Re: [assunnah] Re: Tanya: Hadiah bacaan Alquran utk org sudah meninggal

2006-05-03 Terurut Topik Abu hilmy



Wa'alaikumsalam warokhmatullohi wabarokatuh.InsyaAllah artikel dari almanhaj (kategori Janaiz) bermanfaat buat antum.Rizqi akbarini [EMAIL PROTECTED] wrote:  Adakah yang mengetahui haditz tentang apabila ada yang meninggal dunia atau menjelang ajal dijemput (dalam keadaan koma/kritis) apa saja yang dilakukan keluarga simayat? Apa yang bisa dilakukan tetangga simayat?   RINGKASAN CARA PELAKSANAAN JENAZAHOleh : Syaikh Ali Hasan Ali Abdul HamidBagian Kedua dari Lima Tulisan [1/5]  ...  II MENJELANG MATI[1] Menjelang mati, maka orang-orang yang ada di sekitarnya harus melakukan hal-   hal berikut :  [a] Mentalqin (menuntun) mengucapkan -Laa Ilaha Illal-llah- "Artinya :Tiada yang
 berhak disembah selain Allah"  [b] Mendo'akan  [c] Mengucapkan perkataan yang baik.[2] Adapun membacakan surat Yaa sin di sisi orang yang meninggal atau   menghadapkan ke kiblat maka amalan tersebut tidak ada dalilnya.[3] Seorang muslim boleh menghadiri kematian orang non-muslim untuk   menganjurkan kepadanya supaya masuk Islam (sebelum meninggal dunia).  Waktu saya kecil dulu kalau ada yang meninggal kami ikut menjenguk mengaji,  pengajian mingguan dipindahkan kerumah duka, biasanya yang disampaikan  tentang kematian, sikap keluarga yang ditinggal, dll. Bukankah disaat itu keluarga  yang berduka sangat membutuhkan dukungan moril ditemani diajak mengaji. (Tentu  saja baca Al Qur'an tidak hanya saat kematian). III KETIKA MENINGGAL DUNIAJika sudah
 meninggal dunia maka orang-orang yang ada disekitarnya harus melakukan hal-hal berikut : [a] Memejamkan mata mayyit[b] Mendo'akan [c] Menutupnya dengan kain yang meliputi semua anggota tubuhnya. Tapi jika yang   meninggal sedang melakukan ihram, maka kepala dan wajahnya tidak ditutupi[d] Bersegera menyelenggarakan jenazahnya setelah yakin bahwa ia sudah betul-   betul meninggal[e] Menguburkan di kampung tempat ia meninggal, tidak memindahkan ke daerah lain   kecuali dalam kondisi darurat. Karena memindahkan mayat ke daerah lain berarti   menyalahi perintah mempercepat pelaksanaan jenazah.[f] Bersegera menyelesaikan utang-utangnya semuanya dari harta si mayyit sendiri,   mekipun sampai habis hartanya, maka negaralah yang menutupi utang-utangnya  
 setelah ia sendiri sudah berusaha membayarnya. Jika negara tidak melakukan hal   itu dan ada yang berbaik budi melunasinya, maka hal itu dibolehkan.IV YANG BOLEH DILAKUKAN PARA KERABATNYA DAN ORANG LAIN[1] Boleh membuka wajah mayyit dan menciumnya, menangisi -tanpa ratapan- dalam   kurung tiga hari.[2] Tatkala berita kematian sampai kepada kerabat mayyit, mereka harus :  [a] Bersabar serta redha akan ketentuan Allah  [b] Beristirjaa' yaitu membaca : -Inna Lillahi wa Innaa Ilaihi Raaji'uun- "Artinya :   Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan kepada-Nya-lah kita akan kembal"[3] Tidaklah menyalahi kesabaran jika ada wanita yang tidak berhias sama sekali asal   tidak melebihi tiga hari setelah meninggalnya
 ayahnya atau selain ayahnya.   Kecuali jika yang meninggal adalah suaminya, maka ia tidak berhias selama   empatbulan sepuluh hari, karena hal ini ada dalilnya.[4] Jika yang meninggal selain suaminya, maka lebih afdhal jika tidak meninggalkan   perhiasannya untuk meredlakan/menyenangkan suaminya serta memuaskannya.   Dan diharapkan adanya kebaikan di balik itu.V HAL-HAL YANG TERLARANGRasulullah telah melarang/mengharamkan hal yang selalu dilakukan oleh banyak orang disaat ada yang meninggal, hal-hal yang dilarang tersebut wajib diketahui untuk dihindari, di antaranya :[1] Meratap, yaitu menangis berlebih-lebihan, berteriak, memukul wajah, merobek-robek kantong pakaian dan lain-lain.[2] Mengacak-acak rambut[3] Laki-laki memperpanjang jenggot selama beberapa hari sebagai selama
 beberapa hari sebagai tanda duka atas kematian seseorang. Jika duka sudah berlalu maka mereka kembali mencukur jenggot lagi.[4] Mengumumkan kematian lewat menara-menara atau tempat lain, karena cara   mengumumkan yang seperti itu terlarang dan syariat  Apakah ini juga tidak pernah dilakukan para sholafush sholeh? Seperti setelah bencana tsunami kemaren betapa goncangnya jiwa mereka yang kehilangan hampir seluruh anggota keluarga. Al quran adalah obat. Nasehat agama juga obat. Mohon bila ada yang tau. Apa yang sebaiknya dilakukan keluarga yang ditinggal?XIV TAKZIYAH[1] Disyariatkan bertakziyah pada keluarga mayyit, yaitu menganjurkan supaya   mereka bersabar, mengharapkan pahala serta mendo'akan mayyit.[2] Bertakziyah dengan menyenangkan mereka serta meringankan kesedihan
 mereka,   membuat mereka redla dan sabar sesuai dengan yang teriwayatkan dari Nabi   Shallallahu 'alaihi wa sallam. [Seperti : "Sesungguhnya milik Allah apa yang Dia   ambil, milik Allah apa yang Dia berikan, segalanya sudah ditentukan di sisi Allah   bersifat sementara, maka hendaklah bersabar dan mengharapkan sepenuhnya   kepada Allah"]. Ini dibaca jika ia masih ingat yang sah dari Nabi Shallallahu 'alaihi   wa sallam, jika lupa maka cukup dengan kata-kata yang baik dan bisa 

