[balita-anda] Tulisan Pak Taufan ttg ANAK AGRESIF
Pak Taufan, mohon maaf tulisan Bapak saya posting.. insya Allah banyak manfaatnya buat orgtua lain yg bernasib sama spt saya, diamanahi anak yang 'agresif' Aida ** Anak Anda Agresif ? oleh : Taufan Surana Jika anda mempunyai buah hati berusia 2 s.d. 3 tahun, anda mungkin sering dibikin pusing karena anak anda agresif, suka memukul, menggigit atau jenis kekerasan yang lain. Anda mungkin sedikit shock jika saya katakan bahwa perilaku agresif anak anda itu adalah perilaku NORMAL dalam perkembangan anak. Mengapa ? Usia 2 s.d. 3 tahunan bisa dikatakan sebagai usia transisi awal pada perkembangan anak, dimana anak sedang mengalami keinginan yang sangat besar untuk menjadi mandiri. Dilain pihak, kemampuan bahasa anak masih belum mencapai tahap yang cukup untuk bisa berkomunikasi dengan sempurna. Gap terhadap kedua kemampuan yang sedang berkembang ini akan 'dilepaskan' oleh anak dalam bentuk tindakan fisik seperti bertindak agresif dan sejenisnya. Memang hanya itulah cara yang paling mudah dilakukan oleh anak untuk mengungkapkan emosinya. Untuk itu, sebagai orangtua kita HARUS memahami bahwa sikap agresif seperti memukul atau menggigit pada level tertentu adalah sangat normal, karena anak masih terfokus pada pemikiran 'SAYA' atau 'MILIK SAYA'. Dengan mengetahui apa yang sedang terjadi pada diri anak anda ini, andapun menjadi lebih tenang dan tidak perlu terlalu khawatir melihat perilaku agresif anak anda (tentunya perilaku agresif yang tidak terlalu kelewatan). Jadi, jangan sampai perilaku agresif anak anda membuat anda menjadi panik, yang berakibat pada perlakuan kekerasan anda terhadap anak. INGAT ! Kemampuan anda untuk mengendalikan emosi/rasa marah anda merupakan LANGKAH PERTAMA yang akan menentukan apakah anda akan bisa mengendalikan anak anda atau tidak. Bagaimana mungkin anda meminta anak anda tidak boleh memukul dengan cara anda memukulnya. Padahal anak seusia ini melakukan segala sesuatunya dengan cara MENIRU lingkungannya. Iya 'kan... ? Yang penting dan harus selalu diingat, anda harus selalu menasehati anak anda bahwa perilaku agresif tersebut tidak baik dan tidak dapat anda terima. Selain itu, anda harus membantu anak anda dengan menunjukkan cara lain untuk mengungkapkan perasaan atau emosi anak. Anda setuju dengan saya tentang hal diatas ? Saya tahu, anda masih memendam sebuah pertanyaan besar, yaitu : Langkah kongkret seperti apa yang bisa saya lakukan untuk menasehati ataupun menunjukkan cara pengungkapan emosi anak ? Ada beberapa hal yang telah kami terapkan dengan hasil yang cukup efektif. 1. Peringatan Awal/Dini dan Batasan yang Jelas Dari pengalaman saya, cara inilah yang PALING EFEKTIF untuk mengendalikan dan mencegah perilaku anak sebelum dia terlanjur melakukan tindakan agresif. Dengan peringatan awal ini, anak menjadi tahu dan siap secara mental terhadap apa yang akan terjadi jika dia berbuat sesuatu yang diluar batasan yang telah anda tetapkan. Catatan : Keterangan lebih detail tentang Peringatan Awal ini dapat anda baca di eBook 3 Tahun Pertama yg Menentukan. Anda harus dengan JELAS dan SINGKAT menyampaikan kepada anak anda hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukannya di setiap kegiatan/permainan bersama dengan orang lain. Dan yang penting, anda harus secara KONSISTEN menjalankan apa yang telah anda sampaikan kepada anak anda. Misalnya, jika anak anda senang bermain mandi bola di taman bermain, sebelum anak anda mulai bermain, anda bisa mengatakan bahwa dia boleh bermain dengan teman-temannya, tetapi jika melemparkan bolanya ke anak lain, maka dia akan segera diminta berhenti. Jika ternyata anak anda kelihatan agresif dengan melemparkan bola ke anak lain, maka anda harus SEGERA membawa anak anda keluar dari tempat mandi bola tersebut. JANGAN ditunggu sampai dia melakukannya 2 atau 3 kali, baru anda bereaksi ! Anak anda perlu tahu SEGERA bahwa tindakannya tidak bisa anda terima, dan apa yang anda katakan sebelumnya memang berlaku. 2. Cooling-Down Cooling-down disini pada dasarnya hampir sama dengan time-out yang telah dibahas di edisi beberapa bulan yang lalu. Untuk contoh mandi bola diatas, begitu anak anda bersikap agresif, anda SEGERA membawa anak anda keluar dari tempat mandi bola, kemudian ajaklah dia duduk bersama anda untuk melihat anak lain bermain mandi bola. Kemudian jelaskan bahwa dia boleh bermain lagi jika dia berjanji tidak akan mengulangi tindakan agresifnya. Cara ini jauh lebih efektif daripada anda berteriak-teriak atau bahkan memukul anak anda. Ini merupakan sebuah time-out sekaligus cooling-down bagi anak anda. Dengan cara ini, anak anda akan menyadari bahwa tindakannya berhubungan dengan konsekuensi yang akan dihadapinya. 3. Mengajarkan Tindakan Alternatif Setelah
Re: [balita-anda] Perkembangan Psikologis Anak Usia 2 thn
Dear Mbak Riris, Wah, sebetulnya Pak Taufan Surana punya tulisan bagus banget nih mengenai hal ini.. saya tunggu2 postingan beliau menanggapi postingan mbak Riris, hehe.. Soalnya sebagai orangtua yang sudah beberapa tahun mengalami masalah punya anak yg dilabel 'agresif' oleh lingkungan.. tulisan Pak Taufan itu sangat membantu.. kalau boleh dari beliau nanti saya posting di sini. Sementara saya aja dulu sharing ya mbak Ris.. Pernah denger istilah terrible two kan? Walaupun bagi saya harus diperpanjang jadi terrible two, three, four.. hehe.. tapi ini betul2 menunjukkan bahwa lewat masa 'bayi' anak kita ini mulai ada di periode transisi.. pingin kaya anak gede, yet kemampuannya dalam banyak hal belum sampe. Nah ini mengakibatkan dia frustrasi.. lalu dia ekspresikan sejauh yang mudah dia lakukan.. mungkin ada anak yang njerit, mungkin juga ndorong, mukul dll. Yang paling penting mbak Riris ketahui, ini fase.. proses yang normal dilalui. Dan anak jangan dilarang marah lho mbak.. tapi harus diajarkan marah secara benar. Kenapa anak kita begitu? Pertama semua faktor harus dirunut ya mbak.. Kita liat ke lingkungan, apa ada yang dia tiru? Entah itu orang di lingkungan yang memang cara mengekspresikan marahnya begitu, atau tontonan, buku, dll? Yang paling gampang dilakukan anak seumuran Aradi adalah