Re: [balita-anda] OOT: Tentang Sunat Perempuan-mungkin lebih lengkap

2003-09-18 Terurut Topik Ferro
 sewaktu berusia antara tujuh sampai
sepuluh tahun.
  Keempat, mengatakan bahwa khitan tersebut dilakukan sewaktu bayi
berusia tujuh hari.
  Kelima, mengatakan makruh bila dilakukan sekitar hari ketiga dan
ketujuh dari kelahiran bayi.

  Penulis lebih condong dengan pendapat pertama yang mengatakan bahwa
waktu pelaksanaan khitan itu tidak mempunyai waktu yang pasti, yang penting
dilakukan sebelum baligh (mukallaf). Semakin cepat dilaksanakan semakin baik
kecuali menurut ahli kedokteran yang mengatakan lain sesuai kondisi anak
tersebut.

  3.Syarat orang yang melaksanakan khitan.

  Dari keterangan di atas dan atas pertimbangan wibawa ke-Islaman, dapat
diambil beberapa syarat yang seyogianya dipenuhi oleh pelaksana khitan sbb:

  Agar yang melakukan khitan itu adalah dokter atau juru-rawat spesialis
yang memenuhi kriteria sbb:
  Beragama Islam, mengerti tuntunan Islam tentang khitan, mengerti
ilmu-ilmu operasi, memakai peralatan yang canggih dan bersih
  Dilakukan secara rahasia, bila wanita yang dikhitan sudah dewasa,
untuk menghindari malu.
  Ditempat terang dan tertutup.
  Waktu yang tepat sesuai dengan advice dokter.
  Mengucapkan bismillah sebelum mulai dan alhamdulillah setelah selesai

  IV. PENUTUP

  Dari keterangan yang telah lalu dapat ditangkap dengan jelas bahwa
syariat khitan wanita dalam Islam adalah syariat yang berdasar, sedangkan
efek negatif yang dikhawatirkan oleh beberapa kelompok yang tidak menerima
khitan wanita dapat diatasi dengan kemajuan teknologi kedokteran. Oleh sebab
itu tidak ada yang perlu dikhawatirkan, malah sebaliknya dibalik khitan
wanita itu terselip rahasia yang mengandung nikmat dan rahmat.

  Masalah kewanitaan, nampaknya merupakan kawasan yang sangat rawan yang
oleh pihak-pihak teetentu yang kurang senang dengan kelestarian Islam sering
dijadikan sebagai lahan garapan untuk mengacaukan pemahaman Islam itu
sendiri. Kita bisa menginventarisasi berbagai masalah kewanitaan yang
diangkat sbb:

  1.Khitan wanita agar tidak dilaksanakan lagi, sehingga wanita-wanita,
muslimah mudah terangsang seperti wanita-wanita eropa.

  2.Emansipasi ditingkatkan, sehingga dimana ada laki-laki disitu ada
wanita, dan azas persamaan antara laki-laki dan wanita dilegitimasi sehingga
apa yang dilakukan oleh kaum laki-laki juga boleh dilakukan oleh kaum
wanita, atas dasar persamaan, walaupun hal itu berbenturan dengan petunjuk
Ilahi.

  3.Pergaulan antar jenis dan ikhtilath dibebaskan, sehingga wanita
boleh berduaan ditempat sepi dan tertutup.

  4.Penjualan alat penangkal kehamilan dibebaskan, sehingga dapat
dijangkau oleh kaum muda-mudi

  5.Abortus dibolehkan karena itu hak pribadi yang bersangkutan

  6.Qowamah suami terhadap istri harus lebih longgar dan para suami
diminta lebih toleran mengizinkan istrinya keluar rumah bersama
teman-temannya yang lain jenis.

  7.Kontrol sosial harus diperlunak dan dibatasi karena hal itu dianggap
kegiatan yang membatasi kebebasan pribadi

  8.Dst..dst.. dst.

