Re: [assunnah] Share tentang LIQO dan Tanya --MANHAJ SALAFI

2007-08-01 Terurut Topik heru purnomo
assalamualaikum 
mungkin buat teman2 bisa membaca buku jama'ah - jama'ah islam penerbit imam 
bukhori.
saya sendiri baru baca sekilas.
insyaallah bisa mendapat manfaat dari membaca buku tersebut. 
   
kalau pengalaman saya saat dulu di ajak liqo.
awalnya saya tidak pernah ikut. karena saya 1 kontrakan dengan teman-teman 
tarbiyah saya sering di ajak sampai pernah di bilang diajak kebaikan aja kok 
susah ya. dalam hati saya berfkir memangnya kebaikan harus ikut liqo.
   
akhirnya saya ikut, tapi niat saya adalah menuntut ilmu karena saat itu masih 
belum tau kalau ada harokah2 . memang setiap pertemuan ada iuran di sebut nya 
uang kas. yang membuat saya agak kurang nyaman adalah suatu ketika saya di ajak 
idul qurban. dari teman - teman tarbiyah mempunyai kegiatan memberikan hewan 
qurban ke daerah terpencil. tapi mengapa haarus membawa bendera partai. padahal 
saat itu bukan musim kampanye.

sampai suatu ketika ada teman yang mengajak ngaji di tempat salaf. 
alhamdulillah di tempat tersebut saya dapat ilmu banyak.
   
ketika saya menikah pun saya di beri tahu pengalaman yang kurang enak dr mertua 
saya. awalnya mertua saya sering mengisi pengajian di tempat teman2 tarbiyah. 
setelah mertua saya menyatakan tidak ikut berpartai mertua saya tidak pernah di 
panggil untuk mengisi kajian. suatu saat pun mertua saya sudah di jadwalkan 
untuk memberikan seminar tiba2 di batalkan dengan alasan pembicara yang satu 
tidak bersedia karena salah satu pembicaranya adalah mertua saya. 
   
alhamdulillah sekarang setiap saya dan istri saya mau ikut kajian mertua 
menyuruh adik2 dari istri saya supaya diajak untuk mendengarkan pengajian
   
setelah saya selesai kuliah dan pindah ke jakarta saya tanya info pengajian dan 
di beri tahu tempat-tempat kajian salaf. saya dapat info di bintaro sektor 9 
dan pos pengumben yg tidak jauh dari rumah saya.

salman husain [EMAIL PROTECTED] wrote:
assalamu'alaikum...
sekadar nimbrung, waktu saya memutuskan menjadi muslim tidak lama setelah itu 
saya ikut liqa, karena memang saat itu yang membuat saya tertarik pada Islam 
adalah ajakan dan perilaku yang baik dari teman teman yang liqa lebih dulu.

selama beberapa tahun liqa saya belum pernah dimintai sumbangan ini itu yang 
sifatnya memaksa apalagi diluar kemampuan.

memang pernah saya diminta sumbangan diantaranya untuk membantu saudara-saudara 
yang terkena bencana alam, tapi ketika saya dan beberapa teman tidak 
menyanggupi jumlahnya, kami tidak dipaksa, malah justru ada beberapa teman yang 
kurang mampu dibantu keuangannya, sampai dicarikan kerja.

tentang sikap terhadap orang diluar liqa, berdasarkan yang saya alami tidak ada 
yang mencoba membeda-bedakan liqa atau tidak. bahkan beberapa kali teman-teman 
yang liqa bersikap simpatik dan membantu orang-orang di luar liqa tanpa 
sekalipun mengajak mereka untuk melakukan ini itu.

saya jadi sedikit heran karena yang saya alami justru berbeda.

malah saya pernah dicap calon neraka oleh teman yang ngaji di salafi gara-gara 
saat attahiyat shalat saya tidak mengerak-gerakkan jari, padahal waktu itu saya 
baru jadi muslim dan tidak tahu cara shalat yang benar karena saya belajar 
shalat dari tetangga yang muslim
belum lagi waktu saya belum paham tentang isbal saya dicap menolak sunnah, 
padahal sekali lagi saya saat itu saya belum paham
bisa dibayangkan kalau saat itu saya berpikir semua muslim seperti ini. 
bisa-bisa saya kembali ke agama lama.

tapi justru teman2 liqa menganjurkan untuk ikut milis assunnah agar saya bisa 
nambah ilmu, mereka bilang kalau tidak semua salafi seperti dua teman yang 
mencap ini itu, mungkin hanya oknum. dan ternyata saya justru menjadi tertarik 
untuk mempelajari Islam dari teman2 di sini sesuai manhaj salafus shalih karena 
mereka punya dalil2 yang kuat dan bisa dipertanggungjawabkan.