meniru, jadi seluruh lingkungan harus alert akan hal ini.. jangan sampai dia ter-ekspose pada adegan marah dengan cara salah. Kalau faktor lingkungan sudah berhasil dieliminir, kita musti amati tiap kejadian. Apakah anak ini jadi agresif karena ada pemicunya? Mungkin ada temannya yang kalau main selalu nyerobot, sehingga dia menganggap bahwa kalau mau dapat giliran, dia harus dorong temannya supaya tidak keserobot duluan. Apa ada teman yang juga punya kecenderungan memukul? Apa mungkin anak lain ada yang tidak agresif tetapi iseng dan jahil sehingga Aradi terpancing? Ini perlu didiskusikan dengan para guru juga, karena mungkin ada kejadian di kelas yang luput dari perhatian guru, yang tampak cuma adegan Aradi being agressive. Setelah itu kita musti bikin strategi secara kompak dengan semua pihak terkait.. hehe. Di sini maksud saya ya orang rumah, ya guru di sekolah, ya sesama orgtua murid, ya mbak pengasuh Aradi maupun pengasuh teman2nya Aradi. Saya ini orang yang sangat percaya bahwa kerjasama membawa hasil lebih signifikan. Minta bantuan semua pihak untuk konsisten pada strategi mbak Riris. Misalnya, mbak Riris kasih tau Aradi sebelum pergi ke sekolah Aradi, kalau dipukul dan didorong itu sakit lho.. jadi nanti di sekolah Aradi jangan pukul dan dorong teman ya Diulang-ulang (tentunya jangan sampai seperti kaset rusak lho ya.. hehe) kalau perlu minta supaya Aradi mengulanginya bersama. Nanti sampai di sekolah, misal dia mau menuju suatu permainan, beri penekanan Aradi mau main itu? Main sama-sama teman-teman ya? Jangan pukul dan dorong Begitu dia mulai memukul atau mendorong, langsung angkat. Biarpun dia lebih marah, langsung angkat. Peluk dia dan tanya Kenapa Aradi pukul teman? Kalau main sama teman-teman, Aradi tidak boleh pukul. Sama-sama dulu liat permainan itu, jangan dilepas dulu Aradinya. Tanyakan lagi Aradi mau main lagi? Kalau dia jawab iya, tekankan sekali lagi Aradi main sama teman-teman, tidak boleh pukul dan dorong. Lakukan ini terus menerus sampai dia mengerti bahwa konsekwensinya dia memukul atau mendorong adalah dia tidak bisa bermain. Proses ini ngga 1-2 hari lho Mbak.. Tapi percayalah, kalau kita dan lingkungan sekitarnya konsisten, dia akan mengerti bahwa tindakan memukul punya konsekwensi yang ngga enak buat dia. Masalahnya kita sering tergoda untuk ngga konsisten; misalnya karena capek atau sedang mengerjakan sesuatu, kita jadi ngga konsentrasi dan luput melihat bagaimana dia berinteraksi dgn teman2nya. Sekali saja dia berhasil memukul dan tidak mendapat konsekwensi, dia akan belajar bahwa ada peluang di mana dia bisa memukul... yaitu kalau Mama sedang tidak liat! Yang paling utama dari menjalankan strategi ini adalah kesabaran kita. Kalau anak sudah 'nakal' di mata kita.. apalagi kalau dia berulah di hadapan umum, biasanya tanduk kita langsung tumbuh panjng sekali! Hati-hati.. ingat kata konsisten tadi. Kita bisa mengajarkan anak untuk marah secara benar, selama kita juga mampu marah secara benar. Ada istilah 'anak cari perhatian'.. Jadi kadang kalau kita bertanduk dan ngomel, kita harus bisa mengerti bahwa inilah yang anak maui. Jadi kita harus cool.. biarpun dipelototi para orangtua dan pengasuh, tetap ambil anak saat dia memukul.. suruh dia minta maaf pada anak yang dipukul, peluk dan kasih pengertian. Begitu terus berulang-ulang. Minta gurunya melakukan hal yang sama mbak di kelas. Atau mungkin gurunya bisa membantu mbak Riris mencari strategi yang paling tepat untuk Aradi, pokoknya ini harus menjadi keputusan dan strategi bersama deh. Kalau saya, terus terang tidak setuju Aradi menjadi dibatasi
Re: [balita-anda] Bell's Palsy
Dear Ibu Aida, Apakah teman Ibu beberapa waktu silam mengalami flu / sakit THT? Sewaktu hamil putri ke-3 saya mengalami sindroma bell's palsy ini dan ternyata setelah diusut memang 'virus'nya berasal dari sakit tenggorokan hebat yang sebelumnya saya alami. Memang tidak ada pemeriksaan atau obat yang bisa diberikan kecuali vitamin untuk syaraf. Tetapi bisa dibantu dengan kompres air hangat sesering mungkin di bagian wajah yang kaku. Sebetulnya fisioterapi masih jadi perdebatan, karena beberapa dr. ahli syaraf mengatakan efeknya belum evidence based; tetapi waktu itu DSOG saya menganjurkan saya melakukannya, jadi saya difisioterapi dengan pijatan dan disetrum. Alhamdulillah 2 bulan kemudian saya pulih. Mungkin teman Ibu bisa konsultasi dengan dokter ahli syaraf mengenai kemungkinan untuk fisioterapi? Mudah-mudahan cepat pulih.. aamiin.. Salam, Aida (juga) ;-) Aida [EMAIL PROTECTED] wrote: Bapak dan Ibu.. Ada yang bisa menjelaskan mengenai virus bell's palsy? Temen Saya secara tiba-tiba mengalami kelumpuhan sebelah pada mukanya. Kata dokter terserang virus, tapi dokter tidak menjelaskan jenis virusnya. Dokter hanya memberikan vitamin dan tidak diperiksa sama sekali. Saya mencoba browsing di internet dan menemukan bahwa virus bell's palsy bisa membuat kelumpuhan pada muka. Ada yang bisa menjelaskan mengenai virus ini? Terimakasih atas tanggapannya Aida Ratna Zulaiha Researcher Research Department Moores Rowland Jl. Sisingamangaraja 3C Jakarta Phone. 021 7202605 Fax. 021 7202606 Email. [EMAIL PROTECTED] - Do you Yahoo!? Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software
RE: [balita-anda] Sikap di Sekolah TK
