Re: [balita-anda] OOT: Tentang Sunat Perempuan-mungkin lebih lengkap
sewaktu berusia antara tujuh sampai sepuluh tahun. Keempat, mengatakan bahwa khitan tersebut dilakukan sewaktu bayi berusia tujuh hari. Kelima, mengatakan makruh bila dilakukan sekitar hari ketiga dan ketujuh dari kelahiran bayi. Penulis lebih condong dengan pendapat pertama yang mengatakan bahwa waktu pelaksanaan khitan itu tidak mempunyai waktu yang pasti, yang penting dilakukan sebelum baligh (mukallaf). Semakin cepat dilaksanakan semakin baik kecuali menurut ahli kedokteran yang mengatakan lain sesuai kondisi anak tersebut. 3.Syarat orang yang melaksanakan khitan. Dari keterangan di atas dan atas pertimbangan wibawa ke-Islaman, dapat diambil beberapa syarat yang seyogianya dipenuhi oleh pelaksana khitan sbb: Agar yang melakukan khitan itu adalah dokter atau juru-rawat spesialis yang memenuhi kriteria sbb: Beragama Islam, mengerti tuntunan Islam tentang khitan, mengerti ilmu-ilmu operasi, memakai peralatan yang canggih dan bersih Dilakukan secara rahasia, bila wanita yang dikhitan sudah dewasa, untuk menghindari malu. Ditempat terang dan tertutup. Waktu yang tepat sesuai dengan advice dokter. Mengucapkan bismillah sebelum mulai dan alhamdulillah setelah selesai IV. PENUTUP Dari keterangan yang telah lalu dapat ditangkap dengan jelas bahwa syariat khitan wanita dalam Islam adalah syariat yang berdasar, sedangkan efek negatif yang dikhawatirkan oleh beberapa kelompok yang tidak menerima khitan wanita dapat diatasi dengan kemajuan teknologi kedokteran. Oleh sebab itu tidak ada yang perlu dikhawatirkan, malah sebaliknya dibalik khitan wanita itu terselip rahasia yang mengandung nikmat dan rahmat. Masalah kewanitaan, nampaknya merupakan kawasan yang sangat rawan yang oleh pihak-pihak teetentu yang kurang senang dengan kelestarian Islam sering dijadikan sebagai lahan garapan untuk mengacaukan pemahaman Islam itu sendiri. Kita bisa menginventarisasi berbagai masalah kewanitaan yang diangkat sbb: 1.Khitan wanita agar tidak dilaksanakan lagi, sehingga wanita-wanita, muslimah mudah terangsang seperti wanita-wanita eropa. 2.Emansipasi ditingkatkan, sehingga dimana ada laki-laki disitu ada wanita, dan azas persamaan antara laki-laki dan wanita dilegitimasi sehingga apa yang dilakukan oleh kaum laki-laki juga boleh dilakukan oleh kaum wanita, atas dasar persamaan, walaupun hal itu berbenturan dengan petunjuk Ilahi. 3.Pergaulan antar jenis dan ikhtilath dibebaskan, sehingga wanita boleh berduaan ditempat sepi dan tertutup. 4.Penjualan alat penangkal kehamilan dibebaskan, sehingga dapat dijangkau oleh kaum muda-mudi 5.Abortus dibolehkan karena itu hak pribadi yang bersangkutan 6.Qowamah suami terhadap istri harus lebih longgar dan para suami diminta lebih toleran mengizinkan istrinya keluar rumah bersama teman-temannya yang lain jenis. 7.Kontrol sosial harus diperlunak dan dibatasi karena hal itu dianggap kegiatan yang membatasi kebebasan pribadi 8.Dst..dst.. dst. Apakah jadinya masyarakat Islam bila ide-ide ini teradopsi..? anda setuju..? -- Striving for Excellence -- - Original Message - From: Rina Sofiany [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, September 18, 2003 11:41 PM Subject: RE: [balita-anda] OOT: Tentang Sunat Perempuan Maaf papa Dewa, bukannya saya memperpanjang masalah, tapi argumennya hampir sama dengan yg ada di Fatwa-fatwa mutakhir Dr. Yusuf Al-Qardhawi kok. Cuma kalo tulisan di bawah itu merembet kemana-mana, sedangkan kalau di