Re: [assunnah] anya : Sholat Qobla Jum'at

2011-04-21 Terurut Topik panji sk
Wa'alaykummusalam warahmatullahi wabarakatuh,

Mudah2an artikel ini bisa menjadi penjelasannya = 
http://www.pengusahamuslim.com/baca/artikel/996/adakah-shalat-sunnah-khusus-sebelum-shalat-jumat



Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 
Jazaakumullau khairan
Abu Panji
 




From: bkc1...@cc.m-kagaku.co.jp bkc1...@cc.m-kagaku.co.jp
To: assunnah@yahoogroups.com
Sent: Tue, April 19, 2011 1:00:34 PM
Subject: [assunnah] Tanya : Sholat Qobla Jum'at

  

Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh 

Para Ihkwan minta di jelaskan apakah ada contoh atau dalil untuk melakukan 
sholat  

Qobla Jum'at  Ana sudah menjelaskan ke teman ana bahwa tidak ada Sholat Qobla 
Jum'at  

tapi kebanyakan pengertian teman ana bahwa sholat Jum'at sama dengan Sholat 
Dhuhur  

karena kalau tidak bisa sholat Jum'at dapat diganti dengan Sholat Dhuhur, jadi 
kalau sholat  

Dhuhur ada qobla artinya Sholat jum'at juga demikian.  

Mohon bantuan Para Ihkwan  untuk menjelaskan masalah ini  

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 

Jazaakumullau khairan 

Suseno
 

[assunnah] Etika Makan (Dalam Perspektif Al Qur�an As Sunnah)

2011-04-21 Terurut Topik Prada Aisyah
ETIKA MAKAN (DALAM PERSPEKTIF AL-QUR'AN  AS-SUNNAH)
http://almanhaj.or.id/content/3044/slash/0

Menyoal etika makan, dapat dipastikan banyak dari kaum muslimin belum
mempraktekkannya. Bukti konkrit, kerap kali kita saksikan di berbagai lokasi
dan kesempatan. Misal, seorang muslim makan sambil berjalan, atau makan
dengan tangan kirinya tanpa ada beban kekeliruan. Beragam jamuan makan ala
barat, semisal standing party banyak digandrungi orang. Banyak faktor yang
menjadi latar belakang. Ketidaktahuan, mungkin satu sebab diantaranya.
Ironisnya, mereka yang telah mengetahui etika Islam justru meremehkan dan
menganggapnya bukanlah satu hal urgent dan mendasar. Celaka lagi bila mereka
meninggalkannya karena tertarik etika barat, dengan asumsi etika mereka
lebih beradab dan lebih moderen. Wal ‘iyadzu billah.

Padahal, sebagaimana yang telah disepakati oleh para ulama, salah satu
pembatal keislaman seseorang, ialah apabila ia meyakini ada petunjuk yang
lebih baik dan lebih sempurna dari petunjuk Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam Seyogyanya setiap muslim senantiasa berupaya mengejewantahkan
nilai-nilai islami, termasuk adab makan ini. Karena adab-adab tersebut
merupakan bagian dari risalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Berikut ini kami kemukakan point-point yang berkaitan dengan adab makan:

• Membaca basmalah, demi mengharap keberkahan dan mencegah syaithan ikut
makan bersama kita.

Abu Hafs Umar bin Abi Salamah Radhiyallahu 'anhu menuturkan,

كُنْتُ غُلَامًا فِي حَجْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَكَانَتْ يَدِي تَطِيشُ فِي الصَّحْفَةِ فَقَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا غُلَامُ سَمِّ اللَّهَ وَكُلْ بِيَمِينِكَ
وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ فَمَا زَالَتْ تِلْكَ طِعْمَتِي بَعْدُ

Ketika aku berada dalam bimbingan Rasulullah, pernah suatu kali tanganku
bergerak di atas piring ke segala arah, hingga Rasulullah pun berkata
kepadaku,”Wahai anak, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu
serta makanlah dari apa yang dekat denganmu.” Maka demikianlah cara makanku
sejak saat itu. [1]

Dari Ummul mu’minin A’isyah Radhiyallahu 'anha ia berkata Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فَإِنْ نَسِيَ
أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فِي أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ
أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ

Jika salah seorang kalian makan, maka sebutlah nama Allah. Jika ia lupa
untuk menyebutnya di awal, hendaklah ia membaca : بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ
وَآخِرَهُ (dengan menyebut nama Allah pada awal dan akhirnya). [2]

Berkenaan dengan hadits di atas, Syaikh Salim bin Ied Al Hilali
mengemukakan, tasmiyyah ialah membaca lafadz bismillah. Adapun pendapat yang
mengatakan tasmiyyah dengan membaca bismillahir rahman nir rahim, merupakan
pendapat yang tidak memiliki hujjah. Demikian juga pendapat yang mengatakan
tasmiyyah dibaca pada setiap suapan, adalah pendapat yang batil. Karena
tasmiyyah ini hanya dibaca pada awal makan.[3]

Adapun doa yang disunnahkan setelah selesai makan, ialah sebagaimana
dijelaskan dalam hadits-hadits berikut.