Mbak Tri Utami, Putri saya sekolah di Taman Kreativitas Anak Indonesia (TKAI), di jl ARCO raya, cipete (daerah jeruk purut). Salam kenal, Aida Tri Utami Andayani (Internal Control, PKP-HO) [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalo boleh tahu, anak ibu sekolah di TKA mana? Salam, Tri Utami -Original Message- From: Siti Aida [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, August 25, 2003 9:03 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Sikap di Sekolah TK Halo Ibunya Diva, Kebetulan sekali, saya ini justru ibunya seorang anak TKA yg super aktif dan cenderung agresif. Jadi boleh ya saya share sudut pandang dari sisi ini. Saya pikir yang penting sekali adalah kerjasama antara guru dan semua orangtua murid secara konsisten. Di sekolah anak saya, kebetulan orangtua dari murid sekelas dikumpulkan dan diperkenalkan satu sama lain. Guru menceritakan evaluasi umum di kelas, dan memfasilitasi diskusi. Hal-hal yang pribadi tentunya tidak dibahas, tetapi hal seperti anak saya yang cenderung butuh perhatian khusus karena tingkah polahnya bisa mengganggu proses belajar, dibahas bersama dengan tujuan mencari jalan keluar. Akhirnya kami sepakat, bahwa di rumah, semua anak dibantu mengevaluasi kejadian di kelas, dan kalau ada yang perlu diklarifikasi, jangan sungkan untuk saling menghubungi sesama orangtua, ini untuk membantu menjelaskan pada anak masing2 sehingga mereka bisa mengatasi apa yang mereka rasakan (misalnya takut pada si anak hiperkatif itu). Anak-anak ini kan sedang belajar bersosialisasi, belajar menghadapi hal2 tidak nyaman dalam hidup, jadi akan terbantu sekali kalau kita yang dewasa bisa terbuka satu sama lain dengan tujuan saling membantu tentunya :-) Salah satu ibu mengatakan hal ini pada anaknya Nak, Ayumi itu bukannya nakal, tapi dia belum mengerti. Dia sedang belajar supaya bisa jadi seperti kamu dan teman-teman. Jadi kamu harus bantu ajarkan dia supaya mengerti, bahwa mendorong itu tidak baik Ada lagi bapak yang mengajarkan pada anaknya Kalau kamu didorong Ayumi, bilang Jangan. kalau masih juga, bilang lagi, Ayumi, stop. Kalau masih juga, liat, sebelum dia mendorong, tahan tangannya begini (diperagakan) dan bilang lagi, Ayumi, jangan. Nah kalau belum berhasil juga, bilang pada bu Gurumu Itu semua dikatakan di depan saya, atau diceritakan oleh orangtua yang bersangkutan langsung kepada saya. Alhamdulillah saya merasa besar hati, daripada diomongi di belakang sebagai ibunya si Ayumi yang nakal, teman2 sesama orangtua membantu menjelaskan pada anak mereka tentang masalah si ayumi dan cara mengatasinya. Tak dinyana, ini menumbuhkan kepedulian di antara anak2 kecil itu... mengharukan sekali bagi saya! Saya bekerja, tidak bisa selalu mengantar anak. Tapi saya pastikan tiap malam menelfon orangtua2 lain, bergantian, tanya apa kejadian hari itu. Pasti kalau jadi mereka kan mangkel andai anak saya yang didorong, tapi saya pastikan bahwa mereka tahu, saya aware akan kekurangan anak saya dan butuh bantuan mereka untuk mengatasinya. Alhamdulillah sekarang teman2nya Ayumi yang kasih laporan kemajuan Ayumi setiap hari. Sudah seminggu ini ngga ada insiden dorong mendorong.. ini hasil kerja keras prestasinya semua orangtua murid! Jadi Ibu Diva, usahakan komunikasi tentang hal ini dengan guru tapi juga dengan orangtua si anak yang hiperaktif itu. Sambil tiap saat memungkinkan, membahas dengan Diva bahwa temannya itu butuh bantuan dia untuk belajar supaya tidak lagi harus memukul, melainkan bisa 'pintar' seperti Diva. Mungkin dia terbantu dengan berpikiran membantu mengajarkan si anak itu daripada berpikir bagaimana menghindari si anak itu yang artinya menghindari sekolah. Nah kalau tentang kekurangan tenaga guru karena ada yang sakit... ini harus dibahas dengan pihak sekolah. Kalau memang gurunya kewalahan dan guru satunya sakitnya lama, tentunya mereka harus berpikir untuk cari pengganti, walau hanya sementara. Perbandingan guru : murid untuk anak usia seperti itu tidak bisa ditawar ya.. kalau dipaksakan bisa2 guru yang cuma satu itu pun ambruk karena stress. Salam, Aida Nunus D. Aryanto wrote: Minta pendapat Bp Ibu gimana cara menumbuhkan kembali semangat sekolah anak (TKA) yang tiba-tiba menurun karena (menurut gurunya): - Takut melihat temannya yang hyper aktif memukul temannya yang lain (ikut menangis) - Tidak dapat perhatian dari gurunya disekolah karena salah satu gurunya sedang sakit sehingga gurunya yang sekarang merasa kewalahan menghadapi sendirian murid2 kelas Diva yang banyak minta perhatian. Tolong ya soalnya saya takut jadi keterusan hilang semangatnya dan jadi mogok sekolah. Thanks Ibunya Diva - Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] - Do you Yahoo!? Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software
Re: [balita-anda] anak bilingual-telat bicara
Pak Joko, Saya setuju dengan semua pendapat teori anda. Seperti saya tulis di email sebelumnya. Nda ada maksud mendebat atau berpandangan kontra. Saya cuma ingin teman2 sesama orangtua 'ngeh' bahwa tiap anak adalah individu yang unik, satu beda dengan yang lain.. dan tentunya itu punya konsekwensi logis bahwa kebutuhan akan rangsangan pada tiap anak juga berbeda. Ini saja kok. Soalnya begini ni pak.. saya sendiri suka ngalami.. faktor latahnya orangtua itu gede, kalo denger suatu metode (apapun, bukan hanya merujuk metode bilingual bapak lho ya) berhasil di anak lain.. kayanya merasa perlu mecoba metode itu di anak sendiri. Awalnya hanya sekedar coba2.. tapi kalau nda berhasil kok ya frustrasi. hehe.. Ini manusiawi toh? Jadi kita perlu saling mengingatkan untuk tetap pada prinsip bahwa tiap anak itu beda, pasti punya kelebihan kekurangan. Speech delay, down syndrome, autism, gifted, einstein syndrome, buat saya bukan hal penting. Dalam artian bahwa menganut teori apapun, dengan metode seperti apa juga.. tugas terpenting orangtua adalah membuat anaknya merasa dicintai dan bahagia dengan menjadi dirinya.. Salam, Aida Joko Kusmanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Ibu Aida, Sebenarnya kita sulit menilai keterlambatan bicara seorang anak selama anak masih dalam fase periode kritis. Ada beberapa kemungkinan mengapa anak agak terlambat memproduksi bahasa dibandingkan dari anak yang lain. Meskipun terdapat sejumlah keyakinan yang menyatakan bahwa anak dapat berbahasa dengan baik meski dalam situasi poverty of stimulus, saya lebih condong berpendapat bahwa ada persyaratan minimum yang harus dipenuhi oleh bahasa input untuk anak. Oleh karena itu, tingkat lingkungan kaya bahasa yang dimiliki oleh anak perlu diamati. Yang dimaksud dengan lingkungan kaya bahasa terutama adalah lingkungan kaya bahasa yang melibatkan faktor-faktor sosial dan psikologis. Seorang anak tidak akan dapat berbahasa jika hanya didudukkan tiap hari mendenganrkan radio atau telivisi. Anak memang akan mampu menghasilkan bunyi-bunyi bahasa, tetapi dia tidak akan dapat berbahasa dengan baik. - Do you Yahoo!? Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software
Re: [balita-anda] Sikap di Sekolah TK
