak ada jawaban yang pas. Memahami dengan menjalankan
ritual ibadah juga belum paham juga. 
 
 Apalagi ditambah persoalan yang menempatkan aku dalam situasi yang
tidak fair. Katanya dalam Islam semua manusia sama tapi yang terjadi
perempuan diperlakukan sebagai objek. 
 
 Habis-habisan rasanya mencari jawaban dimana Tuhan yang adil.
Rasanya seperti ditinggalkan dan dikhianati Tuhan. Keimanan jadi
diobrak-abrik, karena selama ini doa-doaku terjawab dengan
keajaiban-keajaiban . Siapa yang tidak bingung dan marah dibiarkan
hidup tanpa pegangan. Mencari dalam diri sendiri juga tidak ketemu.
Akhirnya kosong ...
 
 Kok ya ujug-ujug muncul satu-persatu jawaban. Awalnya cuma sepotong
saja yang masuk. Eh kok cukup mengena. Terus mencari lagi, ketemu lagi
sepotong... Jadi seperti mulai menyusun puzzle. 
 
 Cuma masih gamang karena dasarnya belum ketemu, tapi mulai semangat
untuk mencari. Eh ya memang waktunya udah menemukan yang dicari, dan
muncul dasar dari semuanya. Dan jadi mulai membuka filefile di Milis

[ac-i] Re: Kebudayaan harus jadi tameng beri nilai tambah

2008-12-18 Terurut Topik penyair_goblok
 gw sech setuju aja ama apa yang di paparkan oleh  sdr Anna.
menurut gw para budayawan harus sering nongkrong bareng. berpikir
bukan berkhayal dan berceloteh. kenapa budayaan karna mereka lah orang
orang dalam masarakat yang mengerti akan kebudayaan, entalah klo
budayawan nya udah ga berbudaya lagi!
sekarang mari bersama sama berbuat dan saling memandang dengan senyum,
untuk budaya kita. 
 coba liat ampir semua space seni dan budaya di kuasai asing, tuan
rumah cuma seremonial aja. di sini saya pernah paparkan dalam tulisan
saya 'Menghidupkan seni dan budaya dari seni budaya sendiri'
bukan manja nunggu angaran dari. coba dech para budayawaan berpikir
sedikit lebih cerdas..
siapakah yang salah? budaya asing yang masuk kah yang salah? saya jadi
senyum sendiri klo meliat kenyataan dan mendenger pernyataan yang
selalu menyalahkan ato mencari kambing hitam, coba donk dengan gagah
berdiri seperti laskar patih gajah mada dan mengakui ya ada yang salah
selama ini. dan siap untuk gigi.
 
 
 Sdr. Anna Yth.,Saya seruju dengan tulisan itu.Dibawah ini sata
cuplikkan bagian dari tulisan saya tentang Kebojakan Ilmu Pengetahuan
dan Ilmu Pengetahuan dalam kebijakan.Kebudayaan mempunyai pemaknaan
yang luas, yang merangkum ulah pikir dan perilaku manusia. menurut
hemat saya letaknya tepat adalah menggabungkan dengan Pendidikan dan,
Pengajaran .Salam hormat,B.Hidayat.
 VII. PENUTUP
 
 Seperti dicontohkan secara sumier
 dalam paparan diatas perlu adanya elemen interaktif antar lembaga
penelitian,
 kesatuan pandang mengenai tantangan ilmiah nasional, wali penelitian
yang
 berwawasan kedepan. Karena elemen tersebut berada dalam wadah kegiatan
 masyarakat yang dibalut oleh kebudayaannya masing-masing nasional
ataupun lokal
 maka imbuhan budaya kepada sikap peneliti tidak dapat diabaikan. Tatanan
 kebudayaan ini dirasakan penting dalam konteks memajukan ilmu
pengetahuan diabad
 ke-21. Bahkan perlu menurut beberapa negara menyatukan kebudayaan
dalam satu
 rumpun  dengan sain dan teknologi. Kato
 (vide: Normille, 2001) dari Science and Technology Agency, Jepang bahkan
 menuturkan The ministry where education, technology and culture are
integrated
 should be the leading ministry for the 21st Century. Jepang tidak
 hanya sendiri mewadahi Culture bersama atribut kemanusiaan lainnya
sains dan
 teknologi. Rupanya hanya Indonesia yang, entah karena visi panjang atau
 pendeknya, perlu mengkerdilkan kebudayaan hanya menjadi bagian dari
pariwisata,
 dan bukan menjadi satu dengan upaya sains dan teknologi.
 