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
كَانَ إِذَا رَفَعَ مَائِدَتَهُ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا طَيِّبًا
مُبَارَكًافِيهِ غَيْرَ مَكْفِيٍّ وَلَا مُوَدَّعٍ وَلَا مُسْتَغْنًى عَنْهُ
رَبَّنَا

Dari Abu Umamah, sesungguhnya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, jika
Beliau selesai makan Beliau berdoa,“Segala puji bagi Allah (aku memujinya)
dengan pujian yang banyak, yang baik dan penuh berkah, yang senantiasa
dibutuhkan, diperlukan dan tidak bisa ditinggalkan, ya Rabb kami.[4]

عَنْ مُعَاذِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَكَلَ طَعَامًا ثُمَّ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ
الَّذِي أَطْعَمَنِي هَذَا الطَّعَامَ وَرَزَقَنِيهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّي
وَلَا قُوَّةٍ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ

Dari Mu’adz bin Anas, dari ayahnya, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,”Barangsiapa makan kemudian ia berdoa,’Segala puji bagi Allah Yang
telah memberi makanan ini kepadaku dan memberi rizki kepadaku tanpa daya dan
kekuatanku,’ niscaya diampuni dosanya yang telah lalu dan yang akan
datang.[5]

• Wajib makan dengan tangan kanan, berdasarkan perintah Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam,

عن سَلَمَةَ بْنِ الْأَكْوَعِ أَنَّ رَجُلًا أَكَلَ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِشِمَالِهِ فَقَالَ كُلْ بِيَمِينِكَ قَالَ
لَا أَسْتَطِيعُ قَالَ لَا اسْتَطَعْتَ مَا مَنَعَهُ إِلَّا الْكِبْرُ قَالَ
فَمَا رَفَعَهَا إِلَى فِيهِ

Dari Salamah bin Al Akwa’, bahwa pernah seorang laki-laki makan dengan
tangan kirinya di sisi Rasulullah, maka Beliau berkata,”Makanlah dengan
tangan kananmu.” Laki-laki itu menjawab,”Aku tidak bisa.” Beliau pun
berkata,”Engkau tidak bisa, tidak ada yang mencegahmu melakukannya melainkan
kesombonganmu.” Akhirnya ia benar-benar tidak bisa mengangkat tangannya ke
mulutnya.

Ucapan Rasulullah pada hadits di atas (لَا اسْتَطَعْتَ 

[assunnah] Ketika Beramal Tanpa Ilmu

2011-04-21 Terurut Topik Prada Aisyah
KETIKA BERAMAL TANPA ILMU

Oleh
Ustadz Armen Halim Naro
http://almanhaj.or.id/content/3043/slash/0

Sebagai seorang muslim tentu setiap kali mendirikan shalat lima waktu, atau
shalat-shalat yang lainnya. Dia selalu meminta ditunjukan shirathul
mustaqim. Yaitu jalan lurus yang telah lama dilalui oleh orang-orang yang
telah diberi nikmat, dan dijauhkan dari jalan orang-orang maghdhubi `alaihim
(orang-orang yang Engkau murkai), juga jalan orang-orang dhallin
(orang-orang yang sesat). Dalam tafsiran, dua kelompok diatas disebutkan
[1], bahwa orang-orang mahgdhubi ‘alaihim adalah Yahudi, sedangkan orang
dhallin adalah Nashara.

Berkata Ibnu Katsir rahimahullah,”Dan perbedaan antara dua jalan -yaitu agar
dijauhi jalan keduanya-, karena jalan orang yang beriman menggabungkan
antara ilmu dan amal. Adalah orang Yahudi kehilangan amal, sedangkan orang
Nashrani kehilangan ilmu. Oleh karenanya, orang Yahudi memperoleh kemurkaan
dan orang Nashrani memperoleh kesesatan. Barangsiapa mengetahui, kemudian
tidak mengamalkannya, layak mendapat kemurkaan. Berbeda dengan orang yang
tidak mengetahui. Orang-orang Nashrani, ketika mempunyai maksud tertentu,
tetapi mereka tidak memperoleh jalannya, karena mereka tidak masuk sesuai
dengan pintunya. Yaitu mengikuti kebenaran. Maka, jatuhlah mereka ke dalam
kesesatan.”[2]

Banyak orang yang menyangka, bahwa banyak amal dan ibadah sudah mendapat
jaminan untuk hari akhiratnya, sekurang-kurangnya merupakan tanda kebenaran
dan bukti keshalihan. Begitulah sering kita dengar, dan itulah fenomena yang
terjadi di kalangan kaum muslimin. Kalaulah kita mencoba untuk mengingat
surat yang telah sering kita dengar ini, maka semua sangkaan dan dugaan kita
selama ini, akan bisa kita ubah untuk hari besoknya. Dapat dibayangkan,
seseorang yang mempunyai amalan sebanyak pepasiran di pantai, akan tetapi
setelah ditimbang, dia bagaikan debu yang beterbangan, Allah Subhanahu wa
Ta'ala berfirman,

وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا

Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu
(bagaikan) debu yang berterbangan. [Al Furqan:23].