  Apakah jadinya masyarakat Islam bila ide-ide ini teradopsi..? anda
setuju..?


--
  Striving for Excellence
--
- Original Message -
From: Rina Sofiany [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, September 18, 2003 11:41 PM
Subject: RE: [balita-anda] OOT: Tentang Sunat Perempuan


 Maaf papa Dewa, bukannya saya memperpanjang masalah, tapi argumennya
 hampir sama dengan yg ada di Fatwa-fatwa mutakhir Dr. Yusuf Al-Qardhawi
 kok. Cuma kalo tulisan di bawah itu merembet kemana-mana, sedangkan
 kalau di buku fatwa-fatwa mutakhir hanya membahas hadits tentang khitan
 dan pendapat-pendapat ulama mesir. Maaf kalau tidak berkenan.

 Rina Sofiany - bundanya Nadya
 http://rina.rustamaji.com
 http://www.rustamaji.com


 -Original Message-
 From: Ferro [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Thursday, September 18, 2003 11:39 AM
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [balita-anda] OOT: Tentang Sunat Perempuan


 sorry, artikel ini dapet dari mana
 kalo saya baca, kayaknya si penulis banyak mengangkat ayat dan hadits
 tapi cuman untuk pelengkap tulisannya aja tanpa ngerti isi dan
 maksudnya. yang saya tangkep dari tulisan ini, isinya cuman opini
 pribadi, dari prasangka buruk mengenai kedudukan wanita dalam islam.
 kalo buat saya sih, tulisan ini cuman nambah wawasan aja, bahwa ternyata
 ada orang2 yg berpendapat seperti ini. soalnya yang saya tau, islam
 datang itu meninggikan derajat perempuan yang pada jaman jahiliyah dulu
 sangat direndahkan oleh laki2. contohnya, di artikel ini, dibilang
 membolehkan poligami adalah salah satu bukti bahwa kedudukan wanita
 direndahkan oleh agama (dalam hal ini pasti Islam lah ya), padahal dulu
 ayat itu turun, karena orang2 arab jahiliyah biasa punya istri sampe
 lebih dari 10 tanpa memperhatikan nafkah lahir batinnya. makanya Islam
 membatasi boleh sampe 4, tapi harus adil.

 mudah2an yg lain juga gitu

Re: [balita-anda] OOT: Tentang Sunat Perempuan

2003-09-18 Terurut Topik ika
wah, ya kalo punya bantahan coba kirim artikel tandingan,
jangan asal ngomong saja. Baca lagi artikel itu! Faktanya
memang banyak praktek yang merendahkan perempuan dengan
menggunakan dalil2 agama sebagai PEMBENARAN. Islam memang tidak
memandang rendah perempuan, malah mengangkat harkat perempuan.
Itu Islam, sebagai agama, teologi, tapi para pelakunya???
Banyak praktek2 atau budaya2 yang sama sekali ngga ada
hubungannya dengan islam, tapi dibuat seolah2 itu islam.
Terus terang saja, saya posting artikel itu untuk menjawab
pertanyaan tentang sunat perempuan. Dan itu belum selesai, saya
baru memposting artikel dari yang kontra, belum yang pro. Kalo
anda ngga setuju dengan yang kontra kenapa ngga kirim aja
artikelnya?
Perlu diingat juga, mencuplikan dalil2 agama secara serampangan
memang banyak terjadi, termasuk dari mereka yang katanya pro,
yang mengaku menjalankan syariat. Untuk itulah daripada
komentar seperti ini, kenapa ngga kirim aja artikelnya???