Halo Ibunya Diva, Kebetulan sekali, saya ini justru ibunya seorang anak TKA yg super aktif dan cenderung agresif. Jadi boleh ya saya share sudut pandang dari sisi ini. Saya pikir yang penting sekali adalah kerjasama antara guru dan semua orangtua murid secara konsisten. Di sekolah anak saya, kebetulan orangtua dari murid sekelas dikumpulkan dan diperkenalkan satu sama lain. Guru menceritakan evaluasi umum di kelas, dan memfasilitasi diskusi. Hal-hal yang pribadi tentunya tidak dibahas, tetapi hal seperti anak saya yang cenderung butuh perhatian khusus karena tingkah polahnya bisa mengganggu proses belajar, dibahas bersama dengan tujuan mencari jalan keluar. Akhirnya kami sepakat, bahwa di rumah, semua anak dibantu mengevaluasi kejadian di kelas, dan kalau ada yang perlu diklarifikasi, jangan sungkan untuk saling menghubungi sesama orangtua, ini untuk membantu menjelaskan pada anak masing2 sehingga mereka bisa mengatasi apa yang mereka rasakan (misalnya takut pada si anak hiperkatif itu). Anak-anak ini kan sedang belajar bersosialisasi, belajar menghadapi hal2 tidak nyaman dalam hidup, jadi akan terbantu sekali kalau kita yang dewasa bisa terbuka satu sama lain dengan tujuan saling membantu tentunya :-) Salah satu ibu mengatakan hal ini pada anaknya Nak, Ayumi itu bukannya nakal, tapi dia belum mengerti. Dia sedang belajar supaya bisa jadi seperti kamu dan teman-teman. Jadi kamu harus bantu ajarkan dia supaya mengerti, bahwa mendorong itu tidak baik Ada lagi bapak yang mengajarkan pada anaknya Kalau kamu didorong Ayumi, bilang Jangan. kalau masih juga, bilang lagi, Ayumi, stop. Kalau masih juga, liat, sebelum dia mendorong, tahan tangannya begini (diperagakan) dan bilang lagi, Ayumi, jangan. Nah kalau belum berhasil juga, bilang pada bu Gurumu Itu semua dikatakan di depan saya, atau diceritakan oleh orangtua yang bersangkutan langsung kepada saya. Alhamdulillah saya merasa besar hati, daripada diomongi di belakang sebagai ibunya si Ayumi yang nakal, teman2 sesama orangtua membantu menjelaskan pada anak mereka tentang masalah si ayumi dan cara mengatasinya. Tak dinyana, ini menumbuhkan kepedulian di antara anak2 kecil itu... mengharukan sekali bagi saya! Saya bekerja, tidak bisa selalu mengantar anak. Tapi saya pastikan tiap malam menelfon orangtua2 lain, bergantian, tanya apa kejadian hari itu. Pasti kalau jadi mereka kan mangkel andai anak saya yang didorong, tapi saya pastikan bahwa mereka tahu, saya aware akan kekurangan anak saya dan butuh bantuan mereka untuk mengatasinya. Alhamdulillah sekarang teman2nya Ayumi yang kasih laporan kemajuan Ayumi setiap hari. Sudah seminggu ini ngga ada insiden dorong mendorong.. ini hasil kerja keras prestasinya semua orangtua murid! Jadi Ibu Diva, usahakan komunikasi tentang hal ini dengan guru tapi juga dengan orangtua si anak yang hiperaktif itu. Sambil tiap saat memungkinkan, membahas dengan Diva bahwa temannya itu butuh bantuan dia untuk belajar supaya tidak lagi harus memukul, melainkan bisa 'pintar' seperti Diva. Mungkin dia terbantu dengan berpikiran membantu mengajarkan si anak itu daripada berpikir bagaimana menghindari si anak itu yang artinya menghindari sekolah. Nah kalau tentang kekurangan tenaga guru karena ada yang sakit... ini harus dibahas dengan pihak sekolah. Kalau memang gurunya kewalahan dan guru satunya sakitnya lama, tentunya mereka harus berpikir untuk cari pengganti, walau hanya sementara. Perbandingan guru : murid untuk anak usia seperti itu tidak bisa ditawar ya.. kalau dipaksakan bisa2 guru yang cuma satu itu pun ambruk karena stress. Salam, Aida Nunus D. Aryanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Minta pendapat Bp Ibu gimana cara menumbuhkan kembali semangat sekolah anak (TKA) yang tiba-tiba menurun karena (menurut gurunya): - Takut melihat temannya yang hyper aktif memukul temannya yang lain (ikut menangis) - Tidak dapat perhatian dari gurunya disekolah karena salah satu gurunya sedang sakit sehingga gurunya yang sekarang merasa kewalahan menghadapi sendirian murid2 kelas Diva yang banyak minta perhatian. Tolong ya soalnya saya takut jadi keterusan hilang semangatnya dan jadi mogok sekolah. Thanks Ibunya Diva - Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] - Do you Yahoo!? Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software
RE: [balita-anda] anak bilingual
Usia dini memang masa emas untuk pemahaman multi bahasa. Tetapi mudah-mudahan mendasari semuanya, kita ingat selalu bahwa setiap anak beda. Bukan saya bermaksud mendebat pendapat yang ada, tapi tetap penting untuk diperhatikan kemampuan dan kecepatan perkembangan yang tiap anak miliki. Kalau anak memiliki kesulitan dalam kemampuan verbalnya (terlambat bicara), sangat tidak disarankan untuk memberi multi-language exposure. salam, Aida - Do you Yahoo!? Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software
Re: [balita-anda] Belum bisa bicara
Mbak Debby, Kalau boleh tanya, bagaimana dengan kemampuan reseptifnya? apakah anak ini mengerti instruksi? Apakah dia menggunakan bahasa planet, atau tidak verbal sama sekali? Sudah dipastikan bahwa tidak ada masalah secara fisik (pendengaran, fungsi oromotor dll)? Putri bungsu saya juga tidak verbal sampai usia 3 tahun. Yang saya lakukan pertama adalah mencari DSA yang cocok untuk berkomunikasi, lalu bersama beliau menentukan langkah. Pertama saya dirujuk ke dokter anak dengan sub spesialisasi syaraf. Di sana dipastikan dulu bahwa tidak ada masalah secara fisik dalam alat komunikasi si anak. Setelah ditemukan masalahnya, baru bersama dibicarakan terapi apa yang harus dilakukan dan tentunya ditentukan jangka waktu tertentu untuk mengevaluasi hasil terapinya. Yang penting, jangan langsung pergi untuk terapi wicara, sebaiknya tindakan terapi apapun ditentukan bersama dengan dokter anak. Salam, Aida Debby [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekans BA, anak usia 22bl, belum bisa bicara sepatah kata, bagusnya diperiksa sama spesialis apa ya ? ada yg. punya pengalaman ? makasih ya - Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] - Do you Yahoo!? SBC Yahoo! DSL - Now only $29.95 per month!