 Dalam
 mengembangkan kebijakan sains matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, yang
 menjadi topik hari, dirasakan perlu menekuni adagium bahwa dunia
(materi)
 selalu harus dapat dimengerti dan dapat dimanfaatkan 
 
 
 --- On Tue, 12/16/08, Anna Rainsakina annarain...@... wrote:
 From: Anna Rainsakina annarain...@...
 Subject: [ac-i] Kebudayaan harus jadi tameng  beri nilai tambah
 To: artculture-indonesia@yahoogroups.com
 Date: Tuesday, December 16, 2008, 10:04 AM
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 Kita sekarang telah memasuki gelombang IV dari sejarah
perkembangan
 umat manusia dan di era ini kebudayaan harus mampu menjadi tameng jati
 diri sekaligus memberikan nilai tambah secara ekonomi,
 
 Para budayawan yang berkumpul dalam kongres ini, ujarnya, agar dapat
 menyusun secara jelas kebudayaan yang bagaimana untuk kemajuan dan
 perdamaian menuju kesejahteraan sesuai tema kongres. telusuri berita
selanjutnya di sini 
 
 
 Anna R



[ac-i] Re: [ac-ikongres kebudayaan tak pernah mau bersikap

2008-12-18 Terurut Topik penyair_goblok
mungkin yang merasa seorang budayawaan harus lebih banyak berbuat,
klo boleh tahu siapa sih budayawan di negeri ini? apa aja telah mereka
perbuat untuk budaya dan negeri ini? apa para pelaku nya terlalu
banyak yang onani. maka nya terjadi seperti ini, ato duduk yang tidak
pada tempat nya?
klo tiada itu semua cuma tersisa dua kelompok lagi yang satu adalah
para senewen (sebab antara senewen dan seniman nisbi sekali)yang lain
nya keserakahan lah yang membuat ini jadi berantakan
solusi nya cuma satu action
coba liat berapa lama budayawaan kita mandul dalam membuat bangsa ini
berbudaya. bukan salah bunda mengandung, dan juga bukan salah bapak
yang punya burung.


 In artculture-indonesia@yahoogroups.com, agung kurniawan
agungleak2...@... wrote:

 saya kiri pernyataan saya tentang kanan dan kiri adalh sebuah contoh
bagaimana selama ini para intelektual dan budayawan telah terjebak
dalam iklim parokhial yang sangat parah. Ketika membicarakan sebuah
kongres kebudayaan persoalan terpenting yang menggangu kepentingan
nasional yaitu homogenisasi pola pikir tidak diangkat. Bahkan
dianggap semata-mata persoalan kesenian.
 Lepas dari apakah persoalan kebudayaan akan bicara tentang banyak
hal, akan tetapi keheningan para pelaku dan penggiat kongres
kebudayaan tentang UU pornografi dan hadirnya hukum berdasar salah
satu agama tertentu, dan jelas-jelas tidak sejalan dengan kepentingan
nasional (negara indonesia berdasarkan atas keberagaman) menyisakan
pertanyaan besar.
 
 Mengapa ketika kepentingan akan indonesia yang beragam diusik tidak
ada satu rekomendasipun mengenai hal itu? Mengapa justru yang muncul
rekomendasi tentang tahun kebudayaan? Apakah panitia dan peserta tidak
bisa memilih mana yang urgent dan mana yang tidak?
 
 Kalau itu tak terjawab jangan-jangan kita para budayawan dan
intelektual kampus tak lebih dari budak-budak kepentingan orang lain
(pemilik modal, teknokrat pemerintah, politisi busuk dan lain sebagainya).
 