Website anda: http://www.assunnah.or.id  http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : http://www.assunnah.or.id/ragam/aturanmilis.php 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Re: [assunnah] Share tentang LIQO dan Tanya --MANHAJ SALAFI

2007-07-31 Terurut Topik salman husain
assalamu'alaikum...
sekadar nimbrung, waktu saya memutuskan menjadi muslim tidak lama setelah itu 
saya ikut liqa, karena memang saat itu yang membuat saya tertarik pada Islam 
adalah ajakan dan perilaku yang baik dari teman teman yang liqa lebih dulu.

selama beberapa tahun liqa saya belum pernah dimintai sumbangan ini itu yang 
sifatnya memaksa apalagi diluar kemampuan.

memang pernah saya diminta sumbangan diantaranya untuk membantu saudara-saudara 
yang terkena bencana alam, tapi ketika saya dan beberapa teman tidak 
menyanggupi jumlahnya, kami tidak dipaksa, malah justru ada beberapa teman yang 
kurang mampu dibantu keuangannya, sampai dicarikan kerja.

tentang sikap terhadap orang diluar liqa, berdasarkan yang saya alami tidak ada 
yang mencoba membeda-bedakan liqa atau tidak. bahkan beberapa kali teman-teman 
yang liqa bersikap simpatik dan membantu orang-orang di luar liqa tanpa 
sekalipun mengajak mereka untuk melakukan ini itu.

saya jadi sedikit heran karena yang saya alami justru berbeda.

malah saya pernah dicap calon neraka oleh teman yang ngaji di salafi gara-gara 
saat attahiyat shalat saya tidak mengerak-gerakkan jari, padahal waktu itu saya 
baru jadi muslim dan tidak tahu cara shalat yang benar karena saya belajar 
shalat dari tetangga yang muslim
belum lagi waktu saya belum paham tentang isbal saya dicap menolak sunnah, 
padahal sekali lagi saya saat itu saya belum paham
bisa dibayangkan kalau saat itu saya berpikir semua muslim seperti ini. 
bisa-bisa saya kembali ke agama lama.

tapi justru teman2 liqa menganjurkan untuk ikut milis assunnah agar saya bisa 
nambah ilmu, mereka bilang kalau tidak semua salafi seperti dua teman yang 
mencap ini itu, mungkin hanya oknum. dan ternyata saya justru menjadi tertarik 
untuk mempelajari Islam dari teman2 di sini sesuai manhaj salafus shalih karena 
mereka punya dalil2 yang kuat dan bisa dipertanggungjawabkan.


Website anda: http://www.assunnah.or.id  http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : http://www.assunnah.or.id/ragam/aturanmilis.php 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Re: [assunnah] Share tentang LIQO dan Tanya --MANHAJ SALAFI

2007-07-28 Terurut Topik Yuzdi Arkan
mungkin sedikit menambahkan, bahwa jika kita terus menerus mengikuti liqo maka 
semakin banyak keanehan keanehan yang akan kita ketemukan yang semuanya 
menyelisihi sunnah, mungkin ada beberapa pengalaman saya selama mengikuti Liqo 
selain yang telah mbak sebutkan diantaranya:
1. di dalam liqo ada penggolongan penggolongan peserta yang untuk naik ke 
golongan yang lebiih atas seseorang akan diminta mendalami buku buku Hasan Al 
Banna dan akan ditanya komitmennya terhadap pergerakan, untuk selanjutnya akan 
diseleksi siapa yang kira kira komitmen dan selanjutnya akan di bai'at, dimana  
si pembaiat adalah senior seniornya, dengan mengambil dalil dalil dari Alqur'an 
yang kemudian ditafsirkan sesuai keinginan mereka tanpa melihat bagaimana 
tafsir ayat tersebut sesuai sunnah dan pemahaman salaful ummah
2. Kegiatan kampanye yang terkadang tidak syar'i, ada musik dangdutannya gara 
gara koalisi (istilah mereka musyarokah) dengan partai partai kafir... ketika 
hal ini kita tanyakan ke murobbi, jawabannya inilah resiko musyarokkah ...
3. tidak adanya semangat untuk meneladani para salaful ummah dalam menuntut 
'ilmu, beramal sesuai sunnah. dan lain-lain

wallahu a'lam ini sekedar pengalaman saya dulu Mbak, dan kita tidak bisa meniti 
jejak salaf, tanpa meninggalkan Liqo' yang penuh keanehan keanehan ini.. jika 
masih tetap ikut liqo maka kita akan tetap mendapatkan syubhat syubhat 
(kerancuan kerancuan) lagi .. jadi buat apa ragu untuk meninggalkan liqo'...

wallahu ta'ala a'lam.