Re: [balita-anda] VAKSIN MMR
Mbak Yunita all.. Maaf sekali lho kalau saya menuliskan penambangan itu menggunakan merkuri. Memang kalau ngga salah di KOMPAS sendiri cukup jelas, bahwa resiko merkuri itu adanya karena penambangan dilakukan secara liar di kalimantan. Jadi kalau sampai ada impresi dari email saya bahwa penambangan pada umumnya yang beresiko atas merkuri, berarti kesalahan sepenuhnya ada pada saya, yg terlalu 'bebas' menyadur berita :-) Anyway sebetulnya point saya adalah bahwa saya sendiri kaget, ternyata merkuri itu ada di banyak tempat yang ngga segampang itu dihindari. Dulunya berpikir bahwa kalau meniadakan MMR sudah beres.. tapi ternyata di tempat lain pun ada. Dan ternyata lagi, logam berat yang membahayakan bukan cuma merkuri. Cilakanya lagi, meniadakan MMR bukannya tanpa resiko.. kalau pas pecah epidemi hasilnya bukan ngga mungkin lebih fatal. Aida Yunita [EMAIL PROTECTED] wrote: BODY { MARGIN-TOP: 25px; FONT-SIZE: 12pt; MARGIN-LEFT: 20px; COLOR: #00; FONT-FAMILY: Arial, Helvetica}IMG { MARGIN-TOP: 10px; MARGIN-LEFT: -20px} Mbak Aida, Sekedar menambahkan bahwa informasi dari Kompas yang mengatakan bahwa perusahaan pertambangan memakai bahan merkuri adalah salah sama sekali ! Yang memakai bahan merkuri adalah para penambang liar yang notabene akibatnya memang mencemari lingkungan. (Kebetulan saya bekerja disalah satu mining company makanya saya tahu persis :) Mohon maaf kalau ada yang tidak berkenan. Salam, Mama [EMAIL PROTECTED];s+ [EMAIL PROTECTED],Ak9Yt{T~tkTtO'T~UI/'E4YDwlJhhATcE2RkUY +=[EMAIL PROTECTED]x Z*Swf!Uo1sUfZb+K*JGs0!OBrqc By!*JwfT?w1w?9ZbyKcdfu+2uc+]W,YXzz:[EMAIL PROTECTED]@![EMAIL PROTECTED]@ - Do you Yahoo!? SBC Yahoo! DSL - Now only $29.95 per month!
Re: [balita-anda] Vaksin MMR
Mbak Dede, Terimakasih untuk postingannya. Kebetulan saya belum berhasil nih masuk ke website gatra spt anjuran Mbak Yunita. Tetapi mau tambahin aja sedikit info, bahwa di beberapa negara, pemberian vaksin MMR memang kelihatannya lebih memungkinkan karena urusan pertanggungan biaya kesehatan tidak lagi menjadi masalah bagi masyarakatnya. Pemberian vaksin terpisah ini tentunya punya makna bahwa kunjungan ke dokter harus lebih sering dan biaya imunisasi pun jadi lebih tinggi. Selain itu resiko epidemi penyakit di negara2 tsb mungkin lebih rendah (atau penanggulangan bila terjadi epidemi lebih baik), jadi juga menjadi lebih memungkinkan untuk 'menganjurkan penundaan' atau bahkan melarang imunisasi tertentu. Saya terus berdo'a (wish could do more) Mudah-mudahan saja suatu hari nanti kita juga sampai ke situ; urusan kesehatan bukan jadi barang mewah buat masyarakat. Tetapi meanwhile belum... ada baiknya kita terus berbagi informasi tentang semua sisi yang ada dari tiap permasalahan. Saya sendiri kaget lho waktu KNA kemarin itu, karena Prof. Shattock (pakar biomedical yg dr Inggris itu) sendiri bilang, okelah, menghindarkan merkuri yang ada dalam imunisasi MMR atau tambalan gigi (amalgam) itu hal yang relatif mudah dilakukan (tunda atau tiadakan saja imunisasinya / tambal giginya). Tapi tahukah anda bahwa merkuri juga terkandung dalam materi gunung berapi? Ini bisa terhirup begitu saja dan sulit sekali dihindari oleh orang yang domisilinya memang di daerah di mana ada gunung berapi. Hari ini malah saya baca di KOMPAS, merkuri juga digunakan dalam penambangan. Hal-hal seperti ini lho yang dalam harapan saya lebih disosialisasikan pada masyarakat banyak. Karena sebelum saya datang dan dengar sendiri saat KNA, saya ngga tau merkuri itu apa, cuma tau itu ada dalam MMR, jadi jauh2 deh MMR dari kehidupan saya.. apalagi jelas2 anak bungsu saya non-verbal..hehe. Yah mudah-mudahan salah satunya lewat media BA ya, masyarakat bisa dicerdaskan dgn informasi2 yang kumplit, seimbang obyektif :- Aida Dede [EMAIL PROTECTED] wrote: Jepang Melarang Vaksin MMR Jepang yang merupakan negara maju telah melarang vaksin MMR sejak tahun 1993 setelah 1,8 juta anak mendapat MMR dan terjadi sejumlah meningitis non-viral dan reaksi buruk lainnya. Hampir 1000 klaim kompensasi sehubungan dengan akibat buruk dari MMR. Pada tahun 1999, pemerintah mempertimbangkan kembali pemberian MMR, tetapi diputuskan bahwa LEBIH AMAN UNTUK TETAP MELARANG MMR, dan tetap melanjutkan penggunaan vaksinasi terpisah antara measles (campak), mumps (parotitis/ gondongan), dan rubella (campak Jerman), seperti yang dianjurkan oleh Dr. Wakefield. Pemerintah Jepang menyadari adanya masalah dengan MMR segera setelah mulai mewajibkan vaksinasi pada April 1989. - Do you Yahoo!? SBC Yahoo! DSL - Now only $29.95 per month!