 Tolong pertanyaan yang terus saya persoalankan dijawab; bagaimana
respon resmi dari kongres kebudayaan tentang homogenisasi indonesia
melalui cara-cara pemberlakuan hukum yang bertentangan dengan tujuan
dan kepentinga nasional?
 
 kalau itu tidak terjawab mengapa kita harus mendukung tahun
kebudayaan 2009?
 
 agung kurniawan 
   
 --- On Wed, 12/17/08, mangoenpoerojo roch basoeki elrob...@... wrote:
 From: mangoenpoerojo roch basoeki elrob...@...
 Subject: [ac-i] BUDAYA SALAH KAPRAH
 To: budaya art artculture-indonesia@yahoogroups.com
 Cc: artculture-indonesia moderator
artculture-indonesia-ow...@yahoogroups.com
 Date: Wednesday, December 17, 2008, 12:15 AM
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 Sekaligus menanggapi seluruh komentar tentang perlunya
tahun kebudayaan yang dilempar oleh mas Luluk Suniarso. 
 
 1. mari kita akhiri budaya saling menyalahkan dengan menyadari bahwa
semua kesalahan yang sedang berjalan (berkenaan dengan penyelenggaraan
negara) adalah SALAH KAPRAH yang membudaya. Siapapun yang memimpin
negeri ini akan terjebak oleh kesalah-kaprahan itu. Kita ingin
perubahan tanpa tahu apa yang mau diubah, diubah menjadi seperti apa,
dan dimulai dari mana. 
 
 2. menurut saya, dari segi pola pikir, harus dimulai dari pola
penggunaan ilmu pengetahuan (lihat saran mas profesor bambang
hidayat). Ilmu pengetahuan yang semakin spesialissasi, hendaknya tidak
digunakan untuk memaksakan perilaku masyarakat agar melakukan sesuatu
sesuai tuntutan spesialis.  IP
  hendaknya digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, dalam arti
kemampuan dan tuntutan dari masyarakat yang senyata-nyatanya. So,
dengan IP itu kita harus berupaya dulu untuk tahu sebenar-benarnya
kemampuan masyarakat kita yang tidak banyak tuntutan itu. Ilmu manakah
yang harus kita gunakan. (menurut pengembaraan saya, antropologi
adalah ilmu utama untuk masyarakat kita). 
 
 3. Dari segi politik (agar tidak terjebak akan issue KIRI VS KANAN,
mas Agung), kita harus bersepakat tentang TUJUAN NASIONAL. Untuk kita
sadari bahwa kita sebagai sebuah bangsa yang katanya besar, ternyata
tidak punya tujuan (makanya sering kita dengar mau kemana negara
ini). Mari kita baca baik-baik apa kata pendiri negara kenapa kita
harus merdeka di dalam Pembukaan UUD. 
 
 4. Akibat dari tidak punya tujuan nasional adlah TIDAK PUNYA
KEPENTINGAN NASIONAL. Dalam segala kasus, kita dihadapkan pada
tarik-menarik kekuatan antar sesama. Contohnya, demokrasi dan
  HAM apakah benar-benar merupakan kepentingan nasional. Pemihakan
pada pemilik modal dalam kasus krisi global, apakah kepentingan
nasional? OK, contoh yang tidak berkonotasi politik yaitu soal ROKOK.
Asap rokok adalah racun kehidupan manusia perokok maupun non-perokok ;
tetapi industri rokok juga menghidupi jutaan keluarga manusia dan
negara (pajak). Bagaimanakah negara ini bersikap terhadap rokok,
manakah yang disebut KEPENTINGAN NASIONAL?
 
 Begitulah sekedar masukan.
 salam, robama.