On 7/26/07, Mochammad Nur Cholis [EMAIL PROTECTED] wrote:

 'Alaikumsalaam warahmatulloohi wabarakaatuh,

 Alhamdulillah anti merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan
 kegiatan LIQO' ini. Ini bisa dilihat dari:

 1. Kewajiban yang sifatnya mengharuskan anti membayar ini dan itu, yang
 kadang anti sendiri tidak sanggup membayarnya.
 2. Pinalti yang diberikan kepada anti sebagai hukuman atas ketidak mampuan
 anti mengikuti aturan mereka.
 3. Surat MUTASI yang diberikan kepada anti untuk pindah dari satu murobbi
 ke murobbi lainnya. Surat MUTASI yang seperti ini setahu ana SAMA PERSIS
 seperti apa yang dilakukan oleh orang-orang NASRANI yang pindah dari satu
 daerah ke daerah lainnya. Dan juga dilakukan oleh aliran sesat LDII apabila
 pengikutnya hendak bepergian dari satu tempat ke tempat lainnya.

 Mengenai poin no. 1 dan 2, maka perhatikanlah firman Allooh (artinya)
 Bertakwalah kamu semampu kamu (QS. AT-Taghaabun: 16). Dan sabda Nabi
 sallalloohu'alaihi wa sallam Jika aku perintahkan satu hal maka lakukan
 semampu kalian dan jika aku melarang sesuatu maka jauhilah. (HR. Muslim).
 Allooh Ta'ala dan Nabi-Nya saja memberikan udzur jika betul-betul kita
 tidak sanggup menjalankan sesuatu ibadah, tanpa adanya PINALTI. Ini ada
 seorang hamba mewajibkan sesuatu yang tidak ada tuntunannya dari Dzat Yang
 Esa dan Maha Kuasa, dan kalau tidak ada kesanggupan dari partisipannya maka
 akan ada hukuman. Apa-apaan ini?!

 Mengenai point no. 3, insyaallooh kita sudah tahu bersama, ini sesuatu
 yang 'nyeleneh' dalam ajaran Islam. Apakah kita mau meniru-niru kesesatan
 orang-orang yang telah menyimpang dari jalan yang lurus itu?

 Ada seorang akhwat yang juga ikut LIQO' ini. Dia sempat bilang kepada
 istri ana dan mengatakan keheranannya, mengapa yang kok kalau dia pindah
 dari satu daerah ke daerah lain murobbinya MENGHARUSKAN dia membawa surat
 MUTASI? Kayak orang Kristen saja?

 Anti, sadarlah. Itulah bid'ah. Itulah kebohongan. Bid'ah dan kebohongan
 itu akan selalu diikuti dengan bid'ah-bid'ah yang lain dan
 kebohongan-kebohongan yang lain. Makin lama akan makin menyesatkan.

 _

 From: assunnah@yahoogroups.com assunnah%40yahoogroups.com
 Sent: Wednesday, July 25, 2007 10:32 PM
 To: assunnah@yahoogroups.com assunnah%40yahoogroups.com
 Subject: [assunnah] Share tentang LIQO dan Tanya --MANHAJ SALAFI

 Assalamualaikum
 Salam kenal dari saya.

 Sekedar pengalaman saya di LIQO:
 Sudah hampir setahun saya vacum (tidak ikut LIQO lagi), dikarenakan ikut
 suami saya pindah kerja, sebetulnya saya mendapat surat MUTASI untuk
 mengikuti/melanjutkan liqo saya di tempat suami saya bekerja. Akan tetapi,
 ada hal lain yang menjadi ganjalan dalam hati saya, sehingga ragu untuk
 mengikuti liqo kembali.

 Saya sudah membaca beberapa postingan di topik sebelumnya dan beberapa
 dari
 komentar keluhan, memang saya rasakan walau tidak semuanya dapat
 dibenarkan,
 apalagi ditambah suami saya tidak ikut dalam liqo, sehingga saya merasa
 suami saya bukan dari golongan mereka dan sepertinya mereka menganggap
 suami
 saya bukan bagian dari kaumnya.

