Re: [balita-anda] Child Abuse (2)

2004-04-07 Terurut Topik denny_kurniawan

CHILD ABUSE = Penganiayaan Anak
(Kisah KEZIA)

Sebetulnya saya enggan menceritakan kejadian Kezia karena kisah gadis
kecil ini sangat mengoyak perasaan saya.  Selama pelayanan belasan tahun
baru kali ini ada kisah yang sangat membekas di hati.
Namun hari ini, ketika buku A Child Called 'It' (terbitan Gramedia) -
kisah nyata kehidupan pengarangnya Dave Pelzer ini selesai saya baca, wajah
Kezia menar-nari di benak saya.  Buku ini adalah bagian pertama dari
trilogi
kehidupan Pelzer, bagian kedua The Lost Boy dan ketiga A Boy Named Dave
mengisahkan pengalaman kehidupan Dave yang penuh kebrutalan dan menyisakan
kebencian yang sangat dalam.  Namun, karena keinginan untuk hidup
akhirnya
membuat Dave yang lepas dari cengkraman ibu kandungnya menjadi seorang
'Outstanding Young Persons of the World = Orang yang Mandiri'
(salah satu penghargaan yang diterimanya di Kobe, Jepang) atas upayanya
meningkatkan kewaspadaan akan perlakuan kasar terhadap anak-anak dan
pencegahannya.
Dan, saya berdoa agar ketika Kezia besar nanti, ia juga bisa menjadi 'an
outstanding Young woman'

-
Wanita ini dibawa ibu angkat saya ke rumah, namanya Kia, seorang janda
muda sekitar 30 tahunan dengan anaknya Kezia, 6 tahun.  Kia langsung dengan
berani mengutarakan agar minta dikenalkan pria baik-baik karena merasa
sulit
hidup di Jakarta tanpa pekerjaan, sedangkan tabungannya mulai terkuras
untuk
biaya hidup.  Jujur, saya tidak bersimpatik - mana ada pria baik-baik mau
langsung menikah dalam waktu 1 bulan ? Ibu angkat saya akhirnya bercerita
bahwa perkenalan mereka dimulai ketika Kia sedang memaki-maki Kezia
sehingga
menarik perhatian tetangga.  Karena iba, ibu angkat saya sering mengajak
Kezia ke rumahnya yang cuma terpisah 20 meter (beberapa rumah).  Anak itu
tidak pernah sarapan pagi, ia hanya diberi uang Rp 1000,- seitap hari untuk
makan siangnya, terserah Kezia mau membeli apa sewaktu pulang sekolah,
itulah jatahnya setiap siang.  Malamnya paling-paling ibunya hanya
membelikan sebuah roti dari abang tukang roti yang setiap sore lewat di
depan gang mereka.  Sampai suatu ketika Kezia berteriak-teriak hebat karena
ibunya memaksa dia memakan belerang !  Sejak itu Kezia 'dipelihara' ibu
angkat saya, anak itu dijemput setiap pagi untuk dimandikan, diberi sarapan
dan diantar ke sekolah.  Siang hari pembantu ibu angkat saya menjemput
Kezia, makan siang dan makan malam di rumah mereka sebelum dikembalikan
kepada ibunya...
Singkat cerita, Kia yang bertetangga dengan ibu angkatku ini akhirnya
memilih Biro Jodoh dan berhasil menggaet seorang pria.  Belum genap
perkenalan 1 bulan, pria ini, Boy sudah hidup bersama di rumah kontrakan
Kia.  Ternyata Boy seorang masih berstatus 'suami orang', dan kerjanya
hanya
berburu.  Modal Boy adalah bodynya yang atletis dan rayuan yang gombal
(   Sejak Boy tinggal bersama Kia, maka Kezia pun dilarang bermain ke rumah
ibu angkat saya lagi, anak itu semakin hari semakin kurus...  Beberapa
tetangga sering mendengar Kezia menangis malam hari, namun tak seorangpun
berani menolongnya.

Suatu pagi ibu angkat saya menelpon, kedengaran sangat letih.  Beliau
bercerita bahwa kemarin seharian meladeni Kia yang sedang stressed berat,
kecewa dan menyesal hidup bersama Boy, dan minta tolong ibu angkatku
mengusirnya...  Seharian Kia menangis dan menjelang malam tiba-tiba dia
lebih histeris !!  Dia berteriak-teriak dan mulai menyerang dan mencoba
memukul beberapa orang di rumah ibu angkat saya, sehingga mereka
berkali-kali mendoakannya.  Jam 11 malam Kia pulang ke rumahnya, tetapi jam
2 subuh ia kembali menggedor-gedor rumah ibu angkatku sehingga mereka ikut
tertekan dan tidak bisa tidur...  Saya menyarankan ibu angkatku tidur saja
di rumahku, dan merekapun suami istri mencoba beristirahat di rumah pada
siang harinya.
Namun sorenya dalam perjalanan pulang, hape saya berdering, ada suara
jeritan, tangis dan panik dari keponakan ibu angkat saya ,Oma suruh
cepetan
deh langsung aja ke sini, penting !!!  Aduh, kasihan Kezia...  Di tol yang
macet saya menduga-duga, entah apa yang terjadi, jadi saya menelpon ke
rumah.  Pembantu menceritakan bahwa jam 5 sore tadi ibu angkat saya (yang
biasa dipanggil Oma) ditelpon untuk segera pulang, karena ada kejadian
penganiayaan terhadap Kezia...  hanya dikatakan 'berdarah' !
Turun dari tol saya langsung ke rumah Oma, sudah hampir jam 7 malam
saat
itu, dan langsung beliau keluar sambil menggendong Kezia.  Aah... gadis
kecil itu semakin kurus, kecil dan pucat dengan senyum 'ompong'nya yang
khas
;-)  Kami langsung membawanya ke Medikarya karena ada bercak darah di
celana
dalamnya, dan dokter hanya memberikan 3 butir antibiotik, jika pendarahan
tidak berhenti besok siang agar dibawa kembali.