Re: [assunnah] Re: Tanya: Hadiah bacaan Alquran utk org sudah meninggal

2006-05-03 Terurut Topik Budi Aribowo



Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh Sunnah ketika Menghadapi Orang dalam Kondisi Naza’Jika seorang tengah menghadapi sakaratul maut, maka hendaklah orang – orang yang ada di sekitarnya melakukan beberapa hal berikut ini :Pertama : Mentalqinnya (menuntunnya) untuk mengucapkan syahadat.Dari Abu Sa’id al Khudri ra., Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam bersabda,“Laqqinuu mawtakum laa ilaaHa illallaHu” yang artinya “Ajarkanlah ‘Laa ilaaHa illallaH’ kepada orang yang hampir mati diantara kalian” (HR. Muslim no. 916, Abu Dawud no. 3117, at Tirmidzi no. 976, Ibnu Majah no. 1445, an Nasai IV/5 dan lainnya)Kedua : Mendoakan dan mengatakan perkataan yang baikDari Ummu Salamah ra., Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam bersabda,“Apabila kalian menjenguk orang sakit atau berada di sisi orang yang hampir mati, maka katakanlah (perkataan) yang baik, karena sesungguhnya para malaikat mengaminkan (doa) yang kalian ucapkan” (HR. Muslim no. 919 dan lainnya)Diperbolehkan juga bagi kaum muslimin untuk mendatangi orang kafir yang akan meninggal dunia untuk menjelaskan perihal ajaran Islam dengan harapan dia akan memeluk Islam. Yang demikian itu didasarkan hadits Anas ra.,“Ada seorang remaja Yahudi yang mengabdi kepada Nabi ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam. Suatu ketika anak itu jatuh sakit, maka Nabi datang menjenguknya, lalu beliau duduk di dekat kepalanya seraya berkata kepadanya, ‘Masuklah Islam’ …(Dan ketika (anak itu) meninggal dunia, beliau berkata, ‘Shalatkanlah shahabat kalian ini’)” (HR. al Bukhari,
 al Hakim, al Baihaqi dan Ahmad III/175, 227, 260 dan 280)Sementara itu tidak ada satu pun dalil yang shahih tentang membacakan surat Yaasiin kepada orang yang akan meninggal dunia. Adapun hadits – hadits dha’if (lemah) yang menjadi sandaran sebagian kaum muslimin yaitu :Pertama
 :“Surat Yaasiin itu hatinya Al Qur’an, tidaklah seseorang membacanya karena mengharapkan keridhaan Allah dan negeri akhirat, melainkan akan diampuni dosanya. Oleh karena itu bacakanlah (Yaasiin) untuk orang mati diantara kalian” (HR. Ahmad V/26 dan an Nasai dalam ‘Amalul Yaum wal lailah no. 1083)Para penulis hadits mencatat dari jalan Mu’tamir, dari ayahnya, dari seseorang, dari ayahnya, dari Ma’qil bin Yasar, ia berkata, “Bahwa Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam bersabda, …”Dalam hadits tersebut ada 3 rawi yang majhul (yang tidak diketahui namanya). Jadi hadits ini dha’if dan tidak bisa dipakai sebagai dalil. (Lihat Fathur Rabbani VII/63)Kedua
 :“Bacakan surat Yasin kepada orang yang akan mati diantara kalian” (HR. Ahmad V/26-27, Abu Dawud no. 3121, An Nasa-i dalam Amalil Yaum wal lailah no. 1082, Ibnu Majah no. 1448 dan lainnya)Para penulis hadits mencatat hadits ini dari jalan Sulaiman at Taimi, dari Abu Utsman, dari ayahnya, dari Ma’qil bin Yasar, ia berkata, “Telah bersabda Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam …”Imam adz Dzahabi berkata, “Abu Utsman rawi yang majhul (tidak dikenal)” (Mizaanul I’tidal IV/550 dan Tahdziibut Tahdziib XII/182), Ibnu Mundzir berkata, “Abu Utsman dan ayahnya bukan orang yang masyhur” (‘Aunul Ma’bud VIII/390), Imam Ibnul Qaththan berkata, “Hadits ini ada ‘illat (cacat)-nya, serta hadits ini mudhtharib dan Abu Utsman majhul” (Syarhil Muhadzdzab V/110), Imam Daruquthni berkata, “Hadits dha’if isnadnya dan majhul” (Fathur Rabbani VII/63) Imam An Nawawi berkata, “Isnad hadits ini dha’if, di dalamnya ada dua orang yang majhul (Abu Utsman dan ayahnya)” (al Adzkar hal. 122), alasan
 lain hadits ini dha’if adalah karena ayahnya Abu Utsman yang merawikan hadits ini mubham (tidak diketahui namanya) juga hadits ini mudhtharib (goncang) karena sebagian riwayat menyebut ayahnya Abu Utsman sebagai rawi dan sebagian riwayat tidak menyebut ayahnya Abu Utsman sebagai rawi.Untuk keterangan lebih jelas tentang dha’ifnya hadits ini silahkan merujuk ke Kitab al Qaulul Mubiin fii Dha’fi haditsa at Talqin wa iqra-u ‘ala Mautakum Yaasiin oleh Syaikh Ali bin Hasan al Halabi (beliau adalah murid senior Syaikh Albani rahimahullah)Ketiga :Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya IV/105 dari jalan Shafwan, ia (Shafwan) berkata,“Telah berkata kepadaku beberapa syaikh bahwasannya
 mereka hadir ketika Ghudaif bin Harist mengalami naza’, seraya berkata, ‘Siapakah diantara kalian yang dapat membacakan surat Yaasiin ?’ Lalu Shalih bin Syuraih as Sakuni membacakannya …”Riwayat hadits tersebut maqthu’ yakni riwayat ini hanya sampai kepada tabi’in, tidak sampai kepada Nabi ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam. Sedangkan riwayat maqthu’ tidak bisa dijadikan hujah apalagi riwayat ini dha’if karena beberapa syaikh yang disebutkan majhul (tidak dikenal). (Lihat Irwa-ul Ghalil III/151-152 oleh Syaikh Albani) Keempat :“Tidak seorangpun yang akan mati lalu dibacakan surat Yaasiin di sisinya melainkan Allah akan mudahkan (kematian) atasnya” (HR. Abu Nu’aim dalam Akhbaru Ashbahan I/188)Penulis hadits (Abu Nu’aim) mencatatkan hadits ini 