buku fatwa-fatwa mutakhir hanya membahas hadits tentang khitan dan pendapat-pendapat ulama mesir. Maaf kalau tidak berkenan. Rina Sofiany - bundanya Nadya http://rina.rustamaji.com http://www.rustamaji.com -Original Message- From: Ferro [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, September 18, 2003 11:39 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] OOT: Tentang Sunat Perempuan sorry, artikel ini dapet dari mana kalo saya baca, kayaknya si penulis banyak mengangkat ayat dan hadits tapi cuman untuk pelengkap tulisannya aja tanpa ngerti isi dan maksudnya. yang saya tangkep dari tulisan ini, isinya cuman opini pribadi, dari prasangka buruk mengenai kedudukan wanita dalam islam. kalo buat saya sih, tulisan ini cuman nambah wawasan aja, bahwa ternyata ada orang2 yg berpendapat seperti ini. soalnya yang saya tau, islam datang itu meninggikan derajat perempuan yang pada jaman jahiliyah dulu sangat direndahkan oleh laki2. contohnya, di artikel ini, dibilang membolehkan poligami adalah salah satu bukti bahwa kedudukan wanita direndahkan oleh agama (dalam hal ini pasti Islam lah ya), padahal dulu ayat itu turun, karena orang2 arab jahiliyah biasa punya istri sampe lebih dari 10 tanpa memperhatikan nafkah lahir batinnya. makanya Islam membatasi boleh sampe 4, tapi harus adil. mudah2an yg lain juga gitu
Re: [balita-anda] OOT: Tentang Sunat Perempuan
wah, ya kalo punya bantahan coba kirim artikel tandingan, jangan asal ngomong saja. Baca lagi artikel itu! Faktanya memang banyak praktek yang merendahkan perempuan dengan menggunakan dalil2 agama sebagai PEMBENARAN. Islam memang tidak memandang rendah perempuan, malah mengangkat harkat perempuan. Itu Islam, sebagai agama, teologi, tapi para pelakunya??? Banyak praktek2 atau budaya2 yang sama sekali ngga ada hubungannya dengan islam, tapi dibuat seolah2 itu islam. Terus terang saja, saya posting artikel itu untuk menjawab pertanyaan tentang sunat perempuan. Dan itu belum selesai, saya baru memposting artikel dari yang kontra, belum yang pro. Kalo anda ngga setuju dengan yang kontra kenapa ngga kirim aja artikelnya? Perlu diingat juga, mencuplikan dalil2 agama secara serampangan memang banyak terjadi, termasuk dari mereka yang katanya pro, yang mengaku menjalankan syariat. Untuk itulah daripada komentar seperti ini, kenapa ngga kirim aja artikelnya??? betul pak, walau banyak ngutip qur'an dan hadist tapi kalau dikaji lebih lanjut kayaknya malah menjerumuskan islam. maaf kalau nyinggung SARA. islam sendiri tidak memandang begitu rendahnya harkat dan martabat wanita seperti dalam artikel tersebut. saya malah curiga ini seperti maling teriak maling. kitab-kitab yang dicuplik harus dikaji lebih lanjut kebsahannya. kalau dikatakan wanita hanya sebagai objek pelampiasan libido laki-laki dan malaikat akan melaknat wanita kalau suaminya meminta HUS tapi menolak itu jelas TIMPANG SEKALI! pria juga akan BERDOSA kalau dia mau seenakknya sendiri sesudah puas/ orgasme istri ditinggal begitu saja (sekali lagi maaf kalau agak fulgar) pria wajib 'mendampingi' istri hingga istri menyelesaikan hajatnya. dalam arti disini harus ada keseimbangan dan kesamaan untuk mencapai kepuasan sex. ummi rosyeda Ferro [EMAIL PROTECTED] wrote: sorry, artikel ini dapet dari mana kalo saya baca, kayaknya si penulis banyak mengangkat ayat dan hadits tapi cuman untuk pelengkap tulisannya aja tanpa ngerti isi dan maksudnya. yang saya tangkep dari tulisan ini, isinya cuman opini pribadi, dari prasangka