Keziapun di bawa ke rumah, dibaringkan di kamar anak saya Gaby.  Mereka
sepantaran, Gaby 1 th lebih besar, tapi berat badan Kezia hanya 16 kg,
sedangkan Gaby 25kg, alangkah kontrasnya.  Matanya kosong, dan ibu angkat
saya mengajak saya keluar, sambil menangis beliau 

Re: [balita-anda] Child Abuse (2)

2004-04-07 Terurut Topik Ade (Kanebo)
Aku terus terang menahan air mata untuk baca cerita ini.
Aku trenyuh sekali.,
Aduh tuhan., sekarang kezia umur berapa klo boleh tahu.?
kabarnya masih ada., ato uda enggak ada kabar berita.?

aDe.S
[EMAIL PROTECTED]
Mid Plaza 2 Bldg, 7th Flr

- Original Message -
From: Rifa [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, April 07, 2004 4:09 AM
Subject: Re: [balita-anda] Child Abuse (2)


 aduh. saya langsung mual pas baca apa yg dilakukan sang ibu thd
anaknya
 ini
 - Original Message -
 From: [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Wednesday, April 07, 2004 3:51 PM
 Subject: Re: [balita-anda] Child Abuse (2)


 
  CHILD ABUSE = Penganiayaan Anak
  (Kisah KEZIA)
 
  Sebetulnya saya enggan menceritakan kejadian Kezia karena kisah
gadis
  kecil ini sangat mengoyak perasaan saya.  Selama pelayanan belasan tahun
  baru kali ini ada kisah yang sangat membekas di hati.
  Namun hari ini, ketika buku A Child Called 'It' (terbitan
 Gramedia) -
  kisah nyata kehidupan pengarangnya Dave Pelzer ini selesai saya baca,
 wajah
  Kezia menar-nari di benak saya.  Buku ini adalah bagian pertama dari
  trilogi
  kehidupan Pelzer, bagian kedua The Lost Boy dan ketiga A Boy Named
 Dave
  mengisahkan pengalaman kehidupan Dave yang penuh kebrutalan dan
menyisakan
  kebencian yang sangat dalam.  Namun, karena keinginan untuk hidup
  akhirnya
  membuat Dave yang lepas dari cengkraman ibu kandungnya menjadi seorang
  'Outstanding Young Persons of the World = Orang yang Mandiri'
  (salah satu penghargaan yang diterimanya di Kobe, Jepang) atas upayanya
  meningkatkan kewaspadaan akan perlakuan kasar terhadap anak-anak dan
  pencegahannya.
  Dan, saya berdoa agar ketika Kezia besar nanti, ia juga bisa menjadi 'an
  outstanding Young woman'
 
  -
  Wanita ini dibawa ibu angkat saya ke rumah, namanya Kia, seorang
janda
  muda sekitar 30 tahunan dengan anaknya Kezia, 6 tahun.  Kia langsung
 dengan
  berani mengutarakan agar minta dikenalkan pria baik-baik karena merasa
  sulit
  hidup di Jakarta tanpa pekerjaan, sedangkan tabungannya mulai terkuras
  untuk
  biaya hidup.  Jujur, saya tidak bersimpatik - mana ada pria baik-baik
mau
  langsung menikah dalam waktu 1 bulan ? Ibu angkat saya akhirnya
bercerita
  bahwa perkenalan mereka dimulai ketika Kia sedang memaki-maki Kezia
  sehingga
  menarik perhatian tetangga.  Karena iba, ibu angkat saya sering mengajak
  Kezia ke rumahnya yang cuma terpisah 20 meter (beberapa rumah).  Anak
itu
  tidak pernah sarapan pagi, ia hanya diberi uang Rp 1000,- seitap hari
 untuk
  makan siangnya, terserah Kezia mau membeli apa sewaktu pulang sekolah,
  itulah jatahnya setiap siang.  Malamnya paling-paling ibunya hanya
  membelikan sebuah roti dari abang tukang roti yang setiap sore lewat di
  depan gang mereka.  Sampai suatu ketika Kezia berteriak-teriak hebat
 karena
  ibunya memaksa dia memakan belerang !  Sejak itu Kezia 'dipelihara' ibu
  angkat saya, anak itu dijemput setiap pagi untuk dimandikan, diberi
 sarapan
  dan diantar ke sekolah.  Siang hari pembantu ibu angkat saya menjemput
  Kezia, makan siang dan makan malam di rumah mereka sebelum dikembalikan
  kepada ibunya...
  Singkat cerita, Kia yang bertetangga dengan ibu angkatku ini
akhirnya
  memilih Biro Jodoh dan berhasil menggaet seorang pria.  Belum genap
  perkenalan 1 bulan, pria ini, Boy sudah hidup bersama di rumah kontrakan
  Kia.  Ternyata Boy seorang masih berstatus 'suami orang', dan kerjanya
  hanya
  berburu.  Modal Boy adalah bodynya yang atletis dan rayuan yang gombal
  (   Sejak Boy tinggal bersama Kia, maka Kezia pun dilarang bermain ke
 rumah
  ibu angkat saya lagi, anak itu semakin hari semakin kurus...  Beberapa
  tetangga sering mendengar Kezia menangis malam hari, namun tak
seorangpun
  berani menolongnya.
 