 betul pak, walau banyak ngutip qur'an dan hadist tapi kalau
 dikaji lebih lanjut kayaknya malah menjerumuskan islam. maaf
 kalau nyinggung SARA. islam sendiri tidak memandang begitu
 rendahnya  harkat dan martabat wanita seperti dalam artikel
 tersebut. saya malah curiga ini seperti maling teriak
 maling. kitab-kitab yang dicuplik harus dikaji lebih lanjut
 kebsahannya. kalau dikatakan wanita hanya sebagai objek
 pelampiasan libido laki-laki dan malaikat akan melaknat
 wanita kalau suaminya meminta HUS tapi menolak itu jelas
 TIMPANG SEKALI! pria juga akan BERDOSA kalau dia mau
 seenakknya sendiri sesudah puas/ orgasme istri ditinggal
 begitu saja (sekali lagi maaf kalau agak fulgar) pria wajib
 'mendampingi' istri hingga istri menyelesaikan hajatnya.
 dalam arti disini harus ada keseimbangan dan kesamaan untuk
 mencapai kepuasan sex.


 ummi rosyeda


 Ferro [EMAIL PROTECTED] wrote:
 sorry, artikel ini dapet dari mana
 kalo saya baca, kayaknya si penulis banyak mengangkat ayat
 dan hadits tapi cuman untuk pelengkap tulisannya aja tanpa
 ngerti isi dan maksudnya. yang saya tangkep dari tulisan
 ini, isinya cuman opini pribadi, dari prasangka
 buruk mengenai kedudukan wanita dalam islam.
 kalo buat saya sih, tulisan ini cuman nambah wawasan aja,
 bahwa ternyata ada orang2 yg berpendapat seperti ini.
 soalnya yang saya tau, islam datang itu meninggikan derajat
 perempuan yang pada jaman jahiliyah dulu sangat direndahkan
 oleh laki2. contohnya, di artikel ini, dibilang
 membolehkan poligami adalah salah satu bukti bahwa kedudukan
 wanita direndahkan oleh agama (dalam hal ini pasti Islam lah
 ya), padahal dulu ayat itu turun, karena orang2 arab
 jahiliyah biasa punya istri sampe lebih dari 10 tanpa
 memperhatikan nafkah lahir batinnya. makanya Islam membatasi
 boleh sampe 4, tapi harus adil.

 mudah2an yg lain juga gitu, jadinya ngga ikut2 kebawa
 berburuk sangka kepada ajaran Islam dalam hal kedudukan
 wanita khususnya, dan ajaran Islam keseluruhan pada umumnya.

 salam,
 papa dewa
 --
 Striving for Excellence
 --
 - Original Message -
 From: ika
 To:
 Sent: Wednesday, September 17, 2003 6:05 PM
 Subject: [balita-anda] OOT: Tentang Sunat Perempuan


 Ini benar2 OOT ya mumpung ada yang nanya tentang sunat
 perempuan. Artikel ini saya ambil dari webnya RAHIMA, Pusat
 Pelatihan dan Informasi Islam dan Hak-hak Perempuan..



 Ika

 Merayakan Seksualitas Perempuan

 Seseorang tidak akan sampai pada cinta Tuhan yang sejati,
 sebelum merasakan cinta yang sejati terhadap (dari)
 perempuan. Ujaran yang cukup terkenal di kalangan sufi
 cinta [tashawwuf al-'ishq] ini, mengisyaratkan betapa
 agungnya perempuan. Cinta Tuhan hanya didapat dengan cinta
 perempuan. Tetapi di saat yang sama ia mencitrakan perempuan
 sebagai obyek cinta, bukan yang sebaliknya.

 Ujaran ini, yang lebih tepat dikatakan sebagai pemeo, sangat
 mudah dicari padanannya dalam pemikiran keagamaan, dari
 semua agama termasuk Islam. Perempuan diagungkan, tetapi di
 saat yang sama dinistakan dengan dijadikan obyek atas
 berbagai kepentingan di luar dirinya. Dalam hal seksualitas,
 'agama' tidak memberikan hak kepada perempuan sebagai mahluk
 yang
 independen, atau setidaknya sama seperti laki-laki. Baik
 seksualitas perempuan dalam maknanya sebagai identitas diri
 (self identity), tindakan seks (sex action), perilaku
 seksual (sexual behavior), maupun orientasi seksual (sexual
 orientation).