buruk mengenai kedudukan wanita dalam islam. kalo buat saya sih, tulisan ini cuman nambah wawasan aja, bahwa ternyata ada orang2 yg berpendapat seperti ini. soalnya yang saya tau, islam datang itu meninggikan derajat perempuan yang pada jaman jahiliyah dulu sangat direndahkan oleh laki2. contohnya, di artikel ini, dibilang membolehkan poligami adalah salah satu bukti bahwa kedudukan wanita direndahkan oleh agama (dalam hal ini pasti Islam lah ya), padahal dulu ayat itu turun, karena orang2 arab jahiliyah biasa punya istri sampe lebih dari 10 tanpa memperhatikan nafkah lahir batinnya. makanya Islam membatasi boleh sampe 4, tapi harus adil. mudah2an yg lain juga gitu, jadinya ngga ikut2 kebawa berburuk sangka kepada ajaran Islam dalam hal kedudukan wanita khususnya, dan ajaran Islam keseluruhan pada umumnya. salam, papa dewa -- Striving for Excellence -- - Original Message - From: ika To: Sent: Wednesday, September 17, 2003 6:05 PM Subject: [balita-anda] OOT: Tentang Sunat Perempuan Ini benar2 OOT ya mumpung ada yang nanya tentang sunat perempuan. Artikel ini saya ambil dari webnya RAHIMA, Pusat Pelatihan dan Informasi Islam dan Hak-hak Perempuan.. Ika Merayakan Seksualitas Perempuan Seseorang tidak akan sampai pada cinta Tuhan yang sejati, sebelum merasakan cinta yang sejati terhadap (dari) perempuan. Ujaran yang cukup terkenal di kalangan sufi cinta [tashawwuf al-'ishq] ini, mengisyaratkan betapa agungnya perempuan. Cinta Tuhan hanya didapat dengan cinta perempuan. Tetapi di saat yang sama ia mencitrakan perempuan sebagai obyek cinta, bukan yang sebaliknya. Ujaran ini, yang lebih tepat dikatakan sebagai pemeo, sangat mudah dicari padanannya dalam pemikiran keagamaan, dari semua agama termasuk Islam. Perempuan diagungkan, tetapi di saat yang sama dinistakan dengan dijadikan obyek atas berbagai kepentingan di luar dirinya. Dalam hal seksualitas, 'agama' tidak memberikan hak kepada perempuan sebagai mahluk yang independen, atau setidaknya sama seperti laki-laki. Baik seksualitas perempuan dalam maknanya sebagai identitas diri (self identity), tindakan seks (sex action), perilaku seksual (sexual behavior), maupun orientasi seksual (sexual orientation). Salah satu contoh, dalam pemikiran fikih ada perbedaan pandangan apakah seorang isteri memiliki hak untuk menikmati (baca: meminta) hubungan seks dari suami. Bahkan ada pandangan bahwa suami tidak berkewajiban melayani keinginan seksualitas isteri. Berbeda dengan hasrat suami yang jika tidak dilayani oleh isteri maka sang isteri akan dilaknat oleh malaikat, seksualitas perempuan hanyalah pelengkap dari seksualitas laki-laki. Ia hanya ada bagi kepentingan di luar dirinya. Ia harus dikontrol, bahkan disembunyikan dan dipendam karena bisa
Re: [balita-anda] OOT: Tentang Sunat Perempuan
wah, ya kalo punya bantahan coba kirim artikel tandingan, jangan asal ngomong saja. Baca lagi artikel itu! Faktanya memang banyak praktek yang merendahkan perempuan dengan menggunakan dalil2 agama sebagai PEMBENARAN. Islam memang tidak memandang rendah perempuan, malah mengangkat harkat perempuan. Itu Islam, sebagai agama, teologi, tapi para pelakunya??? Banyak praktek2 atau budaya2 yang sama sekali ngga ada hubungannya dengan islam, tapi dibuat seolah2 itu islam. Terus terang saja, saya posting artikel itu untuk menjawab pertanyaan tentang sunat perempuan. Dan itu belum selesai, saya baru memposting artikel dari yang kontra, belum yang pro. Kalo anda ngga setuju dengan yang kontra kenapa ngga