Re: [assunnah] Re: Tanya: Hadiah bacaan Alquran utk org sudah meninggal

2006-04-30 Terurut Topik Rizqi akbarini
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Adakah yang mengetahui haditz tentang apabila ada yang meninggal dunia atau 
menjelang ajal dijemput (dalam keadaan koma/kritis) apa saja yang dilakukan 
keluarga simayat? Apa yang bisa dilakukan tetangga simayat? Waktu saya kecil 
dulu kalau ada yang meninggal kami ikut menjenguk mengaji, pengajian mingguan 
dipindahkan kerumah duka, biasanya yang disampaikan tentang kematian, sikap 
keluarga yang ditinggal, dll. Bukankah disaat itu keluarga yang berduka sangat 
membutuhkan dukungan moril ditemani diajak mengaji. (Tentu saja baca Al Qur'an 
tidak hanya saat kematian). Apakah ini juga tidak pernah dilakukan para 
sholafush sholeh? Seperti setelah bencana tsunami kemaren betapa goncangnya 
jiwa mereka yang kehilangan hampir seluruh anggota keluarga. Al quran adalah 
obat. Nasehat agama juga obat. Mohon bila ada yang tau. Apa yang sebaiknya 
dilakukan keluarga yang ditinggal?
wassalammu'alaikum



Abu hilmy [EMAIL PROTECTED] wrote:
Bismillahirrohmaanirrohiim.

Insya Allah, ana coba memberikan kepada antum apa yang pernah ana dapet dari 
mengikuti kajian-kajian.
Sebaiknya kita ketahui dulu definis bid'ah.
Ada beberapa definisi yg diantaranya dari Imam Ibnu taymiyah, Imam Ibnu Rajab, 
Imam Suyuti dan ana memilih definisi dari Imam Asyatibi Beliau berkata :
Satu jalan dalam agama yang diciptakan menyamai syariat yang diniatkan dengan 
menempuhnya bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah.

Dari definis bisa kita dapat ketahui bahwa bid'ah adalah mengadakan suatu 
perkara yang baru dalam agama. Bahwa bid'ah dalam agama terkadang menambah dan 
terkadang mengurangi syariat.

Pertanyaannya Apa motivasi mengadakan itu ? jika motivasinya adalah agama, maka 
ketahuilah. perkara agama yang kita maksudkan adalah perkara ibadah. maka 
membutuhkan dalil- tauqifi.

**) Maka kita lihat, Apakah dari para salafus sholeh melakukan yg demikian itu? 
dan begitulah mereka selalu melakukan, disetiap ada kematian ? Jika kita 
temukan riwayat maka ikutlah jika tidak maka diam. Imam malik pernah berkata 
bahwa tidaklah umat ini menjadi baik, kecuali dengan mengikuti kebaikan 
para pendahulu yg sholeh..
(afwan mungkin redaksi berbeda. mohon koreksi)

Kembali ke permasalahn, pertanyaannya. Apa motivasi mereka melakukan itu ?
Ikhwan fillah, kreatif-lah pada bidang kedunia-an

antum 'a lamu bi umuuriddunyaakum..

dan ikutilah pentunjuk pada bidang-bidang yg bersifat ibadah karena yg deimikan 
itu lebih selamat.

**) yg ana maksud terus-menerus dan meniatkan perayaan\ yg demikian. adapun 
sesekali dan tidak diatur atau dengan mengundang maka yg seperti ini keluar 
dari apa yg ana maksud (Allohu'alam)

Abu Hilmy.



Alzhar Rusdi [EMAIL PROTECTED] wrote:
Assalamu'alaikum,warahmatullahi wabarakatuh

Ana sekalian mau tanya nich, saat ini sudah ada yang
menggantikan acara tahlilan di rumah yang meninggal,
tetapi mereka sekarang menggantinya dengan acara
pengajian yang materinya ceramah agama,  apakah ini
juga termasuk bid'ah, mohon penjelasan.

wassalam



-
24 FIFA World Cup tickets to be won with Yahoo! Mail. Learn more




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM
~- 


Website Anda: http://www.assunnah.or.id  http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED]

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[assunnah] Re: Tanya: Hadiah bacaan Alquran utk org sudah meninggal