  Suatu pagi ibu angkat saya menelpon, kedengaran sangat letih.
Beliau
  bercerita bahwa kemarin seharian meladeni Kia yang sedang stressed
berat,
  kecewa dan menyesal hidup bersama Boy, dan minta tolong ibu angkatku
  mengusirnya...  Seharian Kia menangis dan menjelang malam tiba-tiba dia
  lebih histeris !!  Dia berteriak-teriak dan mulai menyerang dan mencoba
  memukul beberapa orang di rumah ibu angkat saya, sehingga mereka
  berkali-kali mendoakannya.  Jam 11 malam Kia pulang ke rumahnya, tetapi
 jam
  2 subuh ia kembali menggedor-gedor rumah ibu angkatku sehingga mereka
ikut
  tertekan dan tidak bisa tidur...  Saya menyarankan ibu angkatku tidur
saja
  di rumahku, dan merekapun suami istri mencoba beristirahat di rumah pada
  siang harinya.
  Namun sorenya dalam perjalanan pulang, hape saya berdering, ada
suara
  jeritan, tangis dan panik dari keponakan ibu angkat saya ,Oma suruh
  cepetan
  deh langsung aja ke sini, penting !!!  Aduh, kasihan Kezia...  Di tol
 yang
  macet saya menduga-duga, entah apa yang terjadi, jadi saya menelpon ke
  rumah.  Pembantu menceritakan bahwa jam 5 sore tadi ibu angkat saya
(yang
  biasa dipanggil

Re: [balita-anda] Child Abuse (2)

2004-04-07 Terurut Topik Nilam Sari, DHL Express - ID,JKT-CO
Ketika saya membaca cerita ini rasanya mo nangis .kok ada ya seorang ibu
tega berbuat sedemikian rupa ?

Rifa wrote:

 aduh. saya langsung mual pas baca apa yg dilakukan sang ibu thd anaknya
 ini
 - Original Message -
 From: [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Wednesday, April 07, 2004 3:51 PM
 Subject: Re: [balita-anda] Child Abuse (2)

 
  CHILD ABUSE = Penganiayaan Anak
  (Kisah KEZIA)
 
  Sebetulnya saya enggan menceritakan kejadian Kezia karena kisah gadis
  kecil ini sangat mengoyak perasaan saya.  Selama pelayanan belasan tahun
  baru kali ini ada kisah yang sangat membekas di hati.
  Namun hari ini, ketika buku A Child Called 'It' (terbitan
 Gramedia) -
  kisah nyata kehidupan pengarangnya Dave Pelzer ini selesai saya baca,
 wajah
  Kezia menar-nari di benak saya.  Buku ini adalah bagian pertama dari
  trilogi
  kehidupan Pelzer, bagian kedua The Lost Boy dan ketiga A Boy Named
 Dave
  mengisahkan pengalaman kehidupan Dave yang penuh kebrutalan dan menyisakan
  kebencian yang sangat dalam.  Namun, karena keinginan untuk hidup
  akhirnya
  membuat Dave yang lepas dari cengkraman ibu kandungnya menjadi seorang
  'Outstanding Young Persons of the World = Orang yang Mandiri'
  (salah satu penghargaan yang diterimanya di Kobe, Jepang) atas upayanya
  meningkatkan kewaspadaan akan perlakuan kasar terhadap anak-anak dan
  pencegahannya.
  Dan, saya berdoa agar ketika Kezia besar nanti, ia juga bisa menjadi 'an
  outstanding Young woman'
 
  -
  Wanita ini dibawa ibu angkat saya ke rumah, namanya Kia, seorang janda
  muda sekitar 30 tahunan dengan anaknya Kezia, 6 tahun.  Kia langsung
 dengan
  berani mengutarakan agar minta dikenalkan pria baik-baik karena merasa
  sulit
  hidup di Jakarta tanpa pekerjaan, sedangkan tabungannya mulai terkuras
  untuk
  biaya hidup.  Jujur, saya tidak bersimpatik - mana ada pria baik-baik mau
  langsung menikah dalam waktu 1 bulan ? Ibu angkat saya akhirnya bercerita
  bahwa perkenalan mereka dimulai ketika Kia sedang memaki-maki Kezia
  sehingga
  menarik perhatian tetangga.  Karena iba, ibu angkat saya sering mengajak
  Kezia ke rumahnya yang cuma terpisah 20 meter (beberapa rumah).  Anak itu
  tidak pernah sarapan pagi, ia hanya diberi uang Rp 1000,- seitap hari
 untuk
  makan siangnya, terserah Kezia mau membeli apa sewaktu pulang sekolah,
  itulah jatahnya setiap siang.  Malamnya paling-paling ibunya hanya
  membelikan sebuah roti dari abang tukang roti yang setiap sore lewat di
  depan gang mereka.  Sampai suatu ketika Kezia berteriak-teriak hebat
 karena
  ibunya memaksa dia memakan belerang !  Sejak itu Kezia 'dipelihara' ibu
  angkat saya, anak itu dijemput setiap pagi untuk dimandikan, diberi
 sarapan
  dan diantar ke sekolah.  Siang hari pembantu ibu angkat saya menjemput
  Kezia, makan siang dan makan malam di rumah mereka sebelum dikembalikan
  kepada ibunya...
  Singkat cerita, Kia yang bertetangga dengan ibu angkatku ini akhirnya
  memilih Biro Jodoh dan berhasil menggaet seorang pria.  Belum genap
  perkenalan 1 bulan, pria ini, Boy sudah hidup bersama di rumah kontrakan
  Kia.  Ternyata Boy seorang masih berstatus 'suami orang', dan kerjanya
  hanya
  berburu.  Modal Boy adalah bodynya yang atletis dan rayuan yang gombal
  (   Sejak Boy tinggal bersama Kia, maka Kezia pun dilarang bermain ke
 rumah
  ibu angkat saya lagi, anak itu semakin hari semakin kurus...  Beberapa
  tetangga sering mendengar Kezia menangis malam hari, namun tak seorangpun
  berani menolongnya.
 