Re: [balita-anda] Kelas Unggulan
Dear Bunda Harits Pandu, Boleh tahu, yang dimaksud kelas unggulan di sini seperti apa ya? Apakah semacam 'akselerasi' di SMP SMA? Saya takut salah ngerti.. tapi anyway, saya punya pengalaman langsung yang sangat baik di Al Izhar (Pd. Labu) dan Dwi Matra (MPR - Cilandak). Tidak ada istilah kelas unggulan sih ya di kedua sekolah tersebut, tetapi yang bagi saya menyenangkan adalah pendekatan individual dari guru-guru kepada setiap murid, sehingga segala keterbatasan dan potensi yang tentunya berbeda pada tiap anak terakomodasi dengan baik. Salam kenal, Aida Bunda Harits 'n Pandu [EMAIL PROTECTED] wrote: - Do you Yahoo!? SBC Yahoo! DSL - Now only $29.95 per month!
Re: [balita-anda] Figur lelaki bagi anak (was: Menjelaskan kondisi keluarga)
Dear Flora, Kalau kasus begini mungkin.. sering-sering saja komunikasikan tentang si Bapak ini kepada anak-anak. Bagusnya kalau masih bisa dihubungi / menghubungi secara berkala.. nah kalau ada kejadian, prestasi, masalah.. bersama anak2 kita catat saja, untuk bahan laporan ngobrol dengan si Bapak... Kalau anaknya sudah cukup besar untuk diajak bicara.. bisa cerita-cerita tentang si Bapak ini lebih dalam, misalnya gimana dulu kita ketemu, apa yang Bapak seneng.. apa yang jadi harapan Bapak dan Ibu pada anak-anak apa kerjaan Bapak.. dan jangan lupa, silaturahmi sering-sering ke keluarga besar si Bapak (kalau memungkinkan, tentunya)... mungkin teman2 lain ada yang bisa share lebih banyak ya.. Maaf ni Flora, saya telat banget mbalasnya.. soalnya kerja pakai shift, jadi nda tiap hari periksa email Aida [EMAIL PROTECTED] wrote: Maaf ya mbak kalau ikutan bertanya . Kalau si bapaknya kerja di lokasi (tambang or minyak atau misalnya kerja sebagai pelaut) yang pulangnya tiap 3-4 bulan sekali (itupun juga hanya 2 minggu saja), apakah akan timbul problem juga. Soale kan figur si bapaknya juga ngga ada di rumah tiap hari kan. Nha gimana kira-kira solusinya ya. Thanks, -F- - Do you Yahoo!? Yahoo! Web Hosting - establish your business online
[balita-anda] Kejang Demam
KEJANG-KEJANG Topik:Pertolongan Pertama infokes.com Kejang adalah istilah awam untuk konvulsi, yaitu suatu seri gerakan otot yang tidak terkontrol secara tiba-tiba dan kuat. Anak-anak kecil dengan demam tinggi ( 39 derajat C ke atas) bisa timbul kejang. Meskipun kelihatan sangat mengkhawatirkan tetapi kejang yang menyertai demam biasanya tidak berbahaya. Tetapi penting sekali untuk segera menurunkan panas supaya mencegah kejang-kejang dan kerusakan otak. Gejala-gejala Tidak sadar, mata membalik ke atas. Kedua kaki dan tangan kaku kemudian timbul gerakan-gerakan kejut yang kuat dan kejang-kejang selama 5 menit. Pada beberapa kasus tidak bisa mengontrol pengeluaran buang air besar/kecil. Setelah sadar, penderita mungkin muntah, gelisah/mengantuk, atau tidur. Setelah bangun, penderita normal kembali. Komplikasi Cedera fisik. Tertelan cairan muntah sendiri. Kerusakan otak, bila kejang-kejang terlalu lama atau sering. Penyebab umum Panas tinggi. Epilepsi (kecenderungan untuk terkena serangan kejang yang berulang), yang mungkin disebabkan oleh penyebab yang tidak diketahui, jaringan parut pada otak karena cedera kepala atau tumor otak. Yang dapat anda lakukan Penolong : Pindahkan benda-benda tajam/keras dari sekitar penderita untuk mencegah cedera. Penderita jangan ditahan/diikat, atau gigitkan suatu benda diantara giginya (jarang sekali penderita kejang menggigit lidah sendiri). Ketika kejang berhenti, miringkan penderita supaya tidak menelan cairan muntahnya sendiri. Jangan memberikan minuman/makanan segera setelah berhenti kejang. Setelah kejang, bila ada demam, kompres selama 15 menit atau sampai suhu tubuh kurang dari 38 derajat C. Bawa ke dokter bila penderita anak-anak, atau kejang untuk pertama kali. Panggil dokter/ambulan terdekat bila kejang-kejang lebih dari 15 menit. Tindakan dokter anda Mengobati dengan suntikan penenang (tranquilizer). Menentukan penyebab. Merujuk ke rumah sakit bila diperlukan. Pencegahan Cegah demam tinggi pada anak-anak, dengan cara memberikan obat demam dan kompres hangat selama 15 menit bila demam mencapai 38.5 derajat C atau lebih. Penderita epilepsy harus minum obat menurut resep dokter secara teratur. BSI, Finance [EMAIL PROTECTED] wrote:Moms, Mau ikutan juga Kalau anak 'step' karena panasnya terlalu tinggi bagaimana cara menanganinya yah ? Kebayang belum paniknya lagi Katanya ada yg saranin di balur pake alkohol, bener ngga sih ? Mungkin ada yg punya pengalaman and bisa sharing. Salam Mama Arum - Do you Yahoo!? Yahoo! Tax Center - forms, calculators, tips, and more
RE: [balita-anda] kuping bau
Hai Wina Biasanya Wina bersihkan daun telinganya saja atau sampai ke dalam? Soalnya justru aku belajar dari dsa bahwa bersihkan kuping anak2 harus super hati2. Salah-salah kita malah mendorong kotoran masuk atau melukai organ2 di dalam telinga mereka. Paling kalau mau bersihkan daun telinganya saja, pelan-pelan pakai kapas yg dikasih baby oil sedikit supaya kotorannya ngikut. Tapi sekali lagi hati-hati.. jangan sampai mendorong kotoran masuk atau membuat baby oil-nya masuk ke telinga juga. Kata saya sih... ngga usah disabunilah kalau mandi, nanti malah kemasukan air/sabunnya berabe ya.. Mulai anak2 usia 3-4 th, saya biasa bawa ke dr. THT saja untuk bersihkan telinganya.. supaya lebih yakin bersih aman. Aida - Do you Yahoo!? Yahoo! Tax Center - forms, calculators, tips, and more
[balita-anda] Kompres untuk Demam
ini artikel ttg Kompres anak sewaktu demam.. dulu pernah diforward teman. Aida ---Original Message- KOMPRES YG BENAR ? Ternyata kompres dengan es sudah ketinggalan zaman dan tak efektif. Yang paling pas, gunakan air hangat dan mandikan anak. Selama ini kompres air dingin atau es, lazim diterapkan para ibu saat anaknya demam atau panas tinggi. Kalau suhunya 37,5 sampai 39 derajat Celcius, cukup pakai obat-obat penurun panas. Tapi kalau sampai 39-40 derajat Celcius, kompres perlu dilakukan untuk membantu menurunkan panas, kata dr. Waldi Nurhamzah,Sp.A, dari FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta. Penyakit apa pun, dari yang ringan seperti flu atau infeksi ringan, hingga infeksiberat di susunan saraf pusat atau di otak, dapat menggunakan kompres.JUSTRU TAMBAH PANAS. Zaman dulu, kata Waldi, untuk mengompres umumnya digunakan air dingin atau es. Ternyata cara itu kini sudah ditinggalkan. Sebab, kalau tubuh dikompres es atau air dingin, suhunya tak turun, malah makin tinggi. Ini terjadi karena mekanisme tubuh yang sedemikian rupa, di mana jika kondisi di luar dingin, maka tubuh akan menginterpretasikan kalau dirinya kurang panas. Akibatnya, tubuh pun akan tambah panas. Selain itu, efek dingin bisa membuat pembuluh darah di permukaan