kirim aja artikelnya? Perlu diingat juga, mencuplikan dalil2 agama secara serampangan memang banyak terjadi, termasuk dari mereka yang katanya pro, yang mengaku menjalankan syariat. Untuk itulah daripada komentar seperti ini, kenapa ngga kirim aja artikelnya??? betul pak, walau banyak ngutip qur'an dan hadist tapi kalau dikaji lebih lanjut kayaknya malah menjerumuskan islam. maaf kalau nyinggung SARA. islam sendiri tidak memandang begitu rendahnya harkat dan martabat wanita seperti dalam artikel tersebut. saya malah curiga ini seperti maling teriak maling. kitab-kitab yang dicuplik harus dikaji lebih lanjut kebsahannya. kalau dikatakan wanita hanya sebagai objek pelampiasan libido laki-laki dan malaikat akan melaknat wanita kalau suaminya meminta HUS tapi menolak itu jelas TIMPANG SEKALI! pria juga akan BERDOSA kalau dia mau seenakknya sendiri sesudah puas/ orgasme istri ditinggal begitu saja (sekali lagi maaf kalau agak fulgar) pria wajib 'mendampingi' istri hingga istri menyelesaikan hajatnya. dalam arti disini harus ada keseimbangan dan kesamaan untuk mencapai kepuasan sex. ummi rosyeda Ferro [EMAIL PROTECTED] wrote: sorry, artikel ini dapet dari mana kalo saya baca, kayaknya si penulis banyak mengangkat ayat dan hadits tapi cuman untuk pelengkap tulisannya aja tanpa ngerti isi dan maksudnya. yang saya tangkep dari tulisan ini, isinya cuman opini pribadi, dari prasangka buruk mengenai kedudukan wanita dalam islam. kalo buat saya sih, tulisan ini cuman nambah wawasan aja, bahwa ternyata ada orang2 yg berpendapat seperti ini. soalnya yang saya tau, islam datang itu meninggikan derajat perempuan yang pada jaman jahiliyah dulu sangat direndahkan oleh laki2. contohnya, di artikel ini, dibilang membolehkan poligami adalah salah satu bukti bahwa kedudukan wanita direndahkan oleh agama (dalam hal ini pasti Islam lah ya), padahal dulu ayat itu turun, karena orang2 arab jahiliyah biasa punya istri sampe lebih dari 10 tanpa memperhatikan nafkah lahir batinnya. makanya Islam membatasi boleh sampe 4, tapi harus adil. mudah2an yg lain juga gitu, jadinya ngga ikut2 kebawa berburuk sangka kepada ajaran Islam dalam hal kedudukan wanita khususnya, dan ajaran Islam keseluruhan pada umumnya. salam, papa dewa -- Striving for Excellence -- - Original Message - From: ika To: Sent: Wednesday, September 17, 2003 6:05 PM Subject: [balita-anda] OOT: Tentang Sunat Perempuan Ini benar2 OOT ya mumpung ada yang nanya tentang sunat perempuan. Artikel ini saya ambil dari webnya RAHIMA, Pusat Pelatihan dan Informasi Islam dan Hak-hak Perempuan.. Ika Merayakan Seksualitas Perempuan Seseorang tidak akan sampai pada cinta Tuhan yang sejati, sebelum merasakan cinta yang sejati terhadap (dari) perempuan. Ujaran yang cukup terkenal di kalangan sufi cinta [tashawwuf al-'ishq] ini, mengisyaratkan betapa agungnya perempuan. Cinta Tuhan hanya didapat dengan cinta perempuan. Tetapi di saat yang sama ia mencitrakan perempuan sebagai obyek cinta, bukan yang sebaliknya. Ujaran ini, yang lebih tepat dikatakan sebagai pemeo, sangat mudah dicari padanannya dalam pemikiran keagamaan, dari semua agama termasuk Islam. Perempuan diagungkan, tetapi di saat yang sama dinistakan dengan dijadikan obyek atas berbagai kepentingan di luar dirinya. Dalam hal seksualitas, 'agama' tidak memberikan hak kepada perempuan sebagai mahluk yang independen, atau setidaknya sama seperti laki-laki. Baik seksualitas perempuan dalam maknanya sebagai identitas diri (self identity), tindakan