 Salah satu contoh, dalam pemikiran fikih ada perbedaan
 pandangan apakah seorang isteri memiliki hak untuk menikmati
 (baca: meminta) hubungan seks dari suami. Bahkan ada
 pandangan bahwa suami tidak berkewajiban melayani keinginan
 seksualitas isteri. Berbeda dengan hasrat suami yang jika
 tidak dilayani oleh isteri maka sang isteri akan dilaknat
 oleh malaikat, seksualitas perempuan hanyalah pelengkap dari
 seksualitas laki-laki. Ia hanya ada bagi kepentingan di luar
 dirinya. Ia harus dikontrol, bahkan disembunyikan dan
 dipendam karena bisa

Re: [balita-anda] OOT: Tentang Sunat Perempuan

2003-09-18 Terurut Topik ika
wah, ya kalo punya bantahan coba kirim artikel tandingan,
jangan asal ngomong saja. Baca lagi artikel itu! Faktanya
memang banyak praktek yang merendahkan perempuan dengan
menggunakan dalil2 agama sebagai PEMBENARAN. Islam memang tidak
memandang rendah perempuan, malah mengangkat harkat perempuan.
Itu Islam, sebagai agama, teologi, tapi para pelakunya???
Banyak praktek2 atau budaya2 yang sama sekali ngga ada
hubungannya dengan islam, tapi dibuat seolah2 itu islam.
Terus terang saja, saya posting artikel itu untuk menjawab
pertanyaan tentang sunat perempuan. Dan itu belum selesai, saya
baru memposting artikel dari yang kontra, belum yang pro. Kalo
anda ngga setuju dengan yang kontra kenapa ngga kirim aja
artikelnya?
Perlu diingat juga, mencuplikan dalil2 agama secara serampangan
memang banyak terjadi, termasuk dari mereka yang katanya pro,
yang mengaku menjalankan syariat. Untuk itulah daripada
komentar seperti ini, kenapa ngga kirim aja artikelnya???


 betul pak, walau banyak ngutip qur'an dan hadist tapi kalau
 dikaji lebih lanjut kayaknya malah menjerumuskan islam. maaf
 kalau nyinggung SARA. islam sendiri tidak memandang begitu
 rendahnya  harkat dan martabat wanita seperti dalam artikel
 tersebut. saya malah curiga ini seperti maling teriak
 maling. kitab-kitab yang dicuplik harus dikaji lebih lanjut
 kebsahannya. kalau dikatakan wanita hanya sebagai objek
 pelampiasan libido laki-laki dan malaikat akan melaknat
 wanita kalau suaminya meminta HUS tapi menolak itu jelas
 TIMPANG SEKALI! pria juga akan BERDOSA kalau dia mau
 seenakknya sendiri sesudah puas/ orgasme istri ditinggal
 begitu saja (sekali lagi maaf kalau agak fulgar) pria wajib
 'mendampingi' istri hingga istri menyelesaikan hajatnya.
 dalam arti disini harus ada keseimbangan dan kesamaan untuk
 mencapai kepuasan sex.


 ummi rosyeda


 Ferro [EMAIL PROTECTED] wrote:
 sorry, artikel ini dapet dari mana
 kalo saya baca, kayaknya si penulis banyak mengangkat ayat
 dan hadits tapi cuman untuk pelengkap tulisannya aja tanpa
 ngerti isi dan maksudnya. yang saya tangkep dari tulisan
 ini, isinya cuman opini pribadi, dari prasangka
 buruk mengenai kedudukan wanita dalam islam.
 kalo buat saya sih, tulisan ini cuman nambah wawasan aja,
 bahwa ternyata ada orang2 yg berpendapat seperti ini.
 soalnya yang saya tau, islam datang itu meninggikan derajat
 perempuan yang pada jaman jahiliyah dulu sangat direndahkan
 oleh laki2. contohnya, di artikel ini, dibilang
 membolehkan poligami adalah salah satu bukti bahwa kedudukan
 wanita direndahkan oleh agama (dalam hal ini pasti Islam lah
 ya), padahal dulu ayat itu turun, karena orang2 arab
 jahiliyah biasa punya istri sampe lebih dari 10 tanpa
 memperhatikan nafkah lahir batinnya. makanya Islam membatasi
 boleh sampe 4, tapi harus adil.