Bukan saja amalannya tidak dianggap sebagai amalan yang diterima, bahkan
dialah penyebab masuknya ke dalam api neraka. Allah Subhanahu wa Ta'ala
berfirman,

هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ خَاشِعَةٌ عَامِلَةٌ
نَاصِبَةٌ تَصْلَى نَارًا حَامِيَةً

Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan? Banyak muka pada
hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api yang
sangat panas (neraka). [Al Ghasyiah:1- 4].

Berkata Ibnu Abbas,”Khusyu`, akan tetapi tidak bermanfaat amalannya,”
diterangkan oleh Ibnu Katsir, yaitu dia telah beramal banyak dan
berletih-letih, akan tetapi yang diperolehnya neraka yang apinya yang sangat
panas [3]. Oleh sebab itu, Imam Bukhari membuat bab di dalam kitab Shahih
Beliau, Bab: Berilmu sebelum berucap dan beramal.”

KEUTAMAAN ILMU DALAM AL QURAN
Ayat yang menerangkan tentang keutamaan ilmu dan celaan terhadap orang yang
beramal tanpa ilmu sangatlah banyak [4]. Allah Subhanahu wa Ta'ala
membedakan antara orang yang berilmu dengan orang yang bodoh, bagaikan orang
yang melihat dengan si buta.

أَفَمَنْ يَعْلَمُ أَنَّمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ الْحَقُّ كَمَنْ
هُوَ أَعْمَى

Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari
Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? [Ar Ra`ad:19].

Bahkan tidak sekedar buta, akan tetapi juga tuli dan bisu .

Di berbagai tempat dalam Al Qur’an Allah l mencela orang-orang yang bodoh,
yaitu:

وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. [Al Araf:187].

وَأَكْثَرُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ

Dan kebanyakan mereka tidak berakal. [Al Maidah:103].

Bahkan mereka disamakan dengan binatang, dan lebih dungu daripada binatang:

إِنَّ شَرَّ الدَّوَابِّ عِنْدَ اللَّهِ الصُّمُّ الْبُكْمُ الَّذِينَ لَا
يَعْقِلُونَ

Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah, ialah
orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apa. [Al Anfal: 22].

Allah Subhanahu wa Ta'ala memberitahukan, bahwa orang-orang bodoh lebih
buruk dari binatang dengan segala bentuk dan macamnya. Dimulai dari keledai,
anjing, serangga, dan mereka lebih buruk dari binatang-bintang tersebut.
Tidak ada yang lebih berbahaya terhadap agama para rasul dari mereka, bahkan
merekalah musuh agama yang sebenarnya.

Lebih dari itu, bahwa syariat membolehkan sesuatu yang pada asalnya haram,
karena yang satu berilmu dan yang satu lagi tidak berilmu. Yaitu
dihalalkannya memakan daging hasil buruan anjing yang diajarkan berburu,
berbeda dengan anjing biasa yang menangkap mangsanya.

يَسْأَلُونَكَ مَاذَا أُحِلَّ لَهُمْ قُلْ أُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبَاتُ وَمَا
عَلَّمْتُمْ مِنَ الْجَوَارِحِ مُكَلِّبِينَ تُعَلِّمُونَهُنَّ مِمَّا
عَلَّمَكُمُ اللَّهُ فَكُلُوا مِمَّا أَمْسَكْنَ عَلَيْكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ
اللَّهِ عَلَيْهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ


[assunnah] Tanya : Kajian Hari Libur di Palembang

2011-04-21 Terurut Topik Martin (Taufiq Abdullah)
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ikhwan fillah,
adakah kajian pada hari Libur (Jum'at, Sabtu dan Minggu), di Palembang,
tolong infonya ya...


Jazakumullah khairan...,


[assunnah] Tanya: Menjadi Perantara

2011-04-21 Terurut Topik Dwi Cahyono
Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakaatuh...

Ana mau tanya masalah perdagangan. Ada pedagang A dan pedagang B yang
berjualan lewat internet. Pedagang A tertarik dengan produk pedagang B,
sehingga pedagang A ikut menjualkan barang pedagang B dengan menaikkan harga
sebagai keuntungannya dan memasang pada websitenya tanpa membeli barangnya
terlebih dahulu.

Jika ada orang yang tertarik dengan produk tersebut, maka customer langsung
membayar ke pedagang A. Lalu pedagang A mengontak pedagang B untuk membeli
barang yang dimaksud dan menyuruh pedagang B untuk mengirimkan langsung
barang tsb ke customer.

Bolehkah transaksi demikian ?

Jazakumullah atas jawabannya.

Abu Faruq


[assunnah] hukum memakai kaos kaki

2011-04-21 Terurut Topik gancangsupray...@ymail.com
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

bagaimana hukum memakai kaos kaki ketika bersepatu. Apakah termasuk kategori 
isbal atau bukan? karena menutupi mata kaki. 

wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh





Website anda http://www.almanhaj.or.id
Berhenti berlangganan: assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com
Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/aturanmilis/
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
assunnah-dig...@yahoogroups.com 
assunnah-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/