 Permasalahan dimulai saat saya meminta bantuan MUROBBI untuk mengajak
 suami
 untuk mengikuti liqo para ikhwan, tetapi mereka seperti tidak
 menghiraukan.
 Disitu saya merasa kecewa, apa yang salah dengan suami saya sehingga
 mereka
 tidak menanggapi keinginan saya. Disisi lain saya harus mengabdi kepada
 suami, dimana suami saya tidak diterima dalam komunitas liqo yang saya
 ikuti, sehingga saya merasa 

Balasan: RE: [assunnah] Share tentang LIQO dan Tanya --MANHAJ SALAFI

2007-07-28 Terurut Topik boy riansyah
mudah-mudahan Allah selalu menegakkan kita di atas manhaj yang haq ini. Amin... 
mudah-mudahan ikhwan2 harakah yang lain juga bisa menilai mana dakwah yang haq 
mana yang batil... Barokallahu fiik


Sapto Kun Wibowo [EMAIL PROTECTED] wrote:
Bismillahirrohmaanirrohiim.

Afwan bila ana ikutan kembali masalah ini. Sekedar menambahkan dan
sharing.
Ana juga sebelumnya sempat ikutan liqo, kurang lebih setahun lamanya.
Tujuan awalnya ana ikutan liqo adalah untuk mencari ‘ilmu dan niatan
untuk memberantas syirik, bid’ah dan kurofat dalam keluarga orang tua
ana dengan mendatangkan murobbi tersebut.

Dalam setahun itu ana tidak banyak mendapatkan apa2, ‘ilmu yang
diajarkan kebanyakan masalah keta’atan terhadap majelis syuro yang ada
dalam firqoh tersebut.

Entah benar atau salah tetap wajib ta’at. Banyak syubhat-syubhat yang
dilontarkan oleh murobi ana dulu pada diri ana dan keluarga ana,
misalkan masalah qunut, usholli dalam sholat, dsbnya.
Murobi ana selalu katakan yang pake qunut juga pake dalil yang ndak pake
qunut juga pake dalil. Padahal murobi ana tidak pake qunut.
Berawal dari situ ana sudah tidak cocok lagi dengan Fiqud da’wah yang
mereka gunakan.

Karena ana dari awal sebelum ikut liqo Alhamdulillah ingat terus akan
perintah Alloh dalam QS Albaqoroh : 42, yang artinya:

“Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan
janganlah kamu sembunyikan yang hak itu , sedang kamu mengetahui.”

Selain itu murobi ana sangat benci dengan orang-orang salafy.
Katanya(murobi) orang2 salafy itu kaku dan keras serta tidak memiliki
fiqudda’wah. Gemar Tabdi’(membid’ahkan orang) .

Ana hampir termakan dengan ucapan2nya. Tapi Alhamdulillah selain liqo
ana suka cari2 mana sih yang benar.

Ana yakin dengan do’a dalam surat Al Fatihah, dalam meminta petunjuk
yang lurus bila kita benar2 ikhlas, Insya Alloh kita diberi kebaikan
itu, walaupun mungkin adakalanya awalnya kita sempat tersesat dan itu
adalah prosesi. Insya Alloh dosa kita terma’afkan atas
kejahilan(kebodohan) kita.

Kebetulan di kantor ana ada fasilitas internet(bebas digunakan),
darisitu ana coba cari tahu kebenaran yang selama ini ana cari.
Ana menemukan situs salafy. Ana coba bandingkan ajaran orang2 haroki
dengan Manhaj Salaf.

Ternyata tuduhan yang selama ini oleh Eks murobi ana lakukan itu
tidaklah terbukti justru malah sebaliknya.

Dakwah salaflah yang ana cari. Oh iya jangan salah pilih ya. Soalnya
terus terang sebelum memasuki dunia harokah ana sempet kenal Web orang2
yang mengaku bermanhaj salaf, tapi perbuatan dan
ucapannya tidaklah mencerminkan pribadi Rosululloh. Mungkin ini juga
salah satu yang membuat ana ikutan liqo.