 mudah2an yg lain juga gitu, jadinya ngga ikut2 kebawa
 berburuk sangka kepada ajaran Islam dalam hal kedudukan
 wanita khususnya, dan ajaran Islam keseluruhan pada umumnya.

 salam,
 papa dewa
 --
 Striving for Excellence
 --
 - Original Message -
 From: ika
 To:
 Sent: Wednesday, September 17, 2003 6:05 PM
 Subject: [balita-anda] OOT: Tentang Sunat Perempuan


 Ini benar2 OOT ya mumpung ada yang nanya tentang sunat
 perempuan. Artikel ini saya ambil dari webnya RAHIMA, Pusat
 Pelatihan dan Informasi Islam dan Hak-hak Perempuan..



 Ika

 Merayakan Seksualitas Perempuan

 Seseorang tidak akan sampai pada cinta Tuhan yang sejati,
 sebelum merasakan cinta yang sejati terhadap (dari)
 perempuan. Ujaran yang cukup terkenal di kalangan sufi
 cinta [tashawwuf al-'ishq] ini, mengisyaratkan betapa
 agungnya perempuan. Cinta Tuhan hanya didapat dengan cinta
 perempuan. Tetapi di saat yang sama ia mencitrakan perempuan
 sebagai obyek cinta, bukan yang sebaliknya.

 Ujaran ini, yang lebih tepat dikatakan sebagai pemeo, sangat
 mudah dicari padanannya dalam pemikiran keagamaan, dari
 semua agama termasuk Islam. Perempuan diagungkan, tetapi di
 saat yang sama dinistakan dengan dijadikan obyek atas
 berbagai kepentingan di luar dirinya. Dalam hal seksualitas,
 'agama' tidak memberikan hak kepada perempuan sebagai mahluk
 yang
 independen, atau setidaknya sama seperti laki-laki. Baik
 seksualitas perempuan dalam maknanya sebagai identitas diri
 (self identity), tindakan seks (sex action), perilaku
 seksual (sexual behavior), maupun orientasi seksual (sexual
 orientation).

 Salah satu contoh, dalam pemikiran fikih ada perbedaan
 pandangan apakah seorang isteri memiliki hak untuk menikmati
 (baca: meminta) hubungan seks dari suami. Bahkan ada
 pandangan bahwa suami tidak berkewajiban melayani keinginan
 seksualitas isteri. Berbeda dengan hasrat suami yang jika
 tidak dilayani oleh isteri maka sang isteri akan dilaknat
 oleh malaikat, seksualitas perempuan hanyalah pelengkap dari
 seksualitas laki-laki. Ia hanya ada bagi kepentingan di luar
 dirinya. Ia harus dikontrol, bahkan disembunyikan dan
 dipendam karena bisa

Re: [balita-anda] OOT: Tentang Sunat Perempuan

2003-09-18 Terurut Topik Ade Novita
ada baiknya.. kalau kirim artikel yang bawa bawa qur'an, hadist,
undang-undang, kitab atau dasar hukum dll. mendingan dibaca dulu dicek
kebenarannya.
ngerinya dapet tulisan yang asal cantum sumber dan tidak dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya

peace

ade
- Original Message - 
From: ika [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, September 19, 2003 11:22 AM
Subject: Re: [balita-anda] OOT: Tentang Sunat Perempuan