kulitjadi mengecil. Alhasil, panas yang seharusnya dialirkan oleh darah ke kulit agar keluar, terhalang karena jalannya terhambat. Kompres dingin juga bisa membuat pusat pengaturan panas dalam tubuh jadi kacau. Saraf-saraf yang digunakan untuk melihat atau memantau suasana di luar tubuh menangkap kesan, di luar tubuh dingin,sehingga tubuh pun akan bertambah panas. Kendati kompres dingin sudah tidak lagi dianjurkan karena berdampak negatif, Tapi tak sepenuhnya ditinggalkan. Untuk sejumlah kasus semisal luka memar dan bakar, kompres air dingin masih kerap digunakan. Bahkan air dingin disiramkan ketubuh korban luka bakar, jelas Waldi. BAHAYA PAKAI ALKOHOL Selain kompres air dingin atau es, kompres alkohol juga amat diakrabi. Biasanya, lanjut Waldi, dilakukan pada pasien di rumah-rumah sakit. Prinsip kerjanya adalah karena sifat alkohol yang mudah menguap. Untuk menguap memerlukan panas dan panas tadi berasal atau diambil dari tubuh pasien. Nah, harapkan, dengan kompres alkohol, panas tubuh akan berangsur turun. Namun,seiring dengan kemajuan ilmu kedokteran, kompres alkohol sudah mulai ditinggalkan karena dapat membahayakan kesehatan. Jika alkohol dibalurkan ke tubuh, uapnya dapat terhirup si sakit. Ini bisa mengganggu susunan saraf pusat. Selain itu, alkohol pun mudah terbakar, sehingga berbahaya. AIR HANGAT Nah, saat ini yang lazim digunakan adalah kompres dengan air hangat atau suam-suam kuku. Ini cara terbaik untuk menurunkan panas. Sebab, jelas Waldi, kalau suhu di luar tubuh terasa hangat, maka tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu di luar cukup panas. Dengan demikian, tubuh anak akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otaknya, supaya suhu tubuhnya jangan terlalu panas. Jadi, kebalikan dari kompres air dingin, tubuh yang panas akan semakin panas, karena tubuh menganggap di luar suhunya dingin. Walau demikian, cara termudah untuk menurunkan suhu tubuh anak adalah dengan memberinya obat penurun panas. Di rumah sakit pun, pasien yang datang dengan keluhan panas tinggi, tindakan pertama yang dilakukan adalahmemberinya obat penurun panas tapi panas tetap tinggi, baru dikompres. Jadi, kompres bukan untuk keadaan darurat. Ia dipakai untuk membantu menurunkan panas, selain pemberian obat penurun panas. Dengan kata lain, kalau ternyata obat penurun panas yang diberikan dirasakan telah cukup, anak pun tak perlu lagi dikompres. TETAP HARUS MANDI Cara mengompres dengan air hangat yang paling efektif, kata Waldi, adalah memandikannya dengan air hangat. Minimal, itulah yang disebutkan di literatur asing, katanya. Anak yang sakit, katanya, harus dimandikan, dicelup, atau dibilas dengan air hangat. Bukan sekadar melap tubuh atau kepala anak dengan handuk hangat. Kalau perlu, anak yang sakit dimasukkan ke dalam bak mandi beri air hangat. Cara ini terbukti sangat membantu untuk menurunkan panas badan anak. Tak perlu khawatir penyakit anak bakal bertambah parah jika dimandikan dengan air hangat. Biarkan si kecil main air hangat. Apalagi pada dasarnya anak kecil suka air. Selama ini ada pemahaman yang salah dari para orangtua, bahwa anak sakit tidak boleh kena air atau mandi. Pemahaman tersebut, menurut Waldi, harus disingkirkan. Itu semua masa lalu. Justru orang tua harus sadar, anak sakit pun, badannya harus senantiasa bersih. Di rumah sakit pun, anak harus mandi. Nah, apalagi di rumah? Ia juga mengingatkan, kulit anak sakit penuh oleh kuman hingga harus tetap mandi agar bersih. Lalu bagaimana kalau anak tak mau mandi dengan alasan lagi sakit? Ya, pandai-pandainya orang tua membujuk. Memang, anak cenderung malas kena air dingin. Tapi air hangat, anak pasti suka. Kalaupun anak tak mau mandi di kamar mandi, kan bisa dimandikan di tempat tidur. TEMPAT TEPAT Kembali ke
Re: [balita-anda] minum susu
Dear Wina, Jangan sampai ketidakmauan bayimu minum S-26 bikin kamu stress.. nanti malah ASImu berkurang. Ayo yakinkan dirimu bahwa ASImu cukup dan itu yang terbaik buat bayimu! ASImu akan diproduksi sesuai dengan kebutuhan dan seringnya bayimu menyusu. Jadi jangan khawatir akan kurang. Apalagi berat badannya sudah di atas rata-rata kan? Berbanggalah bahwa anakmu hanya mau ASI.. dan berbahagialah bahwa kamu mampu memberikannya ASI.. Aida - Do you Yahoo!? Yahoo! Tax Center - forms, calculators, tips, and more
[balita-anda] Figur lelaki bagi anak (was: Menjelaskan kondisi keluarga)
Terimakasih mbak Fitri dan mbak Lilis... Memang ini yang selalu jadi kekhawatiran saya (di antara sejuta kekhawatiran lainnya :-) alhamdulillah sejauh ini Yang Kuasa selalu memberi jalan untuk menjalankan peran ganda.. tapi saya tau pasti, sosok Ayah ini tidak tergantikan.. bukan sekedar betulin genteng bocor atau main kejar2an loncat2an, ya.. Susahnya juga, hidup di Jakarta.. biarpun ada ipar-ipar lelaki, dengan kesibukan ini itu kok ya ketemunya jarang... Keliatan sekali memang, si bungsu itu ketakutan banget kalau liat sosok lelaki... cuman sama DSA aja dia akrab.. mungkin karena sudah kulino / terbiasa... Tapi sekali lagi, masukan tentang figur lelaki ini berharga sekali buat saya.. terimakasih yaa ! Aida - Do you Yahoo!? Yahoo! Tax Center - forms, calculators, tips, and more
[balita-anda] RE: Menjelaskan kondisi keluarga
Mbak Lilis Mbak Reny, Terimakasih banyak atas sarannya ya.. Saya punya pengalaman mencoba mengatakan bahwa Ayahnya anak-anak meninggal dunia. Terus terang cara ini pernah saya coba waktu pertamaaa kali si bungsu bertanya, gara-gara lagu satu-satu aku sayang Ibu...dst. Kedua kakaknya marah besar pada saya. Apalagi yang sulung ya.. yang betul-betul punya banyak kenangan sama Ayahnya, sampai bilang Ibu nggak fair dong bilang Ayah sudah meninggal! wahduh.. saya sampai bengong lamaa... saya nggak tahu bahwa si sulung (waktu itu umurnya baru 9 th) sudah ngerti kata nggak fair. Memang sejauh ini saya berusaha untuk bicara baik tentang Ayahnya anak-anak pada mereka. Saya nggak mau melibatkan perasaan saya sendiri, dan karenanya saya berusaha keras untuk jujur saja bahwa kami sudah tidak bersama lagi dan juga jujur saja bahwa saya pun tidak tahu keberadaan Ayah mereka. Saya cuma tahu dia ada di kota anu. Sungguh awal mulanya saya ngga bertujuan meng'under-estimate' pengertian si bungsu. Cuma saya bingung sekali bagaimana kasih penjelasan karena dia kan ngga punya ingatan blass mengenai keberadaan ayahnya, sementara dia sedang dalam usia nyecer kalau tanya2... sementara juga, kedua Kakaknya selalu pasang telinga lebar-lebar dan melotot matanya kalau nunggui saya menjawab pertanyaan adiknya tentang hal ini. Waahh pusing deh jadinya... Sekali lagi, terimakasih banyak yaa.. Aida - Do you Yahoo!? Yahoo! Tax Center - forms, calculators, tips, and more
Re: [balita-anda] THROMBOPE GEL atau SALEP?