2006-04-30 Terurut Topik munada rasyid
Assalammu'alaikum warrohmatullohiwabarokaatuh.
Membaca Al-Qur'an untuk mayit dengan maksud untuk MENGIRIM PAHALA adalah 
perbuatan Bid'ah.contoh : Kita sebagai orang tua semasa hidup mengajarkan 
Membaca Al-Qur'an kepada anak kita sampai bisa, ketika anak kita membaca 
Al-Qur'an anak kita mendapat Pahala ex: 10 Pahala, kita sebagai orang tua 
mendapatkan juga ex: 10 Pahala.Karena kita sebagai orang tua yang mengajarkan 
anak kita, begitupun sesudah kita meninggal apa yang diajarkan kepada anak kita 
berupa kebaikan maka sianak mendapatkan pahala, kita juga mendapatkannya pula. 
Jadi disini bukannya Pahala si anak di kirimkan kepada orang tua yang sudah 
meninggal.Itulah yang disebut Amal Jariyah Pahala yang terus mengalir.
Allahu Ta'ala a'lam.
Wassalaamu 'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,

abu munada


On 4/25/06, roni andriani [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Assalammu'alaikum warrohmatullohiwabarokaatuh.

Wa 'alaikumus salaam warahmatullahi wabarakaatuh,

Masalah doa tidak ada perselisihan mengenainya bahwa kita dapat
mendoakan muslim baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal
dunia. Dalam doa kita memohon kepada Allah Ta'ala.

Juga beberapa amalan seperti haji dan shadaqah diterangkan dalam
hadits shahih bahwa hal itu dapat dilakukan atas nama orang yang telah
meninggal. Begitu juga mengenai ilmu yang bermanfaat dan amal jariyah
diterangkan dalam hadits shahih.

Sedangkan dalam konteks membaca Al-Qur'an untuk mayit, apakah yang
dikehendaki? Jika yang dikehendaki adalah mengirim pahala, apakah kita
yakin bahwa bacaan Al-Qur'an kita itu diterima? Apakah ada dalil bahwa
pahala bacaan Al-Qur'an itu bisa dikirim?

Namun beda lagi masalahnya jika seseorang menjadikan bacaan
Al-Qur'an-nya (atau amal shalih lainnya) sebagai wasilah untuk
berdo'a. Tawasul ini termasuk yang disyari'atkan sebagaimana kisah
tiga orang yang terperangkap dalam gua. Mereka berdo'a kepada Allah
Ta'ala dengan menjadikan amal shalih mereka sebagai wasilah.

Allahu Ta'ala a'lam.

Wassalaamu 'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,
--
Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1400 H/1980 M)



-
Yahoo! Messenger with Voice. PC-to-Phone calls for ridiculously low rates.




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM
~- 


Website Anda: http://www.assunnah.or.id  http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED]

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [assunnah] Re: Tanya: Hadiah bacaan Alquran utk org sudah meninggal

2006-04-28 Terurut Topik Abu hilmy
Bismillahirrohmaanirrohiim.

Insya Allah, ana coba memberikan kepada antum apa yang pernah ana dapet dari 
mengikuti kajian-kajian.
Sebaiknya kita ketahui dulu definis bid'ah.
Ada beberapa definisi yg diantaranya dari Imam Ibnu taymiyah, Imam Ibnu Rajab, 
Imam Suyuti dan ana memilih definisi dari Imam Asyatibi Beliau berkata :
Satu jalan dalam agama yang diciptakan menyamai syariat yang diniatkan dengan 
menempuhnya bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah.

Dari definis bisa kita dapat ketahui bahwa bid'ah adalah mengadakan suatu 
perkara yang baru dalam agama. Bahwa bid'ah dalam agama terkadang menambah dan 
terkadang mengurangi syariat.

Pertanyaannya Apa motivasi mengadakan itu ? jika motivasinya adalah agama, maka 
ketahuilah. perkara agama yang kita maksudkan adalah perkara ibadah. maka 
membutuhkan dalil- tauqifi.

**) Maka kita lihat, Apakah dari para salafus sholeh melakukan yg demikian itu? 
dan begitulah mereka selalu melakukan, disetiap ada kematian ? Jika kita 
temukan riwayat maka ikutlah jika tidak maka diam. Imam malik pernah berkata 
bahwa tidaklah umat ini menjadi baik, kecuali dengan mengikuti kebaikan 
para pendahulu yg sholeh..
(afwan mungkin redaksi berbeda. mohon koreksi)

Kembali ke permasalahn, pertanyaannya. Apa motivasi mereka melakukan itu ?
Ikhwan fillah, kreatif-lah pada bidang kedunia-an

antum 'a lamu bi umuuriddunyaakum..

dan ikutilah pentunjuk pada bidang-bidang yg bersifat ibadah karena yg deimikan 
itu lebih selamat.

**) yg ana maksud terus-menerus dan meniatkan perayaan\ yg demikian. adapun 
sesekali dan tidak diatur atau dengan mengundang maka yg seperti ini keluar 
dari apa yg ana maksud (Allohu'alam)

Abu Hilmy.



Alzhar Rusdi [EMAIL PROTECTED] wrote:
Assalamu'alaikum,warahmatullahi wabarakatuh

Ana sekalian mau tanya nich, saat ini sudah ada yang
menggantikan acara tahlilan di rumah yang meninggal,
tetapi mereka sekarang menggantinya dengan acara
pengajian yang materinya ceramah agama,  apakah ini
juga termasuk bid'ah, mohon penjelasan.

wassalam



-
New Yahoo! Messenger with Voice. Call regular phones from your PC and save big.