 wah, ya kalo punya bantahan coba kirim artikel tandingan,
 jangan asal ngomong saja. Baca lagi artikel itu! Faktanya
 memang banyak praktek yang merendahkan perempuan dengan
 menggunakan dalil2 agama sebagai PEMBENARAN. Islam memang tidak
 memandang rendah perempuan, malah mengangkat harkat perempuan.
 Itu Islam, sebagai agama, teologi, tapi para pelakunya???
 Banyak praktek2 atau budaya2 yang sama sekali ngga ada
 hubungannya dengan islam, tapi dibuat seolah2 itu islam.
 Terus terang saja, saya posting artikel itu untuk menjawab
 pertanyaan tentang sunat perempuan. Dan itu belum selesai, saya
 baru memposting artikel dari yang kontra, belum yang pro. Kalo
 anda ngga setuju dengan yang kontra kenapa ngga kirim aja
 artikelnya?
 Perlu diingat juga, mencuplikan dalil2 agama secara serampangan
 memang banyak terjadi, termasuk dari mereka yang katanya pro,
 yang mengaku menjalankan syariat. Untuk itulah daripada
 komentar seperti ini, kenapa ngga kirim aja artikelnya???


  betul pak, walau banyak ngutip qur'an dan hadist tapi kalau
  dikaji lebih lanjut kayaknya malah menjerumuskan islam. maaf
  kalau nyinggung SARA. islam sendiri tidak memandang begitu
  rendahnya  harkat dan martabat wanita seperti dalam artikel
  tersebut. saya malah curiga ini seperti maling teriak
  maling. kitab-kitab yang dicuplik harus dikaji lebih lanjut
  kebsahannya. kalau dikatakan wanita hanya sebagai objek
  pelampiasan libido laki-laki dan malaikat akan melaknat
  wanita kalau suaminya meminta HUS tapi menolak itu jelas
  TIMPANG SEKALI! pria juga akan BERDOSA kalau dia mau
  seenakknya sendiri sesudah puas/ orgasme istri ditinggal
  begitu saja (sekali lagi maaf kalau agak fulgar) pria wajib
  'mendampingi' istri hingga istri menyelesaikan hajatnya.
  dalam arti disini harus ada keseimbangan dan kesamaan untuk
  mencapai kepuasan sex.
 
 
  ummi rosyeda
 
 
  Ferro [EMAIL PROTECTED] wrote:
  sorry, artikel ini dapet dari mana
  kalo saya baca, kayaknya si penulis banyak mengangkat ayat
  dan hadits tapi cuman untuk pelengkap tulisannya aja tanpa
  ngerti isi dan maksudnya. yang saya tangkep dari tulisan
  ini, isinya cuman opini pribadi, dari prasangka
  buruk mengenai kedudukan wanita dalam islam.
  kalo buat saya sih, tulisan ini cuman nambah wawasan aja,
  bahwa ternyata ada orang2 yg berpendapat seperti ini.
  soalnya yang saya tau, islam datang itu meninggikan derajat
  perempuan yang pada jaman jahiliyah dulu sangat direndahkan
  oleh laki2. contohnya, di artikel ini, dibilang
  membolehkan poligami adalah salah satu bukti bahwa kedudukan
  wanita direndahkan oleh agama (dalam hal ini pasti Islam lah
  ya), padahal dulu ayat itu turun, karena orang2 arab
  jahiliyah biasa punya istri sampe lebih dari 10 tanpa
  memperhatikan nafkah lahir batinnya. makanya Islam membatasi
  boleh sampe 4, tapi harus adil.
 
  mudah2an yg lain juga gitu, jadinya ngga ikut2 kebawa
  berburuk sangka kepada ajaran Islam dalam hal kedudukan
  wanita khususnya, dan ajaran Islam keseluruhan pada umumnya.
 
  salam,
  papa dewa
  --
  Striving for Excellence
  --
  - Original Message -
  From: ika
  To:
  Sent: Wednesday, September 17, 2003 6:05 PM
  Subject: [balita-anda] OOT: Tentang Sunat Perempuan
 
 
  Ini benar2 OOT ya mumpung ada yang nanya tentang sunat
  perempuan. Artikel ini saya ambil dari webnya RAHIMA, Pusat
  Pelatihan dan Informasi Islam dan Hak-hak Perempuan..
 