  Suatu pagi ibu angkat saya menelpon, kedengaran sangat letih.  Beliau
  bercerita bahwa kemarin seharian meladeni Kia yang sedang stressed berat,
  kecewa dan menyesal hidup bersama Boy, dan minta tolong ibu angkatku
  mengusirnya...  Seharian Kia menangis dan menjelang malam tiba-tiba dia
  lebih histeris !!  Dia berteriak-teriak dan mulai menyerang dan mencoba
  memukul beberapa orang di rumah ibu angkat saya, sehingga mereka
  berkali-kali mendoakannya.  Jam 11 malam Kia pulang ke rumahnya, tetapi
 jam
  2 subuh ia kembali menggedor-gedor rumah ibu angkatku sehingga mereka ikut
  tertekan dan tidak bisa tidur...  Saya menyarankan ibu angkatku tidur saja
  di rumahku, dan merekapun suami istri mencoba beristirahat di rumah pada
  siang harinya.
  Namun sorenya dalam perjalanan pulang, hape saya berdering, ada suara
  jeritan, tangis dan panik dari keponakan ibu angkat saya ,Oma suruh
  cepetan
  deh langsung aja ke sini, penting !!!  Aduh, kasihan Kezia...  Di tol
 yang
  macet saya menduga-duga, entah apa yang terjadi, jadi saya menelpon ke
  rumah.  Pembantu menceritakan bahwa jam 5 sore tadi ibu angkat saya (yang
  biasa dipanggil Oma) ditelpon untuk segera pulang, karena ada kejadian
  penganiayaan terhadap Kezia...  hanya dikatakan 'berdarah' !
  Turun dari tol saya langsung ke rumah Oma, sudah hampir jam 7 malam
  saat
  itu, dan langsung beliau keluar sambil menggendong Kezia.  Aah... gadis

Re: [balita-anda] Child Abuse (2)

2004-04-07 Terurut Topik Lucky

  Ya ampun.. aku ga ega bacanya..rasanya bener2 mo nangis nih...
  nyaris air mata keluar koq bisa ya ada yang tega sama darah dagingnya
  sendiri... ya Tuhan.

  terus sekarang kondisinya Kezia gimana?.. apa dia sudah 'aman' dari
  kesadisan mamanya sekarang?...


  - Original Message - 
  From: [EMAIL PROTECTED]
  To: [EMAIL PROTECTED]
  Sent: Wednesday, April 07, 2004 3:51 PM
  Subject: Re: [balita-anda] Child Abuse (2)


  
   CHILD ABUSE = Penganiayaan Anak
   (Kisah KEZIA)
  
   Sebetulnya saya enggan menceritakan kejadian Kezia karena kisah
gadis
   kecil ini sangat mengoyak perasaan saya.  Selama pelayanan belasan tahun
   baru kali ini ada kisah yang sangat membekas di hati.
   Namun hari ini, ketika buku A Child Called 'It' (terbitan
Gramedia) -
   kisah nyata kehidupan pengarangnya Dave Pelzer ini selesai saya baca,
wajah
   Kezia menar-nari di benak saya.  Buku ini adalah bagian pertama dari
   trilogi
   kehidupan Pelzer, bagian kedua The Lost Boy dan ketiga A Boy Named
Dave
   mengisahkan pengalaman kehidupan Dave yang penuh kebrutalan dan
menyisakan
   kebencian yang sangat dalam.  Namun, karena keinginan untuk hidup
   akhirnya
   membuat Dave yang lepas dari cengkraman ibu kandungnya menjadi seorang
   'Outstanding Young Persons of the World = Orang yang Mandiri'
   (salah satu penghargaan yang diterimanya di Kobe, Jepang) atas upayanya
   meningkatkan kewaspadaan akan perlakuan kasar terhadap anak-anak dan
   pencegahannya.
   Dan, saya berdoa agar ketika Kezia besar nanti, ia juga bisa menjadi 'an
   outstanding Young woman'
  
   -
   Wanita ini dibawa ibu angkat saya ke rumah, namanya Kia, seorang
janda
   muda sekitar 30 tahunan dengan anaknya Kezia, 6 tahun.  Kia langsung
dengan
   berani mengutarakan agar minta dikenalkan pria baik-baik karena merasa
   sulit
   hidup di Jakarta tanpa pekerjaan, sedangkan tabungannya mulai terkuras
   untuk
   biaya hidup.  Jujur, saya tidak bersimpatik - mana ada pria baik-baik
mau
   langsung menikah dalam waktu 1 bulan ? Ibu angkat saya akhirnya
bercerita
   bahwa perkenalan mereka dimulai ketika Kia sedang memaki-maki Kezia
   sehingga
   menarik perhatian tetangga.  Karena iba, ibu angkat saya sering mengajak
   Kezia ke rumahnya yang cuma terpisah 20 meter (beberapa rumah).  Anak
itu
   tidak pernah sarapan pagi, ia hanya diberi uang Rp 1000,- seitap hari
untuk
   makan siangnya, terserah Kezia mau membeli apa sewaktu pulang sekolah,
   itulah jatahnya setiap siang.  Malamnya paling-paling ibunya hanya
   membelikan sebuah roti dari abang tukang roti yang setiap sore lewat di
   depan gang mereka.  Sampai suatu ketika Kezia berteriak-teriak hebat
karena
   ibunya memaksa dia memakan belerang !  Sejak itu Kezia 'dipelihara' ibu
   angkat saya, anak itu dijemput setiap pagi untuk dimandikan, diberi
sarapan
   dan diantar ke sekolah.  Siang hari pembantu ibu angkat saya menjemput
   Kezia, makan siang dan makan malam di rumah mereka sebelum dikembalikan
   kepada ibunya...
   Singkat cerita, Kia yang bertetangga dengan ibu angkatku ini
akhirnya
   memilih Biro Jodoh dan berhasil menggaet seorang pria.  Belum genap
   perkenalan 1 bulan, pria ini, Boy sudah hidup bersama di rumah kontrakan
   Kia.  Ternyata Boy seorang masih berstatus 'suami orang', dan kerjanya
   hanya
   berburu.  Modal Boy adalah bodynya yang atletis dan rayuan yang gombal
   (   Sejak Boy tinggal bersama Kia, maka Kezia pun dilarang bermain ke
rumah
   ibu angkat saya lagi, anak itu semakin hari semakin kurus...  Beberapa
   tetangga sering mendengar Kezia menangis malam hari, namun tak
seorangpun
   berani menolongnya.
  