seks (sex action), perilaku seksual (sexual behavior), maupun orientasi seksual (sexual orientation). Salah satu contoh, dalam pemikiran fikih ada perbedaan pandangan apakah seorang isteri memiliki hak untuk menikmati (baca: meminta) hubungan seks dari suami. Bahkan ada pandangan bahwa suami tidak berkewajiban melayani keinginan seksualitas isteri. Berbeda dengan hasrat suami yang jika tidak dilayani oleh isteri maka sang isteri akan dilaknat oleh malaikat, seksualitas perempuan hanyalah pelengkap dari seksualitas laki-laki. Ia hanya ada bagi kepentingan di luar dirinya. Ia harus dikontrol, bahkan disembunyikan dan dipendam karena bisa
Re: [balita-anda] OOT: Tentang Sunat Perempuan
ada baiknya.. kalau kirim artikel yang bawa bawa qur'an, hadist, undang-undang, kitab atau dasar hukum dll. mendingan dibaca dulu dicek kebenarannya. ngerinya dapet tulisan yang asal cantum sumber dan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya peace ade - Original Message - From: ika [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, September 19, 2003 11:22 AM Subject: Re: [balita-anda] OOT: Tentang Sunat Perempuan wah, ya kalo punya bantahan coba kirim artikel tandingan, jangan asal ngomong saja. Baca lagi artikel itu! Faktanya memang banyak praktek yang merendahkan perempuan dengan menggunakan dalil2 agama sebagai PEMBENARAN. Islam memang tidak memandang rendah perempuan, malah mengangkat harkat perempuan. Itu Islam, sebagai agama, teologi, tapi para pelakunya??? Banyak praktek2 atau budaya2 yang sama sekali ngga ada hubungannya dengan islam, tapi dibuat seolah2 itu islam. Terus terang saja, saya posting artikel itu untuk menjawab pertanyaan tentang sunat perempuan. Dan itu belum selesai, saya baru memposting artikel dari yang kontra, belum yang pro. Kalo anda ngga setuju dengan yang kontra kenapa ngga kirim aja artikelnya? Perlu diingat juga, mencuplikan dalil2 agama secara serampangan memang banyak terjadi, termasuk dari mereka yang katanya pro, yang mengaku menjalankan syariat. Untuk itulah daripada komentar seperti ini, kenapa ngga kirim aja artikelnya??? betul pak, walau banyak ngutip qur'an dan hadist tapi kalau dikaji lebih lanjut kayaknya malah menjerumuskan islam. maaf kalau nyinggung SARA. islam sendiri tidak memandang begitu rendahnya harkat dan martabat wanita seperti dalam artikel tersebut. saya malah curiga ini seperti maling teriak maling. kitab-kitab yang dicuplik harus dikaji lebih lanjut kebsahannya. kalau dikatakan wanita hanya sebagai objek pelampiasan libido laki-laki dan malaikat akan melaknat wanita kalau suaminya meminta HUS tapi menolak itu jelas TIMPANG SEKALI! pria juga akan BERDOSA kalau dia mau seenakknya sendiri sesudah puas/ orgasme istri ditinggal begitu saja (sekali lagi maaf kalau agak fulgar) pria wajib 'mendampingi' istri hingga istri menyelesaikan hajatnya. dalam arti disini harus ada keseimbangan dan kesamaan untuk mencapai kepuasan sex. ummi rosyeda Ferro [EMAIL PROTECTED] wrote: sorry, artikel ini dapet dari mana kalo saya baca, kayaknya si penulis banyak mengangkat ayat dan hadits tapi cuman untuk pelengkap tulisannya aja tanpa ngerti isi dan maksudnya. yang saya tangkep dari tulisan ini, isinya cuman opini pribadi, dari prasangka buruk mengenai kedudukan wanita dalam islam. kalo buat saya sih, tulisan ini cuman nambah wawasan aja, bahwa ternyata ada orang2 yg berpendapat seperti ini. soalnya yang saya tau, islam datang itu meninggikan derajat perempuan yang pada jaman jahiliyah