 
 
  Ika
 
  Merayakan Seksualitas Perempuan
 
  Seseorang tidak akan sampai pada cinta Tuhan yang sejati,
  sebelum merasakan cinta yang sejati terhadap (dari)
  perempuan. Ujaran yang cukup terkenal di kalangan sufi
  cinta [tashawwuf al-'ishq] ini, mengisyaratkan betapa
  agungnya perempuan. Cinta Tuhan hanya didapat dengan cinta
  perempuan. Tetapi di saat yang sama ia mencitrakan perempuan
  sebagai obyek cinta, bukan yang sebaliknya.
 
  Ujaran ini, yang lebih tepat dikatakan sebagai pemeo, sangat
  mudah dicari padanannya dalam pemikiran keagamaan, dari
  semua agama termasuk Islam. Perempuan diagungkan, tetapi di
  saat yang sama dinistakan dengan dijadikan obyek atas
  berbagai kepentingan di luar dirinya. Dalam hal seksualitas,
  'agama' tidak memberikan hak kepada perempuan sebagai mahluk
  yang
  independen, atau setidaknya sama seperti laki-laki. Baik
  seksualitas perempuan dalam maknanya sebagai identitas diri
  (self identity), tindakan seks (sex action), perilaku
  seksual (sexual behavior), maupun orientasi seksual (sexual
  orientation).
 
  Salah

Re: [balita-anda] OOT: Tentang Sunat Perempuan

2003-09-17 Terurut Topik Ferro
sorry, artikel ini dapet dari mana
kalo saya baca, kayaknya si penulis banyak mengangkat ayat dan hadits tapi
cuman untuk pelengkap tulisannya aja tanpa ngerti isi dan maksudnya.
yang saya tangkep dari tulisan ini, isinya cuman opini pribadi, dari
prasangka
buruk mengenai kedudukan wanita dalam islam.
kalo buat saya sih, tulisan ini cuman nambah wawasan aja, bahwa ternyata ada
orang2 yg berpendapat seperti ini. soalnya yang saya tau, islam datang itu
meninggikan derajat perempuan yang pada jaman jahiliyah dulu sangat
direndahkan oleh laki2. contohnya, di artikel ini, dibilang
membolehkan poligami adalah salah satu bukti bahwa kedudukan wanita
direndahkan oleh agama (dalam hal ini pasti Islam lah ya), padahal dulu ayat
itu turun, karena orang2 arab jahiliyah biasa punya istri sampe lebih dari
10 tanpa memperhatikan nafkah lahir batinnya. makanya Islam membatasi boleh
sampe 4, tapi harus adil.

mudah2an yg lain juga gitu, jadinya ngga ikut2 kebawa berburuk sangka kepada
ajaran Islam dalam hal kedudukan wanita khususnya, dan ajaran Islam
keseluruhan pada umumnya.

salam,
papa dewa
--
  Striving for Excellence
--
- Original Message -
From: ika [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, September 17, 2003 6:05 PM
Subject: [balita-anda] OOT: Tentang Sunat Perempuan


  Ini benar2 OOT ya mumpung ada yang nanya tentang sunat perempuan.
Artikel ini saya ambil dari webnya RAHIMA, Pusat Pelatihan dan Informasi
Islam dan Hak-hak Perempuan..



  Ika

  Merayakan Seksualitas Perempuan

  Seseorang tidak akan sampai pada cinta Tuhan yang sejati, sebelum
merasakan cinta yang sejati terhadap (dari) perempuan. Ujaran yang cukup
terkenal di kalangan sufi cinta [tashawwuf al-'ishq] ini, mengisyaratkan
betapa agungnya perempuan. Cinta Tuhan hanya didapat dengan cinta perempuan.
Tetapi di saat yang sama ia mencitrakan perempuan sebagai obyek cinta, bukan
yang sebaliknya.