   Suatu pagi ibu angkat saya menelpon, kedengaran sangat letih.
Beliau
   bercerita bahwa kemarin seharian meladeni Kia yang sedang stressed
berat,
   kecewa dan menyesal hidup bersama Boy, dan minta tolong ibu angkatku
   mengusirnya...  Seharian Kia menangis dan menjelang malam tiba-tiba dia
   lebih histeris !!  Dia berteriak-teriak dan mulai menyerang dan mencoba
   memukul beberapa orang di rumah ibu angkat saya, sehingga mereka
   berkali-kali mendoakannya.  Jam 11 malam Kia pulang ke rumahnya, tetapi
jam
   2 subuh ia kembali menggedor-gedor rumah ibu angkatku sehingga mereka
ikut
   tertekan dan tidak bisa tidur...  Saya menyarankan ibu angkatku tidur
saja
   di rumahku, dan merekapun suami istri mencoba beristirahat di rumah pada
   siang harinya.
   Namun sorenya dalam perjalanan pulang, hape saya berdering, ada
suara
   jeritan, tangis dan panik dari keponakan ibu angkat saya ,Oma suruh
   cepetan
   deh langsung aja ke sini, penting !!!  Aduh, kasihan Kezia...  Di tol
yang
   macet saya menduga-duga, entah apa yang terjadi, jadi saya menelpon ke
   rumah.  Pembantu menceritakan bahwa jam 5 sore tadi ibu angkat saya
(yang
   biasa dipanggil Oma) ditelpon untuk segera pulang, karena ada kejadian
   penganiayaan terhadap Kezia...  hanya dikatakan 'berdarah' !
   Turun dari tol saya

Re: [balita-anda] Child Abuse (2)

2004-04-07 Terurut Topik Rifa
aduh. saya langsung mual pas baca apa yg dilakukan sang ibu thd anaknya
ini
- Original Message -
From: [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, April 07, 2004 3:51 PM
Subject: Re: [balita-anda] Child Abuse (2)



 CHILD ABUSE = Penganiayaan Anak
 (Kisah KEZIA)

 Sebetulnya saya enggan menceritakan kejadian Kezia karena kisah gadis
 kecil ini sangat mengoyak perasaan saya.  Selama pelayanan belasan tahun
 baru kali ini ada kisah yang sangat membekas di hati.
 Namun hari ini, ketika buku A Child Called 'It' (terbitan
Gramedia) -
 kisah nyata kehidupan pengarangnya Dave Pelzer ini selesai saya baca,
wajah
 Kezia menar-nari di benak saya.  Buku ini adalah bagian pertama dari
 trilogi
 kehidupan Pelzer, bagian kedua The Lost Boy dan ketiga A Boy Named
Dave
 mengisahkan pengalaman kehidupan Dave yang penuh kebrutalan dan menyisakan
 kebencian yang sangat dalam.  Namun, karena keinginan untuk hidup
 akhirnya
 membuat Dave yang lepas dari cengkraman ibu kandungnya menjadi seorang
 'Outstanding Young Persons of the World = Orang yang Mandiri'
 (salah satu penghargaan yang diterimanya di Kobe, Jepang) atas upayanya
 meningkatkan kewaspadaan akan perlakuan kasar terhadap anak-anak dan
 pencegahannya.
 Dan, saya berdoa agar ketika Kezia besar nanti, ia juga bisa menjadi 'an
 outstanding Young woman'