dulu sangat direndahkan oleh laki2. contohnya, di artikel ini, dibilang membolehkan poligami adalah salah satu bukti bahwa kedudukan wanita direndahkan oleh agama (dalam hal ini pasti Islam lah ya), padahal dulu ayat itu turun, karena orang2 arab jahiliyah biasa punya istri sampe lebih dari 10 tanpa memperhatikan nafkah lahir batinnya. makanya Islam membatasi boleh sampe 4, tapi harus adil. mudah2an yg lain juga gitu, jadinya ngga ikut2 kebawa berburuk sangka kepada ajaran Islam dalam hal kedudukan wanita khususnya, dan ajaran Islam keseluruhan pada umumnya. salam, papa dewa -- Striving for Excellence -- - Original Message - From: ika To: Sent: Wednesday, September 17, 2003 6:05 PM Subject: [balita-anda] OOT: Tentang Sunat Perempuan Ini benar2 OOT ya mumpung ada yang nanya tentang sunat perempuan. Artikel ini saya ambil dari webnya RAHIMA, Pusat Pelatihan dan Informasi Islam dan Hak-hak Perempuan.. Ika Merayakan Seksualitas Perempuan Seseorang tidak akan sampai pada cinta Tuhan yang sejati, sebelum merasakan cinta yang sejati terhadap (dari) perempuan. Ujaran yang cukup terkenal di kalangan sufi cinta [tashawwuf al-'ishq] ini, mengisyaratkan betapa agungnya perempuan. Cinta Tuhan hanya didapat dengan cinta perempuan. Tetapi di saat yang sama ia mencitrakan perempuan sebagai obyek cinta, bukan yang sebaliknya. Ujaran ini, yang lebih tepat dikatakan sebagai pemeo, sangat mudah dicari padanannya dalam pemikiran keagamaan, dari semua agama termasuk Islam. Perempuan diagungkan, tetapi di saat yang sama dinistakan dengan dijadikan obyek atas berbagai kepentingan di luar dirinya. Dalam hal seksualitas, 'agama' tidak memberikan hak kepada perempuan sebagai mahluk yang independen, atau setidaknya sama seperti laki-laki. Baik seksualitas perempuan dalam maknanya sebagai identitas diri (self identity), tindakan seks (sex action), perilaku seksual (sexual behavior), maupun orientasi seksual (sexual orientation). Salah
Re: [balita-anda] OOT: Tentang Sunat Perempuan
sorry, artikel ini dapet dari mana kalo saya baca, kayaknya si penulis banyak mengangkat ayat dan hadits tapi cuman untuk pelengkap tulisannya aja tanpa ngerti isi dan maksudnya. yang saya tangkep dari tulisan ini, isinya cuman opini pribadi, dari prasangka buruk mengenai kedudukan wanita dalam islam. kalo buat saya sih, tulisan ini cuman nambah wawasan aja, bahwa ternyata ada orang2 yg berpendapat seperti ini. soalnya yang saya tau, islam datang itu meninggikan derajat perempuan yang pada jaman jahiliyah dulu sangat direndahkan oleh laki2. contohnya, di artikel ini, dibilang membolehkan poligami adalah salah satu bukti bahwa kedudukan wanita direndahkan oleh agama (dalam hal ini pasti Islam lah ya), padahal dulu ayat itu turun, karena orang2 arab jahiliyah biasa punya istri sampe lebih dari 10 tanpa memperhatikan nafkah lahir batinnya. makanya Islam membatasi boleh sampe 4, tapi harus adil. mudah2an yg lain juga gitu, jadinya ngga ikut2 kebawa berburuk sangka kepada ajaran Islam dalam hal kedudukan wanita khususnya, dan ajaran Islam keseluruhan pada umumnya. salam, papa dewa -- Striving for Excellence -- - Original Message - From: ika [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, September 17, 2003 6:05 PM Subject: [balita-anda] OOT: Tentang Sunat Perempuan Ini benar2 OOT ya mumpung ada yang nanya tentang sunat perempuan. Artikel ini saya ambil dari webnya RAHIMA, Pusat Pelatihan dan Informasi Islam dan Hak-hak Perempuan.. Ika Merayakan Seksualitas