  Ujaran ini, yang lebih tepat dikatakan sebagai pemeo, sangat mudah dicari
padanannya dalam pemikiran keagamaan, dari semua agama termasuk Islam.
Perempuan diagungkan, tetapi di saat yang sama dinistakan dengan dijadikan
obyek atas berbagai kepentingan di luar dirinya. Dalam hal seksualitas,
'agama' tidak memberikan hak kepada perempuan sebagai mahluk yang
independen, atau setidaknya sama seperti laki-laki. Baik seksualitas
perempuan dalam maknanya sebagai identitas diri (self identity), tindakan
seks (sex action), perilaku seksual (sexual behavior), maupun orientasi
seksual (sexual orientation).

  Salah satu contoh, dalam pemikiran fikih ada perbedaan pandangan apakah
seorang isteri memiliki hak untuk menikmati (baca: meminta) hubungan seks
dari suami. Bahkan ada pandangan bahwa suami tidak berkewajiban melayani
keinginan seksualitas isteri. Berbeda dengan hasrat suami yang jika tidak
dilayani oleh isteri maka sang isteri akan dilaknat oleh malaikat,
seksualitas perempuan hanyalah pelengkap dari seksualitas laki-laki. Ia
hanya ada bagi kepentingan di luar dirinya. Ia harus dikontrol, bahkan
disembunyikan dan dipendam karena bisa mengancam kepentingan-kepentingan
yang lain.

  Berawal dari Khitan
  Ketika khitan perempuan dianggap sebagai perbuatan mulia, ia sebetulnya
telah menjadi awal dari kontrol terhadap seksualitas perempuan. Perempuan
tidak memiliki hak atas seksualitasnya. Padahal dalam analisis dalil
[argumentasi], seperti dikatakan oleh Ibn Hajar al-'Asqalani, Asy-Syawkani,
Muhammad Syaltut, Sayyid Sabiq, Wahbah Az-Zuhaili dan Anwar Ahmad, tidak ada
satupun teks hadis yang valid [shâhih] sebagai dasar hukum khitan perempuan.
Tetapi ulama-ulama madzhab bersikeras menyatakan bahwa khitan perempuan
setidaknya adalah perbuatan mulia, untuk tidak mengatakan wajib seperti yang
dinyatakan oleh mazhab Syafi'I (Lihat: al-'Asqallani, Fath al-Bari, 1993:
XI/530. Asy-Syaukani, Nayl al-Authar, I/138. Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah,
1987: I/36 dan az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami, 1989: III/642).

  Argumentasi yang diajukan untuk mendukung syari'at [perbuatan] khitan,
semuanya mengarah kepada khitan laki-laki. Khitan sebagai ajaran yang baik
[millah] yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim atas dirinya, adalah khitan
laki-laki. Juga argumentasi bahwa khitan akan memudahkan membersihkan sisa
kotoran (baca: air kencing) dari kelamin, membuat seseorang secara medis
menjadi lebih sehat, menambah kenikmatan dan memperlama hubungan intim
seseorang. Semua ini adalah argumentasi bagi mendukung khitan laki-laki,
bukan khitan perempuan. Sebaliknya, khitan pada perempuan tidak ada
kaitannya dengan kebersihan kelamin, atau menjadi lebih sehat. Justru bisa
menjadi sangat negatif dari sudut kebutuhan seksual karena akan mengurangi
kenikmatan, bahkan bagi sebagian perempuan bisa menimbulkan trauma
psikologis yang berat. Karena ujung klentit adalah organ seks perempuan yang
cukup sensitif terhadap gesekan dan rangsangan bagi kenikmatan seksual
perempuan. Dengan mengkhitan ujung klentit, daerah erogen