 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM
~- 


Website Anda: http://www.assunnah.or.id  http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED]

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [assunnah] Re: Tanya: Hadiah bacaan Alquran utk org sudah meninggal

2006-04-27 Terurut Topik Alzhar Rusdi
Assalamu'alaikum,warahmatullahi wabarakatuh

Ana sekalian mau tanya nich, saat ini sudah ada yang
menggantikan acara tahlilan di rumah yang meninggal,
tetapi mereka sekarang menggantinya dengan acara
pengajian yang materinya ceramah agama,  apakah ini
juga termasuk bid'ah, mohon penjelasan.

wassalam


___
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM
~- 


Website Anda: http://www.assunnah.or.id  http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED]

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[assunnah] Re: Tanya: Hadiah bacaan Alquran utk org sudah meninggal

2006-04-26 Terurut Topik a_firmansyah95
Assalamu 'alaikum

Mengenai haji dan sedekah yang pahalanya untuk orang lain, ana kira
yang dimaksud khusus dari anak untuk orang tuanya sebagaimana dalil2
hadits yang ada adalah dari anak terhadap orang tuanya, sebagaimana
penjelasan syaikh Albany tentang sedekah dalam syarah Aqidah
Thohawiyah

Agung


--- In assunnah@yahoogroups.com, Ahmad Ridha [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 On 4/25/06, roni andriani [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Assalammu'alaikum warrohmatullohiwabarokaatuh.
 

 Wa 'alaikumus salaam warahmatullahi wabarakaatuh,

 Masalah doa tidak ada perselisihan mengenainya bahwa kita dapat
 mendoakan muslim baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal
 dunia. Dalam doa kita memohon kepada Allah Ta'ala.

 Juga beberapa amalan seperti haji dan shadaqah diterangkan dalam
 hadits shahih bahwa hal itu dapat dilakukan atas nama orang yang
telah
 meninggal. Begitu juga mengenai ilmu yang bermanfaat dan amal
jariyah
 diterangkan dalam hadits shahih.

 Sedangkan dalam konteks membaca Al-Qur'an untuk mayit, apakah yang
 dikehendaki? Jika yang dikehendaki adalah mengirim pahala, apakah
kita
 yakin bahwa bacaan Al-Qur'an kita itu diterima? Apakah ada dalil
bahwa
 pahala bacaan Al-Qur'an itu bisa dikirim?

 Namun beda lagi masalahnya jika seseorang menjadikan bacaan
 Al-Qur'an-nya (atau amal shalih lainnya) sebagai wasilah untuk
 berdo'a. Tawasul ini termasuk yang disyari'atkan sebagaimana kisah
 tiga orang yang terperangkap dalam gua. Mereka berdo'a kepada Allah
 Ta'ala dengan menjadikan amal shalih mereka sebagai wasilah.

 Allahu Ta'ala a'lam.

 Wassalaamu 'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,
 --
 Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
 (l. 1400 H/1980 M)






Website Anda: http://www.assunnah.or.id  http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED]

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [assunnah] Re: Tanya: Hadiah bacaan Alquran utk org sudah meninggal

2006-04-26 Terurut Topik faridxmillis
waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatu.
Afwan, kalau yang akh roni maksud adalah membaca surat Yasin dirumah
simayit sesudah meninggal maka harus ada dalil yang jelas, karena ini
menyangkut ibadah ubudiyah dan tidak boleh ada qias dalam masalah ini.
Dan bahkan secara dhahir ini bisa dianggap sebagai niyaha (Meratap)
yang dilarang Nabi salalallahu alaihiwasallam.
Dan setau ana tidak ada contoh dari shahabat yang mereka melakukan hal
ini, padahal andaikata ini bagian dari agama tentu para shahabat
adalah orang yang paling pertama melakukannya karena merekalah yang
paling bersemangat untuk melakukan amal kebaikan.
Dan ana dengar dari seorang ustadz bahwa imam syafi'i berpendapat
bahwa berkumpul-kumpul dirumah simayit termasuk meratap(niyaha),
padahal kita tahu bahwa masyarakat kita sebagian besar bermazhab
syafi'i, tapi dalam banyak masalah, mereka sangat berbeda dengan
pendapat imam syafi'i.
Untuk masalah apakah bacaan qur'an sampai kepada si mayit terjadi
khilaf dikalangan ulama, sebagian mengatakan sampai sebagian
mengatakan tidak. Tetapi yang menjadi masalah bukan membaca qur'an nya
tetapi menetapkan sebuah acara 3 hari, 7 hari, dan berkumpul dirumah
si mayit, dan selalu membaca surat yasin inilah yang menjadi masalah,
sehingga harus didatangkan dalil yang shahih karena dasar diterimanya
ibadah adalah ikhlas karena Allah semata, dan ittiba' kepada nabi
salallahu alaihiwasallam.

Wallahu a'lam.


Quoting roni andriani [EMAIL PROTECTED]:

 Assalammu'alaikum warrohmatullohiwabarokaatuh.

 tapi bukankah orang yang sudah meninggal itu terputus
 hubungannya dengan dunia, kecuali 3, dan salah satunya
 adalah anak yang sholeh. dan salah satu cara sang anak
 adalah kiriman doa dan bacaan al Quran yang ditujukan
 untuk yang meninggal itu (Tolong koreksi). seperti
 juga ada juga orang yang melaksanakan ibadah haji
 dengan niat pahalanya untuk orang yang sudah
 meninggal, bukankah pahalanya itu boleh untuk yang
 bersangkutan? Bagaimana dengan amal jariyah sang
 almarhum, jika dapat bermanfaat bagi orang, bukankah
 pahalanya akan tetap mengalir ke dia? jadi kenapa
 tidak boleh membaca Al Quran (Surah Yasin) untuk orang
 yang sudah meninggal? Banyak buku yang dibaca, semua
 mengatakan bahwa mereka(almarhum) disana menunggu2
 kiriman doa dari kita yang masih hidup. bukankah kita
 dalam berdoa selalu berdoa untuk muslimin dan muslimat
 yang tidak bisa kita sebutkan satu per satu? mohon
 penjelasannya. mohon maaf bila kurang berkenan.