 -
 Wanita ini dibawa ibu angkat saya ke rumah, namanya Kia, seorang janda
 muda sekitar 30 tahunan dengan anaknya Kezia, 6 tahun.  Kia langsung
dengan
 berani mengutarakan agar minta dikenalkan pria baik-baik karena merasa
 sulit
 hidup di Jakarta tanpa pekerjaan, sedangkan tabungannya mulai terkuras
 untuk
 biaya hidup.  Jujur, saya tidak bersimpatik - mana ada pria baik-baik mau
 langsung menikah dalam waktu 1 bulan ? Ibu angkat saya akhirnya bercerita
 bahwa perkenalan mereka dimulai ketika Kia sedang memaki-maki Kezia
 sehingga
 menarik perhatian tetangga.  Karena iba, ibu angkat saya sering mengajak
 Kezia ke rumahnya yang cuma terpisah 20 meter (beberapa rumah).  Anak itu
 tidak pernah sarapan pagi, ia hanya diberi uang Rp 1000,- seitap hari
untuk
 makan siangnya, terserah Kezia mau membeli apa sewaktu pulang sekolah,
 itulah jatahnya setiap siang.  Malamnya paling-paling ibunya hanya
 membelikan sebuah roti dari abang tukang roti yang setiap sore lewat di
 depan gang mereka.  Sampai suatu ketika Kezia berteriak-teriak hebat
karena
 ibunya memaksa dia memakan belerang !  Sejak itu Kezia 'dipelihara' ibu
 angkat saya, anak itu dijemput setiap pagi untuk dimandikan, diberi
sarapan
 dan diantar ke sekolah.  Siang hari pembantu ibu angkat saya menjemput
 Kezia, makan siang dan makan malam di rumah mereka sebelum dikembalikan
 kepada ibunya...
 Singkat cerita, Kia yang bertetangga dengan ibu angkatku ini akhirnya
 memilih Biro Jodoh dan berhasil menggaet seorang pria.  Belum genap
 perkenalan 1 bulan, pria ini, Boy sudah hidup bersama di rumah kontrakan
 Kia.  Ternyata Boy seorang masih berstatus 'suami orang', dan kerjanya
 hanya
 berburu.  Modal Boy adalah bodynya yang atletis dan rayuan yang gombal
 (   Sejak Boy tinggal bersama Kia, maka Kezia pun dilarang bermain ke
rumah
 ibu angkat saya lagi, anak itu semakin hari semakin kurus...  Beberapa
 tetangga sering mendengar Kezia menangis malam hari, namun tak seorangpun
 berani menolongnya.

 Suatu pagi ibu angkat saya menelpon, kedengaran sangat letih.  Beliau
 bercerita bahwa kemarin seharian meladeni Kia yang sedang stressed berat,
 kecewa dan menyesal hidup bersama Boy, dan minta tolong ibu angkatku
 mengusirnya...  Seharian Kia menangis dan menjelang malam tiba-tiba dia
 lebih histeris !!  Dia berteriak-teriak dan mulai menyerang dan mencoba
 memukul beberapa orang di rumah ibu angkat saya, sehingga mereka
 berkali-kali mendoakannya.  Jam 11 malam Kia pulang ke rumahnya, tetapi
jam
 2 subuh ia kembali menggedor-gedor rumah ibu angkatku sehingga mereka ikut
 tertekan dan tidak bisa tidur...  Saya menyarankan ibu angkatku tidur saja
 di rumahku, dan merekapun suami istri mencoba beristirahat di rumah pada
 siang harinya.
 Namun sorenya dalam perjalanan pulang, hape saya berdering, ada suara
 jeritan, tangis dan panik dari keponakan ibu angkat saya ,Oma suruh
 cepetan
 deh langsung aja ke sini, penting !!!  Aduh, kasihan Kezia...  Di tol
yang
 macet saya menduga-duga, entah apa yang terjadi, jadi saya menelpon ke
 rumah.  Pembantu menceritakan bahwa jam 5 sore tadi ibu angkat saya (yang
 biasa dipanggil Oma) ditelpon untuk segera pulang, karena ada kejadian
 penganiayaan terhadap Kezia...  hanya dikatakan 'berdarah' !
 Turun dari tol saya langsung ke rumah Oma, sudah hampir jam 7 malam
 saat
 itu, dan langsung beliau keluar sambil menggendong Kezia.  Aah... gadis
 kecil itu semakin kurus, kecil dan pucat dengan senyum 'ompong'nya yang
 khas
 ;-)  Kami langsung membawanya ke Medikarya karena ada bercak darah di
 celana
 dalamnya, dan dokter hanya memberikan 3 butir antibiotik, jika

RE: [balita-anda] Child Abuse (2)

2004-04-01 Terurut Topik Cipluk
Ya Allah, kasihan sekali nasib Kezia ini ya, aku bener-bener sedih banget
ngebacanya kebayang seperti apa siksaan ortunya, sampai dia ngalami sakit
dan trauma sedalam itu.
Dan sayangnya child abuse (1) koq gak dapet ya.

Thanks  Regards,
Cipluk Harto
Riau Andalan Pulp and Paper
Sales Admin
Phone :0761 - 491219
Email : [EMAIL PROTECTED]


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, April 02, 2004 9:30 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [balita-anda] Child Abuse (2)



(lanjutan) - kisah KEZIA :

Omaaa.. banyak daraaahh !!! anak itu menjerit dan menangis, shock sekali
melihat darahnya sendiri.  Begitu dibaringkan, sebentar saja pakaiannya
sudah tembus darah...  Segera saya pakaikan pampers dan bawa ke Ongko
Mulyo.