Ana coba terus cari tahu kebenaran Alhamdulillah ternyata ada salafy
yang lain, yang Insya Alloh benar2 bermanhaj salaf, walaupun mungkin ada
kesalahan dalam suatu hal yang karena ketidak sengajaan(karena kita
tidak maksum seperti Rasululloh) selanjutnya bila tahu tak lama
dikoreksi/ralat. Da’wah yang diajarkan adalah harus dengan lemah lembut,
ada kaidah2 yang harus dilaksanakan dalam berda’wah. Bahwa da’wah itu
juga disesuaikan dengan kondisi orang yang akan didakwahi. Sehingga
dakwah itu sifatnya ajakan bukan ejekan yang bisa membuat orang yang
dida’wahi lari.

Da’wah juga wajib dengan ‘ilmu(sesuai dengan Quran dan Sunnah). Tidak
seperti selama ana di harokah, dengan berbekal ‘ilmu syari’at yang minim
sudah dituntut untuk menjadi da’i.

Hmmm ini sangat merusak tatanan syari’at itu sendiri. Banyak terjadi
syubhat disana sini. Sholat oleh mereka dianggap ibadah yang biasa,
tidak terlalu dipikirkan bila terjadi kesalahan karena tugas yang lebih
besar berada di depan mata yakni dalam rangka menyongsong terbentuknya
kekhalifahan.

Padahal di Akhirat  yang akan dihisab dulu adalah Sholatnya. Sudah
benarkah sholat kita. Selain itu tidaklah benar tuduhan yang menyatakan
bahwa orang-orang salafy hanya ngurusin masalah yang Furu’(Cabang).
Karena dengan Mengaji salaf ana telah banyak ambil ‘ilmu yang selama ini
tidak diajarkan dalam harokah. Mulai dari Aqidah yang benar2 dimatangkan
pembahasannya, fiqih, dll hingga masalah2 dalam bermuamalah.
Karena salaf(pendahulu kita yakni sahabat Rasululloh) tidak pernah
menganggap sesuatu itu kecil, dihadapan Alloh semua perkara adalah
besar. Menyingkirkan duri di jalan saja merupakan perkara yang kelihatan
remeh apalagi masalah yang jauh lebih besar, seperti masalah ummat.

Oh iya ana ingatkan bahwa salafy bukanlah hizbiyyin, mazhab dsbnya.
Salafy adalah merupakan penishbatan kepada akhlaq2 pendahulu kita yakni
sahabat Rasululloh saw.
Yang mana pemahaman mereka tidak terlepas dari quran dan sunnah. Antara
perkataan dan perbuatan harus sejalan. ‘Ibadah harus dengan ‘ilmu.
QS 17:36 “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”

Satu lagi yang hampir ketinggalan akankah kita mengambil pemimpin dari
orang yang aqidahnya rancu, seperti Hasan Albana. Dalam 

RE: [assunnah] Share tentang LIQO dan Tanya --MANHAJ SALAFI

2007-07-27 Terurut Topik Sapto Kun Wibowo
Bismillahirrohmaanirrohiim.
 
Afwan bila ana ikutan kembali masalah ini. Sekedar menambahkan dan
sharing. :-)
Ana juga sebelumnya sempat ikutan liqo, kurang lebih setahun lamanya.
Tujuan awalnya ana ikutan liqo adalah untuk mencari ‘ilmu dan niatan
untuk memberantas syirik, bid’ah dan kurofat dalam keluarga orang tua
ana dengan mendatangkan murobbi tersebut.

Dalam setahun itu ana tidak banyak mendapatkan apa2, ‘ilmu yang
diajarkan kebanyakan masalah keta’atan terhadap majelis syuro yang ada
dalam firqoh tersebut. 

Entah benar atau salah tetap wajib ta’at. Banyak syubhat-syubhat yang
dilontarkan oleh murobi ana dulu pada diri ana dan keluarga ana,
misalkan masalah qunut, usholli dalam sholat, dsbnya. 
Murobi ana selalu katakan yang pake qunut juga pake dalil yang ndak pake
qunut juga pake dalil. Padahal murobi ana tidak pake qunut. 
Berawal dari situ ana sudah tidak cocok lagi dengan Fiqud da’wah yang
mereka gunakan. 

Karena ana dari awal sebelum ikut liqo Alhamdulillah ingat terus akan
perintah Alloh dalam QS Albaqoroh : 42, yang artinya: 

“Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan
janganlah kamu sembunyikan yang hak itu , sedang kamu mengetahui.”
 
Selain itu murobi ana sangat benci dengan orang-orang salafy.
Katanya(murobi) orang2 salafy itu kaku dan keras serta tidak memiliki
fiqudda’wah. Gemar Tabdi’(membid’ahkan orang) .