 Wassalam



 --- wae_lagi [EMAIL PROTECTED] wrote:

  Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakaatuh
  Sedikit yang ana ketahui, dan tolong di koreksi
  seandainya salah.
  Sepanjang yang ana ketahui bahwa hadits yang antum
  bawakan adalah
  hadits yang dho'if sebagaimana yang dikatakan oleh
  Syaikh Imam
  Muhaddits Al Albani Rahimahullah Ta'ala dalam kitab
  beliau Ahkamul
  Janaiz (Kalau tidak salah terjemahannya sudah
  diterbitkan Pustaka
  Imam Asy Syafi'i).
 
  Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani Rahimahullah
  menyatakan bahwa
  membacakan surat yasin ketiak ada orang yang sedang
  naza' dan membaca
  al Qur'an (membaca surat Yasin atau surat-surat
  lainnya) ketika
  berziarah ke kubur adalah bid'ah dan tidak ada
  asalnya sama sekali
  dari sunnah nabi Shallallahu 'Alahi wa Sallam yang
  shahih.
 
  Silahkan merujuk ke buku tersebut...
  Wallahu A'lam
 
 
  --- In assunnah@yahoogroups.com, Yandi [EMAIL PROTECTED]
  wrote:
  
   Assalammu'alaikum arrohmatullohiwabarokaatuh.
   Saya dpt mail dari teman spt di bawah ini, mohon
  pencerahan dari
  teman2x yg telah memahami hal ini.
  
   Menurut Imam Syaukani dalil sahnya hadiah pahala
  bacaan al-Qur`an
  untuk orang yang sudah mati adalah sabda Nabi SAW,
  Bacakanlah kepada
  orang-orang yang sudah meninggal di antara kamu
  surat Yasin (Arab :
  iqra`uu 'ala mautaakum yaasiin) (HR Ahmad, Abu
  Dawud, Ibnu Majah,
  Ibnu Hibban, al-Hakim; hadits hasan, Imam
  As-Suyuthi, al-Jami' al-
  Shaghir, I/52).
  
   Maksud mautaakum dalam hadits itu ialah
  orang-orang yang sudah
  meninggal di antara kamu, bukan orang-orang yang
  hendak meninggal
  di antara kamu. Demikian penegasan Imam Syaukani
  yang mengartikan
  mautaakum dalam makna hakikinya (makna sebenarnya),
  untuk membantah
  ulama seperti al-Khaththabi yang mengartikannya
  secara majazi
  (kiasan), yaitu orang-orang yang hendak meninggal.
  (Nailul Authar,
  hal. 776-778; Subulus Salam, II/91).
  
   Wassalam


_
Email gratis 4 MB dengan fasilitas POP3 dan SMTP.
Kunjungi Indonesia Interactive http://www.i2.co.id.




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM
~- 


Website Anda: http://www.assunnah.or.id  http://www.almanhaj.or.id
Website audio: 