Tiba di bagian Gawat Darurat sudah jam hampir jam 10 saat itu, dokter
jaga kelihatan sangat terkejut begitu membuka pampers, darah dan
potongan-potongan darah sudah penuh...  Aduuh... saya langsung keluar
sebentar, berdoa, gak tahan...  Begitu saya masuk, dokter jaga juga ikut
bingung mau dibawa ke mana, dokter anak, dokter kandungan atau dokter bedah
??  (Saat itu saya berusaha kontak BuLe  Om Djok minta no tel tempat
praktek Mbah Eddy, terima kasih buat perhatiannya, sangat berarti apalagi
sedang panik ;-))
Akhirnya kami disuruh naik ke Ruang Bersalin, ada 2 orang suster di
sana.
Jam 11 malam seorang dokter kandungan datang, ketika beliau memeriksa Kezia
wajahnya terkejut dan meringis.  Pampers yang kedua ini dibuka, sudah mulai
'memerah' lagi...  Dokter tersebut menggeleng-gelengkan kepala sambil
beberapa kali menarik nafas dengan apa yang dia lihat, kemudian berusaha
membersihkan kemaluan Kezia.  Kami berdua berdoa, jangan sampai anak ini
pingsan, darah yang keluar sudah sangat banyak  Kezia yang 'ceriwis'
terus memperingatkan dokter, Hati-hati ya Om Dokter, sakit !!  Aduh,
jangan
sebelah situ, di situ banyak darahnya... ! sambil beberapa kali meronta.
Iya.. iyaaa  Om Dokter pelan-pelan aja ya, kalau sakit gak apa-apa
Kezia ingetin Om, ya.., Dokter  tersebut pun dibuat 'lemas' dengan kondisi
Kezia.  Akhirnya dokter memanggil kami, lalu kami menceritakan peristiwa
yang terjadi dan beliau minta saya menanda-tangani surat persetujuan
operasi
karena anak ini harus dioperasi malam ini juga !!
Jam 11.30 Kezia dibius dan anak ini masuk ruang operasi, ditangani
dokter kandungan, seorang dokter bedah dan ke 2 suster.  Selama sekitar 45
menit kami menunggu dan berdoa dengan cemas, kami sadar telah 'lancang'
membiarkan anak 'orang lain' dioperasi namun nyawanya perlu diselamatkan.
Tuhan Yesus tolong campur tangan, kami percaya Tuhan yang sudah memberikan
Kezia kekuatan, jika tidak pasti sudah pingsan. Sebab kami pernah menangani
seorang ibu yang pendarahan dan jatuh pingsan.  Jadi kami percaya
penyertaan
Tuhan sungguh luar biasa atas Kezia...  Dokter keluar dan berkata, Sudah
selesai, sudah bagus, sebentar lagi Kezia keluar.  Besok pagi saya kesini
kontrol lagi.
Sepuluh menit kemudian seorang suster memapah Kezia keluar dan membaringkan
ke ranjang semula.  Anak itu masih belum sadar...  Suster berkata, Lima
puluh dua jahitan, Bu - luka nya cukup dalam, jari-jari maminya pasti
panjang-panjang.  Aduuh... saya langsung menangis sesenggukkan..  Kezia
yang malang  Kami berdua terus terisak sambil menatap Kezia, dan suster
mulai
memanggil namanya dan menekan ruas jempolnya agar Kezia bangun.  Begitu
Kezia merintih, suster berkata 'dia sudah mulai sadar'.  Menjelang pukul 2
subuh, sebelum saya pulang, kami berdoa...  Tapi berat sekali memulainya,
saya langsung peluk anak itu dan menangis lagi... Tuhan Yesus, ubahkan
keburukan ini menjadi kebaikkan untuk masa depan Kezia.  Berikan
pertolongan
dan kekuatan agar Kezia mampu melewati masa sulit ini, jadikan dia kelak
seorang gadis yang takut akan Tuhan dan mengampuni orang tuanya
Keesokan harinya, Puji Tuhan sesudah kontrol dokter, jam 11 siang Kezia
sudah diijinkan pulang, Kezia yang 'kenes' mencium suster satu persatu,
mata
merekapun berkaca-kaca.  Kezia dengan manis mengucapkan terima kasih pada
Om
dokter yang sangat terkesan dan berpesan pada kami, jika anak ini tidak
dikembalikan pada ibunya, ia bersedia mengangkat Kezia sebagai anaknya
Bon yang tertera untuk jasa dokter dan operasi adalah O - kami hanya
membayar sewa kamar dan obat-obatan.  Luar biasa, terima kasih Tuhan Yesus
atas pertolonganMu.
Kezia langsung dibawa ke rumahku agar tidak bertemu dengan maminya.
Gaby suka cita sekali karena ada teman sekamar dan teman bermain dan
berantem ;-)  Selama 1 minggu penuh Kezia di rumah, setiap malam kami
bercerita dan saya mendapati anak ini luar biasa, banyak
pertanyaan-pertanyaannya yang jarang ditanya oleh anak
seusia dia.  Misalnya Kezia bertanya tentang Pohon Kehidupan, tentang
Akhir Zaman... Tapi ada kalimat yang tidak pernah saya lupa ketika dia
berkata, Tante, aku ini malang banget ya !  Aku ngak tau papa ku ke mana.
Masa' punya mama malah aku dicekoki belerang terus

Re: [balita-anda] Child Abuse (2)

2004-04-01 Terurut Topik Wiwi Williyanti








  kasian bgt Kezia...kok ya ada ya ortu lebih2 seorang ibu 
  menyiksa anaknya ibu kandungnya sendiri lagi..seberat2nya 
  kita sebagai ortu punya masalah..kalo bisa dan mungkin harus bisa 
  anak jgn di libatkan apalagi anak jgn ikut mersakan kesusahan atau 
  melampiaskan emosi ke anak biar ortu nya aja yg merasakan..tapi 
  mingkin kasus Kezia bukan cuma satu di Indonesia ini kali 
  ya..masih byk Kezia2 yg lain yg menderita
  
  oh iya ini cerita bagian bagian 2 bagian 1 ada ya kok saya 
  gak tau apa kedelete ya kalo moms  dads masih simpen bagian 1 nya 
  kirim ke saya donk..
  
  makasih ya
  salam
  mamahnya afifah
  
  -Original Message---
  
  
  From: [EMAIL PROTECTED]
  Date: Friday, April 02, 
  2004 09:37:00
  To: [EMAIL PROTECTED]
  Subject: Re: 
  [balita-anda] Child Abuse (2)
  
  (lanjutan) - kisah KEZIA :
  
  "Omaaa.. banyak daraaahh !!!" anak itu menjerit dan menangis, shock 
  sekali
  melihat darahnya sendiri. Begitu dibaringkan, sebentar saja 
  pakaiannya
  sudah tembus darah... Segera saya pakaikan pampers dan bawa ke 
  Ongko
  Mulyo.
  