Perempuan Seseorang tidak akan sampai pada cinta Tuhan yang sejati, sebelum merasakan cinta yang sejati terhadap (dari) perempuan. Ujaran yang cukup terkenal di kalangan sufi cinta [tashawwuf al-'ishq] ini, mengisyaratkan betapa agungnya perempuan. Cinta Tuhan hanya didapat dengan cinta perempuan. Tetapi di saat yang sama ia mencitrakan perempuan sebagai obyek cinta, bukan yang sebaliknya. Ujaran ini, yang lebih tepat dikatakan sebagai pemeo, sangat mudah dicari padanannya dalam pemikiran keagamaan, dari semua agama termasuk Islam. Perempuan diagungkan, tetapi di saat yang sama dinistakan dengan dijadikan obyek atas berbagai kepentingan di luar dirinya. Dalam hal seksualitas, 'agama' tidak memberikan hak kepada perempuan sebagai mahluk yang independen, atau setidaknya sama seperti laki-laki. Baik seksualitas perempuan dalam maknanya sebagai identitas diri (self identity), tindakan seks (sex action), perilaku seksual (sexual behavior), maupun orientasi seksual (sexual orientation). Salah satu contoh, dalam pemikiran fikih ada perbedaan pandangan apakah seorang isteri memiliki hak untuk menikmati (baca: meminta) hubungan seks dari suami. Bahkan ada pandangan bahwa suami tidak berkewajiban melayani keinginan seksualitas isteri. Berbeda dengan hasrat suami yang jika tidak dilayani oleh isteri maka sang isteri akan dilaknat oleh malaikat, seksualitas perempuan hanyalah pelengkap dari seksualitas laki-laki. Ia hanya ada bagi kepentingan di luar dirinya. Ia harus dikontrol, bahkan disembunyikan dan dipendam karena bisa mengancam kepentingan-kepentingan yang lain. Berawal dari Khitan Ketika khitan perempuan dianggap sebagai perbuatan mulia, ia sebetulnya telah menjadi awal dari kontrol terhadap seksualitas perempuan. Perempuan tidak memiliki hak atas seksualitasnya. Padahal dalam analisis dalil [argumentasi], seperti dikatakan oleh Ibn Hajar al-'Asqalani, Asy-Syawkani, Muhammad Syaltut, Sayyid Sabiq, Wahbah Az-Zuhaili dan Anwar Ahmad, tidak ada satupun teks hadis yang valid [shâhih] sebagai dasar hukum khitan perempuan. Tetapi ulama-ulama madzhab bersikeras menyatakan bahwa khitan perempuan setidaknya adalah perbuatan mulia, untuk tidak mengatakan wajib seperti yang dinyatakan oleh mazhab Syafi'I (Lihat: al-'Asqallani, Fath al-Bari, 1993: XI/530. Asy-Syaukani, Nayl al-Authar, I/138. Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, 1987: I/36 dan az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami, 1989: III/642). Argumentasi yang diajukan untuk mendukung syari'at [perbuatan] khitan, semuanya mengarah kepada khitan laki-laki. Khitan sebagai ajaran yang baik [millah] yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim atas dirinya, adalah khitan laki-laki. Juga argumentasi bahwa khitan akan memudahkan membersihkan sisa kotoran (baca: air kencing) dari kelamin, membuat seseorang secara medis menjadi lebih sehat, menambah kenikmatan dan memperlama hubungan intim seseorang. Semua ini adalah argumentasi bagi mendukung khitan laki-laki, bukan khitan perempuan. Sebaliknya, khitan pada perempuan tidak ada kaitannya dengan kebersihan kelamin, atau menjadi lebih sehat. Justru bisa menjadi sangat negatif dari sudut kebutuhan seksual karena akan mengurangi kenikmatan, bahkan bagi sebagian perempuan bisa menimbulkan trauma psikologis yang berat. Karena ujung klentit adalah organ seks perempuan yang cukup sensitif terhadap gesekan dan rangsangan bagi kenikmatan seksual perempuan. Dengan mengkhitan ujung klentit, daerah erogen