Ana hampir termakan dengan ucapan2nya. Tapi Alhamdulillah selain liqo
ana suka cari2 mana sih yang benar. 

Ana yakin dengan do’a dalam surat Al Fatihah, dalam meminta petunjuk
yang lurus bila kita benar2 ikhlas, Insya Alloh kita diberi kebaikan
itu, walaupun mungkin adakalanya awalnya kita sempat tersesat dan itu
adalah prosesi. Insya Alloh dosa kita terma’afkan atas
kejahilan(kebodohan) kita.
 
Kebetulan di kantor ana ada fasilitas internet(bebas digunakan),
darisitu ana coba cari tahu kebenaran yang selama ini ana cari. 
Ana menemukan situs salafy. Ana coba bandingkan ajaran orang2 haroki
dengan Manhaj Salaf.

Ternyata tuduhan yang selama ini oleh Eks murobi ana lakukan itu
tidaklah terbukti justru malah sebaliknya.
 
Dakwah salaflah yang ana cari. Oh iya jangan salah pilih ya. Soalnya
terus terang sebelum memasuki dunia harokah ana sempet kenal Web orang2
yang mengaku bermanhaj salaf, tapi perbuatan dan
ucapannya tidaklah mencerminkan pribadi Rosululloh. Mungkin ini juga
salah satu yang membuat ana ikutan liqo.

Ana coba terus cari tahu kebenaran Alhamdulillah ternyata ada salafy
yang lain, yang Insya Alloh benar2 bermanhaj salaf, walaupun mungkin ada
kesalahan dalam suatu hal yang karena ketidak sengajaan(karena kita
tidak maksum seperti Rasululloh) selanjutnya bila tahu tak lama
dikoreksi/ralat. Da’wah yang diajarkan adalah harus dengan lemah lembut,
ada kaidah2 yang harus dilaksanakan dalam berda’wah. Bahwa da’wah itu
juga disesuaikan dengan kondisi orang yang akan didakwahi. Sehingga
dakwah itu sifatnya ajakan bukan ejekan yang bisa membuat orang yang
dida’wahi lari. 
 
Da’wah juga wajib dengan ‘ilmu(sesuai dengan Quran dan Sunnah). Tidak
seperti selama ana di harokah, dengan berbekal ‘ilmu syari’at yang minim
sudah dituntut untuk menjadi da’i. 

Hmmm ini sangat merusak tatanan syari’at itu sendiri. Banyak terjadi
syubhat disana sini. Sholat oleh mereka dianggap ibadah yang biasa,
tidak terlalu dipikirkan bila terjadi kesalahan karena tugas yang lebih
besar berada di depan mata yakni dalam rangka menyongsong terbentuknya
kekhalifahan. 

Padahal di Akhirat  yang akan dihisab dulu adalah Sholatnya. Sudah
benarkah sholat kita. Selain itu tidaklah benar tuduhan yang menyatakan
bahwa orang-orang salafy hanya ngurusin masalah yang Furu’(Cabang).
Karena dengan Mengaji salaf ana telah banyak ambil ‘ilmu yang selama ini
tidak diajarkan dalam harokah. Mulai dari Aqidah yang benar2 dimatangkan
pembahasannya, fiqih, dll hingga masalah2 dalam bermuamalah. 
Karena salaf(pendahulu kita yakni sahabat Rasululloh) tidak pernah
menganggap sesuatu itu kecil, dihadapan Alloh semua perkara adalah
besar. Menyingkirkan duri di jalan saja merupakan perkara yang kelihatan
remeh apalagi masalah yang jauh lebih besar, seperti masalah ummat.
 
Oh iya ana ingatkan bahwa salafy bukanlah hizbiyyin, mazhab dsbnya.
Salafy adalah merupakan penishbatan kepada akhlaq2 pendahulu kita yakni
sahabat Rasululloh saw. 
Yang mana pemahaman mereka tidak terlepas dari quran dan sunnah. Antara
perkataan dan perbuatan harus sejalan. ‘Ibadah harus dengan ‘ilmu. 
QS 17:36 “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”
 
Satu lagi yang hampir ketinggalan akankah kita mengambil pemimpin dari
orang yang aqidahnya rancu, seperti Hasan Albana. Dalam dakwahnya dia
mencoba menyatukan berbagai manhaj(syi’ah, ahli bid’ah,dll),
sampai-sampai dia mengikuti perbuatan manhaj yang ada, seperti
menari-nari layaknya orang syi’ah dan masih banyak penyimpangan2 da’wah
yang telah