Kalau saya ngga salah.. memang ada yang gel (kemasan jingga, isi bening) dan ada yang salep / ointment (kemasan hijau, isi putih). Yang salep biasanya untuk bayi 1 th karena ngga ada rasa dingin yang ngagetin gitu lho. Kalau yang gel kan dingin ya? cmiiw... Aida - Do you Yahoo!? Yahoo! Tax Center - forms, calculators, tips, and more
Re: [balita-anda] Bayi suka loncat-2
Mbak Indah.. Seneng banget ya kalau si kecil ngajak becanda seperti itu.. biarpun berat tapi nikmat betul kan liat ketawa riangnya? Kalau dsa anak-anak saya dulu bilang, prinsipnya asal si bayi yang initiate / mulai / ngajak suatu gerakan.. bisa dibilang dia sudah siap. Insya Allah justru gerakan begitu untuk memperkuat kakinya... bukan malah mengganggu pertumbuhannya. Anak sekarang cepat sekali perkembangannya ya? Tetangga saya anaknya umur 7 bulan sudah bisa rambatan keliling ruangan! Awalnya bapak-ibunya juga khawatir itu terlalu cepat nanti malah tulangnya terganggu.. tapi dsa-nya bilang, asal bukan dipaksa nggak papa. Nah kalau pemakaian baby walker.. sepertinya justru ngga disarankan ya? Kecuali si anak udah njejeg banget. Takutnya dia bukan belajar jalan tapi belajar mengayuh. Lagipula harus di bawah pengawasan ketat deh kalau pake baby walker.. jangan sampai si anak 'nggelundung, meluncur, nabrak atau malah tumplek dari walkernya. Aida - Do you Yahoo!? Yahoo! Tax Center - forms, calculators, tips, and more
RE: [balita-anda] Obat tradisional apa yg bisa mengobati puting s usu yg luka payudara yg bengkak
Bayi baru biasanya memang bikin puting lecet ya.. karena si puting masih dalam kondisi 'kering' jadi seperti diamplas oleh lidah bayi. Sebetulnya ada lho salep yang cukup aman untuk dipakai ibu yang putingnya lecet.. kalo ngga salah namanya Kamillosan. Ini dari extract Cammomile.. jadi mendinginkan rasa pedihnya. Ada kok di apotik2. Saya 3x menyusui selalu pakai ini kalau lecetnya ngga tertahankan. Aman, kok.. tapi boleh dikonfirmasi dulu ke dsa supaya yakin bahwa aman... :-) Aida - Do you Yahoo!? Yahoo! Tax Center - forms, calculators, tips, and more
[balita-anda] Anak Angkat
Kebetulan saya ada pengalaman dari orang terdekat.. Kakak saya mengadopsi anak karena sudah 10 tahun menikah belum dikaruniai momongan. Lalu 4 tahun setelah mengadopsi anak, Kakak hamil dan melahirkan dengan selamat. Sekarang yang sulung sudah berusia 15 thn dan adiknya usia 11 thn. alhamdulillah kompak.. rukun.. sama-sama sholeh dan sangat sayang pada kedua orangtuanya.. sering bikin iri hati :-) Kalau saya kilas balik perjalanan mereka sekluarga. Saya sering lihat Kakak saya ini berkomunikasi lewat dongeng. Dan dalam dongengnya dia selalu selipi pesan moral, yang sederhana saja sih. Pada si sulung dia sering cerita tentang Induk ayam yang menetaskan telur... ngga semua telurnya, tapi ditetaskan dan dibesarkan. Lalu mereka pelihara anak anjing.. dari berbagai jenis. Kakak saya cerita pada anak-anaknya bahwa mereka ngga berasal dari satu induk, tapi saling sayang.. dst. Memang sering ada kekhawatiran seperti yang Pak Gatut bilang, bahwa predikat anak angkat dijadikan senjata manakala orangtua harus menegakkan disiplin. Tapi setelah si anak ke-2 lahir, justru orangtuanya bisa memperlihatkan bahwa mereka konsisten.. apa yang ngga boleh, apa yang jadi aturan di rumah itu ya harus dipatuhi semuanya. Dan saya lihat, kedua orgtua jaga betul kedekatan mereka dengan anak-anak.. sehingga kalau di luaran ada gunjingan tentang status anak pertama.. mereka duduk bersama dan bicarakan itu.. selalu saja contoh induk ayam dan anak anjing dibahas :-) Tapi tentunya.. proses itu tidak selalu berjalan mulus.. keluarga yang kandung sedarah dagingpun juga menghadapi masalah, kan? Seperti masukannya mbak Vivi dalam kasus saya, konsistensi dan kejujuran membentuk hubungan yang penuh rasa percaya antara anak dan orangtua. Ini yang amat sangat membantu pada saat-saat roda hidup sedang berada di bawah. Aida - Do you Yahoo!? Yahoo! Tax Center - forms, calculators, tips, and more