Re: [assunnah] Re: Tanya: Hadiah bacaan Alquran utk org sudah meninggal

2006-04-26 Terurut Topik Budi Aribowo



Ana urun rembug sedikit ya,   Al Qur’an itu untuk Orang yang masih Hidup  bukan untuk Orang yang sudah Mati  Allah Ta’ala berfirman :“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya memperhatikan ayat – ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang – orang yang mempunyai pikiran” (QS. Shaad : 29)“…Al Qur’an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan, supaya dia memberi peringatan kepada orang – orang yang hidup …” (QS. Yasin : 69-70)Allah Ta’ala menurunkan Al Qur’an untuk orang – orang yang hidup agar mereka dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari – hari dan bukan untuk orang – orang yang mati. Orang yang telah meninggal, amal shalihnya terputus kecuali 3 hal, seperti sabda Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam,“Idzaa maatal insaanu inqatha’a ‘amaluhu illa min tsalaatsin shadaqatan jaariyah aw ‘ilmin
 yutafa’u bihi aw waladin shaalihin yad’uulahu” yang artinya “Jika manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali 3 perkara (yaitu) shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang shalih yang mendo’akan kepadanya” (HR. Muslim)Al Hafizh Ibnu Katsir ketika menafsirkan firman Allah Ta’ala,“(Yaitu) bahwasannya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, dan bahwasannya seorang manusia tidak memperoleh (pahala) selain apa yang diusahakannya” (QS. An Najm 38-39)berkata, “Sebagaimana dosa seseorang tidak dapat dipindahkan kepada orang
 lain, maka demikian pula ganjaran seseorang (tidak dapat dipindahkan/dikirimkan) kepada orang lain, melainkan didapat dari hasil usahanya sendiri. Dari ayat ini Imam Syafi’i rahimahullah dan orang yang mengikuti beliau beristinbath (mengambil dalil) bahwasannya pahala bacaan Al Qur’an tidak sampai kepada si mayyit dan tidak dapat dihadiahkan kepada si mayyit, karena yang demikian bukanlah amal dan usaha mereka” (Tafsir Ibni Katsir IV/272, cet. Darus Salam)Apa yang disebut oleh Imam Syafi’i dalam Tafsir Ibnu Katsir tersebut merupakan pendapat sebagian besar ulama dan juga merupakan pendapat Imam Hanafi, sebagaimana dinukil oleh Az Zubaidi dalam Syarah Ihya’ Ulumuddin X/369 (Ahkamul Janaa-iz hal. 220-221, cet. Maktabah al Ma’arif, tahun 1412 H. oleh Syaikh Albani) 
   Di dalam kitab Al Ikhtiyaraat al ‘Ilmiyah halaman 54, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan, “Bukan merupakan kebiasaan para ulama salaf, jika mereka mengerjakan puasa, shalat atau haji tathawwu’ atau membaca Al Qur’an, pahalanya dihadiahkan kepada kaum muslimin yang sudah meninggal dunia. Tidak sepantasnya untuk menyimpang dari jalan ulama salaf, karena ia lebih baik dan sempurna”Adapun hadits yang berbunyi, “Barangsiapa menziarahi kubur kedua orangtuanya setiap Jum’at dan membacakan surat Yaasiin (di atasnya), maka
 ia akan diampuni (dosa)-nya sebanyak ayat ayau huruf yang dibacanya” (HR. Abu Nu’aim dalam Akhbaru Ashbahan II/344-345, dan lainnya) adalah maudhu’ atau palsu, lihat Silsilah ahadits adh Dha’ifah wal Maudhu’ah no. 50 oleh Syaikh Albani.Dijelaskan dalam hadits tersebut ada rawi yang bernama ‘Amr bin Ziyad Abul Hasan Ats Tsaubani. Ibnu ‘Adiy berkata, “Sanad hadits ini bathil, dan ‘Amr bin Ziyad dituduh oleh para ulama memalsukan hadits”. Imam Daruquthni berkata pula tentangnya, “Ia sering memalsukan hadits” (Mizaanul I’tidal no. 6371 dan Lisanul Mizan IV/364-365)Sedangkan yang dianjurkan oleh Rasulullah ShallallaHu
 ‘alaiHi wa sallam kepada para sahabatnya seusai menguburkan mayit adalah mendoakannya,“Istaghfiruu liakhiikum wa saluu lahut tatsbiita fainnahu alaana yus-alu” yang artinya “Mohonkanlah ampunan untuk saudaramu dan mintakanlah keteguhan (iman) untuknya, karena sesungguhnya dia sekarang sedang ditannya” (HR. Abu Daud II/70, al Hakim I/370, dan al Baihaqi IV/56, al Hakim mengatakan, “Bersanad shahih” dan disepakati oleh adz Dzahabi, an Nawawi mengatakan, “Sanadnya jayyid”, dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam Ahkaamul Janaa-iz, hadits ini dari jalur Utsman bin Affan ra.).Juga Nabi ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam pernah keluar ke Baqi (tempat pemakaman kaum muslimin)
 lalu beliau mendoakan mereka. Kemudian ‘Aisyah ra. bertanya tentang hal itu, lalu beliau ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam menjawab, “Sesungguhnya aku diperintahkan untuk mendoakan mereka” (HR. Ahmad VI/252, sanadnya shahih dengan syarat Bukhari-Muslim, lihat Ahkaamul Janaa-iz oleh Syaikh Albani)Maraji’ :  Hukum dan Tata Cara Mengurus Jenazah, Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani, Pustaka Imam Syafi’I, Cetakan Pertama, Muharram 1426 H/Maret 2005.   Jalan
 Golongan yang Selamat, Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu*, Darul Haq, Jakarta, Cetakan Ketujuh, Maret 2003, hal 186 s/d 189.  Yasinan, Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Pustaka Abdullah, Jakarta, Cetakan Ketiga, Jumadil Awal 1426 H/4 Juli 2005.*Pengajar di Darul Hadits Al-Khairiyyah, Makkah Al Mukarramah dan murid Syaikh Muhammad Nashiruddin Al AlbaniCatatan :Adapun amalan yang pahalanya bisa sampai kepada si mayit 

[assunnah] Re: Tanya: Hadiah bacaan Alquran utk org sudah meninggal

2006-04-25 Terurut Topik wae_lagi
Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakaatuh
Sedikit yang ana ketahui, dan tolong di koreksi seandainya salah.
Sepanjang yang ana ketahui bahwa hadits yang antum bawakan adalah
hadits yang dho'if sebagaimana yang dikatakan oleh Syaikh Imam
Muhaddits Al Albani Rahimahullah Ta'ala dalam kitab beliau Ahkamul
Janaiz (Kalau tidak salah terjemahannya sudah diterbitkan Pustaka
Imam Asy Syafi'i).

Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani Rahimahullah menyatakan bahwa
membacakan surat yasin ketiak ada orang yang sedang naza' dan membaca
al Qur'an (membaca surat Yasin atau surat-surat lainnya) ketika
berziarah ke kubur adalah bid'ah dan tidak ada asalnya sama sekali
dari sunnah nabi Shallallahu 'Alahi wa Sallam yang shahih.

Silahkan merujuk ke buku tersebut...
Wallahu A'lam


--- In assunnah@yahoogroups.com, Yandi [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Assalammu'alaikum arrohmatullohiwabarokaatuh.
 Saya dpt mail dari teman spt di bawah ini, mohon pencerahan dari
teman2x yg telah memahami hal ini.

 Menurut Imam Syaukani dalil sahnya hadiah pahala bacaan al-Qur`an
untuk orang yang sudah mati adalah sabda Nabi SAW, Bacakanlah kepada
orang-orang yang sudah meninggal di antara kamu surat Yasin (Arab :
iqra`uu 'ala mautaakum yaasiin) (HR Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah,
Ibnu Hibban, al-Hakim; hadits hasan, Imam As-Suyuthi, al-Jami' al-
Shaghir, I/52).

 Maksud mautaakum dalam hadits itu ialah orang-orang yang sudah
meninggal di antara kamu, bukan orang-orang yang hendak meninggal
di antara kamu. Demikian penegasan Imam Syaukani yang mengartikan
mautaakum dalam makna hakikinya (makna sebenarnya), untuk membantah
ulama seperti al-Khaththabi yang mengartikannya secara majazi
(kiasan), yaitu orang-orang yang hendak meninggal. (Nailul Authar,
hal. 776-778; Subulus Salam, II/91).