   Tiba di bagian Gawat Darurat sudah jam 
  hampir jam 10 saat itu, dokter
  jaga kelihatan sangat terkejut begitu membuka pampers, darah 
dan
  potongan-potongan darah sudah penuh... Aduuh... saya langsung 
  keluar
  sebentar, berdoa, gak tahan... Begitu saya masuk, dokter jaga juga 
  ikut
  bingung mau dibawa ke mana, dokter anak, dokter kandungan atau dokter 
  bedah
  ?? (Saat itu saya berusaha kontak BuLe  Om Djok minta no tel 
  tempat
  praktek Mbah Eddy, terima kasih buat perhatiannya, sangat berarti 
  apalagi
  sedang panik ;-))
   Akhirnya kami disuruh naik ke Ruang 
  Bersalin, ada 2 orang suster di
  sana.
  Jam 11 malam seorang dokter kandungan datang, ketika beliau memeriksa 
  Kezia
  wajahnya terkejut dan meringis. Pampers yang kedua ini dibuka, sudah 
  mulai
  'memerah' lagi... Dokter tersebut menggeleng-gelengkan kepala 
  sambil
  beberapa kali menarik nafas dengan apa yang dia lihat, kemudian 
  berusaha
  membersihkan kemaluan Kezia. Kami berdua berdoa, jangan sampai anak 
  ini
  pingsan, darah yang keluar sudah sangat banyak Kezia yang 
  'ceriwis'
  terus memperingatkan dokter, "Hati-hati ya Om Dokter, sakit !! 
  Aduh,
  jangan
  sebelah situ, di situ banyak darahnya... !" sambil beberapa kali 
  meronta.
  "Iya.. iyaaa Om Dokter pelan-pelan aja ya, kalau sakit gak 
  apa-apa
  Kezia ingetin Om, ya..", Dokter tersebut pun dibuat 'lemas' dengan 
  kondisi
  Kezia. Akhirnya dokter memanggil kami, lalu kami menceritakan 
  peristiwa
  yang terjadi dan beliau minta saya menanda-tangani surat 
  persetujuan
  operasi
  karena anak ini harus dioperasi malam ini juga !!
   Jam 11.30 Kezia dibius dan anak ini masuk 
  ruang operasi, ditangani
  dokter kandungan, seorang dokter bedah dan ke 2 suster. Selama 
  sekitar 45
  menit kami menunggu dan berdoa dengan cemas, kami sadar telah 
  'lancang'
  membiarkan anak 'orang lain' dioperasi namun nyawanya perlu 
  diselamatkan.
  Tuhan Yesus tolong campur tangan, kami percaya Tuhan yang sudah 
  memberikan
  Kezia kekuatan, jika tidak pasti sudah pingsan. Sebab kami pernah 
  menangani
  seorang ibu yang pendarahan dan jatuh pingsan. Jadi kami 
percaya
  penyertaan
  Tuhan sungguh luar biasa atas Kezia... Dokter keluar dan berkata, 
  "Sudah
  selesai, sudah bagus, sebentar lagi Kezia keluar. Besok pagi saya 
  kesini
  kontrol lagi."
  Sepuluh menit kemudian seorang suster memapah Kezia keluar dan 
  membaringkan
  ke ranjang semula. Anak itu masih belum sadar... Suster berkata, 
  "Lima
  puluh dua jahitan, Bu - luka nya cukup dalam, jari-jari maminya 
  pasti
  panjang-panjang". Aduuh... saya langsung menangis sesenggukkan.. 
  Kezia
  yang malang Kami berdua terus terisak sambil menatap Kezia, dan 
  suster
  mulai
  memanggil namanya dan menekan ruas jempolnya agar Kezia bangun. 
  Begitu
  Kezia merintih, suster berkata 'dia sudah mulai sadar'. Menjelang 
  pukul 2
  subuh, sebelum saya pulang, kami berdoa... Tapi berat sekali 
  memulainya,
  saya langsung peluk anak itu dan menangis lagi... "Tuhan Yesus, 
  ubahkan
  keburukan ini menjadi kebaikkan untuk masa depan Kezia. Berikan
  pertolongan
  dan kekuatan agar Kezia mampu melewati masa sulit ini, jadikan dia 
  kelak
  seorang gadis yang takut akan Tuhan dan mengampuni orang 
  tuanya..

Re: [balita-anda] Child Abuse (2)

2004-04-01 Terurut Topik Iin . Wirdasusanti
iya saya juga mau dong dikirim utk child abuse bag. 1

makasih sebelumnya,
iin

Re: [balita-anda] Child Abuse (2)

2004-04-01 Terurut Topik Sofie

Kalau masih ada yang simpan seri 1 mohon via japri dong..
saya hanya dapat yang ke 2 aja nih.. ceritaanya gantung..

Salam,
Sofie


At 10:05 AM 4/2/04 +0700, you wrote:
kasian bgt Kezia...kok ya ada ya ortu lebih2 seorang ibu menyiksa
anaknya ibu kandungnya sendiri lagi ..seberat2nya kita sebagai ortu
punya masalah..kalo bisa dan mungkin harus bisa anak jgn di libatkan
apalagi anak jgn ikut mersakan kesusahan atau melampiaskan emosi ke anak
biar ortu nya aja yg merasakan..tapi mingkin kasus Kezia bukan cuma
satu di Indonesia ini kali ya..masih byk Kezia2 yg lain yg
menderita



oh iya ini cerita bagian bagian 2 bagian 1 ada ya kok saya gak tau
apa kedelete ya kalo moms  dads masih simpen bagian 1 nya kirim ke saya
donk..



makasih ya

salam

mamahnya afifah




-
 Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]