[ac-i] Re: Tanggapan untuk FATWA LARANGAN MUI

2008-11-28 Terurut Topik penyair_goblok
saya meliat dari ke jauhan sesuatu yang tidak wajar dan tumbuh
berkembang dalam masarakat kita. kita seakan akan kehilangan seni
bermusyawarah untuk mufakat ato untuk tidak mufakat kita pun mesti
bermusyawarah.
akhir akhir ini, kita dapat dengan mata telanjang fitnah dan hujatan
terhadap islam itu gencar di lakukan, ini segaja di ciptakan untuk
menumbuhkan rasa benci terhadap islam.
mulai dari hal sepele di dramatisir sedemikian rupa menjadi besar.
contoh mengenai seorang laki yg bernama puji. menikahi seorang gadis
usia 14 tahun. nama puji di kasi embel embel syeh menjadi syeh puji.
puji nya aja udah ngomong menyatakan klo dia bukan syeh.. di televisi.
tapi entah kenapa media massa masih tetep menyebut syeh pada Pak puji
ato mas puji ini. ato bang puji. ato bung puji.
sekarang masalah maulid nabi aja di bahas.. 
apa udah ga ada lagi cairan di kepala yang dapat mendinginkan dan
duduk bersama sama. ato kah kedua nya 'ayam aduan'
apa susah nya sih musyawarah..
apakah ga bodoh kesannya ketika seorang ibu di adukan anak nya
kepolisi karena karan telah memerahi anaknya. si anak mengadukan ibu
nya dengan pasal nya pencemaran nama baik. 






--- In artculture-indonesia@yahoogroups.com, A'ak [EMAIL PROTECTED] 


wrote:

 Para Guru dan Sahabat tercinta…….
 
  
 
  
 
 Salam Hijau ..
 
  
 
 Menanggapai Fatwa Larangan MUI kecamatan Klakah terhadap penyelenggaraan
 MAULID HIJAU
 
 Akhirnya pada tanggal 20 Januari 2008 kami memutuskan untuk mengirim
somasi
 kepada mereka. Dalam somasi tersebut kami memberikan batas waktu
selama 1
 minggu kepada MUI kecamatan Klakah untuk MENCABUT FATWA dan MINTA MAAF.
 Somasi tersebut juga kami lampiri dengan tanggapan tertulis kami yang
 berjudul Melawan Fitnah untuk Menjaga Persatuan Umat (terlampir). 
 
  
 
 Namun rupanya MUI kecamatan Klakah tetap memilih untuk kékéh dengan
 pendiriannya 
 
 Alhasil.. lewat dari batas waktu tersebut.. akhirnya kami melaporkan
MUI ke
 pihak kepolisian dengan tuduhan :
 
 1.   Penghinaan Pasal 310 ayat 1 dan 2 KUHP
 
 2.   Fitnah Pasal 311 ayat 1 KUHP
 
 3.   Penghasutan Pasal 161 ayat 1 KUHP
 
 4.   Menebar kebencian Pasal 157 ayat 1 KUHP
 
 5.   Pemalsuan Surat Pasal 263 ayat 1 dan 2 KUHP
 
 6.   Terorisme UU nomor 15 / 2003
 
  
 
 .. dan meski sampai saat ini, Kepolisian Resor Lumajang terkesan
ogah-ogahan
 menangani kasus ini
 
 Bahkan menyatakan kasus ini tidak cukup bukti.. kami terus gigih
 memperjuangkan kasus ini sampai di meja pengadilan
 
 Dukungan dan doa dari para Guru dan Sahabat semua sangat besar
artinya bagi
 kami..
 
  
 
 Merdeka ..
 
  
 
  
 
 A'ak Abdullah Al-Kudus
 
 Panitia Maulid Hijau 2008
 
 Jl. Linduboyo No. 139 Klakah 67356
 
 Lumajang – Jawa Timur – Indonesia
 
 
 Telfon
 
 :
 
 0334-442805
 
 
 Faximili
 
 :
 
 0334-441101
 
 
 Mobile
 
 :
 
 081 55 9000 37
 
 
 E-mail
 
 :
 
 [EMAIL PROTECTED]





[ac-i] untuk para susudara sebangsa

2008-09-26 Terurut Topik penyair_goblok
salam hangat untuk para seniman dan juga senewen
yg hobby onani dengan banga dan riang gembira sambil tertawa tampa 
celana...
menari nari di rumah duka