 Wassalam





Website Anda: http://www.assunnah.or.id  http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED]

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [assunnah] Re: Tanya: Hadiah bacaan Alquran utk org sudah meninggal

2006-04-25 Terurut Topik roni andriani
Assalammu'alaikum warrohmatullohiwabarokaatuh.

tapi bukankah orang yang sudah meninggal itu terputus
hubungannya dengan dunia, kecuali 3, dan salah satunya
adalah anak yang sholeh. dan salah satu cara sang anak
adalah kiriman doa dan bacaan al Quran yang ditujukan
untuk yang meninggal itu (Tolong koreksi). seperti
juga ada juga orang yang melaksanakan ibadah haji
dengan niat pahalanya untuk orang yang sudah
meninggal, bukankah pahalanya itu boleh untuk yang
bersangkutan? Bagaimana dengan amal jariyah sang
almarhum, jika dapat bermanfaat bagi orang, bukankah
pahalanya akan tetap mengalir ke dia? jadi kenapa
tidak boleh membaca Al Quran (Surah Yasin) untuk orang
yang sudah meninggal? Banyak buku yang dibaca, semua
mengatakan bahwa mereka(almarhum) disana menunggu2
kiriman doa dari kita yang masih hidup. bukankah kita
dalam berdoa selalu berdoa untuk muslimin dan muslimat
yang tidak bisa kita sebutkan satu per satu? mohon
penjelasannya. mohon maaf bila kurang berkenan.

Wassalam



--- wae_lagi [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakaatuh
 Sedikit yang ana ketahui, dan tolong di koreksi
 seandainya salah.
 Sepanjang yang ana ketahui bahwa hadits yang antum
 bawakan adalah
 hadits yang dho'if sebagaimana yang dikatakan oleh
 Syaikh Imam
 Muhaddits Al Albani Rahimahullah Ta'ala dalam kitab
 beliau Ahkamul
 Janaiz (Kalau tidak salah terjemahannya sudah
 diterbitkan Pustaka
 Imam Asy Syafi'i).

 Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani Rahimahullah
 menyatakan bahwa
 membacakan surat yasin ketiak ada orang yang sedang
 naza' dan membaca
 al Qur'an (membaca surat Yasin atau surat-surat
 lainnya) ketika
 berziarah ke kubur adalah bid'ah dan tidak ada
 asalnya sama sekali
 dari sunnah nabi Shallallahu 'Alahi wa Sallam yang
 shahih.

 Silahkan merujuk ke buku tersebut...
 Wallahu A'lam


 --- In assunnah@yahoogroups.com, Yandi [EMAIL PROTECTED]
 wrote:
 
  Assalammu'alaikum arrohmatullohiwabarokaatuh.
  Saya dpt mail dari teman spt di bawah ini, mohon
 pencerahan dari
 teman2x yg telah memahami hal ini.
 
  Menurut Imam Syaukani dalil sahnya hadiah pahala
 bacaan al-Qur`an
 untuk orang yang sudah mati adalah sabda Nabi SAW,
 Bacakanlah kepada
 orang-orang yang sudah meninggal di antara kamu
 surat Yasin (Arab :
 iqra`uu 'ala mautaakum yaasiin) (HR Ahmad, Abu
 Dawud, Ibnu Majah,
 Ibnu Hibban, al-Hakim; hadits hasan, Imam
 As-Suyuthi, al-Jami' al-
 Shaghir, I/52).
 
  Maksud mautaakum dalam hadits itu ialah
 orang-orang yang sudah
 meninggal di antara kamu, bukan orang-orang yang
 hendak meninggal
 di antara kamu. Demikian penegasan Imam Syaukani
 yang mengartikan
 mautaakum dalam makna hakikinya (makna sebenarnya),
 untuk membantah
 ulama seperti al-Khaththabi yang mengartikannya
 secara majazi
 (kiasan), yaitu orang-orang yang hendak meninggal.
 (Nailul Authar,
 hal. 776-778; Subulus Salam, II/91).
 
  Wassalam


___
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com





Website Anda: http://www.assunnah.or.id  http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED]

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [assunnah] Re: Tanya: Hadiah bacaan Alquran utk org sudah meninggal

2006-04-25 Terurut Topik Ahmad Ridha
On 4/25/06, roni andriani [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Assalammu'alaikum warrohmatullohiwabarokaatuh.


Wa 'alaikumus salaam warahmatullahi wabarakaatuh,

Masalah doa tidak ada perselisihan mengenainya bahwa kita dapat
mendoakan muslim baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal
dunia. Dalam doa kita memohon kepada Allah Ta'ala.

Juga beberapa amalan seperti haji dan shadaqah diterangkan dalam
hadits shahih bahwa hal itu dapat dilakukan atas nama orang yang telah
meninggal. Begitu juga mengenai ilmu yang bermanfaat dan amal jariyah
diterangkan dalam hadits shahih.

Sedangkan dalam konteks membaca Al-Qur'an untuk mayit, apakah yang
dikehendaki? Jika yang dikehendaki adalah mengirim pahala, apakah kita
yakin bahwa bacaan Al-Qur'an kita itu diterima? Apakah ada dalil bahwa
pahala bacaan Al-Qur'an itu bisa dikirim?

Namun beda lagi masalahnya jika seseorang menjadikan bacaan
Al-Qur'an-nya (atau amal shalih lainnya) sebagai wasilah untuk
berdo'a. Tawasul ini termasuk yang disyari'atkan sebagaimana kisah
tiga orang yang terperangkap dalam gua. Mereka berdo'a kepada Allah
Ta'ala dengan menjadikan amal shalih mereka sebagai wasilah.

Allahu Ta'ala a'lam.

Wassalaamu 'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,
--
Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1400 H/1980 M)



Website Anda: http://www.assunnah.or.id  http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED]

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/